Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENDAHULUAN PADA TN.

B DENGAN

GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RUMAH SAKIT


MUHAMMADIYAH

diajukan untuk memenuhi tugas CBL 1

Dosen Pembimbing : Eli Lusiani,M.Kep

Disusun oleh :

Cici Rohimah (302019077)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN TK.2

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG

Jln. K.H Ahmad Dahlan No.6 Bandung ( Banteng Dalam )

2021
i

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul laporan
pendahuluan pada Tn.B dengan Gangguan kebutuhan nutrisi di Rumah sakit
Muhammadiyah. Penyusunan makalah ini dilakukan untuk memenuhi salah satu
tugas CBL 1, tidak lupa kami ucapkan banyak terimakasih atas bantuan beberapa
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya. Saya harapkan semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi
pembaca umumnya dan kami penulis khususnya, karena keterbatasan pengetahuan
dan pengalaman kami harapkan kritik dan saran yang membangun dari pembeca demi
kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bandung, 11 Januari 2021


ii

Daftar Isi

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................................ii
KASUS...................................................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan masalah......................................................................................................2
C. Tujuan.........................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.....................................................................................................................4
A. Konsep Dasar..............................................................................................................4
1. Anatomi sistem pencernaan...................................................................................4
2. Pengertian nutrisi.................................................................................................17
3. Fungsi nutrisi........................................................................................................18
4. Sumber nutrisi......................................................................................................18
5. Gangguan pemenuhan nutrisi.............................................................................21
6. Faktor-faktor risiko yang menyebabkan gangguan nutrisi..............................21
7. Rumus menghitung kebutuhan kalori................................................................22
8. Rumus menghitung berat badan ideal................................................................23
9. Rumus menghitung Body mass indeks................................................................24
BAB III.................................................................................................................................26
KESIMPULAN & SARAN..................................................................................................26
A. Kesimpulan...............................................................................................................26
iii

B. Saran.........................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................29
iv

KASUS
Tn.B , Umur : 23 Tahun , Jenis Kelamin : Laki-laki ,Agama Islam ,Tanggal Masuk
RS : 06 Juli 2020 .Diagnosa Medis : tifoid. Keluhan Utama Klien mengatakan mual
dan muntah . Riwayat Penyakit Sekarang Tn.N ( 23 Tahun ) datang ke IGD RS
Muhammadiyah pada tanggal 06 Juli 2020 dengan keluhan mual muntah ≥ 3x ,
pusing, demam selama 5 hari naik turun. Sebelumnya pasien mengatakan sudah
berobat ke Dokter terdekat namun tidak ada perubahan.

Saat di lakukan pengkajian pasien mengeluh mual tidak muntah dan menyatakan
makan apapun terasa pahit , demam sudah turun, dengan widal 1/320, TTV Td :
130/80 mmHg, Nadi : 84/menit, suhu : 37C, RR : 19x/menit. Riwayat Penyakit
Dahulu Pasien mengatakan tidak pernah mengalami keadaan seperti ini sebelumnya.
Pola Nutrisi Sebelum sakit : pasien mengatakan makan 3 x/hari dengan lauk dan
sayur dan minum air putih 6-8 gelas/hari, Saat dikaji : pasien mengatakan
menghabiskan ½ porsi makanan dari RS dengan diit bubur kasar ditambah minum air
putih 4-6 gelas/hari. BB sebelum sakit 74, BB sesudah sakit 72 kg. saat di lakukan
pemeriksaan fisik di area mulut lidah pasien berwarna putih , saat di lakukan palpasi
diarea perut bagian kiri klie tampak meringis kesakitan .

Pemeriksaan Penunjang Tanggal pemeriksaan : 8 Juli 2017 Pemeriksaan Hasil Nilai


rujukan Satuan Kimia Diabetes GDS 199 H 70-105 Mg/dl , Faal hati SGOT 130.00 H
0-50 U/L, SGPT 77.00 H 0-50 U/L, IMUNO SEROLOGI Widal Salmonella typhi O
1/320 Negative Salmonella typhi H 1/320 Negative .Pemeriksaan tanggal 9 Juli 2017
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan satuan HEMATOLOGI DARAH RUTIN Lekosit
4.70 3.8-10.6 /ul, Eritrosit 4.60 4.4-5.9 Juta/L, Hemoglobin 12.0 L 13.2-17.3 Mg/dl ,
Hematrokit 35.4 L 40-52 % MCV 77.0 L 80-100 Fl , MCH 26.1 26-34 Pg , MCHC
34.0 32-36 g/dl , Trombosit 53 L 150-440 Program terapi Injeksi dan oral:
Ceftriaxone 1gr/12 jam , Paracetamol 500mg/6jam , Ondansentron 4mg/12 jam,
v

