Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)


DI OMAH HERBORIST DAN PT. SIDOMUNCUL
(SEMARANG)

Tanggal 12 September 2019

Oleh :

Tembayatul Muhibah
NIM : 3720167181491

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS DARUSALAM GONTOR
2019
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)
DI INDUSTRI OMAH HERBORIST DAN PT SIDO MUNCUL

Tanggal 12 September 2019

Disetujui Oleh :

Mantingan, 12 September 2019

Ketua Program Studi Farmasi FIK


Universitas Darussalam Gontor

Amal Fadholah, S.Si., M.Si., Apt.


NIDN 0510017002

2
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahirobbi-l-‘alamiin, puji syukur saya panjatkan kehadirat


Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Omah Herborist dan PT. Sido
Muncul (Semarang).
Laporan ini diajukan guna memenuhi matakuliah Praktikum Teknologi
Farmasi Program Studi Farmasi Universitas Darussalam Gontor. Penyusunan
Laporan PKL ini dapat diselesaikan atas bantuan serta bimbingan dari
berbagai pihak, yaitu dosen pembimbing, tenaga kependidikan, dan teman-
teman. Untuk itu saya dengan tulus hati mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat diselesaikan
sesuai dengan waktunya. Saya menyadari laporan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Dengan dukungan dan doa dari para dosen dan teman-teman


sekalian, semoga laporan ini memberikan informasi bagi mahasiswa dan
bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Ngawi, 22 September 2019

Tembayatul Muhibah

3
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................................... 2
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 3
BAB I ........................................................................................................................................ 5
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 5
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 5
B. Tujuan PKL.............................................................................................................. 5
C. Manfaat PKL ........................................................................................................... 5
BAB II ....................................................................................................................................... 6
TINJAUAN UMUM ................................................................................................................. 6
A. Definisi Industri ....................................................................................................... 6
B. Sejarah Industri....................................................................................................... 6
C. Revolusi Industri ..................................................................................................... 7
D. Kontribusi Industri Bagi Kesehatan ..................................................................... 8
BAB III ...................................................................................................................................... 9
PROGRAM KEGIATAN LAPANG (PKL) ............................................................................ 9
A. OMAH HERBORIST .............................................................................................. 9
B. PT. SIDO MUNCUL ............................................................................................. 11
BAB IV.................................................................................................................................... 15
KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................................. 15
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 16
LAMPIRAN ............................................................................................................................ 17

4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Arah pembangunan pendidikan nasional diarahkan untuk
meningkatkan mutu dan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia
pada era perekonomian berbasis pengetahuan (knowledge based economy)
dan pembangunan ekonomi kreatif. Selain itu, Indonesia telah memasuki
ranah industri 4.0. Dengan demikian, pendidikan merupakan cara strategis
sebagai upaya mengembangkan potensi individu, sehingga cita-cita
membangun manusia Indonesia seutuhnya dapat tercapai. Pada
pelaksanaannya, pendidikan merupakan proses sistematis yang dapat
berlangsung baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Program pengajaran
di luar kelas antara lain melalui program PKL (Praktek Kerja Lapangan).
Program PKL diperlukan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari program
pengajaran yang berbasis mutu dan kompetensi. Kegiatan tersebut
merupakan wadah yang tepat untuk mengaplikasikan pengetahuan, sikap
dan keterampilan yang diperoleh dari teori selama pembelajaran di kelas.
Untuk terselenggaranya kegiatan PKL yang tepat sasaran bagi mahasiswa
program studi farmasi, terutama di bidang teknologi farmasi, maka perlu
disusun laporan sebagai bukti telah dilaksanakannya Praktek Kerja Lapang
(PKL) Program Studi Farmasi FIK Universitas Darussalam Gontor.

B. Tujuan PKL
Praktek Kerja Lapangan (PKL) bertujuan
1. Mahasiswi mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dunia kerja yang
sesungguhnya.
2. Mahasiswi memiliki tingkat kompetensi standart sesuai yang
dipersyaratkan oleh dunia kerja.
3. Mahasiswi menjadi calon tenaga kerja profesional yang berwawasan mutu,
ekonomi, bisnis, kewirausahaan dan produktif.
4. Mahasiswi sapat menyerap perkembangan teknologi dan budaya kerja
untuk kepentingan pengembangan diri.

