Anda di halaman 1dari 11

DI SUSUN

OLEH :

NAMA : ABDULLAH DAHLAN


NIM : 1701020007
PRODI : PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS AL-MUSLIM
MATANGGLUMPANGDUA
BIREUEN
2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kenikmatan kepada kita semua sehingga kami dapat membuat dan
menyelesaikan sebuah laporan yang berjudul “Tata Cara Pemeliharaan Sapi di
Kecamatan Makmur Kabupaten Bireuen”
Selawat beriring salam tak lupa kami sanjungkan kepangkuan alam Nabi
Muhammad SAW selaku Nabi dan Rasul terakhir yang membimbing manusia,
mengajak manusia untuk menganut agama tauhid yakni Agama Islam sekaligus
menyempurnakan akhlak manusia
Ucapan terima kasih yang tak terhingga kami ucapkan kepada Ibu Dosen
yang telah membimbing penulis dan teman-teman semua yang telah banyak
membantu dalam pembuatan Laporan ini
Kami sangat mengharapkan kritikan dan saran serta soal-soal.yang bersifat
positif baik itu dari Ibu Dosen sendiri dan juga dari teman-teman semua, agar
kedepannya menjadi lebih baik, Amin ya rabbal alamin.

Wassalam

Abdullah Dahlan
NPM. 1701020007

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ..................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Sistem Pemeliharaan.............................................................. 3
1. Pemeliharaan Secara Ekstensif .................................... ... 3
2. Pemeliharaan Secara Intensif ........................................ ... 3

B. Perkandangan ..................................................................... ... 3


1. Syarat Kandang ................................................................. 3
2. Kontruksi Kandang .......................................................... 4
3. Tempat Pakan dan Air Minum ......................................... 4
4. Peralatan Kandang ............................................................ 4

C. Tata Laksana Pengendalian Penyakit ...................................... 5


a. Pemanfaatan Kandang Karantina ...................................... 5
b. Selalu Menjaga Kebersihan Kandang Sapi........................ 5
c. Vaksinasi ........................................................................... 5

D. Vaksinasi Dan Obat- Obatan .................................................. 6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Usaha penggemukan sapi akhir-akhir ini semakin berkembang, hal ini ditandai
dengan semakin banyaknya masyarakat maupun daerah yang mengusahakan penggemukan
sapi. Dewasa ini usaha penggemukan sapi sudah menyebar ke beberapa daerah di luar
Jawa, seperti Aceh, Lampung dan Sulawesi
Provinsi Aceh mempunyai asset plasma nutfah sapi Aceh yang telah sejak dahulu
memegang peranan penting bagi masyarakat di pedesaan yang telah mengakar dalam
kehidupan ekonomi, sosial dan budaya masyarakat Aceh. Keberadaan sapi Aceh sebagai
salah satu rumpun sapi lokal Indonesia telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri
Pertanian Nomor: 2907/Kpts/OT.140/6/2011 tanggal 17 Juni 2011. Plasma nutfah sapi
Aceh perlu dilestarikan agar peningkatan potensi dan pemanfaatan dapat dilakukan secara
baik dan berkelanjutan.
Dukungan diperlukan dalam upaya melindungi potensi genetik ternak lokal ini dan
untuk mencegah terjadinya masalah di kemudian hari yang berkaitan dengan klaim
terhadap sapi Aceh oleh negara-negara lain. Dengan ditetapkan sapi Aceh sebagai salah
satu rumpun sapi lokal di Indonesia. Pengembangan sapi Aceh sebagai komoditas
peternakan adalah sarana untuk menyediakan bibit yang berkualitas dan diharapkan dapat
berkelanjutan. Kecamatan Makmur Kabupaten Bireuen mempunyai potensi yang cukup
baik untuk pengembangan sapi Aceh dan berpeluang menjadi wilayah sumber bibit sapi
Aceh.
Penggemukan sapi dapat dilakukan secara perseorangan hingga skala usaha yang
besar, namun ada pula yang mengembangkan usahanya dalam bentuk kelompok dalam
kandang yang berkelompok pula. Usaha penggemukan mendatangkan keuntungan ganda
berupa keuntungan dari pertambahan bobot badan dan kotoran (feses) berupa pupuk
kandang (bokasi). Besar keuntungan ini tergantung pada pertambahan bobot badan yang
dicapai dalam proses penggemukan, lama penggemukan dan harga daging saat penjualan.
Terdapat berbagai pertimbangan yang harus dilakukan dalam memulai usaha
penggemukan sapi, yakni metode penggemukan yang dipilih, jenis ternak yang
digemukkan, aspek manajemen dan tatalaksana penggemukan.

