Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MATA KULIAH GIZI PANGAN

KELOMPOK PANGAN UMBI- UMBIAN


(PRODUK OLAHAN MAKANAN DAN MINUMAN DAN
PRODUK NON PANGAN)

Oleh :
Kelompok 3
Eko Adityo 2006125956
Nur Lidya Ayu 2006110840
Richie Firman 2006112380
Swiji Paluvi Lasari 2006114044
Trisna Marliana Sari 2006124968

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul kelompok
pangan umbi-umbian (produk olahan makanan minuman dan produk non pangan) ini
tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah gizi pangan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang produk olahan pangan dan non pangan pada
kelompok umbi umbian bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Yossie Kharisma Dewi, S.TP.,
M.P., selaku dosen pada mata kuliah gizi pangan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Penulis menyadari, makalah yang penulis tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 28 April 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 1


DAFTAR ISI................................................................................................................. 3
BAB I ............................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 5
1.3 Tujuan.................................................................................................................. 5
BAB II........................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Umbi-umbian dan Manfaatnya ......................................................... 6
2.2 Kandungan Gizi Umbi-Umbian .......................................................................... 7
2.3 Produk Olahan Pangan yang Berasal Dari Umbi-Umbian .................................. 8
2.4 produk olahan non pangan yang berasal dari umbi-umbian. .............................. 9
BAB III ....................................................................................................................... 12
PENUTUP................................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan........................................................................................................ 12
3.2 Saran .................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makanan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk melanjutkan kehidupan.


Makanan sangat penting untuk pertumbuhan maupun untuk mempertahankan
kehidupan. Makanan mengandung energi dan bahan-bahan yang diperlukan oleh
tubuh untuk membangun dan mengganti jaringan, untuk bekerja, dan untuk
memelihara pertahanan tubuh terhadap penyakit. Makanan yang dikonsumsi harus
sehat, yaitu memiliki nilai gizi yang optimal dan seimbang seperti energi, karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, mineral dan zat gizi lainnya. Konsumsi pangan bekaitan
dengan gizi yang cukup dan seimbang. Tingkat dan pola konsumsi pangan dan gizi
dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, sosial dan budaya setempat.
Kebutuhan pangan di dunia semakin meningkat seiring dengan bertambahnya
jumlah penduduk di dunia. Lonjakan penduduk dunia mencapai peningkatan yang
tinggi setelah tahun 1 ini dapat kita lihat dari jumlah penduduk tahun 2000 an yang
mencapai kurang lebih 6 miliar orang, tentu saja dengan pertumbuhan penduduk ini
akan mengkibatkan berbagai permasalahan diantaranya kerawanan pangan. Di
Indonesia kebutuhan pangan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya
jumlah penduduk, sehingga perlu dicari sumber pangan lainyang dapat menggantikan
kebutuhan pangan utama seperti umbi- umbian.
Umbi-umbian merupakan jenis tumbuhan yang banyak tumbuh di Indonesia.
Umbi-umbian merupakan bahan nabati yang diperoleh dari dalam tanah, misalny ubi
kayu, ubi jalar, kentang garut, gadung , kimpul, talas, gembili dan ganyong. Pada
umumnya ,umbi-umbian secara tradisional sering disajikan dalam bentuk segar,
rebusan, atau kukusan, hal ini tergantung dari selera dari penikmat dari umbi tersebut.
Umbi-umbian adalah bagian dari sumber daya pangan lokal yang sebenarnya
berpotensi dikembangkan sebagai pangan alternatif di Indonesia. Namun, tumbuh-
tumbuhan tersebut kini semakin jarang dijumpai kecuali ditanam dalam jumlah kecil
oleh beberapa masyarakat pedesaan. Sudah semestinya umbi-umbian lokal Indonesia
dikembangkan sebagai pangan alternatif. Ketergantungan sejumlah kecil bahan
pangan tidak hanya mengancam kelestarian sumber daya genetis tumbuhan lokal
tetapi juga mengancam ketahanan pangan Indonesia.
Umbi-umbian juga merupakan salah satu komoditas pertanian yang
memberikan sumbangsih cukup besar terhadap keanekaragaman pangan dan
kecukupan gizi masyarakat karena mengandung vitamin, mineral dan serat.
Keterbatasan penggunaan umbi-umbian adalah produktivitasnya yang rendah, nilai
tambahnya yang terbatas, akses pasar yang kurang serta sifatnya yang mudah rusak.
Padahal umbi-umbian mudah dibudidayakan, karena mempunyai biaya produksi yang
rendah sehingga banyak dikonsumsi oleh golongan tidak mampu dan cukup
berkontribusi terhadap ketahanan pangan. Berdasarkan uraian diatas maka disusunlah
makalah ini dengan judul kelompok pangan umbi-umbian (produk olahan makanan
minuman dan produk non pangan).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis berikan ada beberapa


