Anda di halaman 1dari 14

NAMA: Saujiman Oktadewa

NIM: L1A122054
KELAS: 2022B
Mata Kuliah: Nutrisi dan Pakan Ternak

Identifikasi 5 permasalahan terkait penyediaan pakan untuk memenuhi


kebutuhan pakan ternak ruminansia dan non ruminansia dan rumuskan solusinya
di Kabupaten Buton Selatan, Kecamatan Lapandewa, Desa Lapandewa Jaya
Adalah sebagai berikut:

1. Keterbatasan benih dan bibit


Masalah pertama yang harus di pecahkan adalah sulitnya memproleh benih
atau bibit tanaman pakan unggul yang memiliki tingkat produktivitas tinggi dengan
daya adaptasi terhadap lingkungan baik untuk skala perkembangan besar.
2. Kinerja bisnis hijauan pakan rendah
Masalah kedua yang harus dipecahkan adalah masih rendahnya dinamika bisnis
hijauan, karena disebabkan:
 Sifat produksi pakan hijauan yang fluktuatif
 Masih belum mapannya pasar hijauan pakan
3. Kelemahan mekanisasi bidang peternakan
Masalah ketiga yang masih terkait adalah lemahnya sistem mekanisasi
pertanian di Kecamatan Lapandewa, sehingga pengelolahan lahan, mobilitas biomas,
pengawetan dan ditributsi biomasa sumber pakan dilakukan secara manual dan
tradisional
4. SDM (Sumber Daya Manussia) pakan Nasional belum tertata
Masalah keempat yang masih terkait adalah SDM pakan di Indonesia belum
tertata, baik secara pengawasan, pengontrolan, tenaga ahli industri dan lain-lain
belum dapat mencapai sesuai target. Khususnya untuk menjalankan program-program
industri pakan di masyarakat.
5. Pergeseran fungsi lahan pengembalaan
Masalah terakhir yang cukup sulit untuk dipecahkan adalah keterbatasan
fungsi lahan yang semakin lama – sekamin menipis dalam penggunaan bahan pakan
hijauan ternak ruminansia. Kebanyakan lahan digunakan untuk tanaman yang lebih
memiliki ekonomis yang cukup tinggi dibandingkan dengan menanam pakan hijauan
ternak

1
2
MAKALAH NUTRISI DAN PAKAN TERNAK

“Permasalahan Penyediaan Pakan Untuk Memenuhi Kebutuhan Pakan


Ternak Ruminansia Dan Non Ruminansia Dan Solusi Pemecahannya”

OLEH

SAUJIMAN OKTADEWA
NIM. L1A122054

JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2024
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah ini.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini. Penulis memohon maaf apabila dalam penyusunan
makalah ini terdapat salah kata dan tata penulisan dan mohon bantuan dari dosen
pengampu mata kuliah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang “Permasalahan


Penyediaan Pakan Untuk Memenuhi Kebutuhan Pakan Ternak Ruminansia
Dan Non Ruminansia Dan Solusi Pemecahannya” dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Wassalamu’alaikum warahmatulahi wabarakatuh.

Kendari, 3 Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL....................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................1
C. Tujuan...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Defini Pakan Ternak...........................................................................3
B. Permasalahan dalam Penyediaan Pakan Ternak Ruminansia
dan Non-Ruminansia di Kabupaten Buton Selatan, Kecamatan
Lapandewa, Desa Lapandewa Jaya
...............................................................................................................
3
C. Solusi yang Telah Diterapkan untuk Mengatasi Permasalahan
Penyediaan Pakan Ternak
...............................................................................................................
4
BAB III PENUTUP.........................................................................................7
A. Kesimpulan ......................................................................................7
B. Saran.................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................8

