Anda di halaman 1dari 37

PERENCANAAN DAN EVALUASI AGRIBISNIS

PETERNAKAN

Disusun oleh:

Rival Fauzi Fadillah 2010701062


Muhammad Reza Pahlawan 2010701075
Ari Sulistiyanto 2010701077
Aisyah Puspita A 2010701078
Tiara Marliyan 2010801080
Sihab Nailul Muna 2010701087
Preti 2010701093
Wahyu Triyanto 2010701099

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2023
ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

I. PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Permasalahan..................................................................................................2
1.3 Metode Analisis..............................................................................................3

II. PASAR DAN PEMASARAN.............................................................................4


2.1 Permintaan dan Penawaran............................................................................4
2.2 Pangsa Pasar...................................................................................................5
2.3 Strategi Pemasaran.........................................................................................5

III. ASPEK TEKNIS................................................................................................7


3.1 Pemilihan Lokasi............................................................................................7
3.2 Perkandangan dan Bangunan Pendukung......................................................7
3.3 Asumsi dan Koefisien Teknis.........................................................................8
3.4 Dinamika Populasi.........................................................................................8

IV. ASPEK KEUANGAN.......................................................................................9


4.1 Proyeksi Kebutuham Investasi.......................................................................9
4.2 Proyeksi Biaya dan Manfaat.........................................................................11
4.3 Proyeksi Cashflow........................................................................................15

V. ANALISIS INVESTASI...................................................................................16
5.1 Net Present Value.........................................................................................16
5.2 Internal Rate Of Return................................................................................16
5.3 B/C Ratio......................................................................................................17
5.4 Payback Period.............................................................................................18
5.5 Break Even Point (BEP)...............................................................................18

VI. ASPEK LINGKUNGAN.................................................................................19


6.1 Pendugaan Dampak Lingkungan..................................................................19
6.2 Strategi Mengatasi Dampak Lingkungan.....................................................21

VII. KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................22

7.1 Kesimpulan...................................................................................................22
7.1 Saran.............................................................................................................22
iii

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23

LAMPIRAN...........................................................................................................24
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ternak domba atau sering juga dikenal sebagai ternak ruminansia

kecil merupakan ternak herbivora yang sangat populer di kalangan

peternak di Indonesia. Domba memiliki keunggulan antara lain mudah

dipelihara, dapat dimanfaatkan limbah dan hasil ikutan pertanian, mudah

dikembangbiakan, pasarnya selalu tersedia setiap saat, dan memerlukan

modal yang relatif sedikit dibandingkan ruminansia besar (Setiadi, 1987).

Domba merupakan hasil domestikasi manusia yang sejarahnya diturunkan

dari 3 jenis domba liar, yaitu Mouflon (Ovis musimon) yang berasal dari

Eropa Selatan dan Asia, Argali (Ovis amon) berasal dari Asia Tenggara,

dan Urial (Ovis Vignei) yang berasal dari Asia (Williamson dan Payne,

1993). Domba lokal mempunyai posisi yang strategis di masyarakat karena

mempunyai fungsi ekonomis, sosial, dan budaya sebagai sumber genetik

yang khas untuk digunakan dalam perbaikan bangsa domba lokal maupun

dengan domba impor (Sumantri et al., 2007).

Ternak domba banyak dipelihara masyarakat karena memiliki

kelebihan mudah beradaptasi dengan lingkungan sehingga dapat bertahan

hidup dengan pakan seadanya dan dapat di gembalakan di padang rumput

untuk mencari pakan sendiri. Domba juga banyak dimanfaatkan dari segi

produk daging dari pada hasil ikutan maupun limbahnya. Produksi daging

domba menurut BPS tahun 2022 mencapai 55.863,16 ton untuk skala

nasional, untuk provinsi Jawa Tengah mencapai 6.722,02 ton serta untuk

daerah Kota Magelang mencapai 41.977. ton. Kebutuhan daging domba


2

yang meningkat setiap tahunnya, memberikan peluang bagi masyarakat

untuk mendirikan peternakan domba.

Penulis memilih komoditas domba ekor tipis untuk dijadikan usaha

ternak karena domba ekor tipis memiliki performa yang baik. Domba ekor

tipis memiliki toleransi tinggi terhadap bermacam-macam hijauan pakan

ternak dan daya adaptasi yang baik terhadap berbagai keadaan lingkungan

sehingga memungkinkan dapat hidup dan berkembangbiak setiap tahun

(Najmuddin dan Nasich, 2019).

1.2. Permasalahan

Terdapat beberapa permasalahan yang terjadi di Indonesia dalam

pengembangan usaha peternakan domba dan juga produknnya, yakni:

a. Ketersediaan bibit yang cukup terbatas

b. Minat peternak terhadap peternakan domba masih kurang

c. Perspektif kurang baik masyarakat mengenai peternakan

d. Masih bergantung pada impor

e. Kurangnya sosialisasi produk hasil dari domba

1.3. Metode Analisis

Terdapat beberapa metode analisis yang digunakan dalam

merencanakan usaha peternakan kambing perah yakni analisis kriteria

investasi yang meliputi:

a. Net Present Value (NPV)

Nilai sekarang dari selisih total manfaat (future benefit) dikurangi

total pembayaran (Future payment).

b. Internal Rate of Return (IRR)

Suatu ukuran yang menunjukan tingkat i (bunga) pada saat NPV=0.

c. Gross B/C Ratio


3

Rasio antara total present value benefit (PVB) dengan total present

value cost (PVC). Gross B/C menggambarkan kemampuan benefit

menutp seluruh pengeluaran.

