Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

Dosen Pengampuh : Dr.Vonny Indah Sari, STP.,MP.

Nama : Marlyna Tumanggor


NIM : 2254211070
Prodi : Agroteknologi

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah meng-
anugerahkan banyak nikmat sehingga penulis dapat menyelesaikan susunan Tugas ini
dengan baik. Tugas ini berisi tentang beberapa uraian penjelasan mengenai
“SURVEY LAPANGAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN” di Kebun
Milik Kelompok Tani Panguan Sejahtera Mandiri dalam mata kuliah Budidaya
Tanaman Perkebunan.

Tugas ini telah penulis susun secara cepat dan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan tugas ini. Untuk itu
penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada Ibu Dr.Vonny Indah Sari,
STP.,MP. selaku dosen mata kuliah yang ada serta rekan-rekan mahasiswa yang ambil
bagian dalam waktu, tenaga, dan pikirannya dalam proses penyusunan tugas yang ada.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca dan rekan-rekan
mahasiswa yang membaca untuk jadi acuan yang lebih baik dihari depan.

Akhir kata penulis berharap semoga Tugas laporan praktikum ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Pekanbaru, 15 Desember 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................
B. TUJUAN PRAKTIKUM LAPANGAN....................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PRAKTIKUM

A. WAKTU DAN TEMPAT..........................................................................................


B. ALAT DAN BAHAN................................................................................................
C. METODE PELAKSANAAN....................................................................................

BAB IV HASIL

A. PEMBUKAAN DAN PENANAMAN PADA LAHAN PERKEBUNAN KELAPA


SAWIT.......................................................................................................................
D. HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN KELAPA SAWIT.........................
E. PEMANENAN..........................................................................................................

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang menghasilkan
minyak nabati yang merupakan bahan baku pertanian terpenting dan bernilai tinggi di
Indonesia. Perkebunan kelapa sawit merupakan sumber pendapatan, devisa negara, dan
lapangan kerja bagi jutaan petani, serta menjadi motor penggerak tumbuh dan
berkembangnya industri hilir berbasis minyak kelapa sawit di Indonesia. Sekarang ini
para peneliti mencoba mengaplikasikan limbah solid kelapa sawit ke tanaman kelapa
sawit itu sendiri, namun masih belum menemukan takaran yang tepat pada tahap
prenursery. Seperti pada hasil analisa solid PT Incasi Raya Grup. Diketahui bahwa solid
memiliki kandungan protein yang tinggi. Penulis ingin mencoba mengaplikasikan solid
pada dua varietas sawit yaitu dumpy dan simalungun dengan berbagai takaran di
pembibitan awal prenursery. Dengan harapan dapat menemukan takaran solid yang tepat
dan varietas sawit terbaik untuk digunakan dalam masa pembibitan kelapa sawit di
prenursery.

B. TUJUAN PRAKTIKUM LAPANGAN


Ada beberapa tujuan praktikum lapangan dilakukan yaitu:
1. Mahasiswa program studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Univeristas Lancang
Kuning memiliki kemampuan mengimplementasikan teori yang didapatkan
diperkuliahan secara faktual dengan melihat, mengalami, merasakan dan
menerapkan praktikum lapangan sehingga memiliki seperangkat pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap yang diperlukan bagi profesinya.
2. Mengembangkan wawasan dan pengalaman mahasiswa/mahasiswi dalam
melakukan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang dimiliki.
3. Agar mahasiswa memperoleh keterampilan dan pengalaman kerja praktis
sehingga secara langsung dapat memecahkan permasalahan yang ada dalam
kegiatan dibidangnya.
4. Agar mahasiswa dapat melakukan dan membandingkan penerapan teori yang
diterima di jenjang akademik dengan praktek yang dilakukan dilapangan.
5. Meningkatkan hubungan kerja sama yang baik antara perguruan tinggi,
pemerintah, dan perusahaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa sawit sebagai penghasil minyak sawit mentah (CPO) telah menjadi bahan
baku perkebunan yang bernilai tinggi, karena kebutuhan akan produk sekundernya terus
meningkat dari tahun ke tahun, dan produktivitasnya justru lebih tinggi dibandingkan dengan
tanaman penghasil minyak nabati lainnya. Peningkatan jumlah penduduk dan industri di
Indonesia juga dapat mempengaruhi permintaan minyak kelapa sawit sehingga para
pengusaha kelapa sawit terus berupaya dalam meningkatkan jumlah produksi baik dengan
peningkatan kualitas, maupun pembukaan lahan perkebunan yang baru. Sekarang ini
perkebunan kelapa sawit dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu: biasanya perkebunan besar
yang dikelola oleh perusahaan swasta dan perkebunan rakyat yang biasanya dikelola oleh
para petani per-orangan atau mungkin kelompok tani dikalangan masyarakat.

