Anda di halaman 1dari 18

NAMA: A.

Baso Gunawan
NIM: L1A122061
KELAS: 2022B
Mata Kuliah: Nutrisi dan Pakan Ternak

Identifikasi 5 permasalahan terkait penyediaan pakan untuk memenuhi


kebutuhan pakan ternak ruminansia dan non ruminansia dan rumuskan solusinya
di Kabupaten Kolaka, Kecamatan Watubangga, Kelurahan Watubangga.

1. Harga Pakan Mahal: Permasalahan harga pakan mahal merupakan masalah


yang sangat kompleks dan mempengaruhi berbagai aspek ekonomi dan
industri pertanian. Harga pakan, terutama jagung, yang merupakan komponen
utama pakan ternak, telah meningkat sekitar 30 persen sejak dua bulan
terakhir dan saat ini mencapai Rp 9.500 per kilogram. Solusinya yaitu
Peternak dapat mencoba untuk mengembangkan pakan alternatif yang lebih
murah dan tahan terhadap harga pasar. Misalnya, peternak dapat
mengembangkan pakan dengan menggunakan sampah organik, limbah
industri, atau bahan lokal lainnya.
2. Kurangnya dukungan pemerintah dalam hal kebijakan: Permasalahan
kurangnya dukungan pemerintah dalam hal kebijakan penyediaan pakan
terkait dengan ketidaknya dukungan dari rakyat yang membutuhkan pakan
ternak. Pemerintah harus mendapat dukungan dari masyarakat untuk
membantu merealisasikan kebijakan-kebijakan yang diusulkan. Dalam hal ini,
pemerintah dapat mengembangkan strategi dan kebijakan yang mengarah
pada penyediaan pakan (feed security) dan pengembangan peternakan rakyat.
Pemerintah juga dapat mengembangkan infrastruktur dan teknologi yang
dapat membantu peternak dalam mengembangkan usaha ternak sapi potong
3. Kurangnya penanaman hijauan oleh peternak: Peternak yang memiliki modal
kecil hanya menggunakan sistem ternak yang membutuhkan modal kecil,
yaitu tradisional, yang sangat bergantung pada kondisi alam, seperti urusan
pakan
4. Kurangnya pemahaman tentang teknologi pengolahan pakan: Tidak
memahami teknologi pengolahan pakan dapat menyebabkan peternak tidak
mampu mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang ada, seperti bahan

1
pakan tunggal atau campuran, dan mengurangi kemungkinan untuk
mengembangkan usaha peternakan yang lebih efisien dan berkelanjutan.
Dengan pemahaman lebih dalam tentang teknologi pengolahan pakan,
peternak dapat memilih dan menggunakan teknologi yang tepat untuk
pengolahan pakan mereka, yang akan membantu mereka dalam mengurangi
biaya produksi dan memperbaiki kualitas pakan ternak
5. Kurangnya pemanfaatan lokasi sebagai lahan pastura: Tidak adanya
pemanfaatan lokasi sebagai lahan pastura merupakan permasalahan
pemnyediaan pakan karena peternak akan bergantung pada rumput rumput
yang tumbuh secara alami. sehingga ketika musim kemarau peternak akan
mengalami kendala yang di akibatkan tidak tersedianya pakan karena rumput
rumput yang tumbuh secara alami telah berkurang atau telah mati. Dengan
demikian, maka perlunya penanaman rumput di lahan pastura untuk
mengatasi masalah tersebut.

2
3
Makalah Nutrisi Pakan Ternak

Permasalahan Penyediaan Pakan Untuk Memenuhi Kebutuhan Pakan


Ternak Ruminansia Dan Non Ruminansia Dan Solusi Pemecahannya

OLEH

NAMA : A. BASO GUNAWAN


NIM : L1A122061
KELAS : B

JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2024
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Puji dan syukur kami ucapkan kehadiran Allah SWT, dengan segala
rahmat, hidayah, dan karunia-nya, akhirnya makalah landasan pendidikan ini
dapat diselesaikan dengan baik, taklupa salawat dan salam ditujukan kepada nabi
yang mulia, Rasulullah Muhammad SAW yang telah mengajarkan kepada kita
salah satunya untuk menuntut ilmu yang bermanfaat untuk mencapai kebahagiaan
dunia dan akhirat.
Kami menyadari pembuatan makalah ini belum sempurna dan masih
banyak terdapat kekurangan baik dalam hal kedalaman materi maupun dari segi
tata bahasa akademi. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun
diharapakan guna perbaikan dan menyempurnakan pembuatan makalah ini. Kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan
dunia pendidikan.
Wassalamu’alaikum warahmatulahi wabarakatuh.

