KOMUNIKASI
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata
latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini
maksudnya adalah sama makna. Komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia, dan
yang dinyatakannya itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan bahasa sebagai penyalurnya. Dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal
harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal
karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu,
tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan,
melakukan suatu perbuatan atau kegiatan (Effendi, Onong Uchjana, 1995: 9).
Sementara untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan
secara efektif, para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan
oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in
Society. Paradigma Laswell menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur yakni:
Komunikator, Pesan, Media, Komunikan, dan Efek. Jadi, menurut Lasswell dalam Effendy,
Onong Uchjana(1995: 10) bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.
Dengan demikian komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai
suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan. Jika tidak
terjadi kesamaan makna antara komunikator dan komunikan, dengan kata lain jika
komunikan tidak mengerti pesan yang tidak diterimanya, maka komunikasi tidak terjadi.
Dalam rumusan lain, situasi tidak komunikatif. Menurut Fisher dalam Arifin, Anwar(1995:
20), menyatakan bahwa tidak ada persoalan sosial dari waktu yang tidak melibatkan
komunikasi.
Secara sederhana proses komunikasi oleh Schramm (1977) diartikan sebagai proses
penggunaan pesan oleh dua orang atau lebih, dimana semua pihak saling berganti peran
sebagai pengirim dan penerima pesan, sampai ada saling pemahaman atas pesan yang
disampaikan oleh semua pihak.Oleh karena itu, model komunikasi tidak lagi bersifat garis-
lurus (linier), tetapi bersifat memusat (convergence), seperti yang dapat kita bandingkan pada
gambar dibawah ini:
Tentang moel komunikasi memusat, Koncald (1979) menjelaskan adanya komponen
dasar dari model komunikasi tersebut yang menekankan pada adanya tiga unsur pokok, yaitu
realita fisik, realita psikologis, dan realita sosial yang akan dihadapi oleh semua pihak yang
berkomunikasi.
REALITAS REALITAS FISIK REALITAS
PSIKOLOGIS (a) PSIKOLOGIS (b)
Pemahaman
TINDAKAN KOLEKTIF
Kepercayaan - pengertian
PENGERTIAN
BERSAMA
REALITAS SOSIAL
(adan b)
Komponen Dasar Dari Model Komunikasi Memusat
Sejalan dengan pemahaman tentang “komunikasi memusat” Soemardjo (1999)
mengemukakan bahwa dari hasil penelitiannya terbukti memberikan pengaruh signifikan
terhadap mutu penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh untuk memandirikan petani.
Dengan kata lain, proses penyuluhan partisipatip yang dibarengi dengan proses komunikasi
memusat tersebut merupakan metoda yang layak dikembangkan.
Terkait dengan proses komunikasi memusat dalam kegiatan penyuluhan tersebut,
dapat ditarik pokok-pokok pemahaman sebagai berikut:
1) Proses komunikasi di dalam penyuluhan, harus merupakan proses komunikasi timbal-balik,
dan bukannya komunikasi searah yang sering dilakukan di dalam proses penerangan yang
dilakukan melalui media-masa.
2) Kedudukan penyuluh adalah sejajar dengan kliennya dan stakeholder yang lain. Artinya,
setiap penyuluh harus menghargai dan mau mendengarkan respon yang diberi-kan oleh
masyarakat yang menjadi kliennya, dalam proses belajar bersama.
3) Respon yang diberikan oleh klien, tidak harus sesuai dengan yang diharapkan oleh
penyuluhnya. Yang penting, selama komunikasi harus terjadi interaksi yang saling
menghargai pendapat pihak yang lainnya, sebagai masuk-an yang perlu dipikirkan sebagai
rangsangan terjadinya proses belajar.Dengan demikian, semua pihak benar-benar mengalami
proses belajar bersama.
Di dalam kegiatan penyuluhan pertanian proses komunikasi antara penyuluh dan
sasarannya juga tidak hanya terhenti jika penyuluh telah menyampaiakn inovasi atau jika
sasaran telah menerima pesan tentang inovasi yang telah disampaikan penyuluhnya, tetapi
sering kali (dan seharusnya memang begitu) komunikasi baru berhenti jika sasaran telah
memberikan tanggapan seperti yang dikendaki oleh penyuluhnya yaitu berupa penerimaan
dan penerapan inovasi tersebut didalam praktek berusaha tani, baik yang ditunjukan dalam
perubahan pengetahuan, sikap, atau keterampilannya.
TUJUAN KOMUNIKASI
Didalam setiap proses komunikasi, sedikitnya akan terkandung salah satu dari tiga macam
tujuan komunikasi, yaitu:
1) Informatif, memberikan informasi berita,
2) Persuasive, membujuk dan
3) Intertainment, memberikan hiburan
Dalam hubungan ini, komunikasi yang berlangsung selama proses penyuluhan selalu
mengandung ketiga macam tujuan tersebut meskipun dengan kadar yang tidak selalu sama.
Hal ini disebabkan karena tujuan utama penyuluhan adalah mendidik. Artinya,
mempengaruhi orang lain agar mau menerima/melaksanakan informasi yang disampaikannya
dengan senang hati. Meskipun demikian bobot “hiburan” harus dijaga untuk tidak selalu
dominan, agar informasi yang diberikan dapat disampaikan dengan porsi yang lebih besar
sehingga memungkinkan sasarannya memperolehnya cukup lengkap dan jelas.
KEJELASAN KOMUNIKASI
Agar penyuluhan dapat berlangsung sebagaimana yang diharapkan, perlu perhatian
terhadap: "kejelasan komunikasi" yang sangat tergantung kepada keempat unsur komuni-
kasinya, yaitu:
1) Unsur penyuluh dan sasarannya, yang merupakan unsur-unsur utama yang menentukan
keberhasilan komunikasi. Di dalam kegiatan penyuluhan, sering muncul gangguan
komunikasi yang disebabkan oleh:
b. Kekurang trampilan penyuluh/sasaran untuk berkomunikasi,
c. Kesenjangan tingkat pengetahuan penyuluh dan sasaran,
d. Sikap yang kurang saling menerima dengan baik, dan
e. Perbedaan latar belakang sosial budaya yang dimiliki oleh penyuluh dengan sasarannya.
Karena itu, penyuluh sangat dituntut untuk selalu berusaha:
a. Meningkatkan ketrampilannya berkomunikasi,
b. Menyampaikan pesan dengan cara/bahasa yang mudah dipahami,
c. Bersikap baik (meskipun sadar tidak disukai),
d. Memahami, mengikuti, atau setidak-tidaknya tidak menyinggung nilai-nilai sosial budaya
sasaran (meskipun dia sendiri benar-benar tidak menyukainya).
2) Unsur pesan
Persyaratan utama agar pesan dapat diterima dengan jelas oleh sasaran, haruslah diupayakan
agar pesan tersebut berisi hal-hal yang nudah dipahami oleh sasaran, antara lain:
a. Mengacu kepada kebutuhan masyarakat, dan disampaikan pada saat sedang dan atau segera
akan dibutuhkan.
b. Disampaikan dalam bahasa yang mudah dipahami
c. Tidak memerlukan korbanan yang memberatkan
d. Memberikan harapan peluang keberhasilan yang tinggi, dengan tingkat manfaat yang
merangsang.
e. Dapat diterapkan sesuai dengan kondisi (pengetahuan, ketrampilan, sumberdaya yang
dimiliki/dapat diusahakan) masyarakatnya.
3) Unsur media/saluran komunikasi
Agar pesan dapat diterima dengan jelas, maka saluran yang digunakaan harus terbebas
dari gangguan. Baik gangguan teknis (jika menggunakaan media masa), ataupun gangguan
sosial budaya dan psikologis (jika menggunakan media antar pribadi).
Di lain pihak, pilihan media yang akan digunakan, perlu disesuaikan dengan selera
masyarakat setempat, dengan senantiasa mempertimbangkan kemampuan sumberdaya (dana,
ketrampilan, dan peralatan yang tersedia).
Tentang hal ini, harus dipahami bahwa mediamasa (elektonik) yang modern, canggih
dan mahal tidak selalu lebih efektif dibanding media interpersonal dan media tradisional.
PENGOLAHAN PESAN
Pesan dalam penyuluhan pertanian adalah semua informasi yang bertujuan untuk
membantu petani dalam memperbaiki metode dan teknik pertaniannya, guna meningkatkan
efisiensi produksi dan pendapatan mereka, memperbaiki meningkatkan tingkat kehidupan dan
meningkatkan tingkat pendidikan dan social masyarakat desa pada umumnya. “Ada beberapa
factor pesan yang mempengaruhi sebuah komunikasi yang efektif, meliputi kode pesan, isi
pesan, dan perlakuan terhadap pesan” (Yuhana, dkk. 2008).
