Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KUNJUNGAN PETERNAKAN AYAM BROILER


“MANAJAMEN PEMELIHARAAN AYAM BROILER
DI KEMITRAAN PT. DEWA RUCI BERSEMI MILIK IBU SUNARTI”

DISUSUN OLEH:

ILHAN MANSIZ
D0A020027
Kelas G

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA BUDIDAYA TERNAK


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2022
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih terhadap dosen dan
tim pengajar dan juga bagi semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan
makalah ini, baik dari segi moral maupun material.
Kami sangat berharap makalah hasil kunjungan peternakan ayam broiler di Peter-
nakan Ayam Broiler Ibu Sunarti yang berpola kemitraan dengan PT. Dewa Ruci Bersemi,
mata kuliah “Budidaya Ternak Unggas Pedaging” dapat menambah pengetahuan dan juga
diharapkan dapat menjadi manfaat bagi pembaca. Kami juga berharap makalah yang kami
tulis dapat di aplikasikan dalam kehidupan, sehingga menjadi panduan yang baik untuk
masa depan dunia peternakan Indonesia.
Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan. Pada penyusunan makalah ini penulis merasa bahwa masih banyak keku-
rangan, karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Untuk itu san-
gat diharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari para pembaca demi perbaikan
makalah – makalah selanjutnya. Sekian, kurang lebihnya mohon dimaafkan dan terima
kasih banyak.

Purwokerto, 1 April 2022


Penulis,

Ilhan Mansiz
iii

DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .........................................................................................................ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN ..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan ..............................................................................................2
II. ISI DAN PEMBAHASAN ...............................................................................................3
2.1 Persiapan Pemeliharaan ......................................................................................3
2.2 Pemeliharaan Periode Starter ..............................................................................4
2.3 Pemeliharaan Periode Finisher ............................................................................5
2.4 Dokumentasi .......................................................................................................7
2.5 Evaluasi Pemeliharaan .........................................................................................8
III. KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 11
1

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kunjungan peternakan merupakan kegiatan studi berdasarkan hasil kunjungan pada
daerah tempat tinggal mahasiswa. Peternakan unggas pedaging di Purwokerto cukup
populer dan digemari masyarakat. Hal tersebut dibuktikan dengan jumlah peternakan
ayam broiler yang tersebar baik di Purwokerto maupun Kabupaten Banyumas. Kunjungan
peternakan unggas pedaging merupakan salah satu penilaian dalam mata kuliah Budidaya
Ternak Unggas Pedaging. Salah satu peternakan ayam broiler di Kabupaten Banyumas ada-
lah salah satu kemitraan dari perusahaan ayam broiler, yaitu PT. Dewa Ruci Bersemi. Pem-
ilik dari kemitraan PT. Dewa Ruci Bersemi adalah Ibu Sunarti, yang tidak hadir atau
berhalangan hadir ketika saya kunjungi, sehingga hasil kunjungan diberikan oleh penjaga
atau supervisor dari peternak. Kunjungan dilakukan pada hari Senin 28 Maret 2022 pada
pukul 09.30 s/d 11.30, selepas selesai kegiatan kuliah dan belajar mengajar.
Peternakan ayam broiler yang saya kunjungi merupakan peternakan ayam broiler
dengan jenis strain ayam cobb dan lohmann. Tipe strain ayam tersebut dipilih karena mem-
iliki kualitas dan produktivitas yang baik. Alamat kantor dari PT. Dewa Ruci Bersemi adalah
Perumahan Limas Permai Blok E1, Jl. Dr. Suparno, Karangwangkal Purwokerto. Alamat
kemitraan dan kandang ayam broiler beralamatkan di Kabupaten Banyumas. Jl. Karangsari,
Kembaran, Banyumas. Ayam yang dipelihara adalah sebanyak 5000 ekor berdasarkan ban-
yaknya jumlah ayam per periode chick in, peternakan dengan tipe kandang open house.
Tipe kandang open house yang digunakan terbuat dari bamboo sehingga menjamin hem-
busan udara masuk kedalam kandang.
Kemitraan yang saya kunjungi didirikan pada tahun 2020 berdasarkan inisiatif pemilik
yang ingin memiliki usaha peternakan. Peternakan ini telah memiliki peralatan dan per-
lengkapan yang modern dalam menunjang kegiatan pemeliharaan ayam broiler. Mana-
jemen pemeliharaan, perkandangan, dan sanitasi telah dijalankan dengan baik. Kelemba-
pan dan suhu pada kandang tidak diketahui secara pasti, sebab peternak tidak memiliki alat
ukur suhu dan kelembapan yang tersedia pada saat saya berkunjung. Peternakan ayam
broiler ibu Sunarti bekerja sama secara kemitraan dengan PT. Dewa Ruci Bersemi, hal ter-
sebut disebabkan oleh kinerja dan rekam jejak yang baik dari kedua belah pihak, sehingga
timbul kepercayaan yang mempererat kerja sama pada usaha ayam broiler.
2

