Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 2, No. 1, Januari 2018, hlm. 387-394 http://j-ptiik.ub.ac.id

Otomasi Kandang Dalam Rangka Meminimalisir Heat Stress Pada Ayam


Broiler Dengan Metode Naive Bayes
Chandra Gusti Nanda Putra1, Rizal Maulana2, Hurriyatul Fitriyah3
Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Email: 1chandragusti.gusti@gmail.com,2rizal_lana@ub.ac.id, 3hfitriyah@ub.ac.id

Abstrak
Kenaikan suhu yang melebihi zona nyaman mengakibatkan heat sress pada ayam broiler, dimana ayam
akan mengalami penurunan pertumbuhan, penurunan pakan, kegelisahan, peningkatan konsumsi air dan
berujung pada kematian. Suhu zona nyaman ayam broiler berkisar antara 20-25°C dan kelembaban
berkisar 50-70%, sedangkan permasalahan saat ini suhu di indonesia berfluktuasi antara 29-36°C.
Berdasarkan masalah tersebut dibuatkan sistem otomasi untuk meminimalisir heat stres. Pada penelitian
ini menggunakan 2 parameter yaitu suhu dan kelembaban dari pembacaan sensor DHT11 sebagai
masukan dan keluaran berupa kecepatan kipas dan buka tutup tirai pada sistem. Untuk menentukan
keluaran menggunakan metode perhitungan klasfikasi metode Naive Bayes. Dapat disimpulkan bahwa
sistem ini mampu meminimalisir heat stress dengan pengujian yang dilakukan selama 2 minggu dengan
menggunakan 600 ekor ayam broiler dimana kematian ayam sebelum menggunakan sistem otomasi
yaitu berjumlah 64 dan sesudah menggunakan sistem otomasi yaitu 31 ekor.
Kata kunci: heat stress, DHT11, klasifikasi, Naive Bayes

Abstract
The temperature rise exceeds the comfort zone resulting in heat sress in chickens, where broiler chickens
will experience a decline in growth, decreased feeding, anxiety, increased water consumption and
resulted in death. Broiler chicken comfort zone temperature ranges between 20-25 ° C and humidity
range 50-70%, whereas the problems of current temperature fluctuating between indonesia's 29-36 ° C.
Based on the issue of his automation system to minimize heat stress. This research uses 2 parameters,
namely the temperature and moisture sensor readings from the DHT11 as the input and output speed fan
and close the curtains open on the system. To specify output fan and curtain using a calculation method
klasfikasi method of naive bayes. It can be concluded that the system is able to minimize heat stress
with testing done for 2 weeks using the 600 broiler chickens where the death of a chicken before using
the automation system that is amounted to 64 and after using the automation system is 31 tail.
Key words: heat stress, DHT11, classification, Naive Bayes

1. PENDAHULUAN musim hujan dan musin kemarau . Suhu harian


di indonesia dapat melebihi 35°C dengan
Industri unggas di daerah tropis dihadapkan
berfluktuasi antara 29°C sampai 36°C dan
dengan permasalahan tingginya suhu lingkungan
kelembabannya 70-80% (Hery,2010). Ayam
yang mengakibatkan ayam mengalamai stres
broiler yang merupakan jenis ras uggulan hasil
panas (heat stress). Ternak unggas tergolong
persilangan dari bangsa- ayam yang memiliki
dalam hewan berdarah panas yang tidak
produktifitas tinggi.. Mutu genetik yang baik
mempunyai kelenjar keringat serta hampir
akan muncul secara maksimal apabila ayam
seleuruh tubunya tertutup bulu. Kondisi biologis
tersebut diberi faktor lingkungan yang
seperti ini mengakibatkan ternak unggas dalam
mendukung, misalnya pakan yang berkualitas
kondisi panas mengalami kesulitan untuk
tinggi, sistem perkandangan yang baik, serta
membuang panas tubuhnya ke lingkungan. (M.
perawatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
TAMZIL,2014) . Indonesia merupakan negara
Ayam broiler merupakan ternak yang paling
yang terletak pada garis khatulistiwa dengan
ekonomis bila dibandingkan dengan ternak lain,
iklim tropis yang mempunyai dua musin yaitu
kelebihan yang dimiliki adalah kecepatan

