Anda di halaman 1dari 13

ANALISA LEVERAGE OPERASI DAN

LEVERAGE KEUANGAN
Konsep operating dan financial leverage adalah bermanfaat
untuk analisis, perencanaan dan pengendalian.

Leverage adalah penggunaan aktiva atau sumber dana di mana


untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menanggung biaya
tetap atau menanggung beban tetap.
Leverage dibagi dua macam:
1. Leverage Operasi ( Operating Leverage)
2. leverage Finansial ( Financial Leverage)
Leverage operasi adalah penggunaan aktiva yang
menyebabkan perusahaan harus menanggung biaya tetap berupa
penyusutan. Penggunaan leverage operasi oleh perusahaan
diharapkan agar penghasilan yang diperoleh atas penggunaan
aktiva tetap tersebut cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya
variabel.
Leverage finansial adalah penggunaan dana yang
menyebabkan perushaan hrus menanggung beban tetap berupa
bunga. Penggunaan dana yang menyebabkan beban tetap ini
diharapkan penghasilan yang diperoleh lebih besar disbanding
dengan beban yang dikeluarkan.
Bila dihubungkan dengan laporan rugi laba leverage operasi dan
leverage financial akan nampak sebagai berikut:
Penjualan xx
Harga Pokok penjualan xx
Laba Kotor xx leverage operasi
Biaya Operasi xx
EBIT xx
Bunga xx
EBT xx leverage finansial
Pajak xx
EAT xx

1
Leverage operasi mengukur perubahan pendapatan atau
penjualan terhadap keuntungan operasi. Dengan mengetahui
tingkat leverage operasi, maka manajemen bisa menaksir
perubahan laba operasi sebagai akibat perubahan penjualan.
Ukuran leverage operasi adalah degree of operating leverage
(DOL) artinya jika DOL diketemukan 2, maka bila penjualan
naik atau turun 10 %, EBIT bisa diprediksi akan naik atau turun
sebesar 2 kali kenaikan atau penurunan penjualan, berarti 2 x
10% = 20%. Semakin tinggi DOL, perusahaan semakin
berisiko, karena harus menanggung biaya tetap semakin besar.
Untuk menghitung DOL bisa digunakan rumus:

% perubahan dalam EBIT


DOL =
% perubahan dalam sales

atau

S – BV Q(P–V)
Dol = =
S – BV – BT Q ( P – V ) – BT
Dimana :
Q = Kuantitas
P = Harga per unit
V = Biaya variabel per unit
BT = Biaya tetap total
S = Penjualan
BV = Biaya variabel total

Contoh : 1
Ada dua alternatif mesin yang bisa dipilih oleh perusahaan. Kedua
mesin tersebut mempunyai karakteristik berbeda. Mesin A mempunyai
biaya tetap rendah, tapi biaya variabelnya tinggi. Mesin B biaya tetap
tinggi, tapi biaya variabel rendah. Berikut data kedua mesin tersebut:
Mesin A Mesin B
Harga per unit Rp 5.000,- Rp 5.000,-
Biaya Variabel Rp 4.000,- Rp 3.000,-

2
Biaya Tetap Rp 100 Juta Rp 500 Juta
Volume penjualan diperkirakan sebesar 500.000,-unit. Maka bisa kita
hitung besarnya DOL masing-masing jenis mesin.

Perhitungan Laba Operasi(000)


Keterangan Mesin A Mesin B
Penjualan 2.500.000,- 2.500.000,-
Biaya Variabel 2.000.000,- 1.500.000,-
KontribusiMargin 500.000,- 1.000.000,-
Biaya Tetap 100.000,- 500.000,-
EBIT 400.000,- 500.000,-
Dari perhitungan rugi-laba di atas, bisa dihitung besarnya
DOL masing-masing mesin:

2.500.000 – 2.000.000
DOL A =
2.500.000 – 2.000.000 – 100.000
= 1,25
Dengan DOL = 1,25 berarti apabila penjualan mengalami
penurunan sebesar 40 % maka EBIT akan turun 1,25 x 40
% = 50%. Dengan demikian EBIT mesin A akan turun
sebesar 50% x Rp 400.000,- = Rp 200.000,- menjadi
Rp 200.000,- (=Rp400.000 – Rp200.000)

2.500.000 – 1.500.000
DOL B =
2.500.000 – 1.500.000 – 500.000

=2
Mesin B mempunyai DOL =2, lebih tinggi dibanding
dengan mesin A,sehingga bila ada penurunan penjualan
40% maka EBIT B akan turun 2 x 40% = 80% yakni 80% x

3
Rp 500.000,- = Rp 400.000,- menjadi Rp 100.000,-( Rp
500.000,- - Rp 400.000,-)
Dengan demikian apabila DOL sudah diketahui, maka bisa
digunakan untuk membuat analisa sensitivitas laba terhadap
penjualan yakni EBIT bisa diproyeksikan hanya dengan
melihat perubahan penjualan.

Leverage Finansial terjadi akibat perusahaan menggunakan


sumber dana dari hutang yang menyebabkan perusahaan
harus menanggung beban tetap. Atas penggunaan dana
hutang perusahaan setiap tahunnya dibebani biaya bunga.
Leverage financial mengukur pengaruh keuntungan
operasi (EBIT) terhadap perubahan pendapatan bagi
pemegang saham (EAT). yang mempengaruhi pendapatan
pemilik adalah besarnya EBIT yang diterima dan struktur
modal yang dipunyai. Ukuran tingkat leverage financial
adalah degree of financial leverage(DFL), dan untuk
mengukur besarnya DFL bisa digunakan rumus sebagai
berikut:

EBIT Q ( P – V ) BT
DFL = =
EBIT – I Q ( P – V ) – BT – I
I = bunga dalam rupiah

Dari contoh 1 di atas misalnya untuk :


Mesin A menanggung beban bunga Rp 100.000,- dan mesin
B menanggung beban bunga Rp 300.000,- sementara pajak
yang diperhitungkan 40% maka DFL bisa dihitung sebagai
berikut:
Perhitungan Laba Rugi

4
Keterangan Mesin A Mesin B
Penjualan(000) 2.500.000,- 2.500.000,-
Biaya Variabel 2.000.000,- 1.500.000,-
KontribusiMargin 500.000,- 1.000.000,-
Biaya Tetap 100.000,- 500.000,-
EBIT 400.000,- 500.000,-
Bunga 100.000 300.000
EBT 300.000 200.000
Pajak 40% 120.000 80.000
EAT 180.000 120.000
Dari perhitungan di atas bisa dihitung besarnya DFL
masing-masing mesin.

EBIT 400.000
DFL A = =
EBIT – I 400.000 – 100.000

= 1,33

Dengan DFL =1,33 berarti apabila EBIT mengalami


penurunan sebesar 50% maka EAT akan turun 1,33 x 50%
= 66,67%. Dengan demikian EAT mesin A akan menjadi
Rp 60.000,-

EBIT 500.000
DFL B = =
EBIT – I 500.000 – 300.000

= 2,5

Mesin B mempunyai DFL =2,5, lebih tinggi dibanding


mesin A, sehingga bila ada penurunan EBIT 80% maka

5
EBIT B akan turun 2,5 x 80% = 200% menjadi rugi Rp
120.000,-
LeverageKOmbinasi
Kita juga bisa mengetahui secara langsung efek perubahan
penjualan terhadap perubahan laba untuk pemegang saham
atau EAT yaitu combine leverage. Combine leverage adalah
pengaruh perubahan penjualan terhadap perubahan laba
setelah pajak. Bila ditemukan combine leverage 3 artinya
perubahan penjualan 20% akan mempengaruhi laba setelah
pajak sebesar 3 x 20% = 60%. Untuk menghitung degree of
combine leverage, sebagai berikut:
S - BV Q(P–V)
DCL = =
EBIT – I Q ( P – V ) – BT – I

