Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENILAIAN KONSUMSI PANGAN

“ASUPAN ZAT GIZI MAHASISWA GIZI DENGAN METODE FOOD


WEIGHING“
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Penilaian Konsumsi Pangan
Dosen Pengampu : Kiki Puspasari, S.KM, M.Si.

Disusun oleh :
Salsabilla Annisa Afriyani (020919009)

PROGRAM STUDI SARJANA GIZI


JURUSAN SARJANA
UNIVERSITAS MEDIKA SUHERMAN
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami
kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup
untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan


nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran,
sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah
sebagai tugas dari mata kuliah Penilaian Konsumsi Pangan dengan judul
“Asupan Zat Gizi Mahasiswa Gizi Dengan Metode Food Weighing”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Cikarang, 11 Juni 2021

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................. 2
1.3 Tujuan Masalah..................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................... 3
2.1 Karbohidrat, Protein dan Lemak......................................... 3
2.1.1 Pengertian Karbohidrat.................................................. 3
2.1.2 Sumber Makanan Karbohidrat....................................... 3
2.1.3 Pengertian Protein......................................................... 4
2.1.4 Sumber Makanan Protein.............................................. 4
2.1.5 Pengertian Lemak.......................................................... 5
2.1.6 Sumber Makanan Lemak.............................................. 5
2.2 Food Weighing...................................................................... 6
2.2.1 Pengertian Food Weighing............................................ 6
2.2.2 Kelebihan dan Kelemahan Food Weighing................... 6
2.2.3 Langkah-Langkah Metode Food Weighing................... 7
2.3 Hasil Wawancara Narasumber............................................. 8
2.3.1 Hasil Wawancara........................................................... 8
2.3.2 Interpretasi Data............................................................ 10
BAB III PENUTUP................................................................................. 11
3.1 Kesimpulan.............................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 12
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................ 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsumsi makanan dipengaruhi oleh kebiasaan makan dan
ketersediaan pangan dalam keluarga. Kebiasaan makan yaitu kegiatan
yang berkaitan dengan makanan menurut tradisi setempat, meliputi hal-
hal bagaimana pangan diperoleh, apa yang dipilih, bagaimana
menyiapkan, siapa yang memakan dan berapa banyak yang dimakan.
Konsumsi pangan merupakan banyaknya atau jumlah pangan,
secara tunggal maupun beragam, yang dikonsumsi seseorang atau
sekelompok orang yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis,
psikologis dan sosiologis. Tujuan fisiologis adalah upaya untuk memenuhi
keinginan makan (rasa lapar) atau untuk memperoleh zat-zat gizi yang
diperlukan tubuh. Tujuan psikologis adalah untuk memenuhi kepuasan
emosional atau selera, sedangkan tujuan sosiologis adalah untuk
memelihara hubungan manusia dalam keluarga dan masyarakat (Anonim
2010). Konsumsi pangan merupakan faktor utama untuk memenuhi
kebutuhan gizi yang selanjutnya bertindak menyediakan energi bagi
tubuh, mengatur proses metabolisme, memperbaiki jaringan tubuh serta
untuk pertumbuhan. Konsumsi, jumlah dan jenis pangan dipengaruhi oleh
banyak faktor. Faktor-faktor yang sangat mempengaruhi konsumsi pangan
adalah jenis, jumlah produksi dan ketersediaan pangan.
Konsumsi pangan keluarga merupakan kebutuhan anggota
keluarga terhadap pangan yang bertujuan untuk memantapkan ketahanan
pangan di tingkat rumah tangga. Ketersediaan pangan keluarga juga
mempengaruhi jumlah dan banyaknya konsumsi makan anggota keluarga.
Semakin baik ketersediaan pangan suatu keluarga, memungkinkan
terpenuhnya seluruh kebutuhan gizi.
Penilaian konsumsi pangan dilakukan dengan cara survei. Survei
konsumsi pangan bertujuan untuk mengetahui konsumsi pangan
seseorang, keluarga atau kelompok orang baik secara kuantitatif maupun