d. Net B/C Ratio

Rasio antara total present value benefit net (PVNB) yang bernilai

positif (B-C positif) dan total PVNB yang bernilai negatif (B-C

negatif)
4

BAB II
PASAR DAN PEMASARAN

2.1 Permintaan dan Penawaran


2.1.1 Permintaan
Pembangunan sub-sektor peternakan merupakan bagian dari
pembangunan sektor pertanian. Sub-sektor peternakan memiliki nilai
strategis dalam memenuhi kebutuhan makanan yang terus meningkat
seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan peningkatan rata-
rata pendapatan masyarakat Indonesia. Meningkatnya kesadaran
masyarakat mengenai kebutuhan mengonsumsi makanan yang memiliki
nilai gizi yang cukup, juga ikut memengaruhi peningkatan jumlah
permintaan serta kebutuhan masyarakat akan bahan makanan yang
memiliki nilai protein yang cukup tinggi, seperti daging, susu, dan telur
(Purnamasari et. al., 2020).
Tingkat konsumsi daging kambing dan domba di Indonesia
sebesar 67844,70 ribu ton pada tahun 2017 dan meningkat menjadi
70024,22 ribu ton pada tahun 2018. Produksi daging dalam negeri yang
tidak mencukupi kebutuhan daging nasional menyebabkan import
daging dari luar negeri (Badan Pusat Statistik, 2018).
Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang memiliki nilai
ekonomis cukup tinggi terutama dalam penyediaan sumber protein
hewani dibandingkan dengan jenis ternak ruminansia lainnya. Hal ini
disebabkan karena domba cepat berkembang biak, jumlah anak per
kelahiran lebih dari satu ekor dan jarak antar kelahiran pendek. Selain
itu, domba memiliki adaptasi yang tinggi yaitu mampu bertahan hidup
di lingkungan yang buruk dengan memanfaatkan pakan yang rendah
kandungan gizinya. Namun, pengembangan domba selama ini dinilai
masih rendah. Perkembangan populasi dan produktifitas ternak domba
hingga saat ini masih jauh dari kondisi ideal yang diharapkan sebagai
salah satu jenis ternak penyumbang kecukupan daging (protein hewani)
5

secara nasional. Hal ini terkendala oleh rendahnya produksi yang


disebabkan kualitas genetik yang rendah dan sistem pengadaan pakan
yang kurang memadai, baik secara kualitas maupun kuantitas.
2.1.2 Penawaran
Produk yang dihasilkan oleh peternakan ini terdiri dari produk
utama dan produk sampingan. Produk utama berupa domba dan produk
sampingan berupa kotoan yang dapat diolah menjadi pupuk pertanian.
Produk-produk yang dihasilkan tersebut merupakan suatu penawaran
yang disediakan untuk masyarakat. Penawaran sangat bergantung pada
permintaan pasar/konsumen. Permintaan terhadap domba di Indonesia
cukup tinggi oleh karena itu diharapkan peternakan ini mampu
berkontribusi dalam pemenuhan permintaan domba maupun produk
olahannya di masyarakat.
2.2 Pangsa Pasar
Pangsa pasar adalah suatu bidikan/sasaran/target produk yang
dihasilkan dari suatu perusahaan untuk dapat sampai ke konsumen
dengan harapan produk tersebut tepat guna bagi konsumennya. Pangsa
pasar adalah porsi dari penjualan industri atas barang atau jasa yang
dikendalikan perusahaan merupakan pengertian pangsa pasar menurut
setiawan (2009). Produk utama yang dihasilkan yaitu domba.
Pemasaran produk ini ditujukan untuk RPH (Rumah Potong Hewan)
dan masyarakat secara luas (peternak) karena domba yang dihasilkan
dapat digemukkan secara intensif. Menurut Aqsha dkk. (2011),
kandungan yang terdapat didalam daging kambing yaitu 77,49% kadar
air, 18,65% kadar protein, 1,96% kadar lemak, 84,35% kolesterol dan
1,30% kadar abu.
2.3 Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran yang dilakukan oleh peternakan ini adalah
menjual ternak secara langsung ke pasar hewan maupun kepada
pembeli secara langsung di dalam Dombreed Farm. Selain itu kami
juga akan melakukan Kerjasama dengan pasar hewan Muntilan untuk
6

mendistribusikan ternak domba. Kami juga akan melakukan Kerjasama


dengan PT. Pupuk Abadi untuk mengolah kotoran yang dihasilkan
sehingga dapat di distribusikan ke petani.
7

BAB III
ASPEK TEKNIS

3.1 Pemilihan Lokasi


Ternak domba merupakan salah satu ternak ruminansia penghasil
daging yang banyak diternakkan di Indonesia, mudah beradaptasi dan
memiliki sifat profilik yaitu beranak lebih dari satu per kebuntingan
(Purnamasari et al., 2018). Lokasi menjadi salah satu hal yang perlu
diperhatikan dalam peternakan. Lokasi peternakan domba berada di areal
yang luas, memiliki udara yang segar dan keadaan di sekitar tidak bising.
Sumber air dekat dengan kandang agar mudah dalam pemberian minum serta
jarak kandang minimal 10 meter dari pemukiman warga (Fahmi et al., 2015).
Lokasi untuk membuka sebuah peternakan terdapat di Desa
Jambewangi, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa
Tengah. Lokasi tersebut dipilih karena sudah dipertimbangkan dari berbagai
aspek. Harga lahan yang tergolong murah, lahan yang luas, transportasi
mudah diakses dan dekat dengan sumber air.
3.2 Perkandangan dan Bangunan Pendukung
Usaha peternakan Domba Ekor Tipis ini akan membangun
kandang4.796 m2. Jenis kandang yang dipakai adalah kandang koloni dengan
menggunakan kandang panggung. Kandang panggung merupakan kandang
yang cocok dalam beternak. Hal ini disebabkan karena kotoran ternak akan
langsung turun ke bawah kandang melalui sela-sela kandang.
Bangunan pendukung diatur tata letaknya dengan baik. Kolam
penampung limbah menjadi hal penting dalam pengelolaan limbah. Kolam
penampungan limbah sendiri dibuat di belakang kandang agar tidak tercemar
terhadap air ataupun pakan ternak. Kolam penampung limbah didesain agar
tidak menimbulkan bau.
Domba diberi pakan sehari dua kali. Pakan yang biberikan yaitu
konsentrat dan rumput jenis odot. Komposisi pakan telah diperhitungkan.
8

Domba juga diberi minum. Penanganan penyakit pada domba harus optimal
dan biaya Kesehatan telah diperhitungkan.