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari karya tulis ini, yaitu:
1. Apa saja hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan pemeliharaan ayam broiler?
2. Bagaimanakah proses serta metode pemeliharaan ayam broiler periode starter?
3. Bagaimanakah proses serta metode pemeliharaan ayam broiler periode finisher?
4. Apa saja indikator yang dijadikan bahan evaluasi keberhasilan pemeliharaan ayam
broiler di Peternakan Ayam Broiler Ibu Sunarti?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini, yaitu:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan secara ringkas persiapan pemeliharaan ayam broiler
di Peternakan Ayam Broiler Ibu Sunarti.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan secara ringkas hasil pemeliharaan ayam broiler peri-
ode starter di Peternakan Ayam Broiler Ibu Sunarti.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan secara ringkas hasil pemeliharaan ayam broiler peri-
ode finisher di Peternakan Ayam Broiler Ibu Sunarti.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan indikator evaluasi keberhasilan pemeliharaan ayam
broiler di Peternakan Ayam Broiler Ibu Sunarti.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Bagi masyarkat terutama para peternak, diharapkan memahami secara baik tentang
ilmu pemeliharaan ternak ayam broiler, supaya mereka ingin memulai usaha di bidang
ini dan meningkatkan kualitas ayam broiler lokal dengan metode pemeliharaan yang
baik dan benar.
2. Bagi mahasiswa, diharapkan dapat menerapkan ilmu dari karya tulis ini dalam ke-
hidupan sehari-hari, dan sebagai upaya menambah ilmu, pengalaman, serta kemam-
puan menulis karya tulis serta diharapkan mampu mengembangkan inovasi dan karya
tulis yang lebih baik kedepannya.
3. Bagi tenaga pendidik, diharapkan dapat memberikan informasi mengenai ilmu budi-
daya ternak unggas pedaging ini dalam proses belajar mengajar agar tercipta pembela-
jaran yang bermanfaat dalam membangun sumber daya manusia dan peradaban
manusia.
II. ISI DAN PEMBAHASAN
2.1 Persiapan Pemeliharaan
Persiapan pemeliharaan meliputi beberapa aspek yang perlu diperhatikan, dian-
taranya yaitu perkandangan, pakan, peralatan, dan lain-lainnya. Perkandangan merupakan
aspek pertama yang penting dalam persiapan pemeliharaan, perkandangan meliputi aspek
yang melindungi dan menjaga ternak dari iklim, serangan hewan buas, dan juga penyakit.
Perkandangan merupakan aspek mendasar dalam persiapan pemeliharaan ternak ayam
broiler. Perkandangan pada peternakan Ibu Sunarti memiliki tipe kandang open house atau
kandang terbuka. Kandang terbuka yang tersedia terbuat dari kayu dan bambu diakibatkan
oleh keterbatasan biaya. Menurut Suryanti et al., (2019) menyatakan bahwa hasil pemeli-
haraan perkandangan tertutup memiliki FCR lebih baik dibandingkan pada kandang tipe
terbuka. Kandang pada peternakan Ibu Sunarti memiliki ukuran panjang 50 m dengan lebar
8 m, dan dilengkapi dengan penutup tirai berupa kain dan terpal dengan celah sebagai tem-
pat pertukaran udara serta jarak kandang adalah sekitar 500-1000 m dari pemukiman
penduduk. Kandang memiliki luas 400 m^2 dengan populasi 5000 ekor, yang berarti
kepadatan kandang sebesar 8 ekor/m^2 pada masa akhir atau finisher. Menurut Bangun et
al., (2014) menyatakan kepadatan kandang yang baik pada masa finisher adalah sebanyak
10 ekor/m^2 dengan suhu ideal 29 − 32℃.
Manajemen persiapan pemeliharaan dilakukan dengan membersihkan kandang 10
hari sebelum pemasukan DOC atau chick in. DOC yang masuk diberikan vaksin pabrik kode
V0001, vaksin yang digunakan merupakan vaksin pencegah penyakit ND dan IBD . Bibit DOC
pada kegiatan chick in yaitu sebanyak 5000 ekor dengan harga Rp 7.000,00 bibit ayam yang
baru masuk langsung diberikan larutan air gula sebagai sumber energi bagi ternak. Bibit
DOC yang dibelihara telah melalui serangkaian kegiatan vaksinasi beserta perlengkapan
berupa OVK yang difasilitasi langsung dari PT. Dewa Ruci Bersemi. OVK yang diberikan yaitu
berupa, Clorine M2P, Sorbitol, Vitakur, Neomix Super, Megavit Forte, Multiquin, Elektro
Plus, Desin M2P. Sarana sapronak di peternakan ayam broiler Ibu Sunarti telah cukup me-
madai dalam persiapan pemeliharaan, dengan disediakannya fasilitas tempat pakan mod-
ern, nipple, drainase, brooder, litter, dan juga kualitas kebersihan maupun pakan yang yang
diperhatikan dengan baik. Menurut Suryanti et al., (2019) menyatakan bahwa sapronak
yang berkualitas akan memberikan dampak positif terhadap pendapatan, produktifitas ter-
nak. Sekam berfungsi sebagai litter yang dialaskan dengan lantai bambu dengan tambahan
4

