Pengawasan dan pengendalian langsung oleh para Pimpinan terhadap apa yang
dilakukan dan yang tidak dilakukan anggotanya, akan
menempatkan Pimpinan senantiasa dekat dengan anggotanya, sehingga persoalan dan
masalah internal yang dihadapi anggotanya dapat diketahui lebih awal dan membantu
mencarikan solusi yang tepat.
Untuk menjadi pemimpin sejati tidak mudah karena “Kepemimpinan tidak dapat
diciptakan, tetapi harus ditimbulkan”, sehingga untuk menjadi seorang pemimpin
tidak cukup hanya belajar dari buku, mengikuti pendidikan formal dan non formal
karena kepemimpinan merupakan produk dari sifat, perangai, watak dan bakat
seseorang yang telah dimantapkan dalam proses pengaruh timbal balik dengan
lingkungannya.
Pengertian
5
b. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya
di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-
sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian tujuan. (Kartini Kartono,
1994 : 181).
2. Kekuasaan/power : Seorang pemimpin umumnya diikuti oleh orang lain karena dia
memiliki kekuasaan/power yang membuat orang lain menghargai keberadaannya.
3. Wewenang : Wewenang di sini dapat diartikan sebagai hak yang diberikan kepada
pemimpin untuk menetapkan sebuah keputusan dalam melaksanakan suatu
hal/kebijakan.
4. Pengikut : Tanpa adanya pengikut maka pemimpin tidak akan ada. Pemimpin dan
pengikut adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan tidak dapat berdiri sendiri.
Pemimpin Sejati
11
1. Visioner : punyai tujuan pasti dan jelas serta tahu kemana akan membawa
para pengikutnya.
3. Mau Terus Menerus Belajar dan Diajar : Punya hati yang mau diajar baik
oleh pemimpin lain ataupun bawahan dan belajar dari pengalaman-diri dan
orang-orang lain .
1. SIDDIQ artinya jujur, benar, berintegritas tinggi dan terjaga dari kesalahan.
13
1. Percaya pada orang lain : Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf
bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang baik.
3. Melihat kehidupan sebagai tantangan : kemampuan untuk menikmati hidup dan segala
konsekuensinya, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman
tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan
kebebasan.
4. Sinergi : adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Satu kerja
kelompok, yang memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan.
5. Latihan mengembangkan diri sendiri : Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri
sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi.
Pola Kepemimpinan
14
1. Kemampuan Khusus.
2. Kemampuan Fisik.
3. Kemampuan Profesional.
4. Penampilan.
Kemampuan Khusus
16
1. Peka terhadap lingkungan satuan.
5. Mampu menjadi contoh dan teladan di dalam menjalankan kewajiban sebagai anggota
yang baik.
c. Mampu memberikan kepastian hukum terhadap hal-hal yang menyangkut hak dan
kewajiban setiap prajurit
Azas Kepemimpinan
21
1. Taqwa : adalah beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan taat kepadanya.
2. Ing Ngarsa Sung Tulada : adalah memberikan suri tauladan dihadapan anak buah.
3. Ing Madya Mangun Karsa : adalah ikut bergiat serta menggugah semangat di tengah-
tengah anak buah.
4. Tut Wuri Handayani adalah mempengaruhi dan memberikan dorongan dari belakang
kepada anak buah.
5. Waspada Purba Wisesa : dalah selalu waspada mengawasi serta sanggup dan berani
memberi koreksi kepada anak buah.
6. Ambek Parama Arta : adalah dapat memilih dengan tepat mana yang harus
didahulukan.
7. Prasaja : adalah tingkah laku yang sederhana serta tidak berlebih- lebihan.
8. Setia : adalah sikap loyal timbal balik antara atasan terhadap bawahan dan ke samping.
9. Gemi Nastiti : adalah kesadaran dan kemampuan untuk mengatasi penggunaan dan
pengeluaran segala sesuatu yang benar-benar diperlukan / tidak boros.
10. Belaka : adalah kemampuan, kerelaan dan keberanian untuk mempertanggung jawabkan.
11. Legowo : adalah kemauan, kerelaan keikhlasan untuk pada saatnya menyerahkan
tanggung jawab dan kedudukannya kepada generasi berikutnya.
Prinsip Kepemimpinan
22
1. Pahami Tupoksi.
2. Pahami aturan pendukung.
3. Infentarisasi pekerjaan yang belum selesai.
4. Bekerja team work.
5. Disiplin.
FILOSOPI ANGGOTA DAMKAR
27
Acara Resmi adalah acara yang bersifat resmi yang diatur dan
dilaksanakan olah Pemerintah Daerah atau masyarakat dalam
melaksanakan tugas dan fungsi tertentu, yang dihadiri olah Pajabat
Negara dan atau Pajabat Pemerintah dan atau Pejabat Pemerintah
Daerah dan atau Tokoh Masyarakat serta undangan lainnya.
(Perda No. 9 Tahun 2004 tentang Keprotokolan)
Jenis Acara Resmi / Upacara
Hari-hari besar;
Pelantikan dan atau serah terima jabatan;
Penerimaan dan atau pelepasan tamu;
Penandatanganan kerjasama;
Persemayaman dan pemakaman;
Kemasyarakatan;
Rapat-rapat.
Upacara Bendera
Inspektur Upacara;
Komandan Upacara;
Perwira Upacara;
Peserta Upacara;
Pembaca Naskah;
Pembawa Acara;
Pasukan Pengibar Bendera
Korsik;
Paduan Suara.
Pembaca do’a
Perlengkapan Upacara Bendera
2. Pimpinan upacara dalam setiap bentuk upacara baik dalam upacara yang
mengadakan acara pemeriksaan pasukan maupun tidak disebut Inspektur
Upacara.
39
Pengertian
1. Instruksi adalah arahan atau perintah untuk untuk melakukan suatu
pekerjaan atau melaksanakan suatu tugas.
2. Instruksi adalah penyampaian suatu pengertian dan kecakapan kepada
orang lain, untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.
3. Memberi dan melaksanakan instruksi tidak hanya berfokus pada hasil
yang dicapai, melainkan perlu diperhatikan adalah proses instruksi
tersebut, yang menitik beratkan pada pengembangan dan latihan dalam
penggunaan nalar pikir, pengembangan daya cipta, keterampilan dan
ketangkasan.
4. Instruksi dapat diberikan dengan menggunakan alat atau tanpa alat.
5. Instruksi dapat juga dilakukan dengan lisan maupun tulisan.
Hal-hal yang mempengaruhi pemberian instruksi :
40
1. Persiapan meliputi :
Penguasaan Bahan
Alat-alat instruksi
1. Pakaian
Berpakaianlah lengkap, bersih dan rapi
Hindari memakai pakaian yang berpotongan aneh-aneh/ ber asesories aneh
2. Berdiri
Berdirilah di tempat yang jelas
3. Mata
Pandangan mata hendaknya menyeluruh, artinya diarahkan kepada seluruh yang
hadir secara bergantian dan dengan tepat.
Jangan memandang kepada seseorang atau tempat tertentu terlalu lama
43
5. Tangan
Gerakan tangan hendaknya mengikuti maksud masalah yang dibicarakan, jangan
bertentangan maksud, sehinga dapat mengaburkan pengertian. Bila tidak diperlukan,
jangan menggunakan gerakan tangan.
5. Suara dan Bahasa
Suara cukup jelas dan keras sesuai dengan besar ruangan dan jumlah pendengar.
Gunakan bahasa yang mudah dimengerti/ tidak berbelit-belit dan berikan tekanan suara pada
saat-saat yang diperlukan
Bila mempergunakan bahasa asing, si pemberi materi harus tahu benar artinya, tahu cara
mengucapkannya serta tahu penulisannya secara tepat
6. Kebiasaan-kebiasaan
Hilangkan kebiasaan-kebiasaan buruk misalnya selalu membetulkan baju atau celana dan
sebagainya
Hilangkan kebiasaan menggunakan kata-kata/suara-suara tertentu/kalimat yang tidak perlu,
misalnya : Eu….eu….., anu…..anu…., okeh…., istilahnya,…. Dll
7. Sikap menulis
Mulailah menulis dari sebelah kiri atas papan tulis, menuju ke kanan lalu ke baris bawahnya.
Tulian harus jelas dan terlihat oleh seluruh peserta. Bila perlu untuk meyakinkan bahwa
tulisan tersebut terlihat jelas, dapat ditanyakan kepada peserta paling belakang dan paling tepi
CARA MEMBERIKAN INSTRUKSI
(ABA-ABA) DALAM PBB
Aba-aba peringatan wajib diberi nada pada suku kata pertama dan
terakhir. Nada suku kata terakhir diucapkan lebih panjang menurut
besar kecilnya pasukan. Aba-aba pelaksanaan senantiasa diucapkan
dengan cara yang di”hentakan”
1. Untuk menghasilkan mutu yang telah dilaksanakan untuk satuan yang baik
tidak hanya diperlukan sarana dan prasarana yang memadai, tetapi harus
didukung dengan kepemimpinan yang cukup handal dari unsur pimpinan.
2. Kepemimpinan Lapangan saat ini belum bisa maksimal untuk tercapainya
sasaran yang diharapkan, hal tersebut terbukti dengan banyaknya pelanggaran-
pelanggaran anggota satuan baik yang berada di Home Base maupun
dioperasional lapangan.
3. Hal-hal yang mempengaruhi rendahnya kepemimpinan lapangan antara lain :
moralitas yang rendah, kurangnya pengalaman serta kondisi satuan yang
kurang memadai.
4. Upaya-upaya yang dilaksanakan untuk meningkatkan kepemimpinan lapangan
seperti yang diharapkan adalah dengan memberikan kesempatan untuk
mengikuti kursus, penataran, pendidikan serta penugasan secara terus –
menerus dan contoh tauladan Komandan Satuan.
Referensi
47
1. George R. Terry (yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17), Kepemimpinan adalah hubungan yang ada
dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam
hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
5. Stephen J.Carrol & Henry L.Tosj (1977), Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang-
orang lain untuk melakukan apa yang kamu inginkan dari mereka untuk mengerjakannya.
6. Servant Leadeship atau Kepemimpinan Hamba oleh Meme Mery, SE, Trainer di PT PHILLIPS, Inc
JKT.
48
Assessment Kepala Regu
49
1. Apakah yang dimaksud dengan manajemen ?
2. Apa sajakah fungsi manajemen ?
3. Sumber daya apa saja yang ada dalam organisasi ?
4. Apakah yang dimaksud dengan strategi ?
5. Apakah yang dimaksud dengan taktik ?
6. Apa sajakah misi DPKPB DKI Jakarta ?
7. Apakah tugas pokok DPKPB DKI Jakarta ?
8. Apa sajakah yang menjadi landasan hukum terkait dengan DPKPB DKI Jakarta ?
9. Bagaimanakah pandangan saudara tentang jabatan Kepala Regu ?
10. Apakah jabatan Kepala Regu membanggakan ? Berikan alasan ?
11. Apakah sebelum diangkat Kepala Regu saudara pernah Diklat Kepemimpinan ?
12. Apa sajakah tugas seorang Kepala Regu ?
13. Pernahkah saudara membaca buku tentang pengetahuan kebakaran ? Buku apa saja?
14. Apakah saudara bisa mengakses internet ?
15. Materi apa saja yang saudara sukai dan biasa saudara akses ?
16. Sebagai seorang pemimpin, menurut saudara apa saja yang harus dilakukan untuk
memajukan organisasi ?