Tahun
Pemeliharaan
1 2 3 4 5
1. Betina dewasa 1250 1250 1250 1875 2040
2. jantan dewasa 100 100 100 100 100
3. cempe jantan 0 0 0 1410 0
4. cempe betina 0 0 0 1410 0
5. replacement 0 0 625 625 0
6. Afkir 0 0 0 1250 0
Jumlah 1350 1350 1975 6211 2140

3.3 Asumsi dan Koefisien Teknis


Asumsi dan koefisien teknis dapat dilihat pada lampiran yaitu tabel
pertama dalam proposal ini. Penyusunan asumsi tersebut berdasarkan
berbagai sumberyaitu, sumber ilmiah seperti buku atau jurnal, para peternak
yang sudah dan sedang menjalani usaha yang sama, dan update terakhir
informasi dari dunia digital dan internet.
3.4 Dinamika Populasi
Dinamika populasi adalah gambaran dari jumlah ternak yang akan
dipelihara serta jumlah produk utama dan limbah yang dihasilkan sebagai
produk sampingan. Dalam dinamika populasi dapat diperhitungkan waktu
dalam pemeliharaan ternak dilihat dari segi zooteknis.
Populasi awal pada usaha peternakan kambing perah ini adalah 1350
ekor. Terdiri atas, induk betina 1250 ekor dan pejantan 100 ekor.
Tujuan Menyusun dan menentukan dinamika populasi antara lain:
a. Memudahkan untuk perhitungan kebutuhan konsumsi baik untuk
kebutuhan konsentrat dan kebutuhan hijauan, sehingga dapat diprediksi
harga yang dibutuhkan untuk pembelian konsentrat dan hijauan.
9

b. Mengetahui total populasi selama usaha ini, agar seluruh biaya baik itu

untuk penyusunan biaya investasi, proyeksi biaya, arus cashflow dan

lainnya dapat ditentukan.

BAB IV
ASPEK KEUANGAN

4.1 Proyeksi Kebutuhan Investasi

Untuk berjalannya suatu usaha dengan baik dibutuhkan perhitungan yang

sangat matang. Selain perhitungan, rician kebutuhan juga harus diperhatikan secara

matang pula karena untuk menunjang kegiatan selama proyek/usaha tersebut

berjalan. Investasi yang dibutuhkan untuk menunjang dalam kegiatan usaha

Dombreed Farm yakni rinciannya sebagai berikut:

Tabel 2. Proyeksi Kebutuhan Investasi


No harga satuan
uraian volume satuan jumlah
. (Rp/satuan)
A INVESTASI TETAP
1 Luas Lahan 10.000 m2 100.000 1.000.000.000
2 Kandang -
Jantan Dewasa 1,30 m2/ekor 1.300.000 169.000.000
2
Betina Dewasa 1,25 m /ekor 1.000.000 1.562.500.000
3 Gudang Pakan 50 m2 1.020.000 51.000.000
5 Bak Pengolahan Limbah 80 m3 115.000 9.200.000
6 Kantor 100 m2 1.020.000 102.000.000
7 Pos Satpam 5 m2 1.015.000 5.075.000
8 Dapur 5 m2 300.000 1.500.000
9 Lahan Parkir 100 m2 300.000 30.000.000
10 Kebutuhan Peralatan -
Penampung Air 500 L 2 buah 1.700.000 3.400.000
Selang 100 meter 25.000 2.500.000
Ember 20 buah 10.000 200.000
Timbangan 5 buah 200.000 1.000.000
Sekop 5 buah 40.000 200.000
10

Cangkul 5 buah 50.000 250.000


Arit 10 buah 30.000 300.000
Dot 100 buah 30.000 3.000.000
11 Kebutuhan Mesin
Mesin Air 2 buah 2.500.000 5.000.000
Mesin Pencacah Rumput 1 buah 3.000.000 3.000.000
12 Kebutuhan Transportasi 150 liter/bulan 10.000 1.500.000
13 Instalasi -
Pemasanga
Listrik 1 n 2.000.000 2.000.000
Pemasanga
Air 1 n 5.000.000 5.000.000
Pemasanga
Telepon 1 n 1.000.000 1.000.000
14 Peralatan Kantor -
Telepon 2 buah 100.000 200.000
Komputer 2 buah 5.000.000 10.000.000
Printer 1 buah 1.500.000 1.500.000
Meja Kerja 4 buah 200.000 800.000
Meja dan kursi Tamu 1 set 3.000.000 3.000.000
Kursi Kerja 4 buah 150.000 600.000
15 Pajak Bumi dan Bangunan 1 Tahun 2.000.000 2.000.000
SubTotal A 2.976.725.000

Tabel 3. Investasi Modal Kerja (Per Tahun/12 Bulan)


1 Kebutuhan Pakan
Konsentrat 36.139 kg/tahun 5.000 180.696.094
2 Kebutuhan Kesehatan 2 per tahun 3.000.000 6.000.000
3 Kebutuhan Tenaga Kerja
Orang/
Manajer 1 bulan 5.000.000 60.000.000
Orang/
Supervisor
2 bulan 2.500.000 60.000.000
Orang/
Pegawai Kandang 20 bulan 2.000.000 480.000.000
Orang/
Satpam 2 bulan 1.500.000 36.000.000
Orang/
Supir 1 bulan 1.500.000 18.000.000
11

4 Biaya Operasional
Listrik 12 per tahun 600.000 7.200.000
Telepon 12 per tahun 250.000 3.000.000
Pertalite 1.800 L/tahun 10000 18.000.000
SubTotal B 868.896.094
Total A+B 3.845.621.094

Kebutuhan investasi yang diperlukan seperti yang tersaji pada tabel terbagi
menjadi 2, yakni kebutuhan investasi tetap dan kebutuhan investasi modal kerja.
Kebutuhan investasi tetap berisi faktor-faktor utama yang meliputi sarana
prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan usaha Dombreed farm ini.
Kebutuhan investasi tetap Dombreed farm ini sebesar Rp. 2.976.725.000.
Sedangkan untuk kebutuhan investasi modal kerja merupakan kebuthan-
kebutuhan yang mencakup hubungan kepegawaian pada Dombreed farm ini,
Selain itu juga kebutuhan modal kerja ini mencakup hal-hal utama seperti
populasi ternak, pakan, dan biaya rutin seperti air, telepon, dan listrik. Jadi dapat
dikatakan bahwa kebutuhan investasi modal kerja itu adalah semua kebutuhan
yang diperlukan secara rutin dibutuhkan selama proyek/kegiatan usaha
dilaksanakan sedangkan investasi tetap itu hanya sekali namun dapat digunakan
selama umur proyek Dombreed Farm ini berlangsung.

4.2. Proyeksi Biaya dan Manfaat

Dalam usaha yang akan berjalan, maka haruslah adanya biaya yang

harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan agar usahanya

dapat berjalan dengan baik. Sedangkan manfaat merupakan suatu produk

yang dihasilkan dan memberikan income bag perusahaan. Disini, biaya dan

manfaat haruslah diproyeksikan agar mengetahui usaha tersebut

menguntungkan atau bahkan merugikan.

Keuntungan atau kerugian dapat terlihat dari Net Benefit per tahunnya.

Mulanya pada tahun pertama, tidak mendapatkan keuntungan karena pada


12

tahun tersebut usaha baru saja dimulai dan menggunakan biaya yang cukup

besar meskipun produk utama yakni susu telah dihasilkan karena

Dombreeding farm membeli induk bunting yang secara otomatis Akan

menghasilkan anak/ cempe dari kambing betina dewasa yang sedang bunting

tersebut. Selain anak/ cempe, kotoran yang dihasilkan pun memiliki nilai

ekonomis. Kotoran yang dihasilkan per harinya dari kambing tersebut dapat

dijual dengan harga yang murah karena menjual kotoran segar yang dapat

diolah lebih lanjut menjadi pupuk. Rincian Proyeksi Biaya dan Manfaat dapat

dillihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Proyeksi Biaya Usaha Peternakan


N
Uraian Tahun
o.

1 2 3 4 5
A BIAYA TETAP

1 Biaya Lahan 1.000.000.000


2 Biaya Bibit

Jantan 130.000.000

Betina 1.250.000.000
Biaya
Pembangunan/Pembuat
2 an

Kandang 959.140.625
Gudang Pakan dan
Peralatan 51.000.000
Biaya kandang

3 Kantor 102.000.000

Pengolahan Limbah 9.200.000

Dapur 1.500.000
13

Pos Satpam 5.075.000

Tempat Parkir 30.000.000


4 Biaya Peralatan
Penampung Air

Selang 2.500.000

Ember 1.000.000

Timbangan 1.000.000

Sekop 200.000

Cangkul 250.000

Dot 3.000.000

Arit 300.000
5 Biaya Mesin

Mesin Air 5.000.000


Mesin Pencacah
Rumput 3.000.000
6 Biaya Tenaga Kerja
Manajer

60.000. 60.000.0 60.000. 60.000.00


Supervisor 60.000.000 000 00 000 0

480.000 480.000. 480.00 480.000.0


Pegawai kandang 480.000.000 .000 000 0.000 00

36.000. 36.000.0 36.000. 36.000.00


Satpam 36.000.000 000 00 000 0

18.000. 18.000.0 18.000. 18.000.00


Supir 18.000.000 000 00 000 0
7 Pembelian Kendaraan

Mobil 150.000.000
9 Peralatan Kantor

Telepon 2.000.000
14

Komputer 10.000.000

Printer 1.500.000

Meja Kerja 800.000

Meja dan kursi Tamu 3.000.000

Kursi Kerja 600.000


1
0 Instalasi

Listrik 2.000.000

Air 5.000.000

Telepon 1.000.000
1
1 Bunga Bank 9

1 Pajak Bumi dan 2.000.0 2.000.00 2.000.0


2 Bangunan 2.000.000 00 0 00 2.000.000

596.000 596.000. 596.00 596.000.0


SubTotal A 4.326.065.634 .000 000 0.000 00
B Biaya Variabel

1 Hijauan - - - - -

148.504 156.967. 225.15 224.344.6


2 Konsentrat 148.504.688 .688 500 8.906 88
3 Biaya Rutin (tagihan)

Air - - - - -

7.200.0 7.200.00 7.200.0


Listrik 7.200.000 00 0 00 7.200.000

18.000. 18.000.0 18.000. 18.000.00


Pertalite 18.000.000 000 00 000 0

3.000.0 3.000.00 3.000.0


Telepon 3.000.000 00 0 00 3.000.000
4 Biaya Kesehatan (Obat,
Vaksin, Vitamin) 5.280.000 5.280.0 5.280.00 5.280.0 5.280.000
15

00 0 00

181.984 190.447. 258.63 257.824.6


SubTotal B 181.984.688 .688 500 8.906 88

777.984 786.447. 854.63 853.824.6


C Total Biaya 4.508.050.321 .688 500 8.906 88

4.3. Proyeksi Cashflow

Proyeksi cashflow merupakan suatu indikator/petunjuk perubahan kas

selama satu periode tertentu serta memberikan alasan mengenai perubahan kas

tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaan-

penggunaannya. Nilai Cashflow tidak diperkenankan bernilai negatif semenjak

tahun pertama proyek sampai tahun terakhir proyek. Kas merupakan aktiva yang

paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi

likuiditasnya.

Proyeksi cashflow ini meliputi didalamnya yang berisi inflow dan outflow.

Inflow yang berarti kas yang masuk ke perusahaan, sedangkan outflow yakni kas

yang keluar dari perusahaan. Perhitungan dari keduanya menghasilkan cashflow.

Rincian cashflow tersaji dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4. Proyeksi Cashflow

N Tahun
Casflow
o 1 2 3 4 5
A Inflow
Saldo Awal
-2.297.615.579 -1.610.656.157 -1.322.414.832 839.978.820
Tahun
Nilai Jual 1.222.406.25 1.222.406.25 2.649.765.62 1.222.406.25
Produk
816.156.250
0 0 5 0
Nilai Jual
Produk 238.337.859 238.337.859 254.332.575 363.066.933 357.785.859
Sampingan
1.460.744.10 1.690.417.72 2.420.170.92
Total A -836.871.470 -540.167.332
9 6 9
16

B Outflow
2.976.725.00
Investasi
0
Biaya Tetap 603.850.000 596.000.000 596.000.000 596.000.000 596.000.000
Biaya Tidak
Tetap
177.784.688 177.784.688 186.247.500 254.438.906 253.624.688
Total B 3.758.359.688 773.784.688 782.247.500 850.438.906 849.624.688
Saldo Akhir
C Tahun (A- -2.297.615.579 -1.610.656.157 -1.322.414.832 839.978.820 1.570.546.241
B)

BAB V
ANALISIS INVESTASI

5.1 Net Present Value


Net Present Value merupakan pendapatan bersih (net benefit)

selama umur proyek yang dinilai dalam waktu sekarang telah didiskon

dengan menggunakan social opportunity cost of capital (socc) sebagai

discount faktor.

n n
NPV = ∑ Bi (1+i) −∑ Ci(1+i)
−n −n

i=1 i=1

Dimana :
Bi = Benefit tahun ke-i
Ci = Biaya tahun ke-i
(1 + i)-n = Discount factor
n = Tahun (lamanya periode waktu

Berdasarkan perhitungan Dombreed Farm, NPV yang akan


tercapai yakni sebesar Rp.1.293.412.445. Hal ini menunjukan pendapatan
bersih (net benefit) selama umur proyek yang telah ada lebih dari SOCC
sebesar 8,86%.

5.2 Internal Rate of Return


17

Internal Rate Return (IRR) adalah besarnya tingkat discount rate

( i ) pada saat NPV = 0. suatu tingkat discount rate yang menghasilkan net

present valuesama dengan 0. Untuk menghitung besarnya IRR maka

digunakan rumus interpolasi yang secara matematis dituliskan dengan

persamaan sebagai berikut:


NPV 1
IRR = i 1+ NPV 1−NPV 2 (i1 – i2)

Dimana :
NPV (1) = Nilai NPV negatif (mendekati nilai 0)
NPV (2) = Nilai NPV positif (mendekati nilai 0)
i1 = Tingkat bunga pada saat NPV positif
i2 = Tingkat bunga pada saat NPV negatif
Berdasarkan perhitungan Dombabreed Farm, IRR yang akan
tercapai yakni sebesar Dalam usaha ini IRR = 38,36%. Apabila dilihat
dari nilai SOCC yang nilainya 8,86% ini berarti pada tingkat bunga
dibawah 38,36% usaha ini masih dapat menutupi dan mengembalikan
semua biaya pinjaman.

5.3 B/C Ratio (Gross B/C dan Net B/C


B/C ratio atau Benefit and Cost Ratio merupakan salah satu konsep
yang dapat menetukan kelayakan sebuah proyek. Biasanya B/C ratio
digunakan untuk menetukan kelayakan sebuah proyek yang berhubungan
dengan kepentingan masyarakat umum. B/C ratio menyatakan tiap
investasi yang ditanamkan. Gross B/C adalah rasio antara total present
value benefit (PVB) dengan total present value cost (PVC). Gross B/C
menggambarkan kemampuan benefit menutup seluruh pengeluaran. Untuk
menghitung besarnya nilai Gross B/C adalah:
18

∑ Bi(1+i)−n
i=1
Gross B/C = n

∑ Ci(1+i)−n
i=1

Gross B/C yang dihitung oleh Dombreed Farm yakni 1,24 . Hal ini
dikatakan feasible dikarenakan lebih dari 1. Angka ini menunjukkan
bahwa benefit dapat menutupi biaya yang dikeluarkan. Sebesar 24%
Dombreed Farm ini mendapatkan untung.
Nilai Net B/C yaitu 1,85 menunjukan kemampuan benefit bersih
Perusahaan akan menutup seluruh kewajiban utang.

5.4 Payback Period (PBP)


Payback Period (PBP) adalah waktu perusahaan mampu

mengembalikan modal pinjaman kepada bank. Dengan kata lain,

perusahaan sudah dapat membiayai perusahaannya sendiri tanpa

meminjam modal kembali kepada Bank.Semakin cepat dalam

mengembalikan biaya investasi sebuah proyek, semakin baik proyek

tersebut karena semakin lancer perputaran modal. Untuk menghitung

besarnya nilai PBP adalah:


n n

PBP =
∑ I1 x DF −∑ Bi−1 x DF
T p−1 i=1 i=1
B p x DF

Dimana:

PBP = Pay back period


Tp-1 = Tahun sebelum terdapat PBP
I1 = Jumlah investasi
Bi-1 = Jumlah benefit sebelum tahun PBP
19

Bp = Jumlah benefit pada tahun PBP


DF = Discount factor
Berdasarkan perhitungan Dombreed, PBP yang akan tercapai yakni
3,21. Hal ini menunjukan bahwa Dombreed Farm akan mampu
mengembalikan modal yang dipinjam pada tahun ke 3 bulan ke 2 hari ke
16 setelah usaha di jalankan.

5.5 Break Even Poin (BEP)


Break Even Point (BEP) adalahsuatu analisis untuk menentukan
dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen
pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta
mendapatkan keuntungan atau profit. Berdasarkan perhitungan PT SKF,
BEP yang akan tercapai yakni sebesar 3,88 yang artinya Dombreed yang
bergerak di bidang usaha peternakan domba breeding akan mencapai BEP
pada tahun ke 3 thn 10 bln 21 hari usaha dijalankan.