“Kode pesan adalah setiap kelompok symbol yang berstruktur dan bermakna bagi
sejumlah orang. Contohnya adalah bahasa” (Yuhana dkk. 2008). Symbol ini dipertukarkan
dalam penyuluhan. Tidak adanya kesamaan makna pengunaan simbol dalam penyuluhan
akan menimbulkan masalah yang berakhir pada tidak efektifnya komunikasi. Sebagai
penyuluh yang memiliki peran sebagai pemberi informasi dalam bentuk symbol-simbol,
sebaiknya menggunakan symbol-simbol yang memiliki makna yang sama dengan subjek
penyuluhan. Pengetahuan akan symbol-simbol yang sering digunakan oleh petani akan sangat
membantu penyuluh dalam menyampaikan pesan penyuluhan. Dengan kata lain penyuluhan
dengan menggunakan bahasa yang dapat dimengerti petani akan sangat membantu petani
dapam menangkap pesan penyuluhan. Cara yang lain adalah dengan menggunakan sumber
daya local untuk menjelaskan suatu hal atau dengan menggunakan ilustrasi yang mudah
dipahami petani.
Isi pesan adalah bahan yang telah dipilih oleh penyuluh untuk mengekspresikan
tujuan penyuluhan. Isi pesan berupa informasi tentang penyuluhan. Dalam penyuluhan, pesan
yang cenderung mereka terima dalam penyuluhan adalah pesan yang berdasarkan kebutuhan
mereka. Menurut Soekartawi (1988) isi pesan dalam komunikasi pertanian dapat berupa
informasi tentang:
1. Bagaimana meningkatkan produksi pertanian
2. Bagaimana memlihara lahan agar lahan terhindar dari erosi dan tetap subur
3. Bagaimana perlakuan pascapanen yang baik
4. Bagaimana adopsi teknologi yang baru harus dilakukan
5. Bagaimana melaksanakan kerjasama kelompok
6. Bagaimana meningkatkan pendapatan rumah tangga petani
7. Bagaimana berpartisipasi dalam kegiatan pedesaan, dan sebagainya.
Hal-hal tersebut di atas adalah isi pesan yang lazimnya disampaikan oleh seorang
penyuluh. Dengan mengadakan pertukaran pesan yang meliputi informasi seperti yang
disebutkan di atas, dapat meningkatkan kesejahteraan petani dengan memahami kebutuhan
mereka yang sebenarnya yang dapat meningkatkan motivasi mereka untuk menerima apa
yang diajarkan oleh penyuluh.
Perlakuan terhadap pesan adalah keputusan yang diambil oleh penyuluh dalam
memilih dan menyusun kode dan isi pesan. Soekartiwi (1988) menyatakan hal perlu diingat
dalam komunikasi adalah bahwa keberhasilan suatu komunikasi akan terjadi kalau ada
pertisipasi antara kedua belah pihak, komunikator dan komunikan. Komunikator harus
meningkatkan kemampuan dalam memberlakukan pesan se-kreatif mungkin tanpa
menghilangkan atau mengurangi makna yang dimaksud agar pesan yang disampaikan dapat
diterima oleh komunikan dan memiliki makna yang sama dengan yang dimaksud oleh
komunikator sehingga subjek penyuluhan menerapkannya dalam kehidupannya.
DAFTAR PUSTAKA
Machmud SM. 2006. Penyuluhan Pertanian: Bahan Ajar Kuliah Ilmu penyuluhan. IPB.
Mardikanto, Totok. 1992. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta: Sebelas Maret University
Press.
Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Universitas Indonesia: UI Press.
Tubs,Steward L dan Sylvia Moss. 1996. Human communication. Prinsip-Prinsip
Dasar. Terjemahan oleh Dedy Mulyana dan Gembirasari. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Turindra, Azis. 2011. Proses Komunikasi Dalam Penyuluhan. file:///D:/proses-komunikasi-dalam-
penyuluhan.html
Yogasuria, Ermina. 2010. Komunikasi Dalam Penyuluhan Pertanian.file:///D:/komunikasii%20dlm
%20penyuluhan%20pert.htm
Yuhana Ida, dkk. 2008. Dasar-Dasar Komunikasi: Bahan kuliah. IPB.