Anda di halaman 1dari 49

1

Oleh ; M. TASOR, S.Pd MMT


Pusat Pendidikan Pelatihan Kebakaran dan Penanggulangan Bencana
Provinsi DKI Jakarta
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah mengikuti materi ini para peserta


diharapkan dapat mengetahui dan memahami
tentang Kepemimpinan dan Cara Memberikan
Instruksi
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mengikuti materi ini siswa diharapkan mampu :


1. Menjelaskan pengertian kepemimpinan.
2. Menyebutkan tentang pola kepemimpinan
3. Menjelaskan tentang kualitas kepemimpinan lapangan
4. Menjelaskan tentang sifat-sifat kepemimpinan
5. Menjelaskan tentang kepemimpinan dalam tata upacara.
6. Memperaktekkan Cara Memberikan Instruksi
PENDAHULUAN
4

 Masalah kepemimpinan merupakan masalah yang sangat penting, karena masalah


kepemimpinan akan membawa satuan atau organisasi ke arah pencapaian tujuan
untuk melaksanakan tugas.   

 Pengawasan dan pengendalian langsung oleh para Pimpinan terhadap apa yang
dilakukan dan yang tidak dilakukan anggotanya, akan
menempatkan Pimpinan senantiasa dekat dengan anggotanya, sehingga persoalan dan
masalah internal yang dihadapi anggotanya dapat diketahui lebih awal dan membantu
mencarikan solusi yang tepat.

 Untuk menjadi pemimpin sejati tidak mudah karena “Kepemimpinan tidak dapat
diciptakan, tetapi harus ditimbulkan”, sehingga untuk menjadi seorang pemimpin
tidak cukup hanya belajar dari buku, mengikuti pendidikan formal dan non formal
karena kepemimpinan merupakan produk dari sifat, perangai, watak dan bakat
seseorang yang telah dimantapkan dalam proses pengaruh timbal balik dengan
lingkungannya.
Pengertian
5

a. Kepemimpinan. Adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain (bawahan)


sedemikian rupa sehingga dengan sadar dan ikhlas mau berkerja sama sesuai dengan
yang dikehendaki pimpinan.

b. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya
di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-
sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian tujuan. (Kartini Kartono,
1994 : 181).

c. Kepemimpinan Lapangan. Adalah kepemimpinan tatap muka dengan mengerahkan


teknik dan seni sedemikian rupa sehingga mampu mengarahkan bawahan dan satuannya
dalam segala bentuk penugasan.

a. Kepemimpinan dengan Komando : mempunyai kaitan yang sangat erat, karena


“Kepemimpinan” merupakan  cara-cara seorang pemimpin yang dapat membangkitkan
perhatian dan semangat pihak bawahan untuk mencapai tujuan bersama dengan berhasil
dan berdaya guna, sedangkan “Komando” adalah pelaksanaan wewenang /kekuasaan
yang sah terhadap anggota bawahannya di lingkungan Dinas.
Pengertian
6

Pemimpin jika dialih bahasakan ke bahasa Inggris menjadi "LEADER", yang


mempunyai tugas untuk me-LEAD anggotanya. Sedangkan makna LEAD adalah :

 Loyality, seorang pemimpin harus mampu membangkitkan loyalitas rekan kerjanya


dan memberikan loyalitasnya dalam kebaikan.

 Educate, seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya dan


mewariskan knowledge pada rekan-rekannya.

 Advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada.

 Discipline, memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan


dalam setiap aktivitasnya.
Instrument Kepemimpinan
7

1. Surat Keputusan (kewenangan) ;


2. Penugasan dari Atasan Langsung ;
3. Perintah Harian ;
4. Prosedur Tetap Operasi ;
5. Rencana Operasi ;
6. Pola Operasi Pemadaman / Penyelamatan ;
7. Strategi dan Taktik Pemadaman / Penyelamatan ;
Tugas Utama Seorang Pemimpin
8

Menurut James A.F Stonen, adalah:

1. Pemimpin bekerja dengan orang lain.


2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan
(akontabilitas):
3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas
4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual.
5. Pemimpin adalah forcing mediator.
6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat.
7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit , harus dapat memecahkan
masalah.
Peran Pemimpin
9

Menurut Henry Mintzberg, adalah :

 Peran hubungan antar Perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai


pemimpin yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi.

