Anda di halaman 1dari 71

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI,

KESEJAHTERAAN DAN KETEKNIKAN PETERNAKAN

Nama : M. Geraldo Aprilyano K.

NIM : 215050107113041

Asisten : Dimas Wiryawan

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2022

Praktikum AKK 2022


PRAKTIKUM 1A

Cekaman Panas

(Non- Ruminansia)

Praktikum AKK 2022


BAB I

MATERI DAN METODE

Cekaman panas dapat diartikan suatu kondisi Ketika suhu tubuh ternak meningkat tetapi ternak
tidak dapt membuang panas tubuh agar Kembali normal. Cekaman panas memberikan dampak negates bagi
kesejahterahan ternak. Adapula factor memicu cekaman panas yaitu suhu tinggi, kelembapan tinggi, dan
pergerakan udara yang lambat. Cekaman panas dibedakan menjadi dua yaitu cekapan panas akut yaitu
cekaman panas yang tercaji secara singkat, cekaman panas kronis yaitu cekaman panas yang relative lama.

Termoregulasi melibatkan 2 hal

 Termogenesis adalah produksi panas untuk menjaga suhu tubuh pada tingkat normal di
lingkungan yang dingin.
 termolisis adalah pengeluaran panas tubuh untuk menjaga suhu tubuh pada tingkat
normal ketika suhu lingkungan tinggi.

Pada ternak unggas atau ternak nonruminansia terdapat 2 macam termoregulasi. Jika suhu
lingkungan sekitar melebihi suhu kritis atas atau upper critical temperature maka disebut sebagai
cekaman panas, namun jika suhu lingkungan sekitar berada dibawah suhu kritis bawah atau lower
critical temperature maka disebut sebagai cekaman dingin.

Ternak unggas mampu mempertahankan suhu tubuh yang konstan di zona


termonetral , yang merupakan kisaran antara suhu kritis bawah dan atas . Awalnya proses panting
dilakukan dengan perlahan-lahan akan tetapi kemudian akan semakin cepat saat suhu terus
meningkat. Ketika suhu lingkungan melebihi titik kehilangan panas maksimum ternak unggas sudah
tidak dapat mengontrol suhu tubuhnya dan dapat menyebabkan kematian. Ketika suhu lingkungan
melebihi suhu kritis atas maka akan terjadi cekaman panas, sedangkan apabila suhu lingkungan dibawah
suhu kritis bawah maka terjadi cekaman dingin

Faktor penyebab dari cekaman panas diantaranya dapat diakibatkan karena salah satu atau
bahkan kombinasi dari beberapa faktor di bawah ini, yaitu:

- suhu tinggi

- kelembapan tinggi

- pergerakan udara yang lambat

Ada 3 Mekanisme Pengeluaran Panas Tubuh:

- Radiasi : gelombang elektromagnetik mentransfer panas tubuh melalui udara menuju objek
yang lebih dingin.

Praktikum AKK 2022


- Konveksi : panas dari bagian tubuh seperti jengger, pial, & sayap secara alami hilang ke udara
sekitar yang lebih dingin.

- Konduksi : panas dipindahkan dari tubuh ke permukaan yang lebih dingin ketika keduanya
bersentuhan langsung.

Pengaruh cekaman panas terhadap kondisi anfister ternak yaitu pengaruh suhu tubuh pada
ternak, laju respirasi ternak, tibia breaking strength ternak, tingkah laku ternak, rasio heterofil:limfosit
nya, performa produksi ternak, kualitas telur, serta kualitas daging dari ternak. Cekaman panas pada
unggas dapat di atasi dengan upaya keteknikan peternakan dengan penggunaan fan ( memberi efek
angina dingin sehingga pengeluaran panas dapat dilakukan dengan konveksi dan menurangi panas
dalam kandang open house ), cooling pad ( memberi angina dingin pada kandng closed house ), blower (
mengeluarkan udara panas dalam kandang ), sprinkle system ( membuat kabut dingin dari air untuk
memberi efek dingin dan lembap pada kandang open mauspun closed house )

Praktikum AKK 2022


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Proses ini berdampak terhadap pergeseran fungsi energi, dari tujuan produksi menjadi energi
untuk memenuhi pencapaian homeostasis. Semakin lama paparan cekaman panas ini, maka intake pakan
menurun (Al-Haidary et al., 2001)( Sahara Eli., dkk 2019).

Cekaman panas dapat menginduksi perubhan hormonal yang meningkatkan sekresi


kortikestoroid (Jahejo, A. R., dkk 2016).

Praktikum AKK 2022


BAB III

PEMBAHASAN

Menurut jurnal yang saya amati dikatakan bahwa Proses ini berdampak terhadap pergeseran
fungsi energi, dari tujuan produksi menjadi energi untuk memenuhi pencapaian homeostasis. Semakin
lama paparan cekaman panas ini, maka intake pakan menurun (Al-Haidary et al., 2001)( Sahara Eli., dkk
2019). Hal ini sebanding dengan materi bahwa semakin lama terkena cekaman panas akan menyebabkan
pemberian pakan menurun.