iii
iv
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pakan adalah segala jenis makanan yang diberikan kepada hewan ternak
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi mereka. Pakan dapat berupa makanan alami
yang ditemukan di alam, seperti rumput, hijauan, biji-bijian, atau dapat juga
berupa makanan yang diproduksi secara khusus untuk memberikan nutrisi yang
tepat bagi hewan ternak.
Penyediaan pakan memegang peran vital dalam sektor pertanian dan
peternakan, menjadi elemen kunci dalam menjaga kesehatan serta produktivitas
hewan ternak. Tahapannya melibatkan pemilihan bahan baku berkualitas tinggi,
proses penggilingan, pencampuran, dan formulasi yang akurat guna memastikan
keseimbangan nutrisi. Adanya pertimbangan terhadap jenis hewan, tahapan
pertumbuhan, dan kondisi lingkungan menjadi kunci dalam mencapai hasil yang
optimal. Keberhasilan dalam penyediaan pakan juga sangat dipengaruhi oleh
adopsi teknologi terkini dan penemuan terbaru dalam bidang nutrisi. Proses yang
cermat tidak hanya memberikan dampak pada kesehatan hewan, tetapi juga
memengaruhi kualitas produk ternak dan kesinambungan industri pertanian secara
keseluruhan.
Permasalahan terkait pakan menjadi tantangan utama dalam pertanian dan
peternakan. Ketersediaan bahan baku pakan yang stabil dan berkualitas tinggi,
fluktuasi harga, serta pemilihan formula nutrisi yang tepat adalah beberapa isu
krusial. Perubahan iklim juga mempengaruhi ketersediaan pakan alami.
Diperlukan solusi inovatif dan keberlanjutan dalam manajemen pakan untuk
mengatasi permasalahan ini.
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Bagaimana permasalahan dalam penyediaan pakan ternak ruminansia dan non
ruminansia di Kabupaten Buton Selatan, Kecamatan Lapandewa, Desa
Lapandewa Jaya?

1
2. Bagaimana solusi yang harus di terapkan untuk mengatasi permasalah
penyediaan pakan ternak.
C. Tujuan

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui permasalahan dalam penyediaan pakan ternak
ruminansia dan non ruminansia di Kabupaten Buton Selatan, Kecamatan
Lapandewa, Desa Lapandewa Jaya!
2. Untuk mengetahui solusi yang harus di terapkan untuk mengatasi
permasalah penyediaan pakan ternak!

2
II. PEMBAHASAN

A. Defenisi Pakan Ternak

Pakan adalah makanan/asupan yang diberikan kepada hewan ternak (peliharaan).


Istilah ini diadopsi dari bahasa Jawa. Pakan merupakan sumber energi dan materi bagi
pertumbuhan dan dan kehidupan makhluk hidup . Zat yang terpenting dalam pakan
adalah protein. Pakan berkualitas adalah pakan yang kandungan protein, lemak,
karbohidrat, mineral dan vitaminnya seimbang. Pada umumnya pengertian pakan (feed)
digunakan untuk hewan yang meliputi kuantitatif, kualitatif, kontinuitas serta
keseimbangan zat pakan yang terkandung di dalamnya.
Pakan Ternak adalah semua bahan-bahan yang dapat diberikan secara langsung
oleh ternak untuk dikonsumsi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup,
pertumbuhan, dan reproduksi. Dalam pengertian pakan, penggunaan kata pakan sering
diasumsikan sebagai bahan baku pakan yang telah diolah menjadi pellet, crumble, atau
mash. Padahal bahan pakan sendiri merupakan segala sesuatu yang dapat diberikan
kepada ternak baik yang berupa bahan organik maupun anorganik yang sebagian atau
semuanya dapat dicerna tanpa mengganggu kesehatan ternak.
Pakan memiliki peranan yang sangat penting bagi ternak baik ternak ruminansia
maupun ternak unggas, baik untuk memenuhi kebutuhan hidup pokoknya, pertumbuhan,
reproduksi, produksi hingga untuk kepentingan kesehatan ternak. Karena ternak jika
diberikan pakan juga dapat menimbulkan penyakit yang dapat merugikan bagi ternak dan
peternak secara ekonomi. Pakan yang baik atau berkualitas adalah dapat memberikan
seluruh kebutuhan nutrisi secara tepat. Jumlah kebutuhan nutrisi ternak tergantung pada
jenis ternak, umur, fase pertumbuhan, reproduksi, kondisi tubuh (normal atau sakit),
bobot badan, serta kondisi lingkungan. Sehingga setiap ternak baik itu ternak ruminansia
dan unggas berbeda-beda kebutuhan pakannya.
 Jenis-Jenis Pakan Ternak
Berdasarkan jenisnya pakan ternak terbagi atas 3 bagian yaitu :
1) Hijauan
2) Konsentrat
3) Suplemen
1). Hijauan