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 387
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 388

pertambahan/ produksi daging dalam waktu Suhu dan Kelembaban. Nilai sensor akan
yang relatif cepat dan singkat atau sekitar 4 - 5 berubah sesuai dengan instensitas suhu. Untuk
minggu produksi daging sudah dapat dipasarkan dapat mengetahui keadaan air minum pada ayam
atau dikonsumsi. Keunggulan ayam broiler yang dapat dideteksi menggunakan sensor Ultrasonik
lain yaitu pertumbuhannya yang sangat cepat yang berfungsi sebagai pengawasan tingkat air
dengan bobot badan yang tinggi dalam waktu agar tidak terjadi keterlambatan air minum dan
yang relatif pendek . (Murtidjo, 1987)Pada ayam menggunakan WEB sebagai monitoring suhu,
broiler dewasa zona nyaman untuk pertumbuhan kelembapan dan pengawasan tingkat air. Alat
berkisar antara 20-25 °C dengan kelembapan ini diharapkan dapat membantu peternak dalam
berkisar antara 50-70 % (Borges et al.,2004). mencegah heat strees akibat kenaikan suhu
Ayam broiler seperti juga ternak umumnya, lingkungan sekitar.
termasuk kelompok hewan endotermik, artinya
suhu tubuhya relatif konstan walaupun suhu 2. DASAR TEORI
lingkungan berubah-ubah. Dalam pemeliharaan
2.1 Heat Stress
suhu lingkungan merupakan faktor eksternal
yang dapat mempengaruhi produktivitas ayam Heat stres merupakan gejala yang timbul
broiler . Suhu dan kelembapan yang terlalu akibat ketidak mampuan tubuh ayam broiler
tinggi dalam pemeliharan broiler dapat untuk menyesuaikan diri dengan panas. Heat
menyebabkan terjadinya stres panas (heat stress) stress merupakan suatu cekaman yang
(Fajrin.Sidiq,2014). Ciri- ciri pada saat ayam disebabkan suhu dan kelembapan udara dalam
akan mengalami cekaman panas yaitu kandang melebihi zona nyaman. Stress ini akan
mengalami gangguan terhadap pertumbuhan, muncul ketika ayam tidak bisa membuang panas
penurunanpakan,kegelisahan, mengembangakan dari dalam tubuhnya akibat suhu udara dalam
sayap, painting, peningkatan konsumsi air, dan kandang terlalu tinggi. Heat stress dapat terjadi
berujung pada kematian dalam 2 bentuk yaitu akut dan kronis. Bentuk
(E.syahruddin,2012)..Ayam broiler dewasa akan akut terjadi ketika suhu dan kelembapan
mengalami cekaman panas serius, dimana suhu meningkat drastis secara tiba - tiba sedangkan
kandang mencapai 32 °C. (Cooper & kronis dipicu kondisi meningkatnya suhu dan
Wasburn,2006). Kandang dapat melindungi kelembapan yang relatif lama. Heat stress akan
ternak dari kontak dengan dunia luar dengan menimbulkan efek yang lebih besar pada ayam
dinding yang tertutup mampu mengurangi tua dibandingkan dengan ayam muda.
sirkulasi udara yang terlalu bebas yang Ayam dewasa memiliki bulu yang telah
mengakibatkan ternak dapat terpapar udara sempurna dan kondisi ini akan mempersulit
bebas. Ternak akan terlindung dari panas, pembuangan panas tubuhnya. Selain itu itu ayam
dingin, angin, dan intensitas sinar matahari yang dewasa memiliki ukuran tubuh yang lebih besar
terik. Dengan kandang yang suhu dan sehingga panas tubuh yang dihasilkan lebih
kelembapan dapat diatur secara otomatis ayam banyak. ayam akan memperluas area permukaan
tidak akan mengalami Heat Stress (cekaman tubuh dengan melebarkan atau menggantungkan
panas). Banyak para peternak ayam pedaging di sayap dan painting dimana ayam akan bernafas
Indonesia masih menggunakan cara manual melalui tenggorokan akibatnya ayam akan
dalam menjaga suhu optimal kandang dan mengalami penurunan ransum dan
memberi minum ayam. Cara manual seperti ini meningkatnya konsumsi air minum ketika
menjadikan pemberian minum dan penjagaan mengalami heat stress .Bila sirkulasi udara
suhu kandang ayam kurang efektif dan efisien dalam kandang tidak lancar maka dalam
(Alimuddin, 2012).Dari permasalahan tersebut kandang kadar oksigen menurun dan
peneliti memberikan solusi yaitu dengan cara meningkatnya kebutuhan cairan tubuh pada saat
memanfaatkan teknologi dengan membuat alat suhu panas. Indonesia merupakan negara tropis
otomatisasi suhu, kelembapan dan pangawasan dimana seringkali ditemukan kondisi yang
tingkat air minum pada kandang ayam . Pada kurang atau tidak nyaman pada ayam. Suhu
sistem ini intensitas suhu disesuaikan kandang yang tinggi bukanlah suatu keadaan
berdasarkan suhu udara. Otomatis sistem akan yang sulit ditemukan apalagi pada musim
akan menyalakan kipas untuk membuang udara kemarau kondisi ini akan memicu terjadinya
panas serta sirkulasi pada kandang ketika suhu heat stress(Medion, 2008).
terlalu panas. untuk dapat mengenali kondisi
udara pada kandang dapat dideteksi oleh sensor