Pada jurnal yang saya amati menyatakan bahwa cekaman panas dapat menginduksi perubhan
hormonal yang meningkatkan sekresi kortikestoroid (Jahejo, A. R., dkk 2016).. Hal ini sebanding
dengan materi praktikum yang saya dapat bahwa cekaman panas dapat menyebabkan sekresi
kortikestoroid yang menyebabkan ternak menjadi lemas dan menurun produktifitasnya.

Praktikum AKK 2022


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

 Cekaman panas diakibatkan karena ternak ( ayam ) tidak memiliki kelenjar keringat
sehingga tidak dapat melepaskan panas dalam tubuhnya
 Termoregulasi adalah suatu mekanisme yang dilakukan ternak untuk
mengontrol suhu tubuh tetap dalam kisaran normal pada kondisi lingkungan
di luar zona nyaman.
 Cekaman panas berat dapat menyebabkan kematian pada ternak

4.2 Saran

Untuk kedepannya praktikum dilakukan secara offline agar lebih paham

Praktikum AKK 2022


DAFTAR PUSTAKA

Sahara, E., Sandi, S., & Sari, M. L. (2019). Dampak pemberian tepung bawah putih terhadap
profil lipid liver dan plasma darah puyuh yang mengalami cekaman panas. Jurnal Nutrisi Ternak Tropis
dan Ilmu Pakan, 1(1).

Jahejo, A. R., Rajput, N., Rajput, N. M., Leghari, I. H., Kaleri, R. R., Mangi, R. A., ... &
Pirzado, M. Z. (2016). Effects of heat stress on the performance of Hubbard broiler chicken. Cells,
Animal and Therapeutics, 2(1), 1-5.

Praktikum AKK 2022


LAMPIRAN

Jurnal Internasional :

Jurnal nasional :

Praktikum AKK 2022


PRAKTIKUM IB

Cekaman Panas

(Ruminansia)

Praktikum AKK 2022


BAB I

MATERI DAN METODE

Cekaman panas adalah kondisi ketika suhu tubuh ternak meningkat akan tetapi ternak tidak
dapat membuang panas tubuh secara memadai untuk menjaga suhu tubuh dalam kondisi normal. Faktor
lingkungan terutama temperatur merupakan salah satu faktor penting yang sangat mempengaruhi
produktifitas ternak tersebut. Temperatur yang tinggi secara langsung memacu pengeluaran panas yang
tinggi (Yahav et al., 2004). Dalam ternak ruminansia Cekaman panas merupakan salah satu kondisi
yang dapat memberikan efek negatif bagi kesehatan, produktivitas dan kualitas produk ternak. Ternak
ruminansia juga tergolong rentan terhadap cekaman panas karena memiliki laju metabolisme yang
cepat, pertumbuhan yang cepat, dan tingkat produksi yang tinggi. Selain itu, panas yang dilepaskan
selama proses fermentasi pakan di dalam rumen juga berkontribusi dalam peningkatan produksi panas
metabolik yang akan mempengaruhi proses termoregulasi pada ternak ruminansia

Selain titu, panas yang dilepaskan selama proses fermentasi pakan didalam rumen juga
berkontribusi dalam peningkatan produksi panas metabolic yang akan memperngaruhi proses
termoregulasi pada ternak ruminansia. Metode yang digunakan mengukur cekaman panas adalah
Temperature Humidity Index (THI) zona optimal dengan THI <72 dan zona bahaya >98 dan dapat
menyebabkan kematian.

THI yang tinggi akan menyebabkan ternak semakin tidak nyaman, kondisi ini dapat terjadi pada
suhu yang rendah Ketika diiringi dengan kelembapan yang tinggi. Peningkatan THI akan diiringi
dnegan penurunan durasi berbaring pada sapi perah. Menurunya aktivitas makan dan konsumsi pakan
akibat cekaman panas dapat menyebabkan ternak mengalami kekurangan gizi yang ditandai dengan
menurunya BCS. Ternak berada dalam kondisi tidak nyaman karena harus berupaya mengatasi cekaman
panas. Kondisi ini dapat dilihat dari meningkatnya aktivitas berdiri dan menurunnya aktivitas berbaring.
Cekaman panas menyebabkan ternak mengalami rasa sakit, cidera, dan penyakit yang diindikasikan oleh
meningkatnya insiden mastitis dan retensi plasenta. Upaya-upaya dalam mencegah terjadinya cekaman
panas yaitu menggunakan fan dan sprinkler.