C. Manfaat PKL
Kegiatan PKL akan menjadi proses pembelajaran berkelanjutan bagi
mahasiswi. Kegiatan ini juga diharapkan memberi manfaat yang lebih luas
pada terjalinnya komunikasi dan kerjasama saling menguntungkan bagi
praktisi dan industri dengan Institusi Prodi Farmasi FIK Universitas
Darussalam Gontor.

5
BAB II
TINJAUAN UMUM

A. Definisi Industri
Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,
bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang
dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan
rancangan bangunan dan perekayasaan industri. Definisi industri secara
mikro adalah industri yang memiliki sebagai kumpulan dari perusahaan-
perusahaan yang menghasilkan barang-barang homogen atau barang-
barang yang mempunyai sifat saling mengganti dengan erat. Sedangkan
secara makro adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan nilai tambah dan
secara garis besar dibagi menjadi dua bagian yaitu industri penghasil barang
dan industri penghasil jasa.
Badan Pusat Statistik menjelaskan bahwa kegiatan industri
merupakan kegiatan untuk merubah bentuk secara mekanis maupun kimia
dari bahan organik atau anorganik menjadi produk baru yang nilainya lebih
tinggi dan dikerjakan dengan mesin penggerak atau tenaga kerja yang
pelaksanaanya dapat dilakukan di pabrik ataupun rumah tangga serta
hasilnya dapat dijual atau digunakan sendiri. Sejarah industri tak dapat
dipisahkan dengan revolusi industri yang bermula antara tahun 1750-1850.

B. Sejarah Industri
Industri bermula dari profesi seorang tukang atau ahli pada zaman
dahulu. Bermula pada masa manusia telah memasuki zaman tinggal secara
menetap. Kemudian, manusia menjadi nelayan, pemburu, pemetik teh, dan
lain sebagainya. Profesi yang digeluti manusia zaman dulu untuk
menyambung hidup membutuhkan peralatan, maka muncul tukang-tukang
atau ahli dalam membuat peralatan, pandai besi, dan pengrajin. Pada masa
itu, menjadi tukang dan pengrajin merupakan pekerjaan yang terhormat dan
dihargai. Bagi yang ingin menjadi tukang maka perlu belajar terlebih dahulu
dengan yang telah ahli. Pola magang saat itu telah diterapkan agar tukang
dan pengrajin yang dihasilkan benar-benar paham akan pekerjaannya. Pola
tersebut hingga terbentuknya gilda atau perhimpunan.
Pada abad pertengahan, sektor pertambangan mengalami kemajuan.
Kemajuan tersebut mendorong perkembangan dalam teknologi permesinan.
Salah satu penemuannya yaitu mesin uap. Hal tersebut memicu
perdagangan besar dibidang permesinan. Awal abad 19, pembangunan
pabrik dimulai, seperti pabrik tekstil, kapal, baja, mobil, dan kereta api hingga

6
berkembang industri kimia dan farmasi. Produksi barang dibidang industri
berpengaruh dalam pemanfaatan tenaga kerja dengan jumlah besar. Dari hal
tersebut, revolusi industri dimulai.

