Anda di halaman 1dari 7

Tantangan Kepemimpinanan

Masa Depan

Disusun Oleh Kelompok VII :


1. Reval Rahmat Nurdin_C20120071

2.Mirza Lazzuardi_C20120220

3.Laraschinta Septiani Tandi_C20120242

4. Syarifah Inka Sari_C20120282

5. Silfani_C20120392
A.    Makna Kepemimpinan
Istilah kepemimpinan berasal dari kata “pimpin’ yang artinya bimbing atau tuntun. Kemudian berkembang menjadi kata “memimpin”
yang artinya memimpin atau menuntun, serta kata “pemimpin” yang artinya orang yang berfungsi memimpin, atau orang yang
membimbing atau menuntun.
Adapun istilah “pemimpin” berasal dari kata asing leader dan “kepemimpinan dari kata leadership.
Beberapa ahli berpandapat tentang Pemimpin, beberapa diantaranya :
1.      Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan
bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
2.      Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan,
mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai
tujuan perusahaan.
3.      Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang
terbaik dalam diri para bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang yang religius, dalam artian menerima
kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak ketentuan gaib dan ide
ketuhanan yang berlainan.
4.      Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka
tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.
5.      Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu posisi manajemen atau seseorang yang melakukan
suatu pekerjaan memimpin.
6.      Sedangakn menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing
asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan Pancasila adalah :
a.       Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan
dan ikutan bagi orang – orang yang dipimpinnya.
b.      Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada
orang – orang yang dibimbingnya.
c.       Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang – orang yang diasuhnya berani berjalan di depan
dan sanggup bertanggung jawab.
 
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan
bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk
mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Tugas Pemimpin, Menurut James A.F Stonen  adalah:
a.       Pemimpin bekerja dengan orang lain : Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan
atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organjsasi sebaik orang diluar organisasi.
b. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas):
Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang
terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafhya tanpa kegagalan.
c.       Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas : Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin hanya dapat
menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya
kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif, dan menyelesaikan masalah secara efektif.
d.      Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual : Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan
konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadf
lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lai
e.       Manajer adalah forcing mediator : Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat
menjadi seorang mediator (penengah).
f.       Pemimpin adalah politisi dan diplomat: Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang
diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.
g.      Pemimpin membuat keputusan yang sulit : Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.
* Menurut Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah :
a.       Peran huhungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur,
mentor konsultasi.
b.      Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.
c.       Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan, sumber alokasi, dan negosiator.
* Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan
kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
a.       Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
b.      Fungsi sebagai Top Mnajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing, commanding, controling, dsb.
 