Praktikum AKK 2022


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

THI berkisar antara 70,94-83,92 dan 72,80-84,42. Nilai suhu dan kelembaban udara tersebut
menunjukkan kondisi lingkungan ternak berpotensi memberikan suhu kritis dan cekaman fisiologis pada
sapi dara peranakan FH. ( Suherman & Purwanto., 2020)

Rata-rata lama minum meningkat secara bertahap dengan THI sebelum THI mencapai sekitar 84;
setelah THI mencapai 84, lama minum meningkat pesat, yang berarti sapi perah di peternakan sapi
perah NTU mungkin mulai lebih menderita stres panas ketika THI di atas 84. (Yu-Chu Tsai, Dkk.,
2020)

Praktikum AKK 2022


BAB III

PEMBAHASAN

Dalam praktikum dijelaskan bahwa terdapat bebrapa zona pembagian THI seperti zona A THI <72 zona
ini adalah zona optimal untuk performa dan reproduksi, zona B THI 72- 78 dalam zona ini ternak mengalami
stress ringan , zona C THI 78-89 dalam zoan ini ternak mengalami stress berat, zona C THI 89-98 pada zona ini
ternak mengalami stress berat, zona yang terakhir yaitu zona E THI >98 ini adalah zona berbahaya dan dapat
menyebabkan kematian. Pernyataan tersebut sesuai dengan yang dijelaskan dijurnal THI berkisar antara 70,94-
83,92 dan 72,80-84,42. Nilai suhu dan kelembaban udara tersebut menunjukkan kondisi lingkungan ternak
berpotensi memberikan suhu kritis dan cekaman fisiologis pada sapi dara peranakan FH.

Pada PPT praktikum dijelaskan THI dapat berpengaruh terhadap durasi ditempat minum, sapi perah akan
menghabiskan waktu lebih banyak ditempat minum Ketika THI semakin meningkat, THI juga dapat
mempengaruhi frekuensi ketempat minum sapi perah akan semakin sering ketempat minum Ketika THI semakin
meningkat. Pernyataan tersebut sesuai denga napa yang dijelaskan dijurnal, dalam jurnal dijelaskan bahwa rata-
rata lama minum meningkat secara bertahap dengan THI sebelum THI mencapai sekitar 84; setelah THI
mencapai 84, lama minum meningkat pesat, yang berarti sapi perah di peternakan sapi perah NTU mungkin mulai
lebih menderita stres panas ketika THI di atas 84

Praktikum AKK 2022


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

 Cekaman panas ruminansia terjadi karena factor lingkungan


 THI dapat dikelompokan menjadi 5 zona yaitu zona a zona ini adalah zona
terbaik untuk reproduksi hingga zona e zona ini sangat berbahaya dan dapat
menimbulkan kematian.
 Angka nyaman ruminansia adalah dengan angka THI < 72
 Semakin tinggi THI akan mempengaruhi durasi hingga seringnya sapi ke tempat
minum.

4.2 Saran

Sebaiknya praktikum kedepan dilakukan langsung di kandang

Praktikum AKK 2022


DAFTAR PUSTAKA

D.Suherman, B.P.Purwanto., 2020., Model Estimasi Suhu Kritis pada Sapi Perah Dara Berdasarkan
Manajemen Pakan., Jurnal Sains Peternakan Indonesia., Vol:15 (2): 200-210

Y.C.Tsai, J.T.Hsu, S.T.Ding, J.A.Rustia, T.T.Lin., 2020., Assesment of Dairy Cow Heat Stress by
Monitoring Drinking Behaviour Using an Embedded Imaging System., Journal Biosystems
Engineering., 97-108

Praktikum AKK 2022


LAMPIRAN

Jurnal internasional

Jurnal nasional

Praktikum AKK 2022


PRAKTIKUM 2a

Leg Problem

Ternak Non Ruminansia

Praktikum AKK 2022


BAB I

MATERI DAN METODE

Leg Problems merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang sangat perlu diperhatikan
pada pemeliharaan ternak non-ruminansia. Leg Problems dapat menyebabkan perubahan tingkah laku
dan penurunan produktivitas. Leg Problems dibedakan menjadi non-infectious dan infectious.

Contoh dari non-infectious Leg Problems adalah:

o Food Pad Dermatitis (FPD)

adalah kerusakan pada jaringan (lesion) dan peradangan (inflammation) pada kaki bagian bawah,
yang ditandai dengan terjadinya penebalan kulit (hyperkeratosis) dan perubahan warna menjadi hitam.
FPD dapat menyebabkan luka terbuka yang selanjutnya dapat menyebabkan infeksi dan dapat
mengurangi kemampuan unggas untuk beraktivitas, termasuk juga menjangkau feeder dan drinker.

Metode evaluasi FPD dengan menggunakan skor, yaitu:

 Skor 0: tidak ada kerusakan jaringan, tidak ada penebalan kulit, tidak ada luka
 Skor 1: terjadi kerusakan jaringan dengan level kecil, terdapat penebalan kulit
 Skor 2a: terjadi kerusakan jaringan dengan level sedang, terdapat penebalan kulit,
terdapat luka
 Skor 2b: terjadi kerusakan jaringan dengan level besar, terdapat penebalan kulit,
terdapat luka yang dalam.

Skor FPD dalam suatu daerah dijumlahkan dan dijadikan dalam bentuk prevalensi. Prevalensi
yaitu jumlah keseluruhan kasus penyakit yang terjadi pada suatu waktu tertentu pada suatu wilayah.
Skor FPD yang tinggi dapat memicu terjadinya Lameness.

o Lameness

adalah suatu kondisi ketika ternak tidak mampu untuk menggunakan satu atau kedua kaki secara
normal. Tingkat keparahan Lameness dapat bervariasi mulai dari berkurangnya kemampuan untuk
bergerak hingga tidak dapat berjalan secara total.