Antasyd 200 mg , Ketorolac 30mg/8jam, Metilpredmisolon 40mg , Ranitidin 50mg ,


Gentamicin 2x20mg.
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata Nutrisi berasal dari kata “nutrition” yang di Indonesia lebih dikenal
dengan sebutan “gizi” yang memiliki makna sebagai makanan yang menyehatkan.
Nutrisi atau zat gizi terdapat dalam asupan makanan yang dikonsumsi. Namun
tidak semua makanan yang dikonsumsi mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh
tubuh untuk menunjang proses pertumbuhan dan perkembangan. Banyak
makanan yang beredar dilingkungan sekitar anak mengandung zat yang tidak
dibutuhkan oleh tubuh bahkan tergolong berbahaya, seperti halnya makan yang
mengandung pengawet, pewarna buatan, pemanis buatan, yang akan memberikan
dapat negative pada tubuh anak sehingga dapat menghambat proses pertumbuhan
dan perkembangan anak.

Secara umum dinegara berkembang ibu memiliki peranan yang sangat


penting dalam memilih dan menyiapkan sajian makanan untuk dikonsumsi
keluarganya. Sehingga pengetahuan ibu akan mempengaruhi jenis pangan dan
mutu gizi makan yang dikonsumsi keluarganya. Keadaan kesehatan gizi anak
sangat bergatung padan tingkat konsumsi. Tingkat konsumsi dintentukan oleh
kualitas dan kuantitas makanannya. Kualitas hidangan makanan ditunjukkan oleh
ada tidaknya kadungan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam susunan
hidangan. Sedangkan kuantitas menunjukkan jumlah setiap zat gizi terhadap
kebutuhan tubuh. Jika susunan hidangan makanan dapat memenuhi kebutuhan
tubuh, baik dari segi kualitan maupun kuantitas, maka tubuh berada padan kondisi
kesehatan yang baik.

1
2

Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) menganjurkan agar kebutuhan


energy (karbohidrat) rata-rata sekitar 60-70 %, protein 10-15 %, dan lemak 10-25
%. Sementara vitamin dan mineral yang harus dipenuhi antara lain vitamin A, B,
C, D, E, zat besi, seng, tembaga, mangan, dan lain-lain.

B. Rumusan masalah
Rumusan masalah merupakan rumusan pertanyaan yang akan diajukan
dalam makalah. Adapun rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut.
1. Apa saja anatomi fisiologi pada sistem pencernaan?
2. Apa yang dimaksud dengan nutrisi?
3. Apa fungsi nutrisi?
4. Apa saja sumber-sumber nutrisi?
5. Bagaimana gangguan pemenuhan nutrisi?
6. Apa saja faktor-faktor risiko yang menyebabkan gangguan nutrisi?
7. Bagaimana rumus menghitung kebutuhan kalori?
8. Bagaimana rumus menghitung berat badan ideal?
9. Bagaimana rumus menghitung Body mass indeks?

C. Tujuan
Tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai dari suatu makalah. Adapun
tujuan penulisan dalam makalah ini sebagai berikut:
1. untuk mengetahui apa saja anatomi fisiologi pada sistem pencernaan
2. untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan nutrisi
3. untuk mengetahui apa fungsi nutrisi
4. untuk mengetahui apa saja sumber-sumber nutrisi
5. untuk mengetahui bagaimana gangguan pemenuhan nutrisi
6. untuk mengetahui apa saja faktor-faktor risiko yang menyebabkan
gangguan nutrisi
7. untuk mengetahui bagaimana rumus menghitung kebutuhan kalori
3

8. untuk mengetahui bagaimana rumus menghitung berat badan ideal


9. untuk mengetahui bagaimana rumus menghitung body mass indeks
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar
1. Anatomi sistem pencernaan
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut
sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk
menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi,
menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian
makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut
dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan
(faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan
anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak
diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung
empedu.Berikut urutan sistem pencernaan manusia yang dijelaskan
mulai dari sistem pencernaan dan fungsinya
a. Mulut
Mulut merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya
makanan dan air. Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem
pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput
lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat
di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari
manis, asam, asin dan pahit. Makanan dipotongpotong oleh
gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar,
geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah
dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-
bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan

4
5

dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi


dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan
menyerang bakteri secara langsung. Kelenjar air liur
mengandung enzim amilase (ptialin) yang berfungsi untuk
mencerna polisakarida (amilum) menjadi disakarida. Proses
menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis
(Anderson, 1999; Syaifuddin, 2012, Pearce, 2007).

