Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

DI SUSUN
OLEH :

NAMA : ABDULLAH DAHLAN


NIM : 1701020007
PRODI : PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS AL-MUSLIM
MATANGGLUMPANGDUA
BIREUEN
2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kenikmatan kepada kita semua sehingga kami dapat membuat dan
menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “Cara Pengemukan Sapi Potong”
Selawat beriring salam tak lupa kami sanjungkan kepangkuan alam Nabi
Muhammad SAW selaku Nabi dan Rasul terakhir yang membimbing manusia,
mengajak manusia untuk menganut agama tauhid yakni Agama Islam sekaligus
menyempurnakan akhlak manusia
Ucapan terima kasih yang tak terhingga kami ucapkan kepada Dosen yang
telah membimbing penulis dan teman-teman semua yang telah banyak membantu
dalam pembuatan makalah ini
Kami sangat mengharapkan kritikan dan saran serta soal-soal.yang bersifat
positif baik itu dari Dosen sendiri dan juga dari teman-teman semua, agar
kedepannya menjadi lebih baik, Amin ya rabbal alamin.

Wassalam
Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang....................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................. 1
1.3. Tujuan ................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Jenis Atau Bangsa Sapi ........................................................ 2
2.2. Kandang dan Lingkungan Kandang ...................................... 4
2.3. Memilih Bakalan Sapi............................................................ 5
2.4. Tata Laksana Penggemukan Sapi ......................................... 6
2.5. Pemberian Pakan ................................................................... 7
2.6. Sanitasi dan Kesehatan Sapi ................................................. 11
2.7. Pembibitan Sapi .................................................................... 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sapi potong merupakan ternak yang popular, jika di dunia kuliner sapi
sangat digemari karena dagingnya yang nikmat, bergizi dan empuk. Sedangkan
disunia peternakan sapi dikenal karena harganya yang mencapai puluhan juta. Hal ini
tentu saja membuat membuat peternak sapi potong dapat hidup sejahtera namun
tentu saja hal ini perlu kerja keras karena untuk peternak sapi potong memerlukan
tata laksana pemeliharaan yang harus diketahui. Daging sapi yang digemari oleh
masyarakat membuat permintaan pasar terbuka cukup lebar bahkan cenderung
meningkat setiap tahunnya, hal ini tentu saja membuka peluang bagi peternak sapi
potong yang ingin mengembangkan bisnisnya.
Pada umumnya peternakan sapi di Indonesia merupakan usaha
penggemukan sapi karena dirasa memiliki nilai keuntungan yang tinggi, diawali
dengan pembelian bakalan sapi atau pedet lalu dipelihara secara intensif selama
kurang lebih 4 bulan, sapi siap dijual kembali menjadi sapi siap potong. Jenis sapi
potong sangat beragam tetapi yang banyak di ternakkan di Indonesia antara lain Sapi
Brahman Cross, Sapi Peranakan Ongole (PO), dan Sapi Limousin.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana Sistem Perkandangan untuk Penggemukan sapi Potong ?
2. Bagaimana Cara Memilih Bakalan Sapi Potong ?
3. Bagaimana Tata Cara Penggemukan Sapi Potong ?
4. Bagaimana Manajemen Pemberian Pakan hijau dan konsentrat, Sanitasi dan
Kesehatan untuk Penggemukan Sapi ?

1.3.Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Sistem Perkandangan untuk Penggemukan sapi Potong

1
2. Untuk mengetahui Cara Memilih Bakalan Sapi Potong
3. Untuk mengetahui Tata Cara Penggemukan Sapi Potong
4. Untuk mengetahui Manajemen Pemberian Pakan hijau dan konsentrat, Sanitasi
dan Kesehatan untuk Penggemukan Sapi

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Jenis atau Bangsa Sapi
Jenis sapi potong sangat beragam tetapi yang banyak di ternakkan di
Indonesia antara lain Sapi Brahman Cross, Sapi Peranakan Ongole (PO), dan Sapi
Limousin.
 Sapi Peranakan Ongole memiliki tubuh besar dan panjang, leher pendek dan
kakinya panjang, kepala panjang, telinga tidak terlalu panjang (sedang) dan
sedikit menggantung. Keunggulan sapi ini adalah tahan terhadap kondisi tropis
yang panas dan pakan yang buruk serta tahan terhadap serangan penyakit.
 Sapi Limousin yang memiliki warna emas kemerahan sapi ini memiliki
perototan yang padat atau dagingnya tebal bobot sapi ini mencapai 520 kg.
 Sapi Brahman Cross berwarna coklat kemerahan, badannya lebar, dan memiliki
punuk yang besar sosoknya kekar menjadi sebab sapi jantan dari jenis silangan
Brahman ini sering menjadi incaran sebagai induk untuk dikawinkan.
Jenis sapi dari Indonesia yang mendunia adalah Sapi Bali, cirri-ciri antara
lain sebagai berikut :
1. Bertanduk seperti banteng, ini dikarenakan Sapi Bali merupakan keturunan
banteng (Bos Sondaicus)yang telah dijinakkan.
2. Berat jantan dewasa mencapai 363 kg, sedangkan yang betina sekitar 272 kg.
3. Sapi Bali merupakan ternak kerja yang sangat bagus.
4. Sapi jantan saat muda berbulu coklat muda, dan saat dewasa berubah menjadi
hitam, sedangkan yang betina tetap cokelat muda.
5. Terdapat belang berwarna putih pada pantat.
Catatan penting dunia peternakan sapi yaitu :
1. Peluang beternak sapi terbuka lebar, peningkatan jumlah penduduk
meningkatkan tingkat konsumsi daging sapi.
2. Harga daging sapi dapat terus meningkat setiap tahun.
3. Banyak jenis sapi yang sudah dapat diternakkan di Indonesia
4. Selain untuk konsumsi daging, peternakan sapi yang dapat ditujukan untuk sapi
perah.

3
2.2. Kandang dan Lingkungan Kandang
Dalam pemeliharaan sapi potong di perlukan kandang yang berfungsi
melindungi ternak dari sinar matahari, hujan dan perubahan cuaca yang tidak
mendukung. Beberapa jenis kandang yang sering digunakan dalam usaha ternak sapi
antara lain kandang koloni, kandang individu dan kandang umbaran.
 Kandang koloni, digunakan untuk memelihara sapi yang baru didatangkan dari
tempat yang lain, dalam kandang koloni bebrapa ekor sapi di tempatkan dalam
satu kandang agar sifat liar sapi akan berkurang sedikit demi sedikit, dalam
kandang ini sapi juga beradaptasi dengan lingkungan yang baru kandang koloni
bisa berupakan petakan yang terpisah oleh dua buah bambu untuk mengikat sapi
peliharaan. Petakan ini dapat di tempatkan 5 sampai 6 ekor sapi.
 Kandang individu digunakan untuk penggemukan sapid an biasanya satu
petakan hanya di isi satu ekor sapi.
 Sedangkan kandang umbaran memiliki lahan kosong yang di gunakan untuk
mengumbar sapi.
Kandang yang baik dapat dibuat dari bambu yang telah tua jadi bambu yang
bagus antara lain kokoh, permukaan bambu kering, dan berbunyi nyaring jika
dipukul dengan parang. Bagian atap dapat dibuat dari daun rumbia kering yang
ditahan oleh potongan bambu. Atap di buat dengan kemiringan 30º agar dapat
menurunkan air hujan yang menetes, sementara bahan atap di pilih yang dapat
mendahan panas hingga lingkungan kandang tidak bersuhu panas. Atap dengan
lantai kandang di topang dengan bambu dengan ketinggian 4 sampai 4,5 meter, lantai
kandang deberikan alas atau bedding berupa serbuk gergaji sebagai penyerap sisa air
kencing dan menghangatkan sapi dimalam hari. Didekat kandang dibuat bak kecil
yang digunakan untuk tempat pakan dan tempat minum, tinggi bak ini disesuaikan
dengan tinggi sapid an lebar mulut sapi. Kriteria kandang yang baik :
1. Spesifikasi disesuaikan dengan kondisi daerah setempat
2. Luas ruangan sesuai dengan jenis ternak, umur, jenis kelamin dan tahan lama.
3. Biaya relatif murah
4. Memiliki system ventilasi yang baik dan menjamin lancarnya arus pergantian
udara

4
5. Cukup mendapat sinar matahari pagi hari
6. Dilengkapi dengan tempat pakan (manger) dan tempat untuk air minum (water
trough) sesuai dengan kebutuhan ternak.
Catatan penting dalam perkandangan :
1. Buat kandang dengan bambu yang kuat dan kokoh
2. Sesuaikan ukuran kandang dengan besarnya dan jumlah sapi peliharaan
3. Pastikan terdapat tempat pakan dan minum
4. Kandang harus dapat melindungi sapi peliharaan dari sinar matahari dan hujan.
Namun demikian, kandang jangan terlalu tertutup agar tetap mendapat sinar
matahari yang cukup.

2.3. Memilih Bakalan Sapi


Sebelum memulai usaha penggemukan sapi peternak idealnya menentukan
periode penggemukan, dalam pemilihan periode ini berkaitan dengan umur bakalan
sapi yang digunakan. Terdapat 2 periode penggemukan sapi yaitu long term dan
short term.
 Periode long term atau jangka panjang, sapi dipelihara minimal 6 bulan dengan
sapi berumur 8 bulan sampai 2,5 tahun.
 Sedangkan jangka pendek atau short term, sapi dipelihara selama 3 bulan saja.
Untuk penggemukan jangka panjang atau long trem dipilih bakalan yang berumur
setahun sementara short term dipilih bakalan diatas berumur 2,5 tahun.
Kalau untuk umur untuk long term untuk penggemukan jangka panjang
biasanya untuk penggemukan 1 sampai 2,5 tahun, tapi kalau umur short term kita
ambil dari minimal 2 tahun, 2,5 tahun sampai keatas.
 Ciri-ciri bakalan sapi yang baik
Bakalan sapi yang baik memiliki perbandingan tinggi tubuh lebih kecil dari
pada panjang tubuhnya, hal ini mampu menunjang pembentukan daging yang cepat
dan akan memberikan karkas yang banyak. Tulang bakalan sapi harus besar dan
memiliki perut yang lurus, selain itu bakalan sapi sebaiknya dipilih bermata binary
dan berbulu pendek, halus serta tidak kusam.
Catatan penting sebelum penggemukan sapi :

5
1. Tentukan periode penggemukan, long term (4-6 bulan) atau short term (3-4
bulan).
2. Pilih bakalan yang berkualitas, dilihat dari bentuk tubuh (perbandingan panjang
dan tingginya), perut lurus (proporsional).
3. Bulu sapi rapi (pendek, halus dan tidak kusam).
4. Bermata binar.

2.4. Tata Laksana Penggemukan Sapi


Sebelum dimasukkan dalam kandang perlu di timbang dahulu untuk
mengetahui bobot awal sapi, hal ini penting untuk menentukan jumlah pakan yang
akan diberikan nantinya dan agar penambahan bobot badan pada saat panen juga
dapat diketahui. Penimbanagn dapat dilakukan di tempat khusus pastikan sapi dalam
kondisi terikat agar tidak berontak saat penimbangan yang berakibat pada perubahan
angka pada timbangan tidak bergerak lagi catat bobotnya. Pemberian obat cacing
juga perlu dilakukan sebelum sapi digemukkan atau dimasukkan kedalam kandang
obat cacing yang diberikan bias berupa ipomax yang diaplikasikan melalui zat kutan
dibagian ekor dan impran muskiler berdosis tinggi yang disuntikkan di pantat.
Caranya siapkan obat cacing yang akan digunakan, alat suntik yang masih baru dan
alkohol. Ikat sapi yang akan disuntik agar tidak berontak pegang ekor sapi perlahan
tarik sedikit keatas lalu oleskan alkohol sekitar daerah yang akan disuntik.
Penyuntikan disekitar bagian pantat dilakukan dengan menancapkan jarum terlebih
dahulu ke daerah sekitar pantat baru dimasukkan alat suntik berisi obat cacing,
masukkan obat cacing dengan menekan alat suntik lalu tepuk agar tidak terjadi
pembekakan didaerah bekas suntikan. Sapi juga perlu diberikan tanda atau tagged
untuk mempermudah pendataan terhadap jumlah populasi yang dimiliki. Tagging
atau tanda ini dapat berupa tulisan angka pada sebuah plastic lalu dijepitkan pada
telinga sapi, tanda atau tagging juga dapat diberikan dengan menyobek telinga sapi
atau dengan tato disekitar pantat sapi di bawah pangkal ekor.

6
2.5. Pemberian Pakan
a. Syarat Pakan Ternak
- Hendaknya cukup mengandung zat tinggi yang diperlukan tubuh yaitu : protein,
karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral.
- Disukai ternak (palatabilitas tinggi)
- Bersih dan tidak tercemari kotoran atau bibit penyakit.
- Tidak boleh dalam keadaan rusak (busuk,bercendawan)
- Sebaiknya tidak mengandung benda-benda yang bersuhu rendah (misalnya embun
pagi hari yang dapat menyebabkan sakit kembung/kejang perut pada ternak.

b. Jenis Pakan Ternak Pakan Hijauan


Bahan pakan utama ternak sapi penggemukan adalah dalam bentuk hijauan yaitu
berasal dari rumput unggul, rumput lokal dan leguminosa.Beberapa contoh hijauan
pakan unggul berupa rumput yang dapat dibudidayakan adalah rumput gajah, rumput
raja, rumput setaria, rumput meksiko dan lain-lainnya. Sedangkan hijauan pakan
unggul berupa daun-daunan adalah leguminosa (kacang-kacangan seperti centro,
siratro,, lamtoro/petai cina dan gamal). Hasil sampingan tanaman pertaniann yang
dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak sapi adalah brangkasan kacang tanah,
kacang kedele, pucuk jagung muda dan lain-lain.
Hijauan pakan unggul berupa rumput potong :
 Umumnya berumur panjang, tumbuh membentuk rumpun setinggi 60 -150
cm bahkan lebih.
 Berdaun lebat dan sistem perakarannya luas sehingga relatif tahan kering.
 Tumbuh baik pada dataran tinggi sampai rendah.
 Dapat diperbanyak dengan biji, pols (sobekan rumput) dan stek batang
dengan jarak 40 -60 cm, sebaiknya ditanam pada awal musim hujan.
 Panen (pemotongan/defoliasi) pertama dilakukan saat berumur kurang lebih 2
bulan. Pemotongan berikutnya dilakukan setiap 1,5 bulan dengan tinggi
pemotongan 10 – 15 cm dari permukaan tanah.
 Pemupukan awal pada saat pengolahan tanah dengan dosis 10 ton pupuk
kandang 50 kg KCL dan 50 kg TSP per hektar. Pemupukan selanjutnya

7
dilakukan setelah 3 kali pemotongan dengan takaran yang sama. Sedangkan
urea diberikan pada saat tanaman berumur 2 minggu sebanyak 50 kg/ha.
Selama ini pohon lamtoro dimanfaatkan sebagai tanaman pagar, tanaman
pelindung, kayu akar, pupuk hijau. Dan pencegah erosi serta daunnya dapat
dimanfaatkan sebagai hijauan pakan bagi ternak yang diberikan dalambentuk segar.
Daun lamtoro dapat diberikan 40 % dari hijauan pakan dan dalam pemberiannya
dicampur dengan hijauan lain. Lamtoro dipanen setelah berumur 6-9 bulan dengan
cara pemangkasan. Lamtoro dapat ditanam dengan jarak 0,5 – 1 m.
Pada penggemukan sapi secara kereman dimana ternak dikandangkan terus
menerus sangat memerlukan ketersediaan hijauan dalam jumlah cukup dan memiliki
nilai gizi yang baik. Sehingga pemberian rumput lapangan saja sudah tidak
memungkinkan lagi mengingat ketersediaanya sangat dipengaruhi musim serta
semakin terbatasnya pada penggembalaan, disamping itu nilai gizi rumput lapangan
yang sangat rendah.
Sebagai alternatif penyediaan pakan hijauan sepanjang tahun dianjurkan
dengan menanam hijauan pakan ternak dengan sistem 3 (tiga) strata.Sistim tiga strata
merupakan suatu pola tanam hijauan pakan ternak Yang ditujukan untuk
menyediakan pakan sepanjang tahun. Susunan 3 strata yang dimaksud adalah :
Strata -1 : terdiri dari tanaman rumput potong (rumput gajah/Pennisetum
pupureum), Panicum maxcimum, Andropogon gayamus, SetariaSp dan lain-lain.
Strata -2 : Terdiri dari tanaman hortikultura/tanaman pangan.
Strata -3 : Terdiri dari legum pohon (sengon, waru, lamtoro, gamal) selain untuk
pakan pada musim kemarau panjang,tanaman tersebut jugadapat digunakan sebagai
tanaman pelindung dan pagar kebun maupun kayubakar.
Pemberian pakan hijauan padaternak dapat dilaksanakan dengan memberikan
rumput jenis unggul seperti rumput raja (King Grass), rumput gajah, rumput
benggala, setaria, rumput mexico dan lain-lain. Atau mencampurkannya dengan
tanaman leguminosa seperti gamal, kalliandra, Turi, lamtoro,siratro yang memiliki
nilai gizi tinggi.

8
Pakan Penguat (Konsentrat).
Konsetrat adalah campuran dari beberapa bahan pakan untuk melengkappi
kekurangangizi dari hijauan pakan ternak. Bahan pakan kosentrat yang dapat
diberikan pada ternak sapi antara lain : dedak padi, bungkil kelapa, jagung giling,
bungkil kacang tanah, ampas tahu, ampas kecap dan lain-lain.
Campuran bahan pakan konsentrat yang diberikan pada ternak tergantung
kepada harga dan ketersediaan akan pakan di sekitar lokasi usaha penggemukan
ternak sapi.
Dari berbagai hasil penelitian beberapa formulasi pakan konsentrat yang
dapat diberikan pada penggemukan ternak sapi potong diantaranya adalah :
Campuran 70 % dedak padi dan 30% bungkil kelapa, kemudian ditambahkan dengan
0,5 % tepung tulang dan 1 % garam dapur. Campuran 2 bagian dedak + 1 bagian
bungkil kelapa + 1 bagian jagung. Selanjutnya ditambahkan tepung tulang dan
garam dapur sebanyak 1 – 2 % kedalam campuran pakan tersebut.
Campuran 70 % dedak padi + 25 % bungkil kelapa + 5% jagung giling kemudian
ditambahkan 1% tepung tulang dan garam dapur.

c. Pemberian Pakan
Pakan yang diberikan pada ternak sapi penggemukan diarahkan untuk
mencapai pertumbuhan bobot badan yang setinggi–setingginya adalah waktu relatif
singkat. Untuk itu pemberian disesuaikan dengan kebutuhan ternak baik dari segi
kuantitas maupun nilai gizinya.
Pakan hijauan diberikan pada sapi sebanyak 10 – 12 % dan pakan konsentrat
1 – 2 %an dari bobot badan ternak. Pemberian hijauan dapat dilakukan 3 kali sehari
yakni pada pukul 08.00 pagi, 12.00 siang dan pukul 17.00 sore hari, sedangkan
pakan kosentrat diberikan pagi hari sebelum pemberian hijauan. Ketersediaan air
minum untuk ternak sapi adalah hal yang tidak kalah penting
diperhatikan.Kebutuhan air minum bagi sapi sebanyak 20 - 40 liter/ekor/hari, namun
sebaiknya diberikan secara ad libitum (tidak terbatas). Cara penyajian pakan hijauan
pada ternak sebaiknya dicincangpendek-pendek agar lebih mudah dikonsumsi.

9
Kemudian hasil cincangan rumput dibagi menjadi 6 bagian (untuk pagi 1 bagian,
siang 2 bagian dan sore sebanyak 3 bagian.

d. Pemanfaatan Limbah Kelapa Sawit Sebagai Pakan Ternak


Limbah kelapa sawit dan bahan tambahan sebagai sumber bahan baku pakan
sapi potong antara lain: (1) pelepah sawit, (2) solid sawit, (3) rumput raja, (4) rumput
alam, (5) dedak padi, (6) urea, (7) molases/tetes tebu.
Lumpur sawit/solid sawit yang merupakan hasil samping pabrik kelapa sawit
dan tidak semua pabrik dapat menghasilkan lumpur sawit ini.Lumpur sawit ini
karena merupakan hasil samping yang hanya dibuang begitu saja di perkebunan
kelapa sawit.
Bungkil inti sawit juga dapat diperoleh dari pabrik kelapa sawit, tetapi untuk
sumber seratnya dapat memanfaatkan limbah perkebunan kelapa sawit yaitu pelepah
kelapa sawit yang dikupas terlebih dahulu kulitnya selanjutnya dicacah
menggunakan mesin pencacah atau chopper.Siapkan bahan tambahan sumber
mineral yaitu seperti garam.
Untuk menyusun bahan-bahan baku pakan tersebut menjadi ransum yang
disesuaikan dengan tujuan pemberian pakan untuk perbibitan atau penggemukan sapi
potong. Dalam menyusun formula pakan harus diperhitungkan nutrisi masing-
masing bahan dan jumlah pemberian pakan sejumlah 3,5% bahan kering dari berat
hidup. Formulasi pakan dapat dibuat sebagai berikut:
Formula I (F1) dengan komposisi bahan baku pakan antara lain: pelepah sawit
(20%), rumput raja (20%), solid sawit (40%), bungkil inti sawit (20%) dan tambahan
urea, molases, dan garam secukupnya, Formula II (F2) dengan komposisi bahan
baku pakan antara lain: rumput raja (40%), solid sawit (60%), dan tambahan urea,
molases, dan garam secukupnya.
Pakan diberikan dalam bentuk segar. Untuk mendapatkan jumlah pemberian
pakan sejumlah 3,5% bahan kering dari berat hidup, maka selama (1 bulan dilakukan
penyesuaian pakan atau adaptasi pakan perlakuan setiap saat setelah penimbangan
ternak.

10
Untuk memudahkan dan mengefisiensikan teknologi pemanfaatan limbah
kelapa sawit sebagai pakan ternak, perlu dibentuk kelompok atau unit pengelola
pakan ternak skala kelompok. Tujuan dibentuknya unit pengelola pakan ternak ini
untuk mendapatkan harga pakan yang lebih murah dibandingkan bila setiap petani
ternak mengadakan bahan baku pakan ternak sendiri-sendiri.
Mutu gizi limbah pertanian dapat ditingkatkan dengan beberapa cara lain
dengan perlakuan secara fisik (mekanis), biologis (enzimatis, jamur maupun
mikroba), kimiawi (amoniasi urea) serta kombinasi perlakuan kimia dan biologis.
Cara tersebut dapat meningkatkan kandungan protein kasar, protein mudah larut,
serta kecernaan bahan organik, pengelolaan secara kimia (dengan menambahkan
beberapa bahan kimia pada bahan pakan agar dinding sel tanaman yang semula
berstruktur sangat keras berubah menjadi lunak sehingga memudahkan mikroba
yang hidup di dalam rumen untuk mencernaknya.

2.6. Sanitasi dan Kesehatan Sapi


Untuk menjaga sanitasi dan kesehatan sapi lingkungan kandang perlu
dibersihkan kotoran sapi dan litter perlu di bersihkan setiap hari, kotoran yang
menempel dibersihkan dengan menyeroki disepanjang lantai kandang, kotoran
berikut litter diangkut dan dibuang di tempat khusus penampungan kotoran. Setelah
dibuang litter atau alas kandang harus selalu diganti setiap hari. Badding (litter)
berupa serbuk gergaji, litteryang berupa ampas gergaji ini bermanfaat sebagai media
pencegah kelembaban yang ditimbulkan dari lantai kandang. Litter ditambahkan
dengan menaburkan secara merata diseluruh lantai kandang, timbulnya parasit yang
menempel pada sapi perlu dicegah dengan menjaga kebersihan tubuh sapi.
Sapi yang dipelihara perlu dimandikan setidaknya 3 hari sekali caranya
adalah dengan menyikat seluruh bagian tubuh bagian luar termasuk kaki agar semua
kotoran yang menempel akan lepas dari badan sapi, selanjutnya basahi lap basah lalu
lap bagian punggung, perut dan kaki, bagian perut sebelah dalam juga perlu di lap
agar kebersihan tetap terjaga.
Catatan penting dalam tata laksana pemeliharaan sapi yaitu :

11
1. Sebelum dimasukkan dalam kandnag, sapi perlu ditimbang, diberi obat cacing
dan diberi tanda (tagging)
2. Pakan disesuaikan dengan kondisi keberadaan pakan dan biaya (cost) produksi
3. Berikan pakan sesuai dengan tipe pemeliharaan. Short term 40% hijauan dan
60% konsentrat, long term 40% konsentrat dan 60% hijauan
4. Tambahkan premix (vitamin) sebanyak 2 sendok the untuk 3 kg konsentrat
5. Lingkungan kandang perlu dibersihkan setiap hari. Alas kandang (litter) berupa
serbuk gergaji juga harus diganti
6. Sapi perlu dimandikan setidaknya 3 hari sekali untuk mencegah timbulnya
parasit.

2.7. Pembibitan Sapi


Untuk mendapatkan bakalan atau anak sapi dapat dikawinkan pertama kali
yang dilakukan adalah pemilihan pejantan dan induk betina cirri calon induk baik
jantan atau betina sudah mulai terlihat saat sapi berumur 18 sampai 24 bulan.
Ciri-ciri pejantan unggul:
 Kencing lurus dan tidak terputus (seperti suntikan)
 Bentuk rangka sempurna (tidak cacat)
Ciri-ciri induk betina unggul:
 Tubuh panjang dan perut besar
 Pantat lebar
Induk dan pejantan terpilih dipisahkan sampai menanti estrus atau birahi,
sapi baru boleh dikawinkan saat sapi betina berumur 18 sampai 24 bulan dan 24
sampai 28 belum untuk sapi jantan. Masa estrus biasanya berlangsung selama 21
hari, masa ideal untuk mengawikan sapi yaitu 9 jam setelah masa estrus baru mulai
berlangsung. Pejantan dan induk betina dimasukkan dalam kandnag perkawinan,
terlebih dulu induk betina diikat membelakangi pejantan untuk merangsang pejantan,
di tempat yang sama pejantan dipegangi agar nafsu kawinnya semakin bertambah
saat nafsu memuncak barulah pejantan dilepaskan. Pada saat ini pejantan akan
berusaha menaiki induk betina pastikan alat penis pejantan masuk sempurna kedalam
alat vagina induk betina sehingga ketika pejantan edjakulasi semen akan terposisi

12
didalam vagina. Apabila perkawinan berhasil maka induk betina akan bunting, induk
yang bunting ditandai dengan tidak mengalami estrus lagi pada betina pada 21 hari
setelah di kawinkan. Ciri induk bunting yaitu :
1. Kandungan menurun ke perut bagian bawah
2. Ambing membesar, kadang-kadang air susu mulai keluar sedikit
3. Alat kelamin vulva membengkak dan berwarna kemerah-merahan
4. Sapi tampak gelisah
5. Nafsu makan berkurang
6. Sering kencing
Pengecekan kehamilan setelah 40 hari perkawinan untuk meyakinkan
adanya kebuntingan pada hari ke 42 setelah kawin dapat dilakukan palpasi rectal
yaitu dengan cara merogo bagian dalam perut atau rahim melalui anus atau rectal
induk betina, jika bunting maka akan terasa adanya bagian tubuh embrio. Ciri-ciri
induk bunting siap melahirkan :
1. Perut terlihat membesar dan menurun
2. Ambing membesar
3. Vulva membengkak. Jika dipegang terasa hangat dan berwarna kemerahan,
sering kencing, serta keluar lender
4. Nafsu makan berkurang
5. Jika ini terjadi, siapkan kandang khusus induk melahirkan dan berikan
makanan protein tinggi.
Catatan penting dalam pembibitan sapi :
1. Pilih pejantan dan induk betina yang berkualitas
2. Siapkan kandang kawin
3. Masukkan induk betina terlebih dahulu, lalu ikat
4. Masukkan pejantan yang terikat tali, sambil dipegangi posisikan pejantan
dibelakang betina agar timbul birahi
5. Saat nafsu memuncak lepaskan pejantan untuk kawin
6. Pastikan penis masuk kedalam vulva. Jika tidak, segera tarik dan ulangi kembali
7. Induk biasanya akan bunting setelah 40 hari perkawinan
8. Cek kehamilan induk dengan palpasi rectal atau dari cirri fisiknya.

13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam penulisan makalah kali ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
penggemukan sapi potong harus memperhatikan beberapa hal penting yang menjadi
penunjang keberhasilan penggemukan sapi yaitu memilih jenis atau bangsa sapi,
menyiapkan kandang dan meperhatikan lingkungan kandang, memilih bakalan sapi
potong yang baik, mengetahui tata laksana penggemukan sapi, pemberian pakan
hijau dan konsentrat, sanitasi dan kesehatan sapi dan mengetahui pembibitan sapi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Pratama, S. R., 2009. Penggemukan Sapi Potong. Penebar Swadaya. Depok.


https://tabloidsinartani.com/detail/indeks/mimbar-penyuluhan/1555-manajemen-
pengelolaan-pakan-sapi

15

Anda mungkin juga menyukai