2.500.000 – 2.000.000
DCL A =
400.000 – 100.000
= 1,66

2.500.000 – 1.500.000
DCL B =
500.000 – 300.000
=5

Indefferent Point
Dalam memenuhi sumber dananya, manajemen dihadapkan
pada beberapa alternatif sumber pendanaan. Apakah
dengan modal sendiri atau dengan pinjaman (modal asing).
Mana yang dipilih dari alternatif yang ada, tidak menjadi
masalah asal bisa meningkatkan keuntungan bagi
pemegang saham yang diukur dengan earning per share
6
(EPS) atau return on equity (ROE) . Dalam memilih
alternatif sumber dana perlu diketahui pada tingkat EBIT
berapa apabila dibelanjai dengan modal sendiri atau hutang
menghasilkan EPS atau ROE sama. EBIT pada kondisi di
atas menyamakan keuntungan bagi pemegang saham
dengan berbagai kombinasi leverage faktor. Leverage
faktor merupakan imbangan antara hutang dengan modal
sendiri. Pada indefferent point tersebut, berapapun
leverage faktor akan menghasilkan EPS atau ROE sama.
X(1 - T) (X-c) (1- T)
=
S1 S2
Dimana :
X = EBIT pada indefferent point
c = bunga hutang(Rp)
t = Pajak
S1 = Jumlah lembar saham bila dibelanjai modal sendiri
S2 = Jumlah lembar saham bila dibelanjai modal asing

Apabila perusahaan sebelumnya sudah mempunyai hutang


maka indefferent point sbb:
(X-c1) (1- T) (X-c2) (1- T)
=
S1 S2

C1 = bunga sebelum ada tambahan dana


C2 = bunga sebelum dan sesudah ada tambahan dana

Contoh:

7
Suatu perusahaan bekerja dengan modal sebesar Rp
400.000.000,- yang terdiri dari 40.000 lembar saham biasa.
Pada tahun yang akan datang perusahaan akan berusaha
meningkatkan keuntungan sebelum bunga & pajak (EBIT)
menjadi Rp 90.000.000,- Untuk itu perlu ada tambahan
dana sebesar Rp 100.000.000,- Pajak yang ditanggung
sebesar 30%.
Untuk memenuhi tambahan dana ada dua alternatif sumber
dana yaitu:
a. Mengeluarkan obligasi dengan bunga 12 % pertahun
b. Mengeluarkan saham baru dengan harga perlembar
Rp 10.000,-
Dengan dua alternatif tersebut, bisa dihitung efek dari
kebijakan pembelanjaan tersebut sebagai berikut:
Dengan MS Dengan MA
Modal Sendiri Rp500.000.000 Rp 400.000.000
Modal Asing Rp 0 Rp 100.000.000
Total Modal Rp500.000.000 Rp 500.000.000
Jumlah lembar saham 50.000 lembar 40.000 lembar
EBIT Rp 90.000.000 Rp 90.000.000
Bunga Rp - Rp 12.000.000
EBT Rp 90.000.000 Rp 78.000.000
Pajak 30 % Rp 27.000.000 Rp 23.400.000
EAT Rp 63.000.000 Rp 54.600.000
ROE 12,60% 13,65%
EPS Rp 1.260 Rp 1.365

Dengan demikian tambahan dengan hutang obligasi lebih


menguntungkan karena EPS dan ROE nya lebih besar.
Sedangkan titik indefferentnya adalah:
8
c = 12% x Rp 100.000.000,- = Rp 12.000.000,-
t = 0,3
S1 = 50.000
S2 = 40.000
X(1 - 0,3) (X-12.000.000) (1- 0,3)
=
50.000 40.000
maka
X = Rp 60.000.000
Dari perhitungan ini, pada EBIT Rp 60.000.000,- EPS atau
ROE bila dibiayai dengan modal sendiri atau modal asing,
hal ini bisa dibuktikan:
EBIT Rp 60.000.000 Rp 60.000.000
Bunga Rp - Rp 12.000.000
EBT Rp 60.000.000 Rp 48.000.000
Pajak 30 % Rp 18.000.000 Rp 14.400.000
EAT Rp 42.000.000 Rp 33.600.000
ROE 8,4% 8,4%
EPS Rp 840 Rp 840

Indefferent point digunakan sebagai tingkat pembatas dalam


pemilihan sumber dana. Bila EBIT lebih besar dibanding IP lebih
baik dibelanjai denga hutang, dan sebaliknya bila EBIT lebih kecil
dibanding IP pilih modal sendiri.