Evaluasi Lameness dilakukan dengan memberikan penilaian berdasarkan kriteria Gait Scores
(GS) sebagai berikut:

- GS 0: Tidak ada kelainan yang terdeteksi, dapat berjalan dengan leluasa

- GS 1: Ada sedikit kelainan dalam berjalan, tetapi sulit dipastikan

Praktikum AKK 2022


- GS2: Kelainan dalam berjalan dapat diidentifikasi secara pasti, tetapi tidak

- menghalangi gerakan

- GS3: Kelainan terlihat jelas dan mempengaruhi kemampuan untuk berjalan

- GS4: Terjadi kelainan yang parah, hanya dapat berjalan beberapa langkah

- GS 5: Tidak mampu berjalan.

Peningkatan nilai gait score berpengaruh pada menurunnya tingkah laku bertengger dan berjalan,
meningkatkan tingkah laku berbaring, menurunkan tingkah laku makan dengan berdiri tetapi
meningkatkan tingkah laku makan dengan berbaring. Tingkah laku makan yang normal pada ayam
adalah dengan berdiri.

Penyebab terjadinya Leg Problems

Kualitas litter merupakan faktor utama pemicu terjadinya leg problems. Litter merupakan media
yang berfungsi sebagai alas kandang. Kualitas litter yang rendah (ditandai dengan kandungan air yang
tinggi / wet litter) dapat meningkatkan resiko terjadinya leg problems.

Infectious Leg Problems merupakan Leg Problems yang disebabkan oleh bakteri atau virus.
Bakteri yang menyebabkan Infectious Leg Problems antara lain Mycoplasma synoviae (MS),
Staphylococcus aureus (SA), Salmonella pullorum (SP). Sedangkan virus yang menyebabkan Infectious
Leg Problemsyaitu virus reovirus.

Virus Mycoplasma synoviae (MS) Tidak setenar Flu Burung, Newcastle Disease,
Gumboro.Berdampak besar terhadap kesehatan dan produktivitas ayam.Tidak mengenal musim, dapat
terjadi pada musim hujan maupun kemarau.Menyebabkan radang yang disebut synovitis.

Proses dari infeksi Mycoplasma synoviae(MS) adalah sebagai berikut:

 MS akan masuk via sistem pernafasan.


 Jika berkomplikasi dengan ND/Gumboro akan memunculkan gejala ngorok,
kemudian terjadi peradangan
 MS akan menyebar ke organ lain melalui peredaran darah
 MS akan bersaran pada persendian kaki hingga timbul pembengkakan
 Ayam akan terlihat lesu, nafsu makan turun, pincang jika berjalan dan terjadi
lameness (kelumpuhan)
 Apabila kondisisemakin parah mengakibatkan depresi, anemia, kepucatan pada pial
dan jengger, bahkan mortalitas.

Faktor faktor yang dapat menyebabkan predesposisi dari MS antara lain:

Praktikum AKK 2022


 Sekam Lembab
 Amoniak tinggi
 Kepadatan kandang terlalu tinggi
 Stres akibat suhu dingin

Selain dari bakteri Mycoplasma synoviae(MS), Infectious Leg Problems juga dapat disebabkan
oleh adanya bakteri dan virus virus lain. Seperti virus Staphylococcus aureus yang menyebabkan
pembengkakan di telapak kaki

(bubulen/bumblefoot), yang juga dapat memicu kepincangan/kelumpuhan. Salmonella Pullorum


yang akan menyebabkan radang pada kaki dengan bercak kemerah-merahan.Serta Reovirusakan
menyebabkan Viral Arthritis yang mengakibatkan ayam tidak mampu bergerak.

Leg Problems tentunya menyebabkan tidak terpenuhinya seluruh prinsip dari kesejahteraan
ternak Mulai dari:

 Bebas dari rasa lapar, haus dan kekurangan gizi / freedom from hunger, thirst, and
malnutrition.
 Bebas dari rasa tidak nyaman / freedom from discomfort
 Bebas dari rasa sakit, cidera dan penyakit / freedom from pain, injury, and disease
 Bebas untuk mengekspresikan perilaku alaminya / freedom to express normal
behaviour
 Bebas dari rasa takut dan tertekan / freedom from fear and distress.

semua prinsip tersebut tidak terpenuhi ketika ternak mengalami Leg Problems.

Kunci dari strategi mitigasi leg problems adalah dengan mencegah terjadinya wet litter. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan mengoptimalkan manajemen drinker, manajemen ventilasi, manajemen
pencahayaan, dan optimalisasi tata laksana pemeliharaan pada kandang.

Manajemen drinker atau pembelian air minum perlu dilakukan dengan cermat. Tekanan air pada
nipple drinking system harus dipantau secara ketat dan perlu disesuaikan dengan usia ayam broiler. Hal
ini untuk menghindari adanya kelebihan suplai air yang akan memicu terjadinya wet litter. Penggunaan
Nipple Drinker with Drip Cupslebih direkomendasikan dibandingkan hanya Nipple Drinker.

