Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN INDIVIDU

PELAKSANAAN KULIAH KERJA NYATA (KKN)


KOLABORATIF KEPARIWISATAAN DAN EKONOMI KREATIF
UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR
(Angkatan I Tahun Akademik 2023/2024)
Tema : Pengolahan Hasil Pertanian Ubi jalar Menjadi Produk Sambal Goreng

DESA : Dakka
KECAMATAN : Tapango
KABUPATEN : Polewali Mandar

Disusun Oleh :

NAMA : Rahmat
NIM : 2020205017
PROGRAM STUDI : Agribisnis
FAKULTAS : Ilmu Pertanian

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR
POLEWALI MANDAR
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat izin dan rahmat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan individu ini dengan tepat waktu. Shalawat
dan salam kepada Rasulullah Muhammad SAW, tauladan sejati sampai akhir zaman.

Penulisan laporan gagasan individu Program KKN Kolaboratif Kepariwisataan dan


Ekonomi Kreatif ini dilakukan untuk membuat suatu gagsan tertulis yang unik, kreatif
dan bermanfaat sehingga dapat memberikan solusi dari masalah yang terkait.
Bagaimanapun bagusnya sebuah ide yang kita miliki, jika kita tidak dapat
menyampaikannya dengan baik, ide atau gagasan tersebut tidak dapat di implementasikan
dengan baik. Oleh sebab itu dalam karya tulis ini penulisan mengupas masalah-masalah
sentral yang dihadapi di Desa Dakka.

Penulis mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan laporan ini. Dalam penyusunan laporan ini penulis telah
berusaha menyajikan semaksimal mungkin, namun penulis menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dalam laporan ini, maka dari itu sangat di harapkan kritik dan saran
yang sangat membangun dari para pembaca.

Dakka, 25 September 2023

Rahmat

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang..................................................................................................... 1
B. Tujuan.................................................................................................................... 2
C. Manfaat.................................................................................................................. 2
BAB II GAGASAN............................................................................................................ 3
A. Kondisi Saat Ini...................................................................................................... 3
B. Solusi....................................................................................................................... 3
C. Pengimplementasian.............................................................................................. 3
D. Langkah-Langkah Pencapaian Tujuan............................................................... 4
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 6
LAMPIRAN....................................................................................................................... 7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ubi jalar (Ipomoea batatas L) atau dikenal juga dengan istilah ketela rambat merupakan tanaman
yang termasuk ke dalam jenis tanaman palawija, dapat berfungsi sebagai pengganti bahan
makanan pokok (beras) karena merupakan sumber karbohidrat. Provinsi Jawa Barat merupakan
daerah sentra dan penghasil komoditas ubi jalar terbesar di Indonesia (Handawi, 2010). Produksi
ubi jalar di Indonesia cukup melimpah. Menurut BPS (2013), jumlah produksi ubi jalar di
Indonesia selama tahun 2009 adalah sebesar 1.947.311 ton dan jumlahnya meningkat tiap
tahunnya. Ubi jalar kuning merupakan salah satu jenis ubi jalar selain ubi jalar putih dan ubi jalar
ungu. Keunggulan ubi jalar kuning dibandingkan jenis ubi jalar lainnya adalah ubi jalar kuning
mengandung beta karoten. Beta karoten adalah senyawa antioksidan yang memiliki kemampuan
untuk mengikat radikal bebas dalam tubuh (Suarni, 2010). Penggunaan ubi jalar kuning dalam
produk pangan akan mampu memberikan tambahan asupan beta karoten bagi tubuh. Ubi jalar
kuning merupakan jenis ubi jalar yang warna daging umbinya kuning, kuning muda atau putih
kekuning-kuningan kepada masyarakat, sehingga terjadi dampak positif yang dirasakan,
yakni pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Ubi jalar kuning memiliki banyak keunggulan seperti kandungan gizi yang lengkap. Ubi jalar
kuning juga memiliki keunggulan lain seperti kandungan nutrisi yang baik, umur yang relatif
pendek, dan produksi yang tinggi. Ubi jalar kuning juga dianggap lebih murah, lebih manis,
banyak mengandung pati dan gluten (Villareal, 1982). Makanan ringan seringkali menjadi pilihan
alternatif guna mengganjal perut di sela-sela rutinitas yang sibuk dan padat. Salah satu makanan
ringan basa yang cukup diminati adalah kroket. Jarang sekali ditemukan kroket dengan inovasi-
inovasi yang menarik dan berbeda dari yang biasanya. Kroket ubi jalar merupakan salah satu
olahan berbahan dasar ubi jalar yang bisa dijadikan suatu inovasi yang kreatif. Ubi jalar yang
digunakan nantinya bila dicampur akan menghasilkan kroket yang menarik dan memiliki citra
rasa yang berbeda dari kroket pada umumnya. Dan kroket diharapkan dapat menjadi makanan
kaya vitamin A yang dapat membantu masyarakat dalam menjaga kekebalan tubuh dan
mencegah

