DI SUSUN
OLEH :
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS AL-MUSLIM
MATANGGLUMPANGDUA
BIREUEN
2020
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kenikmatan kepada kita semua sehingga kami dapat membuat dan
menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “Cara Pengemukan Sapi Potong”
Selawat beriring salam tak lupa kami sanjungkan kepangkuan alam Nabi
Muhammad SAW selaku Nabi dan Rasul terakhir yang membimbing manusia,
mengajak manusia untuk menganut agama tauhid yakni Agama Islam sekaligus
menyempurnakan akhlak manusia
Ucapan terima kasih yang tak terhingga kami ucapkan kepada Dosen yang
telah membimbing penulis dan teman-teman semua yang telah banyak membantu
dalam pembuatan makalah ini
Kami sangat mengharapkan kritikan dan saran serta soal-soal.yang bersifat
positif baik itu dari Dosen sendiri dan juga dari teman-teman semua, agar
kedepannya menjadi lebih baik, Amin ya rabbal alamin.
Wassalam
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang....................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................. 1
1.3. Tujuan ................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Jenis Atau Bangsa Sapi ........................................................ 2
2.2. Kandang dan Lingkungan Kandang ...................................... 4
2.3. Memilih Bakalan Sapi............................................................ 5
2.4. Tata Laksana Penggemukan Sapi ......................................... 6
2.5. Pemberian Pakan ................................................................... 7
2.6. Sanitasi dan Kesehatan Sapi ................................................. 11
2.7. Pembibitan Sapi .................................................................... 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3.Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Sistem Perkandangan untuk Penggemukan sapi Potong
1
2. Untuk mengetahui Cara Memilih Bakalan Sapi Potong
3. Untuk mengetahui Tata Cara Penggemukan Sapi Potong
4. Untuk mengetahui Manajemen Pemberian Pakan hijau dan konsentrat, Sanitasi
dan Kesehatan untuk Penggemukan Sapi
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Jenis atau Bangsa Sapi
Jenis sapi potong sangat beragam tetapi yang banyak di ternakkan di
Indonesia antara lain Sapi Brahman Cross, Sapi Peranakan Ongole (PO), dan Sapi
Limousin.
Sapi Peranakan Ongole memiliki tubuh besar dan panjang, leher pendek dan
kakinya panjang, kepala panjang, telinga tidak terlalu panjang (sedang) dan
sedikit menggantung. Keunggulan sapi ini adalah tahan terhadap kondisi tropis
yang panas dan pakan yang buruk serta tahan terhadap serangan penyakit.
Sapi Limousin yang memiliki warna emas kemerahan sapi ini memiliki
perototan yang padat atau dagingnya tebal bobot sapi ini mencapai 520 kg.
Sapi Brahman Cross berwarna coklat kemerahan, badannya lebar, dan memiliki
punuk yang besar sosoknya kekar menjadi sebab sapi jantan dari jenis silangan
Brahman ini sering menjadi incaran sebagai induk untuk dikawinkan.
Jenis sapi dari Indonesia yang mendunia adalah Sapi Bali, cirri-ciri antara
lain sebagai berikut :
1. Bertanduk seperti banteng, ini dikarenakan Sapi Bali merupakan keturunan
banteng (Bos Sondaicus)yang telah dijinakkan.
2. Berat jantan dewasa mencapai 363 kg, sedangkan yang betina sekitar 272 kg.
3. Sapi Bali merupakan ternak kerja yang sangat bagus.
4. Sapi jantan saat muda berbulu coklat muda, dan saat dewasa berubah menjadi
hitam, sedangkan yang betina tetap cokelat muda.
5. Terdapat belang berwarna putih pada pantat.
Catatan penting dunia peternakan sapi yaitu :
1. Peluang beternak sapi terbuka lebar, peningkatan jumlah penduduk
meningkatkan tingkat konsumsi daging sapi.
2. Harga daging sapi dapat terus meningkat setiap tahun.
3. Banyak jenis sapi yang sudah dapat diternakkan di Indonesia
4. Selain untuk konsumsi daging, peternakan sapi yang dapat ditujukan untuk sapi
perah.
3
2.2. Kandang dan Lingkungan Kandang
Dalam pemeliharaan sapi potong di perlukan kandang yang berfungsi
melindungi ternak dari sinar matahari, hujan dan perubahan cuaca yang tidak
mendukung. Beberapa jenis kandang yang sering digunakan dalam usaha ternak sapi
antara lain kandang koloni, kandang individu dan kandang umbaran.
Kandang koloni, digunakan untuk memelihara sapi yang baru didatangkan dari
tempat yang lain, dalam kandang koloni bebrapa ekor sapi di tempatkan dalam
satu kandang agar sifat liar sapi akan berkurang sedikit demi sedikit, dalam
kandang ini sapi juga beradaptasi dengan lingkungan yang baru kandang koloni
bisa berupakan petakan yang terpisah oleh dua buah bambu untuk mengikat sapi
peliharaan. Petakan ini dapat di tempatkan 5 sampai 6 ekor sapi.
Kandang individu digunakan untuk penggemukan sapid an biasanya satu
petakan hanya di isi satu ekor sapi.
Sedangkan kandang umbaran memiliki lahan kosong yang di gunakan untuk
mengumbar sapi.
Kandang yang baik dapat dibuat dari bambu yang telah tua jadi bambu yang
bagus antara lain kokoh, permukaan bambu kering, dan berbunyi nyaring jika
dipukul dengan parang. Bagian atap dapat dibuat dari daun rumbia kering yang
ditahan oleh potongan bambu. Atap di buat dengan kemiringan 30º agar dapat
menurunkan air hujan yang menetes, sementara bahan atap di pilih yang dapat
mendahan panas hingga lingkungan kandang tidak bersuhu panas. Atap dengan
lantai kandang di topang dengan bambu dengan ketinggian 4 sampai 4,5 meter, lantai
kandang deberikan alas atau bedding berupa serbuk gergaji sebagai penyerap sisa air
kencing dan menghangatkan sapi dimalam hari. Didekat kandang dibuat bak kecil
yang digunakan untuk tempat pakan dan tempat minum, tinggi bak ini disesuaikan
dengan tinggi sapid an lebar mulut sapi. Kriteria kandang yang baik :
1. Spesifikasi disesuaikan dengan kondisi daerah setempat
2. Luas ruangan sesuai dengan jenis ternak, umur, jenis kelamin dan tahan lama.
3. Biaya relatif murah
4. Memiliki system ventilasi yang baik dan menjamin lancarnya arus pergantian
udara
4
5. Cukup mendapat sinar matahari pagi hari
6. Dilengkapi dengan tempat pakan (manger) dan tempat untuk air minum (water
trough) sesuai dengan kebutuhan ternak.
Catatan penting dalam perkandangan :
1. Buat kandang dengan bambu yang kuat dan kokoh
2. Sesuaikan ukuran kandang dengan besarnya dan jumlah sapi peliharaan
3. Pastikan terdapat tempat pakan dan minum
4. Kandang harus dapat melindungi sapi peliharaan dari sinar matahari dan hujan.
Namun demikian, kandang jangan terlalu tertutup agar tetap mendapat sinar
matahari yang cukup.
5
1. Tentukan periode penggemukan, long term (4-6 bulan) atau short term (3-4
bulan).
2. Pilih bakalan yang berkualitas, dilihat dari bentuk tubuh (perbandingan panjang
dan tingginya), perut lurus (proporsional).
3. Bulu sapi rapi (pendek, halus dan tidak kusam).
4. Bermata binar.
6
2.5. Pemberian Pakan
a. Syarat Pakan Ternak
- Hendaknya cukup mengandung zat tinggi yang diperlukan tubuh yaitu : protein,
karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral.
- Disukai ternak (palatabilitas tinggi)
- Bersih dan tidak tercemari kotoran atau bibit penyakit.
- Tidak boleh dalam keadaan rusak (busuk,bercendawan)
- Sebaiknya tidak mengandung benda-benda yang bersuhu rendah (misalnya embun
pagi hari yang dapat menyebabkan sakit kembung/kejang perut pada ternak.
7
dilakukan setelah 3 kali pemotongan dengan takaran yang sama. Sedangkan
urea diberikan pada saat tanaman berumur 2 minggu sebanyak 50 kg/ha.
Selama ini pohon lamtoro dimanfaatkan sebagai tanaman pagar, tanaman
pelindung, kayu akar, pupuk hijau. Dan pencegah erosi serta daunnya dapat
dimanfaatkan sebagai hijauan pakan bagi ternak yang diberikan dalambentuk segar.
Daun lamtoro dapat diberikan 40 % dari hijauan pakan dan dalam pemberiannya
dicampur dengan hijauan lain. Lamtoro dipanen setelah berumur 6-9 bulan dengan
cara pemangkasan. Lamtoro dapat ditanam dengan jarak 0,5 – 1 m.
Pada penggemukan sapi secara kereman dimana ternak dikandangkan terus
menerus sangat memerlukan ketersediaan hijauan dalam jumlah cukup dan memiliki
nilai gizi yang baik. Sehingga pemberian rumput lapangan saja sudah tidak
memungkinkan lagi mengingat ketersediaanya sangat dipengaruhi musim serta
semakin terbatasnya pada penggembalaan, disamping itu nilai gizi rumput lapangan
yang sangat rendah.
Sebagai alternatif penyediaan pakan hijauan sepanjang tahun dianjurkan
dengan menanam hijauan pakan ternak dengan sistem 3 (tiga) strata.Sistim tiga strata
merupakan suatu pola tanam hijauan pakan ternak Yang ditujukan untuk
menyediakan pakan sepanjang tahun. Susunan 3 strata yang dimaksud adalah :
Strata -1 : terdiri dari tanaman rumput potong (rumput gajah/Pennisetum
pupureum), Panicum maxcimum, Andropogon gayamus, SetariaSp dan lain-lain.
Strata -2 : Terdiri dari tanaman hortikultura/tanaman pangan.
Strata -3 : Terdiri dari legum pohon (sengon, waru, lamtoro, gamal) selain untuk
pakan pada musim kemarau panjang,tanaman tersebut jugadapat digunakan sebagai
tanaman pelindung dan pagar kebun maupun kayubakar.
Pemberian pakan hijauan padaternak dapat dilaksanakan dengan memberikan
rumput jenis unggul seperti rumput raja (King Grass), rumput gajah, rumput
benggala, setaria, rumput mexico dan lain-lain. Atau mencampurkannya dengan
tanaman leguminosa seperti gamal, kalliandra, Turi, lamtoro,siratro yang memiliki
nilai gizi tinggi.
8
Pakan Penguat (Konsentrat).
Konsetrat adalah campuran dari beberapa bahan pakan untuk melengkappi
kekurangangizi dari hijauan pakan ternak. Bahan pakan kosentrat yang dapat
diberikan pada ternak sapi antara lain : dedak padi, bungkil kelapa, jagung giling,
bungkil kacang tanah, ampas tahu, ampas kecap dan lain-lain.
Campuran bahan pakan konsentrat yang diberikan pada ternak tergantung
kepada harga dan ketersediaan akan pakan di sekitar lokasi usaha penggemukan
ternak sapi.
Dari berbagai hasil penelitian beberapa formulasi pakan konsentrat yang
dapat diberikan pada penggemukan ternak sapi potong diantaranya adalah :
Campuran 70 % dedak padi dan 30% bungkil kelapa, kemudian ditambahkan dengan
0,5 % tepung tulang dan 1 % garam dapur. Campuran 2 bagian dedak + 1 bagian
bungkil kelapa + 1 bagian jagung. Selanjutnya ditambahkan tepung tulang dan
garam dapur sebanyak 1 – 2 % kedalam campuran pakan tersebut.
Campuran 70 % dedak padi + 25 % bungkil kelapa + 5% jagung giling kemudian
ditambahkan 1% tepung tulang dan garam dapur.
c. Pemberian Pakan
Pakan yang diberikan pada ternak sapi penggemukan diarahkan untuk
mencapai pertumbuhan bobot badan yang setinggi–setingginya adalah waktu relatif
singkat. Untuk itu pemberian disesuaikan dengan kebutuhan ternak baik dari segi
kuantitas maupun nilai gizinya.
Pakan hijauan diberikan pada sapi sebanyak 10 – 12 % dan pakan konsentrat
1 – 2 %an dari bobot badan ternak. Pemberian hijauan dapat dilakukan 3 kali sehari
yakni pada pukul 08.00 pagi, 12.00 siang dan pukul 17.00 sore hari, sedangkan
pakan kosentrat diberikan pagi hari sebelum pemberian hijauan. Ketersediaan air
minum untuk ternak sapi adalah hal yang tidak kalah penting
diperhatikan.Kebutuhan air minum bagi sapi sebanyak 20 - 40 liter/ekor/hari, namun
sebaiknya diberikan secara ad libitum (tidak terbatas). Cara penyajian pakan hijauan
pada ternak sebaiknya dicincangpendek-pendek agar lebih mudah dikonsumsi.
9
Kemudian hasil cincangan rumput dibagi menjadi 6 bagian (untuk pagi 1 bagian,
siang 2 bagian dan sore sebanyak 3 bagian.
10
Untuk memudahkan dan mengefisiensikan teknologi pemanfaatan limbah
kelapa sawit sebagai pakan ternak, perlu dibentuk kelompok atau unit pengelola
pakan ternak skala kelompok. Tujuan dibentuknya unit pengelola pakan ternak ini
untuk mendapatkan harga pakan yang lebih murah dibandingkan bila setiap petani
ternak mengadakan bahan baku pakan ternak sendiri-sendiri.
Mutu gizi limbah pertanian dapat ditingkatkan dengan beberapa cara lain
dengan perlakuan secara fisik (mekanis), biologis (enzimatis, jamur maupun
mikroba), kimiawi (amoniasi urea) serta kombinasi perlakuan kimia dan biologis.
Cara tersebut dapat meningkatkan kandungan protein kasar, protein mudah larut,
serta kecernaan bahan organik, pengelolaan secara kimia (dengan menambahkan
beberapa bahan kimia pada bahan pakan agar dinding sel tanaman yang semula
berstruktur sangat keras berubah menjadi lunak sehingga memudahkan mikroba
yang hidup di dalam rumen untuk mencernaknya.
11
1. Sebelum dimasukkan dalam kandnag, sapi perlu ditimbang, diberi obat cacing
dan diberi tanda (tagging)
2. Pakan disesuaikan dengan kondisi keberadaan pakan dan biaya (cost) produksi
3. Berikan pakan sesuai dengan tipe pemeliharaan. Short term 40% hijauan dan
60% konsentrat, long term 40% konsentrat dan 60% hijauan
4. Tambahkan premix (vitamin) sebanyak 2 sendok the untuk 3 kg konsentrat
5. Lingkungan kandang perlu dibersihkan setiap hari. Alas kandang (litter) berupa
serbuk gergaji juga harus diganti
6. Sapi perlu dimandikan setidaknya 3 hari sekali untuk mencegah timbulnya
parasit.
12
didalam vagina. Apabila perkawinan berhasil maka induk betina akan bunting, induk
yang bunting ditandai dengan tidak mengalami estrus lagi pada betina pada 21 hari
setelah di kawinkan. Ciri induk bunting yaitu :
1. Kandungan menurun ke perut bagian bawah
2. Ambing membesar, kadang-kadang air susu mulai keluar sedikit
3. Alat kelamin vulva membengkak dan berwarna kemerah-merahan
4. Sapi tampak gelisah
5. Nafsu makan berkurang
6. Sering kencing
Pengecekan kehamilan setelah 40 hari perkawinan untuk meyakinkan
adanya kebuntingan pada hari ke 42 setelah kawin dapat dilakukan palpasi rectal
yaitu dengan cara merogo bagian dalam perut atau rahim melalui anus atau rectal
induk betina, jika bunting maka akan terasa adanya bagian tubuh embrio. Ciri-ciri
induk bunting siap melahirkan :
1. Perut terlihat membesar dan menurun
2. Ambing membesar
3. Vulva membengkak. Jika dipegang terasa hangat dan berwarna kemerahan,
sering kencing, serta keluar lender
4. Nafsu makan berkurang
5. Jika ini terjadi, siapkan kandang khusus induk melahirkan dan berikan
makanan protein tinggi.
Catatan penting dalam pembibitan sapi :
1. Pilih pejantan dan induk betina yang berkualitas
2. Siapkan kandang kawin
3. Masukkan induk betina terlebih dahulu, lalu ikat
4. Masukkan pejantan yang terikat tali, sambil dipegangi posisikan pejantan
dibelakang betina agar timbul birahi
5. Saat nafsu memuncak lepaskan pejantan untuk kawin
6. Pastikan penis masuk kedalam vulva. Jika tidak, segera tarik dan ulangi kembali
7. Induk biasanya akan bunting setelah 40 hari perkawinan
8. Cek kehamilan induk dengan palpasi rectal atau dari cirri fisiknya.
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam penulisan makalah kali ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
penggemukan sapi potong harus memperhatikan beberapa hal penting yang menjadi
penunjang keberhasilan penggemukan sapi yaitu memilih jenis atau bangsa sapi,
menyiapkan kandang dan meperhatikan lingkungan kandang, memilih bakalan sapi
potong yang baik, mengetahui tata laksana penggemukan sapi, pemberian pakan
hijau dan konsentrat, sanitasi dan kesehatan sapi dan mengetahui pembibitan sapi.
14
DAFTAR PUSTAKA
15