rumusan sebagai pertanyaan dalam makalah ini. Berikut rumusan masalah dari
makalah ini.
1. Apa itu umbi umbian?
2. Apa kandungan gizi umbi-umbian?
3. Apa produk olahan pangan yang berasal dari umbi-umbian?
4. Apa produk olahan non pangan yang berasal dari umbi umbian?

1.3 Tujuan

Berikut tujuan dari permasalahan dari makalah ini.


1. Menjelaskan pengertian umbi-umbian dan manfaatnya.
2. Menjelaskan kandungan gizi yang ada dalam umbi-umbian.
3. Mendeskripsikan produk olahan pangan yang berasal dari umbi-umbian.
4. Mendeskripsikan produk olahan non pangan yang berasal dari umbi-umbian.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Umbi-umbian dan Manfaatnya

Tanaman umbi-umbian adalah tanaman yang mengalami perubahan ukuran


dan bentuk (pembengkakan) karena perubahan fungsi. Perubahan ini juga dapat
menyebabkan perubahan anatomi. Umbi adalah organ tumbuhan yang mengalami
perubahan ukuran dan bentuk ("pembengkakan") sebagai akibat perubahan fungsinya.
Perubahan ini berakibat pula pada perubahan anatominya. Organ yang membentuk
umbi terutama batang, akar, atau modifikasinya. Hanya sedikit kelompok tumbuhan
yang membentuk umbi dengan melibatkan daunnya. Umbi biasanya terbentuk tepat di
bawah permukaan tanah, meskipun dapat pula terbentuk jauh di dalam maupun di
atas permukaan. Umbi-umbian adalah bahan nabati yang diperoleh dari dalam tanah,
misalnya ubi kayu, ubi jalar, kentang, garut, kunyit, gadung, bawang, jahe, kencur,
kimpul, talas, gembili, garut, bengkuang dan lain sebagainya. Tanaman umbi-umbian
memiliki banyak manfaat dan fungsinya, terutama pada olahan makanan dan jajanan
pasar. Tanaman umbi-umbian merupakan makanan alternatif pengganti beras yang
memiliki sumber karbohidrat. Umbi-umbian merupakan sumber karbohidrat yang
murah, sehingga mempunyai peran cukup penting dalam ketahanan pangan pada
kondisi defisit pasokan beras yang terus meningkat. Sebagai pangan alternatif sumber
karbohidrat pengganti beras, bahan pangan umbi-umbian dapat disajikan dalam menu
sehari-hari, asalkan diperkaya dengan pangan sumber protein yang tinggi. Hasil
olahan umbi-umbian dapat digunakan untuk bumbu masakan, bahan makanan,
pengganti makanan pokok, makanan ringan dan sebagainya (Sani dan Nurriyanti,
2014).
Berdasarkan asal terbentuknya tanaman umbi-umbi terbagi menjadi tiga
kelompok yaitu :
1.Umbi batang adalah umbi-umbian yang terbentuk pada bagian pangkal batang
tanaman umbi-umbian, yangberfungsi untuk menyimpan cadangan makanan bagi
tanaman tersebut. Contoh umbi batang yang umbinya berada seluruhnya didalam
tanah adalah tanaman kentang dan talas.
2.Umbi akar adalah umbi-umbian yang terbentuk karena perkembangan akar yang
membesar karena penumpukan nutrisi dalam waktu tertentu untuk cadangan
makanan pada tanaman tersebut. Contoh tanaman yang mempunyai satu umbi
akar dalam satu tanaman adalah tanaman wortel, kunyit, jahe, singkong.
3.Umbi lapis adalah salah satu umbi yang bentuknya berlapis-lapis. Umbi ini
biasanya ujungnya bersatu dengan daun dan pangkalnya dengan akar. Contoh
tanaman umbi lapis adalah tanaman bawang (Sani dan Nurriyanti, 2014).