Lidah merupakan suatu massa otot lurik yang diliputi oleh


membran mukosa. Serabutserabut otot satu sama lain saling
bersilangan dalam 3 bidang, berkelompok dalam berkasberkas,
biasanya dipisahkan oleh jaringan penyambung. Pada permukaan
bawah lidah, membran mukosanya halus, sedangkan permukaan
dorsalnya ireguler, diliputi oleh banyak tonjolan-tonjolan kecil
yang dinamakan papilae. Papilae lidah merupakan tonjolan-
tonjolan epitel mulut dan lamina propria yang diduga bentuk dan
fungsinya berbeda. Terdapat 4 jenis papilae pada lidah, yaitu
sebagai berikut.
6

1) Papilae filiformis
Papilae filiformis mempunyai bentuk penonjolan
langsing dan konis, sangat banyak,dan terdapat di seluruh
permukaan lidah. Epitelnya tidak mengandung puting
kecap (reseptor).
2) Papilae fungiformis
Papilae fungiformis menyerupai bentuk jamur karena
mempunyai tangkai sempit dan permukaan atasnya
melebar. Papilae ini mengandung puting pengecap yang
tersebar pada permukaan atas, secara tidak teratur terdapat
di sela-sela antara papilae filiformis yang banyak
jumlahnya.
3) Papilae foliatae
Papilae folitae tersusun sebagai tonjolan-tonjolan yang
sangat padat sepanjang pinggir lateral belakang lidah.
Papilae ini mengandung banyak puting kecap.
4) Papilae circumvallatae
Papilae circumfalatae merupakan papilae yang sangat
besar yang permukaannya pipih meluas di atas papilae lain.
Papilae circumvallatae tersebar pada daerah “V” pada
bagian posterior lidah. Banyak kelenjar mukosa dan serosa
(von Ebner) mengalirkan isinya ke dalam alur dalam yang
mengelilingi pinggir masing-masing papila. Susunan yang
menyerupai parit ini memungkinkan aliran cairan yang
kontinyu di atas banyak puting kecap yang terdapat
sepanjang sisi papilae ini. Aliran sekresi ini penting untuk
menyingkirkan partikel-partikel dari sekitar puting kecap
sehingga mereka dapat menerima dan memproses
rangsangan pengencapan yang baru. Selain kelenjar-
7

kelenjar serosa yang berkaitan dengan jenis papilae ini,


terdapat kelenjar mukosa dan serosa kecil yang tersebar di
seluruh dinding rongga mulut lain-epiglotis, pharynx,
palatum, dan sebagainya-untuk memberi respon terhadap
rangsangan kecap (Anderson, 1999; Syaifuddin, 2012,
Pearce, 2007).
b. Tenggorokan (Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan
kerongkongan. Didalam lengkung faring terdapat tonsil
(amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung
kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi,
disini terletak persimpangan antara jalan nafas dan jalan
makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga
hidung, di depan ruas tulang belakang. Keatas bagian depan
berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan
lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan
rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus
fausium. Tekak terdiri dari 3 bagian sebagai berikut.
1) Bagian superior
Bagian ini disebut dengan nasofaring. Pada nasofaring
bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang
gendang telinga.
2) Bagian media
Bagian ini merupakan bagian yang sama tinggi dengan
mulut. Bagian media disebut dengan orofaring.Bagian ini
berbatas kedepan sampai diakar lidah.
3) Bagian inferior
8

Bagian ini merupakan bagian yang sama tinggi dengan


laring. Bagian inferior disebut dengan laring gofaring yang
menghubungkan orofaring dengan laring.
c. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata
yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke
dalam lambung. Sering juga disebut dengan esofagus(dari
bahasa Yunani). Panjang kerongkongan ± 20 cm dan lebar ± 2
cm.
Organ ini berfungsi untuk menghubungkan mulut dengan
lambung. Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan
menggunakan proses peristaltik. Gerak peristaltik
kerongkongan meliputi gerakan melebar, menyempit,
bergelombang, dan meremas-remas agar makanan terdorong ke
lambung. Di kerongkongan, zat makanan tidak mengalami
pencernaan. Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6
tulang belakang. Menurut histologi, Esofagus dibagi menjadi
tiga bagian, yaitubagian superior (sebagian besar adalah otot
rangka),bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus),
danbagian inferior (terutama terdiri dari otot halus) (Anderson,
1999; Syaifuddin, 2012, Pearce, 2007).
9

d. Lambung
Lambung merupakan organ otot berongga yang besar dan
berbentuk seperti kandang keledai . Lambung dibagi menjadi
tiga daerah, yaitu sebagai berikut.
1) Kardiak,yaitu bagian lambung yang paling pertama untuk
tempat masuknya makanan dari kerongkongan (esofagus).
2) Fundus, yaitu bagian lambung tengah yang berfungsi
sebagai penampung makanan serta proese pencernaan
secara kimiawi dengan bantuan enzim.
3) Pilorus, yaitu bagian lambung terakhir yang berfungsi
sebagai jalan keluar makanan menuju usus halus.

Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan


melalui otot berbentuk cincin (sfingter), yang bisa membuka dan
menutup. Dalam keadaan normal, sfingter menghalangi masuknya
kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung berfungsi
sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk
mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi
lambung menghasilkan 3 zat penting, yaitu sebagai berikut.

1) Lendir
10

Lendir melindungi sel-sel lambung dari


kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan pada
lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang
mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.
2) Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat
asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah
protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan
sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara
membunuh berbagai bakteri.
3) Prekursor pepsin
Pepsin merupakan enzim yang memecahkan
protein.
e. Usus Halus (Usus Kecil)
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran
pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar.
Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-
zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus
melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang
membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang
dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim
yang mencerna protein, gula dan lemak (Anderson, 1999;
Syaifuddin, 2012; Pearce, 2007; Sherwood, 2001).
Lapisan usus halus terdiri atas lapisan mukosa (sebelah
dalam), lapisan otot melingkar (muskulus sirkuler), lapisan otot
memanjang (muskuluslongitudinal), dan lapisan serosa
(sebelah luar). Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus
11

dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus


penyerapan (ileum).
1) Usus dua belas jari (duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari
usus halus yang terletak setelah lambung dan
menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Nama
duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum,
yang berarti dua belas jari.Bagian usus dua belas jari
merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari
bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz. Usus
dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak
terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum.Usus dua
belas jari memiliki pH yang normal berkisar sembilan.
Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu
dari pankreas dan kantung empedu. Lambung melepaskan
makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang
merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan
masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam
jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh,
duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk
berhenti mengalirkan makanan.
2) Usus Kosong (jejunum)
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis
yeyunum) adalah bagian kedua dari usus halus, di antara
usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan
(ileum). Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang
berarti “lapar” dalam bahasa Inggris modern. Arti aslinya
berasal dari bahasa Latin, jejunus, yang berarti “kosong”.
12

Pada orang dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8


meter, di mana 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus
kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh
dengan mesenterium. Permukaan dalam usus kosong
berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili),
yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis
dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni
berkurangnya kelenjar Brunner. Secara histologis dapat
dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel
goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan
usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.
3) Usus Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari
usus halus. Pada sistem pencernaan manusia) illeum
memiliki panjang sekitar 2-4 meter dan terletak setelah
duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu.
Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa)
dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam
empedu (Anderson, 1999; Syaifuddin, 2012, Pearce, 2007).
f. Usus Besar (Colon)
Usus besar merupakan kelanjutan dari usus halus yang
memiliki tambahan usus yang berupa umbai cacing (appedix).
Usus besar terdiri dari tiga bagian yaitu bagian naik
(ascending), mendatar (tranverse), dan menurun (descending).
Pada usus besar tidak terjadi pencernaan. Semua sisa makanan
akan dibusukkan dengan bantuan bakteri E. coli dan diperoleh
vitamin K. Di bagian akhir usus besar terdapat rektum yang
13

bermuara ke anus untuk membuang sisa makanan. Fungsi


utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar
berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan
zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi
membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting
untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta
antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri
didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa
menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah
diare.
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”)
dalam istilah anatomi adalah suatu kantung yang terhubung
pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus
besar. Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan
pada usus buntu. Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau
radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat
menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam
rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga abdomen).
Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa
Inggris, vermiform appendix (atau hanya appendix) adalah
ujung buntu tabung yang menyambung dengan caecum. Umbai
cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Pada orang
dewasa, Umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa
bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks
selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda, bisa di
retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di
peritoneum. Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna
dan organ vestigial (sisihan), sebagian yang lain percaya bahwa
14

apendiks mempunyai fungsi dalam sistem limfatik. Operasi


membuang umbai cacing dikenal sebagai appendektomi
(Anderson, 1999; Syaifuddin, 2012; Pearce, 2007; Sherwood,
2001).