C. Revolusi Industri
Revolusi industri merupakan sebuah peristiwa dimana industri dunia
mulai memanfaatkan mesin dalam mengerjakan segala aktivitas produksinya.
Hal tersebut membawa suatu perubahan yang signifikan. Sebab yang terjadi
ialah suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh tenaga manusia hampir
keseluruhan mampu dikerjakan oleh mesin. Jadi, tenaga manusia telah
digantikan dengan peran mesin. Revolusi merupakan istilah yang
diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis Auguste Blanqui pada abad
XIX (abad modern). Revolusi industri terlah terjadi berkali-mulai, fase yang
telah dilalui yaitu fase industri 1.0, industri 2.0, industri 3.0, dan industri 4.0.
Sebelum masuk pada fase revolusi industri 1.0, manusia memproduksi
barang atau jada yang diandalkan oleh tenaga otot manusia. Mengangkat
barang berat menggunakan katrol, sehingga butuh istirahat berkala bagi
tenaga kerja. Selain itu, untuk menggiling sesuatu yang berat, manusia
menggunakan kincir air dan kincir angin. Hal tersebut menjadi tidak efesien
waktu dan tenaga. Pada tahun 1776, James Watt menemukan mesin uap,
sehingga proses produksi lebih efesien waktu, tempat, dan tenaga. Selain itu,
menggunakan mesin uap membuat kapal berlayar lebih cepat daripada kapal
berlayar dengan kecepatan angin.
Masuk pada fase revolusi industri 2.0 yang terjadi pada awal abad 20.
Pada masa ini, untuk memudahkan poses produksi pabrik yang cukup luas,
maka diperlukan alat transportasi untuk pengangkutan barang berat. Hingga
pada tahun 1913, mulai diciptakan Lini Produksi yang menggunakan ban
berjalan. Selain itu, penggunaan listrik dalam proses produksi telah
digunakan untuk mempermudah aktivitas produksi.
Memasuki fase revolusi industri 3.0, tenaga manusia digantikan
dengan penemuan mesin yang mampu bergerak dan berpikir otomatis. Pada
masa itu, dunia memasuki era digitalisasi. Manusia tidak perlu lagi
menyimpan dokumen dalam bentuk kertas, tetapi telah ada komputer yang
mampu menyimpan dokumen tersebut. Selain dibidang industri, bidang
informasi mengalami revolusi. Komputer yang berukuran sebesar ruangan,
dalam perkembangannya menjadi kecil, multifungsi, dan dapat dibawa
kemana-mana.
Pada fase revolusi industri 4.0, industri telah menggunakan sistem
teknologi informasi. Konsep industri 4.0 menggunakan komputer dan robot

7
sebagai dasarnya. Kemajuan yang paling terasa adalah internet, adanya
smartphone. Dalam dunia industri lini produksi, pemilih pabrik dapat
memantau perkembangan produksi jarak jauh. Selain itu, kemajuan teknologi
menciptakan 1001 sensor baru untuk memanfaatkan informasi hingga
merekamnya selama 24 jam. Hal tersebut menyangkut kinerja pegawai. Hal
lain adalah perhitungan-perhitungan rumit yang memerlukan komputer
canggih. Dengana adanya internet, banyak data yang dapat dikirim. Sebuah
perusahaan yang memiliki 5 pabrik di 5 negara dapat mengolah data secara
bersamaan untuk kelima pabrik tersebut. Selain itu adanya mesin yang
memiliki kemampuan belajar, yaitu mesin yang dapat menyadari bahwa
kesalahan telah dilakukan mesin tersebut dan mesin tersebut melakukan
pengoreksian lalu memperbaiki hasilnya..

D. Kontribusi Industri Bagi Kesehatan


Industri tidak lepas dari bidang keseatan. Dalam dunia industri,
kesehatan terlibat didalamnya. Penerapan teknologi big data dan analisisnya,
serta produk obat, kosmetik, dan alat kesehatan lainnya yang turut
berkembang seiring berkembangnya teknologi. Klinik, tempat praktek, hingga
rumah sakit mulai menggunakan teknologi untuk membantu pasien untuk
mendapatkan pelayanan prima. Contoh teknologi yang terlibat adalah
teknologi sederhana pencatatan digital hingga pengolahan data rekam medis
lengkap dengan integrasi dan analisisnya.
Selain itu perkembangan produk obat dan kosmetik yang berkaitan
dengan teknologi yang digunakan, semisal nanoteknologi dimana teknologi
tersebut menggunakan ukuran partikel suatu senyawa agar sama dengan
ukuran pori-pori kulit sehingga suatu senyawa tersebut dapat langsung
terserap pori-pori kulit.

