Anda di halaman 1dari 20

4.

KRITERIA DAN KARAKTER PEMIMPIN

1. PENDAHULUAN 3. PERILAKU PEMIMPIN


1.1.Pengantar 4. KARAKTER PEMIMPIN
1.2.Tujuan
1.3 Definisi

2. KRITERIA SEORANG PEMIMPIN

1. PENDAHULUAN
1.1 Pengantar
 Pemimpin menerima kewajiban untuk mencapai suatu tujuan sehingga harus
bersedia bertanggung jawab atas apa yang dilakukan bawahannya.
 Pemimpin harus mampu mengatasi kondisi yang dipimpin, mengatasi tekanan
eksternal dan bersedia bekerja pada kondisi yang dinamis.
 Setiap pimpinan haruslah mengenai tujuan organisasi sehingga mereka bisa
bekerja untuk membantu mencapai tujuan tersebut. Pemimpin harus memiliki
kemampuan untuk memahami bawahan, sehingga dapat mengetahui kekuatan
dan kelemahan mereka serta juga berbagai ambisi dan keingingan mereka.
 Pemimpin harus mempunyai kemampuan intropektif ( menilai diri sendiri )
sehingga ia bisa mengetahui kekuatan dan kelemahan pada dirinya.
 Perilaku pemimpin merupakan sesuatu yang dapat dipelajari, sehingga bila
seseorang diberi pelatihan kepemimpinansecara tepat akan bisa menjadi
pemimpin yang efektif.
 Setiap pemimpin bisa mempunyai perilaku dan karakter kepemimpinan yang
berbeda antara yang satu dengan yang lain,

1.2 Tujuan
Penguasaan materi dalam modul ini akan dapat :
• Menjelaskan Kriteria Seorang Pemimpim
• Menjelaskan Perilaku Pemimpin
 Menjelaskan Karakter Pemimpin

1.3. Definsi
Karakter dan Perilaku pemimpin adalah bagaimana pemimpin menjalankan suatu
organisasi secara efektif sehingga mereka dapat mendelegasikan tugas dengan baik,
berkomunikasi yang baik dengan bawahan dan mampu mengambil keputusan yang
tepat sesuai dengan kebutuhan dan kondisi organisasi.

1
2. KRITERIA SEORANG PEMIMPIN

Seorang pemimpin harus mampu untuk memimpin para bawahan untuk mencapai
tujuan organisasi
Seorang pemimpin harus mampu untuk menangani hubungan antar karyawan.
Pemimpin harus memiliki kemampuan interaksi antar personnel yang baik dan
mempunyai kemampuan untuk bisa menyesuaikan diri dengan keadaan.
Sifat pemimpin yang dapat dipertimbangkan adalah :

1. Menerima Tanggung Jawab


Pemimpin yang menerima kewajiban untuk mencapai suatu tujuan, berarti ia bersedia
untuk bertanggung jawab atas apa-apa yang dilakukan bawahanya.Pemimpin harus
mampu mengatasi bawahannya dan mengatasi tekanan kelompok informal.

2. Kemampuan Untuk Bisa”Perceptive”


Perceptive menunjukan kemampuan untuk mengamati atau menemukan kenyataan
dari suatu lingkungan. Setiap pimpinan haruslah mengenai tujuan organisasi sehingga
mereka bisa bekerja untuk membantu mencapai tujuan tersebut. Disini ia memerlukan
kemampuan untuk memahami bawahan, sehingga ia dapat mengetahui kekuatan dan
kelemahan mereka serta juga berbagai keinginannya. Di samping itu pemimpin harus
juga mempunyai persepsi intropektif ( menilai diri sendiri ) sehingga dapat mengetahui
kekuatan, kelemahan dan tujuan yang layak baginya. Inilah yang disebut kemampuan
“Perceptive”

3. Bersikap Objektif
Objektivitas adalah kemampuan untuk melihat suatu peristiwa atau merupakan
perluasan dari kemampuan perceptive.Apabila perceptivitas menimbulkan kepekaan
terhadap fakta, kejadian dan kenyatan-kenyatan yang lain. Objektivitas membantu
pemimpin untuk meminimumkan faktor-faktor emosional dan pribadi yang dapat
menepis realitas yang ada.

4. Menentukan Perioritas
Seorang pemimpin yang pandai harus mempuanyai kemampuan untuk memiliki dan
menentukan mana yang penting dan mana yang tidak. Kemampuan ini sangat
diperlukan karena pada kenyataanya sering masalah-masalah yang harus dipecahkan
bukan datang satu per satu tetapi seringkali masalah datang bersamaan dan berkaitan
antara satu dengan yang lainnya.

5. Kemampuan Berkomunikasi
Kemamapuan untuk memberikan dan menerima informasi merupakan keharusan bagi
seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah orang yang bekerja dengan
menggunakan bantuan orang lain, karena itu pemberian perintah, penyampaian
informasi kepada orang lain mutlak perlu dikuasai.

3. PERILAKU PEMIMPIN

Perilaku management tidak lagi meneliti tentang apa persayaratan ( kriteria ) seorang

2
pemimpin yang efektif, melainkan para ahli ini meneliti tentang hal-hal yang dilakukan
oleh pemimpin yang efektif.Bagaimana mereka mendelegan tugas,bagaimana mereka
mengambil keputusan, bagaimana mereka berkomunikasi dan memotivasi para
bawahan
Seorang pemimpin memang harus memiliki kualitas tertentu namun disamping itu ada
suatu cara terbaik untuk memimpin tidak seperti kualitas pemimpin, maka perilaku
pemimpin merupakan sesuatu yang dapat dipelajari, jadi seseorang yang dilatih dengan
kepemimpinan yang tepat akan bisa menjadi pemimpin yang efektif. menggunakan sutu
dasar tertentu.
Dasar yang sering dipergunakan adalah tugas yang harus diemban oleh pemimpin,
Kewajiban yang diharapkan pimpinan juga diterima oleh bawahan, demikian pula
dengan falsafah yang dianut oleh pimpinan untuk pengembangan organisasi.

4. KARAKTER PEMIMPIN

Manusia adalah makhluk sosial yang menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri dan
menjadi pemimpin bagi orang lain. Menjadi pemimpin berarti menjadi seseorang yang
memiliki tanggung jawab lebih dalam hidup.

Baik secara sempit maupun luas, seorang pemimpin tentunya perlu mengetahui dan
memiliki sifat dari 7 karakter utama pemimpin ideal.

Seorang pemimpin adalah individu dengan jiwa yang terlatih dan mampu melatih
individu-individu lain untuk mewujudkan visi yang bersifat seragam. Seorang pemimpin
diharuskan mampu melibatkan diri dalam unsur keberagaman sifat anggota yang
menjadi tanggung jawabnya.

Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang mampu membawa misi kelompoknya ke
arah yang baik dan tetap teguh merangkul semua anggota kelompok.

Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Cerdas

Kecerdasan adalah titik tentu yang idealnya harus dimiliki oleh seorang pemimpin.
Kecerdasan merupakan point utama yang menentukan seberapa baik langkah yang
diambil oleh seorang pemimpin jika dihadapkan oleh suatu masalah kelompok.
Pemimpin ideal adalah pemimpin yang cerdas dalam membawa diri yang didukung
dengan keunggulan berfikir dan peka terhadap hal-hal sekitar. Dalam menjalankan
tugasnya, seorang pemimpin yang ideal akan mampu berfikir luwes dan memiliki ide-ide
segar untuk keberlangsungan kepentingan kelompoknya.

Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Berinisiatif

Tidak hanya cerdas, pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang berani berinisiatif jika
dihadapkan dengan suatu masalah. Inisiatifme diri jelas dibutuhkan oleh seorang
pemimpin demi terciptanya solusi yang bersifat nyata dan menjanjikan. Pemimpin yang
berinisiatif adalah pemimpin yang mampu menggerakkan dirinya sendiri terlebih dahulu
untuk memulai segala sesuatunya tanpa adanya paksaan. Dengan sifat inisiatif yang
ada dalam diri pemimpin, kekuatan diri dari tiap anggota untuk menjalankan misi
kelompok pun akan terjamin dengan baik.

Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Bertanggung jawab

3
Bertanggung jawab berarti berani untuk menanggung efek dari segala keputusan yang
timbul akibat tindakan yang telah dilaksanakan. Selain cerdas dan berinisatif, seorang
pemimpin yang ideal tentunya perlu memiliki sifat bertanggung jawab. Pengambilan
keputusan terhadap cara kerja dan pelaksanaan misi suatu kelompok tentunya
diputuskan dengan tidak tergesa-gesa. Pemimpin yang bertanggung jawab adalah
pemimpin yang tetap teguh dan mampu berfikir taktis untuk menerima segala resiko
yang timbul dari keputusan yang diambil.

Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Dapat Dipercaya

Karakter yang satu ini tentunya timbul dari seberapa berhasilnya seorang pemimpin
dalam menggerakkan anggotanya dan bijak dalam mengambil keputusan. Pemimpin
ideal adalah pemimpin yang tanpa perlu berfikir ulang, anggotanya akan dengan
kesungguhan hati mampu mempercayai pemimpin tersebut untuk mengambil
keputusan. Pemimpin yang dapat dipercaya adalah pemimpin yang mampu
mendamaikan hati semua anggota. Dengan pemimpin yang dapat dipercaya, setiap
anggota akan merasa lebih terpacu untuk menyatukan hati dan menciptakan
keseragaman kelompok demi terciptanya keutuhan.

Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Jujur

Kejujuran dalam diri seseorang tentunya menjadi point khas yang harus dimiliki oleh
seorang manusia, terutama menjanjikan keterbukaan dan keluwesan dalam
memberikan segala informasi yang mencakup kepentingan kelompok. Kejujuran yang
ada dalam diri seorang pemimpin akan menjadi ciri khas tersendiri yang mampu
diandalkan oleh anggota. Pemimpin ideal dengan tingkat kejujuran tinggi akan
mendapatkan kepercayaan yang luas dari kelompoknya.

Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Rela Berkorban

Rela berkorban berarti rela menerjunkan diri dalam kepentingan kelompoknya


dibandingkan dengan kepentingan pribadi. Pemimpin yang rela berkorban akan mampu
memfokuskan diri untuk mencapai visi kelompok secara detail. Sifat rela berkorban ini
pun tentunya harus didasari dengan kecerdasan dan kebijakan dari seorang pemimpin.
Pemimpin ideal rela berkorban akan mampu mengambil keputusan secara tepat tanpa
merugikan banyak pihak.

Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Dicintai dan Mencintai Kelompoknya

Cinta hadir dalam diri seorang pemimpin yang ideal dan juga kelompok yang
dipimpinnya. Segala bentuk tingkah laku yang hadir dari seorang pemimpin yang ideal
akan selalu diiringi dengan unsur cinta yang akan meminimalisir bentuk kecurangan
juga hal-hal buruk lainnya. Kelompok yang dipimpinnya pun akan mampu mencintai
pemimpin tersebut tanpa adanya unsur paksaan yang berlebih. Pemimpin akan
mampu menciptakan tindakan dengan cinta yang terkoordinir rapih untuk kemajuan.

Berikut ini adalah Ciri-Ciri Pemimpin Yang Tidak Ideal :

1. Hanya Memerintah

Menjadi Pemimpin bukan berarti bisa seenaknya saja memerintah. Sebaliknya, hal
yang harus dilakukan seorang pemimpin yang benar yaitu harus bisa menciptakan
komunikasi yang baik dengan tim atau orang yang dipimpinnya demi mencapai visi dan

4
misi yang telah ditentukan. Komunikasi di sini artinya komunikasi dua arah, sehingga
bawahan bisa menyampaikan pendapat dan bukan sekadar menerima perintah.

2. Jarang Diskusi

Pemimpin yang buruk biasanya jarang berdiskusi dengan bawahannya tapi dia
menuntut timnya untuk solid. Padahal, solid tidaknya sebuah tim juga dinilai dari adanya
komunikasi yang baik antara atasan dengan bawahan. Dengan berdiskusi, pemimpin
pun bisa tahu jika ada masalah di antara orang yang dipimpinnya.

3. Tidak Memberikan Kepercayaan

Seorang pemimpin yang baik bisa memberikan kepercayaan pada timnya untuk
bekerja. Hal ini juga berguna untuk meningkatkan rasa percaya diri timnya. Sebaliknya,
pemimpin yang buruk tidak mampu memberikan kepercayaan itu. Akibatnya akan
muncul rasa tak percaya di antara atasan dan bawahannya.

4. Tidak Memberikan Pujian

Tak sedikit atasan di kantor, perusahaan/lembaga yang merasa enggan untuk memuji
bawahannya. Padahal, hal tersebut sekali-kali perlu dilakukan demi memberikan
penghargaan pada bawahannya. Ini yang membuat mereka bisa termotivasi untuk
menjadi tim yang lebih baik dan maju.

5. Konflik

Apabila bawahan Anda ditegur oleh atasan dari divisi lain, jangan hanya diam saja dan
membiarkan bawahan Anda menghadapinya sendirian. Pemimpin yang baik akan
berusaha untuk memberi dukungan pada timnya, bukan malah ikut menyalah-
nyalahkannya juga.

6. Tidak Terbuka

Hubungan baik dengan divisi yang berbeda perlu dibina dalam perusahaan/lembaga.
Jika Anda merupakan pemimpin yang kerap tertutup dan tidak membeberkan
kehebatan kerja tim Anda, itu menandakan bahwa Anda bukan termasuk pemimpin
yang baik.

7. Tidak Bertanggung Jawab

Jika Anda selalu menyerahkan tugas pada bawahan, padahal seharusnya pekerjaan
tersebut dikerjakan oleh Anda, itu membuktikan bahwa Anda bukanlah pemimpin yang
baik. Pemimpin yang benar akan bertanggung jawab dengan pekerjaannya, bukan
malah menyuruh bawahan untuk menyelesaikannya.

8. Pemimpin yang Tidak Memiliki Visi, Tidak Akan Bisa Menjalankan Tim.

Pemimpin tanpa visi akan gagal. Pemimpin yang tidak memiliki visi tidak bisa
menginspirasi tim, memotivasi kinerja, atau menciptakan nilai yang berkelanjutan.
Miskin visi, visi yang berubah-ubah, atau tidak ada visi akan menyebabkan para
pemimpin gagal. Tugas pemimpin adalah untuk menyelaraskan organisasi sesuai
dengan visi yang jelas dan dapat dicapai. Ini tidak bisa terjadi ketika orang buta
menuntun orang buta, yang artinya pemimpin yang tidak mempunyai visi menuntun
anggota dalam tim yang juga tidak memiliki tujuan dan arah.

9. Ketika Pemimpin Gagal Memimpin Dirinya Sendiri

5
Seorang pemimpin yang memiliki karakter atau integritas tidak akan bertahan dalam
ujian waktu. Tidak peduli seberapa cerdas, ramah, dan persuasive seseorang, jika
mereka rentan terhadap rasionalisasi perilaku yang tidak etis berdasarkan kebutuhan
saat ini atau masa depan, mereka akhirnya akan menjadi mangsa kehancuran mereka
sendiri. Optik atas etika bukanlah formula untuk sukses.

10. Terlalu Mengandalkan Pengalaman Masa Lalu

Sydney Finkelstein, profesor di Dartmouth Tuck School mengatakan dalam Wall Street
Journal 2009, “Pemimpin cenderung mengandalkan pengalaman masa lalu yang
tampaknya berguna, tetapi sebenarnya berbahaya. … karena tidak benar-benar cocok
dengan situasi saat ini dan itu tidak akan menjadi bermanfaat.”

Pemimpin harus memperhatikan kondisi kerja, rekan kerja, sumber daya, dan
bagaimana menciptakan momentum di lingkungan yang baru.

11. Terlibat Politik Kantor

Motivasi politik membuat orang sulit membuat keputusan secara obyektif dan fokus
pada mengelola tanggung jawab. Pemimpin yang terperangkap dalam politik kantor
kehilangan identitas mereka dan terjebak dalam agenda dan motivasi orang lain.

12. Tak Punya Tujuan Kerja

Bila Anda tidak tahu apa yang Anda perjuangkan, Anda akan sulit membuat keputusan
yang baik. Kejelasan tujuan memungkinkan Anda membuat keputusan yang benar dan
konsisten sesuai dengan misi. Ketika tujuan “terganggu”, Anda akan kehilangan
hubungan dengan naluri dan mulai membuat keputusan tanpa dependensi yang tepat
dan sumber daya.

13. Menyalahgunakan Sumber Daya

Memimpin bukan hanya tentang memotivasi orang dan tim inspirasi, tapi juga
mengharuskan Anda untuk mengetahui alat dan sumber daya yang tersedia dan atau
yang harus diperoleh untuk bersaing.

Pemimpin yang membuat keputusan baik terus meningkatkan pedoman sumber daya.
Mereka memperkuat kemampuan untuk mendapatkan akses ke informasi yang benar,
statistik, tren, dan hal lainnya yang tersedia dari luar dan dalam kantor/perusahaan.
Mereka tahu kapan harus melibatkan semua sumber daya itu dalam rangka membuat
keputusan tepat yang berdampak positif bagi perusahaana atau bagi masa yang akan
datang.

14. Tidak Melihat Peluang

Pemimpin tidak mengerti dengan visi yang disebut Wide-angle, melihat peluang dari
segala arah. Visi ini membuat pemimpin ahli dalam mengantisipasi krisis dan mengelola
perubahan jika keadaan memburuk. Ini juga dapat memperluas pengamatan dan
memungkinkan mereka melihat sekitar, di dalam dan luar perusahaan, sehingga
keputusan-keputusan yang dibuat pun tepat.

15. Tidak Percaya Diri

Pemimpin yang tidak percaya diri sering menjadi putus asa dan membuat keputusan
tiba-tiba. Mereka tidak memikirkan konsekuensi saat membuat keputusan.

6
REFERENSI
Vethzal Rivai, 2014, Kepemimpian dan Perilaku Organisasi, Jakarta.
Moid Siddiqui, 2014, Leading from the Heart (Kepemimpian Berdasarkan Kecerdasan
Hati), Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta.
Hegar Pangarep, 2016, Excellent Leadership, Jakarta : Cakrawala.
Sheh Seow Wah, 2013, Chinese Leadership, Bogor : PT. Grafika Mardi Yuana.
Joeeph Grenny, Kerry Patterson, David Maxfield, Ron Mcmillan, Al Swittzle, 2013,
Influencer, Jakarta: PT. Dunamis Intra Sarana .
Brian Tracy, 2014, How the Best Leaders Lead, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo
Dale Carnegie, 2016, Sukses Memimpin, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama,

EVALUASI
A. Latihan dan Diskusi
Untuk lebih memahami materi di atas, silahkan mengerjakan latihan berikut ini

1 . Jelaskan sifat-sifat pemimpin

2. Mengapa pemimpin harus dipercaya

3. Mengapa pemimpin harus jujur

4. Mengapa pemimpin harus rela berkorban

5. Sebutkan ciri pemimpin yang tidak ideal

B. Pertanyaan (Evaluasi mandiri)


1. Uraikan dan jelaskan. Mengapa pemimpin harus memiliki kriteria sebagai pemimpin.
2. Sebutkan pemimpin dengan yang memiliki karakter ideal

C. QUIZ -mutiple choice (Evaluasi)


1. Pemimpin ideal adalah pemimpin yang dicintai :
a. Organisasi
b. Anggota yang dipimpin
c. Memiliki inovasi
d. Benar semua

2. Pemimpin harus sering berdiskusi dengan :


a. Pelanggan
b. Pemegang saham
c. Bawahan

7
d. Pemerintah

3. Pemimpin harus selalu sering diskusi dengan bawahan supaya :


a. Menjaga harmonisasi organisasi
b. Solidnya organisasi
c. Menjalankan visi organisasi
d. Semua benar

4. Pemimpin harus melihat peluang dengan cara


a. Memperluas pengamatan
b. Inovasi
c. Preventif
d. Asosiatif

5. Pemimpin yang tidak ideal


a. Hanya memerintah
b. Tidak bertanggung jawab
c. Hanya melihat masa lalu
d. Semua benar

8
JAWABAN
A. Latihan dan Diskusi

1. Untuk menjadi Seorang Pemimpin hendaknya anda harus dapat membangun karakter d
an sifat
sifat kepemimpinan yang dapat menjadi inspirator bagi bawahan anda. Berikut 12 sifat kepemim
pinan yang perlu anda kuasai :

1. Memiliki Passion

Passion memiliki arti yang beragam diantaranya adalah semangat dan gairah, Keinginan besar,
Kegemasan dan keberanian. Menjadi seorang pemimpin yang memiliki passion di butuhkan ke
sadaran dalam diri. Passion merupakan bentuk antusiasme yang di tunjukkan oleh seorang pe
mimpin kepada bawahannya yang bertujuan untuk mengembangkan potensi diri.

Seorang pemimpin harus bisa menularkan energi positif kepada bawahannya. Gairah dan sema
ngat seorang pemimpin akan terlihat dari bahasa tubuh saat dia beraktivitas. Anda mungkin me
mpunyai seorang pimpinan yang energik,kadang menunjukkan kegemasan atau greget-
nya saat menyaksikan sesuatu yang di harapkan atau diinginkannya. Hal tersebut diekspresika
n dalam upaya agar dia dapat menginstropeksi diri dan mengevaluasi dirinya saat mengalami k
egagalan.

Seorang pemimpin yang memiliki passion haruslah berani dalam mengambil keputusan. Hal ini
merupakan bentuk tanggung jawab dari tugas kepemimpinannya. Jika anda bertemu dengan so
sok pemimpin yang melepaskan tanggung jawab kepada bawahannya berarti anda mempunyai
pemimpin yang tidak bernyali. Pemimpin seperti ini tidak akan mendapat tempat dan kepercaya
an kembali dari para bawahannya. Berapa banyak pemimpin di sekitar kita yang melemparkan t
anggung jawab bahkan kesalahannya kepada orang lain. Keberanian adalah simbol dari seoran
g pemimpin dalam menghadapi berbagai hambatan dan rintangan dalam kepemimpinannya.

2. Jujur

Memasuki Era moderanisasi saat ini jarang sekali kita temui sosok pemimpin yang jujur dan am
anah. Seorang pemimpin yang hanya mencari keuntungan bagi dirinya sendiri akan berfokus pa
da bagaimana cara memanipulasi apapun yang menjadi tanggung jawabnya dan apa yang dila
kukannya sudah tidak obyektif lagi. Kejujuran adalah simbol moralitas tertinggi yang harus dimili
ki oleh seorang pemimpin. Ada sosok pemimpin yang memiliki kejujuran dalam menjalankan ke
benaran tetapi banyak sekali orang disekitar nya yang mencoba menggeser kedudukannya seb
agai seorang pemimpin karena dianggap menghalangi niatnya untuk berbuat tidak baik. Sebaga
i contoh pada saat Pemilihan Calon Anggota Legislatif belum lama ini, banyak sekali para calon
Legislatif tersebut melakukan politik membagikan uang dan janji-
janji kosong. Tindakan tersebut bukanlah hal yang baik yang patut dimiliki oleh seorang pemimp
in. Pemimpin yang memiliki sifat jujur adalah mereka yang tindakan dan ucapanya selalu berori
entasi pada kebenaran. Seorang pemimpin akan melakukan apa yang benar dan akan mengata
kan apabila memang salah. Kejujuran seorang pemimpin dapat kita lihat dari sikap dan perilaku
nya. Karena perkataan seorang pemimpin adalah cerminan dari dalam hatinya.

3. komunikatif

Kevin Hogan (2005) yang telah melakukan penelitian kepada banyak orang yang memiliki kema
mpuan komunikasi yang tinggi sehingga berhasil dalam kehidupannya, mengatakan bahwa kom

9
unikasi memiliki cakupan makna yang lebih luas daripada sekedar apa yang anda ucapkan. Ko
munikasi adalah bagaimana anda “mengatakannya”. Komunikasi adalah tentang mendengarka
n, berbicara, dan bertindak untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran anda kepada orang lai
n.

Begitu pula bagi seorang pemimpin harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik kepada b
awahannya agar apa yang menjadi tujuan yang ingin di capai dari kepemimpinannya dapat di s
ampaikan kepada para bawahan.

4. Pendengar yang baik

Dalam sebuah organisasi seorang leader harus bisa menjadi pendengar yang baik, mengapa?
S.R Levine & M.A. Crom menulis bahwa keterampilan “Mendengar” adalah satu-
satunya keterampilan yang paling penting dari semua keterampilan berkomunikasi yang ada. Le
bih penting dari keterampilan untuk berorientasi dengan berapi-
api. Lebih penting dari suara yang penuh kuasa. Lebih penting dari kemampuan untuk berbicara
dalam beberapa bahasa. Malah lebih penting dari kemampuan menulis dengan kata-
kata menawan (THE LEADER IN YOU: HOW TO WIN FRIENDS, INFLUENCE PEOPLE, AND
SUCCEED IN CHANGING WORLD, New York,N.Y.: Simon & Schuster,1993,hal.985).

Bayangkan jika anda mempunyai seorang leader yang tidak mau mendengar bawahannya, tent
unya sedikit sekali informasi yang akan di dapat oleh leader tersebut. Tidak banyak seorang lea
der yang mau menjadi pendengar yang baik, riset membuktikan hanya 25% saja pesan yang di
simpan saat seseorang menerima pesan.Tuhan menciptakan anggota tubuh ini bukan tanpa tuj
uan. Tuhan memberikan 2 telinga dan 1 lidah agar kita lebih banyak mendengar dari pada berbi
cara. Menjadi pendengar yang baik bukanlah hal yang mudah bagi seorang leader, tetapi mulai
dari hal kecil seperti ini akan membawa dampak yang besar bagi perusahaan. Jadilah seorang l
eader yang banyak mendengar dari pihak lain terutama dari bawahan anda sendiri. Biasakan m
endengar dengan seksama ide-
ide yang muncul. Jika anda merasa tidak cocok dengan ide tersebut paling tidak anda mendapa
t sudut pandang baru dan jika ide terebut sesuai dengan pandangan anda maka sebagai seora
ng leader tidak perlu merasa gengsi. Menjadi pendengar yang baik terhadap bawahan anda aka
n menambah kewibawaan anda sebagai seorang leader.

5. Integritas

Intergritas yang dalam bahasa latin berasal dari kata “Integrated” artinya “Komplit” utuh dan se
mpurna yang berarti tidak ada cacat. Bagi seorang leader yang mempunyai integritas tinggi tent
u kata-kata yang diucapkannya akan memberikan kuasa, mempunyai kekuatan akan rencana-
rencana nya dan akan memberikan daya (force) atas setiap tindakannya.

Leader yang mempunyai integritas selalu bertindak sesuai dengan ucapannya, selalu konsisten
dengan apa yang sudah di yakini dan yang dilakukannya, antara sikap dan tindakan juga antara
nilai hidup yang di anut dengan nilai hidup yang dijalankan. Bertindak tanpa kompromi atas keb
enaran yang ada.

Di dalam menjalankan perusahaan seorang leader akan berfokus pada kebenaran untuk tujuan
kemajuan bersama. Para bawahan akan dapat membedakan leader yang mempunyai integritas
dengan yang tidak, karena integritas tidak dapat di rekayasa tetapi timbul dari dalam diri.

contoh sikap seorang leader yang memiiki integritas adalah mereka yang meiliki sikap jujur, me
ngatakan benar jika benar dan mengatakan salah jika salah. Tidak berbelit-
belit dan tidak berputar-
putar dalam memberikan jawaban dalam rangka menutupi kesalahannya.Leader harus menyad
ari kelebihan dan kekurangan dirinya, memperbaiki kelemahan dan meningkatkan kelebihannya
. Seorang leader juga harus tenang dalam menghadapi setiap masalah,tidak mudah panik men
ghadapi keadaan darurat, krisis dan tekanan.

10
6. Strategi

Dalam menjalankan sebuah perusahaan seorang pemimpin harus membuat stategi dalam menj
alankan roda perusahaan nya. Jika di ibaratkan perang seorang panglima perang perlu memiiki
strategi untuk memenangi peperangan tersebut. Begitu pula dengan seorang pemimpin yang si
ap dengan beberapa strategi untuk memajukan perusahaan nya. Strategi ini sangat erat kaitann
ya dengan rencana kerja dalam sebuah perusahaan. Baik rencana kerja jangka panjang maupu
n rencana kerja jangka pendek. Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat mempelajari bagaiman
a target dapat di capai dengan maksimal, efektif dan efisien. Strategi ini tentunya terukur denga
n apa yang menjadi goal dalam perusahaan.

7. Komitmen

Mengapa seorang pemimpin harus mempunyai komitmen? Jawabannya sering kita temui teruta
ma dalam sebuah organisasi. Komitmen di bangun satu sama lain dengan tujuan agar setiap in
dividu berpegang teguh dan berfokus pada keputusan yang di ambil, tanpa mempertanyakan ap
a-
apa lagi apapun keadaan yang akan terjadi. Begitu pula sebagai seorang pemimpin yang telah
berkomitmen untuk memajukan perusahaan, maka semua yang dilakukan nya semata-
mata adalah untuk memajukan perusahaan menjadikan perusahaan lebih baik. Komitmen buka
n hanya sekedar kata-
kata untuk berkomitmen tetapi harus di wujudkan dengan sebuah sikap, perilaku dan hasil sesu
ai dengan apa yang telah di ucapkannya.

8. Apresiasi

Setiap orang dilahirkan sebagai makluk sosial dengan kebutuhan dasar ingin di perhatikan sala
h satunya mendapatkan apresiasi atas apa yang dilakukannya, seorang leader yang baik adala
h mereka yang dapat menghargai hasil kerja tim dengan cara memberikan apresiasi yang baik.
Apresiasi dibuktikan dengan tindakan dan perkataan yang dapat di contoh baik oleh bawahan m
aupun rekan kerja dari departemen lainnya.

Perkataan adalah alat utama bagi sukses anda sebagai leader dalam memimpin organisasi, di
mana anda akan menjadi figur terciptanya nilai dan kemampuan anda serta gambaran visi dan
misi dalam kepemimpinan. Saat seorang sales di tantang pada sebuah target penjualan dan da
pat mencapainya bahkan melebihi target yang telah di berikan dalam waktu yang singkat saat it
ulah seorang leader memberikan apresiasi atas tugas yang di berikan terebut. Apresiasi yang di
berikan pada mereka yang telah melakukan hal-
hal yang positif dalam menjalankan tanggung jawab yang diembannya bertujuan untuk memberi
kan motivasi dan kepercayaan atas prestasi yang telah di raihnya .

9. Prinsip

Seorang pemimpin haruslah memiliki kejelasan dalam setiap perilaku dan juga keputusan yang
diambil. Ini merupakan tanggung jawab utama anda. Perilaku dalam menjalankan tugas-
tugas haruslah jelas sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Bentuk kejelasan ini akan memud
ahkan para bawahan anda dalam melakukan tugas-
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab masing-
masing. Seorang Pemimpin juga harus memiliki kompetensi dalam membuat standar kompeten
si bagi perusahaan dan juga setiap orang yang ada di dalamnya. Standar ini di buat agar anda
dapat menjadikan perusahaan anda yang terbaik. Anda harus dapat meningkatkan kualitas dan
pelayanan dalam perusahaan dengan standar kompetensi yang ada maka sumber daya yang a
nda miliki pula dapat anda kelompokkan sesuai dengan kemampuannya sehingga hasil kerja da
pat maksimal sesuai dengan kemampuan masing-
masing. Seorang pemimpin harus bisa mengetahui batasan atau hambatan yang bisa membuat
perusahaan tidak mencapai goal, dan setelah mengetahui itu pemimpin harus bisa mengatasin
ya sehingga perusahaan dapat mencapai goal

10. Pemimpin harus memiliki Nilai (Value)

11
Seorang pemimpin haruslah bisa menjadi role model bagi bawahannya. Sebagai orang yang tel
ah terpilih untuk memimpin organisasinya secara hirarki mereka lah yang berada pada pucuk pi
mpinan tertinggi dimana pemimpinlah yang bertanggung jawab dalam melaksanakan, memutus
kan, memantau dan memastikan setiap objektif bagi organisasi tersebut untuk mencapai jayany
a. Untuk memastikan organisasi yang di pimpinnya berjalan dinamik baik dari lini atas sampai d
engan lini bawah seorang pemimpin haruslah mempunyai nilai-
nilai tertentu ataupun kualiti pemimpin yang hebat yaitu kepemimpinan yang bisa menjadi telada
n.Nilai-
nilai tersebut hendaknya bisa di implementasikan serta di terapkan dalam menjalankan tanggun
g jawabnya sebagai seorang pemimpin yang baik. Contoh nilai yang mendasar adalah memiliki
attitute yang baik yang dapat menjadi teladan bagi para bawahannya. Perusahaan yang memili
ki pemimpin yang bersih, menundukkan diri, dan berusaha bijak dalam pengambilan setiap kep
utusan akan mencerminkan bagaimana jalan nya perusahaan tersebut. Pemimpin yang mempu
nyai sikap amanah dapat menjauhkan seorang pemimpin dari melakukan penyelewengan sehin
gga semua tugasnya dapat dilakukan dengan baik tanpa berlaku apa-
apa masalah. Jika seorang pemimpin ikhlas dalam menjalankan tugas nya maka dia tidak akan
mengharapkan apa-
apa ganjaran sampingan demi kepentingannya sendiri, yang menjadi tujuannya dalah bagaiman
a melakukan yang terbaik untuk kemaslahatan banyak orang dalam organisasi yang di pimpinn
ya

11. Determination

Determination yang di maksud dalam kepemimpinan adalah seorang Pemimpin yang dalam seti
ap keputusan nya mempunyai kepastian bahwa apapun yang di putuskan adalah yang terbaik b
agi perusahaan. Pemimpin sebagai penentu terhadap arah jalannya perusahaan. Semua tentu
mengandung resiko dan untuk itulah fungsi pemimpin ada untuk melakukan analisa terhadap ap
a yang telah di tentukannya. Hal ini membutuhkan sebuah kebulatan tekad dan keyakinan sehin
gga apa yang di putuskan dapat dijalankan. Contoh jika anda bekerja dalam sebuah perusahaa
n yang sehat pada awalnya dan kemudian masuklah seorang pimpinan baru yang ternyata dala
m menjalankan perusahaan tersebut tidak dapat memberikan kepastian terhadap majunya peru
sahaan tentu sebagai bawahan anda akan mempertimbangkan apakah akan tetap bekerja disit
u atau mulai melirik perusahaan yang lebih baik. Pemimpin harus lah dapat memberi kepastian
atas apa yang menjadi tujuan kemajuan perusahaan

12. Rendah Hati

Kita tentu pernah mengenal ilmu Padi semakin berisi maka semakin lama semakin menunduk k
e bawah. Begitu pula anda sebagai seorang pemimpin, semakin anda berisi maka semakin mer
endah pula sikap, tutur kata dan perilaku anda. Kerendahan hati merupakan hal yang sangat pe
nting bagi seorang pemimpin yang hebat. Anda tidak akan pernah berhasil dalam membangun
bisnis apabila tidak mengintrospeksi diri terhadap setiap kesalahan pribadi dan mengakui bahw
a sebenarnya ada kontribus orang lain dalam kesuksesan anda. Bagaiman cara anda memuncu
lkan sikap rendah hati ini? Salah satu nya adalah terbuka terhadap semua Ide. Anda bukanlah
makluk sempurna yang tau segalanya dan menguasai semua materi. Opini pihak lain sangatlah
diperlukan, kita perlu mempercayakan sesuatu kepada ahli nya, kepada mereka yang memiliki
kualifikasi dan keahlian yang relevan dengan hal tersebut. Pemimpin yang hebat adalah pemim
pin yang tau kapan saatnya menunda dan mendelegasikan suatu pekerjaan kepada orang lain.
Anda juga harus tau tidak semua Ide bagus itu datang dari ahlinya bisa saja ide bagus tersebut
datang dari bawahan anda. Yang kedua adalah salah satu tugas seorang pemimpin adalah me
mbantu bawahan anda, membimbing mereka dan membuat mereka terus berkembang. Seoran
g pemimpin harusnya melayani dan bukan selalu mendampakan pelayanan. Dalam banyak kas
us, para bawahan anda akan segera mengenali apakah anda sebagai pemimpin tulus membant
u mereka atau hanya berusaha untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Untuk itu ketulusan me
layani adalah sikap mutlak yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.

2. Prinsip pertama dan utama dalam kepemimpinan adalah kepercayaan. Artinya, seorang
pemimpin harus bisa dipercaya dan bisa mempercayai orang lain. Jika anda ditakdirkan
sebagai pemimpin, anda harus mengamalkan prinsip dasar ini. Sebaliknya, jika anda bukan

12
seorang pemimpin, anda tetap harus belajar \prinsip kepemimpinan ini, karena kepercayaan
adalah modal kehidupan.

Jadi, untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif anda harus :


1. Menjadi orang yang dapat dipercaya
2. Mampu mempercayai orang lain

KEPERCAYAAN, DICARI DAN DIDAPATKAN


Kepercayaan tidak mungkin dicapai dalam waktu singkat. Kepercayaan didapat dari
hubungan. Hubungan diawali dari kesamaan, anda dan dia suka bermain, terjalinlah
hubungan, anda dan dia sama-sama bekerja di suatu organisasi, terciptalah hubungan, atau
anda dan dia sama-sama suka, terciptalah percintaan (he...he...he...)

Tahap awal suatu hubungan, entah itu percintaan, permainan, ataupun pekerjaan, semuanya
serba baik. Karena tidak ada ikatan dan tanggungjawab. Jenis hubungan ini baik dan sehat,
namun kosong, karena tidak ada komitmen. Elu...elu...gue...gue...emang gue pikirin,
demikian prinsip hubungan ini.

Jika mereka hendak naik ke hubungan tingkat berikutnya, maka mereka harus
menumbuhkan rasa percaya kepada teman mereka. Misalnya saja mengatur janji untuk
bertemu, refreshing sama-sama, atau mengerjakan sesuatu bersama-sama. Masing –
masing orang percaya dengan kata-kata yang diucapkan. Di tingkat inilah, kepercayaan diuji.
Semakin banyak kesamaan antara kata-kata dengan fakta, maka semakin dapat dipercaya
tuh orang. Semakin dapat dipercaya, tingkat kepercayaan terhadap orang itu akan semakin
meningkat.

Hm...kepercayaan...
Semakin tinggi kepercayaan kita terhadap seseorang, semakin berat pula kerusakaan yang
akan timbul akibat penyalahgunaan kepercayaan tersebut. Karena, yang diserahkan di sini
bukanlah uang ataupun barang, tetapi diri mereka sendiri. Semakin tinggi anda mendaki
akan semakin sakit ketika jatuh ! Berhati – hatilah dengan kepercayaan ini.

Sebenarnya mudah untuk dapat dipercayai orang lain, yaitu dengan melakukan apa yang
kita ucapkan. Orang menilai seseorang dapat dipercaya atau tidak itu dari kesesuaian antara
kata-kata dengan faktanya. Bahasa lainnya adalah konsisten.

Kedua, buka diri anda.Biarkan orang lain melihat kelebihan dan kekurangan anda,
bersikaplah jujur dengan keadaan, dan jadilah diri anda sendiri. Bukankah anda paling
nyaman ketika anda bisa menjadi diri anda sendiri ? Dan kenyamanan ini akan menular
kepada orang – orang di sekeliling anda. Ketika orang merasa nyaman, mereka akan
membuka dirinya.
Lagipula, dengan menjadi diri anda sendiri, anda akan mampu melakukan sesuatu dengan
efektif.

MEMPERCAYAI ORANG LAIN


Seorang pemimpin harus bisa mempercayai orang lain Saya teringat dengan humor
mengenai seorang pendaki, kurang lebih begini ceritanya :

Seorang pendaki tiba – tiba kehilangan pegangannya dan terpeleset. Untungnya, tangannya
berhasil mengapai sebatang pohon. Kemudian dia berteriak – teriak meminta tolong. “
Tolong, tolong, ada orang di atas nggak ? ” serunya. Tidak ada jawaban. Lima menit berlalu,
dan tangannya mulai kesemutan. Dengan putus asa dia berdoa dalam hatinya, “Tuhan,
tolonglah aku.” Kemudian, dengan kekuatan terakhirnya, dia berteriak kembali, “Tolong, ada
orang di atas nggak ?”

Tiba – tiba, terdengar suara menggelegar dari langit. “Anakku, percayakah engaku
kepadaKU ?” Dengan terkejut, si pendaki menjawab, “Ya Tuhan, aku percaya kepadaMu !”
Suara tersebut kembali menjawab, “ Baiklah, lepaskanlah tanganmu.” Setelah berpikir
sejenak, si pendaki kembali berseru, “ Ada orang lain lagi nggak di atas ?”

13
Karena itu, sangat susah untuk mempercayai orang lain, apalagi jika berhubungan dengan
“pendapatan” kita.

Sekalipun mempercayai orang lain harus dibayar dengan harga yang mahal, namun hal itu
pantas dilakukan. Pertama, kita tidak bisa melakukan segala sesuatu sendirian. Coba
pikirkan kembali, dari mana nasi yang anda makan sehari-harinya ? Pak Tani menanam padi
di sawahnya, membeli pupuk dari toko pertanian, mengirim hasil panennya ke pasar, istri
anda membeli beras tersebut dan menanak nasi itu untuk anda. Anda adalah seorang
pemimpin, tugas anda banyak, dan anda tidak akan mampu melakukan kesemua tugas
tersebut sendirian. Atau jika anda memaksa, anda sanggup menyelesaikan tugas-tugas
anda sendirian. Bagus ! Tapi saya yakin hasilnya akan jauh berbeda jika anda mengerjakan
tugas tersebut bersama-sama. Memang berpergian dengan banyak orang memakan waktu
yang lebih lama jika anda berpergian sendirian. Tapi kesenangan yang anda dapatkan juga
jauh lebih banyak bukan ?

Kedua, pekerjaan besar hanya dapat dilakukan oleh orang yang berjiwa besar pula. Apakah
anda puas dengan hasil yang anda capai saat ini ? Saya yakin tidak, karena sifat dasar
manusia adalah tidak pernah bisa puas. Setelah berhasil mencapai hal yang kecil, anda
akan berusaha untuk mencapai hal yang lebih besar. Dan anda akan sadar bahwa anda
tidak bisa mencapainya sendirian, anda butuh orang lain.

Ketiga, tidak ada manusia yang sempurna. Sekalipun anda seorang pemimpin, saya yakin
anda mempunyai beberapa kelemahan. Apa yang akan kita lakukan dengan kelemahan kini
? Berusaha untuk memperbaikinya ? Tentu saja ! Tetapi saya yakin, anda akan sering
mengalami kegagalan daripada keberhasilan...^-^’.

Saya teringat dengan sebuah nama. Paulus, seorang pemuka agama kristen jaman dahulu.
Dia adalah orang yang dididik langsung oleh Gamaliel, ahli agama kristen terkenal. Paulus,
seorang yang hampir sempurna, cerdas, berpendidikan, dan terhormat. Tapi, sebagai
manusia, dia mempunyai sebuah kelemahan, saya tidak tahu apa kelemahannya, tapi dia
mengatakan sebagai “duri dalam daging”. Dia berusaha mati-matian untuk memperbaiki
kelemahannya itu sendiri, tetapi tidak berhasil. Saya ulangi sekali lagi, tidak pernah bisa
berhasil. Dan di tengah keputus-asa-anya dia berdoa kepada Tuhan supaya mengangkat
duri dalam dagingnya tersebut. Namun, jawaban yang diterimanya adalah, “ Cukup sudah
kasih karuniaKU kepadamu.” Bagi saya, hal itu berarti kelemahan kita adalah hal yang wajar
dan berusaha merubahnya akan memakan waktu seumur hidup kita. Lagipula, hasilnya
belum tentu sesuai dengan harapan kita.

Sebagai seorang pemimpin, saya lebih suka mempercayai orang lain untuk mengisi
kekurangan saya. Dan memfokuskan energi untuk mengembangkan kelebihan yang ada
dalam diri saya. Dengan melakukan ini, saya melipatgandakan kemampuan saya. Bukankah
itu tugas seorang pemimpin, melipatgandakan hasilnya ?

3. Ketika seseorang berfikir tentang kepemimpinan, gambaran yang ada dalam fikiran adalah
keahlian yang dimiliki seseorang sejak lahir untuk memimpin suatu hal. Namun, definisi dari
kepemimpinan sangatlah bebas dan terbuka karena kepemimpinan sangatlah kompleks.

Dalam hal kepemimpinan salah satunya diperlukan komunikasi yang baik. Hal tersebut dapat
dibangun dengan berbicara jujur kepada orang lain dan menjadi pribadi yang terbuka dalam
diri sendiri, hal berpendapat, dan berfikir.

Sifat jujur dan terbuka merupakan sifat yang berasal dari pribadi seseorang, sifat tersebut
merupakan pondasi untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, dan sifat tersebut dapat
membangun sebuah komunikasi yang baik dengan orang lain.

Kepemimpinan kepercayaan yaitu perilaku – perilaku yang membangun kepercayaan dalam


hal konsistensi di dalam tindakan aktivitas atau dapat diandalakan. Membangun
kepercayaan sangatlah sulit, sehingga sesorang pemimpin harus jujur dalam melakukan
setiap tindakan.

14
Kejujuran seorang pemimpin diawali pada jujur kepada dirinya sendiri, hal itu merupakan
kunci untuk dapat menjadi seorang pemimpin yang baik.

Seorang pemimpin yang baik akan selalu jujur pada anggota tim atau kliennya atas setiap
keuntungan atau resiko yang ada di dalam setiap keputusan yang diambil, karena setiap
keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin yang jujur memiliki dasar atau berdasakan
situasi yang ada.

Bekerja secara jujur merupakan hal yang sangat bijak, karena dampak dari ketidakjujuran
dapat membuat seseorang kehilangan reputasinya yang telah diraih dalam bekerja. Jujur
dalam bekerja dapat membuat seseorang percaya akan kinerja dalam bekerja, menciptakan
image yang baik dihadapan publik, dan membuat lebih tanggung jawab dalam bekerja.

Selain sifat jujur, seorang pemimpin harus terbuka atau transparan, salah satunya terbuka
dalam menyampaikan berpendapat dan berfikir.

Transparansi adalah suatu hal yang tidak ada maksud tersembunyi didalamnya, disertai
dengan ketersediaan informasi yang lengkap yang diperlukan untuk bekerja sama atau
berkolaborasi dan dapat dipertanggungjawabkan.

Seorang pemimpin harus terbuka dan tentu diawali dari dirinya sendiri atau kepribadiannya
hal itu merupakan point terpenting. Menjadi pribadi yang transparan akan memberikan
kepercayaan kepada orang lain, khususnya kepada anggota tim terlebih kepada klien.
Dengan seorang pemimpin yang transparan dapat membuat segala sesuatu menjadi
nampak jelas dan semua orang dapat menilai kinerja sorang pemimpin dengan anggota tim

4. Pengorbanan pada dasarnya adalah suatu yang konstan dalam kepemimpinan. Ia menjadi
ciri yang melengkapi kepemimpinan. Pemimpin-pemimpin yang mengorbankan jiwa, raga,
harta dan tahta umumnya adalah orang-orang yang memiliki nilai, visi, misi yang jelas dan
kuat. Dengan visi dan misi yang jelas, mereka mengerahkan seluruh potensi, segenap
sumber daya dan menginspirasi banyak orang berjuang bersama mencapai visi-misi
tersebut.

Pemimpin yang berkorban, selain tergerak oleh visi, misinya, mereka juga adalah orang-
orang memiliki empati dan berorientasi melayani orang lain lebih besar. Peter Block(Penulis
Buku Stewardship) mengatakan pelayanan timbul jika seseorang berkomitmen pada
sesuatu di luar dirinya. Block telah menemukan bahwa rasa pelayanan adalah unsur utama
dalam proses kepemimpinan.
Miskin Visi
Demikianlah, Indonesia berhasil menjadi sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat
karena pemimpin-pemimpinnya, seperti Soekarno, Hatta, Syahrir, Tan Malaka dan patriot
bangsa lainnya memiliki visi dan mimpi yang jelas. Dan untuk itu, Mereka berjibaku
mencapainya, sehingga menggerakan rakyat berjuang bersama mereka. Panglima Besar
Sudirman mendapat dukungan dan kesetiaan dari prajuritnya dan rakyat karena dia
menunjukan pengorbanan yang sangat besar. Dalam keadaan sakit, beliau memimpin para
prajurit berjuang mempertahankan kemerdekaan dengan kebersamaan yang tinggi antara
tentara dengan rakyat. Orang-orang seperti Marthin Luther King, Mahatma Gandhi, Bunda
Theresa mencapai suatu yang luar biasa karena pengorbanan diri mereka. Mereka
mendevosikan kata-kata dan tindakan mereka.

Kualitas kepemimpinan semacam ini sangat langka dijumpai dalam diri pemimpin-pemimpin
bangsa hari ini dari tingkat pusat sampai daerah. Mereka lebih banyak meributkan hal yang
remeh-temeh daripada hal yang mendasar dan strategis menyangkut nasib rakyat
kebanyakan dan keberlangsungan bangsa dalam jangka panjang.

Wacana politik yang mengemuka lebih didominasi oleh hal-hal yang menyangkut
kepentingan partai, dominasi kekuasaan, kelanggengan kekuasaan, produk keputusan yang
tidak peka dan peduli dengan nasib sebagian besar rakyat yang terlilit kemiskinan, misalnya
permintaan fasilitas, kenaikan gaji, membangun gedung baru, minta naik uang reses, dan

15
studi banding. Belum lagi sederet tindakan dan perilaku tidak terpuji antara lain, misalnya
korupsi, kolusi dan nepotisme.

Kita mungkin tidak akan pernah mendengar misalnya perdebatan karena perbedaan
pandangan mengenai kebijakan ekonomi-politik, arah dan orientasi berbangsa di antara
pimpinan nasional: Yudhoyono, Bakrie, Hatta Rajasa, Megawati, dan pemimpin-pemimpin
politik lainnya.

Sejauh ini, kita masih terpesona dengan keanggunan, keelokan, kejeniusan pemimpin-
pemimpin bangsa kita di masa lalu. Mereka berbicara dan berdebat untuk hal-hal yang
sifatnya prinsip, apakah itu mengenai dasar negara, cita negara, bentuk negara, dan platform
dasar bangsa dan negara.

Dalam praktik politik pun, mereka tidak segan-segan berbeda dan memilih jalan berpisah
selama itu menyangkut suatu yang prinsipiil. Mereka juga tidak pelit memberi dukungan
sepanjang itu menyangkut kepentingan negara. Hubungan pribadi diantara pemimpin terjalin
baik meski ada perbedaan pandangan dan terjadi perdebatan yang sengit di parlemen.

Pemimpin-pemimpin bangsa sekarang lebih banyak mengumbar kemarahan di depan publik,


lebih kelihatan garang bicara melalui media, menyerang mitra atau kolega di depan umum,
tapi tidak gigih dan kukuh pendapatnya ketika berbicara menyangkut nasib rakyat yang
diperjuangkannya melalui undang-undang atau kebijakan publik. Dengan kata lain,
Perjuangan politik saat ini lebih pada kepentingan-kepentingan kecil yang diucapkan dengan
kata-kata besar. Tidak ada terobosan yang luar biasa yang dilakukan.

Berkorban: Melayani
Kepemimpinan mensyaratkan kepelayanan. Pelayanan membutuhkan pengorbanan.
Pengorbanan berarti bahwa seorang pemimpin harus bebas dari hierarki keinginan yang
selalu menempatkan kepedulian pada diri sendiri lebih besar.

Berkorban juga berarti seorang pemimpin rela kehilangan kenyamanannya. Itu berarti ia
harus keluar dari comfort zones-nya. Seperti garam yang mengasinkan hidangan, seorang
pemimpin pelayan memberikan kehidupannya kepada kelompok dan anggotanya serta
menempatkan kepentingan mereka terlebih dahulu di atas kepentingan personal. Pemimpin-
pelayan mengorbankan hak-hak pribadinya untuk menemukan keagungan dalam melayani
orang lain. Kehidupan pemimpin pelayan penuh dengan pengorbanan. Itulah yang
membedakan seorang pemimpin sejati dengan pemimpin yang biasa saja.
Pengorbanan Sebagai Elemen kunci
Di tengah kemarau panjang krisis besar yang masih melilit tubuh bangsa ini, amat diperlukan
tampilnya pemimpin-pemimpin yang mau berkorban untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan yang mampu menciptakan tata dunia yang
berkeadaban dan berkeadilan.

Pemimpin-pemimpin macam ini hanya mungkin terjadi bila mereka memiliki visi, misi yang
jelas dan kuat serta berorientasi pelayanan pada kepentingan yang lebih besar di atas
kepentingan partikular.

Pemimpin menghidupkan visi dengan membuat semua tindakan dan perilaku mereka
konsisten dengannya dan dengan menciptakan rasa penting dan mendesak, serta gairah
untuk pencapaiannya. Jika pemimpin hanya mengutamakan kekuasaan dan dengan
kekuasaan tersebut menghimpun kebesaran pribadi, maka sudah sepantasnya untuk diadili.

5. Tidaklah mudah menjadi seorang pemimipin, karena mereka harus memiliki sejumlah
kualitas tertentu. Kalau seorang pemimpin salah dalam bertindak, maka bawahan bisa saja
langsung menganggap buruk. Berikut ini adalah Ciri-Ciri Pemimpin Yang Tidak Ideal :

16
 Hanya Memerintah

Menjadi Pemimpin bukan berarti bisa seenaknya saja memerintah. Sebaliknya, hal yang harus
dilakukan seorang pemimpin yang benar yaitu harus bisa menciptakan komunikasi yang baik
dengan tim atau orang yang dipimpinnya demi mencapai visi dan misi yang telah ditentukan.
Komunikasi di sini artinya komunikasi dua arah, sehingga bawahan bisa menyampaikan
pendapat dan bukan sekadar menerima perintah.

 Jarang Diskusi

Pemimpin yang buruk biasanya jarang berdiskusi dengan bawahannya tapi dia menuntut timnya
untuk solid. Padahal, solid tidaknya sebuah tim juga dinilai dari adanya komunikasi yang baik
antara atasan dengan bawahan. Dengan berdiskusi, pemimpin pun bisa tahu jika ada masalah
di antara orang yang dipimpinnya.

 Tidak Memberikan Kepercayaan

Seorang pemimpin yang baik bisa memberikan kepercayaan pada timnya untuk bekerja. Hal ini
juga berguna untuk meningkatkan rasa percaya diri timnya. Sebaliknya, pemimpin yang buruk
tidak mampu memberikan kepercayaan itu. Akibatnya akan muncul rasa tak percaya di antara
atasan dan bawahannya.

 Tidak Memberikan Pujian

Tak sedikit atasan di kantor, perusahaan/lembaga yang merasa enggan untuk memuji
bawahannya. Padahal, hal tersebut sekali-kali perlu dilakukan demi memberikan penghargaan
pada bawahannya. Ini yang membuat mereka bisa termotivasi untuk menjadi tim yang lebih
baik dan maju.

 Konflik

Apabila bawahan Anda ditegur oleh atasan dari divisi lain, jangan hanya diam saja dan
membiarkan bawahan Anda menghadapinya sendirian. Pemimpin yang baik akan berusaha
untuk memberi dukungan pada timnya, bukan malah ikut menyalah-nyalahkannya juga.

 Tidak Terbuka

Hubungan baik dengan divisi yang berbeda perlu dibina dalam perusahaan/lembaga. Jika Anda
merupakan pemimpin yang kerap tertutup dan tidak membeberkan kehebatan kerja tim Anda,
itu menandakan bahwa Anda bukan termasuk pemimpin yang baik.

 Tidak Bertanggung Jawab

Jika Anda selalu menyerahkan tugas pada bawahan, padahal seharusnya pekerjaan tersebut
dikerjakan oleh Anda, itu membuktikan bahwa Anda bukanlah pemimpin yang baik. Pemimpin
yang benar akan bertanggung jawab dengan pekerjaannya, bukan malah menyuruh bawahan
untuk menyelesaikannya.

 Pemimpin yang Tidak Memiliki Visi, Tidak Akan Bisa Menjalankan Tim.

Pemimpin tanpa visi akan gagal. Pemimpin yang tidak memiliki visi tidak bisa menginspirasi tim,
memotivasi kinerja, atau menciptakan nilai yang berkelanjutan. Miskin visi, visi yang berubah-
ubah, atau tidak ada visi akan menyebabkan para pemimpin gagal. Tugas pemimpin adalah
untuk menyelaraskan organisasi sesuai dengan visi yang jelas dan dapat dicapai. Ini tidak bisa
terjadi ketika orang buta menuntun orang buta, yang artinya pemimpin yang tidak mempunyai
visi menuntun anggota dalam tim yang juga tidak memiliki tujuan dan arah.

 Ketika Pemimpin Gagal Memimpin Dirinya Sendiri

17
Seorang pemimpin yang memiliki karakter atau integritas tidak akan bertahan dalam ujian
waktu. Tidak peduli seberapa cerdas, ramah, dan persuasive seseorang, jika mereka rentan
terhadap rasionalisasi perilaku yang tidak etis berdasarkan kebutuhan saat ini atau masa
depan, mereka akhirnya akan menjadi mangsa kehancuran mereka sendiri. Optik atas etika
bukanlah formula untuk sukses.

 Terlalu Mengandalkan Pengalaman Masa Lalu

Sydney Finkelstein, profesor di Dartmouth Tuck School mengatakan dalam Wall Street Journal
2009, “Pemimpin cenderung mengandalkan pengalaman masa lalu yang tampaknya berguna,
tetapi sebenarnya berbahaya. … karena tidak benar-benar cocok dengan situasi saat ini dan itu
tidak akan menjadi bermanfaat.”

Pemimpin harus memperhatikan kondisi kerja, rekan kerja, sumber daya, dan bagaimana
menciptakan momentum di lingkungan yang baru.

 Terlibat Politik Kantor

Motivasi politik membuat orang sulit membuat keputusan secara obyektif dan fokus pada
mengelola tanggung jawab. Pemimpin yang terperangkap dalam politik kantor kehilangan
identitas mereka dan terjebak dalam agenda dan motivasi orang lain.

 Tak Punya Tujuan Kerja

Bila Anda tidak tahu apa yang Anda perjuangkan, Anda akan sulit membuat keputusan yang
baik. Kejelasan tujuan memungkinkan Anda membuat keputusan yang benar dan konsisten
sesuai dengan misi. Ketika tujuan “terganggu”, Anda akan kehilangan hubungan dengan naluri
dan mulai membuat keputusan tanpa dependensi yang tepat dan sumber daya.

 Menyalahgunakan Sumber Daya

Memimpin bukan hanya tentang memotivasi orang dan tim inspirasi, tapi juga mengharuskan
Anda untuk mengetahui alat dan sumber daya yang tersedia dan atau yang harus diperoleh
untuk bersaing.

Pemimpin yang membuat keputusan baik terus meningkatkan pedoman sumber daya. Mereka
memperkuat kemampuan untuk mendapatkan akses ke informasi yang benar, statistik, tren,
dan hal lainnya yang tersedia dari luar dan dalam kantor/perusahaan. Mereka tahu kapan harus
melibatkan semua sumber daya itu dalam rangka membuat keputusan tepat yang berdampak
positif bagi perusahaana atau bagi masa yang akan datang.

 Tidak Melihat Peluang

Pemimpin tidak mengerti dengan visi yang disebut Wide-angle, melihat peluang dari segala
arah. Visi ini membuat pemimpin ahli dalam mengantisipasi krisis dan mengelola perubahan jika
keadaan memburuk. Ini juga dapat memperluas pengamatan dan memungkinkan mereka
melihat sekitar, di dalam dan luar perusahaan, sehingga keputusan-keputusan yang dibuat pun
tepat.

 Tidak Percaya Diri

Pemimpin yang tidak percaya diri sering menjadi putus asa dan membuat keputusan tiba-tiba.
Mereka tidak memikirkan konsekuensi saat membuat keputusan

18
B. Pertanyaan (Evaluasi Mandiri)

1. Seorang pemimpin adalah individu dengan jiwa yang terlatih dan mampu melatih individu-
individu lain untuk mewujudkan visi yang bersifat seragam. Seorang pemimpin diharuskan
mampu melibatkan diri dalam unsur keberagaman sifat anggota yang menjadi tanggung
jawabnya. Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang mampu membawa misi kelompoknya
ke arah yang baik dan tetap teguh merangkul semua anggota kelompok
Cinta hadir dalam diri seorang pemimpin yang ideal dan juga kelompok yang dipimpinnya.
Segala bentuk tingkah laku yang hadir dari seorang pemimpin yang ideal akan selalu diiringi
dengan unsur cinta yang akan meminimalisir bentuk kecurangan juga hal-hal buruk lainnya.
Kelompok yang dipimpinnya pun akan mampu mencintai pemimpin tersebut tanpa adanya
unsur paksaan yang berlebih. Pemimpin yang ideal jelas akan mampu menciptakan tindakan
dengan cinta yang terkoordinir rapih untuk kemajuan

2. Menjadi seorang pemimpin yang baik pada generasi masyarakat milenial saat ini dan
kedepan menjadi satu tantangan yang kritis. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa
kepemimpinan merupakan karakter sejak lahir. Pada zaman ketika pemimpin dilahirkan dari
para raja-raja bisa dikatakan demikian karena yang mendapatkan ilmu-ilmu dan pengalaman
kepemimpinan hanya ada di lingkungan kerajaan.
Namun seiring perkembangan zaman, banyak pemimpin muncul akibat tuntutan dan kondisi
lingkungan pada saat itu. Pada zaman penjajahan karakter para pemimpin terbentuk dalam
perjuangan melawan penjajah. Mereka pejuang yang terbentuk oleh intelektual dan memiliki
idealisme yang bisa menghasilkan rumusan ideologi bangsa yang menjadi dasar-dasar dan
pedoman perjalanan dan kehidupan bangsa kita.

Namun mencari pemimpin yang tepat untuk masa sekarang dan akan datang menjadi
tantangan yang harus dipenuhi untuk bangsa ini. Pemimpin harus bisa beradaptasi dengan
perkembangan zaman. Negara-negara maju memiliki pemimpin yang berhasil
memanfaatkan perkembangan teknologi yang mengubah pola kehidupan manusia. Selain itu
pemimpin juga harus memiliki empati yang tinggi dan komitmen menolong sesama tanpa
membedakan suku, agama maupun ras.

Pemimpin juga harus memliki sifat berani mengambil keputusan yang terbaik untuk
kepentingan rakyat atau golongannya. Yang terpenting dari semua karakter tersebut seorang
pemimpin harus memiliki sifat jujur, karena ketidakjujuran bisa merusak sendi-sendi dalam
berbangsa dan bernegara. Ketidakjujuran adalah sebuah penyakit yang sangat sulit diobati.
Sekali melakukan kebohongan akan menuntut ketidakjujuran-ketidakjujuran berikutnya.

Bangsa indonesia yang sudah 72 tahun merdeka memiliki pergolakan dan tantangan untuk
memiliki pemimpin yang sesuai akan zaman sakarang dan akan datang. Walaupun banyak
survei yang menyebutkan bangsa indonesia sudah ada pada jalur yang benar. Namun
survei-survei tersebut belum menyentuh pada lapisan-lapisan pemimpin pada pemerintahan
daerah. Di mana banyak pemimpin-pemimpin yang muncul akibat politik praktis.

Akibat biaya politik yang mahal dan sistem politik partai yang mengharuskan pemimpin dari
partai yang berkuasa dan memiliki sumber daya yang besar mengakibatkan banyak
pemimpin-pemimpn daerah yang tergiur untuk maenghalalkan praktik-praktik tidak jujur
untuk bisa mengembalikan apa yang telah mereka keluarkan untuk bisa masuk dalam suatu
jabatan. Walaupun masih banyak pemimpin-pemimpin daerah yang muncul dan
membanggakan dan mampu membawa perubahan pada daerah yang dipimpinnya.

19
Seorang pemimpin dalam pemerintahan merupakan abdi rakyat walaupun dalam konotasi
“pemerintah” diartikan sebagai “perintah penguasa” yang rata-rata dialami oleh bangsa yang
terjajah. Berbeda dengan istilah “government” yang berindikasi “mengelola kesejahteraan
umum”. Indikasi ini mengingatkan orang yang sedang berkuasa agar mengayomi rakyat. Dia
sekaligus merupakan abdi rakyat dan abdi negara. Jabatan publik bukan profesi, melainkan
vokasi.

Pada akhirnya pemerintahan yang efektif akan terwujud apabila para pemimpin di republik ini
memenuhi kualifikasi-kualifikasi sebagai pemimpin yang kredibel, mempunyai kemampuan,
intelektual, dan visi yang jauh kedepan. Namun pemimpin yang baik juga harus memiliki
integritas, kejujuran, kesetiaan pada kepentingan rakyat.

Seorang pemimpin harus selesai terhadap dirinya sendiri. Dia tidak boleh mementingkan
kepentingan pribadi, kelompok, maupun partai di atas kepentingan rakyat yang dipimpinnya.
Sistem perpolitikan di negara kita juga harus diperbaiki. Biaya politik yang mahal menuntut
seseorang yang akan maju menjadi pemimpin harus memiliki modal yang besar. Masih
banyak bibit-bibit pemimpin di negeri ini yang sulit mendapatkan kesempatan untuk maju di
pentas politik.
Banyak juaga orang yang memiliki kualitas sebagai pemimpin namun enggan untuk maju.
Dorongan untuk mencapai pemerintahan yang efektif dalam kepemimpinan yang bijaksana
diharapkan akan membuat sistem yang baik untuk mencapai Indonesia menjadi bangsa
yang maju dari segala macam bidang, menjadi negara yang berdaulat, terciptanya keadilan
sehingga akhir yang bahagia adalah kesejahteraan rakyat yang mandiri akan tercapai

C. Multiple Choice

1. b
2. c
3. d
4. b
5. d

20

Anda mungkin juga menyukai