berupa karung, koran, terpal, serta lantai bambu yang cukup rapat. Ketebalan litter pada
fase starter adalah 5-7 cm dan pada fase finisher yaitu 7-13 cm.
Pakan yang diberikan pada peternakan ayam broiler Ibu Sunarti dalam satu periode
adalah sebanyak 14.550 kg dengan rincian periode starter 8.750 kg, dan finisher 5.800 kg,
dengan pakan 511, 512, BR-2, Comfeed, dan juga beberapa pakan tradisional. Pemberian
pakan yang baik akan mempengaruhi terhadap produktifitas, dan performans reproduksi
ayam broiler, serta pertumbuhan DOC, hal tersebut telah sejalan dengan Fatimaningsih et
al., (2016) menyatakan bahwa ransum pakan yang diberikan pada ayam pedaging terutama
pada minggu ke-1 akan dipergunakan dalam perumbuhan organ vital, sebab organ pertum-
buhan ayam pedaging berkembang dan bertumbuh pesat pada usia 2-14 hari, dengan pem-
berian pakan yang terus meningkat setiap minggunya mengikuti perkembangan bobot ti-
buh ayam. Kegiatan pendukung terhadap persiapan pemeliharaan adalah kegiatan sanitasi
perkandangan, baik kandang dan juga peternak menggunakan jenis pabrikan atau merk
jadi disinfektan dan aliran air bersih sebagai pembilas. Pada peternakan Ibu Sunarti telah
dilengkapi dengan adanya chick guard dan brooder yang terbuat dari seng yang dibentuk
lingkaran.
2.2 Pemeliharaan Periode Starter
Fase starter merupakan fase yang paling krusial dalam pertumbuhan ayam pedaging,
sebab keberhasilan pada fase ini akan menjadi indikator keberhasilan ternak secara kese-
luruhan hingga masa panen. Pada fase ini kandang harus mempersiapkan alat brooder atau
alat yang berfungsi sebagai pengganti indukan. Menurut Tamalluddin (2012) brooder mem-
iliki fungsi sebagai alat pemanas yang menghangatkan anak ayam, alat brooding ditempat-
kan selama 2 minggu masa pemeliharaan, dengan waktu idel 4-5 jam penyalaan. Periode
starter memungkinkan peternak untuk melakukan pembersihan peralatan, membersihkan
kotoran dan barang yang tidak terpakai, mencuci kandang, sterilisasi, menaburkan kapur
tohpr ke lantai kandang, membersihkan kandang selama 3-4 hari hingga bagian dalam kan-
dang, menaburkan sekam, memasang kembali tirai dan alas amparan.
Menurut Fadilah (2004) menyatakan bahwa ketika DOC pertama kali datang maka
kita harus memperhatikan dan memeriksa keadaan keseluruhan DOC, baik secara kuantitas
maupun kualitas. Bibit ayam yang didapatkan berasal dari kerja sama kemitraan antara Ibu
Sunarti dengan PT. Dewa Ruci Bersemi. Bobot rata-rata DOC yang ada adalah sekitar 32
gram per ekor dengan harga Rp 7.000 - Rp 8.700/ekor yang telah divaksin ND, dan IBD.
5

