Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

HERBORIST – PT. VICTORIA CARE INDONESIA,


SEMARANG

PERIODE 2023

Disusun Oleh :

Sekar Ayu K

NIM.1012021025

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI SEKOLAH


TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPANBANGSA
JEMBER
T.A 2023
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
HERBORIST – PT. VICTORIA CARE INDONESIA, SEMARANG

PERIODE 2023

Diajukan oleh :
Sekar Ayu K (1012021025)

Telah disetujui pada tanggal ..................................untuk diujikan

Dosen Pembimbing PKL

Program Studi Sarjana Farmasi

Apt. Khusnul Khotimah, M.Farm


NIDN. 04807317522
Ketua Program Studi Sarjana Farmasi

STIKes Harapan Bangsa Jember

Apt. Ayu Angger Putri M.Soleh, M.Farm


NIDN.0721119003

2
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN INDUSTRI
(HERBORIST – PT.VICTORIA CARE INDONESIA, SEMARANG) PERIODE 2023

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh


Gelar Strata-1 Farmasi dan Diploma III Farmasi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Bangsa Jember

Disusun Oleh:
Sekar Ayu K (1012021025)

Laporan ini telah disetujui oleh :


Dosen Pembimbing PKL
Program Studi Sarjana Farmasi

Apt. Khusnul Khotimah, M.Farm


NIDN.04807317522

Ketua Program Studi Sarjana Farmasi


STIKes Harapan Bangsa Jember

Apt. Ayu Angger Putri M.Soleh, M.Farm


NIDN.0721119003

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia yang telah
di limpahkan keapada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan praktek kerja
Lapangan Industri di Herborist, Semarang. Dengan diadakannya Praktek Kerja
Lapangan (PKL) yang kami laksanakan ini banyak hal yang telah kami dapatkan
untuk menambah pengetahuan dan memberikan pengalaman tentang peranan
Apoteker di Industri dan sebagai pembanding antara pengetahuan secara teori
yang didapat di kampus dengan praktek yang kami dapatkan di Praktek Kerja
Lapangan Industri ini.
Dalam proses penyelesaian laporan ini penulis telah banyak mendapat
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih yang setulus-tulusnya kepada :
1. Bapak/Ibu Dosen selaku pembimbing yang telah membimbing, memberikan
petunjuk dan saran sampai selesainya laporan ini.
2. Pimpinan Industri yang telah memberikan tempat pelaksanaan studi Praktek
Kerja Lapangan dan memberikan informasi untuk membantu penulisan
laporan.
3. Kepada ibu Apt. Ayu Angger, M.Farm selaku Ketua Program Studi Sarjana
Farmasi
4. Kepada ibu Apt. Khusnul Khotimah, M.Farm selaku dosen pembimbing PKL,
yang telah membimbing, memberikan saran sampai selesainya laporan ini.
5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
memberikan dukungan dalam kegiatan pelaksanaan studi lapangan dan
penulisan laporan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan laporan ini. Oleh karena itu kami mohon maaf atas kekurangan kami.
Namun kami tetap berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua
pada masa yang akan datang dan agar dijadikan bekal ilmu langsung terjun kerja
pada bidang Farmasi.
Jember, 18 Januari 2023

Penulis
4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN 2
LEMBAR PENGESAHAN 3
KATA PENGANTAR 4
DAFTAR ISI 5
DAFTAR GAMBAR 7
DAFTAR TABEL 8
BAB I. PENDAHULUN 9
1.1 LATAR BELAKANG PKL 9
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN PKL 10
1.3 MANFAAT PKL 11
1.4 WAKTU DAN TEMPAT PKL 12
BAB II. TINJAUAN UMUM INDUSTRI (PT. VICTORIA CARE
INDONESIA) 13
2.1 GAMBARAN UMUM 13
2.1.1 Profil 13
2.1.2 Visi Dan Misi 14
2.1.3 Struktur Aspek Legalitas 15
2.2 LOKASI DAN SARANA PRODUKSI 17
2.2.1 Lokasi 17
2.2.2 Sarana Produksi 17
2.3 PENERAPAN CPOTB 20
2.4 SARANA DAN FASILITAS 20
2.5 SANITASI DAN HIGIENITAS 21
2.6 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK 21
2.7 PERENCANAAN PRODUKSI OLEH PPIC 22
2.8 PRODUKSI 23
2.9 PENGAWASAN DAN PEMASTIAN MUTU 24

BAB III. HASIL KUNJUNGAN 28

5
BAB IV. PENUTUP 33
4.1 KESIMPULAN 33
4.2 SARAN 33
DAFTAR PUSTAKA 34

6
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. PT. Victoria Care Indonesia 13

