Anda di halaman 1dari 43

PEDOMAN PERMAGANGAN PETANI DI P4S

KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
PUSAT PENGEMBANGAN PELATIHAN PERTANIAN
2010
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Pedoman Permagangan
Petani di P4S dapat tersusun dengan baik. Pedoman ini disusun melalui
tiga tahap dengan melibatkan pemangku kepentingan, yaitu UPT
Pelatihan Pusat, pengelola P4S, IKAMAJA, dan Pusat Pengembangan
Pelatihan Pertanian.
Pedoman Permagangan Petani di P4S ini dimaksudkan sebagai acuan
bagi pengelola dan fasilitator/instruktur P4S, serta petugas pembina dan
pemangku kepentingan lainnya dalam pelaksanaan permagangan petani
di P4S, agar permagangan tersebut terlaksana secara efektif dan efisien.
Adapun kandungan isi Pedoman Permagangan Petani di P4S ini yaitu:
Bab I. Pendahuluan; Bab II. Pengertian dan Prinsip; Bab III. Lembaga
Pembina dan Ruang Lingkup Pembinaan; Bab IV. Peserta,
Fasilitator/Instruktur dan Pendamping; Bab V. Perencanaan dan
Pelaksanaan; Bab VI. Sertifikasi, Pembiayaan dan Pelaporan; dan Bab
VII. Penutup.
Kami menyadari pedoman ini masih belum sempurna, namun sebagai
standar pelaksanaan permagangan petani di P4S, pedoman ini
diharapkan bermanfaat bagi yang memerlukannya, khususnya dalam
merencanakan dan melaksanakan permagangan petani di P4S, sampai
dengan melakukan monitoring dan evaluasi, penyusunan rencana tindak
lanjut, bimbingan lanjutan dan pelaporan.
Akhirnya, kami sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu tersusunnya Pedoman Permagangan
Petani di P4S ini.

Jakarta, September 2010.


Kepala Badan Pengembangan SDM
Pertanian,

Dr. Ir. Ato Suprapto, MS


NIP. 19520202 197901 1 001

i
DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar .......................................................................................... i
Daftar Isi ..................................................................................................... ii
Daftar Tabel ............................................................................................... iv
Daftar Lampiran ......................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1


A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................. 3
C. Hasil yang Diharapkan ....................................................................... 3

BAB II PENGERTIAN DAN PRINSIP ........................................................ 4


A. Pengertian .......................................................................................... 4
B. Prinsip ................................................................................................ 5

BAB III LEMBAGA PEMBINA DAN RUANG LINGKUP PEMBINAAN ....... 6


A. Di Kecamatan ..................................................................................... 6
B. Di Kabupaten/Kota ............................................................................. 6
C. Di Provinsi .......................................................................................... 7
D. Di Pusat .............................................................................................. 7

BAB IV PESERTA, FASILITATOR /INSTRUKTUR DAN PENDAMPING.. 9


A. Peserta, Persyaratan dan Jumlah ...................................................... 9
1. Peserta ........................................................................................... 9
2. Persyaratan Peserta ...................................................................... 9
3. Jumlah Peserta .............................................................................. 9
B. Persyaratan, Jumlah dan Asal Fasilitator/Instruktur ........................... 10
1. Persyaratan Fasilitator/Instruktur ................................................... 10
2. Jumlah dan Asal Fasilitator/Instruktur ............................................ 10
C. Pendamping ....................................................................................... 11

BAB V PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN .................................... ... ... 12


A. Perencanaan dan Persiapan ..............................................................
. 12
1. Perencanaan Tahunan ................................................................... 12
2. Perumusan Materi .......................................................................... 13
3. Perjanjian/Kesepakatan Magang ................................................... 14
4. Persiapan Sarana dan Prasarana .................................................. 15
5. Penyusunan Jadwal Kegiatan ........................................................ 15
6. Persiapan Fasilitator/Instruktur ....................................................... 15
7. Pembentukan Panitia ..................................................................... 16
B. Pelaksanaan ....................................................................................... 16
1. Orientasi ......................................................................................... 17
2. Pembekalan Teori .......................................................................... 17

ii
3. Magang di P4S ............................................................................... 18
4. Sinkronisasi dan Refleksi Hasil Magang ........................................ 18
C. Monitoring dan Evaluasi ..................................................................... 19
D. Rencana Tindak Lanjut ...................................................................... 20
E. Bimbingan Lanjutan ............................................................................ 20

BAB. VI SERTIFIKASI, PEMBIAYAAN DAN PELAPORAN ...................... 22


A. Sertifikasi ............................................................................................ 22
B. Pembiayaan ....................................................................................... 22
C. Pelaporan ........................................................................................... 22

BAB. VI PENUTUP .................................................................................... 24

iii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Perencanaan Tahunan Kegiatan Permagangan di P4S ............ 12
Tabel 2. Contoh Pengisian Lembar Persiapan Pembelajaran ................. 14

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Biodata Pemagang ................................................................. 25
Lampiran 2. Contoh Jadwal Kegiatan Magang .......................................... 26
Lampiran 3. Formulir Biodata Fasilitator/Instruktur ..................................... 27
Lampiran 4. Formulir Evaluasi Penyelenggaraan ....................................... 28
Lampiran 5. Formulir Evaluasi Fasilitator/Instruktur ................................... 32
Lampiran 6. Formulir Rencana Tindak Lanjut ............................................ 33
Lampiran 7a. Contoh Sertifikat Halaman Depan ........................................ 34
Lampiran 7b. Contoh Sertifikat Halaman Belakang .................................... 36

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menyadari pentingnya kualitas sumberdaya petani dalam peningkatan


produktivitas dan kesejahteraan petani, para pembina dan pemangku
kepentingan lainnya terus berupaya untuk meningkatkan wawasan
dan keterampilan petani dalam beragribisnis. Beberapa metode
pelatihan dalam meningkatkan kualitas sumberdaya petani tersebut
dipilih dan diterapkan sesuai dengan tujuan, situasi dan kondisi yang
dihadapi petani. Diantara metode pelatihan yang sering digunakan
dan telah terbukti efektif adalah metode petani belajar dari sesama
petani dalam kondisi faktual di lapangan (learning by doing atau
belajar sambil bekerja), yang dikenal dengan metode magang.