3
Hijauan Makan Ternak (HMT) merupakan pakan yang berasal dari tanaman atau
tumbuhan yang diberikan pada ternak terutama ternak ruminansia dalam bentuk
segar, baik dipotong dengan bantuan manusia atau langsung disengut langsung oleh
ternak dari padang penggembalaan. Hijauan segar umumnya berupa dedaunan yang
berasal dari rumput-rumputan dan tanaman berupa biji-bijian atau kacang-kacangan.
2). Konsentrat
Pakan Konsentrat adalah bahan makanan yang konsentrasi gizinya tinggi tetap
kandungan serat kasarnya relativ rendah dan mudah dicerna. Mudah dicerna karena
terdiri dari beberapa campuran bahan pakan yang bersumber dari biji-bijian atau
kacang-kacangan, hasil olahan bahan pangan, limbah pertanian, dan limbah industry
yang banyak mengandung protein, vitamin, dan mineral. Pakan konsentrat diberikan
dalam beberapa bentuk yaitu dalam bentuk tepung (mash), bentuk pellet, bentuk
crumble, dan bentuk kibble.
3). Pakan Suplemen
Pakan Suplemen adalah pakan yang diberikan pada ternak yang banyak mengandung
vitamin, mineral yang fungsinya untuk memperkaya kandungan nutrisi ransum
terutama mineral dan vitamin. Pemberian pakan suplemen dalam bentuk premik.
B. Permasalahan dalam Penyediaan Pakan Ternak Ruminansia dan Non-
Ruminansia di Kabupaten Buton Selatan, Kecamatan Lapandewa, Desa
Lapandewa Jaya.

Ketersediaan pakan hijauan pakan di Kecamatan Lapandewa adalah tema


utama pembatas pembibitan ternak, karena pakan hijauan merupakan bahan utama
untuk usaha pembibitan maupun pembesaran suatu ternak. Sistem produksi tidak
dilakukan secara khusus dalam suatu kawasan luas, sehingga para peternak selalau
memiliki masalah dengan penyediaan pakan. Hal yang menyebabkan menjadi
masalah penyediaan pakan adalah informasi bahan baku tidak simetriss antara
peternak dengan penyedia. Hal ini menyebabkan harga dan tataniaga tidak efesien,
karena peternak tidak mendapatkan bahan baku dalam ketersediaan pakan dari
sumbernya.
Berikut problematika ketersediaan pakan ternak yang sering kerap terjadi di
Kecamatan Lapandewa:

4
1. Keterbatasan benih dan bibit
Masalah pertama yang harus di pecahkan adalah sulitnya memproleh benih
atau bibit tanaman pakan unggul yang memiliki tingkat produktivitas tinggi dengan
daya adaptasi terhadap lingkungan baik untuk skala perkembangan besar.
2. Kinerja bisnis hijauan pakan rendah
Masalah kedua yang harus dipecahkan adalah masih rendahnya dinamika bisnis
hijauan, karena disebabkan:
 Sifat produksi pakan hijauan yang fluktuatif
 Masih belum mapannya pasar hijauan pakan
3. Kelemahan mekanisasi bidang peternakan
Masalah ketiga yang masih terkait adalah lemahnya sistem mekanisasi
pertanian di Kecamatan Lapandewa, sehingga pengelolahan lahan, mobilitas biomas,
pengawetan dan ditributsi biomasa sumber pakan dilakukan secara manual dan
tradisional
4. SDM (Sumber Daya Manussia) pakan Nasional belum tertata
Masalah keempat yang masih terkait adalah SDM pakan di Indonesia belum
tertata, baik secara pengawasan, pengontrolan, tenaga ahli industri dan lain-lain
belum dapat mencapai sesuai target. Khususnya untuk menjalankan program-program
industri pakan di masyarakat.
5. Pergeseran fungsi lahan pengembalaan
Masalah terakhir yang cukup sulit untuk dipecahkan adalah keterbatasan
fungsi lahan yang semakin lama – sekamin menipis dalam penggunaan bahan pakan
hijauan ternak ruminansia. Kebanyakan lahan digunakan untuk tanaman yang lebih
memiliki ekonomis yang cukup tinggi dibandingkan dengan menanam pakan hijauan
ternak.
C. Solusi yang Telah Diterapkan untuk Mengatasi Permasalahan
Penyediaan Pakan Ternak.

Dapat dilakukan dengan menetapkan strategi dan kebijakan yang mengarah pada
(1) penyediaan pakan (feed security) dan (2) peningkatan mutu pakan (feed safety), yang
berbasis sumberdaya lokal, dengan tujuan akhir kemandirian pakan.

1. Strategi Pengembangan Pakan, untuk strategi yang dilakukan adalah:

5
 Melakukan koordinasi untuk peningkatan produksi bahan pakan
konvensional (jagung, dedak, tepung ikan). Hampir semua bahan pakan
untuk unggas urusannya berada di luar kewenangan Direktorat Jenderal
Peternakan dan Keswan Oleh karena itu, diperlukan koordinasi yang intens
dengan Direktorat Jenderal lain, khususnya Ditjen Tanaman Pangan untuk
memperoleh informasi tentang status dan situasi bahan pakan tersebut,
seperti jagung misalnya.
 lokal non-konvensional. Masih banyak bahan pakan lokal dan spesifik di
Kecamatan Lapandewa belum dimanfaatkan ataupun sangat sedikit
digunakan untuk pakan, padahal potensinya besar, seperti jerami jagung,
batang pisang, dan lain lain.
 Memfasilitasi pengembangan pabrik/unit pengolah pakan skala kecil. Usaha-
usaha peternakan dalam skala kecil telah banyak tumbuh di masyarakat.
Untuk meningkatkan efisiensi usahanya, maka difasilitasi dengan unit
pengolahan pakan maupun pabrik pakan.
 Penguatan bimbingan teknologi pakan. Mengingat usaha unggas lokal masih
didominasi oleh peternak dengan skala uhasa kecil, maka bimbingan
terhadap pemanfaatan teknologi pakan terus dilakukan oleh Pemerintah agar
usahanya bisa meningkat dan lebih efisien.
2. Kebijakan Pengembangan Mutu Pakan. Kebijakan pengembangan mutu pakan
meliputi pengembangan standar mutu pakan, peningkatan mutu pakan, dan
pengawasan mutu pakan. Peningkatan mutu pakan dilakukan dengan mendorong
dan memfasilitasi penerapan teknologi pakan dan fasilitasi unit usaha pengolahan
pakan serta pabrik pakan skala kecil. Sedangkan pengawasan mutu pakan
dilakukan dengan sertifikasi mutu pakan oleh laboratorium pakan yang telah
terakreditasi, dan melalui labelisasi produk pakan yang diedarkan untuk
diperdagangkan.
3. Kebijakan Pengawasan Mutu Pakan. Pelaksanaan pengawasan mutu pakan,
dibuat kebijakan tersendiri karena hal ini sangat terkait dengan kebijakan
pengembangan mutu pakan dan jaminan terhadap mutu pakan. Maka kebijakan
pengawasan mutu pakan dibedakan, yaitu (1) untuk pakan unggas ras, dilakukan
penerapan yang ketat terhadap standar mutu; (2) untuk unggas lokal, jika
diproduksi oleh pabrik pakan skala besar maka dilakukan kebijakan yang sama
untuk pakan unggas ras; tetapi jika diproduksi oleh pabrik pakan skala kecil,
maka akan dilakukan peningkatan kapasitas produksi dan kualitasnya agar dapat

6
memenuhi standar; dan (3) untuk ternak ruminansia, kebijakan yang dilakukan
adalah melakukan penataan dan pendampingan. Sistem pengawasan mutu pakan
mencakup beberapa subsistem yang saling terkait, yaitu standar mutu pakan dan
bahan pakan, cara pembuatan pakan yang baik (GMP), pengujian mutu pakan
oleh laboratorium yang terakreditasi, pendaftaran pakan dan labelisasi, pejabat
fungsional pengawas mutu pakan serta ketentuan-ketentuan yang mengatur
tentang hal-hal diatas.

III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Pakan mempunyai peranan yang sangat penting didalam kehidupan ternak.


Biaya pakan merupakan biaya terbesar dari total biaya produksi yaitu mencapai
70-80%. Tetapi masih banyak permasalahan permasalahan dalam memeuhi pakan
tersebut Untuk mengatasi permasalahan pakan ternak yang ada dapat dilakukan
dengan menetapkan strategi dan kebijakan yang mengarah pada (1) penyediaan
pakan (feed security) dan (2) peningkatan mutu pakan (feed safety), yang berbasis
sumberdaya lokal dengan strategi dan kebijakan yang tepat. diperlukan investigasi
lebih mendalam tentang kepastian potensi limbah organik spesifik lokasi yang
dapat digunakan untuk komponen pakan. Selain itu kita dapat melihat potensi
wilayah masing masing untuk memenuhi kebutuhan pakan dengan mengolah
limbah limbah pertanian sebagai pakan ternak, cara yang yang dapat di lakukan
adalah dengan membuat fermentasi agar pakan await dan dan dapat di gunakan
ketika kekerungan pakan.
B. Saran

Demikian makalah ini saya buat, saya menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari pembaca sangat saya butuhkan. Guna perbaikan makalah berikutnya.
Dan semoga makalah ini bergunauntuk kita semua. Amin.

7
DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, J. (2010). Penjaminan mutu pakan berbasis HACCP.


Elly, F. H., Manese, M. A. V., & Polakitan, D. (2013). Pemberdayaan kelompok
tani ternak sapi melalui pengembangan hijauan di Sulawesi Utara.
PASTURA-Journal of Tropical Forage Science, 2(2), 61-65.
Gusprastomo, N., & Nugroho, D. (2021). Pemanfaatan Lahan Reklamasi Sebagai
Lahan Penggembalaan Sapi di PT. Kaltim Prima Coal. Prosiding Temu
Profesi Tahunan PERHAPI, 131-142.
Kabeakan, N. T. M. B., Alqamari, M., & Yusuf, M. (2020). Pemanfaatan
Teknologi Fermentasi Pakan Komplet Berbasis Hijauan Pakan Untuk
Ternak Kambing. IHSAN: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(2), 196-203.
Kusuma, T. S., Kurniawati, A. D., Rahmi, Y., Rusdan, I. H., & Widyanto, R. M.
(2017). Pengawasan mutu makanan. Universitas Brawijaya Press.
Mathius, I. W., & Sinurat, A. P. (2001). Pemanfaatan bahan pakan inkonvensional
untuk ternak. Wartazoa, 11(2), 20-31.
Tangendjaja, B. (2007). Inovasi teknologi pakan menuju kemandirian usaha
ternak unggas. Wartazoa, 17(1), 12-20.
Yusdja, Y., & Ilham, N. (2006). Arah kebijakan pembangunan peternakan rakyat.
Analisis Kebijakan Pertanian, 4(1), 18-38.

Anda mungkin juga menyukai