Karakteristik DOC telah memiliki standar yang baik, yaitu kakinya besar dan basah seperti
berminyak, bulu cerah, aktif dan beratnya tidak kurang dari 30 gram.
Pakan pada periode starter memiliki peran krusial dalam pertumbuhan ayam hingga
masa panen, pakan harus diberikan secara sering yaitu 4 kali sehari. Pengecekkan tingkat
kepuasan ayam terhadap konsumsi pakan adalah dengan cara mengecek temboloknya, bila
tembolok ayam penuh maka bis dipastikan ayam tersebut telah kenyang. Pemberian pakan
dan minuman diberikan secara ad libitum dengan menyesuaikan suhu kandang, sehingga
dapat meningkatkan efektivitas pakan dan air minum. Berdasarkan hasil kunjungan kon-
versi pakan pada periode starter adalah sebesar 1,399 yang berarti efisiensi ransum yang
tinggi. Hal tersebut telah sejalan dengan Ali et al., (2019) menyatakan bahwa konversi pa-
kan atau ransum yang semakin kecil merupakan indikator semakin tingginya efisiensi ran-
sum. Bibit yang sakit akan segera dipindahkan ke kandang isolasi, dengan suhu kandang
31 − 33℃, dengan tingkat kelembapan antara 40-60% dan suhu optimal 29 − 31℃.
Berdasarkan hasil kunjungan ternak ayam yang sakit akan dimasukkan pada kandang
khusus yang terisolasi, hal tersebut telah sejalan dengan Wahyuni et al., (2021) menya-
takan bahwa isolasi merupakan memisahkan atau menjauhkan ayam dari kendaraan,
orang, dan benda yang mampu membawa penyakit atau bakteri pathogen, sehingga
mencegah munculnya agen penyakit. Kegiatan maintance dalam peternakan ayam broiler
meliputi pembalikkan sekam, pemberian pakan, penggantian air minum, pengecekkan
suhu dan kelembapan dengan thermometer. Pada periode starter pemberian pakan dil-
akukan sebanyak 40% masing-maisng pada siang dan sore hari, serta 20% pada malam hari.
Jumlah pakan yang diberikan berbeda-beda tergantung periode atau fase pemeliharaan
ayam broiler. Menurut Rahmawati et al., (2017) menyatakan bahwa pemberian pakan pada
fase starter minggu kesatu adalah 17 g/ekor/hari, minggu kedua 43 g/ekor/hari, minggu
ketiga 66 g/ekor/hari, minggu keempat sebanyak 91 g/ekor/hari, dan minggu kelima
sebanyak 150 g/ekor/hari.
2.3 Pemeliharaan Periode Finisher
Manajemen pemeliharaan ayam periode finisher akan berhasil jika manajemen pada
periode atau fase sebelumnya berjalan dengan baik dan benar, mulai dari pemberian pa-
kan, kebersihan, sanitasi, biosekuriti, dan juga pengendalian penyakit seperti vaksinasi.
Pemberian pakan pada periode finisher memiliki kriteria protein yang terkandung dalam
ransum sebesar 20%. Konsumsi pakan pada ayam periode finisher adalah sebesar 150
6