Pada awalnya, peserta magang belajar dan tinggal di rumah petani


induk semang yang sekaligus bertindak sebagai petani pengajar
(fasilitator) dalam kegiatan magang dan usahanya menjadi objek
kegiatan berlatih selama magang. Sejalan dengan kemajuan
pembangunan pertanian, petani/kelompoktani yang berhasil berinisiatif
untuk mendirikan kelembagaan pelatihan dari dan oleh petani atau
semacam pusat pelatihan bagi petani. Seiring dengan hal tersebut,
kegiatan permagangan tidak lagi dikelola oleh petani induk semang
secara perorangan, melainkan oleh pusat pelatihan bagi petani.

Menyadari meluasnya pembentukan pusat-pusat pelatihan dari dan


oleh petani yang diberi nama berbeda-beda, maka untuk
memudahkan koordinasi dan pembinaannya, Badan Pendidikan,
Latihan dan Penyuluhan Pertanian pada tahun 1990 menamai
kelembagaan pelatihan petani ini dengan Pusat Pelatihan Pertanian
dan Perdesaan Swadaya (P4S).

0
Dalam perkembangannya, pada tahun 1993 tercatat penumbuhan
sejumlah 14 P4S, yang kemudian menjadi 46 P4S pada tahun 1995.
Selanjutnya, sebelum pelaksanaan Forum Nasional (FORNAS) P4S I
Tahun 2006 di Desa Poncokusumo, Malang, Jawa Timur, tercatat
jumlah P4S sebanyak 309 P4S (data tahun 2005). Namun hanya
dalam kurun waktu 5 (lima) tahun sejak itu, jumlah P4S meningkat
lebih dari 200% menjadi 708 P4S per Desember 2009 dan 812 P4S
per Agustus 2010. Penambahan jumlah P4S ini memberi kesempatan
yang lebih besar kepada petani untuk saling berbagi pengalaman dan
keterampilan usaha agribinis melalui metoda magang dari petani, oleh
petani dan untuk petani serta masyarakat pertanian dan perdesaan
pada umumnya.

Sejalan dengan keberhasilan Indonesia dalam mencapai swasembada


beras pada tahun 1984, meningkat pula animo petani dari sesama
negara berkembang di Afrika dan Asia untuk belajar mengenai teknis
budidaya padi melalui kegiatan magang di Indonesia. Hal ini
dibuktikan dengan berlangsungnya kegiatan magang yang diikuti oleh
petani dari luar negeri pada petani induk semang di Indonesia, antara
lain di Jawa Barat, Jawa Timur dan NTB. Selanjutnya petani induk
semang yang sudah berpengalaman menerima pemagang dari luar
negeri ini, terdorong untuk mengembangkan P4S yang siap go
international. Beberapa P4S maju di Indonesia yang sudah go
international, antara lain P4S “Cara Tani” di Kuningan dan P4S “Tani
Mandiri” di Lembang, Jawa Barat.

Mengingat makin luasnya pelaksanaan magang di P4S, dipandang


perlu menyusun pedoman permagangan di P4S. Pedoman ini
diharapkan menjadi acuan bagi pengelola kelembagaan pelatihan
petani, khususnya P4S, pembina dan pemangku kepentingan lainya
dalam menyamakan persepsi dan langkah-langkah penyelenggaraan
permagangan bagi petani.

1
B. Tujuan
1. Meningkatkan keterampilan petani dalam usaha agribisnis;

2. Mempercepat penyebarluasan dan penerapan teknologi tepat guna


dikalangan petani;
3. Mengembangkan jiwa dan sikap kewirausahaan agribisnis;
4. Meningkatkan kapasitas calon pengelola dan pengelola P4S dalam
manajemen P4S;

5. Merintis dan mengembangkan jejaring usaha dan jejaring kerja.

C. Hasil yang Diharapkan


1. Meningkatnya keterampilan petani dalam usaha agribisnis;

2. Tercapainya percepatan penyebarluasan dan penerapan teknologi


tepat guna dikalangan petani;
3. Berkembangnya jiwa dan sikap kewirausahaan agribisnis;
4. Meningkatnya kapasitas calon pengelola dan pengelola P4S dalam
manajemen P4S;

5. Terjalinnya jejaring usaha dan jejaring kerja.

2
BAB II
PENGERTIAN DAN PRINSIP

A. Pengertian

1. Magang adalah salah satu metodologi pelatihan yang menekankan


pada proses belajar sambil bekerja secara langsung di lapangan
dibawah bimbingan petani pengajar/petani induk semang;

2. Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) adalah


lembaga pelatihan/permagangan pertanian dan perdesaan yang
didirikan, dimiliki, dan dikelola oleh petani secara swadaya, baik
perorangan maupun kelompok;

3. Pengelola P4S adalah petani atau kelompoktani yang


merencanakan dan menyelenggarakan pelatihan/permagangan
bagi petani/ masyarakat perdesaan;

4. Fasilitator/instruktrur P4S adalah petani pengelola P4S dan/atau


narasumber dari luar P4S yang bertindak selaku pelatih dalam
kegiatan permagangan bagi petani di P4S;

5. Peserta magang atau pemagang adalah petani, calon petani,


pengelola dan calon pengelola P4S serta pelaku usaha agribisnis
lainnya yang mengikuti kegiatan magang;

6. Petani adalah perorangan warga negara Indonesia beserta


keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di bidang
pertanian yang meliputi usaha hulu, usahatani, agroindustri,
pemasaran, dan jasa penunjang;

7. Pelaku usaha adalah perorangan warga negara Indonesia atau


korporasi yang dibentuk menurut hukum Indonesia yang mengelola
usaha pertanian, perikanan, dan kehutanan.

3
8. Agribisnis adalah rangkaian kegiatan usaha pertanian yang terdiri
atas a) subsistem hulu, yaitu kegiatan ekonomi yang menghasilkan
sarana produksi; b) subsistem primer, yaitu kegiatan ekonomi yang
menggunakan sarana produksi yang dihasilkan oleh subsistem
hulu; c) subsistem agribisnis hilir, yaitu yang mengolah dan
memasarkan komoditas pertanian; dan d) subsistem penunjang,
yaitu kegiatan yang menyediakan jasa penunjang antara lain
permodalan, teknologi, dll.

B. Prinsip

Magang di P4S dilaksanakan berdasarkan pendekatan belajar orang


dewasa dengan menerapkan prinsip belajar sambil bekerja (learning
by doing) dan belajar sambil mengamati (discovery learning).

