PERIODE 2023
Disusun Oleh :
Sekar Ayu K
NIM.1012021025
PERIODE 2023
Diajukan oleh :
Sekar Ayu K (1012021025)
2
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN INDUSTRI
(HERBORIST – PT.VICTORIA CARE INDONESIA, SEMARANG) PERIODE 2023
Disusun Oleh:
Sekar Ayu K (1012021025)
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia yang telah
di limpahkan keapada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan praktek kerja
Lapangan Industri di Herborist, Semarang. Dengan diadakannya Praktek Kerja
Lapangan (PKL) yang kami laksanakan ini banyak hal yang telah kami dapatkan
untuk menambah pengetahuan dan memberikan pengalaman tentang peranan
Apoteker di Industri dan sebagai pembanding antara pengetahuan secara teori
yang didapat di kampus dengan praktek yang kami dapatkan di Praktek Kerja
Lapangan Industri ini.
Dalam proses penyelesaian laporan ini penulis telah banyak mendapat
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih yang setulus-tulusnya kepada :
1. Bapak/Ibu Dosen selaku pembimbing yang telah membimbing, memberikan
petunjuk dan saran sampai selesainya laporan ini.
2. Pimpinan Industri yang telah memberikan tempat pelaksanaan studi Praktek
Kerja Lapangan dan memberikan informasi untuk membantu penulisan
laporan.
3. Kepada ibu Apt. Ayu Angger, M.Farm selaku Ketua Program Studi Sarjana
Farmasi
4. Kepada ibu Apt. Khusnul Khotimah, M.Farm selaku dosen pembimbing PKL,
yang telah membimbing, memberikan saran sampai selesainya laporan ini.
5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
memberikan dukungan dalam kegiatan pelaksanaan studi lapangan dan
penulisan laporan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan laporan ini. Oleh karena itu kami mohon maaf atas kekurangan kami.
Namun kami tetap berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua
pada masa yang akan datang dan agar dijadikan bekal ilmu langsung terjun kerja
pada bidang Farmasi.
Jember, 18 Januari 2023
Penulis
4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN 2
LEMBAR PENGESAHAN 3
KATA PENGANTAR 4
DAFTAR ISI 5
DAFTAR GAMBAR 7
DAFTAR TABEL 8
BAB I. PENDAHULUN 9
1.1 LATAR BELAKANG PKL 9
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN PKL 10
1.3 MANFAAT PKL 11
1.4 WAKTU DAN TEMPAT PKL 12
BAB II. TINJAUAN UMUM INDUSTRI (PT. VICTORIA CARE
INDONESIA) 13
2.1 GAMBARAN UMUM 13
2.1.1 Profil 13
2.1.2 Visi Dan Misi 14
2.1.3 Struktur Aspek Legalitas 15
2.2 LOKASI DAN SARANA PRODUKSI 17
2.2.1 Lokasi 17
2.2.2 Sarana Produksi 17
2.3 PENERAPAN CPOTB 20
2.4 SARANA DAN FASILITAS 20
2.5 SANITASI DAN HIGIENITAS 21
2.6 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK 21
2.7 PERENCANAAN PRODUKSI OLEH PPIC 22
2.8 PRODUKSI 23
2.9 PENGAWASAN DAN PEMASTIAN MUTU 24
5
BAB IV. PENUTUP 33
4.1 KESIMPULAN 33
4.2 SARAN 33
DAFTAR PUSTAKA 34
6
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. Sesi tanya jawab dengan manajer dan ceo PT. Victoria Care
Indonesia 31
7
DAFTAR TABEL
8
BAB I PENDAHULUAN
9
memberikan kesempatan kepada calon tenaga teknis kefarmasian
menyelenggarakan Praktek Kerja Lapangan Industri yang dilaksanakan
tanggal 4-7 Januari 2023. Kegiatan kunjungan industri ini merupakan
pembelajaran lapangan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
serta menambah wawasan ilmu kefarmasian khususnya yang berkaitan
dengan teknologi farmasi dan inovasi yang telah dilakukan industri
farmasi untuk memenuhi kebutuhan obat di masyarakat. Dengan adanya
kegiatan ini mahasiswa mendapat pembelajaran lapangan untuk
implementasi dari berbagai mata kuliah yang telah dipelajari dikampus
seperti formulasi dan teknologi farmasi sediaan cair, semi padat dan
sediaan padat.