Optimalisasi tata laksana selama pemeliharaan dapat dilaksanakan dengan cara cara sebagai
berikut:

 Periksa kualitas DOC dengan ketat, jika perlu lakukan afkir dini
 Lakukan monitoring gejala pernafasan pada malam hari
 Lakukan monitoring konsumsi pakan harian
 Lakukan deteksi awal gejala kelumpuhan

Praktikum AKK 2022


 Lakukan biosecurity secara ketat
 Lakukan sanitasi air minum
 Perbaikisirkulasi udara
 Atur kepadatan kandang dengan tepat
 Pisahkan ayam yang mengalami gejala leg problems

Praktikum AKK 2022


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
M. synoviae bertanggung jawab atas gangguan alat gerak, termasuk artritis, tendinitis,
dan sinovitis. Kaboudi. K, A. Jbenyeni. (2019)

Penyebab Helicopter disease belum diketahui dengan pasti. Isolasi dari usus dan feses ayam yang
sakit diketemukan virus Reovirus, Enterovirus, Parvovirus, Rotavirus, Calisivirus dan Coronavirus, yang
banyak diketemukan saat isolasi kasus ini adalah Reovirus Mahfudz, L. D., Sunarti, D., Kismiati, S., Sarjana,
T. A., & Nasoetion, M. H. (2021)

Praktikum AKK 2022


BAB III

PEMBAHASAN

Menurut jurnal yang saya mati dipaparkan bahwa Kaboudi. K, A. Jbenyeni. (2019). menyatakan
bahwa M. synoviae bertanggung jawab atas gangguan alat gerak, termasuk artritis, tendinitis, dan
sinovitis. Hal ini setara dengan materi praktikum yang menyatakan bahwa penyakit tersebut juga
menyerang alat gerak seperti FPD

Menurut jurnal yang saya amati dikatakan oleh Mahfudz, L. D., Sunarti, D., Kismiati, S.,
Sarjana, T. A., & Nasoetion, M. H. (2021). menyatakan bahwa Penyebab Helicopter disease belum
diketahui dengan pasti. Isolasi dari usus dan feses ayam yang sakit diketemukan virus Reovirus,
Enterovirus, Parvovirus, Rotavirus, Calisivirus dan Coronavirus, yang banyak diketemukan saat isolasi
kasus ini adalah Reovirus. Hal ini setara dengan yang di paparkan dalam materi praktikum penyakit
tersebut di sebabkan oleh bakteri

Praktikum AKK 2022


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

 Footpa dermatitis merupakan penyakit infeksinya telapak kaki ayam yang biasanya
disebabkan oleh kualitas litter yang buruk
 Kasus ini melanggar kesejahteraan hewan dalam point ketidaknyamanan ternak
 Pengaturan litter dan perbaikan litter dilakukan agar ayam tidak terjangkit kasus ini
 Bocornya saluran air dalam kandang juga menyebabkan adanya kasus ini

4.2 Saran

Kedepannya praktikkum dilakukan secara ofline langsung ke kandang

Praktikum AKK 2022


DAFTAR PUSTAKA

Kaboudi. K, A. Jbenyeni. (2019). Mycoplasma synoviae Infection in Layers: Diagnosis and Control
Measures – A Review. Arhiv veterinarske medicine. 12(2): 63-82.

Mahfudz, L. D., Sunarti, D., Kismiati, S., Sarjana, T. A., & Nasoetion, M. H. (2021). PENCEGAHAN
PENYAKIT TERNAK UNGGAS.

Praktikum AKK 2022


LAMPIRAN

Jurnal internasional

Jurnal nasional

Praktikum AKK 2022


PRAKTIKUM 2B

Milk Fever

Ternak Ruminansia

Praktikum AKK 2022


BAB I

MATERI DAN METODE

Milk Fever adalah penyakit metabolisme kompleks yang disebabkan oleh ketidakseimbangan
homeostasis kalsium pada awal laktasi yang menjadikan sapi dalam keadaan
hipokalsemia.Hipokalsemia: suatu keadaan ketika konsentrasi kalsium dalam plasma darah sangat
rendah.Hipokalsemia disebabkan oleh produksi susu dalam jumlah besar (pasca melahirkan), sehingga
menguras kalsium yang tersedia dalam tubuh. Produksi susu meningkat tajam beberapa saat setelah
melahirkan. Kebutuhan kalsium juga turut meningkat tajam untuk proses pembentukan susu.

Kondisi ini menguras persediaan kalsium yang ada dalam tubuh. Proses melahirkan akan
menginduksi sintesis susu pada sapi, yang akan meningkatkan kebutuhan nutrien secara signifikan,
khususnya kalsium. Untuk 10 L kolostrum, dibutuhkan sekitar 23 g kalsium, yang setara dengan 9 kali
konsentrasi kalsium dalam plasma darah. Kolostrum: susu yang pertama kali dihasilkan induk setelah
melahirkan, kaya akan nutrisi dan antibodi. Untuk memenuhi kebutuhan sintesis produksi susu pada
awal masa laktaksi, kalsium perlu tersedia dalam jumlah besar.