1. Belajar sambil bekerja


Ilmu dan teknologi tidak cukup sekedar dimengerti dan dipahami
melalui kegiatan belajar saja, tetapi juga perlu diterapkan. Dengan
belajar sambil menerapkan ilmu dan teknologi, petani akan bisa
merasakan hasilnya dan hal ini selanjutnya akan mempengaruhi
keyakinannya akan manfaat ilmu dan teknologi yang dipelajarinya.
Dengan demikian cukup bekal bagi petani untuk pada akhirnya
mengambil keputusan apakah akan mengadopsi ilmu dan teknologi
yang dipelajarinya tersebut atau tidak.

2. Belajar sambil mengamati


Pada hakekatnya petani adalah peneliti di lahan atau usahanya
sendiri. Dalam pengalaman mengelola usaha agribisnis, petani
dituntut untuk selalu “membaca” hal-hal yang timbul atau
ditemuinya di lapangan dan menggunakan hasil pengamatannya
tersebut untuk mengembangkan temuan-temuan baru dalam
rangka memecahkan masalah-masalah dalam usaha agribisnis,

4
baik dalam interaksinya dengan iklim, cuaca, tumbuhan, hama
penyakit, tanah, dan perlakuan manusia.

BAB III

LEMBAGA PEMBINA DAN RUANG LINGKUP PEMBINAAN

Pembinaan kegiatan permagangan bagi petani di P4S sebagai bagian


integral dari pembinaan P4S secara keseluruhan, dilakukan oleh lembaga
terkait secara berjenjang mulai dari tingkat kecamatan sampai tingkat
pusat, sesuai dengan kewenangan masing-masing.

A. Kecamatan

Pembinaan permagangan petani di P4S di kecamatan dilakukan oleh


penyuluh pertanian pada Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan (BP3K) atau dikenal dengan Balai Penyuluhan Pertanian
(BPP). Pembinaan oleh BP3K atau BPP ini lebih dititikberatkan pada
peningkatan kapasitas P4S dalam pengayaan topik/materi magang,
khususnya yang berkaitan dengan aspek teknis agribisnis, sesuai
dengan perkembangan teknologi yang mutakhir dan kebijakan
pemerintah/pemerintah daerah.

B. Kabupaten/Kota

Di kabupaten/kota pembinaan permagangan petani di P4S dilakukan


oleh Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan
Kehutanan (BP4K/Bapeluh) atau kelembagaan yang menangani
penyuluhan pertanian di kabupaten/kota dan dinas/instansi teknis
sesuai dengan topik/materi magang yang dilaksanakan di P4S. Ruang
lingkup pembinaan dapat berupa pengayaan topik/materi magang,
khususnya yang berkaitan dengan aspek teknis agribisnis, maupun
aspek penyajiannya. Dari sisi penyajian materi, P4S perlu mendapat
pembinaan secara bertahap sehingga topik/materi magang dapat

5
disampaikan secara runut atau berurutan, sistimatis, namun dikemas
dalam bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti. Dalam tahap
yang lebih lanjut, P4S perlu dibina untuk mampu menyiapkan Lembar
Persiapan Pembelajaran sebelum kegiatan magang dimulai, sehingga
selain direncanakan secara tertulis, materi magang diurai menjadi
pokok bahasan dan sub pokok bahasan, serta dilengkapi dengan
tujuan pembelajaran, metode, sarana dan waktu yang dibutuhkan.

C. Provinsi

Pembinaan permagangan petani di P4S di tingkat provinsi dilakukan


oleh UPT Pelatihan Pertanian Pusat dan Daerah, serta Badan
Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan
(BKP3K/Bakorluh) atau kelembagaan yang menangani penyuluhan
pertanian di provinsi, dan dinas/instansi teknis sesuai dengan ruang
lingkup materi permagangan petani di P4S. Ruang lingkup pembinan
yang diharapkan dari provinsi difokuskan pada upaya untuk
memperkuat kapasitas pengelola dan fasilitator/instruktur P4S dalam
aspek metodologi permagangan, antara lain pendekatan belajar orang
dewasa, penerapan prinsip-prinsip magang, serta pengemasan materi
permagangan dalam bentuk tertulis, mulai dari penyusunan Lembar
Persiapan Mengajar sampai penulisan modul. Hal ini dapat ditempuh
antara lain melalui penyelenggaraan TOT (training of trainer) dan
pelatihan manajemen P4S bagi pengelola atau instruktur P4S. Namun
demikian pembina di provinsi juga diharapkan dapat memberikan
pembinaan berupa pengayaan topik/materi magang berkaitan dengan
aspek teknis agribisnis, sesuai dengan perkembangan teknologi yang
mutakhir dan kebijakan pemerintah/pemerintah daerah.

D. Pusat

Di tingkat pusat, pembinaan permagangan petani di P4S dilakukan


oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian serta

6
Eselon I lingkup Kementerian Pertanian. Ruang lingkup kegiatan
pembinaan yang dilakukan antara lain dalam bentuk perumusan
kebijakan, penyusunan pedoman, serta supervisi, monitoring dan
evaluasi. Eselon I lingkup Kementerian Pertanian selain melakukan
supervisi, monitoring dan evaluasi, juga diharapkan dapat memberikan
pembinaan pengayaan topik/materi magang yang berkaitan dengan
aspek teknis agribisnis, sesuai dengan perkembangan teknologi yang
mutakhir dan kebijakan Eselon I masing-masing.

7
BAB IV
PESERTA, FASILITATOR/INSTRUKTUR DAN PENDAMPING

A. Peserta, Persyaratan dan Jumlah


1. Peserta
Peserta magang atau pemagang adalah petani, calon petani,
pengelola dan calon pengelola P4S serta pelaku usaha
agribisnis lainnya yang memiliki minat untuk mempelajari
agribisnis dan/atau manajemen P4S, sesuai dengan jenis-jenis
permagangan yang ditawarkan oleh P4S.

Agar kegiatan magang dapat memberikan manfaat yang optimal


kepada peserta sekembalinya ke daerah asal masing-masing,
sebaiknya kegiatan magang tidak hanya diikuti oleh petani
selaku kepala keluarga, tetapi juga secara bergantian diikuti oleh
istri (wanita tani) dan pemuda/pemudi tani yang mengambil
peran dalam usaha agribisnis keluarga.

2. Persyaratan peserta
Peserta magang hendaknya memenuhi persyaratan-persyaratan
sebagai berikut:
a. Memiliki minat belajar untuk mengembangkan usaha
agribisnis;
b. Sehat jasmani dan rohani;
c. Bersedia mentaati perjanjian/kesepakatan dan kontrak
belajar;
d. Diutamakan masih dalam usia produktif (22 – 45 tahun).