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 389

2.2 NodeMCU Sehingga probabilitas sebuah data uji


NodeMCU merupakan mikrokontroler yang terhadap sebuah kelas 𝑃(𝜔𝑗 |𝑥) adalah
𝑃(𝑥|𝜔𝑗 ) 𝑥 𝑃(𝜔𝑗 )
berbasis ESP8266. NodeMCU beroperasi 𝑃(𝜔𝑗 |𝑥) = (2
dengan tegangan 5V. Memiliki 1 input analog, 9 𝑃(𝑥)
GPIO pin digital input atau output pin dimana 3 − 1)
pin sebagai output PWM ( pulse-width 𝑃𝑜𝑠𝑡𝑒𝑟𝑖𝑜𝑟
𝑙𝑖𝑘𝑒ℎ𝑜𝑜𝑑 𝑥 𝑝𝑟𝑖𝑜𝑟
modulation ) , koneksi usb , socket DC input, = (2 − 2)
𝑒𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑐𝑒
tombol reset dan dapat menggunakan sketch Dimana evidence 𝑃(𝑥) adalah
arduino (dirakit,2015). 𝑃(𝑥)
𝑛
dengan karakteristik sebagai berikut: =∑ 𝑃(𝑥|𝜔𝑗 )
𝑗=1
Tabel 1 Spesifikasi NodeMCU × 𝑃(𝜔𝑗 ) (2 − 3)
Variabel n merupakan banyak kelas atau
kategori pengelompokkan yang dilakukan
dalam perhitungan.
2.4 Sensor DHT11
Sensor DHT11 merupakan sensor digital
yang dapat suhu dan kelembaban. Sensor ini
tergolong komponen yangmemiliki tingkat
stabilitas yang baik, serta ditambah dengan
kemampuan mikrokontroler 8 bit dengan
trasmisi jarak sampai 20 meter dan
menggunakan exclusive digital-signal-
acquisition technique temperature &
humidity.humiditysensing tecnhnology untuk
2.3 Naive Bayes memastikan keandalan dan stabilitas jangka
Metode klasifikasi Naive Bayes panjang. DHT11 memiliki pengukuran
dikembangkan oleh ahli statistik dari Inggris kelembaban kisaran 20-90 % dan suhu antara 0-
yaitu Thomas Bayes dan menjadi metode paling 50 C. Sensor DHT11 juga menyediakan library
dasar dalam pengenalan pola menggunakan library sendiri yaitu DHT library yang berguna
pendekatan statistik (Webb, 2010). Bayesian untuk memudahkan pemrograman pada
Decision Theory menggunakan probabilitas dari mikrokontroler. Berikut merupakan spesifikasi
data latih yang bertujuan untuk menentukan sensor DHT11:
probabilitas dari data uji terhadap masing-
masing kelas pengelompokan. Menurut Webb Tabel 2 Spesifikasi DHT11
(2010) untuk mengetahui probabilitas kelas
sebuah data uji (𝑥) terhadap sebuah kelas 𝜔𝑗 atau
posterior probability, maka dibutuhkan
informasi berupa:
1. Likelihood Probability 𝑃(𝑥|𝜔𝑗 ) adalah
probabilitas data latih (𝑥) tersebut terhadap
kelas (𝜔𝑗 ).
2. Prior Probability 𝑃(𝜔𝑗 ) adalah probabilitas
dari data latih yang mempunyai kelas (𝜔𝑗 )
terhadap keseluruhan data latih.
3. Evidence 𝑃(𝑥) adalah jumlah total dari
semua likelihood probability yang dikalikan
dengan prior probability. Evidence ini yang
akan membuat nilai posterior probability
hanya antara 0 dan 1.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 390