g. Rektum dan Anus


Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”)
adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar
(setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini
berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses.
Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat
yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon
desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka
timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).
Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material
di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan
keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak
terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di
mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi
15

tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan


pengerasan feses akan terjadi.Orang dewasa dan anak yang
lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang
lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot
yang penting untuk menunda BAB (Anderson, 1999;
Syaifuddin, 2012; Pearce, 2007; Sherwood, 2001).
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan,
dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus
terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya
dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot
sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi
(buang air besar – BAB), yang merupakan fungsi utama anus.
Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak
diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung
empedu.
h. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang
memiliki dua fungsi utama yaitu menghasilkan enzim
pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin.
Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan
erat dengan duodenum (usus dua belas jari).Pankraes terdiri
dari 2 jaringan dasar yaitu Asini yang menghasilkan enzim-
enzim pencernaan, dan pulau pankreas yangmenghasilkan
hormon.
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam
duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim
yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein,
karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke
16

dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan


dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah
mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan
sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi
duodenum dengan cara menetralkan asam lambung (Anderson,
1999; Syaifuddin, 2012; Pearce, 2007; Sherwood, 2001).
i. Hati
Hati merupakan sebuah organ terbesar di dalam badan
manusia dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya
berhubungan dengan pencernaan. Istilah medis yang
bersangkutan dengan hati biasanya dimulai dalam hepat atau
hepatik dari kata Yunani untuk hati, hepar. Organ ini
memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki
beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen,
sintesis protein plasma, dan penetralan obat. Hati juga
memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan.
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus
yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler).
Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung
dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke
dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi
pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang
masuk diolah. Hati melakukan proses tersebut dengan
kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zatzat gizi,
darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum (Anderson, 1999;
Syaifuddin, 2012; Pearce, 2007; Sherwood, 2001).
j. Kandung Empedu
17

Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah


organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml
empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan.Pada
manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan
berwarna hijau gelap – bukan karena warna jaringannya,
melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya.
Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari
melalui saluran empedu.Empedu memiliki 2 fungsi penting
yaitumembantu pencernaan dan penyerapan lemak, serta
berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh,
terutama haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel
darah merah dan kelebihan kolesterol. (Anderson, 1999;
Syaifuddin, 2012; Pearce, 2007; Sherwood, 2001).

2. Pengertian nutrisi
Nutrisi merupakan proses dan pengolahan zat makanan
oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan
dalam aktivitas (Hidayat, 2006). Menurut Wartonah (2008) nutrisi
adalah zat gizi lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk
menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan
hidupnya dan menggunakan bahan- bahan tersebut untuk aktivitas
penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi
dapat dikatakan sebagai ilmu makanan, zat-zat gizi dan zat lain
yang terkandung, aksi bereaksi dan keseimbangan yang
berhubungandengan kesehatan dan penyakit.
Makhluk hidup memerlukan makanan untuk melangsungkan
kehidupannya manusia mendapatkan zat makanannya dalam bentuk
18

bahan makanan yang berasal dari tumbuh tumbuhan atau hewan.


Untuk mencapai serta memelihara kesehatan dan status gizi optimal,
tubuh perlu mengkonsumsi makanan sehari-hari yang mengandung zat
gizi seimbang. Bila tubuh dapat mencerna, mengabsorpsi dan
memetabolisme zat-zat gizi tersebut secara baik maka akan tercapai
gizi seimbang (Almatsier, 2004).

3. Fungsi nutrisi
Menurut Santoso (2009) ada 5 fungsi zat gizi yaitu sebagai:
a. Sumber energi dan tenaga, jika fungsi ini terganggu orang akan
menjadi kurang geraknya atau kurang giat dan merasa cepat
lelah.
b. Menyokong pertumbuhan badan, yaitu penambahan sel baru
pada sel yang sudah ada.
c. Memelihara jaringan tubuh, mengganti yang rusak atau aus
terpakai, yaitu mengganti sel yang nampak jelas pada luka
tubuh yaitu terjadinya jaringan penutup luka.
d. Mengatur metabolisme dan berbagi keseimbangan dalam
cairan tubuh (keseimbangan air, asam basa dan mineral).
e. Berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap
berbagai penyakit sebagai anti oksidan dan antibodi lainnya.

4. Sumber nutrisi

No Sumber Nutrisi Kegunaan


1. Karbohidrat  Sebagai sumber energi utama bagi
tubuh 1gr karbohidrat meghasilkan
4 kalori
 Memberi rasa kenyang karna itu
karbohidrat sering dijadikan makan
pokok
19