3. Jumlah peserta

Demi efektivitas proses belajar, jumlah peserta magang di P4S


sebaiknya tidak lebih dari 30 orang per angkatan. Adapun faktor-
faktor yang perlu diperhatikan dalam menetapkan jumlah
peserta, antara lain yaitu:

8
a. Jumlah fasilitator/instruktur di P4S yang menguasai
topik/materi magang;
b. Sarana dan prasarana belajar-mengajar yang dimiliki oleh
P4S;
c. Ketersediaan sarana akomodasi, baik yang dimiliki oleh P4S,
maupun yang tersedia di rumah-rumah penduduk di sekitar
P4S.

B. Persyaratan, Jumlah dan Asal Fasilitator/Instruktur


1. Persyaratan fasilitator/instruktur
Fasilitator/instruktur P4S sebaiknya memenuhi persyaratan-
persyaratan sebagai berikut:
a. Berhasil dalam usaha agribisnis;
b. Menguasai bidangnya atau sering mengikuti pelatihan di
bidangnya;
c. Mampu menerapkan prinsip pembelajaran orang dewasa;
d. Mampu menciptakan iklim belajar-mengajar yang kondusif;
e. Mampu menyiapkan materi belajar berupa lembar persiapan
pembelajaran yang sistematis dan mudah dimengerti atau
modul;
f. Mampu menggunakan alat bantu belajar-mengajar yang
sederhana;
g. Mampu mengevaluasi hasil belajar-mengajar.

2. Jumlah dan asal fasilitator/instruktur


Jumlah fasilitator/instruktur P4S yang dibutuhkan untuk suatu
topik/materi permagangan tertentu disesuaikan dengan jumlah
peserta magang, sehingga mencapai rasio pelayanan peserta
yang memadai. Dalam rangka mendukung efektivitas proses
belajar-mengajar, fasilitator/instruktur P4S dapat dibantu oleh
kontak tani/petani maju di sekitarnya, atau fasilitator/instruktur

9
dari P4S lain dengan keahlian sejenis, atau narasumber dari luar
P4S yang berasal dari dinas/badan/balai pelatihan/instansi
terkait, sesuai topik/materi permagangan.

C. Pendamping
Untuk mendukung kelancaran proses belajar-mengajar selama
magang berlangsung, peserta dapat didampingi petugas
pendamping yang berperan sebagai mediator, terutama apabila
pemagang berasal dari daerah atau negara yang berbeda dari
daerah lokasi P4S. Petugas ini diperlukan untuk membantu
mengatasi kendala komunikasi yang disebabkan oleh perbedaan
budaya atau bahasa, khususnya dalam mencerna materi belajar.

Apabila diperlukan, petugas pendamping sebaiknya memenuhi


persyaratan sebagai berikut:
1. Mampu menjembatani komunikasi belajar antara peserta dan
fasilitator/instruktur P4S, guna meningkatkan efektifitas belajar;
2. Memahami adat istiadat dan budaya daerah asal peserta
magang dan daerah lokasi P4S.

10
BAB V
PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

A. Perencanaan dan Persiapan

1. PerencanaanTahunan

Permagangan di P4S dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang


disusun oleh pengelola P4S setiap awal tahun. Perencanaan
tahunan ini menggambarkan kegiatan magang yang akan
dilaksanakan di P4S yang bersangkutan selama tahun yang
berjalan, dengan penjelasan waktu pelaksanaan, topik magang,
asal dan jumlah peserta serta sumber dana. Perencanaan tahunan
tersebut dapat dituangkan dalam bentuk matrik seperti pada Tabel
1 berikut ini:

Tabel 1. Perencanaan Tahunan Kegiatan Permagangan di P4S


Peserta Sumber
No. Waktu Topik magang Asal Jumlah Biaya
1.
2
dst.

Perencanaan permagangan petani di P4S disusun dengan


mempertimbangkan jumlah dan jenis kegiatan magang yang
dilaksanakan di P4S tersebut pada beberapa tahun sebelumnya.
Selain itu, perlu dipertimbangkan pula kebutuhan masyarakat tani di
sekitar P4S atau kebutuhan masyarakat dari luar daerah lokasi P4S
untuk magang di P4S tersebut. Kebutuhan ini dapat timbul karena
keinginan untuk mempelajari keberhasilan usaha agribisnis di P4S,
atau untuk mempelajari teknologi baru/inovasi yang
menguntungkan dan kompetensinya dimiliki oleh P4S, atau untuk
memecahkan masalah-masalah dalam usaha agribisnis yang

11
dihadapi oleh peserta magang. Perencanaan tahunan dapat juga
merupakan rencana permagangan petani di P4S yang akan
diselenggarakan oleh P4S bagi kelompok-kelompok tani binaan di
sekitarnya sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab sosial
P4S.

Perencanaan tahunan tersebut dibuat secara tertulis sehingga


dapat menjadi acuan bagi pengelola P4S dalam mengatur sumber
daya (tenaga fasilitator/instruktur, sarana akomodasi, bahan dan
peralatan, dll) yang diperlukan untuk mendukung aktivitas
permagangan yang akan diselenggarakan pada tahun berjalan
sekaligus sebagai informasi bagi calon pengguna jasa P4S dan
pemangku kepentingan lainnya.

2. Perumusan Materi

Materi magang dirumuskan berdasarkan kebutuhan pemagang


yang diperoleh dengan mempelajari biodata yang bersangkutan,
usaha agribisnis di daerah asal masing-masing, serta aspek yang
ingin dipelajari selama magang. Selain diperlukan untuk
merumuskan materi magang, informasi tentang hal-hal tersebut
perlu didokumentasikan dengan baik untuk memudahkan
pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pembinaan. Formulir biodata,
usaha agribisnis dan aspek yang ingin dipelajari pemagang seperti
pada Lampiran 1.