g/ekor/hari, hal tersebut didukung oleh Suharno (2003) menyatakan final stock dari segi
genetiknya memiliki kemampuan tumbuh yang cepat, dengan demikian pakan yang dikon-
sumsi akan lebih banyak dalam mendukung pertumbuhannya. Hasil kunjungan menya-
takan bahwa FCR atau konversi pakan pada peternakan Ibu Sunarti cukup baik, dengan
angka FCR sebesar 1,43. Menurut Ali et al., (2019) menyatakan bahwa angka konversi pa-
kan atau ransum yang semakin kecil merupakan indikator efektivitas pakan atau ransum
yang diberikan kepada ternak.
Pemberian air minum dan pakan pada kedua fase ayam broiler tidak memiliki perbe-
daan signifikan dalam segi metode hanya saja ukurannya disesuaikan seiring dengan per-
tumbuhan ukuran dan bobot badan ayam. Tempat pakan diletakkan secara menggantung,
hal tersebut demi mencegah ayam menaiki tempat pakan dan mencemari pakan (Nuryati,
2019). Pemberian air minum dengan alat berupa Nipple yang merupakan salah satu bentuk
pemberian air minum setinggi dada ayam pada peternakan Ibu Sunarti. Pemberian pakan
tidak diberikan secara penuh, hal tersebut demi mencegah pakan tercecer dan pem-
borosan (Ananda et al., 2022). Perkandangan pada periode finisher juga tidak memiliki
perbedaan secara signifikan dengan periode starter hanya saja pencahyaan, sirkulasi udara,
dan kelembapan kandang disesuaikan dengan pertumbuhan bobot dan ukuran ayam.
Menurut Ananda et al., (2022) menyatakan bahwa ayam diberikan pencahyaan selama 24
jam penuh dengan sirkulasi udara alami pada kandang open house. Pemeliharaan kandang
periode finisher dilakukan dengan memgurangi penularan virus, bakteri, memperpanjang
daya tahan kandang, kebersihan atau sanitasi kandang dengan menggunakan fumigant dan
disinfektan, serta kegiatan rutin pembalikan sekam dan pembersihan tempat pakan dan
minum.
Tirai pada kandang dapat mempengaruhi kinerja performans serta produktivitas
ayam broiler yang dipelihara. Menurut Nuryati (2019) menyatakan pada periode finisher
tirai pada kandang dibuka 2/3 bagian dan jika memasuki masa panen tirai akan dibuka
secara keseluruhan yang disesuaikan dengan tempertur kandang, hal tersebut merupakan
bagian dari prosedur perkandangan pada peternakan Ibu Sunarti. Kegiatan pencatatan juga
merupakan hal penting dalam manajemen pemeliharaan, pada peternakan Ibu Sunarti
jumlah deplesi atau kematian ayam adalah sebanyak 327 ekor atau sekitar 6,54% yang
menunjukkan angka besar dan merupakan sebuah masalah serius dalam mortalitas peter-
nakan ayam broiler. Menurut Pakage et al., (2020) menyatakan bahwa angka mortalitas
7

diatas 5% merupakan angka mortalitas tinggi yang disebabkan oleh suhu yang terlalu panas
dan kelembaban yang tinggi. Kegiatan penanganan kesehatan pada periode finisher diberi-
kan melalui air minum, vaksin yang diberikan merupakan vaksin Gumboro dan ND Lasota
yang sebelumnya diberikan pada usia 4 hari, 12 hari, dan 18 hari pada periode starter.
2.4 Dokumentasi
8