 Memberikan rasa manis pada


makanan terutama yang
mengandung zat monosakarida
pada disakarida
 Mengatur metabolisme lemak, dan
mencegah dioksidasi lemak yang
tidak sempurna
2. Protein  Pembentukan dan mmeperbaiki
jaringan tubuh
 Pembentuk hormon pertumbuhan
dan perkembangan
 Memeliharan keseimbangan asam
dan basa
 Pembentuk antibody
3. Lemak  Sebagai cadangan makanan -
Memberikan tenaga bagi tubuh
 Penghangat tubuh
 Pelarut vitamin A,D,E, dan K
 Menghemat penggunaan protein
untuk sintesis protein, sehingga
protein tidak dijadikan sumber
energi
 Pelindung organ tubuh
4. Vitamin
- Vitamin A  Menjaga kesehatan mata, kulit,
menghindari kanker dan
mempertinggi daya tahan tubuh
- Vitamin B terhadap infeksi
 Membatu otak, jantung, saraf, otoh
- Vitamin C dalam metabolisme,
 Memproduksi kolagen,
- Vitamin D mempercepat penyembuhan luka
- Vitamin E  Membantu obsorsi dan meregulasi
kalsium,
 Melindungi integritas membrane sel
normal, mencegah hemolisis sel
darah merah, meningkatkan imun
- Vitamin K tubuh, antiaksidan serta melindungi
vitamin A, C dan betakarotin dari
oksidasi.
 Zat pembekuan darah
5. Mineral
20

- Kalsium  Merupakan komponen penting dari


tulang, gigi, otot, jaringan darah
dan saraf, proses relaksasi dan
kontraksi otot dan terlibat dalam
- Fosfor beberapan aktivitas enzim.
 Dibutuhkan untuk proses
metabolisme, pembekuan
- Magnesium fosfolipid, DNA, RNA
metabolieme lemak, protein dan
- Flour karbohidrat.
- Natrium  Metabolisme energi, aktivitas
insulin dan penggunaan glukosan.
-Klorida  Menjaga kesehatan gigi,
 Menjaga konsentrasi cairan tubuh,
mengatur keseimbangan asam basa
dalam tubuh.
 membantu natrium dalam
menyeimbangkan konsentrasi
- Kalium cairan tubuh, keseimbangan
tekanan osmotik dan eloktrolit,
berperan dalam pencernaan protein,
dan memperbanyak absorpsi besi,
kalsium, dan vitamin B12.
- Zat Besi  menjaga keseimbangan
konsentrasi cairan dalam sel,
membantu dalam kontraksi otot,
membantu transmisi rangsangan
saraf, dan memjaga keseimbangan
asam basa dalam tubuh
- Seng  komponen terpenting dalam
hemoglobin selain terlibat dalam
konversi β-karotin kepada vitamin
A, sintesis kolagen, sintesis asam
- Yodium nukleat, penyingkiran lemak dalam
darah, detoksifikasi obat dalam
hati, dan memproduksi antibody.
 pertumbuhan dan replikasi sel,
pertahanan sistem imun, sintesis
RNA, DNA, protein, pertumbuhan
tulang dan metabolisme mineral
 produksi hormon tiroksin yang
meregulasi kadar metabolisme
21

basal yang mampu mempengaruhi


kebutuhan nutrisi lain.
6. Air  Sebagai pengangkut nutrisi didalam
tubuh
 Mengatur temperatur tubuh
 Mempertahankan keseimbangan
volume darah

5. Gangguan pemenuhan nutrisi


Sering kali, pemberian makan secara serir.rg dengan ukuran
sedikit rnembantu memaksimalkan ssupan makanan pada. klien yang
memiliki kebutuhan nutrisi tinggi (kehilangan nafsu makan atau
menblak untuk makan). Pemberian makan dalam ukuran sedikit
sebanyak 6 kali biasa dilakukan, meskipun jumlahnya clapat beragam.
Setiap diet dapat dibagi menjadi enam kali makanan. Suplemen cair
sering menggantikan salah satu atau lebih makanan karena padar gizi,
mudah dikonsumsi, dan cenderung cepat meninggalkan lambung,
membuat mereka tidak terlalu mengganggu makan berikutnva.

6. Faktor-faktor risiko yang menyebabkan gangguan nutrisi


a. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan yang
bergizi dapat mempengaruhi pola konsumsi makanan. Hal tersebut
dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi
kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi (Hidayat, 2006).
b. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan
bergizi tinggi dapat mempengaruhi status gizi seseorang misalnya,
22

dibeberapa daerah , tempe merupakan sumber protein yang paling


murah, tidak dijadikan bahan makanan yang layak untuk dimakan
karena masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi makanan
tersebut dapat merendahkan derajat mereka.
c. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap
makanan tertentu juga memengaruhi status gizi, misalnya
dibeberapa daerah, terdapat larangan makan pisang dan pepaya
bagi para gadis remaja. Padahal makanan tersebut merupakan
sumber vitamin yang baik.
d. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak
memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup. Kesukaan
dapat mengakibatkan merosotnya gizi para remaja bila nilai
gizinya tidak sesuai yang diharapkan. Saat ini para remaja di
kotakota besar di negara kita memiliki kecendrungan menyukai
Universitas Sumatera Utara makanan tertentu secara berlebihan,
seperti makanan cepat saji (junkfood), bakso, dan lain-lain.
Makanan-makanan ini tentu saja berdampak buruk bagi kesehatan
mereka jika dikonsumsi terlalu sering dan berlebihan karena tidak
memiliki asupan gizi yang baik.
e. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi
karena penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan
yang tidak sedikit. Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi
perekonomian yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan
gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi
perekonomian rendah.
23