B. Kondisi Kepemimpinan di Indonesia
Ada penurunan keteladanan kepemimpinan yang terjadi sekarang. Hal ini cukup beralasan mengingat permasalahan yang terjadi
di bangsa ini seperti korupsi, penggunaan kekuasaan untuk kepentingan tertentu, kasus kekerasan dan tindak terororisme dan
sampai pada etika anggota dewan yang sangat tidak beralasan menonton video porno saat sidang berlangsung, hal ini sungguh
menampar wajah bangsa. Kejadian seperti ini seperti tidak kunjung usai untuk segera dituntaskan.
Ditambah lagi mulai semakin maraknya aksi-aksi demo menolak kepemimpinan yang terjadi akhir-akhir ini semakin
memperkuat indikasi bahwa ada sesuatu yang tidak diinginkan masyarakat dari sosok seorang pemimpin. Statement-statment
mengenai “krisis kepercayaan” yang mulai berkembang di masyarakat mulai diangkat dalam diskusi-diskusi yang dilakukan
stasiun televisi. Lagi-lagi ini memperkuat bahwa krisis kepemimpinan mulai menjadi eforia gunung es yang sewaktu-waktu
akan meledak dan akan menimbulkan terulangnya kembali reformasi yang terjadi beberapa tahun yang lalu.
Peristiwa ini masih merupakan sekelumit masalah yang sebenarnya masih banyak terjadi di dalam masyarakat dan tentu
dibutuhkan sosok seorang pemimpin yang berani, tegas dan bijaksana untuk menyelesaikannya. masalah yang terjadi dalam
dinamika kepemimpinan kita saat ini. Dimana orang-orang merasa bahwa mereka adalah seorang pemimpin dan mampu
memimpin. Pemimpin-pemimpin “karbit” kerap bermunculan ke panggung politik. Partai tidak lagi menjadi proses pendidikan
untuk menjadi pemimpin, partai hanya dijadikan kendaraan politik semata dengan uang sebagai motor penggeraknya.
Tidak jarang juga kepopuleran menjadi indikator penting sebagai salah satu yang dipaksakan. Permasalahan lain dari
kepemimpinan kita adalah kurang tegas dalam memimpin sehingga masyarakat menjadi bingung dengan pola kepemimpinan
yang berkembang. Ditambah lagi dengan bumbu-bumbu politik pencitraan yang menjadi landasan dalam bertindak. Sehingga
jika permasalahan muncul membutuhkan waktu yang sangat lama untuk segera diantisipasi dan ditanggulangi. Hal-hal lain
yang juga mulai berkembang yaitu paradigma berpikir tentang seorang pemimpin. Kecenderungan yang terjadi dalam pola
kepemimpinan kita adalah menganggap dirinya sebagai “raja” yang harus disembah dan dipuja-puja. Ketika para pemimpin
datang berkunjung maka blokade-blokade jalan dilakukan dengan dalih pengamanan yang bisa dianggap terlalu berlebihan.]
Selain itu, tantangan terberat bagi seorang pemimpin, menurut Locke adalah menanamkan visi yang sudah dikembangkan
kepada anggota organisasi. Ini merupakan hal esensial yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin kepada anggota-
anggotanya sehingga segenap anggota dapat mengerti dan memahami visi yang menjadi tujuan organisasi atau perusahaan yang
mereka ikuti. Dengan mengetahui visi maka segenap tindakan para anggota menuju ke arah tercapainya visi tersebut. Tidak
hanya itu, pemimpin mempunyai kewajiban lain yaitu menghidupkan dan memberi energi pada 
 
C. Kriteria Pemimpin Masa Depan
Menurut Peter. F. Drucker seorang  pemimpin efektif mempunyai paling tidak ciri-ciri utama seperti  berikut, yaitu:

1. Seorang pemimpin harus mempunyai  pengikut,  kemudian dia   bisa  muncul sebagai pemikir besar atau seorang nabi;
2. Seorang pemimpin yang efektif bukanlah orang yang dicintai  atau dikagumi, tetapi adalah orang yang mampu  menggugah
 pengikutnya melakukan hal-hal besar, karena tujuan seorang  pemimpin  adalah bukan  mencapai popularitas melainkan mencapai atau
 menghasilkan sesuatu;
3.  Seorang pemimpin harus melakukan tindakan yang nyata dalam artian memberi keteladanan;
4.  Seorang pemimpin  tidak akan menjadikan kepemimpinannya menjadi sesuatu yang berorientasi pada jabatan, hak istimewa, gelar,
atau pun uang, karena pemimpin dan kepemimpinan adalah tanggung jawab.

Maka dari itu, masih kata peter f. Drucker, seorang  pemim­pin  yang efektif, tanpa memperhatikan kepribadian, gaya,  kemam­puan,
maupun minatnya, seorang pemimpin yang  efektif  mempunyai cara  kerja yang kurang lebih sama, yang  jika dikristalisasikan dapat
dituliskan  seperti berikut:

1.      Seorang  pemimpin  tidak memulai dengan pertanyaan "apa yang saya inginkan?" Tetapi selalu akan  mulai dengan pertanyaan
"apa yang perlu  dikerjakan?";
2.    Berikutnya  seorang  pemimpin akan bertanya "apa yang  dapat  dan harus saya lakukan untuk membuat adanya perbedaan?" Untuk
 menun­jukkan  bahwa pada titik inilah dia mempunyai kemampuan  dan  ke­kuatan yang dapat diandalkan;
3.    Seorang pemimpin akan senantia­sa  bertanya  "apa misi dan sasaran  organisasi?"  Dalam  bingkai pemikiran apa saja yang
menentukan kinerja dan hasil  suatu  or­ganisasi;
4.      Seorang  pemimpin mempunyai  tenggang  rasa  yang tinggi terhadap perbedaan pada setiap orang dan dia tidak mencari orang
yang mirip dengan dirinya semata untuk diajak bekerja sama, atau  dengan kata lain mereka jarang bertanya "apakah  saya  suka atau
 tidak  suka kepada seseorang?",  Tetapi  ketika  menyangkut masalah prestasi,  standar, dan nilai seseorang,  pemimpin  yang efektif
biasanya sangat tidak toleran;
5.      Seorang pemimpin  yang efektif  tidak takut pada kelebihan  yang dimiliki  rekan-rekan sekerja  mereka, bahkan mereka menyukai
kelebihan  tersebut;
6.      Seorang pemimpin yang efektif selalu berhasil bertahan terha­dap godaan dan rayuan untuk mengerjakan hal-hal yang populer  dan
bukannya hal-hal yang tepat, serta biasanya lebih  suka  memilih menyelesaikan pekerjaan yang kecil, sedang-sedang, atau sederha­na,
daripada berusaha menyelesaikan pekerjaan besar yang  sering­kali hanya merupakan angan-angan kosong berbingkai popularitas.
Pemimpin Sejati, Empat Kriteria Pemimpin Sejati yaitu :

1.      Visioner: Punyai tujuan pasti dan jelas serta tahu kemana akan membawa para pengikutnya. Tujuan Hidup Anda adalah Poros
Hidup Anda. Andy Stanley dalam bukunya Visioneering, melihat pemimpin yang punya visi dan arah yang jelas, kemungkinan
berhasil/sukses lebih besar daripada mereka yang hanya menjalankan sebuah kepemimpinan.
2.      Sukses Bersama: Membawa sebanyak mungkin pengikutnya untuk sukses bersamanya.
Pemimpin sejati bukanlah mencari sukses atau keuntungan hanya bag) dirinya sendiri,
namun ia tidak kuatir dan takut serta malah terbuka untuk mendorong orang-orang yang dipimpin bersama-sama dirinya meraih
kesuksesan bersama.
3.      Mau Terus Menerus Belajar dan Diajar (Teachable and Learn continuous): Banyak hal yang harus dipela ari oleh seorang
pemimpin jika ia mau terus survive sebagai pemimpin dan dihargai oleh para pengikutnya. Punya hati yang mau diajar baik oleh
pemimpin lain ataupun bawahan dan belajar dari pengalaman-diri dan orang-orang lain adalah penting bagi seorang Pemimpin.
Memperlengkapi diri dengan buku-buku bermutu dan bacaan/bahan yang positif juga bergaul akrab dengan para Pemimpin akan
mendorong Skill kepemimpinan akan meningkat.
4.      Mempersiapkan Calon-calon Pemimpin Masa depan: Pemimpin Sejati bukanlah orang yang hanya menikmati dan melaksanakan
kepemimpinannya seorang diri bagi generasi atau saat dia memimpin saja. Namun, lebih dari itu, dia adalah seorang yang visioner
yang mempersiapkan pemimpin berikutnya untuk regenerasi di masa depan. Pemimpin yang mempersiapkan pemimpin berikutnya
barulah dapat disebut seorang Pemimpin Sejati. Di bidang apapun dalam berbagai aspek kehidupan ini, seorang Pemimpin sejati pasti
dikatakan Sukses jika ia mampu menelorkan para pemimpin muda lainnya.
 