1
B. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai yaitu;
1. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan petani dalam pengolah hasil panen
2. Mendorong pertumbuhan UMKM di Desa Dakka kecamatan Tapango dalam
memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku produk
C. Manfaat
1. Gagasan ini nantinya bisa menjadi tolak ukur terhadap pemikiran berdasarkan bidang
pengetahuan yang diterima di perkuliahan.
2. Gagasan ini dapat dijadikan bahan acuan untuk KKN berikutnya
3. Diharapkan dapat memberi manfaat dan motivasi kepada masyarakat terhadap
potentisi pengolahan sambal goreng

2
BAB II

GAGASAN

A. KONDISI TERKINI PENCETUS GAGASAN

Berdasarkan data penelitain pengolahan ubi jalar tahun 2023, sebanyak 18 pelaku
pengusaha yang dimana berlokasikan di Dusun Buttu Dakka Desa Dakka Kecmatan
Tapango. Pengolahan sambal goreng ini hanya menarget masyarakat pengantin dan hanya
mengnjadikan produk bentuk stik dan akan di lanjutkan pengolahannya oleh konsumen,
luas lahan desa Dakka rakyat di Kabupaten Polewali Mandar seluas 1.775,65 Ha yang
melibatkan pengusaha sebanyak 17 Kepala Keluarga (KK). Salah satu desa di Polewali
Mandar yang memiliki produktifitas sambal goreng yang cukup tinggi adalah Dusun
Buttu Dakka, desa Dakka Kecamatan Tapango.

Dari hasil obsevasi dan pengamatan kualitas sambal goreng yang ada di Desa Dakka bisa
dikatakan cukup tinggi. Namun sama saja dengan daerah lain, biji kakao yang telah
dibersihkan atau hanya dikupas dan dijemur beberapa hari kemudian dijual. Hingga saat
ini di Desa Dakka tidak ada petani ataupun UMKM yang mampuh untuk mengolah ubi
jalar tersebut menjadi sebuah produk yang memiliki nilai jual lebih tinggi.

B. SOLUSI

Dari hasil observasi setelah melihat kondisi dan permasalahan yang ada di Desa
Dakka yaitu minimnya pengolahan hasil pertanian terutama pada produk sambal goreng.
Maka adapun solusi yang ditawarkan yaitu, Penyuluhan pentingnya pengolahan hasil
pertanian sebelum dipasarkan untuk menambah nilai jual dan berperan penting dalam
peningkatan pendapatan petani, sekaligus melakukan pelatihan teknologi pengolahan
sambal goreng hingga menjadi produk berupa aneka ragam produk sambal goreng yang
memiliki nilai jual lebih tinggi jika dibandingkan dengan Produk sambal kering yang
langsung dijual ke masyarakat tertentu

C. Pengimplementasian
Dengan melihat beberapa masalah dan solusi yang telah dijelaskan sebelumnya,
maka pengimplementasian yang akan dilaksanakan memerlukan dukungan dan bantuan
dari bebera pihak terkait.

3
Dalam pengimplementasian gagasan ini diperlukan kerja sama dengan pihak aparat
Desa, BUMDes, dan Karangtaruna yang ada di Desa Dakka untuk mengumpulkan
masyarakat dalam rangka mengikuti penyuluhan dan pelatihan pengolahan hasil pertanian
berupa ubi goreng hingga menjadi sambal goreng. Harapannya dari penyuluhan dan
pelatihan tersebut, dapat memotivasi masyarakat hingga terbentuknya UMKM ataupun
Kelompok-kelompok masyarakat yang dapat mengolah ubi jalar menjadi produk sambal
goreng.
D. Langkah-Langkah Pencapaian Tujuan
Adapun Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menjalankan ide gagasan ini yaitu
sebagai berikut:
1. Memberikan edukasi kepada masyarakat Desa Kelapa Dua mengenai pentingnya
pengolahan hasil pertanian sebelum dipasarkan.
2. Memberikan pelatihan kepada masyarakat Desa Kelapa Dua tentang bagaimana
polahan ubi jalar k hingga menjadi produk sambal goreng guna menambah nilai jual
suatu hasil pertanian dan juga akan berdampak pada pendapatan petani.
3. Melakukan Kerjasama dengan aparat Desa Kelapa Dua, BUMDes, Karangtaruna
sehingga program ini dapat berjalan dan tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan.