2.2 Kandungan Gizi Umbi-Umbian

Nutrisi yang paling melimpah pada tanaman umbi-umbian adalah karbohidrat.


Selain kandungan karbohidrat, umbi-umbian juga mengandung vitamin C, vitamin D,
vitamin B6 dan kandungan zat besi. Selain itu, tanaman umbi-umbian juga
mengandung pati yang cukup tinggi. Umbi-umbian juga mempunyai kolin, fosfor,
antioksidan, mangan, kalsium, selenium, magnesium, zinc, serat, kalium dan beta
karoten yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Salah satu parameter yang menentukan
nilai gizi pangan adalah jumlah dan macam zat gizi yang terdapat dalam pangan.
Jenis zat gizi tepung umbi umbian lokal yang dianalisis adalah zat gizi makro, yaitu
karbohidrat, protein, lemak, air dan zat gizi mikro yaitu pengujian kadar abu
(Paramita, 2011).
Berikut kandungan gizi yang terdapat pada umbi – umbian yang tumbuh
di Indonesia, yaitu berupa kadar air, kadar abu, kandungan karbohidrat,
kandungan protein dan kandungan lemak.
1. Kadar air
Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang
dinyatakan dalam persen. Kadar air juga salah satu karakteristik yang sangat penting
pada bahan pangan, karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, dan
citarasa pada bahan pangan. Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan
kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut, kadar air yang tinggi mengakibatkan
mudahnya bakteri, kapang, dan khamir untuk berkembang biak, sehingga akan terjadi
perubahan pada bahan pangan.
2. Kadar abu
Abu adalah zat organik sisa hasil pembakaran suatu bahan organik.
Kandungan abu dan komposisinya tergantung pada macam bahan dan cara
pengabuannya. Kadar abu ada hubungannya dengan mineral suatu bahan. Mineral
yang terdapat dalam suatu bahan dapat merupakan dua macam garam yaitu garam
organik dan garam anorganik.
3. kandungan protein
Protein merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien. Protein
memiliki struktur yang mengandung N, di samping C, H, O (seperti juga karbohidrat
dan lemak), S dan kadang-kadang P, Fe dan Cu (sebagai senyawa kompleks dengan
protein). Seperti senyawa polimer lain (misalnya selulosa, pati) atau senyawa-
senyawa hasil kondensasi beberapa unit molekul (misalnya trigliserida) maka protein
juga dapat dihidrolisa atau diuraikan menjadi komponen unit-unitnya oleh molekul
air.
4. kandungan lemak
Lemak mnerupakan bagian integral dari hampir semua bahan pangan.
Beberapa jenis lemak yang digunakan dalam penyiapan makanan berasal
dari hewan sedang lainnya dari tumbuhan. Lemak dan minyak merupakan
zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Selain itu lemak
dan minyak juga merupakan sumber energi yang lebih efektif dibanding dengan
karbohidrat dan protein. Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua bahan
pangan dengan kandungan yang berbeda-beda.
5. Kandungan Karbohidrat
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton dan meliputi
kondensat polimer-polimernya yang terbentuk. Nama karbohidrat
digunakan pada senyawa-senyawa tersebut, mengingat rumus empirisnya
berupa CnH2nOn atau mendekati Cn(H2O)n yaitu karbon yang mengalami
hidratasi. Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir seluruh
penduduk dunia, khususnya bagi penduduk negara yang sedang berkembang.
Beberapa golongan karbohidrat menghasilkan serat-serat (dietary fiber) yang
berguna bagi pencernaan. Karbohidrat juga mempunyai peranan penting dalam
menentukan karakteristik bahan pangan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-
lain.