Gambar 2. Sesi tanya jawab dengan manajer dan ceo PT. Victoria Care
Indonesia 31

Gambar 3. Pengenalan produk PT. Victoria Care Indonesia 32

7
DAFTAR TABEL

Table 1. Struktur Perusahaan PT. Victoria Care Indonesia 2020 16

8
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang PKL


Indonesia kaya akan pengetahuan mengenai pengobatan tradisional.
Hampir setiap suku bangsa di Indonesia memiliki pengetahuan dan cara
tersendiri mengenai pengobatan tradisional. Obat herbal diolah secara
tradisional dan turun-menurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat
istiadat, kepercayaan atau kebiasaan setempat, maupun pengetahuan
tradisional digunakan oleh masyarakat untuk mengobati beberapa penyakit
tertentu dan dapat diperoleh secara bebas di alam (I Made, 2016:9).
Dikarenakan masih banyaknya kosmetika yang tidak sesuai dengan
yang beredar di pasaran, negara anggota ASEAN telah sepakat untuk
menetapkan harmonisasi ASEAN dibidang kosmetika yang sediannya
mulai diberlakukan sejak Januari 2008. Namun di Indonesia penerapan
harmonisasi ASEAN dibidang kosmetik diterapkan secara penuh pada
tahun 2011 yang mewajibkan pengusaha kosmetik melakukan notifikasi
(pencatatan) dan menyimpan data informasi produk. Dengan adanya CPKB
dan penerapan harmonisasi ASEAN seperti ini diharapkan kosemtika yang
beredar dipasaran terjamin mutu dan kualitasnya, sehingga dapat
melindungi konsumen dari peredaran produk kosmetik yang dapat
membahayakan kesehatan konsumen serta untuk menjamin bahwa produk
kosmetik yang diproduksi akan senantiasa memenuhi standar mutu dan
keamanan yang ditetapkan.
Dalam suatu Industri Kosmetik, Apoteker sebagai tenaga kefarmasian,
memilikiperan dan tanggung jawab dalam menjaga mutu dan kualitas dari
suatu kosmetik yang diproduksi. Oleh karenanya seorang apoteker dituntun
untuk memiliki banyak pengetahuan tentang kosmetik sehingga dapat
menghasilkan produk kosmetik yang baik dan juga bermutu yang sesuai
dengan Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB).
Oleh karena itu program studi Sarjana Farmasi STIKes Harapan Bangsa
mengadakan kunjungan ke Secret Garden Village untuk bisa

9
memberikan kesempatan kepada calon tenaga teknis kefarmasian
menyelenggarakan Praktek Kerja Lapangan Industri yang dilaksanakan
tanggal 4-7 Januari 2023. Kegiatan kunjungan industri ini merupakan
pembelajaran lapangan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
serta menambah wawasan ilmu kefarmasian khususnya yang berkaitan
dengan teknologi farmasi dan inovasi yang telah dilakukan industri
farmasi untuk memenuhi kebutuhan obat di masyarakat. Dengan adanya
kegiatan ini mahasiswa mendapat pembelajaran lapangan untuk
implementasi dari berbagai mata kuliah yang telah dipelajari dikampus
seperti formulasi dan teknologi farmasi sediaan cair, semi padat dan
sediaan padat.

1.2 Maksud dan Tujuan PKL


Adapun maksud dan tujuan dilaksanakannya Praktek Kerja Lapangan ini
antara lain:
1. Maksud Praktek Kerja Lapangan:
a) Sebagai salah satu persyaratan kelulusan bagi Mahasiswa
Sarjan Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan
Bangsa.
b) Melatih dan mempraktekan kemampuan, disiplin, tanggung
jawab terhadapapa yang telah di pelajari selama perkuliahan
pada dunia kerja sesungguhnya.
c) Menambah pengetahuan bagaimana kondisi dan situasi yang
akan di hadapi didunia kerja.
d) Memberikan kontribusi terhadap PT. Victoria Care Indonesia,
Semarang yangmerupakan tempat menjalankan praktek kerja
lapangan.
2. Tujuan Praktek Kerja Lapangan:
a) Menyiapkan lulusan yang berkualitas dan siap bersaing di dunia
kerja.
b) Meningkatkan wawasan pengetahuan, pengalaman, kemampuan
dan juga keterampilan yang dimiliki mahasiswa program

10
Sarjana Farmasi STIKes Harapan Bangsa Jember.
c) Memberikan pengalaman kerja nyata dengan melakukan tugas
seorang tenaga teknis kefarmasian secara langsung sesuai
dengan teori yang telah didapat selama perkuliahan dan
bimbingan dari PT. Victoria Care Indonesia,Semarang.

1.3 Manfaat PKL


Adapun manfaat dari Praktek Kerja Lapangan selama praktikan
melaksanakan kegiatan di PT. Victoria Care Indonesia, Semarang antara
lain:
1. Bagi praktikan:
a) Memenuhi salah satu syarat kelulusan bagi mahasiswa
program Sarjana Farmasi Stikes Harapan Bangsa Jember.
b) Melatih keterampilan mahasiswa sesuai dengan pengetahuan
yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan di STIKes
Harapan Bangsa Jember.
c) Belajar mengenal dinamika dan kondisi nyata dunia kerja
pada unit-unit kerja, dalam industri.
d) Mengembangkan pola pikir, kreativitas dan juga keberanian
serta kemampuan berkomunikasi yang dibutuhkan dalam
dunia kerja.
e) Mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama berada di
bangku kuliah dan medapatkan pengalaman baru yang
belum diperoleh dari pendidikan formal.
2. Bagi Universitas:
a) Membuka peluang kerja sama antara STIKes Harapan
Bangsa Jember dengan PT. Victoria Care Indonesia,
Semarang terkait dalam pelaksaan Praktek Kerja Lapangan
di waktu yang akan datang.
b) Mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi tenaga kerja yang

11
profesional dan berpengalaman.
c) Meningkatkan citra dari Program Sarjana Farmasi STIKes
Harapan Bangsa Jember, sebagai pencetak bibit unggul
berkualitas.
d) Mendapatkan umpan balik (feedback) yang baik berupa
saran dan kritik untuk menyempurnakan dan memperbarui
kurikulum yang sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan
perusahaan dan tuntutan pembangunan pada umumnya.
3. Bagi Instansi:
a) Mendapatkan tenaga kerja tambahan pada saat waktu
dibutuhkan.
b) Menumbuhkan kerjasama dan menjalankan hubungan antara
PT. Victoria Care Indonesia dengan STIKes Harapan
Bangsa Jember.
c) Realisasi corporate social responsibility dalam bidang
edukasi dari PT. Victoria Care Indonesia, Semarang tempat
Praktek Kerja Lapangan.
d) Adanya kemungkinan untuk menjalin hubungan yang teratur
dan berkelanjutan antara PT. Victoria Care Indonesia,
Semarang untuk tempat Praktek Kerja Lapangan dengan
STIKes Harapan Bangsa Jember.
e) Mengisi kebutuhan SDM dalam jangka pendek.