1
2

secara kualitatif. Survei secara kuantitatif adalah untuk mengetahui jumlah


bahan makanan yang dikonsumsi sedangkan secara kualitatif adalah
untuk mengetahui frekuensi makan, kebiasaan makan (food habit), jenis
pangan, dan cara memperolehnya. Salah satu metode yang digunakan
pada praktikum kali ini adalah metode Food Weighing.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja pengertian dan sumber makanan yang berasal dari
Karbohidrat, lemak dan protein?
2. Apa pengertian Food Weighing?
3. Bagaimana hasil dari wawancara menggunakan metode Food
Weighing?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa saja pengertian dan sumber makanan
karbohidrat, lemak dan protein.
2. Mengetahui definisi food weighing.
3. Mengetahui interpretasi data hasil wawancara.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Karbohidrat, Protein dan Lemak
2.1.1 Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi
tubuh manusia, yang menyediakan 4 kalori (kJ) energi
pangan pergram. Karbohidrat juga mempunyai peranan
penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan,
misalnya, rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan
dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya
ketois, pemecahan tubuh protein yang berlebihan, kehilangan
mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme lemak
dan protein. Dalam tubuh manusia karbohidrat dapat dibentuk
dari beberapa asam amino dan sebagian lemak. Tetapi
sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan
yang dimakan sehari-hari, terutama bahan makanan yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pada tanaman karbohidrat
dibentuk dari reaksi CO2 dan H2O dengan bantuan sinar
matahari melalui proses fotosintesis dalam sel tanaman yang
berklorofil (Winarno, 2002).

2.1.2. Sumber Makanan Karbohidrat


Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serealia,
umbi-umbian, kacang-kacang kering dan gula. Hasil olahan
bahan-bahan ini adalah bihun, mie, roti, tepung-tepungan,
selai, sirup dan lainnya. Sumber karbohidrat yang banyak
dimakan sebagai makanan pokok di Indonesia adalah beras,
jagung, ubi, singkong, talas dan sagu.

3
4

2.1.3 Protein
Protein merupakan senyawa yang tergolong kedalam
biomakromolekul, artinya molekul besar yang mempunyai
fungsi biologis. Biomakromolekul ini mempunyai ukuran yang
besar karena senyawa ini adalah suatu polimer, artinya
senyawa yang tersusun dari sejumlah besar senyawa lain
sebagai satuan terikat satu sama lain. Molekul protein
tersusun dari senyawa yang lebih kecil, yaitu asam amino
(Sadikin, 2001). Protein mempunyai empat tingkat struktur
yang brbeda, yaitu struktur primer, sekunder, tersier dan
kuartener. Protein mempunyai sifat yang berbeda-beda, yaitu
protein mudah larut dan sukar larut dalam air (Poedjiadi,
2009).

2.1.4 Sumber Makanan Protein


Sumber makanan protein nabati yaitu hampir 70%
penyedian protein di dunia berasal dari bahan nabati (hasil
tanaman), terutama berasal dari biji-bijian (serelia) dan
kacang-kacangan. Sayuran dan buah-buahan tidak
memberikan kontribusi protein dalam jumlah yang cukup
berarti, sebagian besar penduduk dunia menggunakan serelia
(terutama beras, gandum dan jagung) sebagai sumber utama
kalori yang ternyata sekaligus juga sumber protein penting.
Sumber makanan protein hewani yaitu daging, telurm
susu dan ikan. Protein hewani disebut sebagai protein yang
lengkap dan bermutu tinggi, karena mempunyai kandungan
asam-asam amino esensial yang lengkap susunannya dan
diperlukan oleh tubuh (Muchtadi, D 2010).
5

2.1.5 Lemak
Lemak merupakan suatu kelompok organik yang tidak
larut dalam air (Mahato, 2005). Dalam bentuk lain disebut
juga sebagai lipid yang terdiri dari asam lemak (free faty
acid), plasma triacyligycerol/trygecerids, asam lemak
esensial, kolesterol, lipoproteins (LDL dan HDL) dan lain
sebagai-nya. Kang (2012, p.56) lipid merupakan kompo-nen
penting yang selalu dilibatkan dalam sistem fisiologi. Untuk
sebagian orang, kebutuhan lipid menjadi berlebih dapat
memberi pengaruh tidak sehat pada tubuh. Lipid sering juga
disebut dengan lemak atau minyak. Kelas utama lipid terbagi
menjadi beberapa jenis seperti asam lemak, triglycerid,
phospolipids dan sterol.