Pada perkebunan kelapa sawit ada banyak nilai plus minus yang dapat menghambat
perkembangan maupun kemerosotan perkebunan kelapa sawit. Untuk itu kita perlu
memperhatikannya lebih seksama untuk memaksimalkan produksi yang lebih maksimal.

Manfaat positif pengelolaan perkebunan kelapa sawit:

1. Serapan Tenaga Kerja


Kebutuhan tenaga kerja pada kegiatan produksi tanaman perkebunan sangat bervariasi.
Tenaga kerja yang terserap adalah tenaga kerja keluarga. Hal ini didukung oleh Kadir dan
Syapsan (2012) yang menyatakan bahwa sebagain besar tenaga kerja perkebunan rakyat
menggunakan tenaga kerja keluarga. Beberapa kegiatan yang dilakukan dan membutuhkan
tenaga kerja diantaranya adalah pengolahan lahan, penanaman, pemupukan, pengendalian
gulma, hama dan penyakit, dan panen

2. Produktivitas Petani Kelapa Sawit


Menurut Saputra (2011), prospek kelapa sawit di Indonesia sangat besar, maka diperlukan
upaya peningkatan produktivitas untuk meningkatkan produksi tanaman kelapa sawit. Salah
satu upaya peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan cara adopsi teknologi
pemupukan secara efisien dan efektif.
3. Kontribusi Terhadap Pendapatan Daerah
Pengembangan komoditi perkebunan pada suatu daerah erat hubungannya dengan
kontribusi dalam bentuk pajak terhadap daerah tersebut. Kontribusi pendapatan daerah
ditetapkan dengan kesepakatan oleh pemerintah setempat dengan perusahaan pembeli TBS
petani kelapa sawit.

4. Menciptakan Lapangan Kerja


Perkebunan kelapa sawit sangat banyak menyerap tenaga kerja, baik disektor budidaya,
pengolahan, maupun transportasi. Pada tahun 2022, perkebunan kelapa sawit di indonesia
menyerap sekitar 12 juta ( dua belas juta ) tenaga pekerja.

Dampak negatif pengelolaan perkebunan kelapa sawit:


1. Konflik Dengan Masyarakat Lokal
Biasanya pada pembukaan lahan baru perkebunan kelapa sawit tak jarang adanya konflik
dengan masyarakat setempat yang kurang apresiasi terhadap pembukaan lahan baru.
Khususnya, untuk masyarakat adat yang masih sering dirugikan karena kehilangan lahan dan
sumber daya alam untuk pemenuhan kebutuhan mereka.

2. Pencemaran Tanah Dan Air


Biasanya pada pembukaan lahan baru proses pembersihan dilakukan secara mekanis dan
penggunaan bahan kimia lainnya yang dapat merusak ekosistem tanah. Penggunaan pestisida
dan bahan kimia lainnya dalam perkebunan dapat mencemari sumber air, merusak ekosistem
perairan dan kesehatan manusia. Limbah cair yang dihasilkan dari proses produksi kelapa
sawit juga bisa mencemari sungai dan tanah sehingga mengancam kehidupan akuatik dan
keseimbangan ekosistem.