3. PERANCANGAN DAN merupakan jenis step down yang dapat


IMPLEMENTASI mengubah tegangan listrik AC besar menjadi
tegangan DC yang lebih rendah. Pada penelitian
3.1 Perancangan Sistem
kali ini rangkaian power supply memiliki
tegangan keluaran sebesar 12V dan 5V. Peneliti
3.1.1 Perancangan Perangkat Keras menggunakan IC regulator untuk
mempertahankan atau memastikan nilai
Pada Perancangan perangkat keras yaitu tegangan pada level tertentu, dengan arti lain
terdapat 2 bagian yaitu perancangan sistem tegangan Output DC pada voltage regulator
otomasi dan perancangan rangkain elektrik tidak dipengaruhi oleh perubahan tegangan input
sebgai berikut : maupun beban lain nya sehingga tegangan akan
stabil. IC regulator yang digunakan yaitu
LM7812 untuk mendapatkan tegangan sebesar
12 V, LM7905 untuk mendapatkan tegangan
sebesar 5V
3.1.2 Perancangan Driver Kipas
Pada perancangan driver kipas ini
menggunakan rangkaian mosfet dengan
menggunakan metode zero crossing dengan
rangkaian inti menggunakan triac tipe bt136
dimana berdasarkan datasheet mampu bekerja
pada daya maksimal 800 watt .Triac merupakan
Gambar 1 Perancangan Perangkat komponen yang berfungsi untuk mengatur
Keras besaran tegangan AC yang masuk ke perangkat
kipas. Berikut merupakan skematik rangkaian
Pada perancangan sistem otomasi driver kipas
menggunakan kandang dengan panjang 15 meter
dan lebar 6 meter dan tinggi 2 meter.
Perancangan sistem seperti pada Gambar.

Gambar 3 Skematik Rangkaian Driver


Kipas

Gambar 2 Peletakan Sensor dan Output


Sistem
Pada penelitian kali ini Rangkaian power
supply dirancang untuk menghasilkan nilai
tegangan (+) dan (GND) yaitu dengan nilai
tegangan 12 V, 5V dan GND Teganngan
Rangkaian power supply mendapatkan sumber
tegangan dari Transformator 5A seperti yang
terlihat pada gambar 5.3 yang dihubungkan ke
sumber tegangan PLN. Transformator
digunakan sebagai tegangan masukan untuk
rangkaian power supply, tegangan yang dipakai
sebesar 12 V, 5V, dan GND. Tegangan tersebut
diubah menjadi tegangan DC dengan komponen
dioda rectifier (penyearah gelombang penuh).
Transformator yang digunakan dalam penelitian

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 391

3.1.3 Perancangan Rangkaian Elektrik ouput kipas dapat dilihat Flowchart perancangan
Sistem yang ditunjukkan pada Gambar .
Pada tahap perancangan rangkaian elektrik
sistem otomasi terdapat komponen utama dari
sistem adalah sebagai berikut:

Gambar 7 Perancangan Klasifikasi Kipas

Gambar 4 Rangkaian Elektrik

3.2 Perancangan Perangkat Lunak 3.2.2 Perancangan Klasifikasi Tirai


Pada sistem ini, Perancangan perangkat Pada proses ini sistem akan melakukan
lunak pada sistem ini dibagi beberapa bagian klasisifikasi output tirai berdasarkan 2 parameter
yaitu program DHT11,, program Metode Naive suhu dan kelembaban dari data sensor kemudian
Bayes, dan program output pwm. terdapat 2 pengklasifikasian untuk output tirai
yaitu buka dan tutup. Tentang penjelasan
Pada perancangan perangkat lunak diatas
bagaimana mikrokontroler dapat melakukan
menjelaskan bahwa mikrokontroler NodeMCU
pengklasifikasian yang ditentukan dengan
mengambil data dari sensor DHT11 kemudian
menggunakan metode Naïve Bayes. Tahapan
dari data tersebut dihitung dengan menggunakan
proses klasifikasi mengenai ouput kipas dapat
perhitungan klasifikasi naive bayes untuk
dilihat Flowchart perancangan yang ditunjukkan
menentukan klasifikasi output pada sistem.
pada