2.1.6 Sumber Makanan Lemak


Asam lemak Jenuh yaitu bersifat non-esensial karena
dapat disintesis oleh tubuh dan pada umumnya berwujud
padat pada suhu kamar. Asam lemak jenuh berasal dari
lemak hewani, misalnya mentega. krim, keju, minyak samin,
lemak babi, es krim , dan lemak yang menempel pada
daging.
Asam lemak tidak jenuh Bersifat esensial karena tidak
dapat disintesis oleh tubuh dan umunya berwujud cair pada
suhu kamar. Asam lemak tidak jenuh berasal dari lemak
nabati, misalnya minyak zaitun, minyak canola, minyak dari
biji matahari, minyak wijen, minyak kacang, alpukat, buah
zaitun, aneka kacang ( kacang mete, kacang tanah, almond ).
Sedangkan hasil tanaman yang mengandung banyak lemak
jenuh diantaranya adalah minyak kelapa, minyak biji kapas,
minyak inti sawit, dan mentega coklat. Produk dan makanan
6

yang diproses dari bahan dengan lemak jenuh dipastikan


akan mengandung lemak jenuh tinggi.

2.2 Food Weighing


2.2.1 Pengertian Food Weighing
Food weighing adalan metode penimbangan
makanan responden. Petugas menimbang dan mencatat
seluruh makanan yang dikonsumsi responden selama satu
hari. Pada proses food weighing, semua makanan yang akan
dikonsumsi pada waktu makan pagi, siang, dan malam serta
makanan selingan antara dua waktu makan ditimbang dalam
keadaan mentah, juga ditimbang dan dicatat makanan segar
yang siap santap serta makanan pemberian (Kusharto CM,
2014).
Metode penimbangan (food weighing) mempunyai
tingkat akurasi yang baik, tetapi memerlukan tenaga yang
intensif untuk menanganai tempat makanan pasien dan
mengukur sisanya. Metode penimbangan makanan adalah
metode yang paling akurat dalam memperkirakan asupan
kebiasaan dan/atau asupan zat gizi tertentu. Data yang
dihasilkan penting untuk konseling diet, dan untuk analisis
statistic yang meliputi korelasi atau regresi dengan parameter
biologis.

2.2.2 Kelebihan dan Kelemahan Food Weighing


 Kelebihan metode penimbangan makanan :
1) Data yang diperoleh lebih akurat/teliti.
 Kelemahan metode penimbangan makanan :
1) Memerlukan waktu dan cukup mahal karena perlu
peralatan.
7

2) Bila penimbangan dilakukan dalam periode yang cukup


lama, maka responden dapat merubah kebiasaan makan
mereka.
3) Tenaga pengumpul data harus terlatih dan terampil.

2.2.3 Langkah-Langkah Metode Food Weighing


Beberapa langkah dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah
sebagai berikut :
a) Kunjungan pendahuluan, pada saat kunjungan ini peneliti
atau pengumpul data ke tempat tinggal responden untuk
memberikan gambaran tentang beberapa hal tentang
pengumpulan data seperti tujuan, menunjukkan inform
concent, apa yang harus diperhatikan dan dikerjakan
responden, waktu pelaksanaan, dan pentingnya kerjasama
selama pengumpulan data.
b) Responden menimbang dan mencatat makanan dan
minuman yang dimakan selama satu hari makan dan
minuman yang ditimbang dapat berasal dari dalam rumah
dan dari luar rumah. Untuk mengetahui makanan yang
dimakan dapat dilakukan penimbangan makanan dan
minuman sebelum makan dan menimbang kembali sisa
makanan/minuman setelah selesai makan. Selisih berat
sebelum makan dan setelah makan adalah berat actual
makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh responden.
Apabila responden mengalami kesulitan dalam teknik
penimbangan dapat didampingi oleh pengumpul data atau
interviewer.
c) Hal – hal yang perlu dicatat juga adalah cara memasak,
merek makanan, komposisi (bila memungkinkan).
d) Setelah seluruh data terkumpul (sesuai dengan berat hari
melakukan penimbangan) maka dilakukan perhitungan
8

konsumsi makanan baik energi dan zat gizi lainnya.