Materi magang dibuat secara tertulis, sistematis sehingga mudah


dipahami, serta dilengkapi dengan lembar persiapan pembelajaran.
Akan lebih baik lagi bila materi tersebut dibuat tertulis dalam bentuk
modul pembelajaran, sehingga proses belajar-mengajar lebih
terstandarisasi. Contoh pengisian lembar persiapan pembelajaran
sebagaimana pada Tabel 2 berikut ini:

12
Tabel 2. Contoh Pengisian Lembar Persiapan Pembelajaran
Topik/ Materi Magang: Pembibitan Tanaman Hias
No Pokok Bahasan
dan Tujuan Metode Sarana Waktu
Sub Pokok Pembelajaran
Bahasan

1 Perbanyakan Pemagang • Penjelasan Papan tulis,


tanaman: terampil • Demonstrasi pisau okulasi,
• cangkok, stek dan memperbanyak cara plastik, ZPT,
sambung; tanaman • Praktek pohon induk,
• biji. dengan cara • Diskusi batang 5 jp *)
cangkok, stek, bawah,
sambung, dan entrees,
biji polybag,
lackband,
humus, biji.
2 Pembesaran bibit Pemagang • Penjelasan
• Pembesaran bibit terampil • Demonstrasi 5 jp *)
di polybag; melakukan cara
• Pembesaran bibit pembesaran • Praktek
di lahan. bibit di polybag • Diskusi
dan di lahan.
3 Perawatan Pemagang • Penjelasan
• Perawatan dari terampil • Demonstrasi
semai sampai melakukan cara 6 jp *)
pindah tanam perawatan bibit • Praktek
• Perawatan dari mulai dari • Diskusi
pindah tanam semai, pindah
sampai siap tanam sampai
dipasarkan siap dipasarkan

jp *): jam pelajaran (@ 45 menit)

3. Perjanjian/Kesepakatan Magang
Sebelum magang dilaksanakan, pemagang dan pengelola P4S
perlu menyepakati perjanjian/kesepakatan magang yang sekurang-
kurangnya memuat:
a. Topik belajar selama magang di P4S;
b. Pembiayaan magang dan cara pembayarannya; serta
c. Penyediaan akomodasi dan konsumsi selama magang.

Selain itu, pemagang perlu membuat kesepakatan kontrak belajar


dengan pengelola P4S yang memuat hal-hal sebagai berikut:

13
a. Jumlah jam belajar, dalam satu hari maksimal 8 (delapan) jam
belajar;
b. Pengaturan waktu istirahat dan beribadah; dan
c. Tata tertib magang.

4. Persiapan Sarana dan Prasarana


Jenis dan jumlah sarana yang akan digunakan dalam kegiatan
magang perlu direncanakan secara matang, baik peralatan
pertanian, meja dan kursi belajar, white board, papan tulis, spidol,
tikar, maupun kasur dan lainnya. Begitu pula jenis dan jumlah
prasarana yang akan digunakan, baik lahan usaha, kapasitas ruang
belajar, kapasitas akomodasi/asrama, ruang perpustakaan dan
isinya, bengkel kerja, maupun laboratorium dan lain-lain. Dengan
demikian seluruh kegiatan magang yang direncanakan dalam tahun
yang berjalan dapat didukung dengan sarana dan prasarana yang
dimiliki oleh P4S atau petani/masyarakat di sekitarnya secara
optimal.

5. Penyusunan Jadwal Kegiatan


Pengelola P4S perlu menyusun jadwal tentatif untuk setiap
kegiatan magang yang akan dilaksanakan dalam tahun yang
berjalan dengan mengacu kepada perencanaan tahunan yang telah
dibuat (lihat Lampiran 2). Lama kegiatan magang ini dapat
bervariasi sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kedalaman
materi yang akan dipelajari. Apabila diperlukan dapat dibuat
tahapan kegiatan magang dengan membedakan pembelajaran di
tingkat dasar, terampil dan mahir sesuai dengan kesepakatan
antara pengelola dan pemagang.

6. Persiapan Fasilitator/Instruktur
Dalam rangka meningkatkan efektivitas kegiatan magang di P4S,
perlu dipersiapkan fasilitator/instruktur untuk setiap kegiatan
magang, baik dari P4S itu sendiri maupun dari luar P4S. Untuk

14
ketertiban administrasi, setiap fasilitator mengisi biodata
fasilitator/instruktur seperti pada Lampiran 3.

7. Pembentukan Panitia
Apabila diperlukan, pengelola P4S dapat membentuk kepanitiaan
kegiatan permagangan, khususnya apabila menyangkut kerjasama
dengan dinas/badan/balai pelatihan/instansi di luar P4S, dengan
contoh susunan sebagai berikut: a) Penanggung jawab, b) Ketua
Pelaksana, c) Sekretaris, d) Bendahara, e) Seksi-seksi,
f) Fasilitator/instruktur, g) Pendamping. Untuk masing-masing
anggota panitia tersebut perlu dibuatkan uraian tugas dan
tanggungjawab yang jelas.

B. Pelaksanaan
Pelaksanaan magang pada dasarnya bertumpu pada proses belajar-
mengajar dalam kondisi nyata di lapangan untuk meningkatkan
keterampilan dalam penerapan teknologi tepat guna sehingga usaha
agribisnis lebih menguntungkan. Untuk meningkatkan efektivitas
proses belajar-mengajar di P4S, direkomendasikan pola pelaksanaan
kegiatan magang sebagai berikut: 1) orientasi; 2) pembekalan teori
oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) atau UPT Pelatihan
Pusat/Daerah; 3) magang di P4S; 4) sinkronisasi dan refleksi hasil
magang; 5) monitoring dan evaluasi; 6) rencana tindak lanjut; dan 7)
bimbingan lanjutan.

Disadari bahwa P4S memiliki kemampuan yang terbatas untuk dapat


melaksanakan pola pelaksanaan kegiatan magang seperti yang
direkomendasikan tersebut. Untuk itu, sangat diharapkan peran
lembaga pembina dalam memberikan dukungan yang dibutuhkan
sehingga seluruh rangkaian kegiatan dapat dilaksanakan oleh P4S
dengan baik.

15
Adapun penjelasan singkat tentang pola permagangan petani di P4S
kegiatan magang di P4S sebagai berikut:

1. Orientasi
Kegiatan magang disarankan untuk dimulai dengan orientasi,
terutama bila diikuti oleh peserta yang berasal dari daerah atau
negara yang berbeda dari daerah lokasi P4S. Materi utama
orientasi meliputi pengenalan budaya dan adat istiadat masyarakat
di daerah lokasi P4S (bila peserta berasal dari luar daerah) atau
pengenalan budaya, adat istiadat dan Bahasa Indonesia (bila
peserta berasal dari luar negeri). Orientasi ini dimaksudkan agar
terjadi proses adaptasi yang menunjang penciptaan suasana
belajar yang kondusif, sebelum kegiatan magang dimulai. Untuk itu,
pihak pengelola P4S pun perlu mendapatkan informasi yang
memadai tentang budaya, bahasa, agama dan adat istiadat
masyarakat di daerah atau negara asal pemagang.