Gambar 5 Perancangan Perangkat Lunak

3.2.1 Perancangan Klasifikasi Kipas


Pada proses ini sistem akan melakukan
klasisifikasi output kipas berdasarkan 2 Gambar 6 Perancangan Klasifikasi Kipas
parameter suhu dan kelembaban dari data sensor
kemudian terdapat 3 pengklasifikasian untuk
output kipas yaitu mati, sedang, dan cepat.
Tentang penjelasan bagaimana mikrokontroler
dapat melakukan pengklasifikasian yang
ditentukan dengan menggunakan metode Naïve
Bayes. Tahapan proses klasifikasi mengenai

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 392

3.2.3 Perancangan WEB Server Tabel 3 Perhitungan Persentase Kesalahan


Suhu DHT11
Pada proses perancangan sistem ini
menjelaskan bagaimana hasil pembacaan sensor
DHT11 disimpan pada web server dimana data
berdasarkan 2 parameter suhu dan kelembaban
dari data sensor sebagai monitoring sistem.
untuk perancangan web server akan dijelaskan
pada Gambar

Tabel 4 Perhitungan Persentase Kesalahan


kelembaban Kelembaban DHT11

Gambar 8 Flowchart Perancangan WEB


Server

Dari gambar diatas merupakan tahap untuk


perancangan web server yaitu dinulai dari
pengambilan data suhu beserta kelembaban
sensor DHT11 kemudian data dikirm pada
database, disimpan dan ditampilkan pada WEB.

4. PENGUJIAN DAN ANALISIS Berdasarkan Tabel 3 dan 4 persentase


kesalahan pada pembacaan suhu yaitu 1,94 %
Manfaat dilakukannya pengujian adalah dengan nilai akurasi sebesar 98,06 % dan
untuk mengetahui apakah semua kebutuhan presentase kesalahan pada pembacaan
yang diharapkan telah terpenuhi oleh sistem. kelembaban yaitu sebesar 4,42 % dengan nilai
Pada proses pengujian yang dilakukan yakni akurasi sebesar 95,58%.
berupa pengujian fungsional, pengujian akurasi
dan pengujian kecepatan pemrosesan sistem, 4.2 Pengujian akurasi hasil klasifikasi Naive
yakni untuk menguji waktu pemrosesan ketika Bayes.
sistem mulai di jalankan hingga menghasilkan Pada prosedur pengujian tingkat akurasi
jenis klasisifikasi. Berikut dijelaskan beberapa metode Naive Bayes dilakukan untuk
skenario pengujian yang dilakukan untuk mendapatkan hasil nilai akurasi pada sistem,
menguji sistem. yaitu dengan cara membandingkan hasil
klasifikasi output pada kipas dan tirai yang
4.1 Pengujian Sensor DHT11 dilakukan oleh sistem. Adapun persamaan yang
Sensor DHT11 merupakan sensor yang digunakan untuk menghitung tingkat keakuratan
dapat mendeteksi suhu dan kelembaban. Pada metode Naive Bayes ditunjukan di antara
penelitian sensor DHT11 merupakan komponen lainnya adalah sebagai berikut.
utama pada sistem ini untuk melakukan 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑡𝑎 − 𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖
𝐴𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 = × 100%
pembacaan nilai suhu dan kelembaban pada 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑡𝑎
kandang. Pengujian ini bertujuan untuk
mengetahui respon suhu beserta kelembaban
yang diberikan oleh sensor dan keakuratan Berdasarkan hasil pengujian klasifikasi
sensor dengan alat HTC-2. kipas bahwa dari 54 data terdapat 7 hasil dari
sistem yang tidak sesuai dengan kelas
sebenarnya. Sehingga akurasi untuk menentukan
output kipas berdasarkan perhitungan yaitu
87,03 %. sedangkan Berdasarkan hasil pengujian