1.4 Waktu dan Tempat PKL


Nama Instansi : Herborist, PT Victoria Care Indonesia, Semarang
Alamat : Kawasan Industri Candi Gatot Soebroto Krapyak Blok
5A No. 8 . Telepon : 0813-3305-3689

Website : https://vci.co.id/tentang-vci

Waktu PKL : Kamis 05 Januari 2023

12
BAB II
TINJAUAN UMUM INDUSTRI (PT. VICTORIA CARE INDONESIA)

2.1 Gambaran Umum


2.1.1 Profil
PT. Victoria Care Indonesia merupakan anak perusahaan dari PT. Suka
Sukses Sejati yang berlokasi di Jakarta. Perusahaan ini merupakan badan
usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas dan bergerak di bidang produksi
kosmetik, perlengkapan mandi dan perawatan kesehatan.Sejak berdiri pada
tahun 2007 PT. Victoria Care Indonesia telah mengantongi sertifikat Good
Macufacturing Practis (GMP) atau Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB) dari BPOM.

Gambar 1. PT. VICTORIA CARE INDONESIA

Pada tanggal 26 April 2007, PT. Victoria Care Indonesia Tbk


mengumumkan dimulainya pengoperasian pabrik kosmetik dan
perlengkapan mandi dan fasilitasnya di atas lahan seluas 1.25 ha yang
terletak di kota Semarang-Ibukota Jawa Tengah. Dengan sekitar 300
pekerja, pabrik ini terdiri dari departemen Produksi, R&D dan QC,
didukung oleh standarisasi tinggi mesin manufaktur dan laboratorium,
tujuan pabrik adalah untuk mencapai peningkatan permintaan pasar dan

13
fasilitas tambahan untuk pengembangan di masa depan.
Divisi Internasional adalah perpanjangan tangan PT Victoria Care
Indonesia Tbk yang mencakup bisnis di pasar global. PT Victoria Care
Indonesia Tbk telah mengekspor sebagian besar produknya ke negara-
negara Asia. Tujuan ekspor utama di Asia adalah: Jepang, Cina, Korea,
Malaysia, Brunei Darussalam dan Hong Kong.
PT Victoria Care Indonesia Tbk menawarkan berbagai produk mulai
dari perawatan tubuh, perawatan rambut, perawatan kulit, parfum dan
produk kebersihan dengan penerimaan pelanggan yang berkualitas tinggi
dan luar biasa. Original Equipment Manufacturer (OEM) juga ditawarkan
kepada mitra internasional yang tertarik dengan pelabelan pribadi. PT
Victoria Care Indonesia Tbk telah memproduksi beberapa produk OEM
dan beberapa di antaranya adalah wewangian dan berbagai produk
kebersihan.
Dengan perhatian terhadap perubahan kebiasaan dan gaya hidup
masyarakat di era “New Normal” sebagai dampak global yang besar dari
COVID-19, PT Victoria Care Indonesia Tbk telah berpikir lebih jauh ke
depan dan mengembangkan berbagai produk perawatan pribadi dengan
konsep “gaya hidup bersih dan higienis”. Dengan konsep ini, PT Victoria
Care Indonesia Tbk akan dapat melebarkan sayapnya ke seluruh dunia,
dimana negara-negara Afrika dan Timur Tengah akan menjadi tujuan pasar
potensial berikutnya.
2.1.2 Visi dan Misi
a. Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan terkemuka di bidang kosmetik, perlengkapan
mandi dan perawatan kesehatan di pasar Indonesia.
b. Misi Perusahaan
Memperluas dan meningkatkan kehidupan manusia dengan
menyediakan produk kosmetik, peralatan mandi dan perawatan
kesehatan berkualitas tinggi.

14
2.1.3 Struktur Aspek Legalitas
PT Victoria Care Indonesia dipimpin oleh Billy Hartono selaku Chief
Executive Officer (CEO) dan Sumardi Widjaja selaku Chief Operating
Officer (COO). Manajer tingkat atas ini membuat keputusan dan
menentukan target, strategi, kebijakan dan rencana bisnis perusahaan.
Manajer tingkat atas juga bertugas untuk menyiapkan rencana jangka
panjang bagi visi perusahaan dan umumnya memiliki rencana bisnis untuk
5 hingga 20 tahun ke depan. Sejak berdiri pada tahun 2007 PT. Victoria
Care Indonesia telah mengantongi sertifikat Good Macufacturing Practis
(GMP) atau Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari BPOM.

15
Tabel 1. Struktur Perusahaan PT. Victoria Care Indonesia 2020

Chief Executive Oficer

Corporate Secretary Controller

v Chief Operating Officer Internal Audit Manager

IT Business Sales and Human Resource International


Direct Marketing Manufacturing Finance
Developmen Distribution and General
or t Director
Director
Director
Director
Affair Director Director Business
Director

Ass HRGA
Director

Human General
Legal
Resources Affair

L&D Recruitment and OPS Corporate Communication


and Engagement

staff

16
2.2 Lokasi dan Sarana Produksi
2.2.1 Lokasi
PT. Victoria Care Indonesia yang beralamatkan di Kawasan Industri
Candi Blok 5A Gatot Subroto, Krapyak Ngaliyan, Semarang. PT. Victoria
Care Indonesia merupakan anak perusahaan dari PT. Suka Sukses Sejati
yang berlokasi di Jakarta.
2.2.2 Sarana Produksi
a. Lab pengendalian mutu
Laboratorium ini dibagi menjadi beberapa bagian, ada yang
bersekat/ruangan khusus dan ada yang hanya dibatasi
menggunakan garis berwarna kuning.
1) ruang fisika : disinilah proses pembuatan produk pertama kali
dimulai yaitu proses penimbangan. Proses penimbangan
sendiri ada dua yaitu penimbangan kecil menggunakan
timbangan analitik, biasanya dilakukan untuk sampling atau
percobaan pembuatan sediaan, yang kedua adalah
penimbangan besar yaitu proses penimbangan berskala
produksi, di ruang fisika hanya mengkonversikan jumlah dari
bahan yang harus ditimbang, sedangkan untuk penimbangan
bahan skala produksi terdapat tempat yang terpisah. Selain itu
diruang fisika juga dilakukan pengukuran pH menggunakan
pH meter, pengukuran kekentalan/viscositas dengan
viscometer khususnya untuk sediaan lulur dan handbody.
2) Ruang kimia : disinilah semua sediaan yang diproduksi diolah
dan di uji secara kimiawi diantara uji tersebut yaitu
penggunaan string hot plate yang digunakan untuk melelehkan
padatan skala kecil, alat untuk menguji kelembaban produk
pada kulit, alat untuk uji saponifikasi untuk herborist sampo
zaitun.
3) Ruang rak standar bahan baku, sampel bahan baku yang
digunakan untuk produksi di letakkan pada temapt kusus dan

17
disimpan dalam rak/lemari standar bahan baku, begitu juga
dengan sampel seluruh produk jadi, fungsi dari ruangan ini
adalah untuk mengontrol mutu produk apabila sewaktu- waktu
diperlukan pengujian ulang, standar bahan baku diantaranya
ekstrak sabun sere, bibit parfum, dan lain lain.
4) ruang uji mikrobiologi
5) R&D dan ruang standar bahan kemas.
Selesai dari lab, dilanjutkan ke bagian produksi, sebelum
memasuki ruang produksi setiap orang harus mengenakan
kelengkapan seperti topi, masker, covershoes dan jaslab. Terdapat 2
lantai area industri, lantai pertama untuk proses filling, pelabelan
produk dan juga area packing serta gudang, dan lantai 2 adalah
tempat produksi skala besar. Hampir 90% proses produksi sudah
otomatis menggunakan mesin, tetapi tetap membutuhkan SDM
sebagai operatornya. Dilantai 2 terdapat 3 ruangan utama yaitu :
1. Ruang Mixing Produk Padat dan Cream
Produk yang din proses disini adalah sabun, handbody dan
sampo. Untuk sabun dapat menampung sampai dengan 500 kg
bahan baku untuk sekali produksi, waktu yang dibutuhkan
untuk sekali produksi kurang lebih 4-6 jam kerja, sedangkan
untuk cream kapasitasnya sampai 2 ton. Dari proses mixing ini
kemudian bahan setengah jadi akan di cetak di lantai 1.
2. Ruang Produksi Produk Halal
Perusahaan ini sudah memiiki produk yang tersertifikasi halal
MUI yaitu produk daun sirih dan minyak zaitun.
3. Ruang Produksi Cair
Kapasitas produksi mesin ini hingga 2 ton dan dapat
menghasilkan sampai
20.000 botol/ 10 ml .
Ruangan-ruangan yang berada dilantai 1 yaitu ruangan yang
digunakan untuk proses memasukkan produk kedalam wadah dan

18
labelling. Di akhir proses labelling, akan ada staf yang bertugas
untuk mengecek kembali produk-produk tersebut. Jika ada label
yang terlipat atau miring maka akan dipisahkan dandilakukan
labelling ulang. Untuk produk liquid, produk akan dikemas terlebih
dahulu kemudian baru diberi label. Sebaliknya untuk produk liquid
dan semisolid, wadah akan diberi label terlebih dahulu selanjutnya
diisi dengan produk. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi tumpahnya
produk liquid dan semisolid ketika proses labelling.
Proses Packaging merupakan proses selanjutnya yang akan
dilakukan diarea packing. Sebelum produk dimasukkan dalam wadah
tersier (kardus) akan ada staf yang bertugas untuk mengecek kembali
produk tersebut apakah sudah layak dipasarkan atau belum. Jika ada
kesalahan, maka produk tersebut akan dipisahkan untuk dibenahi
terlebih dahulu. Begitu pula pada proses-proses sebelumnya, bahwa
dalam setiap akhir proses akan ada bagian QC (Quality Control)
yang akan memeriksa produk-produk tersebut sebelum
melanjutkan ke proses selanjutnya. Hal ini bertujuan untuk
meminimalkan kesalahan yang terjadi. Setelah produk selesai
diproduksi, selanjutnya produk telah siapuntuk didistribusikan,
sebelumnya produk akan disimpan terlebih dahulu digudang
penyimpanan. Ketinggian digudang penyimpanan ini mencapai 12
meter.
Produk akan ditata dengan cara diurutkan sesuai abjad untuk
mempermudah proses pengambilan. Proses pengambilan ini dengan
menggunakan metode FIFO (First in First Out) untuk mencegah
adanya produk yang kadaluwarsa karena terlalu lama berada di
gudang penyimpanan.Tempat terakhir dalam industri ini yaitu area
untuk pengolahan limbah.Dalam pengolahan limbah ini akan
dipisahkan antara limbah padat dan cair.
PT.Victoria Care tidak mengolah limbah padat, melainkan akan
diberikan kepada pihak yang berwenang dan dipercaya serta telah

19
bersertifikasi untuk mengolah limbah padat tersebut. Sedangkan
untuk limbah cair akan diolah oleh IPAL(Instalasi Pengolahan Air
Limbah) yang berada di PT. Victoria Care itusendiri.
Air limbah ini tidak akan langsung dibuang, melainkan akan
diuji terlebih dahulu dengan 2 cara. Cara pertama yaitu setelah air
limbah ini diolah kemudian akan disiramkan pada tanaman.
Selanjutnya tanaman akan dicek secara berkala apakahada tanaman
yang mati dan layu setelah pemberian air limbah ini. Cara kedua
yaitu akan dialirkan ke kolam ikan lalu diperiksa kesehatan ikan
tersebut secara berkala. Jika kedua pengujian air limbah ini telah
selesai, barulah air limbah akan dibuang ke sungai. Pengujian-
pengujian ini perlu dilakukan agar tidak mencemari lingkungan dan
membahayakan masyarakat.
2.3 Penerapan CPOTB
PT Victoria Care Indonesia Tbk sebagai perusahaan manufaktur dengan
visi untuk menjadi perusahaan kosmetik dan toiletris terbaik di Asia. PT
Victoria Care Indonesia Tbk mulai beroperasi pada tahun 2007 dengan
pabrik yang berlokasi di kota Semarang – ibu kota Jawa Tengah, dan telah
menerima Sertifikasi Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik (CPKB) dari
BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia atau
NADFC).
2.4 Sarana dan Fasilitas
1. Bangunan yang bernuansa minimalis
2. Museum kecantikan
3. Reastaurant
4. Meeting room

20
5. Pabrik dengan skala besar
6. Beauty outlet
2.5 Sanitasi dan Higienitas
a) Sertifikasi Lingkungan Hidup
Sebagai perwujudan komitmen Perseroan terhadap aspek
Lingkungan Hidup, pada tahun 2020, Perseroan berhasil meraih
PROPER Biru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik Indonesia. Capaian PROPER Biru tersebut mencerminkan
Perseroan telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang
dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku
(telah memenuhi semua aspek yang dipersyaratan oleh KLHK), yang
merupakan bentuk penaatan terhadap ketentuan dalam dokumen
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UKL-UPL) dan pemenuhan baku mutu dalam
bidang pengendalian pencemaran air, udara, dan pengelolaan limbah
B3.
b) Sanitasi di Tempat Ibadah dan Transportasi Publik
Sebagai salah satu fasilitas publik yang berisiko dalam
persebaran COVID- 19, Perseroan juga melaksanakan kegiatan CSR
dengan memberikan bantuan kebersihan kepada lebih dari 100 rumah
ibadah dan Transportasi Publik yaitu di stasiun MRT dalam kegiatan
Aksi Sanitasi Cegah Corona yang diselenggarakan bulan Desember
2020 hingga Januari 2021. Dalam kegiatan tersebut, Perseroan
menyalurkan bantuan berupa sterilisasi tempat ibadah dan tempat
umum kepada rumah ibadah dan stasiun.

2.6 Penelitian dan Pengembangan Produk


PT. Victoria Care Indonesia terus memacu pengembangan produk
kecantikan. Pengembangan produk baru dan memastikan produk yang
dikembangkan sesuai dengan kualitas standar yang sudah ditentukan” dan
“memimpin program efesienssi terhadap produk yang dibuat”. Penelitian

21
dan Pengembangan Produk berfokus pada pembuatan bath boom. Bath
boom adalah produk sabun mandi busa yang berfungsi sebagai relaksasi
yang didesain untuk menjadi imitator dari produk yang lebih dulu masuk ke
pasar dan telah sukses, dimana baru boleh diluncurkan saat hak paten obat
tersebut sudah habis (kurang lebih 5 tahun).
Adapun alur yang harus dilakukan yaitu melihat permintaan dari pasar,
survei harga produk patennya, memastikan industri memiliki fasilitas
sesuai CPOB, praformulasi (karakterisasi produk inovator, zat aktif, sifat
fisika kimia zat aktif), formulasi, scale up dan adjustment formulasi
untuk produksi skala besar. Tugas di bagian Penelitian dan
Pengembangan Produk di PT. Victoria Care Indonesia, diantaranya :
a) Membuat Sample proto -type produk kosmetika (skin care, hair care,
body care, makeup atau decorative, kids atau baby care) untuk skala
laboratorium
b) Kemudian melakukan trial scale-up untuk verifikasi formula dalam
pengembangan keskala produksi.
c) Melakukan uji stabilitas produk dan membuat laporannya.
d) Membuat form cara kerja proses produksi dari pembuatan bulk hingga
proses fillingdan packaging untuk skala produksi.
e) Menyusun dokumen teknis produk, terkait formula dan
manyusun bahan, untukkeperluan sertifikasi halal dan registrasi
produk.
f) Membuat sample produk kosmetika yang formulanya sudah disetujui
untuk keperluanuji konsumen.

2.7 Perencanaan Produksi oleh PPIC


Production Planning and Inventory Control (PPIC) yaitu bertugas
melakukan kontrol dan perencanaan pada jalannya produksi, kegiatan
penyimpanan dan persediaan bahan baku maupun bahan pendukung yang
harus tersedia. Penjadwalan adalah pengaturan waktu dari suatu kegiatan
operasi yang mencakup kegiatan mengalokasikan fasilitas, peralatan

22
maupun tenaga kerja, dan menentukan urutan pelaksanaan bagi suatu
kegiatan operasi. Alur dari perencanaan dan penjadwalan produksi yaitu
dengan membuat Annual Operating Plan (AOP), selanjutnya membuat
Sales and Operation Promotion (S&OP), selanjutnya membuat MPS dan
mengecek ketersediaan stock material, selanjutnya yaitu menyusun jadwal
mingguan dan mengecek tercapainya produk untuk di distribusikan,
selanjutya yaitu melakukan kegiatan shop floor control. Kekuatan dalam
alur kerja perencanaan dan penjadwalan produksi pada PT. Victoria Care
Indonesia yaitu sebagai acuan atau target penjualan yang harus dipenuhi,
memperhalus data trend sales pasar lebih jelas, memperhalus dan
memetakan dari rencana produksi tahunan, semua kegiatan permintaan
pembelian, dan transaksi lebih transparan. Kelemahan dari perusahaan yaitu
proses peramalan perusahaan masih kurang akurat, mesin terkadang terjadi
break down, perevisian jadwal produksi, dan persetujuan pembelian bahan
baku terlalu lama. Sebaiknya perusahaan mencari cara untuk mendapatkan
kebutuhan produk dari retailer, menjadwalkan perawatan mesin produksi
lebih intensif, mencari supplier yang menjamin bahan baku sesuai
spesifikasi perusahaan.

2.8 Produksi
PT. Victoria Care Indonesia saat ini memproduksi beberapa merek
yang menghasilkan produk-produk perawatan dan kecantikan yang
disesuaikan dengan kategori dan segmen pasar.
a) Miranda : Miranda adalah produk pewarna rambut, perawatan rambut,
dan penataan rambut yang trendi dan terjangkau. Produk ini fokus pada
pewarnaan rambut dan produk perawatan rambut untuk wanita dan pria.
b) Herborist : Herborist adalah produk spa tradisional Bali yang ditujukan
untuk wanita dan pria. Produk ini diproduksi menggunakan peralatan
modern dengan standar berkualitas tinggi.
c) Victoria : Victoria adalah produk wewangian dan perawatan untuk
wanita. Produk ini dibuat dengan bahan-bahan parfum terbaik dan
berkelas untuk melengkapi gaya hidupmewah Anda.

23
d) Nuface : Nuface merupakan produk perawatan wajah yang terinspirasi
oleh tren kecantikan Korea yang mendunia. Nuface menawarkan
berbagai pilihan produk perawatan seperti masker wajah, lotion,
pemutih, dan kapas wajah.
e) CBD – Creative Beauty Dazzle Professional : Menyediakan rangkaian
produk rambut premium untuk salon dan penata rambut profesional.
Diproduksi dengan teknologi canggih untuk mendapatkan produk
terbaik bagi para profesional, serta menjadi trendsetter untuk
produkproduk rambut profesional.
f) RIA : IRIA adalah perlengkapan mandi sehari-hari dan produk
perawatan kulit dengan esens susu kambing yang ditujukan untuk
wanita dewasa.
g) Sixsence : Sixsence merupakan brand produk wewangian yang
ditujukan untuk kalangan remaja. Parfum Sixsence menawarkan pilihan
aroma manis dan ceria yang sesuai dengan gaya hidup aktif Anda.

2.9 Pengawasan dan Pemastian Mutu


a. Pengawasan
 Produksi : Aspek ketepatan waktu produksi menjadi hal penting
yang selalu dijaga oleh Perseroan selama ini. Perseroan selalu
memastikan bahwa rangkaian proses produksi yang terintegrasi
tidak terhambat atau berhenti akibat kerusakan mesin dan
Perseroan selalu melakukan pemeliharaan mesin-mesin secara
berkala dan memastikan pasokan suku cadang mesin-mesin tersedia
dengan menyediakan cadangan suku cadang perawatan rutin. Mesin
produksi merupakan salah satu kunci vital suksesnya kegiatan produksi
Perseroan. Rusaknya mesin produksi akan menghambat jalannya proses
produksi dan berdampak pada kinerja Perseroan. Di sisi lain, penerapan
teknologi mesin terbaru mempengaruhi efektivitas dan efisiensi jalannya
proses produksi. Teknologi mesin yang tidak terkini menjadikan
Perseroan tidak kompetitif dalam hal daya saing kualitas produk maupun
biaya produksi.

24
 Bahan Baku : Utama yang digunakan dalam produk kosmetik
meliputi basecream, pewangi, dan alkohol. Apabila salah satu
pemasok Perseroan gagal menyediakan bahan baku dan bahan
pendukung dalam jumlah yang memadai dimasa mendatang,
Perseroan mungkin tidak dapat memperoleh bahan baku pengganti
dari pemasok lain dalam waktu singkat atau sama sekali. Perseroan
mungkin terpaksa membeli bahan baku dari pemasok berbeda yang
mengharuskan Perseroan membayar pada harga yang tidak masuk
secara komersial atau menyediakan bahan baku dengan kualitas
yang tidak sesuai dengan standar Perseroan. Perseroan menerapkan
kebijakan non-single supplier dengan rata-rata minimal ada dua
supplier sehingga risiko terputusnya pasokan dapat diminimalisir.
Selain itu untuk mengantisipasi pasokan bahan baku yang
membutuhkan waktu yang relatif lama, maka Perseroan
menyediakan secara cukup persediaan bahan baku menyesuaikan
dengan waktu lama pengiriman untuk masing-masing supplier.
 Perizinan : Tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan dapat
memperoleh, memperbarui atau mempertahankan semua
persetujuan, lisensi dan izin yang diperlukan yang dimiliki oleh
Perseroan pada saat ini atau yang mungkin diperlukan di masa
depan, atau bahwa sanksi tidak akan dikenakan sebagai akibat dari
kegagalan untuk memperoleh, memperbaharui atau
mempertahankan persetujuan, lisensi dan izin yang dibutuhkan.
Perseroan selalu melengkapi semua persyaratan baik itu
administrasi maupun dokumen-dokumen yang dibutuhkan sehingga
perizinan tetap dapat diperoleh dan dipertahankan, dan diperbarui
sesuaiperaturan terbaru.
 Distribusi : Gangguan atas jaringan distribusi dan atau kegiatan
logistik akan menghambat tibanya produk ke lokasi tujuan sesuai
dengan potensi pasar yang

25
sudah dipelajari dan direncanakan sehingga Perseroan akan
kehilangan potensi penjualan atas produk tersebut. Perseroan
bekerja sama dengan distributor- distributor lokal yang ada di
Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Papua, dan
Ambon untuk membantu distribusi produk Perseroan. Selain itu
Perseroan rutin mengevaluasi kinerja distributornya untuk
memastikan kinerjanyasesuai dengan yang diharapkan.
b. Pemastian Mutu
Kualitas produk yang dijual oleh Perseroan merupakan aspek
penting bagi kesuksesan kegiatan usaha Perseroan. Pengelolaan kendali
mutu yang konsisten sangat bergantung pada keefektifan dari sistem
pengendalian mutu, yang juga bergantung pada sejumlah faktor seperti
desain dari sistem pengendalian mutu Perseroan dan kemampuan
Perseroan untuk memastikan para karyawan mengikuti kebijakan dan
petunjuk dari sistem pengendalian mutu tersebut. Sistem pengendalian
mutu Perseroan terutama terdiri dari tindakan pengendalian mutu
terhadap bahanbaku, pengendalian proses, kondisi ruangan dan
lingkungan proses, serta pengendalian mutu produk akhir. Namun,
tidak ada jaminan bahwa sistem pengendalian mutu Perseroan akan
terbukti efektif setiap saat. Setiap kegagalan atau keusangan dari sistem
pengendalian mutu Perseroan dapat berdampak merugikan dan material
terhadap reputasi, kegiatan usaha, dan kinerja Perseroan. Perseroan
mempunyai divisi QC (Quality Control) dan QA (Quality Assurance)
yangmemastikan bahwa produk- produkPerseroan diproduksi dan telah
lulus pengecekan mutu dari team QC dan QA. Team QA juga
memastikan bahwa semua proses produksi sudah dijalankan baik dan
benar sesuai dengan kaidah CPKB. Produk dan layanan berkualitas
merupakan prioritas utama Perseroan. Oleh karena itu, Perseroan
menjamin seluruh produk yang dihasilkan telah sesuai dengan standar
mutu serta mengutamakan keamanan dan keselamatan konsumen dalam
menggunakan produk Perseroan. Pada tahun 2020, proses produksi serta

26
produk yang dipasarkan oleh Perseroan telah memenuhi kriteria mutu,
antara lain:
 Halal Assurance System Status dari MUI Provinsi Jawa Tengah
 Ketetapan Halal dari MUI Provinsi Jawa Tengah
 Sertifikat Produksi Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dari
KementerianKesehatan Republik Indonesia

 Sertifikat Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik dari BPOM RI

 Surat Keputusan tentang Izin Produksi Kosmetika dari


Kementerian KesehatanRI
 Surat Persetujuan Penggunaan Fasilitas Kosmetik untuk
memproduksi PKRTdari BPOM RI.

27
BAB III
HASIL KUNJUNGAN

Oemah Herborist, begitu namanya pabrik herbal komestik yang ada di


kawasan Industri Candi Blok 5A Semarang, dibuka untuk umum dengan
konsep edutrip mengelilingi pabrik. Pengunjung akan disambut dilobi
etalase produk dengan disajikan beberapa contoh hasil produk dari
perusahaan. Setelah mendapatkan sedikit pengarahan, kami diarahkan
menuju laboratorium pengendalian mutu. Laboratorium ini dibagi menjadi
beberapa bagian, ada yang bersekat/ruangan khusus dan ada yang hanya
dibatasi menggunakan garis berwarna kuning. Bagian yang pertama adalah
ruang fisika, disinilah proses pembuatan produk pertama kali dimulai yaitu
poses penimbangan. Proses penimbangan sendiri ada dua yaitu
penimbangan kecil menggunakan timbangan analitik, biasanya dilakukan
untuk samling atau percobaan pembuatan sediaann, yang kedua adalah
penimbangan besar yaitu penimbangan berskala produksi. Di ruang fisika
hanya mengkonversikan jumlah dari bahan yang harus ditimbang,
sedangkan untuk penimbangan bahan skala produksi terdapat tempat
terpisah. Selain itu diruang fisika juga dilakukan pengukuran pH
menggunakan pH meter, pengukuran kekentalan (viskositas) dengan
viscometer khususnya untuk sediaan lulur dan handbody.
Selanjutnya yaitu ruang kimia, disinilah semua sediaan yang
diproduksi diolah dan diuji secara kimiawi diantara uji tersebut yaitu
penggunaan string hot plate yang digunakan untuk melelhkan padatan skala
kecil, alat untuk menguji kelembaban produk pada kulit, alat untuk uji
saponifikasi untuk herborist sampo zaitun. Ruang ketiga yaitu rak standar
bahan baku, sampel bahan baku yang digunakan untuk produksi di letakkan
pada tempat khusus dan disimpan dalam rak/lemari standar bahan baku,
begitu juga dengan sampel seluruh produk jadi. Fungsi dari ruangan adalah
untuk mengontrol mutu produk apabila sewaktu-waktu diperlukan
pengujian ulang. Standar bahan baku diantaranya ekstrak sabun sere, bibit

28
parfum, dan lain lain. Terdapat beberapa ruangan lain seperti ruang uji
mikrobiologi, R&D yaitu ruangan untuk menciptakan produk terbaru dan
ruang standar bahan kemas. Standar kemasan yang digunakan yaitu
kemasan tube, kemasan pump, kemasan plastik, kemasan kaca. Dalam
ruangan in terdapat inkubator yang berfungsi sebagai pengujian masa
kadaluarsa produk, proses pengujian dilakukan dengan suhu 47.9o C diuji
di ruangan dingin, uji ekstrim, uji ruangan ber AC, uji ruang toko.
Selesai dari laboratorium dilanjutkan ke bagian produksi,
sebelum memasuki ruang produksi setiap orang harus mengenakan
perlengkapan seperti topi, masker, covershoes dan jas laboratorium.
Terdapat 2 lantai area industri. Lantai pertama untuk proses filling,
pelabelan produk dan juga area packing serta gudang. Dan lantai 2 adalah
tempat produksi skala besar. Hampir 90% proses produksi sudah otomatis
menggunakan mesin, tetapi tetap menggunakan SDM sebagai operatornya.
Dilantai 2 terdapat 3 ruanganutama yaitu:
1. Ruang pengolahan krim, gel, cairan kental dan padat. Masa penolahan
membutuhkan waktu 4-6 jam kerja. Terdapat beberapa mesin yang ada
pada ruangan ini yaitu mesin yang digunakan untuk sabun dengan nama
tiangfo, mesin untuk cairan kental yaitu lianghe.
2. Ruang pengolahan cairan kental seperti minyak zaitun.
3. Ruang ruahan, pada ruangan ini produk dicek oleh tim quality control,
dari ruangan ini produk di bawa ke lantai 1 melalui pipa untuk
dilakukan pengemasan.
Ruangan-ruangan yang berada dilantai 1 yaitu ruangan yang digunakan
untuk proses memasukkan produk kedalam wadah dan labbeling. Di akhir
proses labelling akan ada staf yang bertugas untuk mengecek kembali
produk-produk tersebut. Jika ada label yang terlita atau miring maka akan
dipisahkan dan dilakukan labelling ulang. Untuk produk liquid, produk
akan dikemas terlebih dahulu kemudian baru diberi label. Sebaliknya
untuk produk liquid dan semisolid wadah akan diberi label terlebih dahulu
selanjutnya diisi dengan produk. Hal ini bertujuan agar tida terjadi

29
tumpahnya produk liquid dan semisolid ketika proses labelling.
Proses selanjutnya yaitu proses pengemasa yang dilakukan di
area packing. Sebelum produk dimasukkan dalam kemasan kardus akan ada
staf yang bertugas untuk mengecek kembali produk tersebut apakah sudah
layak dipasarkan atau belum. Jika ada kesalahan maka produk tersebut akan
dipisahkan untuk di benahi terlebih dahulu. Begitu pula pada proses-proses
sebelumnya, bahwa dalam setiap akhir proses akan ada bagian Quality
Contol (QC) yang akan memeriksa produk tersebut sebelum melanjutkan
ke proses selanjutnya. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan kesalahan
yang terjadi. Setelah produk selesai diproduksi, selanjutnya produk siap
untuk didistribusikan. Sebelumnya produk akan disimpan terlebih dahulu
digudang penyimpanan.

30
Gambar 2. Sesi Tanya Jawab Dengan Manajer dan CEO PT. Victoria Care
Indonesia

31
Gambar 3.Pengenalan Produk PT. Victoria Care Indonesia

32
BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Saya selaku penulis dengan hasil kunjungan saya dan dari hasil laporan
saya dapat menyimpulkan bahwa:
1. kunjungan industri ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa karena dengan
adanya kunjungan ini saya dapat memahami proses dan alur produksi
yang ada di industri farmasi dimulai dari produksi skala lab hingga
produksi skala besar, dari proses penimbangan, mixing, pengisian hingga
pengemasan. Selain saya juga mendapat gambaran secara langsung
mengenai peran dan tugas apoteker di Industri Farmasi yang memegang
peran penting dalam produksi terutama pada kontrol kualitas produk dan
pemastian mutu produk yang sesuai dengan standar yang ada.
2. Program kunjungan industry pada PT VICTORIA CARE INDONESIA,
Semarang dapat terlaksana dengan baik berkat kerja sama yang baik antara
mahasiswa dan dosen pembimbing dengan karyawan PT. VICTORIA
CARE INDONESIA, Semarang.

4.2 Saran
Sebelum melakukan kunjungan industri hendaknya
mahasiswa/mahasiswi mengetahui beberapa hal penting tentang objek
yang akan dikunjungi. Misal menyiapkan beberapa pertanyaan yang
berkaitan tentang industri dan laporan PKL.

33
DAFTAR PUSTAKA

PT. Victoria Care Indonesia. 2019. Sekilas VCI. https://vci.co.id/tentang-vci.


10 Januari 2023 (09:30)

34

Anda mungkin juga menyukai