Penyediaan kalsium dapat dilakukan melalui mobilisasi kalsium dari tulang atau melalui
peningkatan penyerapan dari pakan. Jika kebutuhan tidak dapat dipenuhi maka kadar kalsium dalam
plasma darah akan turun yang kemudian menyebabkan milk fever.

1. Fase stadium 1 ( premodial )


 Terjadi gejala tremor pada otot
 Ternak gelisah
 Gaya berjalan ternak kaku
 Suhu sedikit lebih tinggi

2. Fase stadium 2 ( recumbent )


 Denyut nadi ternak cepat
 Permukaan tubuh ternak mulai dingin
 Perut ternak kembung

3. Fase stadium 3 ( koma )


 Sapi berbaring miring
 Sapi kehilangan kesadaran dan koma
 Fase ketiga sering menyebabkan kematian pada ternak

Dampak penyakit milk fever ini adalah resiko terjadinya beberapa penyakit seperti metritis, distokia,
retained placenta, mastitis, ketosis. Untuk menangangani dan melakukan pencegahan dapat dilakukan dengan
pemberian pakan rendah kalsium, pemberian garam amoniak untuk meningkatkan mobilisasi kalsium dari tulang,

Praktikum AKK 2022


pemberian kalsium oral dalam bentuk pasta atau bolus, pemberian kalsium secara subkutan, dan pemberian
vitamin D. penanganan sapi yang terkena penyakit milk fever biasanya dilakukan dengan pemberian kalsium
intraverna tergantug pada tingkat penyakit dan dapat dilakukan berulang beberapa kali.

Praktikum AKK 2022


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut laili et. al menyatakan ternak diberi pakan rumput hijauan bila musim penghujan dan
apabila musim kemarau ternak diberi pakan limbah hasil pertanian yang cukup banyak, namun cukup
banyak juga ternak yang mengalami hipokalsemia atau kekurangan kalsium pada saat sapi bunting. Sapi
yang kekurangan kalsium kakinya akan pincang, sehingga para peternak akan memberi pakan tambahan
berupa dedak dengan tujuan untuk meningkatkan kebutuhan kalsium sapi tersebut.

Menurut rodriguez et.al menunjukkan bahwa hipokalsemia berhubungan dengan masalah


kesehatan sapi yang berbeda tetapi hasil dari penelitian yang berbeda tidak konsisten.

Praktikum AKK 2022


BAB III

PEMBAHASAN

Dalam jurnal yang saya amati dikatakan bahwa ternak diberi pakan rumput hijauan bila musim
penghujan dan apabila musim kemarau ternak diberi pakan limbah hasil pertanian yang cukup banyak,
namun cukup banyak juga ternak yang mengalami hipokalsemia atau kekurangan kalsium pada saat sapi
bunting. Sapi yang kekurangan kalsium kakinya akan pincang, sehingga para peternak akan memberi
pakan tambahan berupa dedak dengan tujuan untuk meningkatkan kebutuhan kalsium sapi tersebut.
Pernyataan tersebut sesuai dengan yang dijelaskan pada pada praktikum.

Jurna juga menjelaskan bahwa hikalsemia berhubungan dengan masalah kesehatan yang berbeda
tetapi hasil dari penelitian yang berbeda tidak konsisten., hipokalsemia disebabkan oleh produksi susu
secara besar dan kekurangan kalsium akibat produksi susu secara besar-besaran pasca melahirkan. Hal
ini sesuai dengan dengan penjelasan pada waktu praktikum

Praktikum AKK 2022


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
 Hipokalsemia disebabkan oleh produksi susu secara besar dan kekurangan
kalsium akibat produksi susu secara besar-besaran pasca melahirkan.
 Melanggar kesejahteraan hewan dalam point rasa nyaman

4.2 Saran

Untuk kedepannya praktikkan lebih memahami materi dan dilakukan secara offline agar
dapat dipahami serta memegang obyek praktikum dengan jelaas

Praktikum AKK 2022


DAFTAR PUSTAKA

A.Aris, A.Bach, E.M.Rodriguez., 2017., Associations Between Subclinical Hypocalcemia and


Postparturient Diseases in Dairy Cows.,Journal Diary Science., 100:7427-7434

L.P.Widya, M.S.Laili, R.I.Tjuk., 2019., Efisiensi Reproduksi Sapi Potong Akseptor Inseminasi
Buatan(IB) di Kceamatan Tikung Kabupaten Lamongan Tahun 2015 dan 2016.,
Vol.8(1):71-75

Praktikum AKK 2022


LAMPIRAN

Jurnal internasional

Jurnal nasional

Praktikum AKK 2022


PRAKTIKUM 3A

Transportasi Ternak

Non Ruminansia

Praktikum AKK 2022


BAB I

MATERI DAN METODE

Transportasi berasal dari kata Latin, yaitu transportare, di mana trans berarti seberang atau
sebelah lain dan portare berarti mengangkut atau membawa. Jadi, transportasi berarti mengangkut atau
membawa (sesuatu) ke sebelah lain atau suatu tempat ke tempat lainnya. Transportasi dapat
didefinisikan sebagai usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa barang dan/atau penumpang dari
suatu tempat ke tempat lainnya. Ahmad Munawar ( 2005 ) mendefinisikan transportasi hampir sama
dengan Rustian Kamaluddin ( 2003 ), beliau mendefinisikan transportasi sebagai kegiatan pemindahan
penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat lain.
Sarana transportasi ternak untuk unggas harus dirancang, dibangun, dioperasikan dengan
baik agar ternak unggas tidak mengalami cidera dan stress. Resiko pada transport adalah penyusutan
bobot badan, kematian ternak, dan kerusakan bagian tubuh. Perlu diperhitungkan mengenai ukuran,
jenis, jumlah ternak, konstruksi kendaraan, dan luas bak kendaraan. Ayam broiler merupakan hewan
homeothermis dengan suhu nyaman 24°C dimana akan berusaha mempertahankan suhu tubuhnya
dalam keadaan relatif konstan. Transportasi dengan suhu yang tinggi dapat menyebabkan ternak
terkena heatstress.
Selama proses pengangkutan ternak terjadi kenaikan kadar kortisol dalam darah ternak yang
menggambarkan stres yang dialami oleh ternak. Dampak buruk selama perjalanan dapat diatasi dengan
pengangkutan ternak menggunakan sistem pengangkutan dengan desain konstruksi truk yang sesuai
animal welfare.
Proses pengangkutan ternak pada system modern dan tradisional dimulai dari tahap catching (
penangkapan, pengumpulam ), loading ( pemuatan ), transpotasi ( pengiriman ), unloading (
penurunan ), cleaning ( pembersihan unit ).
1. Pengangkutan modern :
a. Catching ( penangkapan ) : menggunakan alat
tangkap ayam secara modern yang masuk ke kandang, lalu
ayam dikumpulkan menggunakan alat tangkap yang
dioperasikan oleh opertaror, kemudian ayam masuk kedalam
complete catching and transport system secara otomatis dan
akan ditimbang.
b. Loading ( pemuatan ) : alat tangkap akan
dibawa ke truk pengangkut, di atur ketinggiannya sesuai truk
pengangkut, proses pemasukan dilakukan dengan cara
didorong dengan lantai truk yang memutar
c. Transportasi ( pengiriman ) : Transportasi
modern menggunakan truk tertutup dengan tambahan ingenious
ventilation system sehingga tidak menjadi masalah jika broiler
diangkut saat siang hari yang panas atau pada saat hujan turun dan
animal welfare tetap ditekankan.
d. Unloading ( penurunan ) : truk pengangkut
akan parker di area penurunan yang akan dilanjut dengan
persiapan penurunan broiler, dalam proses penuruan lantai
dalam truk akan diputar sehingga broiler akan keluar hal ini
akan secara otomatis sehingga tidak memakan waktu dan
tenaga ekstra

Praktikum AKK 2022


e. Cleaning ( pencucian ) : truk pengangkut
akan diarahkan menuju ruang pembersihan untuk dicek dan
dibersihkan dengan cara penyemprotan air bersih setelah
selesai truk akan siap digunakan kembali.
2. Pengangkutan tradisional :
a. Catching ( penangkapan ) : pengumpulan
ayam dengan cara diberi sekat, penangkapan manual
dilakukan dengan cara diikat kaki ayam, ayam dilakukan
penimbangan sebelum masuk truk dengan cara penimbangan
gantung dan pencatatan DO secara manual

b. Loading ( pemuatan ) : ayam akan


dimasukkan ke keranjang, lalu dilakukan penyiraman air
guna membuat ayam tetap nyaman, pengikata keranjang
selama perjalanan.
c. Transportasi ( pengiriman ) : Hal yang umum
terjadi di Indonesia selama proses transportasi adalah keranjang
tidak diberikan peutupan dan tidak ada celah antar keranjang.
d. Unloading ( penurunan ) : penurunan sampai
dengan penyaluran dilakukan secara manual
e. Cleaning ( pencucian ) : truk pengangkut
akan diarahkan menuju ruang pembersihan untuk dicek dan
dibersihkan dengan cara penyemprotan air bersih setelah
selesai truk akan siap digunakan kembali.

Praktikum AKK 2022


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Trisiana, A. F., Destomo, A., & Mahmilia, F. 2021 Menyatakan Semakin jauh jarak tempuh
perjalan maka akan semakin lama ternak berada dalam alat angkut dan berada dalam kondisi yang tidak
nyaman sehingga memicu respons perilaku, fisiologis, dan termofisiologis yang menunjukkan adanya
tekanan yang signifikan (Pascual-Alonso et al. 2016)

(Šímová, V., Večerek, V., Passantino, A., & Voslářová, E. 2016) Menyatakan bahwa secara
garis besar, angkutan jalan ternak meliputi perakitan dan pemuatan hewan di tempat asalnya, kurungan
pada kendaraan yang bergerak atau tidak bergerak, pembokaran, dan ahirnya lairage atau penning di
tujuan ahir mereka (Tarrant and Grandin 2000) .

