Anda di halaman 1dari 215

E P E M I M P I N A N

K N D I D I K A
P E N

Kelompok 9
G O T A K E L O M P
A N G O K

Givani Nurhayati Putri Tri Febiani Yumna Salsabila


(2102710) (2103235) (2102090227)
KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain dalam
situasi tertentu agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Menurut Overton (2002: 3), kepemimpinan adalah kemampuan untuk memperoleh
tindakan pekerjaaan dengan penuh kepercayaan dan kerjasama. Dalam menjalankan
kepemimpinannya seorang pemimpin memiliki gaya-gaya sendiri. Pendapat Overton
menekankan fokus kepemimpinan terhadap kemampuan seseorang memperoleh
tindakan dari orang lain. Harsey dan Blanchard (1996:1000), berpendapat bahwa:
“kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas seseorang atau kelompok untuk
mencapai tujuan dalam situasi tertentu”. Pendapat Hersey dan Blanchard menekankan
makna pimpinan sebagai proses mempengaruhi orang lain mencapai tujuan dalam suatu
situasi. Kepemimpinan juga dapat berlangsung di mana saja.
Kepemimpinan
pendidikan
Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan untuk menggerakkan
Pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
dapat dicapai
secara efektif dan efisien (Makawimbang, 2012: 29). Soetopo dan
Soemanto (1982)
menjelaskan bahwa kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan
untukmempengaruh
dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan pendidikan secara
bebas dan sukarela.
Peran Kepemimpinan
Peran kepemimpinan dapat diartikan sebagai seperangkat perilaku yang
diharapkan dilakukan oleh seseorang sesuai dengan kedudukannya sebagai pemimpin.
Dalam aplikasinya, peran kepemimpinan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW
dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Servan (pelayan). Memberikan pelayanan pada anak buahnya untuk mencari
kebahagiaan dan membimbing mereka menuju kebaikan;
b. Guardian (penjaga). Menjaga komunitas Islam dari tirani dan tekanan. Seperti
diungkapkan pada Sahih Muslim No. 4542, yaitu: “pemimpin bagi muslim adalah
perisai bagi mereka” (Rivai, 2003: 149).
Tipe Kepemimpinan
Sondang P. Siagian menuliskan lima tipologi kepemimpinan yaitu:

1. Tipe Otokratik, yaitu seseorang yang sangat egois. Egonya yang sangat besar
menumbuhkan dan mengembangkan persepsinya bahwa tujuan organisasi identik dengan
tujuan pribadinya.
2. Tipe Paternalistik, yaitu pemimpin yang bersifat kebapakan dan dapat
dijadikan sebagai tempat bertanya untuk memperoleh petunjuk.
3. Tipe Kharismatik, yaitu seorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para
pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tertentu itu
dikagumi.
4. Tipe Laissez faire, yaitu seorang pemimpin yang melihat peranannya sebagai "polisi
lalulintas", dan cenderung memilih peranan yang pasif serta membiarkan organisasi berjalan
menurut temponya sendiri.
5. Tipe Demokratik, yaitu pemimpin yang memandang peranannya selaku koordi6dan
integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi sehingga bergerak sebagai suatu
totalitas
Syarat-Syarat Kepemimpinan
persyaratan-persyaratan kepribadian dari seorang pemimpin yang baik.
Persyaratan-persyaratan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Rendah hati dan sederhana
b. Bersifat suka menolong
c. Sabar dan memiliki kestabilan emosi
d. Percaya kepada diri sendiri
e. Jujur, adil dan dapat dipercaya
f. Keahlian dalam jabatan
Keterampilan Yang Harus
Dimiliki Pemimpin
a. Keterampilan dalam memimpin b. keterampilan dalam hubungan insani

menyusun rencana bersama


mengajak anggota berpartisipasi Hubungan insani adalah hubungan antar manusia.
memberi bantuan kepada anggota kelompok Ada dua macam hubungan yang biasa kita hadapi
memupuk "morale" kelompok dalam kehidupan sehari-hari: (1) hubungan
bersama-sama membuat keputusan fungsional atau hubungan formal, yaitu hubungan
menghindarkan "working on the group" dan karena tugas resmi atau pekerjaan resmi; dan
"working for the group" dan mengembangkan (2) hubungan pribadi atau hubungan informal
"working within the group” atau hubungan personel, ialah hubungan yang
membagi dan menyerahkan tanggung jawab tidak didasarkan atas tugas resmi atau
dan sebagainya. pekerjaan, tetapi lebih bersifat kekeluargaan.
Keterampilan Yang Harus
Dimiliki Pemimpin
c. keterampilan dalam proses kelompok d. Keterampilan dalam administrasi personil

Administrasi personil mencakup segala usaha


Maksud utama dari proses kelompok
untuk menggunakan keahlian dan kesanggupan
ialah bagaimana meningkatkan yang dimiliki oleh petugas-petugas secara
partisipasi anggota-anggota kelompok efektif dan efisien. Kegiatan dalam administrasi
setinggi-tingginya, sehingga potensi personil ialah: seleksi, pengangkatan,
yang dimiliki para anggota kelompok itu penempatan, penugasan, orientasi, pengawasan,
bimbingan dan pengembangan serta
dapat diefektifkan secara maksimal. Inti
kesejahteraan. Menemukan yang paling penting
dari proses kelompok adalah hubungan dari kegiatan di atas ialah kegiatan seleksi dalam
insani dan tanggung jawab bersama. memilih orang yang paling sesuai dengan tugas
Pemimpin harus jadi penengah, pendamai, dan pekerjaannya yang berpedoman pada "the
moderator dan bukan menjadi hakim. right man in the right place".
Keterampilan Yang Harus Dimiliki
Pemimpin

e. keterampilan dalam menilai


Penilaian atau evaluasi ialah suatu usaha untuk
mengetahui sampai di mana suatu kegiatan sudah
dapat dilaksanakan atau sampai di mana suatu tujuan
sudah dicapai. Yang dinilai biasanya ialah; hasil kerja,
cara kerja dan orang yang mengerjakannya.
Adapun teknik dan prosedur evaluasi ialah;
menentukan tujuan penilaian, menetapkan
norma/ukuran yang akan dinilai, mengumpulkan data-
data yang dapat diolah menurut kriteria yang
ditentukan, pengolahan data, dan menyimpulkan hasil
penilaian.
K A H Y A N G D I S
A P A E B U
S I I M P I N P E N D I D I T
E M KAN
P
Siapakah Pemimpin
Pendidikan
Guru, wali kelas, kepala sekolah, pengawas, Pekerjaan pemimpin pendidikan ialah menstimulir
kepala kantor bidang pendidikan pada semua dan membimbing pertumbuhan guru-guru
tingkatan, semua tenaga edukatif pada kantor berkesinambungan sehingga mereka mampu
dinas kepala direktorat dalam lingkungan menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya
direktorat jenderal pendidikan, ketua jurusan , sesuai dengan perkembangan situasi.
dekan, rektor dan pembantu - pembantunya pada Sebagai pemimpin pendidikan harus bertanggung
sekolah tinggi, akademi, institut dan universitas, jawab atas pertumbuhan guru-guru secara
ahli - ahli ilmu pendidikan dan masih banyak lagi, berkesinambungan, harus mampu membantu guru-
merupakan pemimpin - pemimpin pendidikan. guru mengenal kebutuhan masyarakat, membantu
guru membina kurikulum sesuai dengan minat,
kebutuhan, dan kemampuan peserta didik.
M O D E L K E P E M I
L - M P I
D E N A
M O al a m P e n d i d i k an N
D
1.Kepemimpinan Visioner
kepemimpinan yang kerja pokoknya Sifat-sifat seorang visioner, mampu melihat dan
difokuskan pada rekayasa masa memanfaatkan peluang-peluang di masa depan,
ia juga memiliki prinsip kepemimpinan seperti
depan yang penuh tantangan, menjadi
yang dikemukakan Stephen R. Covey (1997)
agen perubahan (agent of change) tentang pemimpin yang berprinsip, dengan ciri -
yang unggul dan menjadi penentu ciri sebagai berikut:
arah organisasi yang tahu prioritas, 1. Berorientasi pada pelayanan,
menjadi pelatih yang profesional dan 2. Memancarkan energi positif,
3. Mempercayai orang lain,
dapat membimbing personil lainnya ke
4. Hidup seimbang,
arah profesionalisme kerja yang 5. Melihat hidup sebagai petualangan,
diharapkan. 6. Sinergistik, dan
7. Selalu berlatih untuk memperbaharui diri.
2.Kepemimpinan Transformasional
Para pengikut seorang pemimpin Elemen yang paling utama dari
transformasional merasa adanya karakteristik seorang pemimpin
kepercayaan, kekaguman, kesetiaan dan transformasional adalah harus memiliki
hormat terhadap pemimpin tersebut hasrat yang kuat untuk mencapai tujuan
serta termotivasi untuk melakukan lebih organisasi. Seorang pemimpin
daripada yang awalnya diharapkan transformasional adalah seorang
terhadap mereka. 3 komponen pemimpin yang mempunyai keahlian
kepemimpinan transformasional yaitu: diagnosis, selalu meluangkan waktu dan
1. Karisma, mencurahkan perhatian dalam upaya
2. Stimulasi intelektual, dan untuk memecahkan masalah dari berbagai
3. Perhatian yang diindividualisasi. aspek.
SEKIAN
T E R I M A K A S I H
Manajemen
Keuangan
Pendidikan
KONSEP
MANAJEMEN
KEUANGAN
Manajemen keuangan adalah manajemen terhadap fungsi - fungsi keuangan.
Sedangkan fungsi keuangan merupakan kegiatan utama yang harus dilakukan
oleh mereka yang bertanggung jawab dalam bidang tertentu. Fungsi
manajemen keuangan adalah menggunakan dana dan mendapatkan dana.
(Suad Husnan, 1992:4).

Dalam lembaga bisnis tujuan manajemen adalah keuntungan, namun dalam


lembaga nirlaba tujuannya adalah kepuasan terpenuhinya kebutuhan. Dalam
lembaga pendidikan keuntungannya berupa generasi dan diseminasi
pengetahuan sebagaimana menyediakan layanan untuk suatu komunitas atau
masyarakat.
Fungsi manajemen secara garis besar meliputi :
perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian.
Namun dalam konsep manajemen keuangan
fungsinya meliputi : penganggaran, akuntansi,
pengauditan, dan pelaporan.
Keberhasilan proses manajemen keuangan dalam
suatu lembaga biasanya diukur dari produktivitas
dan laporan tanpa adanya kecurangan (fraud) dan
wajar tanpa pengecualian (WTP).
ORGANISASI
PENDIDIKAN SEBAGAI
ORGANISASI SEKTOR
PUBLIK
Organisasi sektor publik merupakan sebuah entitas ekonomi yang memiliki
keunikan tersendiri dan dan memiliki sumber daya yang tidak kecil. Organisasi
tersebut melakukan transaksi ekonomi dan keuangan tetapi bukan untuk
mencari laba seperti halnya entitas ekonomi lain (perusahaan) yang mencari
laba (Deddi Nordiawan, 2006).

Tujuan organisasi nirlaba adalah untuk layanan-layanan sosial tanpa maksud


mengambil keuntungan. Contoh organisasi nirlaba ini adalah : lembaga
pemerintahan, perguruan tinggi, lembaga kesehatan dan kesejahateraan
lainnya, tempat ibadah, dan yayasan.
Kelompok organisasi nirlaba : Organisasi nirlaba public (Public
nonprofit organization) dan Organisasi nirlaba swasta (Private
nonprofit enterprise units).
Ciri - Ciri Organisasi Sektor Publik :
1. Dijalankan tidak untuk mencari
keuntungan finansial
2. Dimiliki secara kolektif oleh publik
3. Kepemilikan atas sumber daya tidak
digambarkan dalam bentuk saham yang
dapat diperjualbelikan
4. Keputusan - keputusan yang terkait
kebijakan maupun operasional
didasarkan pada konsensus
Penganggaran
Penganggaran adalah proses kegiatan
atau penyusunan anggaran (Budget).
Budget merupakan rencana oprasional
yang dinyatakan secara kuantitatif dalam
bentuk satuan uang, yang digunakan
sebagai pedoman melaksanakan kegiatan
lembaga dalam kurun waktu tertentu.

Anggaran juga disebut sebagai pernyataan


estimasi kinerja yang hendak dicapai
selama periode tertentu dalam ukuran
finansial.
a. Karakteristik Anggaran
Anggaran memiliki dua sisi, yang petama penerimaan yang
menggambarkan perolehan/ dana yang diterima oleh lembaga dari setiap
sumber dana. misalnya : pemerintah. Sedangkan pengeluaran
menggambarkan besarnya biaua uang yang harus dikeluarkan untuk tiap
komponen program. (dana ruti dan dana pembangunan).

b. Fungsi Anggaran
menurut Deddy Nordiawan (2006:48-49) fungsi anggaran dalam sektor
manajemen organisasi ialah sebagai alat perencanaan, alat pengendalian,
alat kebijakan, alat politik, alat koordinasi dan komunikasi, alat penilaian
kinerja serta alat motivasi.
Prinsip - Prinsip Anggaran
Adapun prinsip anggaran sebagai alat perencanaan dan
pengendalian sebagai berikut : (Nanang Fattah (2009:49))

1. Adanya pembagian 2. Adanya sistem 3. Adanya penelitian 4 . Adanya dukungan


wewenang dan akuntasi yang dan analisis untuk dari pelaksana dari
tanggung jawab memadai dalam menilai kerja tingkat atas hingga
yang jelas dalam melaksanakan organisasi yang paling bawah
sistem manajemen anggaran
organisasi
Prinsip - Prinsip Anggaran
Adapun prinsip anggaran sebagai pedoman, sebagai berikut :
(Dedy Nordiawan (2009:49))

Otoritas oleh
legislatif Periodik
komprehensi/ Akurat
menyeluruh Jelas
keutuhan Transparansi
Nondiscretionary
/Aapropiasi
Prosedur Penyusunan Anggaran
1. Mengindentifikasi kegiatan yang akang dilakukan
2. Mengidentifikasi sumber mana saja yang dinyatakan dalam
bentuk uang, jasa, dan barang.
3. Semua sumber dinyatakan uang karena anggaran pada dasarnya
pernyataan finansial.
4. Memformulasikan anggaran dalam bentuk format yang telah
disetujui dan dipergunakan oleh instansi tertentu.
5. Menyusun ususlan anggaran untuk memperoleh persetujuan
dan pihak yang berwenang.
6. Melakukan revisi usulan anggaran.
7. Persetujuan revisi usulan anggaran.
8. Pengesahan anggaran.
Bentuk - Bentuk
Anggaran
1. Anggaran Butir-Per Butir (Line Intem Budget)
Berbentuk konvensional, simpel dan paling banyak
digunakan. karena setiap pengeluaran
dikelompokkan berdasarkan kategori - kategori atau
jenis butir, seperti gaji, upah, honor menjadi satu
kategori/butir.
2. Anggaran Program (Program Budget System)
merupakan program yang dibentuk untuk
mengidentifikasi biaya setiap program. misalnya,
Gaji guru program IPA mencakup beberapa
komponen seperti gaji, alai ipa, bahan - bahan kimia.
Bentuk - Bentuk
Anggaran
Anggaran Berdasarkan Kinerja (Performence-Base Budget)
Bentuk ini lebih menekankan pada kinerja dan buka pada
keterperincian dari suatu alokasi anggaran. Dimana pekerjaan
dalam suatu program dipecah dalam bentuk beban kerja dan
unit hasil yang dapat diukur. Hasil pengukuran inilah yang
digunakan untuk menghitung dana dan tenaga yang
digunakan untuk mencapai tujuan program.
PPBS/SP4 (Planning Budgetting System/Sisitem Perencanaan dan
Program dan Penganggaran) kerangka kerja dalam perencanaan
dengan mengorganisir kan informasi dan menganalisis secara
sistematis. sehingga suatu program dinyatakan dengan jelas, baik
jangka pendek maupun panjang.
Bentuk - Bentuk
Anggaran
Anggaran Berbasis Nol (Zero Based Budget/ZZB) bentuk
proram ini dibuat berdasarkan hasil evaluasi dari program -
program tahun sebelumnya. Dimana menentukan apakah
aktivitas tersebut memberikan kontribusi pada tujuan
organisasi pada tahun ini. Yang mana prosesnya sebagai
berikut :
1. Membagi semua operasi dari organisasi ke dalam unit - unit keputusan.
2. Dasar untuk pembagian adalah aktivitas secara spesifik, jasa spesifik, sub
unit organisasi atau aktivitas alternatif untuk mencapai tujuan.
3. Menilih cara yang terbaiik untuk menyediakan jasa (Pertimbangan politis)
4. Menentukan beberapa unit organisasi sehingga dapat menyesuaikan jasa
yang dibutuhkan/disediakan.
Akuntansi
Arens & Loebbecke (1996:3)
Akuntansi merupakan proses pencatatan, pengelompokan
dan pengikhtisaran kejadian-kejadian ekonomi dalam
bentuk yang teratur dan logis dengan tujuan menyajikan
informasi keuangan yang dibutuhkan untuk pengambilan
keputusan.

Fungsi akuntansi bagi badan usaha dan masyarakat adalah


menyajikan informasi kuantitatif tertentu yang dapat
digunakan oleh pimpinan entitas ekonomi baik pihak
lainnya untuk mengambil keputusan.
Komponen-komponen sistem akuntansi

Bagian perkiraan
Bagian perkiraan adalah daftar masing-masing item, pencatatannya dibagi sesuai kategori, yaitu aktiva,
hutang, aktiva bersih, pendapatan, belanja.

Buku besar
Buku besar mengklasifikasikan informasi pencatatan, di mana bagan perkiraan atau akun bertindak sebagai
daftar isi buku besar.

Jurnal
Jurnal digunakan untuk mencatat semua transaksi akuntansi sebelum diklarifikasikan ke dalam buku besar.
Jurnal mengatur informasi secara kronologis dan sesuai dengan jenis transaksi.

Buku cek
Buku cek menyajikan kombinasi jurnal dan buku besar. sebagian besar transaksi keuangan akan dicatat
melalui buku cek.
Auditing
Auditing adalah proses pengumpulan dan
pengevaluasian bahan bukti tentang informasi
yang dapat diukur mengenai suatu entitas
ekonomi yang dilakukan seseorang yang
kompeten independen untuk dapat
menentukan dan melaporkan kesesuaian
informasi yang dimaksud dengan kriteria yang
telah ditetapkan.
Jenis-jenis audit

Audit laporan Audit operasional Audit ketaatan


keuangan
Penelaahan atas Mempertimbangkan
Menentukan apakah bagian manapun apakah audit telah
laporan keuangan dari prosedur dan mengikuti prosedur
secara keseluruhan metode operasi suatu atau aturan tertentu
yang akan diverifikasi organisasi untuk yang telah ditetapkan
telah sesuai dengan menilai efisien dan pihak yang memiliki
kriteria-kriteria efektifitasnya. otoritas lebih tinggi.
tertentu.
Implementasi di Sekolah
A. PENGANGGARAN
Pada lazimnya sumber pembiayaan untuk tiap sekolah
mengenal dua macam pembiayaan, yaitu: pembiayaan
rutin dan pembiayaan pembangunan.
Tujuan utama manajemen keuangan sekolah adalah:
(1) menjamin dana agar dana yang tersedia dipergunakan
untuk kegiatan harian sekolah dan menggunakan
kelebihan dana untuk diinvestasikan kembali
(2) memelihara barang-barang (aset) sekolah
(3) menjaga agar peraturan-peraturan serta praktik
penerimaan, pencatatan dan pengeluaran uang diketahui
dan dilaksanakan.
Peran Komite Dalam Sekolah
Peran komite sekolah tidak hanya sebagai mediator, control
evaluator dan yang menjembatani antara masyarakat dengan
sekolah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 75 tahun
2016
tentang Komite Sekolah yang tugas peran dan tanggung jawab
dari komite
sekolah adalah penggalangan dana untuk kemajuan sekolah atau
dengan kata lain bahwa peran komite sekolah diperluas dan
akuntabilitasnya diperketat.
Di peraturan presiden Nomor 87 tahun
2016 tentang satuan tugas Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber
Pungli) yang bisa menjangkau sekolah agar tidak terjadi
pungutan-pungutan yang tidak bertanggung jawab.
B. AKUNTANSI (PEMBUKUAN)
1) Buku Pos (Vate Book)
Buku pos hakikatnya memuat informasi beberapa dan yang masih tersisa untuk tiap pos anggaran. Buku pos mencatat peristiwa-
peristiwa pembelanjaan uang harian.
2) Faktur
Faktur berisi rincian tentang:
(a) maksud pembelian;
(b) tanggal pembelian;
(c) jenis pembelian;
(d) rincian barang yang dibeli;
(e) jumlah pembayaran;
(f) tanda tangan pemberi kuasa (kepala sekolah).
3) Buku Kas
Buku kas mencatat rincian tentang penerimaan dan pengeluaran uang serta sisa saldo secara harian dan pada hari yang sama,
4) Lembar Cek
Lembar ek dikeluarkan bila menyangkut tagihan
atas pelaksanaan suatu transaksi, misalnya barang yang dipesan sudan
dikirimkan dan catatan transaksinya benar.
5) Jurnal
Sebagai pengawas keuangan kepala sekolah harus membuka buku ¡jurnal dimana seluruh transaksi keuangan setiap hari dicatat.
6) Buku Besar
Buku bear mencatat kapan terjadinya transaksi pembelian, keluar masuknyauang saat itu, dan
neraca saldonya.
7) Buku Kas Pembayaran Uang Sekolah
Buku kas pembayaran berisi catatan tentang pembayaran uang sekolah siswa menurut berbagai
tanggal pembayaran, jumlah dan sisa tunggakan atau kelebihan pembayaran sebelumnya.
8) Buku Kas Piutang
Buku ini berisi daftar/catatan orang yang berutang kepada sekolah menurut jumlah uang yang
berutang, tanggal pelunasan dan sisa utang yang belum dilunasi.
9) Neraca Percobaan
Tujuan utama diadakanya neraca percobaan ialah untuk mengetahui
secara tepat keadaannya neraca pertanggung jawaban keuangan secara cepat, misalnya mingguan.
Sekian dan Terima Kasih
Ada yang ingin bertanya ??
Kelompok 12

PENGAWASAN DAN
PENILAIAN SATUAN
PENDIDIKAN
MATA KULIAH PENGELOLAAAN PENDIDIKAN
ANGGOTA KELOMPOK
1 2 3

Billy Bimantoro Fakhrurrozi Sri Mulyani

2103032 2102090054 2103901


Konsep Dasar Pengawasan di bidang Pendidikan
Pengawasan dimaksudkan untuk menunjukan kelemahan-
kelemahan dan kesalahankesalahan, kemudian membetulkannya
dan mencegah perulangannya. Pengawasan dalam konsep ini
berkaitan dengan orang , kegiatan ,benda (Oteng Sutisna, 1986).
Pengawasan dalam pendidikan berarti mengukur tingkat
efektivitas kerja personil pendidikan dan tingkat efisiensi
penggunaan sumber-sumber daya pendidikan dalam upaya
mencapai tujuan pendidikan. Berdasarkan pengertian ini sasaran
pengawasan pendidikan tidak hanya dalam substansi manajemen,
akan tetapi juga menyangkut kegiatan professional yang harus
diselenggarakan sebagai beban kerja setiap personil
pendidikan/unit kerja yang ada (Hadari Nawawi, 1983).
Fungsi Pengawasan
Nawawi (1983) mengemukakan bahwa fungsi pengawasan secara
umum antara lain :
Memperoleh data yang setelah diolah dapat dijadikan dasar bagi
usaha perbaikan kegiatan dimasa yang akan dating.
Memperoleh cara bekerja yang paling efisien dan efektif atau
yang paling tepat dan paling berhasil sebagai cara yang terbaik
untuk mencapai tujuan.
Memperoleh data tentang hambatan-hambatan dan kesukaran-
kesukaran yang dihadapi, agar dapat dikurangi atau dihindari.
Memperoleh data yang dapat dipergunakan untuk
meningkatkan usaha pengembangan organisasi dan personil
dalam berbagai bidang.
Mengetahui seberapa jauh tujuan telah tercapai
Fungsi Pengawasan Pendidikan
Secara khusus dapat dikemukakan bahwa fungsi pengawasan pendidikan (sekolah) adalah :

1 2 3

Mengusahakan suatu Mengusahakan Mengusahakan


struktur yang terorganisir supervisi yang kuat informasi yang akurat
dengan baik dan untuk menghilangkan dalam rangka
sederhana untuk “gap” yang terjadi pembuatan keputusan
menghilangkan salah dalam keseluruhan dan penilaian
pengertian diantara program sekolah. terhadap pelaksanaan
personil sekolah. pendidikan.
Proses Pengawasan Pendidikan
Pengawasan terdiri dari kegiatan-kegiatan yang merupakan upaya agar peristiwa dan kegiatan
dalam organisasi serasi dengan rencana. Dalam kegiatan pengawasan semua organisasi
melaksanakan tahapan-tahapan pokok yang sama. Tahapan-tahapan tersebut yaitu : penentuan
standar, pengukuran, perbandingan hasil pengukuran dengan standar, dan upaya “correction action”

Oteng Sutisna (1986) meringkasnya menjadi tiga Dalam petunjuk umum pelaksanaan
langkah besar: pengawasan sekolah di lingkungan Kanwil
menyelidiki apa yang sedang dilakukan Depdikbud Profinsi Jawa Barat (1985)
membandingkan hasil-hasil dengan harapan dikemukakan bahwa secara garis besar prosedur
menyetujui hasil-hasil itu atau tidak tahap pengumpulan data dan informasi
menyetujuinya, dalam hal yang terakhir tahap pembuatan pertimbangan
perbaikan yang hendaknya diambil. tahap pengambilan keputusan.
Karakteristik Pengawasan yang efektif
Menurut Oteng Sutisna, 1986 :

1. Disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan organisasi.


2. Diarahkan pada penemuan fakta-fakta tentang bagaimana
tugas-tugas dijalankan.
3. Mengacu pada tindakan perbaikan.
4. Bersifat fleksibel dan preventif.
5. Sistemm dapat dipakai oleh orang-orang yang terlibat dalam
pengawasan.
6. Pelaksanaan pengawasan harus mempermudah tercapainya
tujuan-tujuan.
konsep dasar penilaian pendidikan

Lee J. Cronbach (1990) merumuskan bahwa penilaian sebagai


kegiatan pemeriksanaan yang sistematis dari peristiwa-peristiwa
yang terjadi dan akibatnya pada saat program dilaksanakan
pemeriksaan yang diarahkan untuk membantu memperbaiki
program itu dan program lain yang memiliki tujuan yang sama.
Pengertian yang terkandung dalam definisi Cronbach, pada dasarnya
sama dengan definisi diatas, bahwa penilaian meminta tindakan
lanjutan, yang pada dasarnya kearah penyempurnaan
Tujuan dan sasaran penilaian pendidikan
Menurut Oteng Sutisna (1986) :
1. .Untuk memperoleh dasar bagi pertimbangan pada akhir suatu periode kerja.
2. Untuk menjamin cara bekerja yang efektif dan edisien.
3. Untuk memperoleh fakta-fakta tentang kesukaran-kesukaran dan untuk menghindarkan
situasi-siatuasi yang dapat merusak.
4. Untuk memajukan kesanggupan para guru dan orang tua murid dalam mengembangkan
organisasi sekolah.
Selain itu menurut Nana Sudjana (1989) dan Nuhi Nasution (1978) menyatakan bahwa lingkup
penilaian pendidikan meliputi penilaian terhadap program pendidikan, proses pelaksanaan
program dan hasil program. Depdikbud (1985) memberikan rincian tentang aspek-aspek yang
dinilai dari perencanaan program, pelaksanaan program dan hasil program tersebut meliputi
aspek-aspek : akademik atau pengajaran, kegiatan umum sekolah (penerimaan murid baru,
kalender ajaran, kegiatan umum sekolah, kalender mutasi, EBTA), personil pendidikan, sarana dan
prasarana pendidikan, tata usaha sekolah, pembiayaan, manajemen, dan hubungan kerja sekolah
dengan instansi lain dan masyarakat.
Pengajaran Sebagai Bagian Integral
Pendidikan di Sekolah
Pimpinan Sekolah sebagai administrator mencari informasi yang berkaitan dengan
pelaksanaan pendidikan
(1) yang diperoleh adalah sejumlah informasi atau masalah kegiatan pendidikan, yang
selanjutnya perlu dikaji,
(2) sehingga diperoleh kesan objektif tentang pelaksanaan pendidikan di sekolah,
misalnya cara mengajar guru. Kesan tersebut perlu disampaikan
(3) kepada pihak yang berkepentingan (guru, orang tua masyarakat, atasan) sehingga
melahirkan dialog yang pada dasarnya dapat berlangsung antara pihak-pihak yang
terlibat itu. Informasi (berupa gagasan atau alternatif pemecahan) yang diperoleh
melalui dialog tersebut digunakan untuk memperbaiki/menyempurnakan program
pendidikan
(4) yang pada gilirannya akan meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
Arah Penilaian Pendidikan
Tujuan dan kegunaan penilaian dapat diarahkan kepeda kepentingan berbagai keputusan seperti
kaitannya dengan perencanaa, pengelolaan, proses, dan tindak lanjut pendidikan baik yang menyangkut
perorangan, kelompok, maupun kelembagaan.

dalam GBHN dan UU No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, penilaian dapat diarahkan
kepada dua hal sebagai berikut :

Orientasi pada Nilai Intrinsik Pendidikan Orientasi Pada Mutu Eksternal


(Manusia Paripurna) (Relevan dengan Kebutuhan Masyarakat)
Pendefinisian kembali tentang konsep menjadi alternatif untuk dapat memenuhi konsepsi
penilaian merupakan alternatif dalam pendidikan menurut UUSPN yakni penilaian
reorientasi penilaian pendidikan pada hendaknya berorientasi pada hasil yang dicapai
tingkat persekolahan di Indonesia. individu dan lembaga serta penilaian hendaknya
berorientasi pada relevanasi (skebutuhan
masyarakat).
Hasil Penilaian dan
Peningkatan Mutu Sekolah
Seringkali para “policy maker” melihat bahwa peningkatan mutu pendidikan banyak diupayakan melalui penyediaan sarana
yang lengkap, pembaharuan kurikulum atau peningkatan biaya pendidikan, tanpa menyadari bahwa salah satu komponen
dalam proses administrasi pendidikan yang menghasilkan informasi paling berharga dalam meningkatkan mutu pendidikan
sering terabaikan, yang sering terlupakan dalam pemanfaatannya yang lebih luas ini tiada lain adalah penilaian.

(Jahja Umar, 1992:12)


Pada bagian awal sudah disinggung bahwa hasil penilaian merupakan informasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki
dan menyempurnakan program-program pendidikan. Di samping itu informasi tersebut dapat digunakan bagi kepentingan
sertifikasi, seleksi, remedial, promosi dan sebagainya, serta untuk pertanggungjawaban pelaksana kepada pihakpihak yang
berkepentingan
(Cece Herawan, 1990)
Saat ini penilaian hanya diakitkan dengan prestasi yang dicapai setiap siswa yaitu berupa angka-angka, dan kalaupun dijadikan
bahan untuk perbaikan hanya digunakan pada kepentingan yang sangat mikro sifatnya, seperti penyempurnaan metode
mengajar atau pengembangan bahan ajar
APAKAH ADA YANG INGIN
BERTANYA???
Thank you !
Pengelolaan Pendidikan

PENGELOLAAN
HUBUNGAN SEKOLAH
DENGAN
MASYARAKAT

Kelompok 8 3B - PGSD
ANGGOTA KELOMPOK

Intan Indriyani M. Aqil Abdurrafi


2102709 2103291

Najwa Rika Faradina Uswatun Hasanah


2103487 2102647
Konsep Dasar Hubungan
Sekolah dengan Masyarakat
Menurut Kindred
Leslie

hubungan sekolah dengan masyarakat Secara


merupakan suatu proses komunikasi estimologis
antara sekolah dengan masyarakat
untuk menanamkan pengertian warga "hubungan masyarakat” berarti
masyarakat tentang kebutuhan dari hubungan timbal balik antara suatu
karya pendidikan serta pendorong organisasi (sekolah) dengan
minat dan tanggung jawab masyarakat masyarakatnya.
dalam usaha memajukan sekolah

Sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan sekolah dengan


masyarakat adalah proses ketika masyarakat membantu dan turut serta
dalam tercapainya kesuksesan dalam mencapai tujuan pendidikan
Prinsip-prinsip dan Metode dalam
Membina Hubungan Sekolah dengan
Masyarakat
Kerjasama harus dimodali Partisipasi/peranserta
dengan itikad baik untuk masyarakat tidak saja dalam
menciptakan citra baik bentuk gagasan/usul/saran
tentang pendidikan. tetapi juga berikut organisasi
dan kepengurusannya yang
dirasakan benar-benar
Berkaitan dengan prinsip dan bermanfaat bagi kemajuan
teknis edukatif, sekolahlah sekolah
Pihak awam dalam berperan yang lebih berkewajiban dan
serta membantu dan lebih berhak menanganinya.
Segala saran yang berkaitan
merealisasikan program
dengan kepentingan sekolah
sekolah, hendaknya
harus disalurkan melalui
menghormati dan mentaati
lembaga resmi yang
ketentuan/peraturan yang
bertanggungjawab dalam
diberlakukan di sekolah
melaksanakannya.
Prinsip-prinsip dan Metode dalam
Membina Hubungan Sekolah dengan
Masyarakat
Peran serta masyarakat tidak Peran serta masyarakat akan
dibatasi oleh jenjang sekolah bersifat konstruktif, apabila
tertentu, sepanjang tidak mereka sebagai awam diberi
mencampuri urusan teknis kesempatan mempelajari dan
edukatif/akademis. memahami permasalahan
serta cara pemecahannya
Supaya sukses dalam “saling bagi kepentingan dan
berperan serta”, haruslah kemajuan sekolah.
Efektivitas keikutsertaan
dipahami betul nilai, cara
para awam perlu dibina
kerja dan pola hidup yang
hingga layak dalam
ada dalam masyarakat. Kerjasama harus berkembang
mengembangkan
gagasan/penemuan, saran, secara wajar, diawali dari
kritik sampai pada usaha yang paling sederhana,
pemecahan dan pencapaian berkembang hingga hal-hal
keberhasilan bagi kemajuan yang lebih besar.
sekolah.
FUNGSI HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT

Fungsi Sekolah dalam Masyarakat

1. Sekolah sebagai lembaga pembaharu Fungsi Masyarakat dalam


(agent of change), Pendidikan di Sekolah
2. Sekolah sebagai lembaga seleksi
(selecting agency), 1. Sumber (suplier) yang menyediakan
3. Sekolah sebagai lembaga peningkat peserta didik, guru, sarana dan
(class leveling agency, prasarana penyelenggaraan sekolah.
4. Sekolah sebagai lembaga asimilasi 2. Konsumen hasil pendidikan sekolah,
(assimilating agency), yang menerima kembali dan
5. Sekolah sebagai lembaga pemeliharaan menyediakan lapangan pekerjaan bagi
kelestarian (agent of preservation), lulusan sekolah itu.
3. Peserta dalam proses pendidikan di
sekolah, yang terus menerus mengikutii
dan turut mempengaruhi proses
pendidikan di sekolah.
Fungsi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

1. Mengembangkan pengertian masyarakat tentang semua


aspek pelaksanaan program pendidikan di sekolah.
2. Dapat menetapkan bagaimana harapan masyarakat
Manfaat Hubungan Sekolah
terhadap sekolah dan apa harapan-harapannya mengenai
tujuan-tujuan pendidikan di sekolah. dengan Masyarakat
3. Memperoleh bantuan secukupnya dari masyarakat untuk
sekolahnya, baik finansial, material maupun moril. 1. Penentuan sumber dan kebutuhan
4. Menimbulkan rasa tanggung jawab yang lebih besar pada belajar.
2. Tersedianya tempat-tempat penelitian.
masyarakat terhadap kualitas pendidikan yang dapat
3. Pemenuhan sarana dan prasarana.
diberikan oleh sekolah.
4. Pemenuhan sumber dana dan daya
5. Merealisasikan perubahan-perubahan yang diperlukan
manusia yang terungkap dalam cipta,
dan memperoleh fasilitas dalam merealisasikan
rasa, karsa dan karyanya.
perubahan-perubahan itu.
6. Mengikutsertakan masyarakat secara kooperatif dalam
usaha-usaha memecahkan persoalan pendidikan.
7. Meningkatkan semangat kerja sama antara sekolah
dengan masyarakat, dan meningkatkan partisipasi
kepemimpinan untuk meningkatkan kehidupan dalam
masyarakat.
UNSUR-UNSUR HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT

Sekolah Murid dan Guru

Sekolah merupakan lembaga sosial Murid merupakan unsur sekolah


yang tumbuh dan berkembang dari Orang tua Murid yang sangat penting, begitu juga
dan untuk masyarakat, oleh karena guru. Tanpa adanya murid, sekolah
itu segala bentuk dan tujuan Hubungan sekolah dengan orang tidak akan ada. Dia berasal dari
sekolah kesemuanya harus tua murid hendaknya dibawa ke lingkungan masyarakat yaitu
diarahkan kepada pembentukan dalam hubungan yang konstruktif keluarga yang memperoleh ilmu
corak pribadi dan kemampuan dengan program di sekolah. Orang pengetahuan, dan pendidikan dari
warga masyarakat sebagaimana tua tidak dapat terlepas sama persekolahan dengan perantaraan
menjadi target atau sasaran sekali dari hubungannya dengan guru.
pendidikan di masyarakat yang sekolah. Oleh karena itu hubungan
bersangkutan. antara keduanya hendaklah
dibimbing lebih simpatik, dan ini
adalah merupakan tugas kepala
sekolah.
TEKNIK HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT

https://www.hubungansekolahdenganmasyarakat.co.id.

Laporan kepada Orang Tua Pameran Sekolah

Laporan ini dapat dilakukan setiap Merupakan metode untuk memberikan


triwulan, catur wulan, semester, atau gambaran tentang keadaan sekolah
tahunan. Laporan tersebut tidak hanya dengan berbagai aktivitasnya.
berupa angka-angka, akan tetapi
menyangkut informasi yang bersifat Buletin Sekolah
diagnostik, artinya dalam laporan tersebut Buletin ini berisi kegiatan-kegiatan
dicantumkan pula kelebihan dan sekolah, artikel guru dan murid,
kelemahan peserta didik. pengumuman-pengumuman sekolah, dan
lain-lain.

Open House

Untuk memberikan kesempatan kepada


masyarakat mengetahui sekolah serta
mengobservasi kegiatan dan hasil kerja
murid dan guru sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan.
TEKNIK HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT

https://www.hubungansekolahdenganmasyarakat.co.id.

Laporan Tahunan Kunjungan Sekolah

Laporan tahunan disusun oleh kepala Teknik memberikan kesempatan kepada


sekolah untuk memberikan kepada orang tua murid untuk melihat kegiatan
Pengawas sekolah atau kepala Kantor murid, keadaan sekolah pada saat
Departemen atau kepada atasannya. pelajaran berlangsung.
Kepala sekolah dapat menugaskan
kepada stafnya atau langsung dia sendiri Penjelasan Staf Sekolah
memberi informasi ini kepada masyarakat. Kepala sekolah hendaknya berusaha agar
Isi informasi tersebut berkenaan dengan isi semua personil sekolah turut aktif
laporan tahunan itu. Isi laporan tahunan mengambil bagian dalam mensukseskan
tersebut antara lain mencakup kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat.
yang telah dilakukan, kurikulum, personalia, Para personil sekolah dapat memberikan
anggaran dan situasi dan kondisi murid. penjelasan kepada masyarakat tentang
kebijakan-kebijakan, program-program
organisasi sekolah.
7. Partisipasi Masyarakat
Berkomunikasi sampai menimbulkan relasi, diharapkan dapat membina
partisipasi masyarakat. Dengan partisipasi dimaksudkan bukan hanya
“pasif” menerima suatu gagasan atau ajakan, tetapi harus “aktif”
menerima gagasan dan ajakan itu dan berusaha mensukseskannya.

Sumbangan dalam partisipasi dapat diperinci menurut jenisnya sebagai


berikut:

3. Partisipasi 4.
1. Partisipasi buah 2. Partisipasi
keahlian/ketera Partisipasi
pikiran/ide tenaga
mpilan harta benda
Ada beberapa prasyarat untuk dapat menciptakan partisipasi, yaitu:

Adanya rasa senasib-sepenanggungan: bahwa maju mundurnya sekolah berarti


maju mundurnya masyarakat.

Keterikatan terhadap tujuan: bahwa tujuan pendidikan di sekolah adalah tujuan


masyarakat di mana sekolah itu berada.

Adanya prakarsawan: diperlukan kepemimpinan, baik dari pihak masyarakat


maupun dari pihak profesional, yang dapat menimbulkan motivasi untuk
bekerjasama.

Adanya iklim (suasana/situasi) yang baik: hubungan antar anggota masyarakat


yang penuh toleransi, tenggang rasa, harga menghargai, tidak ada curiga
mencurigai, iri hati, dan sebagainya.
TERIMA
KASIH
PENGELOLAAN KELAS
KELOMPOK 2
Anggota Kelompok

Dea Febrina Irawan Adilla Dzakiroh


NIM 2101931 NIM 2102444

Risma Wulandari Sonia Amanda Pratiwi


NIM 2102 NIM 2102572
Pengertian Pengelolaan Kelas

Pengelolaan Kelas adalah upaya


yang dilakukan oleh guru dalam
menciptakan suasana/ kondisi kelas
yang optimal agar pembelajaran
dapat berjalan sesuai dengan tujuan
yang diinginkan tanpa suatu
hambatan.
Tujuan Pengelolaan Kelas

pengelolaan kelas sebagai sarana yang


menunjang kegiatan pembelajaran dengan
Tujuan Umum memanfaatkan fasilitas yang ada untuk mencapai
hasil pembelajaran yang optimal.

1. membuat suasana kelas menjadi nyaman yang


akan menunjang pembelajaran hingga
memungkinkan peserta didik dapat mengembangkan
Tujuan Khusus potensinya.
2. mengembangkan kemampuan peserta didik ketika
mempelajari hal baru dari fasilitas yang diberikan.
3. membuat kegiatan belajar mengajar tidak terasa
membosankan serta mengurangi hambatan yang
ada.
Komponen Dalam
Mengelola Kelas
Pertama Ketiga
Menciptakan dan Memusatkan
Memelihara Kondisi Perhatian Kelompok
Belajar

Kedua Keempat
Membagi Perhatian Memberikan arahan
yang jelas
Made Pidarta

Kelima
Menegur

Keenam
Memberi Penguatan
Prinsip - Prinsip
Mengelola Kelas
Pertama Kedua Ketiga
Hangat dan Meningkatkan
Kegairahan Belajar Bervariasi
Antusias Peserta Didik

Keempat Kelima
Luwes Pemberian
Penekanan
Pendekatan
Pengelolaan Kelas
Pendekatan Perubahan Pendekatan Penciptaan
Tingkah Laku Iklim Sosio-Emosional
Menurut pendekatan ini, untuk Pendekatan ini dibangun atas dasar
membina suatu tingkah laku anak bahwa pembelajaran yang efektif
yang dikehendaki maka guru tergantung hubungan yang positif
dituntut untuk memberikan: (1) antara sesama peserta didik maupun
penguatan positif atau positive guru dengan peserta didik. Oleh karena
reinforcement, (2) hukuman, (3) itu, disini tugas pokok guru adalah
penghapusan, dan (4) penguatan membangun hubungan antar pribadi
negatif atau negative yang positif dan meningkatkan iklim
reinforcement. sosio-emosional yang positif pula.
Pendekatan Proses Kelompok
Dalam pendekatan ini, guru diharuskan untuk selalu mengutamakan
kegiatan kelompok yang dapat mengikutsertakan seluruh personal di
kelas, dan menciptakan momentum yang dapat mendorong kelompok
tersebut agar menjadi kelompok yang efektif dan produktif.

Pendekatan Eklektik
Pendekatan ini menunjukkan suatu penggunaan kombinasi dari
beberapa pendekatan ketimbang menggunakan satu pendekatan
secara utuh. Jadi dalam prakteknya, guru dapat menggabungkan semua
aspek terbaik dari pendekatan-pendekatan yang digunakannya yang
secara filosofis, teoritis dan psikologis dibenarkan.
Hambatan dalam
Pengelolaan
Kelas
Permasalahan Individual

Attention Getting
Revenge Seeking
Behaviors Behaviors
menjadi sangat menyakiti orang lain
aktif atau sangat dengan mencaci, memukul,
pasif untuk mencari menggigit dan sebagainya
perhatian orang
lain

Power Seeking Peragaan


Behaviors Ketidakmampuan
dalam bentuk sama sekali
selalu mendebat, marah,
menolak untuk mencoba
menangis, atau selalu melakukan apa pun karena
"lupa" pada aturan penting yakin dia pasti gagal
di kelas untuk menunjukan
kekuatan
Permasalahan Dalam Kelompok

Hubungan Kurang mampu Mudah bereaksi Penerimaan


tidak harmonis mengikuti peraturan negatif atau kelompok atas
kelompok terganggu tingkah laku yang
menyimpang

Penyimpangan Tidak memiliki Tidak dapat


anggota kelompk teman, tidak
beradaptasi
dari ketentuan mau bekerja,
dengan peubahan
yang ditetapkan moral rendah,
permusuhan
Cara Menanggulangi Masalah

1 Mengetahui Penyebab

2 Mengetahui Gejala-gejala

3 Memberikan tindakan
Preventif
Korektif
Daftar Pustaka
Drs. H. Johar Permana, M. (2001). PENGELOLAAN KELAS DALAM RANGKA PROSES BELAJAR
MENGAJAR. 7-6.

Drs. M. Aunur Rofiq, M. (2009). Pengelolaan Pendidikan. ACADEMIA, 3-4.

Nurmalasadi, N. (2019). Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas. Jurnal Pendidikan Islam Al-
Ilmi, 2 (1), 7-10. https://doi.org/10.32529/al-ilmi.v2i1.260

Permana, Johar. (2001). Pengelolaan Kelas dalam Rangka Proses Belajar Mengajar.

Rachman, M. (1999). Manajemen Kelas. Jakarta: Depdikbud. Ditjen. Dikti., Proyek Pendidikan
Guru Sekolah Dasar.
Apakah ada pertanyaan?
Terima kasih
Pengelolaan
Kurikulum
KELOMPOK 3
Anggota Kelompok 3

ACENG MUHAMAD SIROJUDIN ERIN NURHALIZA FAIZAL DANUARTA


2103071 2103887 2102181 RATNA KHOERUNISA
2103309

NEXT
PENGERTIAN PENGELOLAAN

Pengertian
Pengelolaan PENGERTIAN KURIKULUM
Kurikulum dan
Pembelajaran

PENGERTIAN PENGELOLAAN
KURIKULUM
Ruang Lingkup
PERENCANAAN KURIKULUM
Pengelolaan
Kurikulum dan
Pembelajaran Perencanaan kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk
membina siswa ke arah perubahan tingkah laku yang diingjnkan.

Prinsip-prinsip perencanaan kurikulum, yaitu


1. Pengalaman-pengalaman siswa
MELIPUTI PERENCANAAN, PELAKSANAAN,
DAN PENILAIAN KEGIATAN KURIKULUM
2. Keputusan tentang konten Dan proses
3. Melibatkan banyak kelompok
4. Berbagai tingkatan
5. Proses yang berkelanjutan

PEMBAHASAN SATU
Ruang Lingkup
PELAKSANAAN KURIKULUM
Pengelolaan
Kurikulum dan
Pembelajaran Penerapan program kurikulum yang telah dikembangkan. Bertujuan
supaya kurikulum dapat terlaksana dengan baik.

Prinsip-prinsip pelaksanaan kurikulum, yaitu


1. Perolehan kesempatan yang sama
2. Berpusat pada anak
MELIPUTI PERENCANAAN, PELAKSANAAN,
DAN PENILAIAN KEGIATAN KURIKULUM
3. Pendekatan dan kemitraan

Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua, yaitu


1. Pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah
2. Pelaksanaan kurikulum tingkat kelas
PEMBAHASAN DUA
PENILAIAN KEGIATAN KURIKULUM

Ruang Lingkup
Proses pembuatan pertimbangan.
Pengelolaan
Kurikulum dan Prinsip-prinsip penilaian kegiatan kurikulum, yaitu
1. Tujuan tertentu
Pembelajaran 2. Bersifat objektif
3. Bersifat komprehensif
4. Kooperatif dan bertanggung jawab dalam perencanaan
5. Efektif
6. Berkesinambungan
MELIPUTI PERENCANAAN, PELAKSANAAN,
DAN PENILAIAN KEGIATAN KURIKULUM
Pemantauan kurikulum bertujuan untuk mengumpulkan seluruh
informasi. Pemantauan kurikulum memuat beberapa aspek, yaitu
1. Peserta didik
2. Tenaga pengajar
PEMBAHASAN TIGA 3. Media pengajaran
4. Prosedur penilaian
5. Jumlah lulusan
Menurut Mulyasa implementasi adalah “proses
penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam
suatu tindak praktis sehingga memberikan dampak
Implementasi baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan,
Pengelolaan maupun nilai dan sikap”.

Kurikulum
dan Miller dan Seller mengemukakan bahwa “implementasi
kurikulum merupakan suatu penerapan konsep, ide,
Pembelajaran program, atau tatanan kurikulum ke dalam praktek
pembelajaran atau aktivitas-aktivitas baru, sehingga
terjadi perubahan pada sekelompok orang yang
diharapkan berubah”.
Beauchamp menegaskan bahwa
tugas pertama guru dalam
Implementasi implementasi kurikulum adalah
“Mempersiapkan lingkungan
Pengelolaan
pembelajaran dengan berbagai
Kurikulum cara sehingga kurikulum yang
dan bersangkutan dapat
Pembelajaran diimplementasikan melalui
pengembangan strategi-strategi
pembelajaran”.
Dunkin dan Biddle menyatakan bahwa
proses pembelajaran akan
Implementasi
berlangsung dengan baik jika
Pengelolaan pendidik mempunyai dua kompetensi
Kurikulum utama yaitu: “Kompetensi subtansi
dan materi pembelajaran atau
Pembelajaran penguasaan materi pelajaran, dan
kompetensi metodologi
pembelajaran.”
Sistem kurikulum itu sendiri yang menjadi tantangan, sistem dan formatnya selalu berubah
sehingga membingungkan para guru dan menyulitkan guru ketika harus mengubah pola
Tantangan pembelajaran yang disesuaikan dengan perubahan sistem dan aturan kurikulum yang ada,
Format yang satu belum dipahami sepenuhnya, sudah diganti dengan format yang lain.
Pengelolaan
Kurikulum dan
Diperlukan guru yang memiliki kompetensi di dalam mengajar. Memahami dan
mengembangkan kurikulum yang digunakan, diperlukan seorang guru yang mampu menyusun
dan mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi dankebutuhan siswa,
Kegiatan
Pembelajaran di Imlementasinya tidak sesuai dengan rumuskan yang ditetapkan,

SD

Sumber daya manusianya masih rendah dan bahkan ada sebagian guru mengajar tidak sesuai
dengan latar belakang pendidikannya,akibatnya adalah akibatnya penguasaan materi yang
diajarkan kurang maksimal, metode pengajarannya tidak variatif, monoton,menjenuhkan,
kurang menarik perhatian siswa dan tidak maksimal.
Kemampuan guru dalam mengembangkannya,terutama guru harus mengajar sesuai dengan
bidangnya, karenake terbatasan guru, maka ada beberapa guru yang mengajar tidaksesuai
Tantangan dengan bidangnya, Akibatnya kurang maksimal dalam pembelajaran terutama yang bukan
berlatar belakang pendidikandan kurang menguasai materi pelajaran secara optimal.
Pengelolaan
Kurikulum dan Persoalan dalam proses implementasi kurikulum sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan,
sikap dan keterampilanguru yang beragam, termasuk faktor kualifikasi, latar belakang

Kegiatan
pendidikan, pengalaman pelatihan serta pembinaan yangditerima guru selama ini

Pembelajaran di Lebih terfokus pada pengayaan pengetahuan dan minim pembentukansikap serta pembiasaan.

SD

Kendala lain adalah kurangnya keikutsertaan guru dalam memberi motivasi kepada peserta
didik untuk mempraktekkan nilai-nilai baik dalam pembelajaran di kehidupan sehari-hari.,
minimnya berbagaisarana pelatihan dan pengembangan, serta rendahnya peran serta orang
tua peserta didik.
Umumnya terdapat ketidaksesuaian kebijakandengan apa yang ada di atas kertas dengan apa
yang ada dilapangan dikarenakan tidak adanya kebijakan pendukung.Misalnya seperti
Tantangan penerapan kebijakan dalam menjalankan standar pengelolaan pendidikan dalam bidang
kurikulum dan proses pembelajaran yang mengamanatkan agar sekolah melaksanakan proses
Pengelolaan pembelajaran yang terencana dibuktikan dengan adanya para guru yang membuat silabus dan
RPP.

Kurikulum dan
Kebijakan pendukung seperti pengadaan pelatihan pembuatan silabus dan RPP yang merata,
Kegiatan bantuan dana serta teknologi informasi dan komunikasi yang berkaitan dengan hal tersebut

Pembelajaran di
SD
Terima kasih!

Ada pertanyaan?
Resource
Gratis
Gunakan ikon dan ilustrasi
gratis yang dapat diwarnai
ulang ini dalam desain
Canva Anda
Resource
Gratis
Gunakan ikon dan ilustrasi
gratis yang dapat diwarnai
ulang ini dalam desain
Canva Anda
Resource
Gratis
Gunakan ikon dan ilustrasi
gratis yang dapat diwarnai
ulang ini dalam desain
Canva Anda
Pengelolaan Pendidikan

PENGELOLAAN
PESERTA DIDIK
Kelompok 4
ANGGOTA KELOMPOK

ANNISA SHAFA AGNES JUWITA


VEMA NURALVIANTI ATHIFAH FAUZIYYAH
FAUZIYAH SIMANJUNTAK
2103041 2103846
2102606 2103973
PENGERTIAN

Manajemen peserta didik (pupil personnel administration)


merupakan penataan atau pengaturan segala aktivitas yang
berkaitan dengan peserta didik, yaitu mulai dari masuknya peserta
didik sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu
sekolah atau suatu lembaga pendidikan. Aktivitas tersebut berupa
sejumlah layanan (sevices) bertujuan untuk memfasilitasi
pengembangan optimal setiap individu melalui pendidikan
(Davis, 1953).
TUJUAN
Irvin, Mari; Whiteside (1983) mengungkapkan bahwa tujuan manajemen
peserta didik secara komprehensif adalah sebagai berikut.

Menyediakan layanan yang berorientasi


Memberikan layanan bagi semua
pada pengembangan, pencegahan dan
peserta didik dalam sistem sekolah.
perbaikan.

Semisal, Nwakpa (2015, hlm.63) Sebagai contoh, seorang guru bimbingan


mengelompokan peserta didik kedalam konseling mungkin dapat memberikan
pengelompokkan berdasarkan remedial saran kepada seorang guru dalam
grouping, ability grouping for regular menangani peserta didik yang mengalami
instruction, dan gifted student group masalah kesulitan belajar di kelas. Dengan
yang merupakan kelompok sasaran dalam demikian, peserta didik tersebut tidak
pemberian layanan peserta didik. perlu ditangani oleh psikolog.
TUJUAN
Memainkan peran penting dalam
mengembangkan dan memlihara iklim sekolah
Menyediakan berbagai sumber daya bagi
yang memiliki pengaruh positif terhadap
guru, kepala sekolah, dan orang tua untuk
perkembangan siswa dan meminimalkan
membantu peserta didik pada saat
kemungkinan munculnya masalah serius.
mengalami kesulitan yang memerlukan
bantuan khusus dan individual.
Semisal, hasil studi Dinham, Cairney,
Craigie (1995) mengungkapkan bahwa
kepemimpinan masing-masing sekolah, Prosedur evaluasi dan penempatan adalah
terutama kepala sekolah, telah contoh dari komponen ini.
mempengaruhi iklim sekolah.

Tujuan tersebut memberikan konstribusi bagi pencapaian tujuan sekolah


dan tujuan pendidikan secara keseluruhan, khususnya berkontribusi
terhadap pengembangan fisik, emosional, pribadi, sosial, dan akademik
secara optimal.
PRINSIP
Manajemen peserta didik merupakan
bagia integral dari proses pendidikan di
sekolah.
Kamm, R. B. (1955) dan Irvin, Manajemen peserta didik memastikan
Mari; Whiteside (1983), nilai pribadi semua peserta program
mengemukakan beberapa prinsip dihormati.
yang intinya asebagai berikut. Semua tugas pekerjaan manajemen
peserta didik harus bekerja sama
tanpa jaminan status dihierarki
administrasi.
Organisasi sangat penting dalam
management peserta didik, namun
harus diakui sebagai alat untuk
mencapai tujuan akhir - bukan sebagai
tujuan akhir.
1 Analisis Kebutuhan
Peserta Didik

RUANG LINGKUP
Analisis kebutuhan merupakan proses
mendapatkan infomasi tentang

MANAJEMEN kebutuhan peserta didik untuk


mengembangkan program layanan

PESERTA DIDIK peserta didik.

Rekruitmen Peserta Didik


2
Rekruitmen peserta didik pada
Manajemen Peserta didik bukanlah dalam bentuk hakekatnya proses pencarian,
pencatatan data peserta didik saja, melainkan meliputi penentuan dan penarikan pelamar yang
aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat mampu untuk menjadi peserta didik
digunakan untuk membantu kelancaran upacaya dilembaga pendidikan yang
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui bersangkutan
proses pendidikan disekolah.
Seleksi Peserta Didik
3 kegiatan pemilihan calon peserta didik
untuk menetukan diterimanya atau tidak
calon peserta didik tersebut sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
RUANG LINGKUP MANAJEMEN PESERTA DIDIK

4. Orientasi 5. Penempatan 6. Pencatatan dan 7. Kelulusan dan


Peserta Didik Peserta Didik Pelaporan Alumni
Kegiatan penerimaan Sebelum peserta Kegiatan pencatatan Kelulusan adalah
siswa baru dengan didik yang telah dan pelaporan ini pernyataan dari
mengenalkan situasi diterima mengikuti dimulai sejak peserta lembaga pendidikan
dan kondisi lembaga proses pembelajaran, didik itu diterima tentang
pendidikan atau terlebih dahulu perlu disekolah tersebut diselesaikannya
sekolah tersebut. ditempatkan dan sampai mereka tamat program pendidikan
dikelompokan dalam atau meninggalkan yang harus diikuti oleh
kelompok belajar sekolah. peserta didik.
LAYANAN PESERTA DIDIK
Bimbingan Konseling memiliki fungsi, yaitu :
Fungsi Pemahaman
Layanan Bimbingan Fungsi Pencegahan
Konseling Fungsi Pengentasan
Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi Advokasi

Terdapat lima unsur pokok dalam pengertian


Layanan perpustakaan, yaitu : Merupakan unit kerja,
Sebagai tempat menyimpan koleksi bahan pustaka,
Perpustakaan Koleksi bahan pustaka dikelola & diatur dengan
sitematis, Bertujuan untuk digunakan oleh
pemakainya, dan sebagai sumber informasi
Peran kantin yaitu supaya para peserta didik
Layanan Kantin/ tidak berkeliaran mencari makanan keluar
lingkungan lembagan pendidikan. Kantin juga
Kafetaria dimanfaatkan sebagai media penanaman nilai hidup
sehat bagi peserta didik.

Adapun peranan dari layanan khusus usaha


Layanan kesehatan sekolah diantaranya dapat dijabarkan
sebagai berikut:
Kesehatan Pendidikan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan
Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah
Sehat
Pemberian fasilitas kepada peserta didik untuk
Layanan menuju ke lembaga pendidikan menggunakan
kendaraan yang disediakan. Hal ini dapat
Transportasi meminimalisir keterlambatan, dan dapat menjadi
promosi pada masyarakat.

Asrama dikatakan sebagai tempat di lingkungan


Layanan pendidikan yang dapat membentuk sikap
Asrama profesional peserta didik. Asrama juga dijadikan
sebagai tempat untuk pembentukan suatu nilai
yaitu: keagamaan, kebersamaan, ekonomis, dll.
Layanan
Ekstrakurikuler

Menurut Suharsimi (1986), kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan


tambahan, di luar struktur program yang ditemukan di semua tingkat sistem
sekolah. Tidak hanya pelengkap proses kegiatan belajar, melainkan sarana
agar siswa memiliki nilai plus yang bermanfaat bagi kehidupannya
bermasyarakat. Dalam praktiknya, ekstrakurikuler sering menjadi ciri khas
suatu sekolah. Ekstrakurikuler disesuaikan dalam visi dan misi juga sarana
dan prasarana sekolah tersebut.
Fungsi Ekstrakurikuler:
Reinforcing Learning
Memperkuat program kurikuler dalam mata pelajaran.
Supplementing Coursework
Melengkapi mata pelajaran yang bersifat efektif.
Integrating Knowledge
Pembelajaran yang integratif dalam pengalaman.
Democratization
Program ekstrakurikuler efektif karena memberikan pengalaman sebagai
jalan menuju kehidupan demokrasi masa kini.
Layanan
Ekstrakurikuler

Tujuan Ekstrakurikuler:
Harus dapat meningkatkan kemampuan siswa (kognitif, afektif, dan psikomotor).
Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju
pembinaan manusia seutuhnya yang positif.
Dapat mengetahui dan mengenal serta membedakan antara hubungan satu
pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.

Prinsip Ekstrakurikuler menurut Oteng Sutisna (1985:58)


Semua murid, guru, dan personel administrasi hendaknya ikut serta dalam usaha
meningkatkan program.
Kerjasama dalam tim adalah fundamental.
Pembatasan untuk berpartisipasi hendaknya dihindarkan.
Prosesnya adalah lebih penting daripada hasil.
Program hendaknya cukup komprehensif dan seimbang memenuhi kebutuhan dan
minat semua siswa.
Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah.
Dinilai berdasarkan sumbangannya kepada nilai pendidikan dan efisiensi di sekolah
Hendaknya menyediakan sumber motivasi yang kaya bagi pengajaran kelas.
TERIMA KASIH
Mari Bertanyaa!!
Kelompok 6

PENGELOLAAN SARANA
DAN PRASARANA
Anggia Dwi N Ina Mutmainah Putri Nurul H Trinanda Suvy K
(NIM) 2103765 (2102090037) (2102214)
Manajemen Sarana & Prasarana

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan


menegaskan bahwa Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang
sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Yang Didalamnya terdapat :
1. Standar isi
2. Standar kompetensi lulusan
3. Standar proses
4. Standar tenaga pendidikan dan tenaga kependidikan
5. Standar sarana dan prasarana
6. Standar pengelolaan
7. Standar pembiayaan
8. Standar penilaian pendidikan
Hakikat Manajemen Sarana dan
Prasarana Pendidikan
Sarana dan prasarana dalam (UU Nomor 20 tahun 2003) Pasal 45 dikatakan Setiap satuan
pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan
pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual,
sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik

Sarana mencakup semua peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan
menunjang dalam pendidikan, sedangkan prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung
menunjang jalannya proses pendidikan

Pengelolaan sarana dan prasarana dapat diartikan sebagai kegiatan menata, mulai dari
merencanakan kebutuhan, pengadaan, inventarisasi, penyimpanan, pemeliharaan, penggunaan
dan penghapusan serta penataan lahan, bangunan, perlengkapan, dan perabot sekolah secara
tepat guna dan tepat sasaran
Prinsip-prinsip Dasar Sarana dan
Prasarana Pendidikan
1 Pemilihan dan Pemilikan Tanah/Lahan
Kebaikan dan manfaat pemilihan dan pemilikan tanah dengan perencanaan
yang matang dengan banyak pertimbangan

2 Kriteria dalam Pemilihan


Kriteria mesti memperhitungkan keadaan dan kebutuhan peserta didik

3 Syarat syarat Gedung/Bangunan Sekolah

Syarat Perabot Sekolah


4
Syarat-syarat Perlengkapan Sekolah
5 Baik jenis, bentuk, ukuran serta warna benar-benar disesuaikan dengan
kebutuhan serta kepentingan kegiatan pendidikan bagi peserta didik
Jenis-jenis Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sarana dan prasarana pendidikan pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam empat
kelompok, yaitu tanah, bangunan, perlengkapan, dan perabot sekolah (site, building
equipment, and furniture)

Sarana Prasarana juga dibedakan menjadi 2, yaitu


1. Fisik yaitu segala sesuatu yang berwujud benda mati atau dibendakan yang
memudahkan atau melancarkan sesuatu kegiatan
2. Non fisik yaitu peraturan-peraturan, tata tertib, program program yang mendukung
proses belajar mengajar

Prasarana pendidikan meliputi tanah, halaman, pagar, gedung, jaringan jalan, air, listrik,
telepon, internet serta mebel dan bangunan infrastruktur Infrastruktur merupakan prasarana
lingkungan pendidikan untuk melengkapi bangunan sekolah agar lingkungan sekolah aman,
nyaman dan sehat.
Standar Sarana dan Prasarana
Pendidikan
Standar Umum
1. Segi pembuatan dan pembiayaan
2. Konstruksi kuat dan mudah dilaksanakan
3. Biaya relatif terjangkau oleh dana yang tersedia dan disediakan
4. Penggunaan Enak dan menyenangkan
5. Mudah diatur dan dipindah pindahkan
6. Dapat menjamin kesehatan dan keamanan
Sarana dan prasarana satuan pendidikan mempunyai kekhususan atau spesifikasi yang
berbeda dengan yang bukan digunakan untuk kegiatan belajar mengajar Hal ini
tampak dari kekhususan arsitektur konstruksi, ventilasi penyinaran, macam dan
bentuk bangunan maupun ruangan, dll.
Standar Sarana dan Prasarana
Standar Sarana dan Prasarana berdasarkan Permendiknas No. 24 tahun
2007, Secara khusus standar sarana dan prasarana sekolah yang dijadikan
pedoman dalam peningkatan mutu sekolah dari BSNP

Ketentuan Prasaranan dan Sarana


Ketentuan mengenai prasarana tersebut beserta sarana yang ada di
dalamnya diatur dengan standar tertentu
KELENGKAPAN SARANA
DAN PRASARANA
Ketentuan mengenai ruang-ruang beserta sarana yang ada di setiap ruang diatur dalam
standar tiap.
RUANG KELAS RUANG LABORATORIUM IPA
Fungsi ruang kelas tempat kegiatan Fungsi dari ruang laboratorium ini sebagai tempat
pembelajaran teori, praktik yang tidak berlangsungnya pembelajaran ipa secara praktik dan
memerlukan peralatan khusus, ataupun peralatan memerlukan peralatan khusus
khusus yang mudah dihadirkan Ruangan menampung minimal satu rimbongan belajar
Jumlah minimum ruang kelas harus sama dengan Ruangan ini dilengkapi dengan fasilitas yang memberikan
jumlah rombongan belajar pencahayaan yang memadai ubtuk membaca buku maupun
Ruang kelas memiliki jendela yang mengamati objek
pencahayaannya baik Dilengkapi tempat cuci tangan
Ruang kelas memiliki pintu yang memadai Ruangan memiliki sarana
Ruang kelas memiliki sarana yang cukup
RUANG PIMPINAN
RUANG PERPUSTAKAAN Ruang pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan
Fungsi dari ruang perpustakaan sebagai tempat kegiatan manajemen sekolah, pertemuan dengan sejumlah kecil guru,
peserta didik maupun guru memperoleh informasi dari orang tua peserta didik, unsur komite sekolah, petugas dinas
berbagai jenis pustaka pendidikan, atau tamu lainnya.
Ruangan dilengkapi dengan jendela Luas minimum ruangan ini 12 m² dengan lebar minimum 3 m
Ruangan terletak dibagian sekolah yabg mudah dicapai Ruangan ini mudah diakses oleh guru, atau tamuz sekolah,
Ruangan memiliki sarana dan dapat dikunci dengan baik
Ruangan dilengkapi dengan sarana
RUANG GURU RUANG KONSELING
Ruang guru berfungsi sebagai tempat guru Ruang konseling berfungsi sebagai tempat
bekerja dan istirahat serta menerima tamu, baik peserta didik mendapatkan layanan konseling dari
peserta didik maupun tamu lainnya konselor berkaitan dengan pengembangan pribadi,
Rasio minimum luas ruang guru 4 m²/pendidik sosial, belajar, dan karir
dan luas minimum 40 m² Luas minimum ruang konseling 9 m²
Ruang guru mudah dicapai dari halaman sekolah Ruang konseling dapat memberikan kenyamanan
ataupun dari luar lingkungan sekolah, serta dekat suasana dan menjamin privasi peserta didik
dengan ruang pimpinan Ruang konseling dilengkapi sarana
Ruang guru dilengkapi sarana RUANG UKS
RUANG TATA USAHA Ruang UKS berfungsi sebagai tempat untuk penanganan dini
peserta didik yang mengalami gangguan kesehatan di sekolah
Ruang tata usaha berfungsi sebagai tempat kerja petugas
Luas minimum ruang UKS adalah 12 m²
untuk mengerjakan administrasi sekolah Ruang UKS dilengkapi sarana
Rasio minimum luas ruang tata usaha adalah 4 m²/petugas
dan luas minimum adalah 16 m² RUANG ORGANISASI KEPESERTA DIDIKAN
Ruang tata usaha mudah dicapai dari halaman sekolah Ruang organisasi kepeserta didikan berfungsi
ataupun dari luar lingkungan sekolah, serta dekat dengan sebagai tempat melakukan kegiatan
ruang pimpinan kesekretariatan manajemen organisasi kepeserta
Ruang tata usaha dilengkapi sarana didikan
Luas minimum ruang organisasi kepeserta didikan
TEMPAT BERIBADAH
adalah 9 m²
Tempat beribadah berfungsi sebagai tempat warga sekolah Ruang organisasi kepeserta didikan dilengkapi
melakukan ibadah yang diwajibkan oleh agama masing- sarana
masing pada waktu sekolah
Banyak tempat beribadah sesuai dengan kebutuhan tiap
sekolah dengan luas minimum adalah 12 m²
Tempat beribadah dilengkapi sarana
JAMBAN GUDANG
Jamban berfungsi sebagai tempat buang air besar dan/atau kecil Gudang berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan
Minimum terdapat 1 unit jamban untuk setiap 40 peserta didik pria, 1 unit pembelajaran di luar kelas, tempat menyimpan sementara
jamban untuk setiap 30 peserta didik wanita, dan 1 unit jamban untuk guru.
peralatan sekolah yang tidak/belum berfungsi, dan tempat
Jumlah minimum jamban di setiap sekolah adalah 3 unit
Luas minimum I unit jamban adalah 2 m² menyimpan arsip sekolah yang telah berusia lebih dari 5 tahun
Jamban harus berdinding, beratap, dapat dikunci, dan mudah dibersihkan Luas minimum gudang adalah 21 m²
Tersedia air bersih di setiap unit jamban Gudang dapat dikunci
Jamban dilengkapi sarana Gudang dilengkapi sarana
RUANG ORGANISASI KEPESERTA DIDIKAN TEMPAT BERMAIN/OLAHRAGA
Ruang sirkulasi horizontal berfungsi sebagai tempat penghubung antar ruang dalam
bangunan sekolah dan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan bermain dan interaksi
Tempat bermain/berolahraga berfungsi sebagai area
sosial peserta didik di luar jam pelajaran, terutama pada saat hujan ketika tidak bermain, berolahraga, pendidikan jasmani, upacara, dan
memungkinkan kegiatan-kegiatan tersebut berlangsung di halaman sekolah kegiatan ekstrakurikuler
Ruang sirkulasi horizontal berupa koridor yang menghubungkan ruang-ruang di dalam Rasio minimum luas tempat bermain berolahraga adalah
bangunan sekolah/madrasah dengan luas minimum adalah 30% dari luas total 3 m²/peserta didik. Jika banyak peserta didik kurang
seluruh ruang pada bangunan, lebar minimum adalah 1,8 m, dan tinggi minimum
adalah 2,5 m
dari 334 orang, maka luas minimum tempat
Ruang sirkulasi horizontal dapat menghubungkan ruang-ruang dengan baik, beratap, bermain/berolahraga adalah 1000 m²
serta mendapat pencahayaan dan penghawaan yang cukup Di dalam luasan tersebut terdapat tempat
Koridor tanpa dinding pada lantai atas bangunan bertingkat dilengkapi pagar berolahrberukuran minimum 30 m x 20 m yang memiliki
pengaman dengan tinggi 90-110 cm permukaan datar, dan tidak terdapat pohon, saluran air,
Bangunan bertingkat dilengkapi tangga. Bangunan bertingkat dengan panjang lebih
dari 30 m dilengkapi minimum dua buah tangga
serta benda-benda lain yang mengganggu kegiatan
Jarak tempuh terjauh untuk mencapai tangga pada bangunan bertingkat tidak lebih berolahraga
dari 25 m sebagian tempat bermain ditanami pohon penghijauan
Lebar minimum tangga adalah 1,8 m, tinggi maksimum anak tangga adalah 17 cm, tempat bermain berolahraga diletakkan di tempat yang
lebar anak tangga adalah 25-30 cm, dan dilengkapi pegangan tangan yang kokoh paling sedikit mengganggu proses pembelajaran di kelas
dengan tinggi 85-90 cm
Tangga yang memiliki lebih dari 16 anak tangga harus dilengkapi bordes dengan
Tempat bermain/berolahraga tidak digunakan untuk
lebar minimum sama dengan lebar tangga tempat parkir
Ruang sirkulasi vertikal dilengkapi pencahayaan dan penghawaan yang cukup Tempat bermain/berolahraga dilengkapi sarana
PERENCANAAN SARANA
DAN PRASARANA
PENDIDIKAN
A. PERENCANAAN PENGADAAN TANAH UNTUK
GEDUNG/BANGUNAN SEKOLAH
Syarat-syarat yang harus diperhatikan, antara lain:
1. Mudah dicapai dengan berjalan kaki ataupun berkendaraan;
2. Terletak di suatu lingkungan yang banyak hubungan dengan kepentingan
pendidikan (sekolah);
3. Cukup luas;
4. Mudah menjadi kering jika digenangi air;
5. Tanahnya yang subur;
6. Persediaan air cukup;
7. Air yang bersih (berkualitas);
8. Memperoleh sinar matahari yang cukup;
9. Tidak terletak di tepi jalan/persimpangan jalan yang ramai, tidak berbahaya,
tidak berdekatan dengan rumah sakit, kuburan, pabrik-pabrik yang
membisingkan, pasar, serta tempat - tempat lain yang dapat memberikan
pengaruh - pengaruh yang negatif;
10. Harganya murah.
B. PERENCANAAN PENGADAAN BANGUNAN
GEDUNG SEKOLAH
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh satu bangunan yang ideal,
yaitu:
1. Memenuhi kebutuhan dan syarat pedagogis;
2. Ukuran dan bentuk setiap ruangan disesuaikan dengan kebutuhan;
3. Datangnya/masuknya sinar matahari harus diperhatikan;
4. Tinggi rendahnya tembok, letak jendela, dan kusen disesuaikan dengan
kondisi anak–anak;
5. Penggunaan warna yang cocok;
6. Aman;
7. Sinar matahari yang cukup;
8. Menyenangkan untuk melakukan kegiatan- kegiatan pendidikan;
9. Dapat memungkinkan untuk memperluas tanpa memakan biaya yang
besar.
10. Fleksibel;
11. Memenuhi syarat keindahan (aesthetic);
12. Ekonomis.
C. PERENCANAAN PEMBANGUNAN
BANGUNAN GEDUNG SEKOLAH
Dalam membangun gedung sekolah, menuntut adanya suatu perencanaan dengan
prosedur sebagai berikut:
1. Melakukan survey berkenaan dengan bangunan sekolah yang akan dibangun,
yang meliputi:
a) fungsi bangunan;
b) jumlah pemakai, baik itu pegawai, guru, maupun murid;
c) program pendidikan atau kurikulum sekolah; serta
d) jenis dan jumlah alat - alat atau perabot yang akan ditempatkan pada gedung
sekolah tersebut.
2. Mengadakan perhitungan luas bangunan yang disesuaikan dengan kebutuhan.
3. Menyusun anggaran biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan gedung
tersebut
D. PERENCANAAN PENGADAAN PERABOT DAN
PERLENGKAPAN PENDIDIKAN
Perabot dan perlengkapan yang dibuat harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Memenuhi syarat sebagai perabot sekolah, seperti ukuran yang sesuai dengan pengguna
perabot, serta mempunyai bentuk maupun konstruksi yang kuat dan aman.
2. Memenuhi syarat sebagai perlengkapan sekolah yang sesuai dengan umur, minat,
perkembangan fisik maupun psikis peserta didik.
3. Dipilih dan direncanakan dengan teliti sehingga sesuai dengan taraf perkembangan peserta
didik.
4. Pengadaan pengaturan harus sedemikian rupa sehingga benar-benar berfungsi bagi
penanaman, pemupukan, serta pembinaan hal-hal yang berguna bagi perkembangan anak.
5. Pengelolaan yang baik terhadap barang yang habis pakai, seperti menyusun waktu berkala
kapan barang itu dibutuhkan maupun habis sehingga dapat direncanakan pengadaan kembali
barang tersebut secara berkala.
6. Pengelolaan yang baik terhadap barang yang tak habis pakai, seperti pendataan barang yang
diperlukan serta biaya untuk perawatan barang tersebut.
PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA
PENDIDIKAN

Untuk pengadaan sarana dan prasarana


pendidikan, dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Misalnya, bisa dilakukan dengan cara membeli,
menerima hibah, menyewa, dan lain sebagainya.
PENYIMPANAN SARANA DAN PRASARANA
PENDIDIKAN
Dalam penyimpanan barang-barang, perlu diperhatikan tempat penyimpanan
barang itu (gudang). Gudang hendaknya ditempatkan pada lokasi yang mudah
dijangkau, fasilitas pendukungnya memadai, seperti: listrik, air, dan sebagainya.
Gudang tersebut kondisinya harus baik, sehingga tidak merusak barang-barang yang
ada di dalamnya, bebas banjir, tidak mudah kebakaran, dan keamanan yang baik
(terjamin). Untuk terjaminnya pelaksanaan penyimpanan barang atau sarana
pendidikan, perlu diperhatikan hal - hal berikut:
a. Syarat-syarat pergudangan yang berlaku.
b. Sifat barang yang disimpan.
c. Jangka waktu penyimpanan.
d. Alat-alat atau sarana lain yang diperlukan untuk penyimpanan.
e. Dana atau biaya untuk pemeliharaan.
f. Prosedur kerja penyimpanan yang jelas dan disesuaikan dengan sifat barang yang
disimpan.
INVENTARISASI SARANA DAN PRASARANA
PENDIDIKAN

Semua barang atau sarana dan prasarana pendidikan yang ada hendaknya
diinventarisir, dimana melalui inventarisasi, lebih memungkinkan dapat diketahui
jumlah, jenis barang, kualitas, tahun pembuatan, merek/ukuran, serta harga sarana
dan prasarana secara mendetail dan terstruktur.
Kegiatan inventarisasi yang harus dilakukan adalah mencatat semua barang
inventaris di dalam buku inventaris, memberi koding pada barang-barang yang
diinventariskan, membuat laporan triwulan tentang mutasi barang, membuat
format inventaris, serta membuat daftar rekapitulasi tahunan (Wahyu, 2007, hlm.
95-97).
PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA

J. Mamusung (1991) telah mengelompokkan 5 faktor yang mengakibatkan kerusakan pada


bangunan, perabot, dan perlengkapan sekolah, yaitu:
a. Kerusakan dikarenakan pemakaian, baik disengaja maupun yang tidak.
b. Kerusakan dikarenakan pengaruh udara, cuaca, musim, maupun keadaan lingkungan.
c. Keusangan.
d. Kerusakan karena kecelakaan atau bencana disebabkan kecerobohan dalam perencanaan,
pemeliharaan-pelaksanaan, maupun penggunaan yang salah.
e. Kerusakan karena timbulnya bencana alam, seperti banjir, gempa, dan lain sebagainya .

Sedangkan menurut waktunya, kegiatan pemeliharaan terhadap bangunan dan perlengkapan


serta perabot sekolah dapat dibedakan menjadi pemeliharaan yang dilakukan setiap hari dan
pemeliharaan yang dilakukan secara berkala.
PENGGUNAAN SARANA DAN PRASARANA
PENDIDIKAN

Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan sarana dan prasarana adalah:


a. Penyusunan jadwal penggunaan sehingga tidak berbenturan.
b. Hendaklah kegiatan-kegiatan pokok sekolah merupakan prioritas pertama.
c. Waktu/jadwal penggunaan hendaknya diajukan pada awal tahun ajaran.
d. Penugasan/penunjukan personil sesuai dengan keahlian pada bidangnya,
misalnya: petugas laboratorium, perpustakaan, operator komputer, dan
sebagainya.
e. Penjadwalan dalam penggunaan sarana dan prasarana sekolah, antara
kegiatan intrakurikuler dengan ekstrakurikuler harus jelas.
PENGHAPUSAN SARANA DAN PRASARANA
PENDIDIKAN

Ketika barang rusak dan tidak bisa dipergunakan lagi, maka barang-barang
tersebut harus segera dihapus, artinya menghapus barang-barang inventaris itu
(milik negara) dari daftar inventaris sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Dengan adanya penghapusan ini, maka barang tersebut dibebaskan dari biaya
perbaikan/pemeliharaan, meringankan beban kerja inventaris, dan membebaskan
tanggung jawab sekolah terhadap barang-barang tersebut.
PENGENDALIAN SARANA DAN
PRASARANA

1. Pegendalian tata ruang dan bangunan sekolah.


2. Pengendalian penataan perabot sekolah.
3. Pengendalian penataan perlengkapan sekolah.
Pengelolaan
Satuan
Pendidikan
Kelompok 1

PAGE 1
Kelompok 1

AILSA
SALSABILA RAISYATUN TRINGKE
DIVANIA FAJRIYAH NUSWAH ALEDA
2103757 2102486 2109601

PAGE 2
Konsep Pengelolaan Pendidikan
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 1, satuan pendidikan adalah
kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal
pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Pengelolaan
satuan pendidikan atau pengelolaan sekolah merupakan
pengelolaan pendidikan yang berada pada unit paling
bawah untuk merencanakan program pendidikan dan
membuat keputusan yang berada pada tindakan-tindakan
nyata yang dilakukan secara komprehensif untuk meng-
cover seluruh kebutuhan-kebutuhan sekolah, visi,
misi, dan tujuan pendidikan sekolah (Diding Nurdin
dan Imam Sibaweh, 2015: 45).

PAGE 3
Konsep Pengelolaan Pendidikan
Pimpinan sekolah merancang secara cermat
dan komprehensif keseluruhan proses
pendidikan, mengkoordinasikan,
mensinkronisasikan, dan menyeimbangkan
serta mengarahkan keseluruhan unsur utama
yang berinteraksi dan berfungsi secara
spesifik dalam satu kesatuan proses
pendidikan yang membentuk satu keutuhan
untuk mewujudkan tingkat perkembangan dan
pertumbuhan peserta didik secara sempurna.

PAGE 4
Landasan Hukum
1 3

Peraturan Peraturan Menteri


Pemerintah No. 19 Pendidikan Nasional
tahun 2005 UU No. 20 Tahun Republik Indonesia No.
2003 tentang 19 Tahun 2007 tentang
tentang Standar
Standar Pengelolaan
Nasional Sistem Pendidikan
Pendidikan leh Satuan
Pendidikan Pasal Nasional Pasal 50 Pendidikan Dasar dan
49 dan pasal 50 dan 51 Menengah

PAGE 5
Fungsi Pengelolaan Sekolah
Fungsi pengelolaan sekolah untuk mencapai efisiensi serta
efektivitas dalam manajemen,maka segala tindakan dan
kegiatan sebaiknya dilaksanakan dengan pertimbangan atau
perhitungan yang rasional. Pada Umumnya Fungsi Manajemen
Sekolah yang digunakan yakni :

1 2 3 4

Perencanaan Pengorganisasian Pengarahan Pengawasan

PAGE 5
Unsur-Unsur Penting dalam Pengelolaan Pendidikan

#1 #2 #3
#2

Mengkoordinasi
Human Resources Money Material
wewenang dan
tanggung jawab

#1#4 #5

Machines Metode

PAGE 8
PENGELOLAAN SEKOLAH YANG BERSIFAT FISIK

Terdiri dari pengelolaan gedung,


Ruang Lingkup ruang guru dan ruang belajar,
pengelolaan meja dan kursi guru
Pengelolaan serta siswa, ruang WC, ruang

Sekolah laboratorium, ruang administrasi,


dan sebagainya.

PENGELOLAAN SEKOLAH YANG BERSIFAT NON-


FISIK

Terdiri dari kurikulum, jadwal


pelajaran, hasil belajar,
silabus, proses belajar mengajar,
dan sebagainya.

PAGE 7
Prinsip - Prinsip Pengelolaan Sekolah

#1 #2 #3
#2
Memprioritaskan Memberi tanggung
tujuan diatas Mengkoordinasi jawab pada personil
kepentingan pribadi Mengkoordinasi
wewenang dan sekolah yang sesuai
dan kepentingan wewenangjawab
tanggung dan
dengan sifat-sifat
mekanisme kerja tanggung jawab
dan kemampuannya

#1
#4 #5

Mengenal secara
Relatifitas nilai-
baik faktor-faktor
nilai
psikologis manusia

PAGE 8
Komponen-komponen Pengelolaan Pendidikan
1.Manajemen pengembangan kurikulum dan proses pembelajaran di sekolah

Secara nasional kurikulum ditetapkan oleh kemendikbud,proses


pengembangannya dipimpin oleh kepala sekolah dan dibantu wakil kepala
sekolah bid. kurikulum yang disahkan kepala dinas kependidikan
kabupaten/kota yang diaplikasikan kepada guru yang dilaksanakan pada
setiap satuan pendidikan yang implementasi kurikulumnya merupakan inti
proses pendidikan yang akan menjalin interaksi antara guru dan siswa.

2.Manajemen peserta didik


Proses pembelajaran yang efisien dapat dilakukan dengan berbagai cara
salah satunya adalah dengan mengelompokkan,susunan tempat duduk yang
mungkin berbeda setia harinya, dan guru berada menjadi hal yang penting
sehingga dapat menciptakan kelas yang lebih efektif dan menyenangkan.
3. Manajemen pendidikan dan tenaga kependidikan
Guru dituntut memiliki pedagogis baik agar tugasnya dapat dilaksanakan
secara efisien, selain itu tenaga kependidikan memiliki fungsi umtuk
melaksanakan adm, pengelolaan, pengawasan, dan pelayanan teknis dalam
proses pendidikan.

4. Sarana prasarana pendidikan


Sarana dan prasarana pendidikan berfungsi untuk memperlancar dan
mempermudah proses transfer ilmu dari pendidik ke peserta didik sehingga
guru dapat dengan mudah menyampaikan isi pembelajaran.

5. Manajemen TIK
Proses pembelajaran menggunakan ICT pada 10 tahun terakhir sangat
mendominasi sehingga memiliki akses informasi yang luas untuk siswa and
guru melalui jaringan internet. Dengan dukungan ICT, manajemen sekolah
data mengelola informasi sekolah dalam sebuah bentuk sistem informasi.
6. Manajemen Pembiayaan
Dalam pendidikan bagi bangsa Indonesia perlu adanya dana untuk
terlaksana sistem pendidikan yang sesuai dengan UUD, sehingga
membutuhkan dana APBN sebesar 20% seperti yang tercantum dalam
amandemen konstitusi 1945 secara merata pada setiap sekolah.

7. Manajemen Evaluasi pendidikan


Evaluasi pendidikan menjadi penilaian berbagai aspek untuk mengukur
tingkat keberhasilan dalam sistem pendidikan di berbagai jenjang
pada tolak ukur kurikulum yang dijabarkan dalam silabus dan RPP,
sehingga manajemen evaluasi pendidikan lebih difokuskanpada pada
prosesnya.

8.Manajemen komunikasi sosial dan kerja sama


Komunikasi social dilaksanakan oleh sekolah dari brbagai bentuk dan
cara untuk menjalin hubungan baik dari sekolah dan masyarakat.

PAGE 6
Thank
Sesi Tanya Jawab

You

PAGE 12
PENGELOLAAN TENAGA
KEPENDIDIKAN/TATA
USAHA

KELOMP
OK 5
Our Team

Aziza Nur Laili RIvana al Ariq Tiara Dea Amelia


(2103387) (2103608) (2102482) (2103522)
A. Definisi Manajemen Pendidik dan Tenaga
Kependidikan

1. Definisi Manajemen

Kata manajemen berasal dari bahasa Inggris, management yang dikembangkan


dari kata to manage, yang memiliki arti mengatur atau mengelola. Kata manage itu
sendiri berasal dari Italia, meneggio yang diadopsi dari bahasa latin managiare,
yang berasal dari kata manus yang artinya tangan.

Manajemen pendidik dan tenaga kependidikan adalah merencanakan, memelihara,


membina, mengembangkan, menentukan remunerasi memberikan kesejahteraan,
evaluasi kinerja, pengembangan karir sampai pemberhentian, yang diatur dalam
peraturan dan perundang-undangan.
2. Definisi Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional Pasal 1 Ayat 5 dan 6 yang dimaksud dengan Tenaga
Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri
dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.

Sedangkan pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi


sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor,
instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.
3. Tujuan Manajemen pendidik dan Tenaga
Kependidikan

Tujuan manajemen pendidik dan tenaga kependidikan secara umum adalah


agar pendidik dan tenaga pendidikan dapat melaksanakan tugas dan fungsui
dalam pekerjaannya dengan baik secara kelembagaan maupun aturan, dan
perlindungan undang undang. mengarah pada pembangunan pendidikan yang
bermutu, membentuk SDM yang handal, produkti, kreati,dan berprestasi.

Tujuan umum
Memberikan pelayanan secara konperhensiff kepada tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan dalam kedudukannya sebagai pegawai dari mulai diterima menjadi
pegawai, setelah ditetapkan menjadi pegawai sampai dengan pemberhentian
masa pensiun.

Tujuan khusus
Tenaga pendidik disebut dengan tenaga profesional denagan sertifikasi pendidik
sebagai atribut yang melekat dan syarat kompetensi yang diharuskan
sebagaimana UU Guru dan Dosen No.14 Tahun 2005 yang meliputi kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
4. Tugas dan fungsi tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan

Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 39 :


1. Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan
administrasi, pengelolaan, pengembangan,
pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang
proses pendidikan pada satuan pendidikan.
2. Pendidik merupakan tenaga professional yang
bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
Secara khusus Tugas
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan
dan fungsi tenaga
pendidik (guru dan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
Dosen) didasarkan terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
pada UU No. 14 tahun
2007
Perencanaan Pada fase ini lembaga organisasi haru
ketenagakerjaan lebih dulu melakukan analisis kebutuhan
untuk masing-masing jabatan yang ada
di struktur organisasi, yang meliputi
jenis jabatan dan nama jabatan. Inti dari
analisis ini adalah untuk menetapkan
rasio seluruh kebutuhan ketenagaan
baik kondisi saat ini sampai 5 - 10 tahun
kedepan.
6. Penghitungan Kebutuhan Ketenagaan

Atas dasar penghitungan-penghitungan


Memperhatikan ketenagaan yang dilakukan, maka mapping kebutuhan
tenaga pendidik maupun tenaga
yang memasuki batas usia
kependidikan dapat terpetakan sekaligus
pensiun pada lima tahun ke
dapat menghasilkan perhitungan
depan. kebutuhan tenaga yang menjadi skala
prioritas.
7. Rekrutmen

Rekrutmen adalah kegiatan yang diawali dengan


pengumuman penerimaan pegawai berdasarkan formasi
yang menjadi skala prioritas jenis jabatan, jenjang
jabatan sampai kepada penetapan kualifikasi pendidikan
untuk masing-masing kebutuhan.

Input Proses Output

Sistem Rekruitmen
8. Penempatan
Penempatan pegawai merupakan salah satu program kegiatan
yang dilakukan untuk memenuhi kekurangan pegawai atau
tambahan formasi terhadap instansi atau lembaga yang
memerlukan sekaligus memenuhi kebutuhan untuk ketercapaian
tujuan organisasi, sehingga tidak mengalami kendala layanan dan
penurunan produktivitas suatu lembaga yang diakibatkan dari
kekurangan pegawai baik itu pendidik maupun tenaga
kependidikan.

Penempatan pendidik dan tenaga pendidikan didasarkan kepada


kebutuhan sekaligus untuk terpenuhinya kecukupan hasil analisis
rasio jumlah pendidik, tenaga kependidikan, siswa yang perlu
dilayani serta institusi yang memerlukan layanan manajerial untuk
mencapai tujuan organisasi
9. Pembinaan

Pembinaan merupakan rangkaian


kegiatan yang dilakukan setelah
rekrutmen. Pada tahap inilah peranan
pengawasan, pengendalian dan evaluasi

Tujuan pembinaan dan pemiliharaan


terhadap tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan yaitu untuk memberikan
layanan dalam melaksanakan tugas dan
fungsi yang diemban sebagai jabatan
profesioanl yang merupakan tanggung
jawab dan kewenangannya.
10. Sistem Pengembangan
Karir

Pengertian Manfaat
Suatu kondisi yang Memberikan manfaat
memnunjukan adanya terhadap peningkatan
peningkatan status kinerja pendidik dan
seseorang dalam suatu tenaga kependidikan serta
organisasi dalam jalur kualitas pendidikan itu
yang telah ditetapkan. sendiri.
Salah satu pengembangan karir guru adalah kenaikan pangkat dan
jabatan guru, sebagaimana contoh:

Guru
Utama

Guru
Madya

Guru Untuk dapat naik jabatan


fungsionalnya, guru harus memenuhi
Muda angka kredit yang dipersyaratkan,
seperti tertuang dalam pasal 17.
(untuk lebih jelasnya bisa dibaca
Guru
dalam buku bunga rampai
Pertama Administrasi Pedidikan halaman
200-201)
11. Sistem kesejahteraan dan Penghargaan

Sistem kesejahteraan dan penghargaan bagi setiap ketenagaan berhak


mendapatkan imbalan jasa baik berupa finansial maupun non finansial.

Finansial yang diberikan kepada seorang pegawai baik berupa gaji


maupun tunjangan tunjangan.

Penghargaan yang diberikan kepada tenaga pendidik dan kependidikan


adalah terkait dengan tugas dan kewajiban yang telah dilakukan dalam
memberikan layanan pendidikan sebagaimana di atur dalam Undang
Undang Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 14 ayat (1) huruf a "Dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak memperoleh
penghasilan diatas keebutuhsn hidup minimum dan jaminan
kesejahteraan sosial"
Pemberian Kesejahteraan dapat dilakukan
melalui:

a. pelayanan kesehatan c. keselamatan dan Kesehatan


a. pelayanan kuratif Kerja
(penyembuhan penyakit) a. agar setiap pegawai merasa aman
b. pelayanan preventif dan terlindungi dalam bekerja
(pencegahan penyakit) b. agar setiap pegawai mendapat
c. pelayanan promotif jaminan keselamatan dam
(peningkatan kesehatan) kesehatan kerja baik secara fisik,
sosial dan psikologis
d. pelayanan rehabilitataif
(pemulihan kesehatan) b. Jaminan Sosial
a. program jaminan hari tua
b. program jaminan kematian
c. jaminan kecelakaan kerja
d. jaminan pemeliharaan
kesehatan
12. Evaluasi Kerja

Evaluasi kinerja adalah capaian kinerja yang telah dilakukan oleh seseorang
pendidik sesuai tugas dan fungsinya dalam kurun waktu tertentu (satu
tahun).
Evaluasi dilakukan oleh atasan langsung dari masing masing tenaga
pendidik, baik dosen, guru, instruktur, konselor, widyaiswara, dan pamong
belajar langsung dalam proses pendidikan.

Hasil kerja yang telah dicapai bagi guru adalah data dan informasi yang
digunakan sebagai sebagai keputusan hasil belajar, keberhasilan peserta
didik dalam ujian sekolah atau ujian nasional.
Sistem
Informasi
Pendidikan
Kelompok 11
Anggota Kelompok

NATALINE
ANISA BANOWATI SESARIA
TRI DISMAATI HALIMATUSADIAH CARMENETTE
2103755 2103242 2103836
Pengertian sistem
menurut beberapa ahli
•(Jogiyanto, 1993, hal. 1) : Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-
prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran
tertentu.
•(McLeod, 1998, hal. 11) : Selain itu sistem adalah sekelompok elemen yang
terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
•(Widyohartono, 1999, hal. 68) : Davis dalam Widyohartono mengungkapkan
bahwa sebuah sistem terdiri dari bagian- bagian yang saling berkaitan yang
beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud.

•(Moekijat, 1991, hal. 4) : Odar dengan Candeme menyatakan bahwa sistem


adalah setiap sesuatu yang terdiri dari obyek. obyek, atau unsur-unsur, atau
komponen-komponen yang bertata kaitan dan bertata hubungan satu sama
lain, sedemikian rupa sehingga unsur-unsur tersebut merupakan satu
kesatuan pemrosesan atau pengolahan yang tertentu.

•Berdasarkan teori-teori sebagaimana tersebut di atas dapat disimpulkan


bahwa sistem adalah elemen-elemen yang terintegrasi dan saling
berhubungan untuk mencapai suatu tujuan yang dinginkan.
Sub Sistem Karakteristik Sistem
SERANGKAIAN (1) ADANYA PERTUKARAN ATAU
Komponen Sistem
SUATU SISTEM TERDIR
K E G IA T A N Y A N G INTERAKSI DENGAN LINGKUNGAN, I DARI SEJUMLAH KOM
SALING BERINTERAKS PONEN YANG
(2) MEMPUNYAI KECENDERUNGAN UNTUK I, YANG ARTINYA SALI
NG
T D I T E N T U K A N MEMBUAT KEADAAN SEIMBANG,
BEKERJASAMA MEMBE
NTUK SATU KESATUA
D A PA (3) MEMPUNYAI MEKANISME MENGATUR
KOMPONEN-KOMPON
EN SISTEM ATAU ELEM
N.

A NG
EN-ELEMEN

ID E N T IT A S N Y A , Y DIRI, (4) MENGHASILKAN YANG SAMA


SISTEM DAPAT BERUPA
DARI SISTEM. SETIAP
SUBSISTEM ATAU BAGI
AN-BAGIAN
SUBSISTEM MEMPUNYA

U B U N G A N D A L A M YANG DIPEROLEH DARI KEADAAN SEMULA DARI SISTEM YANG M I SIFAT-SIFAT


B ER H
ENJALANKAN SUATU
FUNGSI
YANG BERBEDA (EQUIFINALITY), TERTENTU DAN MEMPE
NGARUHI PROSES SIST

SUATU SISTEM.
KESELURUHAN. SUATU EM SECARA
(5) MEMPUNYAI HUBUNGAN YANG SISTEM DAPAT MEMPU
NYAI SUATU
YANG LEBIH BESAR YA
DINAMIS DENGAN BERBAGAI KOMPONEN NG DISEBUT DENGAN
SUPRASISTEM.
TERKAIT, MISALNYA SUATU SA
TUAN PENDIDIKAN, M
(6) MEMPUNYAI KESEIMBANGAN DENGAN SEKOLAH DASAR (SD)
DAPAT DISEBUT SUATU
ISALNYA
PROSES UMPAN BALIKAN, DAN DINAS PENDIDIKAN KA SISTEM DAN
B/KOTA MERUPAKAN
SISTEM YANG
(7) MEMPUNYAI KESATUAN PROGRESIF. LEBIH BESAR YANG DI
SEBUT SUPRA SISTEM
.
Batas Sistem Lingkungan Luar Sistem
E R A H
Masukan Sistem
M ER U P A K A N D A LINGKUNGAN LUAR DARI SISTEM
SI ADALAH APAPUN DI LUAR BATAS ENERGI YANG DI
YANG MEMBATA DARI SISTEM YANG
IS T E M D E N G A N MEMPENGARUHI OPERASI SISTEM. MASUKAN KE DALAM
S UA T U S
CONTOH LINGKUNGAN LUAR DARI
L A IN N Y A A T A U SISTEM. MASUKAN
SISTEM SISTEM SATUAN PENDIDIKAN
G A N L A IN N Y A . ADALAH SISTEM PEREKONOMIAN, DAPAT BERUPA
LINGKUN SISTEM POLITIK, SISTEM
MASUKAN PERAWAT
KEAMANAN, SISTEM AN
TRANSFORMASI, SISTEM PASAR DAN MASUKAN SINYA
DAN LAIN SEBAGAINYA L.
Keluaran Sistem Pengolah Sistem
HA S IL E N E I
R G I Y A N GD
PENGOLAH AKAN MERUBAH Sasaran sistem
OL A H D A N D I MASUKAN MENJADI KELUARAN. SASARAN DARI SISTE
SUATU SISTEM PENDIDIKAN AKAN M
KLASIFIKASIKAN, MERUBAH MASUKAN BERUPA MENENTUKAN SEKAL
U A R AN I
M E N J A D I K E L PESERTA DIDIK SEBAGAI RAW INPUT
MASUKAN YANG DI
DAN INSTRUMENTAL INPUT YANG
G B E R G U N A D A N
YAN LAIN MENJADI KELUARAN BERUPA BUTUHKAN SISTEM DA
B U A N G A N . LULUSAN. N
SISA P E M KELUARAN YANG DI
HASILKAN SISTEM.
Model Sistem
MODEL SISTEM YANG DIPAHAMI
SEBAGAI BENTUK TIRUAN SEBUAH
SISTEM YANG DIGAMBARKAN
DALAM BENTUK BAGAN ALUR,
SEHINGGA TERDESKRIPSIKAN
BENTUK PROSES DARI SELURUH
KOMPONEN SISTEM DARI AWAL
MASUKKNYA INPUT, GAMBARAN
PROSES HINGGA MENGHASILKAN
LUARAN ATAU OUTPUT.
Pengendalian
Sistem SUATU SISTEM TIDAK ADA YANG
TERTUTUP, SUPAYA SISTEM DAPAT
TERUS MELANGSUNGKAN
HIDUPNYA, MAKA SISTEM HARUS
MEMPUNYAI DAYA MEMBELA DIRI
ATAU SISTEM HARUS MEMPUNYAI
SISTEM PENGENDALIAN.
PENGENDALIAN DARI SUATU SISTEM
DAPAT BERUPA PENGENDALIAN
UMPAN BALIK (FEEDBACK CONTROL
SYSTEM), PENGENDALIAN UMPAN
MAJU (FEED FORWARD CONTROL
SYSTEM) DAN PENGENDALIAN
PENCEGAHAN (PREVENTIVE
CONTROL SYSTEM).
Informasi Dan Sistem
Informasi Manajemen
PENGERTIAN INFORMASI
HASIL PENGOLAHAN DATA YANG DI
GUNAKAN UNTUK SUATU
KEPERLUAN, SEHINGGA
PENERIMANYA AKAN MENDAPAT
RANGSANGAN UNTUK MELAKUKAN
TINDAKAN.

HUBUNGAN DATA DAN


INFORMASI
DALAM MENGHASILKAN INFORMASI KITA TERLEBIH DAHULU
HARUS TAHU INFORMASI APA YANG DIPERLUKAN SELANJUTNYA
KITA HARUS TAHU BAGAIMANA MENGOLAH SUATU DATA
MENJADI INFORMASI. MASALAH INILAH YANG PALING PENTING
UNTUK DISADARI BAHWA MENENTUKAN KEBUTUHAN INFORMASI
APA YANG HARUS DISAJIKAN BUKAN PEKERJAAN MUDAH. KALAU
INFORMASI YANG DIPERLUKAN SUDAH DITENTUKAN DENGAN
BAIK DAN TIDAK ADA MASALAH DI BIDANG PENGOLAHAN MAKA
SELANJUTNYA KITA BARU MENENTUKAN DATA APA YANG
HARUS DISEDIAKAN.
Informasi Dan Sistem
Informasi Manajemen
MUTU INFORMASI
TERGANTUNG DARI TIGA HAL YAITU,
INFORMASI HARUS AKURAT,TEPAT
WAKTU,DAN RELEVAN.

SISTEM INFORMASI
KUMPULAN DARI SUB SISTEM APAPUN BAIK FISIK MAUPUN NON
FISIK YANG SALING BERHUBUNGAN SATU SAMA LAIN DAN
BEKERJA SAMA SECARA HARMONIS UNTUK MENCAPAI SUATU
TUJUAN YAITU MENGOLAH DATA MENJADI INFORMASI YANG
BERARTI DAN BERGUNA.

ALAT PENGOLAH DALAM SISTEM


INFORMASI
ALAT PEMROSESAN DATA:
OTAK MANUAL(UTAMA) (BANTUAN)
MEKANIK (BANTUAN)
ELEKTRIK (BANTUAN)
ELEKTRONIK(BANTUAN)
Sistem Informasi Manajemen (SIM)
SIM adalah suatu sistem yang diperlukan oleh suatu organisasi
untuk menyediakan informasi yang penting dalam rangka
mencapai tujuan organisasi. Dalam SIM konsep manajemen
memegang peranan yang sangat penting dalam pengembangan
sistem informasi yang diterapkan.

Sistem informasi manajemen berbasis komputer memiliki


keunggulan dalam mengelola informasi, yaitu dalam hal
kecepatan kuantitas repetitif kompleksitas akurasi yang tinggi
dan keunggulan yang lainnya sehingga dapat mendukung
perkembangan suatu organisasi.
Proses dan Prosedur Sistem
Informasi Manajemen
Pada dasarnya ada dua Dalam proses pengembangan
pihak utama yang sistem informasi manajemen perlu
Adapun langkah-langkah dasar yang adanya pedoman yang jelas dan
terlibat langsung dalam dapat ditempuh dalam mengembangkan memberi kemudahan untuk
upaya mengembangkan sistem informasi, meliputi: menjabarkannya ke dalam operasi
suatu sistem informasi 1. Studi fisibilitas pembentukan sistem pada unit-unit
untuk manajemen suatu 2. Menentukan persyaratan sistem yang telah ditentukan. Dengan
organisasi, yaitu analisis 3. Merancang dan menerapkan sistem demikian basis data harus
perangkat dikendalikan secara sentral.
sistem dan manajer. Maksudnya agar ada keterkaitan
4. Perubahan organisasi
5. Pengetesan solusi logis antara berbagai jenis data
dalam suatu himpunan sehingga
6. Konservasi
keterpaduan basis data dapat
7. Manajemen proyek terjadi.
Evolusi Sistem
Dalam perkembangan sistem informasi dapat dijabarkan
dalam bentuk evolusi sebagai berikut:
1. Sistem informasi tradisional
2. Sistem informasi berbasis komputer
3. Sistem informasi berbasis jaringan
4. Sistem informasi lintas platform
Sistem Informasi
Manajemen Satuan
Pendidikan
Secara sederhana garapan pendidikan, dalam kajian makro ataupun
mikro, paling tidak akan mencakup tiga hal utama: perencanaan,
implementasi, evaluasi dan umpan balik. Dengan demikian alurnya
mencakup: masukan, proses, dan keluaran. Keseluruhannya dikemas
dalam suatu proses SIM yang berbasis pada database dan
pengolahan data. Data yang akurat dan benar akan melahirkan
informasi yang dibutuhkan dan relevan.

Sistem informasi manajemen merupakan keseluruhan jaringan


informasi yang ditujukan kepada pembuatan keterangan-keterangan
bagi para manajer dan para pengguna lainnya yang berfungsi untuk
pengambilan keputusan atau kebutuhan lain dalam cakupan
organisasi ataupun perorangan.
Ada beberapa persyaratan agar informasi
yang dibutuhkan itu dapat berfungsi,
n
HAL-HAL YANG PERLU MENDAPAT be rm anfa at ba gi pa ra pe ng am bil kepu tusa
dan pengguna lainnya, yaitu keseragaman
PERHATIAN DALAM SIM ADALAH: (uni formity), leng kap, jelas, dan te pa t wa ktu.
Ada delapan tahap penting dalam
1. Perlu diidentifikasi jenis informasi penanganan informasi :
yang dibutuhkan 1. Penciptaan informasi
2. Perlu ditentukan sumber data dan 2. Pemeliharaan saluran informasi
informasi yang dibutuhkan 3. Transmisi informasi
3. Perlu ditentukan siapa yang 4. Penerimaan informasi
membutuhkan informasi dan kapan 5. Penyimpanan informasi
4. Perlu dikomunikasikan informasi itu 6. Penelusuran informasi
secara tepat, terpercaya kepada para 7. Penggunaan informasi
pengguna 8. Penilaian kritis dan umpan balik
Model Sistem Informasi Pendidikan

1. Entitas luar sistem 3. Batas-batas sistem


Masyarakat umum Dengan dibedakan adanya entitas luar
Pengusaha dan kalangan industri dan dalam sistem, maka batas-batas dari
Pemerintah daerah sistem informasi sekolah dapat
Pemimpin non formal didefinisikan secara jelas.
Alumni

2. Entitas dalam sistem 4. Model aliran data/informasi


Sekolah (warga sekolah, yang Aliran informasi bersifat ke luar
terdiri atas kepala sekolah, Aliran informasi bersifat ke dalam
guru, pegawai tata usaha,
peserta didik, dan orang tua)
Model Sistem Informasi Pendidikan
5. Parameter Model
Karakteristik prestasi, diukur dari ujian nasional
Input siswa, yang diukur adalah rata-rata UN dan mahasiswa yang masuk
diterima
Ketenagaan, diukur dari jumlah dan kualitas guru atau dosen
Sarana dan prasarana, yang diukur adalah kualitas dan kuantitas sarana
yang dimiliki sekolah atau suatu perguruan tinggi
Dana sekolah, yang diukur adalah besaran dan sumber dana, jenis belanja
sekolah dan unit cost lainnya
Kegiatan belajar mengajar, yang diukur adalah dimensi kegiatan belajar
mengajar di kelas
Pengelolaan sekolah, yang diukur antara lain bagaimana kegiatan
manajemen atau pengelolaan sekolah dilakukan baik secara internal maupun
eksternal.
Jenis aliran data/informasi yang berkaitan dengan
satuan pendidikan/sekolah dibedakan atas dua jenis
aliran, yaitu:

Aliran data/informasi ke luar sistem yang terdiri


Aliran data/informasi masuk ke atas:
sistem yang terdiri atas aliran Aliran informasi identitas sekolah
data individual sekolah dan Aliran informasi prestasi
aliran informasi tentang Aliran informasi input sekolah
permintaan atau kebutuhan dan Aliran informasi guru dan dosen
tuntutan akan mutu layanan Aliran informasi sarana dan prasarana
pendidikan. Aliran informasi dana dan unit cost sekolah
Aliran informasi KBM dan pengembangan
kurikulum
Aliran informasi layanan pendidikan lain
Sistem Informasi
Organisasi
Beberapa jenis sistem Informasi berbasis teknologi Informasi yang
dikembangkan berdasarkan inti manejerial. masig-masing dari sistem
informasi tersebut memiliki fungsi dan mafaat bagi tiap tigkatan
managerial
Kegiatan Harian Organisasi (KHO) adalah suatu system yang
membantu manajemen terhadap keperluan tersedianya informasi
laporan yang terstruktur dan bersifat kesimpulan untuk keperluan
periodik atau keperluan mendadak. Keluaran KHO ini diproduksi secara
rutin dan digunakan terutama untuk mengontrol aktivitas,walaupun
keluaran tersebut dapat juga digunakan untuk keperluan perencanaan
dan pengorganisasian.
Pekerjaan KHO umumnya merupakan kelanjutan dari pekerjaan SPT
Program Aplikasi KHO
Biasanya data olahan untuk aplikasi KHO dibuat atau disediakan oleh SPT dan sumber-sumber data
internal lain. Pemakai memasukkan permintaan untuk laporan pada program KHO. Selanjutnya KHO
memproses data SPT dengan mengelompokkan dan membuat formatnya, kemudian memproduksi
laporan. Laporan tersebut dapat dicetak atau diperagakan pada komputer di ruang kerja manager.
Untuk beberapa kasus, laporan dibuat secara otomatis. Misalnya, program-program KHO
dapat ditulis untuk memproduksi seri-seri tertentu laporan setiap awal bulan, pada tiap akhir
semester, atau akhir periode lainnya. Kadang-kadang program apliasi KHO ditulis untuk melihat
kondisi data tertentu dan memproduksi laporan bila kondisi tersebut terjadi. Laporan tersebut
disebut dengan laporan khusus.
KHO dapat juga menyimpan dan memelihara data miliknya sendiri. Beberapa aplikasi KHO
mempunyai model sederhana mengenai kegiatan usaha yang digunakannya untuk memproses
data dan membuat informasi bagi manager. Bila terdapat model statis, maka manager akan
memperoleh laporan yang sama setiap periode.
B. Jenis KHO berdasarkan kebutuhan
organisasi
Beberapa jenis sistem informasi model KHO yang telah dikembangkan dalam beberapa
organisasi baik profit maupun nonprofit:
1. S1 akuntansi, sistem ini menyediakan informasi baik berupa general ledger, neraca
maupun laporan rugi laba berdasarkan transaksi keuangan yang terjadi.
2. S1 Pemasaran sistem menyediakan informasi untuk promosi dan kegiatan pemasaran
lainnya serta tingkat penjualan dari masijng-masing daerah atau segmentasi tertentu
3. S1 penjualan, sistem ini terkait erat dengan departemen penjualan. Sistem ini akan
menyediakan informasi tentang distribusi barang ke berbagai outlet yang ada
4. S1 Personalia, sistem ini akan menyediakan informasi lengkap tentang jumlah dan
tentang staff yang ada di organisasi
5. S1 Penelitian, dan pengembangan. Sistem ini akan mnyediakan informasi secara rinci
tentang kegiatan penelitian dan pengembangan
c. Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Bantuan Keputusan (decision support system) merupakan salah satu produk
perangkat lunak yang dikembangkan secara khusus untuk membantu manajer dalam proses
pengambilan keputusan. Sesuai dengan namanya, tujuan digunakannya sistem ini adalah
sebagai second opinion yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan sebelum seorang
manager memutuskan kebijakan tertentu. Pendekatan yang paling sering dilakukan dalam
proses perancangan sebuah decision support system adalah dengan menggunakan teknik
simulasi yang interaktif, sehingga selain dapat menarik minat manager untuk
menggunakannya, diharapkan system ini dapat merepresentasikan keadaan dunia nyata.
Decision Support System merupakan sistem informasi yang diharapkan dapat membantu
manajemen dalam proses pengambilan keputusan. Perlu ditekankan bahwa DSS bukan untuk
mengambil alih tugas manager tetapi untuk menjadi sarana penunjang bagi para manajer.
DSS sebenarnya merupakan implementasi teori-teori pengambilan keputusan yang telah
diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan management science, hanya
bedanya adalah jika zaman dulu untuk mencari penyelesaian masalah yang dihadapi harus
dilakukan perhitungan literati (perulangan secara manual , saat ini komputer telah
menawarkan kemampuannya umtuk menyelesaikan persoalan yang sama dalam waktu
relatif singkat)
Terima kasih
KELOMPOK 10

Supervisi
Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Deni Kadarsah,M.Pd
Kelompok 1o

Dinda Rizki febriani Alya Az Zahra Annisa Haniifah


(2102829) (2103512) (2102371)
Pengertian
Supervisi Pendidikan
Educational supervision atau
supervisi pendidikan adalah
kegiatan yang berurusan dengan
perbaiakan dan peningkatan
proses dan hasil pembelajaran
1.Konsep Supervisi Pendidikan
Supervisi Pendidikan berkepentingan dengan upaya peningkatan kemampuan peningkatan utu
proses dan hasil pembelajaran.

Perilaku Supervisi

Perilaku Mengajari Perilaku Belajari

Hasil Belajar

Gambar 1.1
Hubungan antara perilaku supervisi, perilaku mengajar, perilaku belajar
dan hasil belajar
2. Sasaran Supervisi

proses Menjadikan kepala membina kepala


sekolah dan guru sekolah dan
pembelajaran
sebagai "Learning
peserta didik Professional", yaitu
guru-guru untuk
dengan tujuan para profesional memiliki
meningkatkan yang menciptakan kemampuan
budaya belajar manajemen
mutu proses
agar terus
dan hasil menyempurnakan
sumberdaya
pembelajaran pekerjaannya pendidikan
3. Fungsi-Fungsi Supervisi A. Fungsi Penelitian
Pendidikan untuk memperoleh gambaran yang jelas
dan obyektif tentang situasi pendidikan .
B. Fungsi penilaian
Supervisi pendidikan memiliki 4 fungsi. keempat
Hasil penelitian selanjutnya dievaluasi
fungsi tersebut merupakan suatu kesatuan yang
untuk melihat apakah ada kemajuan
secara resiprokal dapat digambarkan sebagai
atau malah terjadi kemunduran
berikut :
C. Fungsi perbaikan
Setelah mendapatkan hasil penilaian
PENELITIAN maka selanjutnya mengambil langkah-
langkah untuk melakukan perbaikan
PENINGKATAN PERBAIKAN D. peningkatan
Dalam proses ini, diusahakan agar
PENILAIAN kondisi yang telah memuaskan ini supaya
tetap dipertahankan.
4. Azaz-azaz Supervisi Pendidikan
a. kualitas proses pembelajaran dipengaruhi oleh kemampuan guru
b. Pengawasan terhadap penyelenggaraan proses pembelajaran (PBM) menaruh
perhatian pada kemampuan profesional guru
c. Pembinaan yang tepat dan terus menerus terhadap guru-guru
d. Peningkatan mutu pendidikan melalui pembinaan profesi guru
e. Supervisi yang efektif untuk menciptakan pertumbuhan profesi guru-guru
f. Supervisi yang efektif melahirkan wadah kerjasama yang dapat mempertemukan
kebutuhan profesi guru
g. Supervisi efektif membantu guru memahami masalah yang dihadapi
h. Supervisi yang efektif hendaknya mampu membangun kondisi yang memungkinkan
guru menunaikan pekerjaannya secara profesional
5. Peranan
a.Peneliti: Pengawas mengidentifikasi masalah-masalah pengajaran dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Pengawas b.Konsultan atau penasehat: Pengawas membantu guru untuk melakukan


cara-cara yang lebih baik dalam mengelola proses pembelajaran

c.Fasilitator: Pengawas menyediakan kemudahan bagi guru. Seperti


mengusahakan agar sumber-sumber professional, baik material seperti buku
dan alat pembelajaran maupun sumber manusia mudah diperoleh oleh guru-
guru.

d.Motivator: pengawas hendaknya membangkitkan dan memelihara


kegairahan kerja guru. Mendorong untuk mempraktekkan gagasan baru
yang dianggap baik bagi penyempurnaan proses mengajar.

e.Pelopor pembaruan: Guru perlu dibantu untuk menguasai kecakapan-


kecakapan baru dan mengembangkan program-program latihan serta
pengembangan dengan cara merencanakan pertemuan atau penataran
sesuai dengan kebutuhan setempat.
Kualitas pembinaan tergantung pada 6. Perilaku
pemahaman para pengawas mengenai
tujuan pembinaan professional. Tingkat
Pengawas
kualitas perilaku pembinaan berwujud:
1) Memperhatikan
2) Mengerti atau memahami
3) Membantu an membimbing
4) Memupuk evaluasi diri bagi
perbaikan dan pengembangan
5) Memupuk kepercayaan diri
6) Memupuk, mendorong bagi
pengembangan inisiatif dan kreativitas
(professional self profiling growth)
7. Teknik-teknik Supervisi Pendidikan
Teknik Supervisi Pendidikan sebagai kegiatan pembinaan atau pelayanan professional
untuk meningkatkan proses hasil belajar.

b. Pertemuan pribadi c. Rapat guru,


a. Kunjungan kelas d. Kunjungan antar
ialah pertemuan merupakan sarana
atau observasi kelas kelas. Guru dari kelas yang
percakapan, dialog atau komunikasi langsung
dilaksanakan untuk tukar pikiran antara satu berkunjung ke kelas
antara pengawas dan
mengetahui pelaksanaan pengawas dan guru yang lain dalam lingkungan
semua guru serta sesama
proses belajar mengjaar mengenai usaha untuk sekolah itu sendiri. Dengan
guru. Rapat ini guna demikian guru akan
secara langsung, meningkatkan kemampuan
meningkatkan arus memperoleh pengalaman
menemukan kelebihan atau professional guru.
komunikasi dan informasi baru tentang proses
kekurangan, mengetahui Pertemuan ini sifatnya
diantara anggota staf. belajar mengajar,
hambatan dan keperluan informal, dapat diadakan
Serta bersama-sama pengelolaan kelas dan lain
sebelum atau sesudah
masing-masing guru. menentukan cara untuk
kunjungan kelas. Pertemuan sebagainya.
pribadi dapat pula dilakukan memperbaiki proses belajar
atas keinginan guru. mengajar.
7. Teknik-teknik Supervisi Pendidikan

e. Kunjungan sekolah f. Kunjungan antar g. Penerbitan bulletin h. Penataran


Untuk mengetahui pendidikan sekolah. Dengan professional Salah satu faktor yang
secara lengkap di suatu mengunjungi sekolah lain, Bulletin professional ialah menentukan keberhasilan
sekolah, pengawas perlu beberapa lembar berisi penatar adalah dengan
guru-guru dapat mengukur
mengunjungi sekolah secara tulisan mengenai topik-topik minat dan kegairahan
sejauh mana keberhasilan
tertentu berkaitan dengan petatar dalam mengikuti
teratur. Dengan ini program suatu sekolah yang
usaha peningkatan proses suatu penataran. untuk
pembinaan yang dikunjungi. Dengan demikian
belajar mengajar.
menigkatkan kualitas
direncanakan akan lebih
pengawas dapat keterlibatan petatar,
berhasil. Kunjungan sekolah Pembahasannya tidak selalu
memamfaatkan potensi maka digunakan berbagai
dapat berbentuk kunjungan ditulis oleh seorang ahli, akan
guru-guru di suatu sekolah kombinasi kegiatan seperti
dengan atau tanpa tetapi dapat juga berupa
untuk kepentingan ceramah, tanya jawab
pengalaman guru atau
pemberitahuan serta diskusi, kerja kelompok,
pembinaan di sekolah lain. pengawas mengenai
kunjungan atas undangan. simulasi, pengalaman
keberhasilan yang dicapai
lapangan dan lainnya
dilapangan.
8. Program Supervisi
a. Pengertian Program Supervisi Pendidikan
Pendidikan adalah rincian kegiatan yang
akan dilakukan untuk memperbaiki dan
meningkatkan mutu proses dan hasil c. Isi Program Supervisi Pendidikan
belajar. Kegiatan ini harus mengacu pada Program Supervisi Pendidikan dimaksudkan
terjadinya perilaku mengajar guru ke untuk memperbaiki dan meningkatkan proses
arah yang lebih baik. dan hasil belajar mengajar. Kegiatan
pembinaan ini harus relevam dengan
b. Fungsi Program Supervisi Pendidikan peningkatan kemampuan professional guru.
adalah sebagai pedoman dalam melakukan Isi program pembinaan harus memperhatikan
kegiatan dan alat untuk mengukur persoalan yang dihadapi guru dalam

keberhasilan pembinaan professional. Baik melaksanakan gagasan baru yang diperoleh


melalui penataran atau kebijaksanaan baru
guru dan pengawas dapat mengetahui
seperti pengembangan kurikulum muatan
masalah-masalah proses belajar
lokal
mengajar apa saja yang dihadapi, cara
untuk mengatasi masalah dan mengetahui
secara sistematis perubahan positif
yang telah terjadi dari waktu ke waktu.
d. Cara menyusun program
1. Mengidentifikasi masalah-masalah proses belajar mengajar yang dihadapi
guru sehari-hari yang ada di sekolah atau wilayah pembinaan

2. Menganalisis masalah

3. Merumuskan cara-cara pemecahan masalah

4. Implementasi pemecahan masalah

5. Evaluasi dan tindak lanjut

6. Model Pengembangan Program Pembinaan


9. Penilaian Program Supervisi

a. Kriteria keberhasilan pelaksanaan program supervisi b. Pihak yang Menilai


Kerberhasilan suatu
usaha hanya dapat kita inisiatif dan kreativitas guru berkembang Setiap pihak yang terlibat
ketahui dengan cara semangat kerja guru tinggi dalam proses supervisi
mengadakan penilaian pengawas berperan sebagai konsultan dan pada dasarnya adalah
terhadap usaha yang fasilitator pihak yang harus
hubungan antar pengawas dan guru bersifat mengetahui keberhasilan
telah dilakukan. Dengan
hubungan rekan sejawat atau kegagalan dari
penilaian, kita dapat
suasana kekeluargaan, kebersamaan, keterbukan, setiap usaha yang
mengukur sampai dimana
dan keteladanan dipraktekkan dalam kehidupan dilakukan. Dengan demikian
tujuan sudah atau belum sehari-hari
guru, kepala sekolah,
tercapai, dan berapa kunjungan kelas, pertemuan pribadi, rapat,
pengawas, dan semua
banyak peningkatan yang dilakukan secara teratur
pihak yang terlibat adalah
dapat dicapai pada pertemuan MGBS dan SPKG/PKG dilaksanakan
para penilai
setiap tahap usaha teratur
1) Observasi 2) Wawancara c. Teknik dan Alat
Observasi merupakan alat Wawancara dapat digunakan
Penilaian
paling mudah untuk dilakukan. untuk mendapatkan informasi
Observasi dilakukan saat tentang refleksi pemahaman
melakukan kunjungan kelas, dan pengalaman guru dalam
menghadiri rapat guru atau kegiatan belajar mengajar

menghadiri pertemuan kelompok


kerja. Para pembina perlu
melatih diri agar memiliki 3) Angket
kepekaan terhadap indikator-
indikator yang menunjukkan Angket merupakan daftar
sikap, perilaku, dan proses pertanyaan yang memerlukan
yang produktif sesuai dengan jawaban obyektif dari
situasi. pengisinya.
4) Skala Penilaian

Skala penilaian merupakan daftar


pernyataan yang menggambarkan
suatu keadaan, dimana responden
tinggal membubuhkan tanda cek pada
tingkat skala yang cocok sesuai dengan 5) Laporan
data yang dikumpulkannya
Para pengawas meminta laporan
hasil belajar siswa untuk
menganalisis data tersebut untuk
mengetahui mata pelajaran yang
menunjukkan hasil memadai dan
kurang memadai, serta analisis
faktor dan kendalanya
Bertitik tolak dari hal-hal yang positif
d. Pemanfaatan Hasil (keberhasilan yang dicapai) dan kelemahan-

Penilaian dan Tindak Lanjut kelemahan yang ditemukan dalam proses belajar
mengajar di kelas, pengawas dapat menyusun
langkah-langkah kebijaksanaan selanjutnya hal-
hal yang positif perlu disampaikan terlebih
dahulu kepada guru agar bisa dikembangkan lebih
lanjut. Untuk menghimpun hasil-hasil pembinaan
yang telah dicapai sebaiknya dibuat suatu
sistem pendataan yang merupakan sumber
informasi yang bermanfaat bagi perbaikan
program pengajaran di sekolah.
Thank You!
Do you have any questions for
me before we go?

Anda mungkin juga menyukai