Kendari, 2 Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL....................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................1
C. Tujuan...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Permasalahan dalam Penyediaan Pakan Ternak Ruminansia
dan Non-Ruminansia di Kabupaten Kolaka, Kecamatan
Watubangga, Kelurahan Watubangga
............................................................................................................
3
B. Solusi yang Telah Diterapkan untuk Mengatasi Permasalahan
Penyediaan Pakan Ternak
............................................................................................................
5
BAB III PENUTUP.........................................................................................10
A. Kesimpulan ......................................................................................10
B. Saran.................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................11

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pakan memiliki peran penting dalam pertumbuhan, perkembangan, dan


kesehatan hewan ternak. Nutrisi yang terkandung dalam pakan memberikan
energi, protein, vitamin, mineral, dan serat yang diperlukan oleh hewan untuk
menjalankan fungsi tubuh mereka dengan baik. Dalam hal ternak ruminansia,
pakan juga berperan dalam proses fermentasi di dalam sistem pencernaan mereka.
Penyediaan pakan merupakan salah satu faktor pendukung yang sangat
mempengaruhi keuntungan suatu usaha peternakan. Dengan penyediaan pakan
yang berkualitas, peternak dapat memperoleh hasil yang lebih optimal dari
ternaknya. Penyediaan pakan dapat dilakukan dengan pemanfaatan berbagai hasil
samping pertanian, seperti limbah pertanian, limbah industri, dan limbah organik.
Dengan menggunakan hasil samping ini, peternak dapat mengurangi biaya
produksi pakan dan mengurangi dampak lingkungan.
Permasalahan penyediaan pakan ternak merupakan isu global yang
dihadapi oleh sektor peternakan, khususnya di Indonesia. Pakan ternak merupakan
komponen vital dalam proses produksi peternakan, baik untuk ternak ruminansia
seperti sapi, domba, dan kambing, maupun non-ruminansia seperti ayam dan babi.
Namun, ketersediaan dan kualitas pakan ternak sering kali menjadi tantangan
yang serius.
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Bagaimana permasalahan dalam penyediaan pakan ternak ruminansia dan non
ruminansia di Kabupaten Kolaka, Kecamatan Watubangga, Kelurahan
Watubangga?
2. Bagaimana solusi yang harus di terapkan untuk mengatasi permasalah
penyediaan pakan ternak?

1
C. Tujuan

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui permasalahan dalam penyediaan pakan ternak
ruminansia dan non ruminansia di Kabupaten Kolaka, Kecamatan
Watubangga, Kelurahan Watubangga!
2. Untuk mengetahui solusi yang harus di terapkan untuk mengatasi
permasalah penyediaan pakan ternak!

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Permasalahan dalam Penyediaan Pakan Ternak Ruminansia dan Non-


Ruminansia di Kabupaten Kolaka, Kecamatan Watubangga, Kelurahan
Watubangga

Penyediaan pakan merupakan salah satu faktor kunci dalam peternakan.


Pakan yang berkualitas dan tersedia cukup akan meningkatkan produktivitas
ternak dan meningkatkan keuntungan peternak. Upaya untuk meningkatkan
penyediaan pakan ternak di Kabupaten Kolaka, Kecamatan Watubangga,
Kelurahan Watubangga, antara lain:

1. Harga Pakan Mahal

Permasalahan harga pakan mahal merupakan masalah yang sangat kompleks


dan mempengaruhi berbagai aspek ekonomi dan industri pertanian. Harga pakan,
terutama jagung, yang merupakan komponen utama pakan ternak, telah meningkat
sekitar 30 persen sejak dua bulan terakhir dan saat ini mencapai Rp 9.500 per
kilogram.
Kenaikan harga pakan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk
fluktuasi harga bahan baku pakan seperti jagung, kedelai, dan gandum. Kondisi
cuaca ekstrem, seperti kekeringan atau banjir, dapat menghambat produksi bahan
baku tersebut dan menyebabkan peningkatan harga. Selain itu, gejolak pasar
global dan perubahan dalam kebijakan pangan dan perdagangan juga dapat
berkontribusi pada kenaikan harga pakan.
Dampak dari harga pakan yang mahal sangat terasa pada peternak, karena
biaya pakan merupakan salah satu komponen terbesar dalam biaya produksi
ternak. Kenaikan harga pakan dapat mengurangi profitabilitas peternakan,
menghambat pertumbuhan usaha, dan bahkan mengancam kelangsungan hidup
peternak kecil. Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan strategi manajemen
risiko, diversifikasi sumber pakan, dan inovasi dalam teknologi produksi pakan.
Pemerintah dan lembaga terkait juga dapat berperan dalam memberikan

3
dukungan, seperti subsidi atau bantuan finansial, untuk membantu peternak
menghadapi tantangan harga pakan yang tinggi.
2. Kurangnya dukungan pemerintah dalam hal kebijakan

Permasalahan kurangnya dukungan pemerintah dalam hal kebijakan


penyediaan pakan terkait dengan ketidaknya dukungan dari rakyat yang
membutuhkan pakan ternak. Pemerintah harus mendapat dukungan dari
masyarakat untuk membantu merealisasikan kebijakan-kebijakan yang diusulkan.
kurangnya akses peternak ke layanan publik, seperti pendidikan pertanian,
pelatihan keterampilan, atau fasilitas kesehatan ternak, juga dapat menjadi
hambatan dalam pengembangan usaha peternakan. Kebijakan yang tidak memadai
dalam hal pengaturan harga pakan atau pembiayaan ternak dapat menyulitkan
peternak, terutama mereka yang berada di sektor informal atau skala kecil.
Dalam hal ini, pemerintah dapat mengembangkan strategi dan kebijakan
yang mengarah pada penyediaan pakan (feed security) dan pengembangan
peternakan rakyat. Pemerintah juga dapat mengembangkan infrastruktur dan
teknologi yang dapat membantu peternak dalam mengembangkan usaha ternak
sapi potong.
3. Kurangnya penanaman hijauan oleh peternak

Peternak yang memiliki modal kecil hanya menggunakan sistem ternak


yang membutuhkan modal kecil, yaitu tradisional, yang sangat bergantung pada
kondisi alam, seperti urusan pakan. Kurangnya penanaman hijauan oleh peternak
dapat menjadi masalah serius dalam konteks keberlanjutan dan produktivitas
peternakan. Penanaman hijauan, seperti rumput-rumputan atau tanaman pakan
lainnya, memiliki dampak positif terhadap pakan ternak, tanah, dan lingkungan
secara keseluruhan. Namun, beberapa faktor dapat mempengaruhi keengganan
peternak untuk melakukan penanaman hijauan.
Salah satu alasan utama adalah terkait dengan keterbatasan lahan yang
dimiliki oleh peternak. Peternak dengan lahan terbatas mungkin lebih fokus pada
pemanfaatan lahan untuk kandang ternak atau pertanian pangan, meninggalkan
sedikit ruang untuk penanaman hijauan. Selain itu, kurangnya pemahaman atau
pengetahuan tentang manfaat penanaman hijauan dalam meningkatkan
ketersediaan pakan dan kesehatan ternak juga dapat menjadi kendala.Kurangnya

4
dukungan dari pemerintah atau lembaga terkait dalam bentuk penyuluhan,
bantuan bibit, atau insentif juga dapat menjadi faktor penghambat. Peternak
mungkin kurang termotivasi untuk menanam hijauan jika mereka tidak melihat
manfaat yang jelas atau jika biayanya terlalu tinggi.
4. Kurangnya pemahaman tentang teknologi pengolahan pakan

Tidak memahami teknologi pengolahan pakan dapat menyebabkan


peternak tidak mampu mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang ada,
seperti bahan pakan tunggal atau campuran, dan mengurangi kemungkinan untuk
mengembangkan usaha peternakan yang lebih efisien dan berkelanjutan. Dengan
pemahaman lebih dalam tentang teknologi pengolahan pakan, peternak dapat
memilih dan menggunakan teknologi yang tepat untuk pengolahan pakan mereka,
yang akan membantu mereka dalam mengurangi biaya produksi dan memperbaiki
kualitas pakan ternak

5. Kurangnya pemanfaatan lokasi sebagai lahan pastura

Tidak adanya pemanfaatan lokasi sebagai lahan pastura merupakan


permasalahan pemnyediaan pakan karena peternak akan bergantung pada rumput
rumput yang tumbuh secara alami. sehingga ketika musim kemarau peternak akan
mengalami kendala yang di akibatkan tidak tersedianya pakan karena rumput
rumput yang tumbuh secara alami telah berkurang atau telah mati. Dengan
demikian, maka perlunya penanaman rumput di lahan pastura untuk mengatasi
masalah tersebut.

B. Solusi yang Telah Diterapkan untuk Mengatasi Permasalahan


Penyediaan Pakan Ternak

Berikut adalah solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi


permasalahan penyediaan pakan ternak ruminansia dan non-ruminansia:

1. Pemanfaatan limbah pakan

Pemanfaatan limbah pakan merupakan aspek penting dalam upaya


mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan efisiensi sumber daya dalam
industri peternakan. Limbah pakan dapat mencakup sisa-sisa dari proses

5
pertanian, seperti jerami, kulit biji, atau limbah sayuran. Memanfaatkan limbah
tersebut sebagai pakan ternak dapat mengurangi beban lingkungan,
meminimalkan limbah pertanian, dan menciptakan nilai tambah. Dengan
melakukan proses daur ulang pakan, limbah dapat diubah menjadi sumber nutrisi
yang bermanfaat bagi ternak. Selain itu, pemanfaatan limbah pakan juga dapat
membantu mengatasi tantangan ketersediaan bahan baku pakan yang berkualitas,
sekaligus meningkatkan efisiensi dalam rantai produksi pakan ternak.
Namun, meskipun pemanfaatan limbah pakan memiliki potensi positif,
diperlukan pengelolaan yang cermat untuk memastikan keamanan pangan dan
kesehatan ternak. Pemilihan limbah yang aman dan proses pengolahan yang tepat
harus diperhatikan agar nutrisi yang diserap ternak tetap seimbang dan tidak
menimbulkan risiko kesehatan. Dukungan pemerintah, penelitian, dan inovasi
dalam teknologi pengolahan limbah pakan menjadi kunci untuk mengoptimalkan
pemanfaatan limbah dalam rangka meningkatkan keberlanjutan industri
peternakan.
2. Penerapan program pengembangan peternak rakyat

Penerapan program pengembangan peternak rakyat menjadi suatu langkah


strategis dalam memajukan sektor peternakan, khususnya di daerah yang masih
sangat tergantung pada aktivitas peternakan sebagai mata pencaharian utama.
Program ini umumnya melibatkan penyediaan pelatihan, bantuan teknis, dan
dukungan finansial kepada peternak rakyat agar mereka dapat meningkatkan
keterampilan, meningkatkan produktivitas ternak, dan mengoptimalkan
manajemen usaha peternakan. Langkah-langkah ini juga mencakup edukasi
tentang praktik-praktik peternakan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Penerapan program pengembangan peternak rakyat tidak hanya
memberikan dampak positif pada ekonomi masyarakat lokal, tetapi juga
berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. Dengan meningkatkan kapasitas
peternak rakyat, program ini dapat membantu mengurangi ketidaksetaraan
ekonomi di pedesaan, memperkuat daya saing industri peternakan, serta
menciptakan sistem pertanian yang lebih berkelanjutan. Dukungan dari
pemerintah, lembaga non-pemerintah, dan sektor swasta sangat penting dalam
memastikan keberhasilan dan berlanjutnya program pengembangan peternak

6
rakyat ini, seiring dengan upaya meningkatkan kesejahteraan peternak dan
mengembangkan potensi ekonomi lokal.
3. Penyediaan bibit-bibit hijauan untuk pakan ternak

Penyediaan bibit-bibit hijauan sebagai sumber pakan ternak memiliki


peran krusial dalam mendukung ketahanan pangan dan kesejahteraan peternakan.
Bibit-bibit hijauan ini mencakup berbagai jenis rumput, leguminosa, dan tanaman
pakan lainnya yang memberikan nilai gizi tinggi untuk ternak. Program
penyediaan bibit-bibit hijauan memungkinkan peternak untuk menanam tanaman
pakan sendiri, memastikan ketersediaan pakan berkualitas sepanjang tahun,
terutama pada musim kering atau ketika sumber daya alami terbatas.
Keberlanjutan program ini juga memberikan manfaat ekologi, seperti pelestarian
tanah dan air, serta peningkatan biodiversitas di sekitar area peternakan.
Penyediaan bibit-bibit hijauan juga dapat meningkatkan produktivitas
ternak secara keseluruhan. Tanaman hijauan yang ditanam oleh peternak memiliki
dampak positif pada kesehatan ternak, kandungan nutrisi susu atau daging, dan
pertumbuhan ternak secara umum. Pemilihan bibit yang sesuai dengan kondisi
iklim dan lingkungan setempat juga dapat meningkatkan ketahanan tanaman
terhadap kondisi cuaca ekstrem. Oleh karena itu, dukungan pemerintah, organisasi
pertanian, dan lembaga riset dalam penyediaan bibit-bibit hijauan serta
penyuluhan kepada peternak tentang pengelolaan tanaman pakan yang efektif
menjadi langkah penting dalam memastikan keberlanjutan dan keberhasilan
program ini.
4. Penerapan teknologi pengolahan pakan

Penerapan teknologi pengolahan pakan melibatkan beberapa metode,


termasuk silase, amoniase, dan pengolahan hay, yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas dan ketersediaan pakan bagi ternak.
4.1. Silase:
Silase adalah metode pengawetan hijauan atau jerami dengan cara
fermentasi anaerobik, di mana bahan hijauan dicacah dan dipadatkan dalam
kondisi kedap udara. Proses fermentasi ini melibatkan bakteri asam laktat yang
menghasilkan asam untuk mencegah pertumbuhan bakteri merugikan lainnya.
Silase umumnya dibuat dari tanaman hijauan seperti rumput-rumputan atau jerami

7
yang diawetkan dalam kondisi silo. Silase memiliki keuntungan dalam menjaga
kandungan nutrisi hijauan, meningkatkan daya cerna, dan menyediakan sumber
pakan yang dapat disimpan dalam waktu lama.
4.2. Amoniase:
Amoniase adalah proses pengolahan bahan hijauan atau jerami dengan
penambahan amonia untuk meningkatkan nilai nutrisinya. Amonia digunakan
untuk memecah sejumlah komponen selulosa dalam bahan pakan, membuatnya
lebih mudah dicerna oleh ternak. Proses ini dapat meningkatkan kandungan
protein dan nilai nutrisi lainnya dalam pakan, meningkatkan daya serap oleh
ternak. Amoniase sering digunakan pada jerami atau limbah tanaman yang
memiliki kandungan nutrisi yang rendah.
4.3. Hay (Rumput Kering):
Pengolahan hay melibatkan pengeringan dan penyimpanan rumput atau
tanaman pakan lainnya dengan tujuan untuk mengurangi kadar air hingga
mencapai tingkat tertentu. Rumput yang sudah kering kemudian dapat disimpan
dan digunakan sebagai sumber pakan untuk ternak. Proses pengeringan ini
membantu menjaga kandungan nutrisi, terutama serat dan protein, dalam pakan
tanaman. Hay menjadi sumber pakan yang berguna, terutama selama musim
kering atau ketika sumber pakan alami terbatas.
Penerapan teknologi pengolahan pakan memberikan sejumlah keuntungan,
antara lain peningkatan efisiensi pakan dengan mengurangi limbah, meningkatkan
daya serap nutrisi oleh ternak, dan meminimalkan kerugian selama penyimpanan.
Selain itu, teknologi ini dapat membantu dalam menciptakan formulasi pakan
yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi spesifik untuk berbagai fase pertumbuhan
ternak. Dengan mengintegrasikan teknologi pengolahan pakan, peternakan dapat
meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan usaha ternak, sambil
meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan melalui manajemen yang
lebih efisien.
5. Pemanfaatan lahan kosong sebagai lahan pastura

Pemanfaatan lahan kosong sebagai lahan pastura atau padang


penggembalaan memberikan solusi yang cerdas dalam mendukung ketahanan
pangan ternak dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Lahan kosong dapat

8
diubah menjadi padang penggembalaan dengan menanam rumput yang cocok
untuk pakan ternak. Dengan pemilihan jenis rumput yang tahan terhadap kondisi
lingkungan setempat, lahan kosong dapat diubah menjadi sumber pakan alami
yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Pemanfaatan lahan kosong sebagai
lahan pastura juga dapat membantu memitigasi dampak perubahan iklim,
meningkatkan keanekaragaman hayati, dan menjaga keseimbangan ekosistem.
Keberlanjutan lahan pastura juga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi
peternak setempat. Dengan memberikan akses ke lahan penggembalaan, peternak
dapat mengurangi beban biaya pembelian pakan komersial dan memberikan
alternatif pakan yang lebih ekonomis. Program pengembangan lahan pastura
dengan melibatkan peternak dalam manajemen dan pemeliharaan lahan juga dapat
menciptakan kesempatan kerja di komunitas lokal. Pemerintah dan organisasi
pertanian dapat berperan dalam memberikan dukungan teknis, penyuluhan, dan
insentif untuk mendorong pemanfaatan lahan kosong sebagai lahan pastura, yang
pada gilirannya dapat memberikan dampak positif secara ekologi, ekonomi, dan
sosial.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Terdapat beberapa permasalahan terkait penyediaan pakan ternak di


Kabupaten Kolaka, antara lain harga pakan yang mahal, kurangnya dukungan
pemerintah dalam kebijakan, kurangnya penanaman hijauan oleh peternak,
kurangnya pemahaman tentang teknologi pengolahan pakan, dan kurangnya
pemanfaatan lokasi sebagai lahan pastura. Solusi yang diusulkan meliputi
pengembangan pakan alternatif yang lebih murah, dukungan pemerintah dalam
kebijakan, peningkatan penanaman hijauan, pemahaman yang lebih baik tentang
teknologi pengolahan pakan, dan pemanfaatan lahan sebagai lahan pastura.
Diperlukan kerjasama antara peternak, pemerintah, dan lembaga terkait untuk
mengatasi permasalahan tersebut dan meningkatkan ketersediaan pakan ternak
secara berkelanjutan
B. Saran

Demikian makalah ini saya buat, saya menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari pembaca sangat saya butuhkan. Guna perbaikan makalah berikutnya.
Dan semoga makalah ini bergunauntuk kita semua. Amin.

10
DAFTAR PUSTAKA

Febrina, D., & Liana, M. (2008). Pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan
ruminansia pada peternak rakyat di kecamatan rengat barat kabupaten
indragiri hulu. Jurnal peternakan, 5(1).
Gusprastomo, N., & Nugroho, D. (2021). Pemanfaatan Lahan Reklamasi Sebagai
Lahan Penggembalaan Sapi di PT. Kaltim Prima Coal. Prosiding Temu
Profesi Tahunan PERHAPI, 131-142.
Harmayani, R., Fitriyah, A., Alimuddin, A., Mariani, Y., Kartika, N. M. A., Fajri,
N. A., ... & Yuniarti, Y. (2023). Edukasi pentingnya penanaman hijauan
pakan dan menjaga produksi bank pakan pada peternak di kabupaten
lombok barat. Jurnal Pengabdian Mandiri, 2(12), 2509-2516.
Rusdiana, S., & Praharani, L. (2018). Pengembangan peternakan rakyat sapi
potong: kebijakan swasembada daging sapi dan kelayakan usaha ternak.
In Forum Penelitian Agro Ekonomi (Vol. 36, No. 2, pp. 97-116).
Salvia, S., Ramaiyulis, R., Dewi, M., & Sari, D. K. (2022). Teknologi pengolahan
pakan.
Subekti, E. (2009). Ketahanan pakan ternak Indonesia. Mediagro, 5(2).

11

Anda mungkin juga menyukai