Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Saat ini di zaman ketika uang dipuja-puja sebagai Tuhan, banyak pemimpin yang
terlahir dari proses instan. Masyarakat seakan terhipnotis dengan janji-janji dan ada pula
yang menggunakan money politik pada saat pemilihan umum. Kesejahteraan masyarakat
yang menjadi cita-cita utama perubahan hanya menjadi simbol jualan pasar menuju
kekuasaan.
Bangsa Indonesia tengah mengalami krisis kepemimpinan nasional, yakni
pemimpin memiliki ketegasan, berani dan diinginkan rakyat.  Pemimpin nasional saat ini
sering absen dalam peristiwa-peristiwa yang sebenarnya penting untuk bersama rakyatnya,
seperti halnya kasus kekerasan yang terjadi belakangan ini.  Pemimpin negeri ini tidak
pernah hadir dalam persoalan-persoalan yang dialami rakyat. Ini bisa dikatakan krisis
kepemimpinan.
Indonesia butuh seorang pemimpin yang dapat mengelola diri, kelompok &
lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik dan
sulit, serta dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah
dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas
mengenai kriteria pemimpin Indonesia di masa depan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana makna Kepemimpinan?
2.      Bagaimana kondisi kepemimpinan di Indonesia?
3.      Bagaimana Kriteria Pemimpin masa depan?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui makna kepemimpinan.
2.      Mengetahui kondisi kepemimpinan di Indonesia
3.      Mengetahui kriteria pemimpin masa depan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Makna Kepemimpinan
Istilah kepemimpinan berasal dari kata “pimpin’ yang artinya bimbing atau
tuntun. Kemudian berkembang menjadi kata “memimpin” yang artinya memimpin atau
menuntun, serta kata “pemimpin” yang artinya orang yang berfungsi memimpin, atau
orang yang membimbing atau menuntun.
Adapun istilah “pemimpin” berasal dari kata asing leader dan “kepemimpinan dari kata
leadership. Menurut Pamudji (1986:6), kepemimpinan berbeda dengan manajemen,
perbedaan tersebut antara lain:
1.      Kepemimpinan itu nuansanya mengarah kepada kemampuan individu, yaotu kemampuan
dari seseorang pemimpin, sedangkan manajemen mengarah kepada sistem dan mekanisme
kerja.
2.      Kepemimpinan merupakan kualitas hubungan atau interaksi antara si pemimpin dan
pengikut dalam situasi tertentu, sedangkan manajemen merupakan fungsi status atau
wewenang; jadi kepemimpinan menekankan kepada pengaruh terhadap pengikut
sedangkan manajemen menekankan pada wewenang yang ada.
3.      Kepemimpinan menggantungakn diri pada sumber-sumber yang ada dalam dirinya
(kemampuan dan kesanggupan) untuk mencapai tujuan, sedangkan manajemen
mempunyai kesempatan untuk mengerahkan dana dan daya yang ada di dalam organisasi
untuk mencapai tujuan secara efisien dan efektif.
4.      Kepemimpinan lebih bersifat hubungan personal yang berpusat pada diri si pemimpin,
pengikut dan situasi, sedangkan manajemen bersifat interpersonal dengan masukan (input)
logika, rasio, dana, analistis, dan kuantitatif.

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi


orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses
mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk
mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Ada beberapa pendapat tentang kepemimpinan, seperti:
1.      Kepemimpinan sebagai titik pusat perubahan, kegiatan, dan proses dari kelompok
(Cooley)

