Anda di halaman 1dari 3

Nama: Muhammad Alfin Yahya

NPM: 2010701059
Kelas: Peternakan B
Matkul: Manajemen Ternak Unggas

Pengaruh Suhu Terhadap Prosuktivitas Ternak Unggas

Pendahuluan

Unggas merupakan salah satu jenis ternak yang dipelihara untuk menghasilkan daging
dan telur. Ayam broiler mempunyai potensi yang besar dalam memberikan sumbangan terhadap
pemenuhan kebutuhan konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia, karena sifat proses
produksi relatif cepat (kurang dari 5 minggu) dan hasilnya dapat diterima masyarakat luas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ayam broiler 2 adalah genetik, lingkungan dan
interaksi antara genetik dan lingkungan. Di Indonesia ternak unggas yang dikembangkan cukup
banyak terdapat unggas yang dimanfaatkan daging serta telurnya untuk memenuhi kebutuhan
menusia.faktor genetic memiliki pengaruh terhadap variasi yang terdapat pada suatu individu.
Penampilan suatu sifat tergantung pada gen-gen yang dimiliki ternak unggas dan ditunjang
kondisi lingkungan yang memadai.Faktor genetik, meliputi bangsa, strain, jenis kelamin dan
umur ayam. Faktor lingkungan, antaralain ransum, sistim pemeliharaan, temperature dan
kelembaban. ,bahwa variasi ukuran tubuh ayamkampungdapatdisebabkan oleh kondisi
lingkungan asal bibit yang berbeda, lingkungan pemeliharaan yang berbedadan pengaruh iklim.
Pada ayam factor lingkungan serta genetic produksi pada pertumbuhan karkas atau daging, serta
produksi telur. Ayam kurang dapat mentolelir perubahan suhu lingkungan, sehingga lebih sulit
melakukan adaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan, terutama setelah ayam tersebut
berumur lebih dari tiga minggu. Lingkungan ternak dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu
lingkungan abiotik dan lingkungan biotik. Lingkungan abiotik meliputi semua faktor fisik dan
kimia. Lingkungan biotik merupakan interaksi diantara (perwujudan) makanan, air, predasi,
penyakit serta interaksi sosial dan seksual. Faktor lingkungan abiotik merupakan faktor yang
menentukan ternak apakah berada pada kondisi cekaman dingin atau hipotermia, nyaman atau
cekaman panas atau hipertermia.

Pembahasan

Pada dasarnya produktivitas dan pertumbuhan ternak dipengaruhi oleh factor lingkungan
dan factor genetic. Di Indonesia yang beriklim tropis, suhu lingkungan di dataran rendah, di
musim kemarau dapat mencapai suhu 33 - 34ºC. Kenaikan suhu dari 21,1menjadi 32,2 ºC
menyebabkan konsumsi ransum akan berkurang hingga 20,2%, dengan demikian suhu
lingkungan sangat mempengaruhi penampilan produksi dari ayam broiler . Pada pemeliharaan
ternak factor lingkungan memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan factor
genetik terhadap produktivitas ternak unggas, hal ini dapat dilihat saat ayam yang memiliki
produktivitas yang tinggi seperti ayam broiler yang memiliki produktivitas daging yang tinggi
apabila ditempatkan pada suhu yang dingin dengan pakan bagus akan membuat pakan yang
dikonsumsi dikonversi menjadi bulu untuk melindunginya dari suhu yang dingin, lalu apabila
ayam dipelihara pada suhu yang relative panas akan membuat ayam panting atau lebih banyak
minum sehingga pertumbuhan akan mengalami kendala, faktor cekaman lingkungan juga
merupakan faktor yang sangat menentukan, karena upaya untuk mempertahankan diri melalui
prosesadaptasi. Hal ini membuktikan bahwa produktivitas ternak unggas lebih dipengaruhi oleh
lingkungan dibandingkan dengan gen. Pengaruh suhu lingkungan tinggi terhadap ayam lebih
banyak diperhatikan, karena sering mengakibatkan kerugian pada peternak. Suhu lingkungan
tinggi dapat memberikan dampak negatif terhadap kondisi fisiologis dan produktivitas pada
ayam. Suhu juga dapat membuat ayam mengalami kematian khususnya pada ternak yang masih
kecil atau baru menetas, apabila ternak tersebut berada di suhu yang terlalu dingin atau terlalu
panas hal ini disebabkan unggas yang masih kecil belum dapat mengatur thermoregulasi atau
mengatur suhu badanya, ternak akan mulai dapat mengatur suhunya apabila sudah berumuer 2-3
minggu. Dalam kisaran suhu lingkungan optimum, ayam dapat menggunakan pakan lebih
efisien, karena ayam tidak mengeluarkan energi untuk mengatasi suhu lingkungan yang tidak
normal. Suhu lingkungan dapat mempengaruhi fisiologis ayam secara langsung, yaitu dengan
cara memberikan pengaruh terhadap fungsi beberapa organ tubuh seperti jantung dan alat
pernafasan; serta dapat mempengaruhi secara tak langsung dengan meningkatnya hormone
kortikosteron dan kortisol, serta menurunnya hormone adrenalin dan tiroksin dalam darah.
Apabila ayam ditempatkan pada suhu lingkungan yang lebih tinggi dari thermoneutral, maka
secara langsung terjadi perubahan aktivitas hormonal pada ayam (hormon endokrin), Suhu
lingkungan yang tinggi menyebabkan naiknya suhu tubuh ayam. Peningkatan fungsi organ tubuh
dan alat pernafasan merupakan gambaran dari aktifitas metabolisme basal pada suhu lingkungan
tinggi menjadi naik. Meningkatnya laju metabolism basal menurut FULLER dan RENDON
(1977) disebabkan karena bertambahnya penggunaan energi akibat bertambahnya frekuensi
pernafasan, kerja jantung serta bertambahnya sirkulasi darah periferi. Melihat hasil tersebut,
nampak bahwa pada suhu lingkungan yang tinggi di atas thermoneutral akan mengakibatkan
kebutuhan energi lebih tinggi.

Kesimpulan
Unggas merupakan salah satu jenis ternak yang dipelihara untuk menghasilkan daging
dan telur. Produktivitas ayam broiler dipengaruhi oleh factor lingkungan dan factor genetic.
faktor genetic memiliki pengaruh terhadap variasi yang terdapat pada suatu individu. Penampilan
suatu sifat tergantung pada gen-gen yang dimiliki ternak unggas dan ditunjang kondisi
lingkungan yang memadai.Faktor genetik, meliputi bangsa, strain, jenis kelamin dan umur ayam.
Faktor lingkungan, antaralain ransum, sistim pemeliharaan, temperature dan kelembaban.
Lingkungan ternak dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu lingkungan abiotik dan lingkungan
biotik. Produktivitas ayam briler lebih dingaruhi oleh factor lingkungan, apabila factor
lingkungan kurang mendukung seperti suhu yang tidak cocok dengan ayam broiler maka dapat
menghambat tercapainya target produktivitas ayam broiler.

Anda mungkin juga menyukai