3. Dampak Sosial
Perubahan bentang alam juga sangat berpengaruh besar terhadap kondisi dan kehidupan
sosial masyarakat akibat penguasaan dan persaingan yang semakin mengurangi dan merubah
secara paksa jati-diri, kebiasaan dan kearifan masyarakat seperti berkurang atau tertutupnya
hak dan akses, mata pencaharian, nilai budaya dan agama, mobilisasi tenaga kerja dari luar
dengan hadirnya perkebunan dan pabrik kelapa sawit.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. WAKTU DAN TEMPAT


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 15 Desember 2023 pada pukul 11:05
s/d selesai WIB. Bertempat di Kebun Milik Kelompok Tani Panguan Sejahtera Mandiri,
Bangkinang Barat Empat Balai.

B. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan:
1.............................................................................Alat tulis ( buku dan bolpoint )
2.................................................................................Kamera ( alat dokumentasi )

C. METODE PELAKSANAAN
a. Metode Observasi ( Pengamatan )
Pada tahap ini mahasiswa diminta untuk mengamati lingkungan sekitar
perkebunan dan melakukan pengambilan data secara langsung serta
mencantumkan nya pada catatan tersendiri.
b. Metode Interview ( Seleksi )
Pada metode ini mahasiswa diminta untuk lebih krisis dalam mengajukan
pertanyaan-pertanyaan seputar pembahasan yang sedang dibicarakan baik kepada
pembicara langsung maupun narasumber yang mampu memberikan informasi
tertentu.
c. Strategi Lapangan ( Praktik Langsung )
Pada tahap ini mahasiswa diminta untuk turun langsung ke-lapangan untuk
memperhatikan bagaimana cara kerja yang dipakai oleh para pekerja dalam
mengaplikasikan setiap sistem kerja yang ada. Baik dalam proses pembibitan dan
pemeliharaan. Namun, dalam praktik yang ada pekerja hanya terfokus pada
bagaimana cara pemupukan yang benar dikarenakan tanaman sudah besar dan
dalam proses pemiliharaan bukan lagi ada nya persemaian dari bibit yang masih
kecil.
BAB IV
HASIL
A. PEMBUKAAN DAN PENANAMAN PADA LAHAN PERKEBUNAN KELAPA
SAWIT

...Pembukaan lahan ( lanclearing ) adalah salah satu langkah awal untuk bercocok
tanam, pada suatu areal atau lahan hutan yang sebelumnya banyak ditumbuhi oleh
pepohonan, gulma, dan keanekaragaman hayati didalamnya. Pembukaan lahan dilakukan
untuk keperluan seperti lahan perkebunan, pertanian, transmigrasi, dan yang lainnya.
Sebelum tahapan penanaman kita perlu menentukan bibit yang baik dan benar yang
merupakan modal dasar industri perkebunan. Pembibitan merupakan cara atau usaha yang
dilakukan untuk mengecambahkan bahan tanaman agar menjadi bibit yang bermutu dan
berkualitas serta siap untuk ditanam. Pembibitan kelapa sawit merupakan langkah permulaan
yang sangat menentukan keberhasilan penanaman dilapangan.

1. STRATEGI PERSIAPAN LAHAN


a.Perencanaan: pada tahap ini dilakukan pemilihan lokasi, desain lahan, dan juga
pemilihan bibit unggul siap tanam.
b.Survey Lahan: aspek fisik ( potensi sumber daya lahan, ekonomi dan sosial (keuntungan
dan tata kehidupan masyarakat), politik ( rencana tata ruang wilayah ). Yang mana ada
namanya pra survey ( data pendukung seperti: peta desa, perizinan, sarana transportasi,
tenaga pendamping dan lainnya sebagai pendukung ).
c.Pembukaan Lahan Dan Pembersihan Lahan: disesuaikan dengan vegetasi awal
sebelum lahan dibuka, sifat toleransi jenis tanaman pokok dan kemiringan lahan.
d...........Penyiapan Lahan: biasanya meliputi pengolahan tanah, pemupukan dasar, dan
pembuatan lubang tanam.

2. PENGELOLAAN LAHAN
Pada perkebunan kelapa sawit di PT. Johan Sentosa proses pengelolaan lahan
dilakukan secara intensif dengan menerapkan berbagai teknologi modern. Yang mana ada
beberapa aspek yang dilakukan oleh PT tersebut untuk menunjang produktivitas kelapa
sawit yang lebih maksimal, yaitu antara lain:
a.......................................................................................................Pembersihan Lahan
Pembersihan lahan pada PT.Johan Sentosa masih dilakukan secara manual dengan
menggunakan alat manual dengan parang, cangkul, babat untuk menghilangkan vegetasi
liar yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit.
b.Pemupukan
Proses pemupukan dilakukan untuk menunjang hasil produktivitas yang lebih
maksimal. Yang mana kelapa sawit sangat membutuhkan unsur hara dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan baik buah, pelepah, dan warna buah.
c.Pemeliharaan Tanaman
Proses pemeliharaan dilakukan untuk menjaga kesehatan dan produktivitas tanaman.
Pemeliharaan yang dilakukan meliputi: penyiraman, pemotongan pelepah yang banyak,
pembersihan piringan dan pengendalian hama penyakit.
d.Panen
Panen adalah rangkaian kegiatan pengambilan hasil budidaya berdasarkan umur,
waktu, dan cara yang sesuai dengan sifat dan karakter produksi. Pemanenan dilakukan
masih secara manual oleh para pekerja atau petani yang handal yang tinggal didaerah
PT.Johan Sentosa

3. LANGKAH PERSIAPAN BENIH SAMPAI SIAP TANAM


a.Persiapan Lahan
b.Pembukaan Lahan
c.Pembentukan Bedengan
Pembentukan Bedengan dilakukan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan
memudahkan proses penanaman. Bedengan dibuat dengan lebar 1 m, tinggi 20 cm, dan
panjang sesuai kebutuhan kita. Pembentukan bedengan dilakukan dengan cara maratakan
tanah dan kemudian membuat lubang tanam dengan jarak 9 x 9 m, dengan kedalaman
minimal 30 cm.
d.Pengapuran
Pada proses pengapuran dilakukan untuk meningkatkan pH tanah. Pada perkebunan
kelapa sawit pH yang dianjurkan berkisar 5,5 – 6,5. Pemberian pengapuran ini dilakukan
dengan cara menyebarkan pupuk dolomit atau sering disebut kapur pertanian pada piringan
kelapa sawit dengan takaran yang disesuaikan dengan umur tanaman atau dilihat dari segi
seberapa rusak media tanamnya.
e. Pupuk Dasar
Pemberian pupuk dasar dilakukan untuk mengembalikan ketersediaan unsur hara
dalam tanah yang dapat berpotensi untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan
tanaman kelapa sawit. Pupuk yang diberi biasa nya ialah pupuk organik ( kompos atau
pupuk kandang ) dan pupuk an-organik ( NPK ).
f. Penanaman Benih

4. PENGATURAN AIR
Pada Perkebunan Kelapa Sawit di PT.Johan Sentosa pengaturan air menerapkan
langkah – langkah yang modern. Yang mana sistem pengairan dilakukan untuk memastikan
ketersediaan air yang cukup untuk tanaman dan mengurangi terjadi kebanjiran yang dapat
menimbulkan penyakit busuk akar pada tanaman kelapa sawit. Beberapa komponen yang
dilakukan ialah:
a. Pompa Air
b. Bak Penampungan
c. Jaringan Irigasi

5. CARA EFEKTIF PEMINDAHAN BIBIT KELAHAN


Bibit diputar pada tempatnya dua minggu sebelum dikirim ke lapangan. Setelah
bibit diputar harus disiram air dengan cukup setiap hari sampai waktu pengiriman ke
lapangan. Bibit harus diangkat dengan cara menempatkan satu tangan di dasar polybag dan
satunya lagi menggenggam pangkal batang. Tidak boleh mengangkat bibit dengan cara
menarik daunnya. Bibit tidak boleh dilemparkan atau dibanting, karena akan
mengakibatkan polybag pecah. Bibit disusun satu lapis di atas truk dan disiram sebelum
berangkat ke lapangan

6. PEMELIHARAAN BIBIT DI PRE-NURSERY DAN MAIN-NURSERY


Pemeliharaan Bibit di Pre-Nursery antara lain:
a. Penyiraman
- Dilakukan 2 kali sehari
- Setiap Bibit memerlukan 0,1 – 0,25 l / penyiraman
b. Penyiangan
Penyiangan secara manual untuk rumput / gulma lain ( 2 minggu sekali ).
c. Konsolidasi Bibit
- Menambah Tanah yang kurang
- Menegakkan Polibag yang miring.
d. Pemupukan
- Pupuk Urea 2 gram/l air untuk 100 bibit
- Pupuk Majemuk 2,5 g/polibag
- Frekuensi Seminggu Sekali
e. Pengendalian Hama dan Penyakit
- Pengamatan Harian untuk Hama dan Penyakit
- Pengendalian dengan Bahan Kimia Harus Ekstra Hati-hati
f. Seleksi Bibit
- Menghindari terangkutnya bibit ab-normal ke tahap selanjutnya.
- Bibit ab-normal, faktor genetis, kesalahan kultur teknis, atau serangan opt.
- Tanaman normal: umur 3 bulan memiliki 3-5 daun.

Pemeliharaan Bibit di Main-Nursery antara lain:


a. Instalasi Penyiraman
Kapasitas harus cukup untuk mengairi seluruh pembibitan sekali dalam waktu kurang
dari 24 jam.
b. Pemancangan
Pemancangan dilakukan bila instalasi penyiraman telah selesai ( 2 minggu sebelum
penempatan polybag ) dengan jarak tanam 90 x 90 x 90 cm segitiga sama sisi.
c.Pengisian Media
- Pengisian tanah dilakukan sampai 3 cm dari permukaan polybag
- Bobot polybag 20 kg
- Media perlu disiram air setiap hari, 7-10 hari sebelum transplanting

7. BUDIDAYA TBM DAN TM


Pemeliharaan tanaman pada komoditas perkebunan yang bersifat tahunan, biasanya
dikelompokkan kedalam tanaman belum menghasilkan ( TBM) dan tanaman menghasilkan
(TM) bahwa yang di maksud TBM pada kelapa sawit adalah masa sebelum panen (dimulai
dari saat tanam sampai panen pertama berlangsung 30-36 bulan. Pemeliharaan TBM adalah
untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang seragam dan berproduksi tinggi. Manfaat
pemeliharaan TBM mengoptimalkan pertumbuhan vegetatif tanaman sawit sebagai
penunjang pertumbuhan generatif yang berproduksi tinggi.
Pemeliharaan TM adalah untuk menghasilkan tanaman kelapa sawit dengan
produktivitas maksimal dengan biaya produksi serendah mungkin dan mempertahankan
produktivitas yang tinggi secara berkelanjutan dan menjaga lingkungan perkebunan. Setiap
kegiatan pemeliharaan tentu bertujuan untuk menghasilkan produksi kelapa sawit yang baik.
Misalnya kegiatan . Penyulaman sangat krusial dilakukan untuk menjaga merupakan
menganti pertumbuhanya kurang baik.

F. HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN KELAPA SAWIT

1. JENIS HAMA PENGGANGGU DAN YANG BERMANFAAT BAGI


TANAMAN KELAPA SAWIT
Pada perkebunan budidaya tanaman kelapa sawit ada beberapa hama yang dapat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit bahkan merusak bagian tanaman
sehingga tidak berproduksi secara maksimal yaitu:

a. Tungau ( Phyllocoptruta oleivora )


b. Ulat Api ( Setora nitens )
c. Nematoda ( Rhadinaphelenchus cocophilus )
d. Kumbang ( Oryctes rhinoceros )
e. Penggerek Tandan Buah

2. JENIS PENYAKIT YANG MENGINFEKSI PADA KELAPA SAWIT


Selain hama ada juga penyakit yang menyerang tanaman kelapa sawit yang mana
gejala nya dapat kita temukan pada daun, pelepah, batang, bahkan akar kelapa sawit seperti:
a. Penyakit akar ( Blast disease )
b.................................. Penyakit busuk pangkal batang ( Basal stem rot atau Ganoderma )
c. Penyakit busuk kuncup ( Spear rot )
d............................................................................... Penyakit garis kuning ( Patch yellow )
e. Anthracnose
f. Penyakit tajuk ( Crown disease )
G. PEMANENAN
1. UMUR DAN KRITERIA PANEN PADA TBS
Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit memiliki penampakan visual yang kompleks,
sehingga kematangan sangat sulit ditentukan. Posisi tumbuh TBS yang tertutup sebagian oleh
pelepah daun, tanaman yang tinggi, serta pencahayaan yang minim akibat tutupan kanopi
tajuk sawit sangat menyulitkan untuk membedakan TBS sawit yang matang atau tidak.
Kematangan TBS saat ini umunya ditentukan dengan menghitung jumlah brondol yang jatuh.
Namun proses membrondol buah dapat terstimulasi akibat perubahan cuaca, serangan hama
dan penyakit, serta aktifitas serangga dan hewan. Akibatnya sebagian besar TBS dipanen
sebelum waktunya, mengakibatan rendahnya rendemen minyak yang diperoleh dan tingginya
biaya produksi yang merugikan industri sawit nasional.

2. LANGKAH – LANGKAH MELAKUKAN PANEN YANG BAIK HINGGA


SISTEM PENGANGKUTAN TBS KE PABRIK
Pekerja atau petani yang berada di PT.Johan Sentosa masih melakukan pemanenan
dengan cara manual yaitu dengan alat seadanya untuk pemanenan seperti: tojok, gancu, dan
egrek. Dengan kondisi geografis dan akses jalan yang berbatu- batu peranan alat transportasi
sangat diperlukan dalam proses pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) di PT.Johan
Sentosa yaitu dengan mobil besar untuk sekali pengangkutan TBS. Tanpa adanya
perencanaan kendaraan yang baik akan mengakibatkan kualitas CPO menjadi rendah dan
berdampak pada kerugian perusahaan, dan pada akhirnya mempengaruhi daya saing produk
di pasar global.
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Jika dilihat dari hasil observasi ( pengamatan ) dilapangan rata-rata mulai dari proses
pembibitan, pemeliharaan, pemupukan, hingga pasca panen antara perkebunan dengan
budidaya keluarga masih sama saja, hanya pembedanya diteknologi yang digunakan pada
perkebunan lebih maju sedikit. Dan dari segi pemaparan materi masih kurang lengkap untuk
diaplikasikan di masyarakat dikarenakan kurangnya waktu pada saat pemaparan dan hanya
lebih menjelaskan ke materi yang sudah diajarkan di mata kuliah sebelumnya.
Dapat disimpulkan pokok-pokok utama pada laporan ini ialah:
1. Pembukaan dan penanaman pada lahan perkebunan kelapa sawit
2. Produksi tandan buah segar ( TBS )
3. Hama dan penyakit pada tanaman kelapa sawit
4. Proses pemupukan
5. Pemanenan
DAFTAR PUSTAKA

Pahan, Iyung. 2010. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta.

Saputra, Raja Ade. 2011. Evaluasi Pempupukan Pada Kelapa Sawit ( Elaeis guineensis
Jacq.) di Kebun Radang Seko Banjar Dalam, PT. Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri
Hulu. Riau. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura. Fakultas Pertanian. Institut
Pertanian Bogor.

Miarso, Yusufhadi. (2017). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan.Jakarta : Kencana.

Agriprima, Journal of Applied Agricultural Sciences Maret, 2020 Online version.


LAMPIRAN

a.Proses Pemupukan b.Pemaparan Materi


c.Pemaparan Materi

Anda mungkin juga menyukai