BAB VI

ASPEK LINGKUNGAN

6.1. Pendugaan Dampak Lingkungan

Dampak yang akan muncul akibat adanya peternakan domba breeding

pada peternakan kami adalah pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh

feses dan urin yang dihasilkan oleh ternak domba yang kami pelihara sehari-

hari. Lingkungan akan tercemar apabila tidak adanya pengelolaan

pembuangan limbah tersebut dengan baik. Pengelolaan yang kurang baik

akan menyebabkan lingkungan menjadi kotor dan bau dan tidak sedap. Selain

itu juga dikhawatirkan pencemaran akan terjadi melalui saluran air bersih

yang dapat menyebabkan air bersih tercampur dengan kotoran-kotora yang


20

berasal dari domba breeding yang dipelihara. Oleh karena itu, diperulukan

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pada peternakan tersebut.

Fungsi AMDAL

Pada waktu yang lampau, kebutuhan manusia akan sumber alam belum

begitu besar karena jumlah manusianya sendiri masih relatif sedikit,

disamping itu intensitas kegiatannya juga tidak besar. Pada saat-saat itu

perubahan-perubahan pada lingkungan oleh aktifitas manusia masih dalam

kemampuan alam untuk memulihkan diri secara alami. Tetapi aktifitas

manusia makin lama makin besar sehingga menimbulkan perubahan

lingkungan yang besar pula. Pada saat inilah manusia perlu berfikir apakah

perubahan yang terjadi pada lingkungan itu tidak akan merugikan manusia.

Manusia perlu memperkirakan apa yang akan terjadi akibat adanya kegiatan

oleh manusia itu sendiri.

AMDAL (Analisis Mengenai Danpak Lingkungan) merupakan alat

untuk merencanakan tindakan preventif terhadap kerusakan lingkungan yang

mungkin akan ditimbulkan oleh suatu aktifitas pembangunan yang

direncanakan.

Undang-undang No. 4 Tahun 1982 Pasal 1 menyatakan : “Analisis

mengenai dampak lingkungan adalah hasil studi mengenai dampak suatu

kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan bagi

proses pngambilan keputusan”.

AMDAL harus dilakukan untuk proyek yang diperkirakan akan

menimbulkan dampak penting, karena ini memang yang dikehendaki baik

oleh Peraturan Pemerintah maupun oleh Undang-undang, dengan tujuan agar

kualitas lingkungan tidak rusak karena adanya proyek-proyek pembangunan.


21

Oleh karena itu pemilik proyek atau pemrakarsa akan melanggar perundangan

bila tidak menyusun AMDAL, semua perizinan akan sulit didapat dan di

samping itu pemilik proyek dapat dituntut dimuka pengadilan. Keharusan

membuat AMDAL merupakan cara yang efektif untuk memaksa para pemilik

proyek memperhatikan kualitas lingkungan, tidak hanya memikirkan

keuntungan proyek sebesar mungkin tanpa memperhatikan dampak

lingkungan yang timbul. Dampak dari suatu kegiatan, baik dampak negatif

maupun dampak positif harus sudah diperkirakan sebelum kegiatan itu

dimulai. Dengan adanya AMDAL, pengambil keputusan akan lebih luas

wawasannya di dalam melaksanakan tugasnya. Karena di dalam suatu

rencana kegiatan, banyak sekali hal-hal yang akan dikerjakan, maka AMDAL

harus dapat membatasi diri, hanya mempelajari hal-hal yang penting bagi

proses pengambilan keputusan.

AMDAL ini sangat penting bagi negara berkembang khususnya

Indonesia, karena Indonesia sedang giat melakasanakan pembangunan, dan

untuk melaksanakan pembangunan maka lingkungan hidup banyak berubah,

dengan adanya AMDAL maka perubahan tersebut dapat diperkirakan.

Dampak kegiatan terhadap lingkungan hidup dapat berupa dampak positif

maupun dampak negatif, hampir tidak mungkin bahwa dalam suatu kegiatan /

pembangunan tidak ada dampak negatifnya. Dampak negatif yang

kemungkinan timbul harus sudah diketahui sebelumnya (dengan AMDAL),

di samping itu AMDAL juga membahas cara-cara untuk menanggulangi /

mengurangi dampak negatif. Agar supaya jumlah masyarakat yang dapat ikut

merasakan hasil pembangunan meningkat, maka dampak positif perlu

dikembangkan di dalam AMDAL.


22

6.2. Strategi Mengatasi Dampak Lingkungan

Dampak yang akan terjadi apabila pengelolaan limbah suatu peternakan

tidak baik akan memiliki nilai negatif bagi lingkkungan karena tercemar.

Terdapat beberapa langkah untuk mengatasi dampak lingkungan yang tidak

diharapkan tersebut adalah yang pertama adalah menempatkan penampungan

limbah yang jauh dari sumber air. Hal ini dilakukan untuk menghindari

pencemaran air dari kotoran yang dihasilkan oleh ternak manajemen

pengelolaan libah yang baik

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh PT SKF ini, dapat

disimpulkan bahwa usaha PT SKF ini sudah cukup layak untuk usahanya

berjalan karena berdasarkan kaidah-kaidah yang diberlaku dengan rincian

berikut.

Parameter Kaidah Nilai Keputusan


NPV NPV > 0 694.399.418,70 Feasible

IRR IRR > SOCC 38,36% Feasible

Gross GROSS B/C >1 1,24 Feasible


23

B/C
Net B/C NET B/C > 1 2,12 Feasible
PBP PBP > Jangka Waktu Pinjaman 3,21 Feasible

BEP 3,88 Feasible


BEP > Jangka Waktu Pinjaman

7.2. Saran

Terdapat beberapa saran yang perlu diperhatikan yakni dalam

memperhitungkan skala usaha dan pemilihan lokasi usaha harus disesuaikan.

Untuk mencapai profit yang diharapkan maka hal-hal tersebut lebih

diperhatikan.

DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, T., Sumarno, T., dan Endang., S. 2015. Petunjuk Teknis Manajemen
Pemeliharaan Ternak Domba. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP) Jawa Barat.
Purnamasari, L., Basalamah, S. A. M., Rahayu, S., dan Darwati, S. 2020. Respon
fisiologis domba ekor tipis dan garut dengan pemberian pakan konsentrat
dan limbah tauge. J. Ilmu Peternakan Terapan, 4(1), 27-33.
Setiadi, B. 1987 . Studi karakterisasi kambing peranakan etawah .Thesis. Fakultas
Pascasarjana. IPB.
Williamson, G. dan W. J. A. Payne. 1993. Pengantar Peternakan Daerah Tropis.
Terjemahan Oleh S.G.N. Dwija,D.Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
24

Sumantri, C., A. Einsttiana, J.F. Salamena dan I. Inounu. 2007. Keragaan dan
hubungan phylogenik antar domba lokal di Indonesia melalui pendekatan
analisis morfologi. JITV Vol. 12 (1) hal. 42 – 54.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Asumsi dan Koefisien Teknis Usaha Peternakan Domba Breeding

Ekor Tipis
Asumsi dan Koefisien
No Teknis Nilai Satuan Total
A Asumsi

1 Skala Usaha 7.000 ekor

Induk 1.250 ekor

Jantan 100 ekor


460.000.000
2 Harga Bibit Siap Kawin 1.000.000 Rp/Ekor
25

52.000.000
3 Harga Pejantan 1 Tahun 1.300.000 Rp/Ekor
4 Biaya Pakan
Bibit Hijauan (Rumput 9000000
Odot) 500 Rp/Kg
90000000
Konsentrat 5.000 Rp/Kg/Hari
Biaya Kesehatan (Vaksin, 264000000
5 Obat, Vitamin) 2.640.000 Rp/tahun
10000000
6 Biaya Lahan 100.000 Rp/m2
Biaya
7 Pembangunan/Pembuatan

Kandang 200.000 Rp/m2 200.000


3x4 m2 12240000
Gudang Pakan dan Peralatan 1.020.000
1.020.0 3x4m2 12240000
Kantor 00
575.000
Pengolahan Limbah 115.000 80 liter

Biosecurity 500.000 per satu periode 500.000


2.030.000
Pos Satpam 1.015.000 1x2 m2
4200000
Tempat Parkir 300.000 2x7m2
Dapur 300000 4x4m2 4800000
8 Biaya Peralatan
3400000
Penampung Air 500 L 1.700.000 Rp/Buah
2000000
Selang 25.000 Rp/meter
100000
Ember 10.000 Rp/Buah
400000
Timbangan 200.000 Rp/buah
200000
Sekop 40.000 Rp/buah
250000
Cangkul 50.000 Rp/buah
300000
Arit 30.000 Rp/buah
3000000
Dot 30.000 Rp/Buah
26

9 Biaya Mesin
2.500.00
Mesin Air 2.500.000 Rp/buah 0
6000000
Mesin Pencacah Rumput 3.000.000 Rp/buah
10 Biaya Tenaga Kerja
15000000
Manajer 5.000.000 Rp/orang/bulan

Supervisor 2.500.000 Rp/orang/bulan


20000000
Pegawai kandang 2.000.000 Rp/orang/bulan
3000000
Satpam 1.500.000 Rp/orang/bulan
3000000
Supir 1.500.000 Rp/orang/bulan
11 Biaya Rutin

Air - Rp/bulan
600.00
Listrik 600.000 Rp/bulan 0
250.00
Telepon 250.000 Rp/bulan 0

Pertalite 10.000 Rp/Liter/bulan


12 Pembelian Kendaraan
300000000
Mobil Pickup 150.000.000 Rp/Unit
13 Peralatan Kantor
200000
Telepon 100.000 Rp/buah
10000000
Komputer 5.000.000 Rp/buah
3000000
Printer 1.500.000 Rp/buah
1000000
Meja Kerja 200.000 Rp/buah
6000000
Meja dan kursi Tamu 3.000.000 Rp/set
750000
Kursi Kerja 150.000 Rp/buah
14 Instalasi
Rp/ 2.000.00
Listrik 2.000.000 Pemasangan 0
Air Rp/
27

5.000.000 Pemasangan 5.000.000


Rp/
Telepon 1.000.000 Pemasangan

15 Bunga Bank 6 %

16 Pajak Bumi dan Bangunan 2.000.000 Rp/Tahun


17 Penjualan

Kotoran 7.000 Rp/kg

Cempe 650.000 Rp/Ekor

Betina Afkir 1.350.000 Rp/Ekor

Pejantan Afkir 1.450.000 Rp/Ekor


B Koefisien Teknis

1 Luas Lahan 10.000 m2


2 Kandang
Jantan Dewasa 1,30 m2/ekor
Betina Dewasa 1,25 m2/ekor
Cempe 0,75 m2/ekor

Isolasi 1,5 m2/ekor

3 Gudang Pakan dan Peralatan 50 m2


4
Kolam Penampungan
5 Limbah 80 liter

6 Kantor 100 m2

7 Pos Satpam 5 m2

8 Dapur 5 m2

9 Lahan Parkir 100 m2


10 Lahan Hijauan 1000 m2
11 Kebutuhan Pakan
Hijauan
Jantan (BB Rata-rata 60 kg) 4 Kg/ekor/hari 144
Betina (BB rata-rata 40 kg) 2 Kg/ekor/hari 1104
28

Cempe 0,6 Kg/ekor/hari 207,6


total 1455,6
Konsentrat
Jantan (BB Rata-rata 60 kg) 2,4 Kg/ekor/hari 96
Betina (BB rata-rata 40 kg) 1,6 Kg/ekor/hari 736
Cempe 0,3 Kg/ekor/hari 103,8
935,8
total

per tahun
12 Kebutuhan Kesehatan 2
13 Kebutuhan Peralatan

Penampung Air 2 buah

Selang 100 meter

Sabit/Arit 10 buah

Ember 20 buah

Sekop 5 buah

Cangkul 5 buah

Dot 100 buah

Timbangan 5 buah
14 Kebutuhan Mesin

Mesin Air 2 buah

Mesin Pencacah Rumput 1 buah


15 Biaya Operasional
Biaya listrik 350.000 per bulan

Solar 150 liter/bulan


16 Kebutuhan Tenaga Kerja

Manajer 1 Orang
Supervisior 2 Orang
200
Pegawai Kandang 20 Orang ekor/orang

Satpam 2 orang
29

Supir 1 orang
15 Kebutuhan Kendaraan

Mobil pickup 1 Unit


16 Instalasi

Listrik 1 Pemasangan

Air 1 Pemasangan

Telepon 1 Pemasangan
17 Peralatan Kantor

Telepon 2 buah

Komputer 2 buah

Printer 1 buah

Meja Kerja 4 buah

Meja dan kursi Tamu 1 set

Kursi Kerja 4 buah

18 Jangka Waktu Pinjaman 5 tahun

C Koofisien Zooteknis
Lama bunting bulan
1 6
Involusi uteri bulan
2 1
3 Angka harapan hidup induk 98% /tahun
4 Angka harapan hidup anak 85% /ekor
Umur bakalan bulan
5 18
kotoran domba dewasa 45% konsumsi
6 pakan

7 Service per conseption (S/C) 1 kali


8 Pertambahan Bobot Badan 130 gr/ekor/hari
30

9 Umur awal dikawinkan


10 a. Jantan 10 bulan
11 b. Betina 12 bulan
12 Sex ratio anak 0,5 Jantan:Betina
14 Selang beranak 9 bulan
15 Lama lepas sapih 3 Bulan
Jumlah anak per kelahiran
1,77 ekor
16 (LITTER SIZE)
17 Lama menyusui 3 bulan
Mortalitas %
18 2

19 Masa Afkir Jantan 30 Bulan


Perbandingan hijauan dan
20 konsentrat 60 : 40 %
90
21 produksi hijauan 1,5 ton per 100m2
22 waktu panen 60 hari
23 jumlah domba yang dirawat 100 per 1 pekerja

Lampiran 2. Proyeksi Populasi per tahun


Tahun
Pemeliharaan
1 2 3 4 5
1. Betina dewasa 1250 1250 1250 1875 2040
2. jantan dewasa 100 100 100 100 100
3. cempe jantan 0 0 0 1410 0
4. cempe betina 0 0 0 1410 0
5. replacement 0 0 625 625 0
6. Afkir 0 0 0 1250 0
Jumlah 1350 1350 1975 6211 2140
31

Lampiran 3. Proyeksi Biaya Usaha Peternakan

N
Uraian Tahun
o.

1 2 3 4 5
A BIAYA TETAP

1 Biaya Lahan 1.000.000.000


2 Biaya Bibit

Jantan 130.000.000

Betina 1.250.000.000
Biaya
Pembangunan/Pembuat
2 an

Kandang 959.140.625
Gudang Pakan dan
Peralatan 51.000.000
Biaya kandang
32

3 Kantor 102.000.000

Pengolahan Limbah 9.200.000

Dapur 1.500.000

Pos Satpam 5.075.000

Tempat Parkir 30.000.000


4 Biaya Peralatan
Penampung Air

Selang 2.500.000

Ember 1.000.000

Timbangan 1.000.000

Sekop 200.000

Cangkul 250.000

Dot 3.000.000

Arit 300.000
5 Biaya Mesin

Mesin Air 5.000.000


Mesin Pencacah
Rumput 3.000.000
6 Biaya Tenaga Kerja
Manajer

60.000. 60.000.0 60.000.0 60.000.0


Supervisor 60.000.000 000 00 00 00

480.00 480.000. 480.000. 480.000.


Pegawai kandang 480.000.000 0.000 000 000 000

36.000. 36.000.0 36.000.0 36.000.0


Satpam 36.000.000 000 00 00 00

18.000. 18.000.0 18.000.0 18.000.0


Supir 18.000.000 000 00 00 00
33

7 Pembelian Kendaraan

Mobil 150.000.000
9 Peralatan Kantor

Telepon 2.000.000

Komputer 10.000.000

Printer 1.500.000

Meja Kerja 800.000

Meja dan kursi Tamu 3.000.000

Kursi Kerja 600.000


1
0 Instalasi

Listrik 2.000.000

Air 5.000.000

Telepon 1.000.000
1
1 Bunga Bank 9

1 Pajak Bumi dan 2.000.0 2.000.00 2.000.00 2.000.00


2 Bangunan 2.000.000 00 0 0 0

596.00 596.000. 596.000. 596.000.


SubTotal A 4.326.065.634 0.000 000 000 000
B Biaya Variabel

1 Hijauan - - - - -

148.50 156.967. 225.158. 224.344.


2 Konsentrat 148.504.688 4.688 500 906 688
3 Biaya Rutin (tagihan)

Air - - - - -

7.200.0 7.200.00 7.200.00 7.200.00


Listrik 7.200.000 00 0 0 0
Pertalite
34

18.000. 18.000.0 18.000.0 18.000.0


18.000.000 000 00 00 00

3.000.0 3.000.00 3.000.00 3.000.00


Telepon 3.000.000 00 0 0 0

Biaya Kesehatan (Obat, 5.280.0 5.280.00 5.280.00 5.280.00


4 Vaksin, Vitamin) 5.280.000 00 0 0 0

181.98 190.447. 258.638. 257.824.


SubTotal B 181.984.688 4.688 500 906 688

777.98 786.447. 854.638. 853.824.


C Total Biaya 4.508.050.321 4.688 500 906 688

Anda mungkin juga menyukai