10
Sarjana Farmasi STIKes Harapan Bangsa Jember.
c) Memberikan pengalaman kerja nyata dengan melakukan tugas
seorang tenaga teknis kefarmasian secara langsung sesuai
dengan teori yang telah didapat selama perkuliahan dan
bimbingan dari PT. Victoria Care Indonesia,Semarang.
11
profesional dan berpengalaman.
c) Meningkatkan citra dari Program Sarjana Farmasi STIKes
Harapan Bangsa Jember, sebagai pencetak bibit unggul
berkualitas.
d) Mendapatkan umpan balik (feedback) yang baik berupa
saran dan kritik untuk menyempurnakan dan memperbarui
kurikulum yang sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan
perusahaan dan tuntutan pembangunan pada umumnya.
3. Bagi Instansi:
a) Mendapatkan tenaga kerja tambahan pada saat waktu
dibutuhkan.
b) Menumbuhkan kerjasama dan menjalankan hubungan antara
PT. Victoria Care Indonesia dengan STIKes Harapan
Bangsa Jember.
c) Realisasi corporate social responsibility dalam bidang
edukasi dari PT. Victoria Care Indonesia, Semarang tempat
Praktek Kerja Lapangan.
d) Adanya kemungkinan untuk menjalin hubungan yang teratur
dan berkelanjutan antara PT. Victoria Care Indonesia,
Semarang untuk tempat Praktek Kerja Lapangan dengan
STIKes Harapan Bangsa Jember.
e) Mengisi kebutuhan SDM dalam jangka pendek.
Website : https://vci.co.id/tentang-vci
12
BAB II
TINJAUAN UMUM INDUSTRI (PT. VICTORIA CARE INDONESIA)
13
fasilitas tambahan untuk pengembangan di masa depan.
Divisi Internasional adalah perpanjangan tangan PT Victoria Care
Indonesia Tbk yang mencakup bisnis di pasar global. PT Victoria Care
Indonesia Tbk telah mengekspor sebagian besar produknya ke negara-
negara Asia. Tujuan ekspor utama di Asia adalah: Jepang, Cina, Korea,
Malaysia, Brunei Darussalam dan Hong Kong.
PT Victoria Care Indonesia Tbk menawarkan berbagai produk mulai
dari perawatan tubuh, perawatan rambut, perawatan kulit, parfum dan
produk kebersihan dengan penerimaan pelanggan yang berkualitas tinggi
dan luar biasa. Original Equipment Manufacturer (OEM) juga ditawarkan
kepada mitra internasional yang tertarik dengan pelabelan pribadi. PT
Victoria Care Indonesia Tbk telah memproduksi beberapa produk OEM
dan beberapa di antaranya adalah wewangian dan berbagai produk
kebersihan.
Dengan perhatian terhadap perubahan kebiasaan dan gaya hidup
masyarakat di era “New Normal” sebagai dampak global yang besar dari
COVID-19, PT Victoria Care Indonesia Tbk telah berpikir lebih jauh ke
depan dan mengembangkan berbagai produk perawatan pribadi dengan
konsep “gaya hidup bersih dan higienis”. Dengan konsep ini, PT Victoria
Care Indonesia Tbk akan dapat melebarkan sayapnya ke seluruh dunia,
dimana negara-negara Afrika dan Timur Tengah akan menjadi tujuan pasar
potensial berikutnya.
2.1.2 Visi dan Misi
a. Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan terkemuka di bidang kosmetik, perlengkapan
mandi dan perawatan kesehatan di pasar Indonesia.
b. Misi Perusahaan
Memperluas dan meningkatkan kehidupan manusia dengan
menyediakan produk kosmetik, peralatan mandi dan perawatan
kesehatan berkualitas tinggi.
14
2.1.3 Struktur Aspek Legalitas
PT Victoria Care Indonesia dipimpin oleh Billy Hartono selaku Chief
Executive Officer (CEO) dan Sumardi Widjaja selaku Chief Operating
Officer (COO). Manajer tingkat atas ini membuat keputusan dan
menentukan target, strategi, kebijakan dan rencana bisnis perusahaan.
Manajer tingkat atas juga bertugas untuk menyiapkan rencana jangka
panjang bagi visi perusahaan dan umumnya memiliki rencana bisnis untuk
5 hingga 20 tahun ke depan. Sejak berdiri pada tahun 2007 PT. Victoria
Care Indonesia telah mengantongi sertifikat Good Macufacturing Practis
(GMP) atau Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari BPOM.
15
Tabel 1. Struktur Perusahaan PT. Victoria Care Indonesia 2020
Ass HRGA
Director
Human General
Legal
Resources Affair
staff
16
2.2 Lokasi dan Sarana Produksi
2.2.1 Lokasi
PT. Victoria Care Indonesia yang beralamatkan di Kawasan Industri
Candi Blok 5A Gatot Subroto, Krapyak Ngaliyan, Semarang. PT. Victoria
Care Indonesia merupakan anak perusahaan dari PT. Suka Sukses Sejati
yang berlokasi di Jakarta.
2.2.2 Sarana Produksi
a. Lab pengendalian mutu
Laboratorium ini dibagi menjadi beberapa bagian, ada yang
bersekat/ruangan khusus dan ada yang hanya dibatasi
menggunakan garis berwarna kuning.
1) ruang fisika : disinilah proses pembuatan produk pertama kali
dimulai yaitu proses penimbangan. Proses penimbangan
sendiri ada dua yaitu penimbangan kecil menggunakan
timbangan analitik, biasanya dilakukan untuk sampling atau
percobaan pembuatan sediaan, yang kedua adalah
penimbangan besar yaitu proses penimbangan berskala
produksi, di ruang fisika hanya mengkonversikan jumlah dari
bahan yang harus ditimbang, sedangkan untuk penimbangan
bahan skala produksi terdapat tempat yang terpisah. Selain itu
diruang fisika juga dilakukan pengukuran pH menggunakan
pH meter, pengukuran kekentalan/viscositas dengan
viscometer khususnya untuk sediaan lulur dan handbody.
2) Ruang kimia : disinilah semua sediaan yang diproduksi diolah
dan di uji secara kimiawi diantara uji tersebut yaitu
penggunaan string hot plate yang digunakan untuk melelehkan
padatan skala kecil, alat untuk menguji kelembaban produk
pada kulit, alat untuk uji saponifikasi untuk herborist sampo
zaitun.
3) Ruang rak standar bahan baku, sampel bahan baku yang
digunakan untuk produksi di letakkan pada temapt kusus dan
17
disimpan dalam rak/lemari standar bahan baku, begitu juga
dengan sampel seluruh produk jadi, fungsi dari ruangan ini
adalah untuk mengontrol mutu produk apabila sewaktu- waktu
diperlukan pengujian ulang, standar bahan baku diantaranya
ekstrak sabun sere, bibit parfum, dan lain lain.
4) ruang uji mikrobiologi
5) R&D dan ruang standar bahan kemas.
Selesai dari lab, dilanjutkan ke bagian produksi, sebelum
memasuki ruang produksi setiap orang harus mengenakan
kelengkapan seperti topi, masker, covershoes dan jaslab. Terdapat 2
lantai area industri, lantai pertama untuk proses filling, pelabelan
produk dan juga area packing serta gudang, dan lantai 2 adalah
tempat produksi skala besar. Hampir 90% proses produksi sudah
otomatis menggunakan mesin, tetapi tetap membutuhkan SDM
sebagai operatornya. Dilantai 2 terdapat 3 ruangan utama yaitu :
1. Ruang Mixing Produk Padat dan Cream
Produk yang din proses disini adalah sabun, handbody dan
sampo. Untuk sabun dapat menampung sampai dengan 500 kg
bahan baku untuk sekali produksi, waktu yang dibutuhkan
untuk sekali produksi kurang lebih 4-6 jam kerja, sedangkan
untuk cream kapasitasnya sampai 2 ton. Dari proses mixing ini
kemudian bahan setengah jadi akan di cetak di lantai 1.
2. Ruang Produksi Produk Halal
Perusahaan ini sudah memiiki produk yang tersertifikasi halal
MUI yaitu produk daun sirih dan minyak zaitun.
3. Ruang Produksi Cair
Kapasitas produksi mesin ini hingga 2 ton dan dapat
menghasilkan sampai
20.000 botol/ 10 ml .
Ruangan-ruangan yang berada dilantai 1 yaitu ruangan yang
digunakan untuk proses memasukkan produk kedalam wadah dan
18
labelling. Di akhir proses labelling, akan ada staf yang bertugas
untuk mengecek kembali produk-produk tersebut. Jika ada label
yang terlipat atau miring maka akan dipisahkan dandilakukan
labelling ulang. Untuk produk liquid, produk akan dikemas terlebih
dahulu kemudian baru diberi label. Sebaliknya untuk produk liquid
dan semisolid, wadah akan diberi label terlebih dahulu selanjutnya
diisi dengan produk. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi tumpahnya
produk liquid dan semisolid ketika proses labelling.
Proses Packaging merupakan proses selanjutnya yang akan
dilakukan diarea packing. Sebelum produk dimasukkan dalam wadah
tersier (kardus) akan ada staf yang bertugas untuk mengecek kembali
produk tersebut apakah sudah layak dipasarkan atau belum. Jika ada
kesalahan, maka produk tersebut akan dipisahkan untuk dibenahi
terlebih dahulu. Begitu pula pada proses-proses sebelumnya, bahwa
dalam setiap akhir proses akan ada bagian QC (Quality Control)
yang akan memeriksa produk-produk tersebut sebelum
melanjutkan ke proses selanjutnya. Hal ini bertujuan untuk
meminimalkan kesalahan yang terjadi. Setelah produk selesai
diproduksi, selanjutnya produk telah siapuntuk didistribusikan,
sebelumnya produk akan disimpan terlebih dahulu digudang
penyimpanan. Ketinggian digudang penyimpanan ini mencapai 12
meter.
Produk akan ditata dengan cara diurutkan sesuai abjad untuk
mempermudah proses pengambilan. Proses pengambilan ini dengan
menggunakan metode FIFO (First in First Out) untuk mencegah
adanya produk yang kadaluwarsa karena terlalu lama berada di
gudang penyimpanan.Tempat terakhir dalam industri ini yaitu area
untuk pengolahan limbah.Dalam pengolahan limbah ini akan
dipisahkan antara limbah padat dan cair.
PT.Victoria Care tidak mengolah limbah padat, melainkan akan
diberikan kepada pihak yang berwenang dan dipercaya serta telah
19
bersertifikasi untuk mengolah limbah padat tersebut. Sedangkan
untuk limbah cair akan diolah oleh IPAL(Instalasi Pengolahan Air
Limbah) yang berada di PT. Victoria Care itusendiri.
Air limbah ini tidak akan langsung dibuang, melainkan akan
diuji terlebih dahulu dengan 2 cara. Cara pertama yaitu setelah air
limbah ini diolah kemudian akan disiramkan pada tanaman.
Selanjutnya tanaman akan dicek secara berkala apakahada tanaman
yang mati dan layu setelah pemberian air limbah ini. Cara kedua
yaitu akan dialirkan ke kolam ikan lalu diperiksa kesehatan ikan
tersebut secara berkala. Jika kedua pengujian air limbah ini telah
selesai, barulah air limbah akan dibuang ke sungai. Pengujian-
pengujian ini perlu dilakukan agar tidak mencemari lingkungan dan
membahayakan masyarakat.
2.3 Penerapan CPOTB
PT Victoria Care Indonesia Tbk sebagai perusahaan manufaktur dengan
visi untuk menjadi perusahaan kosmetik dan toiletris terbaik di Asia. PT
Victoria Care Indonesia Tbk mulai beroperasi pada tahun 2007 dengan
pabrik yang berlokasi di kota Semarang – ibu kota Jawa Tengah, dan telah
menerima Sertifikasi Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik (CPKB) dari
BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia atau
NADFC).
2.4 Sarana dan Fasilitas
1. Bangunan yang bernuansa minimalis
2. Museum kecantikan
3. Reastaurant
4. Meeting room
20
5. Pabrik dengan skala besar
6. Beauty outlet
2.5 Sanitasi dan Higienitas
a) Sertifikasi Lingkungan Hidup
Sebagai perwujudan komitmen Perseroan terhadap aspek
Lingkungan Hidup, pada tahun 2020, Perseroan berhasil meraih
PROPER Biru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik Indonesia. Capaian PROPER Biru tersebut mencerminkan
Perseroan telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang
dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku
(telah memenuhi semua aspek yang dipersyaratan oleh KLHK), yang
merupakan bentuk penaatan terhadap ketentuan dalam dokumen
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UKL-UPL) dan pemenuhan baku mutu dalam
bidang pengendalian pencemaran air, udara, dan pengelolaan limbah
B3.
b) Sanitasi di Tempat Ibadah dan Transportasi Publik
Sebagai salah satu fasilitas publik yang berisiko dalam
persebaran COVID- 19, Perseroan juga melaksanakan kegiatan CSR
dengan memberikan bantuan kebersihan kepada lebih dari 100 rumah
ibadah dan Transportasi Publik yaitu di stasiun MRT dalam kegiatan
Aksi Sanitasi Cegah Corona yang diselenggarakan bulan Desember
2020 hingga Januari 2021. Dalam kegiatan tersebut, Perseroan
menyalurkan bantuan berupa sterilisasi tempat ibadah dan tempat
umum kepada rumah ibadah dan stasiun.
21
dan Pengembangan Produk berfokus pada pembuatan bath boom. Bath
boom adalah produk sabun mandi busa yang berfungsi sebagai relaksasi
yang didesain untuk menjadi imitator dari produk yang lebih dulu masuk ke
pasar dan telah sukses, dimana baru boleh diluncurkan saat hak paten obat
tersebut sudah habis (kurang lebih 5 tahun).
Adapun alur yang harus dilakukan yaitu melihat permintaan dari pasar,
survei harga produk patennya, memastikan industri memiliki fasilitas
sesuai CPOB, praformulasi (karakterisasi produk inovator, zat aktif, sifat
fisika kimia zat aktif), formulasi, scale up dan adjustment formulasi
untuk produksi skala besar. Tugas di bagian Penelitian dan
Pengembangan Produk di PT. Victoria Care Indonesia, diantaranya :
a) Membuat Sample proto -type produk kosmetika (skin care, hair care,
body care, makeup atau decorative, kids atau baby care) untuk skala
laboratorium
b) Kemudian melakukan trial scale-up untuk verifikasi formula dalam
pengembangan keskala produksi.
c) Melakukan uji stabilitas produk dan membuat laporannya.
d) Membuat form cara kerja proses produksi dari pembuatan bulk hingga
proses fillingdan packaging untuk skala produksi.
e) Menyusun dokumen teknis produk, terkait formula dan
manyusun bahan, untukkeperluan sertifikasi halal dan registrasi
produk.
f) Membuat sample produk kosmetika yang formulanya sudah disetujui
untuk keperluanuji konsumen.
22
maupun tenaga kerja, dan menentukan urutan pelaksanaan bagi suatu
kegiatan operasi. Alur dari perencanaan dan penjadwalan produksi yaitu
dengan membuat Annual Operating Plan (AOP), selanjutnya membuat
Sales and Operation Promotion (S&OP), selanjutnya membuat MPS dan
mengecek ketersediaan stock material, selanjutnya yaitu menyusun jadwal
mingguan dan mengecek tercapainya produk untuk di distribusikan,
selanjutya yaitu melakukan kegiatan shop floor control. Kekuatan dalam
alur kerja perencanaan dan penjadwalan produksi pada PT. Victoria Care
Indonesia yaitu sebagai acuan atau target penjualan yang harus dipenuhi,
memperhalus data trend sales pasar lebih jelas, memperhalus dan
memetakan dari rencana produksi tahunan, semua kegiatan permintaan
pembelian, dan transaksi lebih transparan. Kelemahan dari perusahaan yaitu
proses peramalan perusahaan masih kurang akurat, mesin terkadang terjadi
break down, perevisian jadwal produksi, dan persetujuan pembelian bahan
baku terlalu lama. Sebaiknya perusahaan mencari cara untuk mendapatkan
kebutuhan produk dari retailer, menjadwalkan perawatan mesin produksi
lebih intensif, mencari supplier yang menjamin bahan baku sesuai
spesifikasi perusahaan.
2.8 Produksi
PT. Victoria Care Indonesia saat ini memproduksi beberapa merek
yang menghasilkan produk-produk perawatan dan kecantikan yang
disesuaikan dengan kategori dan segmen pasar.
a) Miranda : Miranda adalah produk pewarna rambut, perawatan rambut,
dan penataan rambut yang trendi dan terjangkau. Produk ini fokus pada
pewarnaan rambut dan produk perawatan rambut untuk wanita dan pria.
b) Herborist : Herborist adalah produk spa tradisional Bali yang ditujukan
untuk wanita dan pria. Produk ini diproduksi menggunakan peralatan
modern dengan standar berkualitas tinggi.
c) Victoria : Victoria adalah produk wewangian dan perawatan untuk
wanita. Produk ini dibuat dengan bahan-bahan parfum terbaik dan
berkelas untuk melengkapi gaya hidupmewah Anda.
23
d) Nuface : Nuface merupakan produk perawatan wajah yang terinspirasi
oleh tren kecantikan Korea yang mendunia. Nuface menawarkan
berbagai pilihan produk perawatan seperti masker wajah, lotion,
pemutih, dan kapas wajah.
e) CBD – Creative Beauty Dazzle Professional : Menyediakan rangkaian
produk rambut premium untuk salon dan penata rambut profesional.
Diproduksi dengan teknologi canggih untuk mendapatkan produk
terbaik bagi para profesional, serta menjadi trendsetter untuk
produkproduk rambut profesional.
f) RIA : IRIA adalah perlengkapan mandi sehari-hari dan produk
perawatan kulit dengan esens susu kambing yang ditujukan untuk
wanita dewasa.
g) Sixsence : Sixsence merupakan brand produk wewangian yang
ditujukan untuk kalangan remaja. Parfum Sixsence menawarkan pilihan
aroma manis dan ceria yang sesuai dengan gaya hidup aktif Anda.
24
Bahan Baku : Utama yang digunakan dalam produk kosmetik
meliputi basecream, pewangi, dan alkohol. Apabila salah satu
pemasok Perseroan gagal menyediakan bahan baku dan bahan
pendukung dalam jumlah yang memadai dimasa mendatang,
Perseroan mungkin tidak dapat memperoleh bahan baku pengganti
dari pemasok lain dalam waktu singkat atau sama sekali. Perseroan
mungkin terpaksa membeli bahan baku dari pemasok berbeda yang
mengharuskan Perseroan membayar pada harga yang tidak masuk
secara komersial atau menyediakan bahan baku dengan kualitas
yang tidak sesuai dengan standar Perseroan. Perseroan menerapkan
kebijakan non-single supplier dengan rata-rata minimal ada dua
supplier sehingga risiko terputusnya pasokan dapat diminimalisir.
Selain itu untuk mengantisipasi pasokan bahan baku yang
membutuhkan waktu yang relatif lama, maka Perseroan
menyediakan secara cukup persediaan bahan baku menyesuaikan
dengan waktu lama pengiriman untuk masing-masing supplier.
Perizinan : Tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan dapat
memperoleh, memperbarui atau mempertahankan semua
persetujuan, lisensi dan izin yang diperlukan yang dimiliki oleh
Perseroan pada saat ini atau yang mungkin diperlukan di masa
depan, atau bahwa sanksi tidak akan dikenakan sebagai akibat dari
kegagalan untuk memperoleh, memperbaharui atau
mempertahankan persetujuan, lisensi dan izin yang dibutuhkan.
Perseroan selalu melengkapi semua persyaratan baik itu
administrasi maupun dokumen-dokumen yang dibutuhkan sehingga
perizinan tetap dapat diperoleh dan dipertahankan, dan diperbarui
sesuaiperaturan terbaru.
Distribusi : Gangguan atas jaringan distribusi dan atau kegiatan
logistik akan menghambat tibanya produk ke lokasi tujuan sesuai
dengan potensi pasar yang
25
sudah dipelajari dan direncanakan sehingga Perseroan akan
kehilangan potensi penjualan atas produk tersebut. Perseroan
bekerja sama dengan distributor- distributor lokal yang ada di
Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Papua, dan
Ambon untuk membantu distribusi produk Perseroan. Selain itu
Perseroan rutin mengevaluasi kinerja distributornya untuk
memastikan kinerjanyasesuai dengan yang diharapkan.
b. Pemastian Mutu
Kualitas produk yang dijual oleh Perseroan merupakan aspek
penting bagi kesuksesan kegiatan usaha Perseroan. Pengelolaan kendali
mutu yang konsisten sangat bergantung pada keefektifan dari sistem
pengendalian mutu, yang juga bergantung pada sejumlah faktor seperti
desain dari sistem pengendalian mutu Perseroan dan kemampuan
Perseroan untuk memastikan para karyawan mengikuti kebijakan dan
petunjuk dari sistem pengendalian mutu tersebut. Sistem pengendalian
mutu Perseroan terutama terdiri dari tindakan pengendalian mutu
terhadap bahanbaku, pengendalian proses, kondisi ruangan dan
lingkungan proses, serta pengendalian mutu produk akhir. Namun,
tidak ada jaminan bahwa sistem pengendalian mutu Perseroan akan
terbukti efektif setiap saat. Setiap kegagalan atau keusangan dari sistem
pengendalian mutu Perseroan dapat berdampak merugikan dan material
terhadap reputasi, kegiatan usaha, dan kinerja Perseroan. Perseroan
mempunyai divisi QC (Quality Control) dan QA (Quality Assurance)
yangmemastikan bahwa produk- produkPerseroan diproduksi dan telah
lulus pengecekan mutu dari team QC dan QA. Team QA juga
memastikan bahwa semua proses produksi sudah dijalankan baik dan
benar sesuai dengan kaidah CPKB. Produk dan layanan berkualitas
merupakan prioritas utama Perseroan. Oleh karena itu, Perseroan
menjamin seluruh produk yang dihasilkan telah sesuai dengan standar
mutu serta mengutamakan keamanan dan keselamatan konsumen dalam
menggunakan produk Perseroan. Pada tahun 2020, proses produksi serta
26
produk yang dipasarkan oleh Perseroan telah memenuhi kriteria mutu,
antara lain:
Halal Assurance System Status dari MUI Provinsi Jawa Tengah
Ketetapan Halal dari MUI Provinsi Jawa Tengah
Sertifikat Produksi Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dari
KementerianKesehatan Republik Indonesia
27
BAB III
HASIL KUNJUNGAN
28
parfum, dan lain lain. Terdapat beberapa ruangan lain seperti ruang uji
mikrobiologi, R&D yaitu ruangan untuk menciptakan produk terbaru dan
ruang standar bahan kemas. Standar kemasan yang digunakan yaitu
kemasan tube, kemasan pump, kemasan plastik, kemasan kaca. Dalam
ruangan in terdapat inkubator yang berfungsi sebagai pengujian masa
kadaluarsa produk, proses pengujian dilakukan dengan suhu 47.9o C diuji
di ruangan dingin, uji ekstrim, uji ruangan ber AC, uji ruang toko.
Selesai dari laboratorium dilanjutkan ke bagian produksi,
sebelum memasuki ruang produksi setiap orang harus mengenakan
perlengkapan seperti topi, masker, covershoes dan jas laboratorium.
Terdapat 2 lantai area industri. Lantai pertama untuk proses filling,
pelabelan produk dan juga area packing serta gudang. Dan lantai 2 adalah
tempat produksi skala besar. Hampir 90% proses produksi sudah otomatis
menggunakan mesin, tetapi tetap menggunakan SDM sebagai operatornya.
Dilantai 2 terdapat 3 ruanganutama yaitu:
1. Ruang pengolahan krim, gel, cairan kental dan padat. Masa penolahan
membutuhkan waktu 4-6 jam kerja. Terdapat beberapa mesin yang ada
pada ruangan ini yaitu mesin yang digunakan untuk sabun dengan nama
tiangfo, mesin untuk cairan kental yaitu lianghe.
2. Ruang pengolahan cairan kental seperti minyak zaitun.
3. Ruang ruahan, pada ruangan ini produk dicek oleh tim quality control,
dari ruangan ini produk di bawa ke lantai 1 melalui pipa untuk
dilakukan pengemasan.
Ruangan-ruangan yang berada dilantai 1 yaitu ruangan yang digunakan
untuk proses memasukkan produk kedalam wadah dan labbeling. Di akhir
proses labelling akan ada staf yang bertugas untuk mengecek kembali
produk-produk tersebut. Jika ada label yang terlita atau miring maka akan
dipisahkan dan dilakukan labelling ulang. Untuk produk liquid, produk
akan dikemas terlebih dahulu kemudian baru diberi label. Sebaliknya
untuk produk liquid dan semisolid wadah akan diberi label terlebih dahulu
selanjutnya diisi dengan produk. Hal ini bertujuan agar tida terjadi
29
tumpahnya produk liquid dan semisolid ketika proses labelling.
Proses selanjutnya yaitu proses pengemasa yang dilakukan di
area packing. Sebelum produk dimasukkan dalam kemasan kardus akan ada
staf yang bertugas untuk mengecek kembali produk tersebut apakah sudah
layak dipasarkan atau belum. Jika ada kesalahan maka produk tersebut akan
dipisahkan untuk di benahi terlebih dahulu. Begitu pula pada proses-proses
sebelumnya, bahwa dalam setiap akhir proses akan ada bagian Quality
Contol (QC) yang akan memeriksa produk tersebut sebelum melanjutkan
ke proses selanjutnya. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan kesalahan
yang terjadi. Setelah produk selesai diproduksi, selanjutnya produk siap
untuk didistribusikan. Sebelumnya produk akan disimpan terlebih dahulu
digudang penyimpanan.
30
Gambar 2. Sesi Tanya Jawab Dengan Manajer dan CEO PT. Victoria Care
Indonesia
31
Gambar 3.Pengenalan Produk PT. Victoria Care Indonesia
32
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Saya selaku penulis dengan hasil kunjungan saya dan dari hasil laporan
saya dapat menyimpulkan bahwa:
1. kunjungan industri ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa karena dengan
adanya kunjungan ini saya dapat memahami proses dan alur produksi
yang ada di industri farmasi dimulai dari produksi skala lab hingga
produksi skala besar, dari proses penimbangan, mixing, pengisian hingga
pengemasan. Selain saya juga mendapat gambaran secara langsung
mengenai peran dan tugas apoteker di Industri Farmasi yang memegang
peran penting dalam produksi terutama pada kontrol kualitas produk dan
pemastian mutu produk yang sesuai dengan standar yang ada.
2. Program kunjungan industry pada PT VICTORIA CARE INDONESIA,
Semarang dapat terlaksana dengan baik berkat kerja sama yang baik antara
mahasiswa dan dosen pembimbing dengan karyawan PT. VICTORIA
CARE INDONESIA, Semarang.
4.2 Saran
Sebelum melakukan kunjungan industri hendaknya
mahasiswa/mahasiswi mengetahui beberapa hal penting tentang objek
yang akan dikunjungi. Misal menyiapkan beberapa pertanyaan yang
berkaitan tentang industri dan laporan PKL.
33
DAFTAR PUSTAKA
34