Perhitungan dapat dilakukan secara manual dengan
menggunakan daftar komposisi bahan makanan (DKBM) atau
menggunakan software yang telah ditentukan.
e) Lakukan analisis dengan cara membandingkan asupan
energi dan zat gizi dengan angka kecukupan gizi.

2.3 Hasil Wawancara Narasumber


2.3.1 Hasil Wawancara
W. Nama Berat Sisa Jumlah Faktor Bahan Berat Faktor
Makan hidangan Masak makanan Makanan Konversi Manakan mentah Penyer
yang yang Mentah bahan apan
dikonsu dikonsum Masak makanan minyak
msi si
Siang Nasi 143 g - 143 g 0,4 Beras 57,2 g -
13.47 Putih
Ayam 82 g 73 g 9g 1,6 Ayam 131,2 g 9g
goreng
paha atas
Tahu 47 g - 47 g 1,1 Tahu 51,7 g 13,7 g
Kuning
Goreng

Tempe 47 g - 47 g 0,1 Tempe 4,7 g 8,6 g


orek
basah

Hasil NutriSurvey
9

==========================================================
Analysis of the food record
==========================================================
Food Amount energy
carbohydr.
__________________________________________________________________

nasi putih 57,2 g 74,4 kcal


16,4 g
daging ayam bagian paha 131,2 g 280,7 kcal
0,0 g
tahu goreng 51,7 g 106,5 kcal
0,9 g
tempe oreg/sayur tempe/sambal tempe 4,7 g 4,7 kcal
0,4 g

Meal analysis: energy 466,2 kcal (100 %), carbohydrate 17,6 g (100 %)

==========================================================
Result
==========================================================
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
__________________________________________________________________
energy 466,2 kcal 2036,3 kcal 23 %
water 0,0 g 2700,0 g 0%
protein 32,1 g(28%) 60,1 g(12 %) 53 %
fat 29,4 g(56%) 69,1 g(< 30 %) 43 %
carbohydr. 17,6 g(16%) 290,7 g(> 55 %) 6%
dietary fiber 0,8 g 30,0 g 3%
alcohol 0,0 g - -
PUFA 5,8 g 10,0 g 58 %
cholesterol 77,4 mg - -
Vit. A 38,8 µg 800,0 µg 5%
carotene 0,0 mg - -
Vit. E (eq.) 0,0 mg 12,0 mg 0%
Vit. B1 0,1 mg 1,0 mg 14 %
Vit. B2 0,3 mg 1,2 mg 23 %
Vit. B6 0,3 mg 1,2 mg 26 %
tot. fol.acid 15,0 µg 400,0 µg 4%
Vit. C 0,0 mg 100,0 mg 0%
sodium 75,4 mg 2000,0 mg 4%
potassium 261,8 mg 3500,0 mg 7%
calcium 66,3 mg 1000,0 mg 7%
magnesium 76,9 mg 310,0 mg 25 %
10