Kegiatan orientasi juga dapat dimanfaatkan untuk memberi


penjelasan awal tentang ruang lingkup kegiatan permagangan,
perjanjian/kesepakatan magang, jadwal kegiatan magang dan
kontrak belajar, dan pengenalan daerah di sekitar lokasi P4S.

2. Pembekalan Teori
Setelah orientasi, sebaiknya peserta magang memperoleh
pembekalan teori guna menambah wawasan ilmiah yang
melatarbelakangi penerapan teknologi dan keterampilan yang akan
dipelajarinya di P4S. Pembekalan ini disampaikan oleh pengelola
P4S dan/atau instansi terkait lainnya, misalnya BPTP atau UPT
Pelatihan Pertanian Pusat/Daerah sesuai dengan topik/materi
magang yang akan dipelajari.

16
3. Magang di P4S
Magang di P4S dimaksudkan untuk memfasilitasi proses transfer
teknologi usaha agribisnis diantara fasilitator/instruktur P4S kepada
pemagang, sehingga setelah magang berakhir, pemagang
diharapkan bertambah wawasan dan pengetahuannya, serta
terampil menerapkan teknologi tepat guna sesuai topik/materi
magang yang dipelajarinya. Agar transfer teknologi ini dapat
berlangsung secara komprehensif dan hasil magang tercapai
secara optimal, magang sebaiknya dilakukan selama 1 (satu)
musim tanam atau siklus usaha.

Pengelola P4S sebaiknya membuat jadwal kegiatan belajar harian


yang wajib diikuti oleh pemagang dan menyampaikan sebelum
kegiatan magang dimuai. Berdasarkan jadwal harian ini, peserta
magang sebaiknya membuat catatan harian tentang kegiatan
belajar selama magang di P4S.

Selama magang di P4S, pemagang wajib mengikuti dan


mempraktekkan setiap kegiatan atau aktivitas yang dicontohkan
atau dilakukan oleh fasilitator/instruktur P4S, serta mengulangi
kegiatan atau aktivitas tersebut, sampai akhirnya terampil dan
mahir dalam menerapkan cara-cara atau teknologi tepat guna yang
direkomendasikan dan terbukti mampu meningkatkan produktivitas,
kualitas hasil, nilai tambah dan pendapatan petani.

Apabila peserta berasal dari luar daerah atau luar negeri, proses
magang akan berjalan lebih efektif, bila peserta magang didampingi
oleh petugas pendamping yang berperan sebagai mediator.

4. Sinkronisasi dan refleksi hasil magang


Pada akhir periode magang di P4S, sebaiknya pemagang diberi
kesempatan untuk melakukan refleksi, perenungan atau
penelaahan kembali tentang materi magang yang telah
dipelajarinya selama di P4S. Dari hasil refleksi ini, boleh jadi

17
pemagang menemukan beberapa hal yang masih perlu
dipertanyakan dan memerlukan klarifikasi lebih lanjut. Hal ini boleh
jadi dirasakan bila pemagang membandingkan antara pembekalan
teori yang diperoleh sebelum magang di P4S dengan praktik yang
dilakukan di P4S, atau boleh jadi bila pemagang menemukan
ketidaksesuaian pelaksanaan kegiatan magang dibandingkan
dengan rencana atau jadwal kegiatan magang yang disampaikan
sebelumnya.

Untuk itu, disarankan agar sebelum kegiatan magang di P4S


berakhir dapat dilakukan pertemuan sinkronisasi dan refleksi hasil
magang. Pertemuan ini dimaksudkan untuk memberi jawaban atau
klarifikasi terhadap materi/kegiatan belajar yang diajukan oleh
pemagang, sekaligus dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan
ringkasan penyimpulan atau pembulatan hasil magang. Pertemuan
ini sebaiknya dihadiri oleh pengelola dan fasilitator/instruktur P4S,
serta petugas pendamping (bila ada), dan petugas dinas/instansi
terkait (misalnya BPTP atau UPT Pelatihan Pertanian Pusat dan
Daerah), sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal dan mampu
memuaskan pemagang.

C. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring kegiatan magang dimaksudkan untuk mengetahui


perkembangan pelaksanaan magang, mulai dari tahap persiapan,
pelaksanaan sampai dengan bimbingan lanjutan, dan permasalahan-
permasalahan yang dihadapi pada setiap tahapan tersebut. Dengan
demikian permasalahan yang ditemui dapat diatasi sedini mungkin.
Kegiatan monitoring ini dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan magang
di P4S (pengelola dan fasilitator/instruktur P4S) serta pihak-pihak
terkait yang mendukung pelaksanaannya.

18
Adapun evaluasi kegiatan magang dimaksudkan untuk mengetahui
efektivitas dan efisiensi pelaksanaan permagangan petani di P4S.
Selain dilakukan oleh pengelola dan fasilitator/instruktur P4S serta
pihak-pihak terkait yang mendukung pelaksanaannya, evaluasi
sebaiknya juga dilakukan dengan melibatkan peserta magang.
Evaluasi meliputi evaluasi terhadap pelaksanaan permagangan petani
di P4S yang terdiri dari: 1) kepanitiaan; 2) materi; 3) kepesertaan; dan
4) sarana dan prasarana (Lampiran 4). Evaluasi terhadap
fasilitator/instruktur meliputi unsur-unsur: 1) tingkat penguasaan
materi; 2) keterampilan penggunaan alat bantu berlatih; 3)
kemampuan berkomunikasi; 4) kemampuan menjawab; 5) gaya/sikap;
6) keterampilan memotivasi peserta; dan 7) kemampuan kerjasama
dalam tim (Lampiran 5).

D. Rencana Tindak Lanjut

Sebelum kegiatan magang di P4S berakhir, pemagang diminta


menyusun rencana tindak lanjut (RTL) yang memuat rencana kegiatan
yang bersangkutan setelah kembali ke daerah asal masing-masing.
RTL perlu diselaraskan dengan maksud dan tujuan peserta untuk
mengikuti magang di P4S.

Rencana tindak lanjut ini dibuat tertulis secara perorangan dan/atau


kelompok, berdasarkan kesamaan daerah asal pemagang. RTL ini
ditandatangani oleh pemagang dan petugas pendamping (bila ada).
Contoh daftar isian RTL terdapat pada Lampiran 6.

E. Bimbingan Lanjutan

Berdasarkan RTL yang dibuat oleh pemagang, pengelola P4S


diharapkan dapat menyusun rencana dan melaksanakan bimbingan
lanjutan kepada pemagang. Bimbingan lanjutan dimaksudkan agar
alumni magang dapat mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan,
dan pengalaman yang diperoleh selama magang, serta membantu

19
memecahkan permasalahan yang ditemui di daerah asal masing-
masing.