Dalam pelaksanaan program ini, berikut adalah Langkah-langkah detail yang kami
laksanakan;
1. Mengumpulkan semua warga yang ingin terlibat dalam kegiatan
2. Menyiapkan semua alat dan peralatan penyuluhan seperti laptop dan LCD
3. Menyiapkan Pemateri untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya pengolahan
hasil pertanian ubi jalar.
4. Menentukan hari pertemuan berikutnya untuk melaksanakaan pelatihan pembuatan
sambal goreng bersama masyarakat yang berminat
5. Sebelum pelatiahan dilaksanakan masyarakat diharuskan menyiapkan alat dan bahan
berupa; ubi jalar, kompor, wajan, dan minyak goreng
6. Pelatihan dilaksanakan di kantor Desa dengen bekerjasama dengan karangtaruna dan
apparat Desa dalam mempasilitasi jalannya pelatihan

Dalam melaksanakan langkah langkah diatas tentunya tidak selamanya berjalan


lancar. Ada beberapa kemunkinan hambatan dan tantangan yang akan dialami,
diantaranya yaitu:

4
1. Kurangnya fasilitas yang mendukung kegiatan kami seperti alat dan peralatan seperti
2. Para peserta penyuluhan tidak terlalu memahami materi sehingga banyak yg tidak
memerhatikan dan fokus ke materi yang disampaikan.
3. Kurang kondusifnya para peserta sehingga menyulitkan dan mengganggu fokus para
peserta lainnya maupun pemateri.
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan gagasan yang telah dipaparkan dapat ditarik kesimpulan bahwasanya
masyarakat Desa Dakka membutukan edukasi dan pelatihan terkait pengolahan hasil
pertanian terutama teknologi pengolahan ubi menjadi sambal goreng. Dengan adanya kerja
sama dari berbagai pihak terkait diharapkan meningkatnya pengetahuan dan keterampilan
petani serta mendorong terbentuknya berbagai macam UMKM di Desa Dakka yang dapat
mengolah hasil pertanian berupa ubi jalar menjadi berbagai macam produk sambal goreng.
Dan dengan adanya UMKM maka tebuka pula lapangan pekerjaan sehingga berdampak pada
pertumbuhan ekonomi masyarakat di Desa Dakka.

5
DAFTAR PUSTAKA
S. Masithoh1a, I. Novita1, DA. Widara11Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas
Djuanda BogorJalan Tol Ciawi No. 1 Kotak Pos 35 Bogor 16720aKorespondensi: Siti
Masithoh. Telp: 0817404974;

Rosanna, Yonas Octora, Adil Basuki Ahza, Dahrul Syah ppengolaha ubi jalar
https://doi.org/10.6066/jtip.2015.26.1.72

Cicilia Windiyaningsih, Yeny Sulistyowati, Yeni Ariestanti

Dwi Utami(1*), Ryan Syahputra(2), Wahyu Widyaningsih(3)

6
LAMPIRAN
1. Analisis Permasalahan dengan Metode USG
No. Masalah U S G Score Rencana Proker
1 Minimnya pemahaman 4 3 3 10 Penyuluhan dan
masyarakat menngenai pelatihan
pengolahan hasil pengolahan biji
penrtaniannya terutama kakao hingga
pada tanaman Ubi jalar menjadi coklat.

Keterangan
Urgency (U) : Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan
waktu yang tersedia dan seberapa keras tekanan waktu tersebut
untuk memecahkan masalah yang menyebababkan isu tadi.
Urgency dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak
masalah tersebut diselesaikan.
Seriousness (S) : Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat
yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-
masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan.
Growth (G) : Seberapa kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang
dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin
memburuk bila dibiarkan.
Skala Nilai : 1 sampai 5 (suatu masalah dengan skor tertinggi merupakan
prioritas dari masalah tersebut)

Anda mungkin juga menyukai