 Peran Informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.

 Peran Pembuat Keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan


gangguan, sumber alokasi, dan negosiator.
Kriteria Seorang Pemimpin
10
Pimpinan yang dapat dikatakan sebagai pemimpin setidaknya memenuhi beberapa
kriteria yaitu :

1. Pengaruh : Seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki orang-orang yang


mendukungnya yang turut membesarkan nama sang pimpinan.

2. Kekuasaan/power : Seorang pemimpin umumnya diikuti oleh orang lain karena dia
memiliki kekuasaan/power yang membuat orang lain menghargai keberadaannya.

3. Wewenang : Wewenang di sini dapat diartikan sebagai hak yang diberikan kepada
pemimpin untuk menetapkan sebuah keputusan dalam melaksanakan suatu
hal/kebijakan.

4. Pengikut : Tanpa adanya pengikut maka pemimpin tidak akan ada. Pemimpin dan
pengikut adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan tidak dapat berdiri sendiri.
Pemimpin Sejati
11

1. Visioner : punyai tujuan pasti dan jelas serta tahu kemana akan membawa
para pengikutnya.

2. Sukses Bersama : membawa sebanyak mungkin pengikutnya untuk sukses


bersamanya.

3. Mau Terus Menerus Belajar dan Diajar : Punya hati yang mau diajar baik
oleh pemimpin lain ataupun bawahan dan belajar dari pengalaman-diri dan
orang-orang lain .

4. Mempersiapkan Calon-calon Pemimpin Masa Depan : Pemimpin


visioner yang mempersiapkan pemimpin berikutnya untuk regenerasi di masa
depan dan dikatakan sukses jika ia mampu menelorkan para pemimpin muda
lainnya.
Persyaratan Pemimpin
12

Di dalam Islam seorang pemimpin haruslah mempunyai sifat :

1. SIDDIQ artinya jujur, benar, berintegritas tinggi dan terjaga dari kesalahan.

2. AMANAH artinya dapat dipercaya, memiliki legitimasi dan akuntabel.

3. FATHONAH artinya cerdas, memiliki intelektualitas tinggi dan professional.

4. TABLIGH artinya senantiasa menyampaikan risalah kebenaran, tidak pernah


menyembunyikan apa yang wajib disampaikan, dan komunikatif.
Seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi positif

  13
1. Percaya pada orang lain : Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf
bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang baik.

2. Keseimbangan dalam kehidupan : Seorang pemimpin haras dapat menyeimbangkan


tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara kerja dan olah
raga, istirahat dan rekreasi. Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan
akherat.

3. Melihat kehidupan sebagai tantangan : kemampuan untuk menikmati hidup dan segala
konsekuensinya, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman
tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan
kebebasan.

4. Sinergi : adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Satu kerja
kelompok, yang memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan.

5. Latihan mengembangkan diri sendiri : Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri
sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi.
Pola Kepemimpinan
14

a)         Pola kepemimpinan Otoriter.


Seorang pemimpin tidak bersifat membimbing, tetapi lebih bersifat memerintah dan
mengendalikan bawahannya,  agar dengan disiplin  dan rasa loyalitas yang tinggi, dapat mencapai
tujuan yang dikehendaki oleh pemimpin tersebut.

b)         Pola kepemimpinan Demokratis.   


Seorang pemimpin lebih bersifat membimbing bawahannya serta menjelaskan kebijaksanaannya
secara umum dengan pedoman-pedoman yang tidak mengikat, sehingga bawahannya  dapat
memilih cara-cara yang dikehendaki dalam mencapai tujuan.

c)         Pola Kepemimpinan Liberal..  


Seorang pemimpin memberikan kebebasan mutlak kepada bawahannya untuk bertindak dalam
mencapai tujuan.   Pemimpin hanya memberikan petunjuk atau nasehat  apabila diminta oleh
bawahan.   Inisiatif diserahkan sepenuhnya kepada bawahan, sehingga kebebasan individu
menjadi faktor yang utama.

d)         Pola Kepemimpinan Paternalistis.