Mengingat kendala biaya yang ada, bimbingan lanjutan ini


kemungkinan tidak dapat dilakukan langsung ke lapangan, kecuali bila
dimungkinkan dengan bantuan pihak-pihak terkait yang mendukung
pelaksanaannya atau atas permintaan pemagang. Sebagai gantinya,
pengelola P4S dapat melakukannya melalui media elektronik, baik
handphone maupun e-mail.

Apabila kegiatan magang ini melibatkan petugas pendamping yang


berasal dari instansi pemerintah, diharapkan petugas pendamping
atau dinas/instansi asalnya dapat menyurati dinas/instansi pembina di
daerah asal pemagang untuk menginformasikan hasil magang dan
mengharapkan agar dinas/instansi pembina tersebut bersedia
memberikan bimbingan tindak lanjut bagi pemagang.

20
BAB VI
SERTIFIKASI, PEMBIAYAAN, DAN PELAPORAN

A. Sertifikasi
Peserta magang yang telah selesai mengikuti kegiatan magang
berhak memperoleh sertifikat dari P4S pelaksana magang. Sertifikat
ini ditandatangani oleh Ketua P4S selaku penanggung jawab
pelaksanaan permagangan di P4S dan diberikan kepada setiap
peserta magang pada saat kegiatan magang berakhir. Apabila
kegiatan magang di P4S terlaksana atas dukungan dan kerjasama
dengan pihak-pihak terkait, maka sertifikat sebaiknya ditandatangani
(counter sign) pula oleh pihak lain tersebut. Contoh sertifikat pada
Lampiran 7a dan 7b.

B. Pembiayaan
Biaya magang dapat berasal dari berbagai sumber dana, misalnya
APBN; APBD; bantuan pihak/lembaga donor, nasional maupun
internasional; swadaya masyarakat dan sumber-sumber lain yang
bersifat tidak mengikat.

C. Pelaporan
Pelaksana kegiatan magang wajib melakukan administrasi kegiatan
magang secara tertib dan rapih, serta menyusun laporan kegiatan
magang. Laporan ini diperlukan sebagai dokumentasi kegiatan P4S
dan untuk mengetahui jumlah kegiatan magang yang telah
dilaksanakan, topik/materi yang dipelajari dan jumlah peserta yang
telah mengikuti magang di P4S tersebut.

Khusus untuk kegiatan magang yang dibiayai atau didukung


pembiayaannya oleh pihak-pihak terkait, laporan kegiatan magang ini
perlu disampaikan kepada pihak-pihak tersebut.

21
Laporan sekurang-kurangnya memuat tentang:
1. Topik/materi magang dan tujuan;
2. Waktu dan tempat pelaksanaan (dilampiri jadwal kegiatan);
3. Panitia dan pendamping;
4. Biodata peserta dan fasilitator/instruktur;
5. Pokok bahasan dan sub pokok bahasan;
6. Metoda/kegiatan;
7. Sarana yang digunakan;
8. Pembiayaan;
9. Hasil magang;
10. Masalah dan pemecahan masalah;
11. RTL;
12. Rencana bimbingan lanjutan.

22
BAB VII
PENUTUP

Pedoman Permagangan Petani di P4S ini merupakan acuan dalam


pelaksanaan permagangan bagi seluruh pemangku kepentingan dalam
upaya mewujudkan pemberdayaan masyarakat tani secara efektif dan
efisien. Pedoman ini bersifat dinamis dan akan diubah sesuai dengan
dinamika dan tuntutan perkembangan permagangan bagi petani.

23
Lampiran 1.

FORMULIR BIODATA PEMAGANG


PERMAGANGAN ........................
DI P4S..........................................................
TANGGAL........................

Nama Peserta : .........................................................................

Tempat/TanggalLahir : .........................................................................

Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan

Pendidikan terakhir : .........................................................................

Agama : .........................................................................

Alamat : .........................................................................

.........................................................................

No. Telp/HP : .........................................................................

Jenis dan Volume Usahatani 1 ................................................ Ha/ekor

2 ................................................. Ha/ekor

3 ................................................. Ha/ekor

Nama Kelompok Tani : .........................................................................

Alamat Kelompok Tani : .........................................................................

Komoditas dan aspek yang ingin dipelajari ..................................................

Peserta

(........................................)

24
Lampiran 2.
Contoh Jadwal Magang di P4S .......................
Tanggal ............................
No Waktu Materi Keterangan
1. Senin, 11 November 2009
07.30 – 08.00 Registrasi Panitia
08.00 – 09.00 Pembukaan Pejabat
Pembina/Ketua P4S
09.00 – 09.15 Rehat kopi/teh
09.15 – 10.00 Pengenalan mengenai P4S Ketua P4S
10.00 – 12.00 Perbanyakan tanaman Fasilitator/Instruktur
(Cangkok, stek, dan sambung)
(Teori + Praktek)
12.00 – 13.00 ISHOMA
13.00 – 15.00 Praktek
2. Selasa, 12 November 2009
08.00 – 12.30 Perbanyakan tanaman (Biji) Fasilitator/Instruktur
(Teori +Praktek)
12.00 – 13.00 ISHOMA
13.00 – 14.00 Praktek Fasilitator/Instruktur
3. Rabu, 13 November 2009
08.00 – 12.00 Pembesaran bibit (di Fasilitator/Instruktur
polybag dan di lahan)
(Teori + Praktek)
12.00 – 13.00 ISHOMA
13.00 – 15.00 Praktek
4. Kamis, 14 November 2009
08.00 – 12.00 Perawatan Fasilitator/Instruktur
(dari semai s/d pindah tanam)
(Teori + Praktek)
12.00 – 13.00 ISHOMA
13.00 – 15.00 Praktek
5. Jum’at, 15 November 2009
08.00 – 11.45 Perawatan Fasilitator/Instruktur
(dari pindah tanam s/d siap
dipasarkan)
(Teori + Praktek)
11.45 – 13.00 ISHOMA
13.00 – 15.00 Praktek
6. Sabtu, 16 November 2009
08.00 – 09.00 Evaluasi
09.00 - 09.30 Snack
09.30 – 11.00 Acara Penutupan

25
Lampiran 3.
FORMULIR BIODATA FASILITATOR/INSTRUKTUR
PERMAGANGAN..............................
DI P4S.............................................................................
TANGGAL........................................