2
2.      Kepemimpinan adalah suatu kepribadian yang mempunyai pengaruh (Bingham).
3.      Kepemimpinan adalah seni untuk menciptakan kesesuaian faham atau keseiaan,
kesepakatan (Munson).
4.      Kepemimpinan adalah pelaksanaan pengaruh (Nash).
5.      Kepemimpinan adalah tindakan atau perilaku (Hemphill).
6.      Kepemimpinan adalah suatu bentuk persuasi (Schenk).
7.      Kepemimpinan adalah suatu hubungan kekuatan/kekuasaan (Janda).
8.      Kepemimpinan adalah sarana pencapaian tujuan (Cowley)
9.      Kepemimpinan adalah suatu hasil dari interaksi (Bogardus)
10.  Kepemimpinan adalah peranan yang dipilahkan (Gibb)
11.  Kepemimpinan sebagai inisiasi (permulaan) dari struktur (Smith)

Variabel-variabel Kepemimpinan:
1.      Situasi dan kondisi
Situasi dan kondisi yang melingkupi kepemimpinan akan mempengaruhi keberhasilan
seorang pemimpin. Bahkan situasi dan kondisi ini dapat membentuk seseorang untuk
menjadi pemimpin.
2.       Pengikut
Prmgikut perlu diperhatikan oleh seorang pemimpin, karena mereka dapat mempengaruhi
keberhasilan kepemimpinannya. Seorang pemimpin harus mengetahui dan memahami
perihal keadaan yang dipimpin. Para pengikut mengikuti pemimpin karena beberapa hal:
a.       Adanya rasa patuh dan taat karena naluri dan nafsu
b.      Adanya rasa patuh dan taat karena tradisi dan adat
c.       Adanya rasa patuh dan taat karena agama dan budi nurani
d.      Adanya rasa patuh dan taat karena akal dan rasio
e.       Adanya rasa patuh dan taat karena peraturan hukum
3.      Pribadi pemimpin
Pribadi pemimpin dipandang mempunyai posisi yang strategis dalam suatu kelompok dan
bahkan suatu bangsa. Kesuksesan yang dicapai oleh suatu kelompok atau suatu bangsa
merupakan buah karya si pemimpin dan sekaligus petunjuk keberhasilan
kepemimpinannya.
Pemimpin jika dialihbahasakan ke bahasa Inggris menjadi Leader, yang
mempunyai tugas untuk me-lead anggota disekitarnya. Sedangkan makna Lead adalah :

3
a.       Loyality, seorang pemimpin harus mampu membagnkitkan loyalitas rekan kerjanya
dan memberikan loyalitasnya dalam kebaikan.
b.      Educate, seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya dan
mewariskan tacit knowledge pada rekan-rekannya.
c.       Advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada
d.      Discipline, memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan
kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya.

Tugas Pemimpin, Menurut James A.F Stonen  adalah:


a.       Pemimpin bekerja dengan orang lain : Seorang pemimpin bertanggung jawab
untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau
atasan lain dalam organjsasi sebaik orang diluar organisasi.
b.      Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas):
Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas,
mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin
bertanggung jawab untuk kesuksesan stafhya tanpa kegagalan.
c.       Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas : Proses
kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin hanya dapat menyusun tugas dengan
mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat
mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur
waktu secara efektif, dan menyelesaikan masalah secara efektif.
d.      Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual : Seorang pemimpin harus menjadi
seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah
dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadf lebih jelas
dan kaitannya dengan pekerjaan lai

B.     Kondisi Kepemimpinan di Indonesia


Ada penurunan keteladanan kepemimpinan yang terjadi sekarang. Hal ini cukup
beralasan mengingat permasalahan yang terjadi di bangsa ini seperti korupsi, penggunaan
kekuasaan untuk kepentingan tertentu, kasus kekerasan dan tindak terororisme dan sampai
pada etika anggota dewan yang sangat tidak beralasan menonton video porno saat sidang
berlangsung, hal ini sungguh menampar wajah bangsa. Kejadian seperti ini seperti tidak
kunjung usai untuk segera dituntaskan. Ditambah lagi mulai semakin maraknya aksi-aksi

4
demo menolak kepemimpinan yang terjadi akhir-akhir ini semakin memperkuat indikasi
bahwa ada sesuatu yang tidak diinginkan masyarakat dari sosok seorang pemimpin.
Statement-statment mengenai “krisis kepercayaan” yang mulai berkembang di masyarakat
mulai diangkat dalam diskusi-diskusi yang dilakukan stasiun televisi. Lagi-lagi ini
memperkuat bahwa krisis kepemimpinan mulai menjadi eforia gunung es yang sewaktu-
waktu akan meledak dan akan menimbulkan terulangnya kembali reformasi yang terjadi
beberapa tahun yang lalu.
Selain itu, tantangan terberat bagi seorang pemimpin, menurut Locke adalah
menanamkan visi yang sudah dikembangkan kepada anggota organisasi. Ini merupakan hal
esensial yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin kepada anggota-anggotanya
sehingga segenap anggota dapat mengerti dan memahami visi yang menjadi tujuan
organisasi atau perusahaan yang mereka ikuti. Dengan mengetahui visi maka segenap
tindakan para anggota menuju ke arah tercapainya visi tersebut. Tidak hanya itu, pemimpin
mempunyai kewajiban lain yaitu menghidupkan dan memberi energi pada visi agar dapat
menjadi roh seluruh anggota organisasi.

C.    Kriteria Pemimpin Masa Depan


Pemimpin Sejati
Empat Kriteria Pemimpin Sejati yaitu:
1.      Visioner: Punyai tujuan pasti dan jelas serta tahu kemana akan membawa para
pengikutnya. Tujuan Hidup Anda adalah Poros Hidup Anda. Andy Stanley dalam bukunya
Visioneering, melihat pemimpin yang punya visi dan arah yang jelas, kemungkinan
berhasil/sukses lebih besar daripada mereka yang hanya menjalankan sebuah
kepemimpinan.
2.      Sukses Bersama: Membawa sebanyak mungkin pengikutnya untuk sukses bersamanya.
Pemimpin sejati bukanlah mencari sukses atau keuntungan hanya bag) dirinya sendiri,
namun ia tidak kuatir dan takut serta malah terbuka untuk mendorong orang-orang
yang dipimpin bersama-sama dirinya meraih kesuksesan bersama.
3.      Mau Terus Menerus Belajar dan Diajar (Teachable and Learn continuous): Banyak hal
yang harus dipela ari oleh seorang pemimpin jika ia mau terus survive sebagai pemimpin
dan dihargai oleh para pengikutnya. Punya hati yang mau diajar baik oleh pemimpin lain
ataupun bawahan dan belajar dari pengalaman-diri dan orang-orang lain adalah penting
bagi seorang Pemimpin. Memperlengkapi diri dengan buku-buku bermutu dan

5
bacaan/bahan yang positif juga bergaul akrab dengan para Pemimpin akan mendorong
Skill kepemimpinan akan meningkat.
4.      Mempersiapkan Calon-calon Pemimpin Masa depan: Pemimpin Sejati bukanlah orang
yang hanya menikmati dan melaksanakan kepemimpinannya seorang diri bagi generasi
atau saat dia memimpin saja. Namun, lebih dari itu, dia adalah seorang yang visioner yang
mempersiapkan pemimpin berikutnya untuk regenerasi di masa depan. Pemimpin yang
mempersiapkan pemimpin berikutnya barulah dapat disebut seorang Pemimpin Sejati. Di
bidang apapun dalam berbagai aspek kehidupan ini, seorang Pemimpin sejati pasti
dikatakan Sukses jika ia mampu menelorkan para pemimpin muda lainnya.