Seorang pemimpin dianggap sebagai  seorang bapak yang harus melindungi bawahannya seperti
keluarga sendiri, sehingga seorang pemimpin harus dapat menjadi panutan dan memberikan
tauladan bagi anggota bawahannya.
KUALITAS KEPEMIMPINAN LAPANGAN  
15

1. Kemampuan Khusus.
2. Kemampuan Fisik.
3. Kemampuan Profesional.
4. Penampilan.
Kemampuan Khusus
16
           
1. Peka terhadap lingkungan satuan.

2. Hidup sebagai bagian yang utuh dalam kehidupan satuan.

3. Mampu sebagai pengayom anggota.

4. Mampu berperan  sebagai Komandan, Guru, Bapak, maupun sebagai Teman.

5. Mampu menjadi contoh dan teladan di dalam menjalankan kewajiban sebagai anggota
yang baik.

6. Mampu menjadi alat penerangan dan dapat menunjukkan kebenaran sebagai


pimpinan.
Kemampuan Fisik
17

Mengingat transportasi dan kondisi daerah, dihadapkan


pada kemampuan satuan dalam menyediakan sarana bagi
anggotanya, maka untuk dapat melaksanakan tugas pokok,
diharapkan mempunyai fisik yang baik dilihat dari postur
tubuh, profil dan penampilan yang cukup, sehingga dapat
 melaksanakan tugasnya dengan stamina prima.
Kemampuan Profesionalisme
18

Yang dimaksud dengan profesionalisme adalah tingkat kemampuan


dan keterampilan yang dilandasi penguasaan terhadap kemajuan dan
perkembangan teknologi ilmu pengetahuan yang bercirikan :

a. Keyakinan akan kemampuan diri sendiri.


b. Cinta pada profesi.
c. Kesadaran untuk selalu berusaha meningkatkan profesionalitas.
d. Kesadaran untuk bekerjasama dalam hubungan tim dan sistem
e. Tanggung jawab rasa loyalitas dan kesadaran akan manfaat kerja keras, baik untuk
kepentingan pribadi maupun organisasi serta keyakinan akan masa depan yang lebih baik
dari keadaan sekarang.
Penampilan
19

Penampilan kepemimpinan lapangan dikalangan anak buah bertujuan untuk dapat


mengarahkan bawahan dan kesatuannya pada setiap bentuk penugasan.

a. Bersikap sebagai seorang pemimpin.


b. Tidak sombong / takabur, tetapi harus cerewet.
c. Harus selalu obyektif.
d. Menunjukkan seorang pemberani.
e. Berkemampuan teknis sekalipun bukan bidangnya.
f. Berkemampuan untuk berkomunikasi.
g. Sebagai pimpinan yang korek.
h. Lepas dari tata cara yang ada, pemimpin harus hadir lebih dini.
i. Berani menegur dan menghargai.
j. Fisik maupun psikhis berada di tengah bawahan.
k. Berani mengambil keputusan.
Mentalitas Pimpinan
20

Melandasi mentalitas, maka pemimpin lapangan  dimanapun berada ditekankan pada


hal-hal sebagai berikut :

1. Tingkatkan kebersamaan dan kekompakan seluruh anggota.


2. Satukan pola pikir, pola tindak , pola ucap dalam satu visi dan misi yang terpadu,
dilandasi sikap loyalitas yang tinggi, baik secara vertikal, horizontal maupun diagonal.
3. Upayakan selalu peningkatan pengetahuan dan kemampuan bagi anggota di satuan.
4. Mampu menjalin komunikasi yang timbal balik dengan seluruh lapisan anggota guna
dapat menampung, menghimpun dan mencari pemecahan terbaik dalam berbagai
permasalahan yang timbul dalam kehidupan satuan
5. Dalam menangani suatu permasalahan harus selalu :
a. Bersikap objektif, tegas, adil dan berdasarkan hukum serta tidak bertentangan dengan
hak asasi manusia.
b. Menyelesaikan setiap pekerjaan dengan cepat, tepat dan tuntas.

c. Mampu memberikan kepastian hukum terhadap hal-hal yang menyangkut hak dan
kewajiban setiap prajurit
Azas Kepemimpinan
21