1
Usaha ternak sapi potong dapat dikatakan berhasil bila telah memberikan
kontribusi pendapatan dan dapat memenuhi kebutuhan hidup peternak sehari-hari, Agar
usaha ternak sapi potong menghasilkan sapi berkualitas, peternak harus meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan mereka dalam beternak sapi potong.
B. Rumusan masalah

1. Bagaimana Sistem Pemeliharaan Sapi di Kecamatan Makmur


2. Bagaimana membuat Perkandangan Sapi di Kecamatan Makmur
3. Bagaimana Tatalaksana Pengendalian Penyakit Sapi di Kecamatan Makmur
4. Bagaimana Vaksinasi Dan Obat- Obatan Sapi di Kecamatan Makmur

C. Tujuan Penulisan

Memberi informasi pada pembaca, apa dan bagaimana pengaruh serta hal-hal yang
dapat di jadikan bahan pengalaman untuk dapat dimanfaatkan dikemudian hari mengenai
pemeliharaan sapi potong.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Pemeliharaan
Pemeliharaan persiapan yang harus dilakukan sebelum memulai memelihara ternaksapi
potong adalah membersihkan kandang dengan desinfeksi. Demikian juga dalam
penggunaan alat harus memenuhi baik faktor higienis, keamanan ternak maupun efisiensi
(Anonima, 2012).
Induk yang sedang bunting sama dengan sapi yang sedang berproduksi, membutuhkan
makanan yang cukup mengandung protein, mineral dan vitamin. Induk bunting harus
dipisahkan dengan kelompok sapi yang tidak bunting dan pejantan. Semua induk bunting
hendaknya dikumpulkan menjadi satu. Apabila sudah dekat masa melahirkan harus
dipisahkan di kandang tersendiri yang bersih, kering, dan terang. Lantai kandang harus
diberi alas, misalnya dengan jerami atau rumput (Anonima, 2012).
Sistem tata cara pemeliharaan sapi di Kecamatan Makmur dilakukan secara ekstensif
dan intensif antara lain sebagai berikut :
1. Pemeliharaan Secara Ekstensif
Pemeliharaan sapi secara ekstensif dilakukan dengan mengembalakan sapi
sepanjang hari di padang penggembalaan, sedangkan pada malam hari sapi hanya
dikumpulkan di tempat-tempat tertentu yang diberi pagar, disebut kandang terbuka.

2. Pemeliharaan Secara Intensif


Pemeliharaan secara intensif yaitu ternak dipelihara secara terus menerus di dalam
kandang sampai saat dipanen sehingga kandang mutlak harus ada. Seluruh kebutuhan sapi
disuplai oleh peternak, termasuk pakan dan minum. Aktivitas lain seperti memandikan sapi
juga dilakukan serta sanitasi dalam kandang.

B. Perkandangan
1) Syarat Kandang
Kandang merupakan salah satu unsur penting dalam suatu usaha peternakan,
terutama dalam penggemukan ternak potong. Bangunan kandang yang baik harus bisa
memberikan jaminan hidup yang sehat dan nyaman. Bangunan kandang diupayakan
pertama-tama untuk melindungi sapi terhadap gangguan dari luar yang merugikan, baik

3
dari sengatan matahari, kedinginan, kehujanan dan tiupan angin kencang. Selain itu,
kandang juga harus bisa menunjang peternak dalam melakukan kegiatannya, baik dari segi
ekonomi maupun segi kemudahan dalam pelayanan. Kandang berfungsi sebagai lokasi
tempat pemberian pakan dan minum. Dengan adanya kandang, diharapkan sapi tidak
berkeliaran di sembarang tempat, mudah dalam pemberian pakan dan kotorannya pun bisa
dimanfaatkan seefisien mungkin.
2) Kontruksi Kandang
Konstruksi kandang yang ada di Kecamatan Makmur terbuat dari bahan yang
ekonomis dan mudah diperoleh. Di dalam kandang dibuat saluran pembuangan limbah
yang mudah dibersihkan. Tiang kandang dibuat dari kayu berbentuk bulat agar lebih tahan
lama dibandingkan dengan kayu berbentuk kotak. Selain itu, kayu bulat tidak akan
melukai tubuh sapi.
3) Tempat Pakan dan Air Minum
Bagian kandang yang juga harus diperhatikan adalah tempat pakan dan air minum.
Tempat/bak pakan yang digunakan peternak di Kecamatan Makmur yaitu dengan ukuran
panjang 60 cm, lebar 50 cm dan dalamnya 30 cm untuk setiap ekor dewasa. Tempat pakan
diperlukan untuk efisiensi dan efektifitas pakan yang diberikan.
Tempat air minum diperlukan untuk memenuhi kebutuhan minum ternak dan
menghindari tumpahnya air kedalam kandang. Syarat tempat pakan dan air minum adalah:
a) Mudah dijangkau mulut ternak tetapi tidak bisa terinjak.
b) Mampu menampung jumlah pakan/air yang diperlukan ternak sampai pemberian
pakan/air berikutnya.
c) Tidak mudah digerak-gerakkan ternak sehingga pakan/air minum yang ada tidak
tumpah. Khusus tempat air minum, tidak boleh bocor sehingga mengairi kandang.
4) Peralatan Kandang
Peralatan kandang yang dibutuhkan untuk keperluan di dalam kandang adalah
peralatan hendaknya selalu dalam keadaan bersih, adapun peralatan kandang yang
diperlukan antara lain sebagai: Ember, digunakan untuk mengangkut air, pakan penguat,
dan memandikan ternak dan ember yang digumakan terbuat dari bahan antikarat, seperti
ember plastik.