Pembuktian untuk DOL 1,25. & 2 Jika penjualan turun 40 %

Perhitungan Laba Operasi(000)


Keterangan Mesin A Mesin B
Penjualan 1.500.000,- 1.500.000,-
Biaya Variabel 1.200.000,- 900.000,-
KontribusiMargin 300.000,- 600.000,-
9
Biaya Tetap 100.000,- 500.000,-
EBIT 200.000,- 100.000,-
Pembuktian DFL

Keterangan Mesin A Mesin B


Penjualan(000) 1.500.000,- 1.500.000,-
Biaya Variabel 1.200.000,- 900.000,-
KontribusiMargin 300.000,- 600.000,-
Biaya Tetap 100.000,- 500.000,-
EBIT 200.000,- 100.000,-
Bunga 100.000 300.000
EBT 100.000 (200.000)
Pajak 40% 40.000 80.000
EAT 60.000 (120.000)

Jawab: soal 1
Dengan MS Dengan MA
Modal Sendiri Rp350.000.000 Rp 200.000.000
Modal Asing Rp 50.000.000 Rp 200.000.000
Total Modal Rp400.000.000 Rp 400.000.000
Jumlah lembar saham 87.500 lembar 50.000 lembar
EBIT Rp 80.000.000 Rp 80.000.000
Bunga Rp 7.000.000 Rp 31.000.000
EBT Rp 73.000.000 Rp 49.000.000
10
Pajak 30 % Rp 21.900.000 Rp 14.700.000
EAT Rp 51.100.000 Rp 34.300.000
ROE 14,6 % 17,15 %
EPS Rp 584 Rp 686

b.
EBIT Rp 63.000.000 Rp 63.000.000
Bunga Rp 7.000.000 Rp 31.000.000
EBT Rp 56.000.000 Rp 32.000.000
Pajak 30 % Rp 16.800.000 Rp 9.600.000
EAT Rp 39.200.000 Rp 22.400.000
ROE 11,2% 11,2%
EPS Rp 448 Rp 448

11
PT Bayu beroperasi dg total aktiva 250 juta.dg komposisi modal
saham Rp 200 juta. @ Rp 4 ribu per lembar.dan hutang Rp 50
juta.dg bunga 14% pertahun.Thn depan perush akan menambah
modal sebesar Rp 150 juta.dg harapan akan meningkatkan
keuntungan sebelum bunga dan pajak sebesar Rp 80 juta.
Tambahan dana tsb Rp150 juta dipenuhi dari dua alternatif sumber
dana yaitu: tingkat pajak 30%
a. Modal saham dg mengeluarkan 37.500 lembar saham.
b. Obligasi dg bunga 16 %
Diminta -mana sumber dana yang menguntungkan?
- Hitung indefferent pointnya.
Jawab:

Jawab: soal 1
Dengan MS Dengan MA
Modal Sendiri Rp350.000.000 Rp 200.000.000
Modal Asing Rp 50.000.000 Rp 200.000.000
Total Modal Rp400.000.000 Rp 400.000.000
Jumlah lembar saham 87.500 lembar 50.000 lembar
EBIT Rp 80.000.000 Rp 80.000.000
Bunga Rp 7.000.000 Rp 31.000.000
EBT Rp 73.000.000 Rp 49.000.000
Pajak 30 % Rp 21.900.000 Rp 14.700.000
EAT Rp 51.100.000 Rp 34.300.000
ROE 14,6 % 17,15 %
EPS Rp 584 Rp 686
12
13

Anda mungkin juga menyukai