1. Taqwa : adalah beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan taat kepadanya.
2. Ing Ngarsa Sung Tulada : adalah memberikan suri tauladan dihadapan anak buah.
3. Ing Madya Mangun Karsa : adalah ikut bergiat serta menggugah semangat di tengah-
tengah anak buah.
4. Tut Wuri Handayani adalah mempengaruhi dan memberikan dorongan dari belakang
kepada anak buah.
5. Waspada Purba Wisesa : dalah selalu waspada mengawasi serta sanggup dan berani
memberi koreksi kepada anak buah.
6. Ambek Parama Arta : adalah dapat memilih dengan tepat mana yang harus
didahulukan.
7. Prasaja : adalah tingkah laku yang sederhana serta tidak berlebih- lebihan.
8. Setia : adalah sikap loyal timbal balik antara atasan terhadap bawahan dan ke samping.
9. Gemi Nastiti : adalah kesadaran dan kemampuan untuk mengatasi penggunaan dan
pengeluaran segala sesuatu yang benar-benar  diperlukan / tidak boros.
10. Belaka : adalah kemampuan, kerelaan dan keberanian untuk mempertanggung jawabkan.
11. Legowo : adalah kemauan, kerelaan keikhlasan untuk pada saatnya menyerahkan
tanggung jawab dan kedudukannya kepada generasi berikutnya.
Prinsip Kepemimpinan
22

1. Mahir dalam soal-soal tehnis dan taktis. 


2. Kenali diri sendiri dan usahakan pengembangannya.    
3. Pastikan bahwa tugas-tugas dimengerti, diawasi dan diselesaikan.    
4. Kenali anggota bawahan dan pelihara kesejahteraannya.  
5. Usahakan dan pelihara agar anggota selalu mendapatkan keterangan yang
diperlukan.  
6. Berikan tauladan dan contoh yang baik.       
7. Tumbuhkan rasa tanggung jawab di kalangan para anggota. 
8. Latih anggota bawahan sebagai satu tim yang kompak
9. Buat keputusan yang sehat pada waktu yang tepat. 
10. Berikan tugas dan kepercayaan kepada satuan sesuai kemampuannya.  
11. Ambil inisiatif dan pikul tanggung jawab atas segala tindakan yang dilakukan. 
Sifat-sifat Kepemimpinan
23

1. Jujur.   Berwatak terang-terangan, sehat dalam prinsip-prinsip moral, dapat dipercaya.


2. Berpengetahuaan. Berpengetahuan yang luas termasuk tentang pekerjaannya sehari-
hari.
3. Berani. Suatu tingkatan mental yang mengakui adanya ketakutan terhadap bahaya atau
cela-celaan, akan tetapi memungkinkan seseorang menghadapinya dengan tenang dan
keteguhan hati.
4. Tegas.  Mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat, dan menyatakan dengan
jelas tanpa ragu-ragu.
5. Dapat diandalkan.  Kepastian pelaksanaan kewajiban dengan secepat-cepatnya
6. Berinisiatif.   Mengetahui apa yang harus dilakukan dan berani memulai suatu
tindakan meskipun tidak ada perintah.
7. Bijaksana.   Kemampuan bergaul dengan orang lain tanpa menimbulkan ketegangan.
Sifat-sifat Kepemimpinan
24

8. Adil.   Tidak berat sebelah dan teguh melaksanakan komando.


9. Antusias.   Menunjukkan minat dengan kegembiraan dan bersemangat yang berkobar-
kobar dalam melaksanakan kewajiban.
10. Berwibawa.   Memberikan kesan yang baik dalam bentuk lahir dan melakukan pada
setiap saat.
11. Tahan uji.   Stamina mental dan fisik diukur dari kemampuan seseorang untuk bertahan
terhadap sakit, lelah, putus asa dan kesukaran atau kemalangan.
12. Tidak mementingkan diri sendiri.  Mendahulukan kepentingan orang lain baik di
dalam memenuhi kebutuhan, maupun di dalam mencapai kemajuan.
13. Setia.   Setia terhadap negara dan bangsa, terhadap tentara, kesatuannya, atasannya,
bawahannya dan sesamanya.
14. Mampu membuat pertimbangan.  Kualitas tentang mempertimbangkan fakta-fakta
dan pendapat untuk kemungkinan pemecahan persoalan, sebagai dasar, dari keputusan-
keputusan yang sehat.
TUGAS KASEKTOR / KEPALA PELETON
25
 Memerintahkan unit – unit berangkat ke TKP serta memeriksa
kelengkapan yang diperlukan.
 Mempelajari denah bangunan dan ren-ops gedung.
 Menetapkan akses dan sumber air.
 Koordinasi dengan pengelola gedung dlm operasional.
 Menuju lantai yang terbakar ntk memastikan tentang kondisi
kebakaran atau penghuni.
 Pastikan fire lift berfungsi manual dan siamese connection, pusat
pengendali utama dll.
 Mengamati dan mengukur tingkat insiden (size up).
 Memerintahkan regu-regu untuk melaksanakan tugas operasional.
 Melaporkan setiap perkembangan situasi.
 Melaksanakan perintah dari Poskotis.
 Memperhatikan keselamatan setiap anggota (perwira pengawas
keselamatan)
PERINTAH HARIAN PIMPINAN
26