D. Tantangan para pemimpin di masa depan
Para pemimpin sedang diuji kepemimpinannya di tengah situasi krisis ini. Karena, banyak hal berubah dan perlu diadaptasi. Vistage,
organisasi pelatihan para eksekutif, melakukan survei pada kuartal kedua tahun 2020. Pada survei bertajuk CEO Confidence Index
2020, Vistage menemukan bahwa terdapat empat tantangan utama yang dihadapi para pemimpin selama pandemi berlangsung. Dilansir
dari Inc, berikut merupakan empat tantangan tersebut dan bagaimana pemimpin bisa menghadapinya. :
 
1. Moral
Berusaha mempertahankan bahkan membangun moral di dalam perusahaan menjadi pekerjaan rumah bagi para pemimpin. Pasalnya,
dalam enam bulan terakhir, ketidakpastian terus meningkat dan membuat banyak orang khawatir. Burnout menjadi ancaman nyata bagi
para pemimpin yang akan terus ditantang untuk memotivasi para pekerjanya yang masih berjuang di tengah tekanan untuk
menunjukkan kinerja apik. Pemimpin juga harus memprioritaskan karyawan karena hal itu juga bisa membantu pemimpin terhindar dari
kelelahan dan memperkuat perusahaan untuk terus lanjut di tengah ketidakpastian.
2. Tempat Kerja
Pandemi telah mengubah tempat kerja. Para pemimpin harus putar otak bagaimana bisa mengoperasikan kembali perusahaannya.
Berbagai skenario perlu disiapkan.
Contohnya melakukan desain ulang untuk memastikan protokol kesehatan seperti menjaga jarak fisik antar karyawan bisa dilaksanakan.
Karena, kesehatan dan keamanan menjadi hal yang paling diperhatikan. Bahkan, jika pandemi ini berhasil dikendalikan, pemimpin
harus siap dengan skenario bekerja jarak jauh. Pasalnya, bekerja dari rumah atau di luar kantor akan menjadi kebiasaan pascapandemi.
Nantinya, tinggal bagaimana pemimpin menentukan model seperti apa yang terbaik untuk perusahaan.
3. Pertumbuhan Perusahaan
Banyak perubahan terjadi begitu cepat sehingga adaptasi diperlukan, tantangan lain yang harus dihadapi pun berkaitan dengan
pertumbuhan perusahaan. Dalam menghadapi hal ini, pemimpin dituntut memahami kondisi pasar, mulai dari perubahan kebutuhan,
keinginan, dan perilaku konsumen.
Inovasi dan transformasi menjadi dua hal yang perlu dilakukan. Berdasarkan data Vistage, 48% perusaahaan yang menjadi anggota
mereka telah menciptakan produk dan layanan baru sejak pandemi muncul. Sekitar setengah dari inovasi tersebut diperkirakan bisa
digunakan secara permanen di masa mendatang.
4. Ketidakpastian
Hingga kini belum ada yang bisa memastikan kapan pandemi ini berakhir. Dari sektor kesehatan, vaksin dari COVID-19 ini masih terus
berusaha untuk ditemukan.
Pemimpin harus jeli mengambil keputusan berdasarkan informasi yang berkembang. Mereka perlu mengandalkan insting mereka
dikombinasikan dengan pengalaman, pengetahuan, serta apa yang telah dipelajari, dilihat, dan dipikirkan.
Put yourself in their shoes. Pemimpin harus bisa mempelajari perspektif lain bukan hanya tentang bagaimana dirinya memandang
sesuatu, tetapi juga bagaimana orang lain melihat suatu isu. Itu adalah kunci untuk membuat keputusan terbaik.
Hal lain yang perlu diperhatikan dari pemimpin adalah menjadi lebih sabar. Karena, hasil dari apa yang mereka kerjakan saat ini tidak
bisa langsung dirasakan. Dampaknya akan perlahan selama pemulihan. Yang perlu dilakukan adalah tidak berhenti dan terus maju
 

Anda mungkin juga menyukai