8
BAB III
PROGRAM KEGIATAN LAPANG (PKL)

A. OMAH HERBORIST
Di Omah Herborist, para mahasiswi diajak memasuki ruang
Area Laboratorium. Sebelum memasuki area laboratorium, mahasiswi
diminta untuk menaruh tas di loker yang telah disediakan dan diminta
hanya membawa buku catatan dan pena. Di area laboratorium terdapat
beberapa peralatan yang menunjang penelitian untuk pengembangan
produk, seperti yang dicontohkan oleh pemandu yaitu pH meter yang
digunakan sebagai indikator pH sabun dan string hot plate yang
digunakan untuk meleburkan bahan baku padat. Di dalam ruang tersebut
terdapat ruang preparasi. Ruang preparasi berguna untuk mengukur
kadar bakteri. Kemudian, tedapat bagian RnD, bagian tersebut berguna
untuk membuat produk baru atau mengembangkan produk lama menjadi
baru.
Terdapat beberapa sampel dalam ruang tersebut yang ditata
rapi dalam lemari. Dalam beberapa sampel tersebut menggunakan
standar bahan baku dengan bahan dasar alami yaitu ekstrak dan untuk
parfum menggunakan bibit. Pemandu memberikan beberapa penjelasan
mengenai produk yang diciptakannya, semisal perbedaan body lotion,
butter, dan handcream. Perbedaannya terletak pada tingkat kelembaban,
butter lebih lembab dari bodylotion. Sedangkan handcream digunakan
untuk menghaluskan kulit telapak tangan dan kaki yang pecah-pecah.
Produk Herborist sendiri sedang mengembangkan produk pewarna
rambut dengan teknologi seperti pemakaian sampo biasa. Dipenjelasan
terakhir dalam area laboratorium, pemandu menjelaskan sebuah alat
inkubator. Alat tersebut berguna untuk menguji suatu produk. Terdapat 6
tahapan uji, yaitu suhu dingin, ekstrim, ruangan biasa, ruangan ber-AC,
etalase (suhu hangat). Alat inkubator berfungsi pula sebagai percepatan
hari, semisal produk yang berada 1 bulan dalam inkubator maka tahan
lamanya sama dengan produk 1 tahun di luar inkubator.
Dilanjutkan ke ruang produksi. Sebelum masuk ke ruang
produksi, mahasiswi diminta untuk mengenakan masker, jas
laboratorium, topi, dan cover shoes (penutup sepatu) yang disediakan
dan dibagikan oleh pemandu. Penggunaan masker yang benar apabila
cuping hidung hingga bawah dagu tertutup masker. Lalu penggunaan jas
laboratorium yang benar dengan mengkancing semua kancing.
Kemudian penggunaan topi yang benar hingga menutupi daun telinga,

9
dan penggunaan cover shoes yang benar hingga menutupi seluruh
permukaan sepatu.
Memasuki ruang produksi, mahasiswi diarahkan pada ruang
pengolahan krim, gel, cairan kental dan padat (sabun). Dalam
memproduksi sabun padat dapat mencapai 500 kg untuk satu kali
pengolahan dengan lama pengolahan 4-6 jam. Berbeda dalam
memproduksi krim dan gel, memproduksi krim dan gel dapat mencapai 2
ton untuk satu kali pengolahan dengan lama pengolahan sama dengan
sabun, yaitu 4-6 jam. Contoh produk yang berbentuk krim yaitu bodylotion
dan dalam bentuk gel yaitu gel aloevera. Kemudian, di depan ruang
pengolahan krim, gel, cairan kental, dan padat (sabun), terdapat ruang
penyimpanan produk ruahan. Produk ruahan merupakan produk yang
diolah dan membutuhkan suhu dingin untuk stabilitas bentuknya. Jadi, di
dalam ruang penyimpanan terdapat ruang pendingin. Krim dan gel yang
telah diolah akan disimpan dalam tong berwarna biru, dalam suatu alat di
ruang penyimpanan terdapat saluran atau selang yang menghubungkan
ke ruang dasar untuk proses filter (pengisian).
Menuju ke ruang berikutnya, terdapat ruang pengolahan cair
dan cairan kental. Produk cairan kental yaitu minyak zaitun, pengolahan
minyaka zaitun dapat mencapai 2 ton dengan lama pengolahan 4-6 jam.
Dalam minyak zaitun terdapat biji mojokeling yang memiliki manfaat
meremajakan kulit. Kemudian ruang pengolahan cair yaitu pengolahan
parfum. Parfum yang diproduksi terdapat dua jenis parfum, yang pertama
yaitu parfum yang memiliki bau dapat bertahan 8-10 dan yang kedua
yaitu parfum yang memiliki bau dapat bertahan 4-6 jam.
Kemudian, mahasiswi diajak masuk ke ruang antara untuk
menuju ruang labeling (pelabelan). Dalam ruang pelabelan, terdapat 3
mesin otomatis. Selain itu, pelabelan masih ada yang dilakukan manual.
Dalam menentukan desain bentuk kemasan produk, Herborist
bekerjasama dengan pihak kedua. Lalu, di depan ruang pelabelan
terdapat ruang filter (pengisian), terdapat ruang pengisian untuk produk
sachet, produk cair, dan produk cair kental. Setelah itu, mahasiswi diajak
melihat proses packing (pengemasan). Terdapat 3 bentuk pengemasan,
pengemasan pertama yaitu pengemasan primer dimana produk
bersentuhan langsung dengan wadah. Lalu pengemasan kedua yaitu
pengemasan sekunder, dimana produk yang telah dikemas dalam wadah
diberi wadah kembali. Kemudian pengemasan ketiga yaitu pengemasan
tersier, dimana produk yang telah beri wadah sekunder dikemas menjadi
satu.

10
Setelah itu, mahasiswa masuk ke ruang penyimpanan. Ruang
penyimpanan memiliki banyak rak dengan tinggi masing-masing rak 12
meter. Proses penyimpanan produk menggunakan sistem first in first out
(yang pertama masuk yang pertama keluar). Sistem tersebut digunakan
untuk menghindari ketidakrapian dalam penyimpanan dan menghindari
rusaknya produk yang terlalu lama disimpan dalam gudang
penyimpanan. Menuju tempat terakhir, mahasiswi ditunjukkan tempat
pengolahan limbah dari hasil produksi. Terdapat dua limbah yang
dihasilkan, yaitu limbah cair dan padat. Limbah cair yang dihasilkan akan
dilakukan proses pemurnian hingga air kembali bersih, lalu diuji cobakan
ke kolam ikan. Apabila ikan masih banyak yang bertahan hidup, maka air
layak untuk dibuang ke perairan sekitar. Sehingga, masyarakat dan
lingkunga tidak tercemar limbah. Berbeda dengan limbah padat yang
dihasilkan, limbah tersebut akan diambil oleh pihak ketiga.
Kemudian, mahasiswi diajak menuju ke ruang pertemuan untuk
diskusi dengan Bapak Rosyid, pesan beliau untuk mahasiswi farmasi
UNIDA Gontro adalah “Berprakterklah! Praktek menjadi tuntutan dan
tantangan. Martabat profesi hanya kita yang mampu mempertahankan
dan memperjuangkan.”

B. PT. SIDO MUNCUL


Pada kunjungan kedua, mahasiswi berkunjung ke PT. Sido Muncul.
Tempat pertama mahasiswi melakukan pembukaan dan sedikit pengenalan
dari pemandu, berada di Gudang bahan baku simplisia. Perkembangan
perusahaan tersebut diawali Ibu Rahma Sulistyo dari Yogyakarta, Jawa
Tengah. Bermula dari rempah-rempah, lalu menjadi jamu rajangan atau
godok (rebus), kemudian usaha tersebut berada ditangan Yahya Hidayat dan
berkembang menjadi jamu bubuk dengan menggunakan kemasan kertas
serbuk, hingga kini usaha beliau telah memasuki generasi ke-3 dari keluarga.
Kini, perusahaan tersebut telah menghasilkan kurang lebih 200 produk. Dan,
perusahaan tersebut tengah didirekturi oleh David Hidayat.
Bahan baku yang tersedia dalam perusahaan terdapat dua bentuk,
yaitu dalam bentuk simplisia dan non simplisia. Bentuk pertama yaitu
simplisia yang merupakan jamu kering yang belum diolah. Bahan baku
sebelum masuk gudang di screening terlebih dahulu dan melihat kadar air
hingga mencapai 10%. Kemudian bahan baku simplisia disusun dan dicuci
ulang. Sedangkan bentuk kedua yaitu non simplisia yang merupakan bahan
siap pakai atau telah diolah sebelumnya, semisal susu, kremer, madu, dan
gula. Contoh produk adalah susu jahe, kopi jahe, dan anget sari. Ditempat

11
berikutnya, yaitu gudang bahan baku non simplisia. Saat bahan baku tiba,
maka petugas akan mengambil sampel untuk menentukan ketepatan bahan
baku, setelah sesuai, maka bahan baku disimpan secara first in first out.
Kemudian, disekeliling gedung pabrik, terdapat beberapa pipa berwarna
merah, biru, dan oren disepangjang jalan. Pipa yang berwarna biru untuk
penyaluran air bersih dan pipa berwarna merah untuk air hydrant.
Di tempat berikutnya adalah unit produksi bahan. Saat rombongan
mahasiswi diajak untuk melihat tempat tersebut, unit tersebut tengah ada
proses pembersihan alat. Jadi, mahasiswi tidak dapat melihat proses
pembuatan produk. Pemandu menjelaskan ketika bahan baku datang, bahan
baku terlebih dahulu diracik sebelum masuk ke alat. Setelah itu bahan baku
digiling hingga halus, diayak, kemudian menghasilkan serbuk. Produk yang
telah diracik akan masuk ke kemasan primer menggunakan alat. Kemudian,
mahasiswi memasuki ruang pengemasan. Terdapat tiga macam bentuk
kemasan yang digunakan. pertama kemasan primer yaitu produk dalam
bentuk sachet, kedua kemasan sekunder produk sachet dimasukkan dalam
dus kecil, dan ketiga kemasan tersier dus kecil dimasukkan dalam dus besar.
Dalam proses pengemasan, masih terdapat pengemasan manual. Hal
tersebut merupakan bentuk peduli pihak perusahaan terhadap masyarakat
sekitar. Dikarenakan tanah yang digunakan untuk mebangun pabrik adalah
tanah masyarakat sekitar. Sehingga, perusahaan masih bertanggungjawab
dan menjadikan masyarakat sekitar pekerja pabrik. Dalam proses
pengemasan ini terdapat target yang harus dilewati dan dicapai. Semisal
dalam satu hari ini mengemas beberapa puluh kerdus produk. Di proses
terakhir pengemasan, terdapat mesin konfair yang digunakan untuk
pengemasan terakhir.
Masuk dalam ruang RnD yaitu Research and Development.
Pemproduksian produk tidak hanya dilakukan secara empiris, perusahaan
harus tahu efek samping dan hal sebagainya. Maka, diperlukan pengujian
laboratorium dan hasilnya akan digunakan untuk tabung formulasi.
Pengembangan produk berlaku bagi produk yang sudah ada maupun yang
belum ada untuk menghasilkan produk baru. Invovasi tersebut merupakan
cara agar produk tidak ditinggal konsumen dan perusahaan dapat
menghasilkan produk sesuai selera konsumen. Semisal perkembangan rasa
pada produk kuku bima yang telah mencapi 6 rasa. Semisal lainnya adalah
produk tolak angin yang berawal dalam bentuk serbuk berkembang menjadi
cari, kemudian dijadikan permen dan saat ini telah dibuat dalam bentuk
minyak angin roll on. Khusus produk tolak angin telah dibangun khusus untuk
produksi produk tersebut. Perusahaan sendiri telah meghasilkan kurang lebih

12
200 juta produk perbuan. Kemudian terdapat laboratorium produksi untuk
produksi produk yang baru diuji untuk trying and eror. Setelah hasil daro
laboratorium tsb sesuai, maka produk diproduksi dalam sekala laboratorium
kemudian dalam skala besar pabrik. Terdapat juga laboratorium mikrobiologi
untuk menguji cemaran bakteri. Laboratorium instrumentasi untuk uji cemara
pestisida, jamur, dan logam. Laboratorium kimia untuk melihat zat aktif.
Laboratorium hewan untuk dokter hewan menguji produk. Ruang analisis
untuk menguji ada cemaran DNA dan sebagainya, dan PCR untuk menguji
kehalalan produk. Dalam gedung tersebut terdapat perpustakan untuk
mahasiswa yang melakukan magang atau karyawan laboratorium. Ada
beberapa ruangan yang dilewati mahasiswi dan tidak dijelaskan oleh
pemandu guna dari ruangan tersebut, semisal Ruang panel SDP dan Ruang
SDP blok I. Di luar gedung terdapat klinik pertama yang digunakan untuk
tempat perawatan bagi karyawan yang sedang sakit.
Masuk dalam gudang bahan pengemas. Perusahaan bekerjasama
dengan PT Muncul Putra Offset. Dalam hal kerjasama, apabila pengemas
tidak sesuai dengan standart bahan baku maka akan dikembalikan kepada
perusahaan tersebut. Kemudian Gudang distribusi. Gudang tersebut untuk
pendistribusian produk. Untuk distribusi, terdapat 12 pintu, setiap pintu untuk
setiap daerah. Pengiriman produk tersebut bekerjasama dengan PT Muncul
Mekar.
Tempat berikutnya yaitu ruang antar bahan dan disebrang ruangan
tersebut terdapat pabrik COD (Cairan Obat Dalam). Di pabrik tersebut, bahan
baku esktrak diracik, dilakukan pemasakan, kemudian dibawa ke lantai
dasar, dimasukkan dalam tangki, untuk pendinginan, kemudian menghasilkan
cairan tolak angin. Cairan tolang angin didistribusikan melalui selang coklat,
dimana selang tersebut dalam pengisian dapat 8 sachet untuk sekali masuk.
Kemudian, dilihat kerapatan produk dalam sachet, lalu masuk ke dalam
ruang antara. Di dalam ruang antara didiamkan 3 atau 4 hari untuk uji
kebocoran dan rasa. Kemudian dilakukan pengemasan sekunder. Masuk ke
ruang pengemasan sekunder, mahasiswi diajak memasuki ruang
pengemasan produk minuman suplemen Kuku Bima Energi. Produk tersebut
telah didistribusikan ke luar negri yaitu Nigeria. Proses ekspor tersebut
berkerjasama dengan PT anak Muncul Nigeria.
Setelah mendapatkan beberapa materi dan melihat proses produksi,
Mahasiswa memasuki area agrowisata dan melakukan diskusi di aula
pertemuan. Pemandu menjelaskan pertanyaan salah satu mahasiswi
mengenai proses pembuangan limbah pabrik. Selain memproduksi produk,
industri pabrik memproduksi dua limbah, yaitu limbah padat dan limbah cair.

13
Limbah cair terbagi menjadi dua yaitu limbah cair domestik dan limbah cair
produksi. Limbah domestik berupa limbah kamar mandi, dan sebagainya.
Kemudian menghasilkan bioseptik dan digunakan kembali. Selain itu limbah
cair produksi terbagi dua yaitu limbah produksi mesin dan bahan baku.
Limbah cair produksi masuk ke IPAL Komunal, terdapat IPAL 3 dan IPAL 4.
Dalam IPAL 3, dilakukan proses biologis, yaitu menyaring lalu disalurkan ke
bak kemudian dibantu dengan bakteri anaerob dan aerob. Kemudian
mengurangi komponen, dan air pH diukur dan disesuaikan standart mutu air
kemudian dilakukan QC selama 24 jam, lalu air ditampung dalam kolam ikan
selama satu hari, apabila air menunjukkan kualitas yang bagus maka
dilakukan pengairan ke lingkungan masayarakat dan digunakan untuk
menyiram tanaman anhidran. Limbah kedua yang diproduksi yaitu Limbah
padat yang terbagi menjadi dua, yaitu limbah padat organik dan anorganik.
Limbah anorganik bekerjasama dengan pihak ketiga. Sedangkan limbah
organik diolah menjadi biomassa, pupuk organik, pelet, dan petroganik.
Untuk produksi pupuk organik bekerjasama dengan PT Sido Muncul Pupuk
Musafar dan untuk petroganik bekerjasama dengan PT Petro Kimia, pupuk
tersebut disubsidikan untuk petani indonesia.

14
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijelaskan mahasiswa mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan duni kerja yang sesungguhnya.
Memiliki tingkat kompetensi standart yang sesuai dengan persyaratan dunia
kerja. Mahasiswa menjadi calon tenaga kerja profesional yang berwawasan
dibidang farmasi, wirausaha, dan industri. Mahasiswa dapat menyerap
perkembangan teknologi dan budaya kerja untuk kepentingan
pengembangan diri di era industri 4.0.

B. Saran
Penatalaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan bagi para
mahasiswa disarankan diberikan waktu yang lebih lama, kurang lebih 2 hari.
Hal tersebut untuk mempermudah ilmu yang diserap dari lapangan lebih
banyak dan memiliki pengalaman lebih sehingga mahasiswa lebih fokus
belajar dalam bidang industri.

15
DAFTAR PUSTAKA

16
LAMPIRAN

Perfotoan Di Depan Gedung Industri Omah Herborist

Perfotoan di Aula PT Sido Mucul

17
Maket Sistem Pengololahan Limbah Padat

Maket Sistem Pengolahan Boiler Biomassa

Maket Sistem Pengolahan Air Bersih

18
Pemberian Cinderamata

Sesi Diskusi

19

Anda mungkin juga menyukai