1. Pahami Tupoksi.
2. Pahami aturan pendukung.
3. Infentarisasi pekerjaan yang belum selesai.
4. Bekerja team work.
5. Disiplin.
FILOSOPI ANGGOTA DAMKAR
27

Luwes dalam Bergaul ;

Bijak dalam Bertindak ;

Tegas dalam Prinsip ;

Komitmen dalam Berjuang ;


KEPEMIMPINAN DALAM TATA UPACARA

Definisi Acara / Upacara


 Acara Resmi adalah acara yang bersifat resmi yang diatur dan
dilaksanakan oleh Pemerintah atau Lembaga Tinggi Negara dalam
melaksanakan tugas dan fungsi tertentu dihadiri oleh Pejabat Negara
dan/atau Pejabat Pemerintah serta undangan lainnya.
(UU No.8 Tahun 1987 tentang
Protokol)

 Acara Resmi adalah acara yang bersifat resmi yang diatur dan
dilaksanakan olah Pemerintah Daerah atau masyarakat dalam
melaksanakan tugas dan fungsi tertentu, yang dihadiri olah Pajabat
Negara dan atau Pajabat Pemerintah dan atau Pejabat Pemerintah
Daerah dan atau Tokoh Masyarakat serta undangan lainnya.
(Perda No. 9 Tahun 2004 tentang Keprotokolan)
Jenis Acara Resmi / Upacara

Berdasarkan pada Perda Nomor 9 Tahun 2004 tentang


Keprotokolan di Provinsi DKI Jakarta :

 Hari-hari besar;
 Pelantikan dan atau serah terima jabatan;
 Penerimaan dan atau pelepasan tamu;
 Penandatanganan kerjasama;
 Persemayaman dan pemakaman;
 Kemasyarakatan;
 Rapat-rapat.
Upacara Bendera

Tahapan Persiapan Upacara Pengibaran Bendera :

 Mengetahui jenis acara yang akan dilaksanakan.


 Melaksanakan koordinasi dengan unit / panitia pelaksana.
 Menentukan susunan upacara;
 Menata ruang upacara (lay out);
 Pengaturan tata tempat;
 Menetapkan jenis atau macam pakaian dalam upacara;
 Menentukan perlengkapan dan kelengkapan upacara
 Membuat petunjuk pelaksanaan upacara yang mencerminkan
siapa berbuat apa, dan kapan ia harus berbuat;
LANGKAH-LANGKAH ADMINISTRASI PENYELENGGARAAN ACARA

1. Rapat Koordinasi I dan II


• Apa, siapa, mengapa, dimana (isi dari narasi atau resume
• Aspek-aspek yang perlu di perhatikan (hukum, ekonomi, politik, sosial,
budaya, dll)
2. Membuat Undangan

3. Skenario acara / Kegiatan


4. Tanda Pengenal dan Stiker Parkir
5. Lay Out/ Tata Tempat
6. Buku acara
7. Organisasi Kepanitiaan
8. Route Perjalanan
9. Denah Lokasi
Kelengkapan Upacara Bendera

 Inspektur Upacara;
 Komandan Upacara;
 Perwira Upacara;
 Peserta Upacara;
 Pembaca Naskah;
 Pembawa Acara;
 Pasukan Pengibar Bendera
 Korsik;
 Paduan Suara.
 Pembaca do’a
Perlengkapan Upacara Bendera

 Bendera Merah Putih;


 Tiang Bendera;
 Tali Tiang Bendera;
 Mimbar Upacara
 Tenda Undangan;
 Sound System;
 Kursi dan Meja di Tenda Undangan;
 Naskah (sambutan irup, Pancasila, dll);
 Peralatan Musik untuk Korsik.
 Papan Nama Peserta Upacara
 Papan Nama untuk Pejabat dan Tamu VIP
Pejabat Dalam Upacara

1. Inspektur Upacara disingkat Irup.


2. Komandan Upacara disingkat Dan Up.
3. Perwira Upacara disingkat Pa Up
INSPEKTUR UPACARA

1. Inspektur Upacara adalah Pejabat tertinggi dalam upacara yang bertindak


sebagai pimpinan upacara dan kepadanya disampaikan penghormatan
oleh pasukan yang mengikuti / melaksanakan upacara.

2. Pimpinan upacara dalam setiap bentuk upacara baik dalam upacara yang
mengadakan acara pemeriksaan pasukan maupun tidak disebut Inspektur
Upacara.

3. Inspektur Upacara mengesahkan rencana pelaksanaan upacara dan


melaksanakan ketentuan dalam melaksanakan ketentuan upacara tersebut.

4. Inspektur Upacara mengadakan pemeriksaan pasukan pada upacara-


upacara yang telah ditentukan.

5. Pada prinsipnya Inspektur Upacara tidak memberikan komando (aba-aba)


selama berlangsung upacara terkecuali pada acara mengheningkan cipta.
KOMANDAN UPACARA

1. Komandan Upacara adalah pejabat dalam upacara yang memimpin


seluruh pasukan upacara, termasuk memimpin penghormatan
kepada Inspektur Upacara.

2. Komandan Upacara bertanggung jawab atas tertib upacara kepada


Inspektur Upacara.

3. Komandan Upacara dijabat oleh seorang perwira yang ditunjuk


dengan tingkat kepangkatan yang disesuaikan dengan besar kecilnya
kekuatan pasukan upacara dan kepangkatan pasukan upacara dan
pejabat Irup.

4. Tingkat kepangkatan Dan Up adalah lebih tinggi atau setidak-


tidaknya sama dengan pangkat tertinggi yang berada pada pasukan
upacara.
PERWIRA UPACARA

1. Perwira Upacara adalah pejabat dalam upacara yang


bertugas menyusun rencana upacara dan mengendalikan
jalannya tertib acara dalam suatu upacara.

2. Perwira Upacara mengajukan rencana pelaksanaan


upacara dan memberikan penjelasan seperlunya kepada
Irup untuk mendapatkan pengesahan.

3. Dalam pelaksanaannya Pa Up dibantu oleh Pembawa


Acara yang bertugas mengumumkan acara-acara sesuai
urutan dan waktu yang telah ditentukan demi tertibnya
upacara.
AJUDAN

a. Pada dasarnya Irup dengan ajudannya adalah merupakan satu


keutuhan sehingga selama upacara berlangsung, ajudan tidak
melakukan penghormatan pada Irup.

b. Dalam suatu upacara, ajudan Irup mengambil tempat di belakang


sebelah kiri bawah mimbar upacara.

c. Dalam acara pemeriksaan pasukan, ajudan Irup tidak mengikutinya.


CARA MEMBERI INSTRUKSI (CMI )

39
Pengertian
1. Instruksi adalah arahan atau perintah untuk untuk melakukan suatu
pekerjaan atau melaksanakan suatu tugas.
2. Instruksi adalah penyampaian suatu pengertian dan kecakapan kepada
orang lain, untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.
3. Memberi dan melaksanakan instruksi tidak hanya berfokus pada hasil
yang dicapai, melainkan perlu diperhatikan adalah proses instruksi
tersebut, yang menitik beratkan pada pengembangan dan latihan dalam
penggunaan nalar pikir, pengembangan daya cipta, keterampilan dan
ketangkasan.
4. Instruksi dapat diberikan dengan menggunakan alat atau tanpa alat.
5. Instruksi dapat juga dilakukan dengan lisan maupun tulisan.
Hal-hal yang mempengaruhi pemberian instruksi :

40

1. Persiapan meliputi :
 Penguasaan Bahan

 Urutan / Sistimeatika Instruksi

 Alat-alat instruksi

2. Pembangkit minat terutama pada awal pemberian


instruksi
3. Cara penyajian materi
4. Pengontrolan instruksi
5. Kesimpulan
Bagaimana pelaksanaan pemberian instruksi ?
41