2.5 Evaluasi Keberhasilan Pemeliharaan


Indeks keberhasilan suatu peternakan ayam broiler dapat diukur dari konversi ran-
sum dan bobot badan yang dicapai pada periode tertentu. Berdasarkan hasil kunjungan
FCR pada periode starter dan finisher berturut-turut sebesar 1,399 dan 1,431 yang menun-
jukkan angka konversi pakan atau FCR yang kecil. Menurut Ali et al., (2019) menyatakan
bahwa semakin kecil konversi pakan mengindikasikan efisiensi pakan yang baik serta kecil-
nya jumlah pakan yang tidak terkonsumsi atau tercecer. Bobot rata-rata pada peternakan
ayam broiler Ibu Sunarti adalah sebesar 1,7 Kg yang menunjukkan bobot yang besar dari
ayam broiler. Menurut Yemima (2014) ayam pedaging dipasarkan dengan bobot hidup 1,3
s/d 1,6 kg per ekor dengan masa pemeliharaan 5-6 minggu. Peternakan Ibu Sunarti meru-
pakan peternakan pola kemitraan yang memiliki keunggulan berupa tersedianya sarana
produksi, tenaga ahli, modal kerja inti, serta pemasaran yang terjamin.
Permasalahan yang ditemukan pada peternakan Ibu Sunarti adalah mortalitas yang
tinggi yaitu sebesar 6,54%. Pola kandang terbuka memiliki pengaruh terhadap tingkat mor-
talitas ayam broiler selama masa pemeliharaan. Hal tersebut telah sejalan dengan Susanti
et al., (2016) menyatakan bahwa tingkat mortalitas pada kandang tertutup signifikan lebih
rendah dibandingkan dengan kandang terbuka, hal tersebut didukung oleh Martindah dan
Dhenastri (2020) menyatakan bahwa risiko mortalitas ayam broiler yang dipelihara dengan
kandang terbuka memiliki mortalitas 1,5 hingga 2,2 kali lebih tinggi dibandingkan yang di-
pelihara pada kandang tertutup. Menurut Maharatih et al., (2017) menyatakan bahwa
mortalitas tidak hanya dipengaruhi oleh penyakit, sanitasi kandang, keberhasilan ling-
kungan, suhu, dan juga kelembapan tetapi juga dipengaruhi oleh perbedaan pengelolaan,
pemberian pakan, dan kondisi kandang.
Tingkat mortalitas pada peternakan ayam broiler Ibu Sunarti dapat diatasi dengan
perbaikan manajemen perkandangan, kebersihan, lingkungan, sanitasi, serta perbaikan
penyesuaian suhu dan kelembapan terhadap ayam broiler yang dipelihara. Berdasarkan
hasil kunjungan kematian ayam paling banyak ditemukan pada ayam periode starter
dengan presentase 90% dari total mortalitas. Hal tersebut telah sejalan dengan Risa et al.,
(2014) menyatakan bahwa tingkat mortalitas biasa terjadi pada periode awal pemeliharaan
dibandingkan pada periode ayam dewasa menuju panen, kematian pada periode finisher
jarang terjadi kecuali jika ada serangan penyakit pernapasan. Peternakan ayam broiler milik
Ibu Sunarti dapat dikategorikan cukup berhasil dalam manajemen pemeliharaan ayam
9

broiler hingga masa panen. Permasalahan secara signifikan ditemukan pada mortalitas, un-
tuk pakan, bobot, performans, reproduksi, sanitasi, biosekuriti, perkandangan secara
mendetail tidak ditemukan masalah serius yang berpengaruh besar.
10

III. KESIMPULAN
1. Persiapan pemeliharaan meliputi dengan mempersiapkan kandang 2 minggu sebe-
lum kedatangan DOC, DOC diberikan vaksin sebelum dimasukkan ke kandang. Per-
siapan meliputi perkandangan, biosekuriti, sanitasi, peralatan, brooder, litter, dan
pakan.
2. Ayam broiler pada periode starter diberikan vaksinasi melalui obat mata dan air mi-
num pada hari ke-4, 12, dan 18 dengan vaksinasi Gumboro, ND, serta IB. Pemberian
pakan pada minggu kesatu dan kedua berturut-turut 17 dan 43 g/ekor/hari dengan
frekuensi 4 kali sehari dan memiliki FCR yang baik yaitu sebesar 1,399. Suhu dan
kelembapan bagi ayam broiler pada periode starter dan finisher juga tidak berbeda
secara signifikan yaitu sekitar 29-33 C dengan kelembapan 40-60%.
3. Ayam broiler pada periode finisher memiliki FCR 1,43 yang berarti konversi pakan
begitu efektif. Pemberian pakan sebesar 66, 91, 150 g/ekor/hari secara berturut-
turut pada minggu ke-3, 4, 5. Ayam pada periode ini masih menjalani vaksinasi rutin
ND dan IB serta Gumboro melalui air minum.
4. Keberhasilan dari peternakan Ibu Sunarti terletak pada bobot ayam yang dicapai
yaitu tertinggi mencapai 1,7 kg serta FCR masing-masing periode secara berturut-
turut adalah 1,399 dan 1,43. Masalah utama dari peternakan ayam broiler ibu
sunarti adalah tingkat mortalitas yang tinggi yaitu sebesar 6,54% dengan 90% ke-
matian ditemukan pada ayam periode starter. Solusi dari tingginya tingkat mortali-
tas adalah dengan perbaikan manajemen perkandangan, kebersihan, lingkungan,
sanitasi, serta perbaikan penyesuaian suhu dan kelembapan terhadap ayam broiler
yang dipelihara.
11