7. Rumus menghitung kebutuhan kalori


Basal Metabolic Rate BMR yaitu kebutuhan energi minimal
yang diperlukan tubuh dalam mempertahankan fungsi alat pernapasan,
sirkulasi darah, temperatur tubuh, kegiatan kelenjar, dan fungsi
vegetatif lainnya.
Cara menghitung BMR berdasarkan rumus Harris Benedict
sebagai berikut :
a. BMR Laki-laki = 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,78 x U).
b. BMR Perempuan = 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U).

Keterangan :
BMR = Basal Metabolic Rate.
BB = Berat Badan (kg).
TB = Tinggi Badan (cm).
U = Umur (tahun).

8. Rumus menghitung berat badan ideal


Body Mass Index (BMI) adalah perbandingan antara berat
badan dengan tinggi badan.
Formula menghitung berat badan ideal telah ada sebelumnya,
rumus berat badan ideal yang pertama dibuat oleh seorang ahli bedah
Perancis bernama Dr.P.P. Broca pada tahun 1897(Halls, 2005). Seiring
dengan berjalannya waktu, Rumus Broca telah mengalami berbagai
modifikasi. Hal ini setidaknya dapat dilihat dari tiga kutipan sebagai
berikut. Rumus Broca seperti yang dikutip dari tulisan Steven B. Halls
(2005) adalah :
a. Wanita : Berat Badan Ideal (kg)=Tinggi Badan (cm) – 100 ± 15%.
24

b. Pria : Berat Badan Ideal (kg) = Tinggi Badan (cm) – 100 ± 10%.

Sedangkan Rumus Broca adalah

a. bobot badan ideal (kg) = 90% x {tinggi badan (cm) - 100} x 1


kg.
b. Khusus untuk pria dengan tinggi badan kurang dari 160 cm dan
wanita kurang dari 150 cm, digunakan rumus : Bobot badan
ideal (kg) = {tinggi badan (cm) - 100} x 1 kg.
c. Lain lagi yang dipublikasikan di Pikiran Rakyat (2004),
banyak orang menggunakan rumus yang sangat
disederhanakan, yaitu : Berat Badan Ideal = (Tinggi Badan -
100) - 10% (Tinggi Badan - 100).

9. Rumus menghitung Body mass indeks


BMI (Body Mass Index) merupakan suatu pengukuran yang
membandingkan berat badan dengan tinggi badan. BMI merupakan
teknik untuk menghitung index berat badan, sehingga dapat diketahui
kategori tubuh kita apakah tergolong kurus, normal atau gemuk. BMI
dapat digunakan untuk mengontrol berat badan agar dapat mencapai
berat badan normal yang sesuai dengan tinggi badan.Dalam
menghitung BMI diperlukan dua parameter, yaitu Berat Badan (kg)
dan Tinggi Badan (m). BMI dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut :
BB(Kg)
BMI=
TB ( m )∗TB(m)

Keterangan :
BMI=Nilai Body Mass Index;
25

BB =Berat Badan dalam kilogram ;


TB=Tinggi Badan dalam meter

Untuk mengukur apakah berat badan seseorang ideal atau


tidak, dapat dilakukan dengan melihat nilai BMI (Body Mass Index)
tubuhnya dan membandingkan nilainya dengan batas pengelompokkan
yang ditunjukkan sesuai pada Tabel

Nilai BMI Keterangan


<18,5 Berat Kurang
18,5 – 22,9 Berat Normal
23 – 24,9 Obesitas Ringan
25 – 29,9 Obesitas Sedang
>=30 Obesitas Berat
26
BAB III

KESIMPULAN & SARAN


A. Kesimpulan
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai
anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima
makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke
dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna
atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari
mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar,
rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak
diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.Berikut
urutan sistem pencernaan manusia yang dijelaskan mulai dari sistem pencernaan
dan fungsinya, penjelasannya serta sistem pencernaan manusia beserta gambarnya
secara berurutan mulai dari mulut hingga anus.

Nutrisi merupakan proses dan pengolahan zat makanan oleh tubuh


yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas (Hidayat,
2006). Menurut Wartonah (2008) nutrisi adalah zat gizi lain yang
berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses
dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari
lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan- bahan tersebut untuk aktivitas
penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya.

Menurut Santoso (2009) ada 5 fungsi zat gizi yaitu sumber energi dan
tenaga. menyokong pertumbuhan badan, Memelihara jaringan tubuh, Mengatur
metabolisme dan berbagi keseimbangan dalam cairan tubuh (keseimbangan air,
asam basa dan mineral) dan berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh
terhadap berbagai penyakit sebagai anti oksidan dan antibodi lainnya.

27
28

Sumber nutrisi yang dibutuhkan tubuh meliputi karbohidrat protein,


lemak, vitamin A, Vitamin B, Vitamin C, Vitamin D, Vitamin E, Vitamin K,
mineral meliputi kalsium, fosfor, magnesium, flour, natrium, klorida, kalium, zat
besi, seng, yodium, air.

Sering kali, pemberian makan secara serir.rg dengan ukuran sedikit


rnembantu memaksimalkan ssupan makanan pada. klien yang memiliki
kebutuhan nutrisi tinggi (kehilangan nafsu makan atau menblak untuk makan).
Pemberian makan dalam ukuran sedikit sebanyak 6 kali biasa dilakukan,
meskipun jumlahnya clapat beragam. Setiap diet dapat dibagi menjadi enam kali
makanan. Suplemen cair sering menggantikan salah satu atau lebih makanan
karena padar gizi, mudah dikonsumsi, dan cenderung cepat meninggalkan
lambung, membuat mereka tidak terlalu mengganggu makan berikutnva.

Faktor-faktor risiko yang menyebabkan gangguan nutrisi meliputi


pengetahuan Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan yang bergizi
dapat mempengaruhi pola konsumsi makanan, prasangka buruk terhadap
beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat mempengaruhi status gizi
seseorang misalnya, dibeberapa daerah , tempe merupakan sumber protein yang
paling murah, tidak dijadikan bahan makanan yang layak untuk dimakan karena
masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi makanan tersebut dapat
merendahkan derajat mereka, Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan
terhadap makanan tertentu juga memengaruhi status gizi, Kesukaan yang
berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya variasi
makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara
cukup.Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena
penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh
karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya
mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan
kondisi perekonomian rendah.
29

Cara menghitung BMR berdasarkan rumus Harris Benedict yaitu BMR


Laki-laki = 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,78 x U) dan BMR Perempuan = 655
+ (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U).

Rumus menghitung berat badan ideal menurut rumus Broca seperti yang
dikutip dari tulisan Steven B. Halls (2005) adalah Wanita : Berat Badan Ideal
(kg)=Tinggi Badan (cm) – 100 ± 15% dan Pria : Berat Badan Ideal (kg) = Tinggi
Badan (cm) – 100 ± 10%.

Dalam menghitung BMI diperlukan dua parameter, yaitu Berat Badan (kg)
dan Tinggi Badan (m). BMI dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
berikut :

BB(Kg)
BMI=
TB ( m )∗TB(m)

B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang
perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan
penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.
30

DAFTAR PUSTAKA

Evy T.S & Wahyu T.A.(2015).Pengetahuan ibu menyusui tentang kebutuhan nutrisi
ibu menyusui. Departemen Keperawatan Maternitas Akademi Keperawatan Karya
Bhakti Nusantara. Jurnal Keperawatan Volume 1, Nomor 1, November 2015 Hal 1-6

Putri Rahmi.( 2015). Peran Nutrisi Bagi Tumbuh dan Kembang Anak Usia Dini.
Banda Aceh: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Novitasari D.A (2012). Faktor-faktor risiko kejadian gizi buruk pada balita yang
dirawat di Rsup Dr. Kariadi Semarang. Semarang : Fakuktas kedokteran Universitas
Diponegoro

Ajidarma M.(2019). Aplikasi perhitungan kebutuhan kalori dan perhitungan kalori


dari makanan yang dikonsumsi.. Surakarta : Fakultas komunikasi dan informatika
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Johan C.J.(2016).Perancangan aplikasi menentukan berat badan ideal dengan


menggunakan algoritma k-means clustering. Medan :Teknik Informatika STMIK
Budi Darma Medan. Jurnal Riset Komputer (JURIKOM), Volume : 3, Nomor: 5

Heni P.W & Kusmiyati Y.(2017). Anatomi Fisiologi. Kementrian Kesehatan RI,
Pusat pendidikan sumber daya manusia kesehatan badan pengembangan dan
pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan.

Anggun K.D.(2016). Asuhan keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi


pada. RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG. Gombong :
Program studi DIII Keperawatan Stikes muhammadiyah gombong

Anda mungkin juga menyukai