1. Pemberi instruksi harus berada di tempat yang jelas


2. Jangan memulai instruksi sebelum audience/penerima instruksi dalam keadaan tertib
3. Bahan yang akan disampaikan mudah dimengerti ( tidak berbelit-belit )
4. Suara harus jelas terdengar, dan tidak perlu cepat
5. Uraian tidak terlalu singkat dan tidak terlalu panjang
6. Bila perlu dibantu dengan peragaan
7. Berikan kesempatan bertanya kepada si penerima instruksi
8. Bila instruksi diberikan secara tertulis, berikan secara sistematis dan tulisan yang
jelas/mudah terbaca
9. Buatlah menarik perhatian si penerima dan usahakan dapat menyingkirkan hal-hal yang
mengganggu perhatian mereka
10. Usahakanlah si penerima dapat menggunakan seluruh inderanya.
11. Hal-hal yang dianggap penting, pemberi instruksi dapat memberikan pengulangan-
pengulangan
12. Berikanlah kesempatan bagi si penerima instruksi untuk menyatakan kembali/
mengekspresikan instruksi yang telah diterimanya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
42

1. Pakaian
 Berpakaianlah lengkap, bersih dan rapi
 Hindari memakai pakaian yang berpotongan aneh-aneh/ ber asesories aneh

2. Berdiri
 Berdirilah di tempat yang jelas

 Hindarilah berjalan mondar-mandir yang tidak perlu

3. Mata
 Pandangan mata hendaknya menyeluruh, artinya diarahkan kepada seluruh yang
hadir secara bergantian dan dengan tepat.
 Jangan memandang kepada seseorang atau tempat tertentu terlalu lama

 Hindarilah sering melihat jam, memandang ke bawah, memandang ke langit-langit


atau memandang ke luar
4. Wajah
Pergunakanlah / tunjukanlah wajah sesuai dengan yang diucapkan ( gembira,
sedih dan sebagainya. Perlihatkan wajah yang cerah gembira dan menarik.
Lanjutan

43

5. Tangan
Gerakan tangan hendaknya mengikuti maksud masalah yang dibicarakan, jangan
bertentangan maksud, sehinga dapat mengaburkan pengertian. Bila tidak diperlukan,
jangan menggunakan gerakan tangan.
5. Suara dan Bahasa
 Suara cukup jelas dan keras sesuai dengan besar ruangan dan jumlah pendengar.

 Gunakan bahasa yang mudah dimengerti/ tidak berbelit-belit dan berikan tekanan suara pada
saat-saat yang diperlukan
 Bila mempergunakan bahasa asing, si pemberi materi harus tahu benar artinya, tahu cara
mengucapkannya serta tahu penulisannya secara tepat
6. Kebiasaan-kebiasaan
 Hilangkan kebiasaan-kebiasaan buruk misalnya selalu membetulkan baju atau celana dan
sebagainya
 Hilangkan kebiasaan menggunakan kata-kata/suara-suara tertentu/kalimat yang tidak perlu,
misalnya : Eu….eu….., anu…..anu…., okeh…., istilahnya,…. Dll
7. Sikap menulis
 Mulailah menulis dari sebelah kiri atas papan tulis, menuju ke kanan lalu ke baris bawahnya.

 Tulian harus jelas dan terlihat oleh seluruh peserta. Bila perlu untuk meyakinkan bahwa
tulisan tersebut terlihat jelas, dapat ditanyakan kepada peserta paling belakang dan paling tepi
CARA MEMBERIKAN INSTRUKSI
(ABA-ABA) DALAM PBB

 Waktu memberikan aba-aba, harus berdiri dalam sikap sempurna


dan menghadap pasukan.

 Apabila aba-aba yang diberikan itu berlaku juga untuk sipemberi


aba-aba, maka pada saat memberikan aba-aba tidak menghadap ke
pasukan.
Contoh: waktu komandan upacara memberi aba-aba penghormatan
kepada Irup.

 Dalam rangka menyiapkan pasukan pada saat Irup memasuki


lapangan upacara dan setelah amanat Irup selesai, Komandan
upacara tidak menghadap pasukan.
 Pada taraf permulaan latihan aba-aba yang ditujukan kepada
pasukan yang sedang berjalan/berlari, aba-aba pelaksanaannya
selalu harus diberikan bertepatan dengan jatuhnya salah satu kaki
tertentu.

 Aba-aba diucapkan dengan suara nyaring, tegas dan bersemangat.

 Aba-aba petunjuk yang dirangkaikan dengan aba-aba peringatan dan


pelaksanaan, pengucapannya tidak diberi nada.

 Aba-aba peringatan wajib diberi nada pada suku kata pertama dan
terakhir. Nada suku kata terakhir diucapkan lebih panjang menurut
besar kecilnya pasukan. Aba-aba pelaksanaan senantiasa diucapkan
dengan cara yang di”hentakan”

 Dilaraang memberikan keterangan-keterangan lain di sela-sela aba-


aba pelaksanaan.

 Bila ada suatu bagian aba-aba diperlukan pembetulan, maka


dikeluarkan perintah “Ulangi”
Kesimpulan
46

1. Untuk menghasilkan mutu yang telah dilaksanakan untuk satuan yang baik
tidak hanya diperlukan sarana dan prasarana yang memadai, tetapi harus
didukung dengan kepemimpinan yang cukup handal dari unsur pimpinan.
2. Kepemimpinan Lapangan  saat ini belum bisa maksimal untuk tercapainya
sasaran yang diharapkan, hal tersebut terbukti dengan banyaknya pelanggaran-
pelanggaran anggota satuan baik yang berada di Home Base maupun
dioperasional lapangan.
3. Hal-hal yang mempengaruhi rendahnya kepemimpinan lapangan antara lain :
moralitas yang rendah, kurangnya pengalaman serta kondisi satuan yang
kurang memadai.
4. Upaya-upaya yang dilaksanakan untuk meningkatkan kepemimpinan lapangan
seperti yang diharapkan adalah dengan memberikan kesempatan untuk
mengikuti kursus, penataran, pendidikan serta penugasan secara terus –
menerus dan contoh tauladan Komandan Satuan.
Referensi

47

1. George R. Terry (yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17), Kepemimpinan adalah hubungan yang ada
dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam
hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

2. M.Widiyanto Letnan Kolonel Cba, Implementasi Kepemimpinan Lapangan Dalam Rangka


Pembinaan Latihan Satuan.

3. Purwanto, M. Ngalim. 1991. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja


Rosdakarya. Robbins, Stephen P. 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Jakarta:
Erlangga.Thoha, Miftah. 1983. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Rajawali Pers.

4. Perda No. 9 Tahun 2004 tentang Keprotokolan

5. Stephen J.Carrol & Henry L.Tosj (1977), Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang-
orang lain untuk melakukan apa yang kamu inginkan dari mereka untuk mengerjakannya.

6. Servant Leadeship atau Kepemimpinan Hamba oleh Meme Mery, SE, Trainer di PT PHILLIPS, Inc
JKT.

7. UU No.8 Tahun 1987 tentang Protokol


TERIMA KASIH 113

“JADILAH PEMIMPIN YANG


PROFESIONAL ATAU TIDAK
SAMA SEKALI”

SELAMAT BERTUGAS …..!!!???

48
Assessment Kepala Regu
49
1. Apakah yang dimaksud dengan manajemen ?
2. Apa sajakah fungsi manajemen ?
3. Sumber daya apa saja yang ada dalam organisasi ?
4. Apakah yang dimaksud dengan strategi ?
5. Apakah yang dimaksud dengan taktik ?
6. Apa sajakah misi DPKPB DKI Jakarta ?
7. Apakah tugas pokok DPKPB DKI Jakarta ?
8. Apa sajakah yang menjadi landasan hukum terkait dengan DPKPB DKI Jakarta ?
9. Bagaimanakah pandangan saudara tentang jabatan Kepala Regu ?
10. Apakah jabatan Kepala Regu membanggakan ? Berikan alasan ?
11. Apakah sebelum diangkat Kepala Regu saudara pernah Diklat Kepemimpinan ?
12. Apa sajakah tugas seorang Kepala Regu ?
13. Pernahkah saudara membaca buku tentang pengetahuan kebakaran ? Buku apa saja?
14. Apakah saudara bisa mengakses internet ?
15. Materi apa saja yang saudara sukai dan biasa saudara akses ?
16. Sebagai seorang pemimpin, menurut saudara apa saja yang harus dilakukan untuk
memajukan organisasi ?

Anda mungkin juga menyukai