Nama :..........................................................................................
Tempat/Tanggal Lahir :..........................................................................................
Pendidikan Terakhir :...........................................................................................
Agama :...........................................................................................
Alamat Rumah :...........................................................................................
Telp/HP...............................................................................
Alamat Kantor :...........................................................................................
............................................................................................
Telp/Faks ...........................................................................
Materi magang yang disampaikan: ................................................................................

Pelatihan/magang yang pernah diikuti :


Tahun
No Jenis Pelatihan/Magang Penyelenggara (mulai dari yang
terakhir)

Fasilitator/Narasumber

______________________

26
Lampiran 4.

FORMULIR EVALUASI PENYELENGGARAAN

Permagangan :
Tanggal :

I. KEPANITIAAN :

Nilai (%)
No UNSUR Sangat
Kurang Cukup Baik Memuaskan
Memuaskan
(50 – 59) (60 – 69) (70 -79) (80 – 89)
(90 – 100)
1 Rasio jumlah panitia dengan
jumlah pemagang

2 Pelayanan kepada
pemagang

3 Pengaturan waktu

4 Komunikasi panitia dengan


fasilitator dan pemagang

5 Koordinasi dan koordinasi


antar anggota panitia

Saran :

27
II. MATERI :

Nilai (%)
No UNSUR
Sangat
Kurang Cukup Baik Memuaskan
Memuaskan
(50 – 59) (60 – 69) (70 -79) (80 – 89) (90 – 100)
1 Ketersediaan topik/materi
permagangan pada waktu
yang dibutuhkan

2 Kualitas topik/materi
permagangan

3 Kesesuaian topik/materi
dengan tujuan pembelajaran

4 Ketersediaan referensi

Saran:

28
III. KEPESERTAAN :

Nilai (%)
No UNSUR Sangat
Kurang Cukup Baik Memuaskan
Memuaskan
(50 – 59) (60 – 69) (70 -79) (80 – 89)
(90 – 100)
1 Penetapan pemagang

2 Latar belakang dan


pengalaman pemagang
yang mendukung kesiapan
belajar

3 Tingkat motivasi dan minat


pemagang

4 Efektifitas organisasi
pemagang

Saran:

29
IV. SARANA DAN PRASARANA PERMAGANGAN:

Nilai (%)
No UNSUR
Sangat
Kurang Cukup Baik Memuaskan
Memuaskan
(50 – 59) (60 – 69) (70 -79) (80 – 89)
(90 – 100)
1 Fasilitas alat tulis menulis

2 Fasilitas penginapan

3 Konsumsi bagi pemagang

4 Fasilitas kesehatan bagi


pemagang

5 Fasilitas transportasi

Saran:

30
Lampiran 5.

FORMULIR EVALUASI FASILITATOR

PELATIHAN :
Tanggal :

Nama Fasilitator/Instruktur :

Topik/Materi :

Nilai (%)
No UNSUR Sangat
Kurang Cukup Baik Memuaskan
Memuaskan
(50 – 59) (60 – 69) (70 -79) (80 – 89)
(90 – 100)
1 Tingkat penguasaan materi

2 Keterampilan penggunaan alat


bantu berlatih (audio visual aids)
3 Kemampuan berkomunikasi

4 Kemampuan menjawab

5 Gaya/Sikap

6 Keterampilan memotivasi
pemagang
7 Kemampuan kerjasama dalam
tim

Rata-Rata

Saran:

31
Lampiran 6.

Formulir RTL Alumni Magang

Nama : ...................................................................................................
Alamat : ...................................................................................................
...................................................................................................
Telp/Hp:....................................../..............................................

1. Selama magang, saya mempelajari teknologi yang kiranya bermanfaat dan dapat dicoba
untuk diterapkan, yaitu :

Cara/praktek baru yang dapat dicoba


No. Komoditas
diterapkan

2. Dari hal-hal yang dipelajari tersebut, saya merencanakan untuk menerapkannya dalam
usahatani yang saya kelola, dengan penjelasan sebagai berikut :
a. Aspek budidaya

Luas lahan Waktu


No Komoditas Usaha
(ha/unit/ekor/pohon) Pelaksanaan

b. Aspek managemen, pengolahan dan pemasaran hasil

No. Aspek Cara-cara/teknik baru yang akan


diterapkan

Mengetahui, ...........,..............................20.
Ketua P4S ....,
Pemagang
Tanda tangan
Tanda tangan
(Nama jelas)
(Nama jelas)
32
Lampiran 7a. Contoh Sertifikat Halaman Depan

PUSAT PELATIHAN PERTANIAN DAN PERDESAAN SWADAYA


Logo P4S (P4S)
NAMA P4S..........................................................
ALAMAT P4S..............................................................

SERTIFIKAT
diberikan kepada:

Nama : ......................................................
Tempat/Tanggal Lahir : ......................................................
Alamat : ......................................................

Telah selesai mengikuti magang.........di P4S.............


dari tanggal .... s/d .... bulan ....tahun 20....

Pas ..............., ........................ 20...


photo Ketua P4S ...............................

3x4 cm

.................................................

33
Lampiran 7a. Contoh Sertifikat Halaman Depan

PUSAT PELATIHAN PERTANIAN DAN PERDESAAN SWADAYA (P4S)


Logo P4S NAMA P4S.......................................................... Logo lembaga
ALAMAT P4S.............................................................. mitra
magang/spon

SERTIFIKAT
diberikan kepada:

Nama : ......................................................
Tempat/Tanggal Lahir : ......................................................
Alamat : ......................................................

Telah selesai mengikuti magang.........di P4S.............


dari tanggal .... s/d .... bulan ....tahun 20....

..............., ........................ 20...

P4S ............................... Dinas/Instansi/Lembaga Sponsor.....

____________________________ ______________________________
Ketua Kepala/Direktur

34
Lampiran 7b. Contoh Sertifikat Halaman Belakang

MATERI MAGANG BAGI PETANI DI P4S ...........................

No Pokok Bahasan dan Jumlah jam @ 45 menit


Sub Pokok Bahasan
1 Perbanyakan tanaman:
• cangkok, stek dan sambung,
• biji
2 Pembesaran bibit
• Pembesaran bibit di polybag,
• Pembesaran bibit di lahan.
3 Perawatan
• Perawatan dari semai sampai pindah tanam
• Perawatan dari pindah tanam sampai siap dipasarkan

Koordinator Fasilitator/Instruktur P4S


Pas
photo

3x4 cm
...............................................................

Materi bisa disesuaikan dengan yang ada di P4


35
36

Anda mungkin juga menyukai