2.3 Produk Olahan Pangan yang Berasal Dari Umbi-Umbian


Umbi-umbian dinyatakan bisa diolah menjadi produk olahan pangan utama
karena memiliki banyak karbohidrat. Produk pangan adalah makanan atau minuman
hasil proses pengolahan dengan cara atau metode tertentu, dengan atau tanpa bahan
tambahan. Beberapa produk olahan umbi-umbian non-pangan diantaranya adalah
keripik singkong, french fries, selai, sirup dan manisan.
1. Keripik Singkong
Keripik singkong adalah makanan ringan yang terbuat dari irisan tipis umbi
tapioka, digoreng, dengan bumbu tertentu atau hanya garam. Dalam pembuatan
singkong, kupas, cuci bersih, lalu potong tipis-tipis (bisa menggunakan alat pemotong
atau (slicer). Irisan singkong kemudian direndam dalam larutan natrium bisulfit atau
air garam 2000 ppm. Singkong kemudian dimasukkan ke minyak panas.keripik
tapioka yang sudah ditiriskan bisa langsung dikemas.100 gram keripik tapioka
mengandung 478 kalori, 0,9 gram protein, 20,7 gram lemak, dan 72 gram
karbohidrat.Manfaat makan keripik tapioka ini adalah membantu melancarkan
pencernaan Mencegah obesitas karena singkong tinggi serat Tinggi lemak tapi rendah
lemak Mengurangi risiko diabetes karena serat menjaga kadar gula darah dalam
kisaran normal.
2. French Fries
Kentang goreng adalah makanan ringan yang populer di banyak negara di dunia.
Kentang ini diiris tipis dan digoreng dengan bumbu tabor. Kentang goreng dapat
disantap sebagai camilan atau sebagai lauk untuk hidangan utama seperti steak,
hamburger, fish and chips, dan currywurst. Kentang goreng juga merupakan salah
satu camilan terlezat yang pernah ada. Sajikan panas dengan saus lada gurih atau saus
tomat. 100 gram kentang goreng mengandung 340 kalori, 4 gram protein, 16 gram
lemak, dan 44 gram karbohidrat.
3. Selai
Selai ini bisa dibuat dengan talas dan ubi jalar. Membuat selai dengan ubi jalar
bisa semudah selai buah. Ubi jalar yang dimasak dihaluskan dalam blender, 30%
berat air, 44% berat gula, dipanaskan dan dibotolkan. Hasil analisis selai ubijalar
menunjukkan kekentalan berkisar antara 42.900-49.000 cps, pH 3,3 - 3,6, kadar gula
sekitar 62% dan vitamin Asebesar 1.6000 SI.
4. Manisan
Produk ubi jalar telah dikembangkan secara komersial di Filipina sebagai Delicius
SP, dikembangkan oleh VISCA Filipina. Secara umum proses pengolahan manisan
ubi ungu meliputi beberapa tahapan, seperti sortasi, pengupasan, pencucian,
pemasakan, penirisan, perendaman dalam kalsium klorida, pencucian, perebusan
dengan gula, inkubasi, dan pengeringan. Bentuk pengawet ini juga digemari oleh
masyarakat Indonesia, sehingga teknologi ini membuka peluang bagi pengembangan
ubi jalar. 100 gram ubi jalar mengandung 144 kalori, 0,9 gram protein, 3,3 gram
lemak, dan 27,9 gram karbohidrat.