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 393

dari klasifikasi tirai bahwa dari 54 data terdapat 6. DAFTAR PUSTAKA


2 hasil dari sistem yang tidak sesuai dengan
Alimuddin. 2012. Sistem Supervisori Kendali
kelas sebenarnya. Sehingga akurasi untuk
Lingkungan pada Model Broiler
menentukan kecepatan kipas berdasarkan
Clossed House
persamaan yaitu 96,29 %.
Alimuddin., K. B. Seminar, D. M. Subrata, N.
Nomura. 2011. A Supervisory Control
5. KESIMPULAN
System for Temperature and Humidity
Berdasarkan perancangan dan hasil in a Closed House Model for Broilers.
pengujian yang dilakukan, maka dapat diambil International Journal of Electrical &
kesimpulan sebgai berikut : Computer Sciences. 11 (6).
1. Pada penelititan ini telah dibuat sistem Amani, R. Z., 2017. Sistem Pendeteksi
otomasi untuk meminimalisir heat stress Dehidrasi Berdasarkan Warna dan
pada ayam broiler yaitu dengan Kadar Amonia Pada Urin Berbasis
menggunakan sensor DHT11 sebagai Sensor TCS3200 dan MQ135 Dengan
pendeteksi suhu dan kelembaban yang Metode Naive Bayes.
berhasil diolah oleh mikrokontroler
Aprilianto, L., P. Kuntoro. 2014. Pemadam Api
NodeMCU, Serta memiliki memiliki
Otomatis dengan Kendali Suhu dan
presentase kesalahan sebesar 1,94% dan
Kelembaban Ruangan Menggunakan
keakurasian sebesar 98,06% pada
Logika Fuzzy.
pembacaan suhu. Untuk pembacaan
kelembaban memiliki presentase
Cooper, M.A., K.W. Washburn. 1998. The
kesalahan sebesar 4,42 % dan
Relationships of Body Temperature to
keakurasian sebesar 95,58%, bila nilai
Weight Gain, Feed Consumption, and
suhu dan kelembaban yang dideteksi
Feed Utilization in Broilers under Heat
dengan HTC-2.
Stress. Poult. Sci. 77:237–242
2. Pada penelitian ini menggunakan DHT11, 2010. DHT11 Humidity & Temperatur
metode Naive Bayes dengan 54 data uji Sensor.
dari 150 data latih, diperoleh Hery., 2009. Pentingnya Aspirin dan Vitamin
keakurasian untuk output kipas sebesar C. http://broilerkita.blogspot.com.
87,03% dan pada output tirai diperoleh Jindarat, S. & W. Pongpisitt. 2015. Smart Farm
keakurasian sebesar 96,29 %. Sehingga Monitoring Using Raspberry Pi and
metode Naive Bayes baik untuk Arduino. Journal International
diterapkan pada sistem otomasi kandang Conference on Computer,
ini untuk dapat meminimalisir heat Communication, and Control
stress. Technology.
Mahmoud, T., M. A. Rahman, M. H. Darwish,
3. Pada penelitian ini data sensor berupa
T. J. Apllegate, H. W. Cheng. 2015.
suhu dan kelembaban berhasil disimpan
Behavioral Changes and Feathering
pada database dan ditampilkan pada
Score in Heat Stressed Broiler
halaman WEB.
Chickens Fed Diets Containing
4. Berdasarkan pengujian yang dilakukan Different Levels of Propolis. Journa
selama 2 minggu, dapat disimpulkan Home Page
bahwa sistem otomasi ini berhasil www.elsevier.com/locate/applanim.
meminimalisir heat stress. Karena Prihandanu, R, A. Trisanto. & Y. Yuniati. 2015.
sebelum menggunakan sistem ini Model Sistem Kandang Ayam Closed
jumlah kematian ayam sebanyak 64 House Otomatis Menggunakan Omron
ekor, kemudian setelah menggunakan Sysmac CPM1A 20-CDR-A-V1.
sistem ini jumlah kematian menurun Jurnal Rekayasa dan Teknologi
yaitu sebanyak 31 ekor. Elektro. 9 (1).
Rahman, A. & Z. H. Abu Dieyeh. 2007. Effect
of Chronic Heat Stress on Broiler
Performance in Jordan. International

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 394

Journal of Poultry Science. 6 (1): 64-


70.
Syahruddin, H. A. 2012. Aplikasi Mengkudu
Sebagai Sumber Antioksidan Untuk
Mengatasi Stress pada Ayam Broiler di
Daerah Tropis
Tamzil, M. 2016. Stress Panas Pada Unggas
Metabolisme Akibat dan
Penanggulangannya
Sugito, D. Mira. 2009 Dampak Cekaman Panas
Terhadap Pertumbuhan Bobot, Rasio
Heterofil Limfosit dan Suhu Tubuh
Ayam

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai