Anda di halaman 1dari 12

PRODUKSI PANAS, MATERI SUMBER

PANAS DAN CARA


PERPINDAHANNYA TERHADAP
KEHIDUPAN TERNAK
DRH. ADHONA BHAJANA WN, M.SI
PERTEMUAN 10
Energi panas dapat dihasilkan oleh ternak dengan cara merubah energi kimia
yang ada dalam pakan menjadi energy daya kerja (Nuriyasa, 2017). Selain
produksi panas yang ada dalam tubuhnya ternak juga menerima beban panas
dari lingkungan hidupnya. Panas yang dihasilkan oleh tubuh ternak dapat
dihitung dengan mengetahui konsumsi oksigen karena konsumsi oksigen
sangat terkait dengan tingkat pembakaran/metabolisme pada tubuh ternak.
Semakin tinggi konsumsi oksigen, semakin tinggi pula pembakaran zat
makanan dalam tubuh ternak dan semakin tinggi produksi panas
metabolisme pada ternak.
Produksi panas metabolis dihasilkan dari energi kimia yang terkandung
dalam bahan pakan yang ditransfer menjadi energi panas. West (2003)
Peningkatan beban panas disebabkan oleh kombinasi suhu udara,
kelembaban, angin, dan radiasi matahari dapat meningkatkan temperatur dan
respirasi pada tubuh ternak serta mengurangi konsumsi pakan dan produksi
susu. Produksi panas tubuh juga tergantung pada pelepasan panas tubuh
ternak kelingkungan tempat hidupnya. Pada proses pelepasan panas tubuh ke
lingkungan dapat terjadi melalui beberapa proses seperti konfeksi, konduksi,
evaporasi dan radiasi. Permukaan kulit hewan/ternak berguna untuk melepas
panas dengan proses konveksi, radiasi dan evaporasi (Berman, 2003).
Produksi panas minimum ternak yang sehat dapat dicapai saat ternak tidak diberi pakan
dan sedikit aktifitas pada lingkungan thermoneutral (Lawrence dan Fowler, 2002). Panas
tubuh dapat dihasilkan dari reaksi biokimia pada saluran pencernaan. Jika lingkungan
tempat tinggalnya dingin maka panas tersebut digunakan oleh ternak untuk pemeliharaan
temperature tubuh sebaliknya pada lingkungan yang panas, produksi panas harus
dikeluarkan dari tubuh ternak dengan jalan konveksi.
Selain tingkat konsumsi pakan, jenis bahan pakan yang dicerna juga dapat berpengaruh
terhadap produksi panas pada tubuh ternak. Bahan pakan dari nabati menghasilkan panas
lebih endah dari bahan pakan hewani, meningkatnya kinerja mikroorganisme rumen akan
dapan meningkatkan produksi panas (Nuriyasa, 2017). Purwanto et all (1993) produksi
panas pada sapi laktasi dan kering kandang/ tidak memproduksi susu mencapai titik
maksimum 3 jam setelah makan. Selain hal tersebut produksi panas juga dipengaruhi
oleh tingkah laku ternak, jumlah dan jenis pakan yang dikonsumsi, suhu lingkungan,
laktasi, pertumbuhan ternak dan kebuntingan.
Produksi Panas Pada Ternak

Jumlah panas yang dihasilkan tergantung dari ukuran ternak, ternak dengan ukuran tubuh besar menghasilkan panas
lebih kecil per satuan berat badan yang sama dibandingkan dengan ternak berukuran lebih kecil. Faktor yang
mempengaruhi produksi panas metabolis diantaranya:
1. Produksi panas basal/ basal heat production yaitu digunakan untuk mempertahankan proses yang terjadi dalam
tubuh seperti suhu tubuh bagian dalam, kerja jantung dan paru-paru. Peningkatan produksi panas dapat melampaui
laju metaboisme basal seperti : latihan fisik, menggigil, demam, penyakit, meningkatnya sekresi tiroksin, dan
meningkatnya laju metabolisme.
2. Produksi panas dari pencernaan yang tergantung dari system percernaan dan kualitas serta kuantitas makanan
3. Produksi panas dari otot contohnya seperti aktivitas ternak pada saat berjalan dan merumput
4. Produksi panas proses reproduksi dan pertumbuhan
Sebagai contoh rentang produksi panas tubuh ternak unggas (ayam broiler) dan kalkulasi temperature yang nyaman
untuk ternak ayam tahun 2004 dapat dilihat pada table dibawah ini :
Produksi panas pada unggas/ ayam tahun 2004 hasil penelitian oleh Gous dan Moris (2005) didapat bahwa produksi
panas tubuh tertinggi pada ayam umur 42 hari dan terendah umur 7 hari pada ayam jantan 1785 kj/hari dan pada ayam
betina 1840 kj/hari. Temperatur yang nyaman pada unggas/ khususnya ayam jantan dan betina 7 hari pada saat
temperaturnya 29ºC. Contoh selanjutnya adalah produksi panas pada sapi dengan bobot 454.5 Kg yang dapat dilihat
pada tabel.

Pada ternak sapi dengan bobot 454.5 Kg total panas yang dihasilkan tertinggi pada suhu 4.44ºC dan terendah 32.22ºC.
Hal tersebut berate semakin rendah suhu semakin kecil panas yang dihasilkan dan semakin rendah temperatur semakin
besar panas yang dihasilkan.
Materi Sumber Panas Pada Ternak

Suhu tubuh hewan yang hidup pada kisaran suhu 0ºC sampai dengan 50ºC sehingga dapat dikatakan hewan dapat
bertahan hidup pada suhu yang ekstrim. Berdasarkan perubahan temperatur tubuhnya hewan dapat diklasifikasikan
menjadi 2 yaitu :
A. Hewan Ektotermi : hewan yang suhu tubuhnya selalu berubah seiring perunahan suhu lingkungannya, hewan
ektotermi memperoleh sumber panas dari sumber eksternal. Contoh hewan ektotermi ialah : ikan, ampibhi, ular dan
kadal
B. Hewan Endotermi : hewan yang suhu tubuhnya selalu konstan walaupun suhu lingkungan mengalami perubahan.
Sumber panas dari metabolisme tubuhnya sehingga dapat mempertahankan suhu tubuhnya terhadap lingkungan.
Contohnya burung dan mamalia/sapi kerbau, kambing dan domba. Jika lingkungan memilihi suhu yang rendah
hewan/ternak endoterm menghasilkan panas yang cukup untuk mempertahankan suhu tubuhnya. Jika lingkungan
panas hewan endoterm juga memiliki kemampuan untuk menurunkan suhu/mendinginkan tubuh sehingga hewan
ini mampu bertahan pada panas yang berlebih.
Pelepasan Panas Dalam Tubuh Ternak

Ternak dalam kehidupanya dipengaruhi oleh lingkungan baik lingkungan fisik, lingkungan biologi maupun lingkungan
sosial. Ternak juga mempertahankan diri dari lingkungan yang mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan cara memproduksi panas. Panas yang diproduksi oleh ternak menggantikan panas yang hilang untuk
menyesuaikan tubuhnya. Ternak dalam melepaskan panas untuk menyesuaikan kondisi tubuh dan lingkunganya.
Interaksi panas hewan/ternak dengan lingkungannya yang menguntungkan untuk mengatur suhu tubuh dengan
meningkatkan/menurunkan dari tubuh dan memperoleh panas dapat melalui konduksi, konveksi, radiasi, evaporasi dan
metabolisme.

Konduksi
Konduksi adalah perindahan panas dari ternak yang memiliki suhu yang lebih tinggi pada sebuah benda dengan suhu
lebih rendah. Konduksi dipengaruhi oleh :
a) Kontak fisik/ sentuhan langsung dengan permukaan benda di sekelilingnya
b) Temperatur dari permukaan benda tersebut/perbedaan suhu awal dan suhu akhir benda yang bersentuhan
c) Konduktivitas ternak/ temperatur dengan luas permukaan yang bersentuhan/ tingkat kemudahan untuk
mengalurkan panas.

Sebagai contoh pada ternak sapi dan burung puyuh memiliki konduktivitas yang rendah, penahan panas jika
lingkungan dingin adalah rambut dan bulu, ternak hanya akan melepaskan sejumlah kecil panas dari tubuhnya ke
benda lain yang bersentuhan dengan ternak tersebut.
Konveksi
Konveksi ialah perpindahan panas antara 2 benda yang terjadi melalui zat alir atau fluida yang bergerak. Prosesnya
dapat berlangsung sampai suhu tubuh terbak kembali normal, ternak dapat mempercepat perpindahan panas jika
kecepatan fluida disekelilingnya tubuhnya ditingkatkan serta biasanya terjadi dari lingkungan ke tubuh ternak. SEbagai
contoh : pada saat udara panas bertiup di dekat ternak sapi lama kelamaan tubuh sapi akan panas juga

Radiasi
Radiasi merupakan perpindahan panas 2 buah benda yang tidak saling bersentuhan sebagai contoh pada proses
perpindahan panas dari sinar matahari melalui pancaranya ke tubuh ternak. Intensitas radiasi dapat tergantung dari suhu
benda yang mengeluarkan radiasi. Sejalan dengan tingginya suhu benda yang mengeluarkan radiasi semakin tinggi
juga intensitas radiasinya. Tubuh ternak yaitu kulit, bulu dan rambut dapat menyerap panas radiasi. Pada hewan
poikiloterm (berdarah dingin) jika berjemur merupakan sarana untuk memperoleh panas tubuh dari lingkunganya
khususnya sinar matahari
Evaporasi
Evaporasi merupakan perubahan benda dari bentuk cair ke gas. Misalnya pada saat ternak sapi berkeringat. Beberapa
point penting dari evaporasi meliputi :
a) Evaporasi adalah suatu cara yang sangat penting untuk melepaskan panas tubuh ternak
b) Hewan yang tidak mempunyai kelenjar keringat pembuangan panas dapat melalui pernafasan yaitu
panting/terengah-engah contohnya hewan anjing
c) Peningkatan temperatur tubuh maka tubuh akan berkeringat melalui pori-pori kulit, selanjutnya keringat dapat
menyerap panas dari tubuh ternak menjadi uap setelah keringat menguap dan kering makan turunlah temperatur
tubuh ternak tersebut.
AKHIR PERTEMUAN 10

Anda mungkin juga menyukai