Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM PRODUKSI DOMBA DAN KAMBING

Perkandangan Domba dan Kambing

Oleh :
Kelas B
Kelompok 3
R. EGI NURSAMSI 200110170017
YASMIN MUTHIA 200110170029
LINDA SRI WAHYUNI 200110170041
MUHAMMAD RAMDHAN H 200110170043
ENDA DWINA NAMBARISA M 200110170128
ANNISA NADLIATUL HAQ 200110170142

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2019
ii

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Panyayang, kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat

menyelesaikan laporan perkandangan domba dan kambing.

Maksud dan tujuan kami sebagai penulis menyusun makalah ini untuk

memenuhi tugas mata kuliah Produksi Domba dan Kambing, dimana kami sudah

berusaha semaksimal mungkin. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada

seluruh anggota kelompok yang turut berkontribusi dalam pengerjaan makalah ini

sehingga makalah dapat terselesaikan dengan baik.

Kami menyadari masih banyaknya kesalahan yang terdapat dalam

makalah ini. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai

pihak untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi guna meningkatkan kinerja untuk

kedepannya.

Sumedang, April 2019

Penyusun.
iii

DAFTAR ISI

Bab Halaman

KATA PENGANTAR ......................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................ iii

I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................. 1
1.3 Maksud dan Tujuan ................................................... 1

II KAJIAN KEPUSTAKAAN
2.1 Definisi Kandang ....................................................... 2
2.2 Persyaratan Kandang ................................................. 3
2.3 Tipe dan Model Kandang .......................................... 5
2.4 Jenis Kandang Ternak ................................................ 6
2.5 Kebersihan Kandang ................................................. 7

III ALAT BAHAN DAN PROSEDUR KERJA


3.1 Alat dan Bahan ........................................................... 9
3.2 Prosedur Kerja ............................................................ 9

IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengamatan ....................................................... 11
4.2 Pembahasan ............................................................... 12

V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................ 17
5.2 Saran .......................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ........................................................... 18


LAMPIRAN ......................................................................... 19
iv
1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kandang merupakan salah satu kebutuhan utama di peternakan. Fungsinya

cukup vital bagi pertumbuhan peternakan termasuk domba dan kambing. Fungsi

utama kandang itu sendiri adalah untuk menjaga agar ternak tidak berkeliaran dan

memudahkan pemantauan serta perawatan ternak. Tanpa sebuah kandang kegiatan

peternakan akan sulit berjalan dengan sempurna karena pengontrolan akan jauh

lebih sulit.

Peternakan domba dan kambing selama pemeliharaannya pasalnya

sebagian besar berada didalam kandang. Pada pemeliharaan secara intensif,

domba bahkan terus menerus berada dalam kandang. Oleh karena itu mengetahui

panjang, lebar, tinggi dari setiap kandang itu perlu untuk mengutamakan

kenyamanan pada ternak domba dan kambing itu sendiri.

1.2 Identifikasi Masalah

(1) Berapa banyak jenis kandang?

(2) Bagaimana cara membedakan setiap jenis kandang?

(3) Apa saja bagian-bagian kandang domba?

1.3 Maksud dan Tujuan

(1) Mengetahui jenis kandang

(2) Mengetahui cara membedakan setiap jenis kandang

(3) Mengetahui bagian-bagian dari kandang kandang


2

II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

2.1 Definisi Kandang

Kandang merupakan tempat tinggal ternak yang berguna sebagai tempat

berlindung dari terik matahari maupun guyuran hujan, tempat makan dan minum,

tempat berkembangbiak serta tempat perlindungan dari pencurian. Kandang dapat

membuat domba nyaman sehingga meningkatkan produktivitas ternak. Kandang

yang baik untuk ternak harus mempunyai syarat tertentu, salah satunya pemilihan

lokasi. Lokasi pembuatan kandang harus diperhatikan untuk menjaga kebersihan

dilingkungan peternakan. Syarat lokasi pendirian kandang yaitu sebaiknya jauh

dari pemukiman penduduk, dekat dengan sumber air, mudahnya akses transportasi

dan komunikasi serta cukup dengan adanya sinar matahari, sejuk dan terhindar

dari terpaan angin kencang. Mengatur tata letak perlengkapan kandang dapat

memaksimalkan efisiensi penggunaan bangunan (Sudarmono,2011).

Kandang panggung memiliki fungsi untuk memudahkan sanitasi dan


penampungan kotoran dikolong kandang. Penempatan domba di dalam kandang

sebaiknya dipisah antara domba jantan dan domba betina. Kandang domba jantan

dapat disekat menjadi beberapa bagian dengan tujuan untuk memudahkan dalam

pengontrolan ketika ternak sakit. Selain itu memisahkan domba sesuai dengan

status fisiologisnya. Kandang dilengkapi dengan tempat pakan yang berbentuk

palungan dibagian depan kandang, dan tempat minum berupa pipa terbuka yang

diletakkan di pinggir kandang sehingga memudahkan dalam pengisian kembali

(Rukmana dan Yudirachman, 2015).


3

Kandang sebagai salah satu faktor lingkungan hidup ternak harus bisa

memberikan jaminan hidup yang sehat dan nyaman, sesuai dengan tuntutan hidup

ternak ruminansia (sapi, kambing dan domba). Jadi bangunan kandang

diupayakan untuk melindungi ternak dari gangguan luar yang merugikan.

Kandang yang baik berfungsi:

1. sebagai tempat beristirahat dan beraktivitas,

2. sebagai pengaman ternak dari hewan lain yang mengganggu,

3. melindungi ternak dari sengatan matahari, basah karena hujan, tiupan

angin yang kencang dan suhu dingin pada malam hari,

4. memudahkan tatalaksana pemeliharaan seperti ; pemberian pakan dan

minum, kontrol kesehatan dan pengobatan ternak sakit,

5. membantu memudahkan pengumpulan dan pembersihan kotoran.

Keberhasilan agribisnis Ruminansia salah satunya ditentukan dengan

mempersiapkan kandang dan peralatan yang memenuhi persyaratan secara teknis.

2.2 Persyaratan Kandang


Konstruksi kandang, sebaiknya memperhatikan persyaratan pembuatan

kandang seperti

a. Kandang harus diatur sedemikian rupa agar semua ternak mendapat sinar

matahari pagi yang kaya dengan ultraviolet yang berfungsi membantu

pembentukan vitamin D sekaligus sebagai desinfektan.

b. Untuk perkandangan sapi perah, maka perlu memperhatikan syarat-syarat

kandang yang sehat. Salah satunya bahwa kandang harus didirikan pada

lokasi yang lebih inggi dari lingkungan sekitar , agar pada waktu musim

hujan kandang tidak becek, lembab dan tidak tergenang air.


4

c. Lantai kandang harus selalu kering dan bersih. Kandang yang selalu lembab

dan basah merupakan media yang baik bagi mikroorganisme dan sewaktu-

waktu dapat menginfeksi tubuh ternak. Pada kandang sapi, untuk menjamin

agar lantai tetap kering usahakan lantai kandang padat dan keras, dibuat

miring. Lantai miring ke arah saluran pembuangan dan tidak licin. Dengan

demikian, kotoran kandang mudah dibersihkan dengan air. Selain itu,

kebersihan kandang selalu terjaga. Kemiringan lantai hendaknya sebesar 50

atau 0,50 dan 20 masing-masing untuk kandang sapi perah laktasi dan dara.

Pada kandang kambing model panggung, lantainya harus rata, datar, tidak

licin,tidak terlalu keras dan tajam, tidak mudah tembus air, papan lantai

dibuat sejajar dengan lebar celahnya 1-1,5 cm.

d. Atap kandang. Pemakaian bahan tidak lepas dari segi ekonomis dan keawetan

dan kenyamanan bagi penghuni kandang. Sudut kemiringan atap sekitar

minimal 300 dengan bagian yang miring meluncur ke bagian belakang. Bahan

yang bisa digunakan sebagai atap kandang antara lain: genteng, seng, asbes,

daun kelapa, daun nipah atau dapat juga dari bahan lain.
e. Bangunan dirancang sedemikian rupa sehingga semua pekerjaan seperti

pemberian pakan dan minum, pembersihan kandang, kontrol kesehatan dapat

dilaksanakan dengan mudah dan efisien.

f. Luas kandang cukup. Luas kandang disesuaikan dengan jenis dan jumlah

ternak yang dipelihara. Ukuran kandang kira-kira (1,25 x2,25) m2 /ekor sapi

dewasa (Ginting dan Sitepu, 1989), (1,25 x 1,5) m2 /ekor kambing jantan,

(1x1,25) m2 /ekor betina dewasa, (3x1,5) m2 /4 ekor kambing dewasa,

(1,25x1,5) m2 /ekor untuk kambing yang sedang bunting atau siap

melahirkan, (1x1,25) m2 /ekor anak kambing umur 2-4 bulan (Sarwono,


5

1993). Ukuran kandang individu untuk penggemukan domba 0,6 - 0,7 m x 1 -

1,2 m.

g. Bahan-bahan kandang tidak mempersulit kerja pembersihan kandang dan

pembasmian parasit.

h. Konstruksi kandang di dataran tinggi dan rendah sebaiknya memperhatikan

temperatur udara yang terjadi di dalam kandang.

2.3 Tipe dan Model Kandang

Ada beberapa tipe kandang sapi, kambing & domba yang terbentuk karena

perbedaan kondisi daerah pemeliharaan, tingkat skala usaha, dan tingkat

pengetahuan peternak. Namun, biasanya peternak membangun kandang

panggung. Kandang panggung merupakan kandang yang konstruksinya dibuat

panggung atau di bawah lantai kandang terdapat kolong untuk menampung

kotoran. Adanya kolong dapat menghindari kebecekan, menghindari kontak dari

tanah yang mungkin tercemar penyakit, dan memungkinkan ventilasi kandang

yanglebih bagus. Lantai kandang ditinggikan antara 0,5- 2m. Dengan bahan yang
sama, kandang dengan panggung yang pendek akan lebih kokoh dibandingkan

dengan kandang berpanggung tinggi.

Perlengkapan yang penting dalam kandang adalah bak atau tempat pakan.

Bak pakan dapat dapat ditempelkan pada dinding. Ketinggian bak pakan untuk

kambing dan domba berbeda. Bak pakan untuk kambing dibuat agak tinggi, kira-

kira sebahunya karena kebiasaan kambing makan daun-daun perdu . Untuk

domba, dasar bak pakan horizontal dengan lantai kandang karena kebiasaan

domba yang merumput.


6

Lantai kandang dibuat dari kayu papan atau belahan bamboo yang disusun

berjarak 2-3 cm. Dengan jarak tersebut, diharapkan kotaran dan air kencing

mudah jatuh ke kolong kandang. Dasar kolong kandang sebaiknya digali dengan

kedalaman sekitar 20 cm di bagian pinggirnya dan 30-53 cm pada bagian

tengah serta dibuat miring kearah salah satu sisinya.

Kemudian dibuatkan saluran menuju bak penampung. Dengan demikian,

kotoran akan mengalir keluar kolong melalui saluran dan tertampung di bak

penampungan bila terjadi hujan. Kotoran tersebut kemudian dapat diproses untuk

dijadikan pupuk kandang.

2.4 Jenis Kandang Ternak

Jenis kandang harus dirancang sebelum bertenak sapi, kambing, dan

domba. Kandang yang akan dibuat juga harus disesuaikan dengan tujuan dan jenis

ternak yang dipelihara.

a. Kandang Koloni

Kandang koloni merupakan kandang yang tidak memiliki penyekat,


kalaupun disekat, ukuran kandang relatif luas. Untuk memelihara beberapa

kambing dan domba sekaligus. Kandang ini cocok untuk membesarkan domba

bakalan atau memelihara betina dewasa calon induk (betina yang tidak bunting

atau menyusui). Luas kandang disesuaikan dengan umur bakalan dan jumlah

ternak yang dipelihara.

(1) Untuk 10 ekor bakalan umur 3-7 bulan, diperlukan luas lantai 5 m2 karena

kebutuhan luasan lantai rata-rata 0,5 m2/ekor

(2) Untuk 10 ekor bakalan umur 7-10 bulan, diperlukan luas lantai 7,5 m2

kerena kebutuhan luasan lantai rata-rata 0,75 m2/ekor


7

(3) Untuk 10 ekor betina dewasa/calon induk umur >12 bulan, diperlukan

luasan lantai 10 m2 atau rata-rata 1 m2/ekor

b. Kandang Individual

Kandang indivual merupakan kandang yang disekat-sekat sehingga tiap

sekat akan berisi satu ekor ternak kambing dan domba. Misalnya setiap sekat

kandang berukuran 0,75 m x 1,4 m atau 0,7 m x 1,5 m. Pada umumnya, kandang

ini digunakan untuk membesarkan kambing dan domba bakalan dan

menggemukkan kambing dan domba apkir yang kurus. Oleh karena kandang

berukuran sempit, gerakan ternak relaif akan lebih sedikit. Dengan demikian,

perkembangan ternak menjadi lebih cepat kerana energinya tidak banyak

terbuang.

c. Kandang beranak dan menyusui

Kandang beranak dan menyusui merupakan kandang yang dikhususkan

untuk induk yang baru saja melahirkan lalu menyusui anaknya. Masing-masing

induk yang mempunyai anak sebelum umur satu bulan sebaiknya tidak dicampur

dengan induk yang beranak lainnya.


Kandang ini paling tidak berukuran (1,5-2 x 1) m2. Untuk induk yang

mempunyai anak berumur lebih dari satu bulan, sebenarnya sudah dapat digabung

dengan 2-4 ekor induk dalam satu kandang koloni. Misalnya, 4(empat) ekor induk

dengan 6(enam )ekor cempe memerlukan luasan lantai kandang 7-8,5 m.

2.5 Kebersihan Kandang

Kebersihan kandang sangat erat kaitannya dengan kesehatan dan

produktivitas ternak. Sebelum diisi dengan kambing dan domba, sebaiknya


8

kandang disucihamakan dengan desinfektan, yaitu dengan 5% koresen yang

dilarutkan delam 10L air atau perafin cair yang disiram atau disemprotan.

Setelah itu, dapat dilanjutkan dengan penyemprotan di sekitar kandang

dengan desifetan cair. Pembersihan kandang selanjutnya dilakukan dengan

secara rutin, terutama pembersihan kotoran di lantai dan kolong kandang.

Kotoran yang menumpuk akan memudahkan kuman penyakit, perasit, dan jamur

berkembang biak. Kayu yang kotor dan basah akan mudah lapuk, sehingga

berbahaya bagi ternak bila terperosok.


9

III

ALAT BAHAN DAN PROSEDUR KERJA

3.1 Alat dan Bahan

(1) Meteran berfungsi sebagai alat mengukur tiap-tiap bagian dari kandang

(2) Kandang berfungsi sebagai objek pengamatan

3.2 Prosedur Kerja

Adapun cara kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

(1) Mengamati bentuk kandang koloni, kandang individu, dan kandang

melahirkan.

(2) Mengukur tiap-tiap bagian (panjang, lebar, tinggi) dari interior kandang

meliputi wadah pakan, kandang koloni, kandang individu, kandang jepit

dan bangunan dari keseluruhan luas kendang kendang.

(3) Mengukur bangunan tampak dari luar dimulai dari tinggi kolong, panjang

bangunan, lebar bangunan dll.


(4) Mengukur komponen bangunan lainnya seperti ukuran pintu, tebal tembol,

celah kendang, dll.

(5) Mencatat seluruh hasil pengukuran kandang.


10

IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Tabel 1. Kandang Keseluruhan
Panjang Lebar Tinggi
Bangunan
(cm) (cm) (cm)

Mess 80 60 280

Kandang 80 1320 585

Kantor 292 392 -

Tabel 2. Kandang Koloni, Individu, dan Jepit


Panjang Lebar Tinggi
Kandang
(cm) (cm) (cm)

Koloni 187 116 35

Individu 91 60 92

Jepit 292 352 -


11

Tabel 3. Tempat Pakan


Panjang Lebar Tinggi
Kandang
(cm) (cm) (cm)

Koloni 183 415 47

Individu 22 17 26

Tabel 4. Data Pengukuran Komponen Lainnya


No Komponen Keterangan
1 Tebal Tembok 15 cm
2 Celah Kandang 2,5 cm
3 Aley 150 cm
P = 190 cm
4 Pintu Kandang
L= 21 cm
P = 57 cm
6 Celah Depam
L= 22 cm
P = 150 cm
4 Pintu Bangunan
L= 281 cm
8 Bahan Material Kandang Kayu dan baja ringan
P = 90 cm
9 Ventilasi Dalam
L= 4 cm
12

4.1.1 Pembahasan

(1) Jenis Kandang

Kandang memiliki fungsi sebagai tempat istirahat yang nyaman

bagi ternak, maka banngunan kandang perlu direncanakan sedemikian

rupa sehingga mampu memenuhi fungsi yang diharapkan.

Jenis kandang untuk ternak domba maupun kambing umum dapat

dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

a. Kandang koloni/ kelompok

Merupakan jenis kandang untuk memelihara ternak kambing

secara kelompok atau koloni. Ukuran kandang koloni / kelompok

relatif luas, tidak ada sekat antar ternak. Luas kandang disesuaikan

dengan umur dan jumlah kambing yang dipelihara.

Umur 3 – 7 bulan, luas kandang rata-rata 0,5 m² / ekor

Umur 7 – 12 bulan, luas kandang rata-rata 0,75 m² / ekor

Umur >12 bulan, luas kandang rata-rata 1 – 1,5 m² / ekor

b. Kandang Individu/ Baterai


Merupakan jenis kandang yang disekat-sekat, cukup untuk 1 ekor

saja, gerak kambing/ domba dibatasi, sehingga perkembangan ternak

lebih cepat. Pada umumnya, kandang ini digunakan untuk

membesarkan kambing dan domba bakalan dan menggemukkan

kambing dan domba afkir yang kurus.

c. Kandang Induk / Utama

Merupakan tempat bagi induk ternak kambing untuk beristirahat,

makan, tidur dan membuang kotoran. Ukuran kandang induk/utama,

per ekor ternak kambing adalah 1 x 1 meter.


13

d. Kandang Beranak

Merupakan kandang untuk induk yang baru melahirkan dan

menyusui anaknya. Induk yang baru beranak dan sedang menyusui

penting dipisahkan dari ternak yang lain untuk menghidari anak

terinjak oleh ternak lain.

e. Kandang Pejantan

Merupakan jenis kandang yang khusus digunakan untuk seekor

jantan pemacek. Kandang untuk pejantan sebaiknya cukup luas,

memperoleh sinar matahari pagi dan udara segar serta bersih. Selain

itu diusahakan agar kandang pejantan terpisah dari kandang lainnya,

tetapi tidak terlalu jauh dengan kandang kambing betina.

Hal ini dimaksudkan agar tidak gaduh dan terjadi perkelahian.

Dianjurkan kandang pejantan dibuat bersekat-sekat. Luas kandang

yang diperlukan untuk seekor kambing pejantan pemacek adalah 1 x

1,5 m.

f. Kandang Kawin
Merupakan kandang yang khusus digunakan untuk proses

perkawinan ternak kambing. Kandang tersebut sebaiknya cukup luas

dengan ukuran minimal 4 x 6 m atau digunakan untuk kapasitas

tampung 4 ekor : 1 ekor pejantan dengan 3 ekor betina.

Kandang ini digunakan untuk menampung ternak kambing betina

yang diduga sedang berada dalam masa birahi untuk dikawinkan.

Umumnya pada perkawinan alamiah, betina tersebut akan

ditempatkan bersama pejantan selama satu kali periode berahi/estrus.


14

(2) Cara Membedakan Jenis Kandang

Membedakan jenis kandang dapat diamati secara langsung dimana

a) kandang koloni memiliki ukuran luas yang didalamnya dapat diisi

oleh 10 ekor atau lebih tergantung dari luas kandangnya sendiri,

b) Kandang individu merupakan kandang yang memiliki luas yang

hanya cukup untuk satu ekor domba atau kambing saja,

c) Kandang induk umumnya sama dengan kandang individu, dimana

kandang tersebut hanya berisikan 1 maupun 2 ekor indukan saja

d) Kandang pejantan hamper mirip dengan kandang induk namun

berisikan ayam pejantan

e) Kandang kawin, merupakan kandang koloni dimana dalam

kandang tersebut berisikan 3 ekor betina dan 1 ekor jantan yang

siap dikawinkan

(3) Bagian Bagian Kandang

a. Bak Pakan

Bak pakan sangat penting dalam suata kandang, berfungsi untuk


menempatkan pakan agar pakan tidak tercecer dan sediakan ember

untuk air minum.

b. Lantai

Lantai dan dinding kandang domba bisa dibuat dari kayu ataupun

bambu. Kandang panggung ini mempunyai kolong yang berfungsi

untuk tempat penampungan feses dan urin. Kolong dibuat dengan

agak miring agar mudah untuk dibersihkan. Ukuran tinggi kolong

kandang yang dianjurkan adalah 50 cm – 70 cm dari permukaan tanah

rata (Budiharto, Bambang dan Ernawati, 2007).


15

Menurut Sudarmono dan Sugeng (2009), fungsi lantai ialah tempat

untuk berdirinya ternak dan pelepas lelah untuk berbaring. Persyaratan

lantai kandang antara lain harus rata, tidak licin, tak terlalu keras atau

tajam, tahan lama dan murah. Lantai kandang peternakan Pak Ada dan

Pak Kiki menggunakan bambu, yang berarti telah sesuai dengan syarat

lantai kandang menurut Sudarmono dan Sugeng. Hanya saja, diduga

saat pembuatan lantai kandang Pak Kiki tidak seragam dalam

menentukan jarak antar bilah pada kandang yang dimilikinya. Hal ini

tampak dari jarak antar bilah bambu untuk lantai kandang anak domba

terlalu longgar.

c. Vertilisasi dan Cahaya Matahari

Pembangunan kandang harus diperhatikan agar ternak

mendapatkan cukup sinar matahari secara langsung pada pagi hari dan

agar ternak tidak terkena terik panas matahari pada siang hari. Hal ini

sesuai dengan pernyataan bahwa untuk mendapatkan sinar matahari

pagi secara langsung dan untuk menghindari teriknya matahari di


waktu siang, posisi kandang dibuat menghadap ke arah timur yang

membujur atau memanjang dari arah timur ke arah barat (Budiharto,

Bambang dan Ernawati, 2007).

Fluktuasi iklim di sekitar kandang merupakan salah satu faktor

yang memengaruhi efektivitas sistem ventilasi alami. Fluktuasi iklim

juga dapat menyebabkan cekaman panas saat siang hari dan cekaman

dingin, mulai sore sampai menjelang pagi hari. Metode pengendalian

iklim yang mengandalkan proses fisik di lingkungan luar, identik

dengan metode pengendalian pasif. Metode pengendalian pasif tidak


16

selalu dapat mengubah iklim yang diharapkan sepanjang hari,

dikarenakan adanya keterbatasan sifat-sifat material konstruksi

kandang, terutama sifat termofisika material (Soegijanto, 1999).

d. Kandang Panggung dan Atap Monitor

Kandang panggung dicirikan dengan adanya tiang penyangga

kandang sehingga lantai kandang terletak diatas tanah (sekitar 0,5 –

1m) dan berbentuk seperti panggung. Bahan lantai biasanya terbuat

dari bilah bambu, kayu, atau papan. Sedangkan Atap monitor adalah

atap dengan sistem dua ventilasi yang terdapat di samping kiri dan

kanan atap. Dari hasil pengamatan kandang yang diamati cukup baik

menggunakan sistem atap monitor agar keadaan udara berada dalam

sirkulasi yang sehat untuk kesehatan domba.

Menurut Cahyono (1998), klasifikasi kandang berdasarkan tipe

atap ditujukan untuk pola sirkulasi udara di dalam kandang,

sedangkan klasifikasi kandang berdasarkan tipe lantai ditujukan untuk

efektivitas sanitasi dan higienitas kandang.


17

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

(1) Jenis kandang ternak dibedakan menjadi tiga jenis yaitu kandang koloni,

kandang individu, dan kandang beranak menyusui.

(2) Cara membedakan jenis kandang bisa dilihat secara fisik dan dari

banyaknya ternak yang ada di kandang.

(3) Pengukuran kandang berfungsi dalam menyediaan kondisi kandang yang

sesuai dengan kebutuhan ternak. Mulai dari kebutuhan untuk beristirahat

maupun untuk makan ternak.

5.2 Saran

Untuk kelancaran dan kenyamanan dalam praktikum, kami menyarankan

untuk diberikan alat alat yang sesuai dalam pengukuran kandang.


18

DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2013. Kandang Ternak Kambing dan Domba.


https://www.peternakankita.com/kandang-ternak-kambing-dan-domba/.
Diakses pada tanggal 07 April 2019.

Balai Informasi Pertanian. 1989. Cara Pemeliharaan Domba. Departemen


Pertanian.

Budiharto, Bambang dan Ernawati. 2007. Kandang Panggung Ternak


Kambing/Domba. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian : Jawa Tengah

Cahyono, Bambang. 1998. Beternak Domba dan Kambing. Kanisius : Yogyakarta

Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga


Kependidikan. 2017. Agribisnis Ternak Ruminansia. Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan . Jakarta.

Rukmana, Rahmat dan Herdi Yudirachman. 2015. Untung Selangit Dari


Agribisnis. Yogyakarta: Lily Publisher.

Soegijanto. 1999. Bangunan di Indonesia Dengan Iklim Tropis lembab Ditinjau


DariAspek Fisika Bangunan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Jakarta

Sudarmono, A.S dan Sugeng, B.Y. 2011. Beternak Domba. Jakarta: Penebar
Swadaya.

Sudarmono, A., & Sugeng, B. 2011. Beternak Domba. Jakarta: Penebar Swadaya.
19

LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel Distribusi Pengerjaan


Nama NPM Distribusi
R Egi Nursamsi 20011017017 Bab III (Alat bahan dan
prosedur kerja) dan Bab
IV Hasil Pengamatan
Yasmin Muthia 20011017029 Bab IV Pembahasan
Linda Sri Wahyuni 20011017041 Bab II Tinjauan Pustaka
M Ramdan H 200110170043 Editing dan Print
Enda Dwina 200110170128 Cover, Kata Pengantar,
Daftar Isi, dan Bab I
Pendahuluan
Annisa Nadhliatul H 200110170142 Bab V Penutup, Daftar
Pustaka, lampiran dan
editing.

Anda mungkin juga menyukai