phosphorus 248,2 mg 700,0 mg 35 %


iron 4,1 mg 15,0 mg 28 %
zinc 2,5 mg 7,0 mg 35 %

2.3.2 Interpretasi Data


Dari data yang didapatkan, salah satu mahasiswa gizi
bernama Alifah Rahmadanti dengan usia 20 tahun dalam 1
kali makan (saat makan siang) adalah dengan total energi
yaitu 466,2 Kkal dengan presentase pemenuhan yaitu 23%,
total karbohidrat yaitu 17,8 g dengan presentasae
pemenuhan yaitu 16%, total protein yaitu 32,1 g dengan
presentase pemenuhan yaitu 53% dan total lemak yaitu 29,4
g dengan presentase pemenuhan yaitu 43%. Menurut AKG
kelompok usia 19-29 tahun, jumlah kecukupan konsumsi
makan dalam sehari yaitu 2650 Kkal, dengan karbohidrat
sebanyak 430 g, protein sebanyak 65 g dan lemak total
sebanyak 75 g.
Didapat usia Alifah yaitu masuk dalam kategori 19-29,
dapat disimpulkan bahwa untuk konsumsi makan berikutnya
disarankan untuk menyesuaikan kecukupan dengan total
energi pada AKG. Karena untuk food weighing ini yang
ditimbang adalah hanya makan siang saja, jadi tidak bisa
menggambarkan apakah kebutuhan terpenuhi atau tidak.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia,
yang menyediakan 4 kalori (kJ) energi pangan pergram. Protein
merupakan senyawa yang tergolong kedalam biomakromolekul,
artinya molekul besar yang mempunyai fungsi biologis. Lemak
merupakan suatu kelompok organik yang tidak larut dalam air.
Dalam bentuk lain disebut juga sebagai lipid yang terdiri dari asam
lemak (free faty acid), plasma triacyligycerol/trygecerids, asam lemak
esensial, kolesterol, lipoproteins (LDL dan HDL) dan lain sebagai-
nya.
2. Food weighing adalan metode penimbangan makanan responden.
Petugas menimbang dan mencatat seluruh makanan yang
dikonsumsi responden selama satu hari.
3. Didapat usia Alifah yaitu masuk dalam kategori 19-29, dapat
disimpulkan bahwa untuk konsumsi makan berikutnya disarankan
untuk menyesuaikan kecukupan dengan total energi pada AKG.
Karena untuk food weighing ini yang ditimbang adalah hanya makan
siang saja, jadi tidak bisa menggambarkan apakah kebutuhan
terpenuhi atau tidak.

11
DAFTAR PUSTAKA
Alam, D. I. P. Senyawa Karbohidrat.
AKG.2019. Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk Masyarakat
Indonesia. Peraturan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 28 Tahun 2019.
Bunita Shelayanti, N. L. (2019). Tingkat Asupan Zat Gizi Makro Dan
Status Gizi Tenaga Kerja Di Sun Island Hotel And Spa
Kuta (Doctoral dissertation, Poltekkes Denpasar).
Diah Wayuni, N. K., Kencana, S. K. M., Ketut, I., Purnadhibrata, M. K., &
Made, I. I. (2020). Gambaran Pola Konsumsi Dan Status Gizi
Baduta (Doctoral dissertation, Jurusan Gizi).
Kang, J. (2018). Nutrition and metabolism in sports, exercise and health.
Routledge.
Kusharto, C. M., & Supariasa, I. D. N. (2014). Survei konsumsi
gizi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 59.
Latifah, E. R., Hendarta, N. Y., & Hardisari, R. R. (2019). Uji Kesesuaian
Kadar Protein Total Serum Lipemik Yang Diolah Dengan Flokulan
Alfa Siklodekstrin Dan High Speed Sentrifugasi (Doctoral
dissertation, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta).
Mahato, R. I. (2005). Water insoluble and soluble lipids for gene delivery.
Advanced drug delivery reviews, 57(5), 699-712.
Muchtadi, D. (2010). Nilai Gizi Protein. Bandung: ALFABETA, CV.
Poedjiadi, Anaa. 2009. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia (UIPress).
Sadikin, Mohamad. 2001. Biokimia Darah. Jakarta:Widya Medika.
Sanusi, R., & Widiyanto, W. (2018). Pengembangan model aquarobic
exercise untuk pembakaran lemak pada overweight. Jurnal
Keolahragaan, 6(2), 139-149.
Siregar, N. S. (2014). Karbohidrat. Jurnal Ilmu Keolahragaan, 13(02), 38-
44.

12
13

Suryaningsih, N. N. (2020). Perbedaan Sisa Makanan Pasien


Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Diet Rendah Garam Dan
Persepsi Cita Rasa Di Rsud Wangaya Kota Denpasar (Doctoral
dissertation, Poltekkes Denpasar).
Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta. Gramedia Pustaka
Utama.
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Gambar 1 Nasi Putih Gambar 2 Tahu Kuning Goreng

Gambar 3 Ayam Goreng (Paha Atas) Gambar 4 Tempe Orek Basah

Sisa makanan yang dikonsumsi

Gambar 5 Ayam Goreng (Paha Atas)

14

Anda mungkin juga menyukai