2.4 Produk Olahan Non Pangan yang berasal dari umbi-umbian.


Tidak hanya umbi-umbian yang dapat diolah menjadi makanan pokok, hasil
samping dari umbi-umbian ini juga dapat diolah menjadi produk olahan non-pangan.
Produk sampingan atau produk bukan makanan adalah yang bukan merupakan
produk utama dari proses produksi yang tidak dapat dikonsumsi sebagai bahan
makanan. Beberapa produk olahan umbi-umbian non-pangan diantaranya adalah
kertas, masker gel peel off, bioethanol dan biomaterial.
1. Kertas
Kertas adalah bahan tipis dan rata,yang dihasilkan dari komperensi serat yang
berasal dari pulp serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung
selulosa dan hemiselulosa. Untuk menyediakan kertas, pohon harus dibabat. Pulp
adalah pemisahan serat kayu atau bahan berserat lainnya yang mengandung
lignoselulosa. Saat pembuatan pulp dari kayu mengandung selulosa, hemiselulosa dan
lignin. Namun ada juga pulp dari bahan non kayu, seperti limbah pertanian.
Kandungan selulosa kulit singkong cukup besar. Menurut Santoso (2012), menurut
penelitian laboratorium, kulit singkong menyimpan 57% selulosa, 22% lignin, dan
panjang serat antara 0,5-0,05 cm. Salah satu unsur terpenting dalam pembuatan kertas
adalah kandungan selulosa yang juga merupakan senyawa penting penyusun
tumbuhan. Limbah kulit singkong dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan
kertas. Limbah kulit singkong merupakan bahan baku alternatif pembuatan kertas dan
lebih ramah lingkungan dibandingkan kayu. Teknologi yang digunakan juga sangat
sederhana dan murah karena menggunakan bahan baku berupa limbah.

2. Masker Gel Peel Off


Bawang dayak memiliki berbagai nama lokal seperti bawang tiwai, bawang
sabrang, bawang intan, bawang lubak, teki sebrang atau bawang hantu. Bawang
dayak merupakan tanaman khas Kalimantan Tengah. Secara turun-temurun, bawang
dayak telah digunakan oleh penduduk setempat sebagai obat untuk berbagai penyakit
serius dan ringan seperti kanker payudara, membantu mengatasi diabetes,
menurunkan tekanan darah tinggi, menurunkan kadar kolesterol, obat maag, anti
tumor dan lainnya. Namun dalam prosesnya, Bawang Dayak menjadi masker peel-
off. Masker peel-off diformulasikan dengan polivinil alkohol (PVA) sebagai dasar,
dan ketika diaplikasikan dan dikeringkan, membentuk lapisan oklusif pada wajah. Zat
aktif ditambahkan ke formula untuk meningkatkan efek oklusi dan tensor.
Formulanya mengandung pelembut, humektan, pengawet, surfaktan, wewangian dan
bahan aktif.PVA berperan dalam memberikan efek peel off karena memiliki sifat
adhesive sehingga dapat memebentuk lapisan film yang mudah dikelupas setelah
kering. Umbi bawang Dayak dihaluskan menjadi serbuk dan menambahkan PVA dan
HPMC serta yang lain lainnya.

3. Bioethanol
Bioetanol adalah etanol yang dihasilkan dari fermentasi glukosa (gula) dengan
bantuan ragi, khususnya Saccharomyces cerevisiae. Ada 60 jenis tumbuhan di
Indonesia yang berpotensi menjadi sumber energi biofuel. Bioetanol dapat diproduksi
dari bahan yang mengandung gula (tetes tebu, gula aren dan nira lainnya), bahan
berpati (ubi kayu, jagung, sagu dan jenis umbi-umbian lainnya) dan bahan berserat
(lignoselulosa). Untuk saat ini, pemerintah Indonesia tetap fokus mengembangkan
bioetanol dari bahan baku singkong dan tidak menutup kemungkinan menggunakan
bahan baku lain yang lebih murah dan mudah didapat yang tidak bersaing dengan
bahan pangan atau pakan. Pemisahan bioetanol kemudian dilakukan dengan destilasi.
Salah satu bahan pangan pokok yang berkualitas untuk produksi bioetanol adalah
singkong/ubi kayu. Kandungan pati singkong tinggi, dan yang terbaik adalah
menggunakan singkong sebagai bahan baku utama untuk menghasilkan bioetanol.
Penggunaan bioetanol menjadi bahan bakar kendaraan dapat menjadi sebuah
alternatif yang aman, karena sumbernya berasal dari tumbuhan dan dapat mengurangi
pencemaran lingkungan.