4
C. Tata Laksana Pengendalian Penyakit
Penyakit merupakan hal yang sangat merugikan dalam usaha ternak sapi potong,
oleh karena itu usaha pencegahan dan pengendalian penyakit sangat diperlukan agar sapi
yang dipelihara tetap sehat.
Dalam peternakan sapi potong ada berbagai macam jenis penyakit, baik itu yang
disebabkan manajemen yang kurang baik, bakteri, virus, parasit dan agen penyebab
penyakit yang lain.
Pengendalian penyakit yang dilakukan peternak di Kecamatan Makmur lebih utama
dilakukan adalah pencegahan penyakit dari pada pengobatan, karena penggunaan obat
akan menambah biaya produksi dan tidak terjaminnya keberhasilan pengobatan yang
dilakukan. Usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan sapi adalah
sapi lama yang menderita sakit agar tidak menular kepada sapi lain yang sehat.
Berikut ini adalah berbagai cara yang bisa dilakukan peternak di Kecamatan Makmur
untuk mencegah penyakit pada sapi :
a) Pemanfaatan Kandang Karantina
Sapi yang baru saja di datangkan dipisahkan terlebih dahulu atau dikarantina. Hal
tersebut bertujuan untuk memonitoring keadaan sapi sapi baru tersebut, dan juga sebagai
cara untuk mebuat sapi beradaptasi dengan lingkungannya yang baru.Waktu karantina sapi
sekitar satu minggu. Pada saat dikarantina, disarankan sapi diberi obat cacing.
b) Selalu Menjaga Kebersihan Kandang Sapi
Sapi yang digemukkan secara intensif akan menghasilkan kotoran yang banyak
karena mendapatkan pakan yang mencukupi, sehingga pembuangan kotoran harus
dilakukan setiap saat jika kandang mulai kotor untuk mencegah berkembangnya bakteri
dan virus penyebab penyakit.
c) Vaksinasi
peternak memberikan vaksinasi terhadap sapi khususnya untuk berbagai penyakit
menular pada sapi. Pemberian vaksin dilakukan pada saat hewan berada di kandang
karantina. Vaksinasi yang penting dilakukan adalah vaksinasi penyakit antraks.
Beberapa tindakan pencegahan penyakit yang umumnya dilakukan adalah
pemberian obat cacing. Penyakit cacing tidak membahayakan, namun kerugian yang
ditimbulkan cukup besar, karena meskipun ternak diberi pakan dengan kualitas yang baik,
pertumbuhannya terhambat.

5
Pada beberapa daerah basah, rumput yang tumbuh (padang rumput) biasanya telah
tercemar oleh telur-telur atau bibit-bibit cacing, sehingga perlu dilakukan pemberian obat
cacing pada ternak yang mengkonsumsinya. Berbagai obat cacing yang sering digunakan
adalah rintal boli, valbazen, dan lain sebagainya.

D. Vaksinasi Dan Obat- Obatan


Vaksinasi dilakukan oleh Dinas Peternakan setempat, jika ada wabah penyakit
yang berbahaya, misalnya penyakit mulut dan kuku (PMK), brucellosis (kluron menural),
surra, septicemia epizootical/SE 9 (ngorok), antraks (radang limpa) dan tuberkulosis
(TBC).

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sapi potong merupakan jenis ternak yang mempunyai nilai jual tinggi diantara ternak –
ternak lainnya. Pada umumnya masyarakat membutuhkan hewan ini untuk di konsumsi,
karena kandungan protein yang tinggi. Laju pertambahan penduduk yang terus meningkat
menuntut ketersediaan daging yang juga meningkat. Oleh karena itu usaha sapi potong
merupakan salah satu usaha yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Dalam usaha ternak sapi potong, ada beberapa tahap untuk menghasilkan sapi-sapi
yang mempunyai produktifitas tinggi, diantaranya dengan mengetahui tatalaksana
perkandangan yang sesuai, pakan yang cukup, tatalaksana reproduksi , tatalaksana
penggemukan, pasca panen serta pemasarannya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ngadiyono nono. 2007. Beternak Sapi. Citra aji pratama. Yogyakarta

Urip santoso.2013.Tantangan dan strategi agribisnis sapi potong. http://


agribisnispeternakan. wordpress. com/2013/04/15/tantangan-dan-strategi-agribisnis-
sapi-potong/. Diakses pada tanggal 25/10/2020

Sumber Dari: http:// dodymisa. blogspot. Com /2014/10/makalah - manajemen-


pemeliharaan - sapi. Html

Sumber Dari : Peternak di Kecamatan Makmur Kabupaten Bireuen

Anda mungkin juga menyukai