Kriteria Pemimpin Indonesia Masa Depan:


1.      Pertama, seorang pemimpin yang hendak dipilih adalah seorang elite politik yang
memiliki tanggung jawab besar, haruslah memiliki pengetahuan yang luas. Unsur ini
sangat penting di masa kini. Mengapa demikian? Agar dapat berubah lebih cepat dalam
persaingan yang ketat dan cepat dimana lingkungan yang sangat tidak pasti untuk ke
depan, pemimpin harus mampu berfungsi sebagai katalis dalam problem solving, toleran
terhadap resiko, berfikir dalam gambaran keseluruhan dengan keahlian teknis yang
menonjol, fokus dalam mengembangkan hal-hal yang tidak terukur.
2.      Kedua, pemimpin harus memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan informasi
dengan baik dan mengkomunikasikannya dengan jelas, singkat, dan persuasif,
keterampilan untuk menganalisis informasi yang kompleks sampai membuat keputusan
yang tepat berdasarkan pendekatan secara logis. Biasanya seorang pemimpin akan mencari
solusi atau jawaban yang terbaik, bukan jawaban yang ingin kebanyakan didengar oleh
bawahan.
3.      Ketiga, seorang pemimpin yang hebat biasanya juga “knowledge worker” yang seringkali
memiliki pengetahuan antardisiplin dan memiliki pengalaman, serta secara bersamaan
menerapkan pengetahuan yang berasal dari beberapa bidang untuk memecahkan masalah.
Mereka seringkali dapat mengkombinasikan pengetahuan yang berbeda-beda, seperti
bisnis dan teknologi. Keempat, adalah seorang pemimpin masa depan juga harus mengerti
visi organisasi yang spesifik dan berperan untuk bisa melihat dan merespon kebutuhan
masyarakat.

6
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi
orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses
mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk
mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Ada penurunan keteladanan kepemimpinan yang terjadi sekarang. Hal ini cukup
beralasan mengingat permasalahan yang terjadi di bangsa ini seperti korupsi, penggunaan
kekuasaan untuk kepentingan tertentu, kasus kekerasan dan tindak terororisme dan sampai
pada etika anggota dewan yang sangat tidak beralasan menonton video porno saat sidang
berlangsung, hal ini sangguh menampar wajah bangsa.
Pemimpin Indonesia masa depan adalah harus: Pertama, pemimpin harus punya
integritas. Bukanya kita selalu selalu mengatakan, paling enak berhubungan dengan orang
yang memiliki integritas. Kedua, pemimpin harus mengakui akan adanya perbedaan dan
keanekaragaman bangsa kita. Dengan demikian, pemimpin masa depan negeri ini mampu
mengelola segala perbedaan budaya, latar belakang suku dan agama, serta kepentingan
seluruh elemen bangsa ini lalu mengubahnya menjadi peluang dan kelebihan. Jadi
pemimpin masa depan adalah pemimpin ang berpikiran terbuka (open minded).

B.     Saran
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa
kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin
diri sendiri. Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan
menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin
memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik,
cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung
kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.

7
DAFTAR PUSTAKA

Clark, Evelyn. 2007. Bagaimana Para Pemimpin Besar Menggunakan Cerita Untuk


Meningkatkan Kesuksesan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Pamudji, S. 1986. Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia. Jakarta: PT. Bina Aksara.

Purwanto, M. Ngalim. 1991. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Robbins, Stephen P. 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga.

Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Suyanto, M. 2005. Smart In Leadership Belajar dari Kesuksesan Pemimpin Top Dunia.


Yogyakarta: Penerbit ANDI Yogyakarta.

--------------. 2006.  Revolusi Organisasi dengan memberdayakan Kecerdasan Spiritual.


Yogyakarta: Penerbit ANDi Yogyakarta.

Thoha, Miftah. 1983. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Rajawali Pers.

http://www.kemalstamboel.com/blog-manajemen/masalah-pemimpin-dan-kepemimpinan-
baru-indonesia.html diakses pada tanggal 3 Desember 2011.

http://politik.kompasiana.com/2011/05/25/kondisi-kepemimpinan-indonesia-dan-tantangan-
ke-depan/ diakses pada tanggal 9 desember 2011.

Anda mungkin juga menyukai