DAFTAR PUSTAKA
Ali, N., Agustina., dan Dahniar. 2019. Pemberian Dedak Yang Difermentasi Dengan Em4
Sebagai Pakan Ayam Broiler. Jurnal ilmu Pertanian, 4(1): 1-4.
Ananda, S., Hasrullah, dan Qurniawan, A. 2022. Manajemen Perkandangan Ayam Petelur
Fase Grower pada PT. Inti Tani Satwa. Jurnal of Animal Husbandry, 1(1): 7-13.
Bangun, Henry, B. R., dan Warsono, S. 2014. Manajemen Pemeliharaan Ayam Broiler Fase
Starter di Farm PT. Surya Unggas Mandiri Desa Tambiluk, Kecamatan Petir,
Kabupaten Serang, Banten. Semarang: Fakultas Peternakan dan Pertanian Undip.
Fadilah. 2004. Panduan Mengelola Peternakan Ayam Broiler Komersial. Jakarta: Agromedia
Pustaka.
Fatimaningsih , R., Riyanti, dan Nova, K. 2016. Performa Ayam Pedaging Pada Sistem
Brooding Konvensional dan Thermos. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu, 4(3): 222-
229.
Maharatih, N. D., Sukanata, I. W., dan Astawa, I. A. 2017. Analisis Performans Usaha Ternak
Ayam Broiler Pada Model Kemitraan Dengan Sistem Open House. Jurnal Tropika
Animal Science, 5(2): 407-416.
Martindah, E., dan Dhenastri, V. O. 2020. Tingkat Mortalitas dan Afkir Ayam Broiler di
Kandang Terbuka dan Tertutup. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan
dan Veteriner Virtual 2020 (pp. 692-702). Bogor: Sekolah Vokasi IPB.
Nuryati, T. 2019. Analisis Performans Ayam Broiler Pada Kandang Tertutup dan Kandang
Terbuka. Jurnal Peternakan Nusantara, 5(2): 77-86.
Pakage, S., Hartono, B., Fanani, Z., Nugroho, B., Iyai, D. A., Palulungan, J. A., Nurhayati, D.
2020. Pengukuran Performa Produksi Ayam Pedaging pada Closed House System
dan Open House System di Kabupaten Malang Jawa Timur Indonesia. Jurnal Sain
Peternakan Indonesia, 15(4): 383-389.
Rahmawati, E., Suprijatna , E., dan Sunarti, D. 2017. Pengaruh Frekuensi Pemberian Pakan
dan Awal Pemberian Pakan Terhadap Performa Ayam Buras Super. Jurnal Sains
Peternakan Indonesia, 12(2): 152-164.
Risa, E., Semaun, R., dan Novita, I. D. 2014. Evaluasi Penurunan Angka Mortalitas dan
Morbiditas Ayam Pedaging yang Mendapatkan Penambahan Tepung Lempung
(Zingiber Aromaticum val) Dalam Ransum. Jurnal Galung Tropika, 3(3): 192-200.
Suharno, B. (2003). Kiat Sukses Berbisnis Ayam. Jakarta: Penebar Swadaya.
Suryanti, Sumardjo, R., Syahyuti, dan Tjitropranoto, P. 2019. Keberlanjutan Usaha
Peternakan Ayam Ras Pedaging pada Pola Kemitraan (Sustainibility of Broiler
Farming on Partnership Pattern). Jurnal Pangan, 28(3).
Susanti, E. D., Dahlan, M., dan Wahyuning, D. 2016. Perbandingan Produktivitas Ayam
Broiler Terhadap Sistem Kandang Terbuka (Open House) dan Kandang Terbuka
(Closed House) di U.D. Sumber Makmur Kecamatan Sumberrejo Kabupaten
Bojonegoro. Jurnal Ternak , 7(1).
Tamalluddin, F. 2012. Ayam Broiler 22. Depok: Penebar Swadaya.
Wahyuni, W., Sanjaya, I. M., dan Switari, N. E. 2021. Pengaruh Penerapan Biosekuriti
Terhadap Produktivitas Usaha Peternakan Ayam Ras Petelur Di Kecamatan
Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Gema Agro, 26(2): 83-89.
Yemima, Y. 2014. Analisa Usaha Peternakan Ayam Broiler Pada Peternakan Rakyat di Desa
Karya Bakti, Kecamatan Rungan, Kabupaten Gunung Mas, Provinsi Kalimantan
Tengah. Jurnal Ilmu Hewani Tropika, 3(1): 27-32.

Anda mungkin juga menyukai