4. Biomaterial Tekstil
Tekstil adalah bahan fleksibel yang terbuat dari serat polimer (alami atau sintetis)
yang dapat langsung diproduksi dan dibagi menjadi kain bukan tenunan dan tenunan.
Nilai tambah produk tekstil dengan sumber daya terbarukan perlu bertahan dan
bersaing tanpa memanfaatkan potensi sebelumnya sebagai sumber bahan baku.
Pengembangan sumber bahan tekstil baru dengan proses produksi yang efisien dan
dampak lingkungan yang rendah bertujuan untuk menciptakan industri tekstil yang
ramah lingkungan. Tekstil dan produk tekstil umumnya menggunakan serat alam,
serat sintetis, dan campuran keduanya, namun proses produksinya memakan waktu,
mahal, dan sulit terurai. Biomaterial yang berpotensi menggantikan serat sintetis
antara lain selulosa bakteri yang dibentuk oleh Acetobacter xylinum. Proses
fermentasi oleh Acetobacter xylinum bekerja dengan cara menyusun (polimerisasi)
senyawa glukosa menjadi polisakarida yang disebut selulosa. Media fermentasi
(substrat) yang digunakan memanfaatkan limbah cair dari sari umbi tapioka. Selain
limbah padat, terdapat juga limbah cair yang berasal dari sari buah yang mengandung
serat, glukosa, dan karbohidrat yang tinggi. Oleh karena itu, limbah cair sari singkong
dapat digunakan sebagai media tumbuh Nata de Cassava.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa jenis
umbi-umbian yang sering dimanfaatkan dalam pengolahan adalah singkong dan ubi
kayu. Singkong memiliki bahan olahan pangan yang banyak karena singkong
memiliki karbohidrat yang tinggi dan murah didapatkan. Singkong juga dimanfaatkan
sebagai bahan olahan non pangan, seperti kertas, bioethanol, media, dan sebagainya.
Umbi-umbian lainnya juga memiliki banyak pengolahan seperti selai, minuman, mie,
beras, biscuit, manisan, tepung dan sirup. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk
mengolah umbi-umbian agar bisa dimanfaatkan sepenuh penuhnya.

3.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dari makalah ini, penulis menyadari masih
banyk hal yang bisa di bahas oleh penulis selanjutanya. Pembahasan mengenai umbi-
umbian memiliki cakupan yang sangat luas, tetapi penulis hanya mampu membahasa
sedikit dalam makalah ini. Hal ini yang mendasari penulis berinisiatif memberikan
sedikit saran kepada penulis selanjutnya. Berikut beberapa saran dari maalah yang
bisa di lakukan untuk penulis selanjutnya.
1. Zat antigizi yang terkandung dalam umbi-umbian.
2. Jenis jenis umbi- umbian yang mengandung zat antigizi.
3. Cara menghilangkan atau meminimalisir zat antigizi dalam umbi-umbian.
DAFTAR PUSTAKA

Kartikasari, D., & Anggraini, R. 2018. Formulasi masker gel peel off dari ekstrak
etanol umbi bawang dayak (Eleutherinebulbosa (Mill.) Urb. Eleutherine
americana Merr). Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik (JIFFK). 15(1): 1-
11.
Mailool, J. C. et al. 2013. Produksi bioethanol dari singkong (Manihot utilisima)
dengan skala laboratorium. COCOS. 2(1): 38-46.
Ningrum, P. T. A. 2019. Kulit singkong (Manihot utilissima) sebagai alternative
bahan pembuatan kertas tissue . https://doi.org/10.31219/osf.io/vjc62
Permatasari, A. S., & Prasetiyo, J. A. 2019. Pembuatan biomaterial tekstil dengan
limbah cair ukm rengginang umbi ketela pohon dan bakteri Acetobacter
xylinum. Kajen: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pembangunan. 2(01):
30-44.
Sani, A. A., dan Nurriyanti. 2014. Mesin pemarut tanaman umbi- umbian dengan
pemarut model cakra pada home industry. Jurnal Austenit. 6(2): 15-20.
Santoso, S., Sanjaya, N., & Ayucitra, A. (2018). Pemanfaatan kulit singkong sebagai
bahan baku pembuatan Natrium Karbosimetil Selulosa. Jurnal Teknik Kimia
Indonesia, 11(3), 124-131.

Anda mungkin juga menyukai