Praktikum AKK 2022


BAB III

PEMBAHASAN

Menurut jurnal yang saya amati dikatakan bahwa Semakin jauh jarak tempuh perjalan maka akan
semakin lama ternak berada dalam alat angkut dan berada dalam kondisi yang tidak nyaman sehingga memicu
respons perilaku, fisiologis, dan termofisiologis yang menunjukkan adanya tekanan yang signifikan. Hal ini
sebanding dengan materi praktikum yang menyatakan bahwa Resiko pada transport adalah penyusutan bobot
badan, kematian ternak, dan kerusakan bagian tubuh. Perlu diperhitungkan mengenai ukuran, jenis, jumlah ternak,
konstruksi kendaraan, dan luas bak kendaraan Trisiana, A. F., Destomo, A., & Mahmilia, F. 2021. hal ini
sebanding dengan materi praktikum bahwasannya semakin lama ternak berada pada transportasi ternak semakin
besar resiko terkena dampak cekaman panas.

Menurut jurnal yang saya amati mengatakan bahwa secara garis besar, angkutan jalan ternak meliputi
perakitan dan pemuatan hewan di tempat asalnya, kurungan pada kendaraan yang bergerak atau tidak bergerak,
pembokaran, dan ahirnya lairage atau penning di tujuan akhir mereka Šímová, V., Večerek, V., Passantino, A., &
Voslářová, E. 2016. yang hubungannya pada praktikum yang memaparkan bahwa Animal walfare lebih terjamin
apabila pemuatan hewan menerapkan sistem kesejahteraan ternak.

Praktikum AKK 2022


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

 Transportasi ternak yang salah akan membuat ternak tidak nyaman


 Kehilangan berat badan badan pre pemotongan adalah akibat pengangkutan yang
salah
 Penempatan ayam harus sesuai kapasitas box angkut
 Pemberian air sebelum keberangkatan agar ayam dingin dan nyaman
 Pengangkutan di malam hari untuk mencegah stress ayam
 Melanggar kesejahteraan hewan dalam point rasa nyaman

4.2 Saran

Untuk kedepannya praktikkan lebih memahami materi dan dilakukan secara offline agar
dapat dipahami serta memegang obyek praktikum dengan jelaas

Praktikum AKK 2022


DAFTAR PUSTAKA

Huertas, S. M., Kempener, R. E., & Van Eerdenburg, F. J. (2018). Relationship between methods of
loading and unloading, carcass bruising, and animal welfare in the
transportation of extensively reared beef cattle. Animals, 8(7), 119.

Trisiana, A. F., Destomo, A., & Mahmilia, F. Pengangkutan Ternak: Proses, Kendala dan
Pengaruhnya pada Ruminansia Kecil.

Praktikum AKK 2022


LAMPIRAN

Jurnal internasional

Jurnal nasional

Praktikum AKK 2022


PRAKTIKUM 3B

Transportasi Ternak

Ruminansia

Praktikum AKK 2022


BAB I

MATERI DAN METODE

Pengangkutan ternak didefinisikan sebagai usaha membawa, mengantar, atau memindahkan


ternak dari suatu tempat ke tempat lain pengangkutan dianggap sebagai salah pemicu stres yang paling
besar bagi ternak dalam pengangkutan ternak ruminansia terdapat beberapa tahapan dimulai dari tahap
perispan pengangkutan, pemuatan, perjalanan atau pengiriman, dan yang terakhir adalah penurunan

1. Persiapan :
 Memastikan hewan sehat dan layak diangkut
 Memastikan alat angkut memadai dan layak jalan
 Memastikan rute jalan yang dilalui aman dan cuaca baik
 Menyediakan minimal satu orang pengemudi dan satu orang petugas yang
terampil dalam menangani ternak
2. Pemuatan :
 Menggunakan alat penggiring yang meminimalkan stres hewan
 Melakukan pemuatan hewan dengan hati-hati dan tidak ada perlakuan kasar
terhadap hewan serta memperhatikan zona kenyamanan hewan (flight zone)
 Menempatkan/mengelompokkan hewan di dalam alat angkut dengan
mempertimbangkan jenis, umur, ukuran, tingkat agresifitas hewan, dan asal hewan untuk
menghindari penyebaran penyakit

Ket : berikut merupakan tabel data pengangkutan ruminansia

( gambar remoendasi luasan )

Beberapa resiko yang dapat terjadi dalam pemuatan ruminansia adalah hewan pembawa
penyakit, hewan cedera / luka / stress, hewan kelelahan. Adapun langkah yang dapat dicegah
pada saat pemuatan adalah :
 Memastikan hewan sehat dibuktikan dengan sertifikat veteriner atau surat
keterangan kesehatan hewan dan penerapan biosekuriti yang baik

Praktikum AKK 2022


 Memastikan kenyamanan proses pemuatan dan sebaiknya dilakukan oleh
petugas yang terampil dalam menangani ternak
 Masa tunggu proses pemuatan diupayakan maksimal 1 (satu) jam

Pengaruh dalam metode penggiringan pada saat pemuatan juga dapat berpengaruh
pada konsentrasi neutrophil dalam darah, sapi digiring dengan 3 metode :

 Traditional (penggiringan dengan kasar)


Menggunakan tongkat dengan penyengat, peluit, dan teriakan
 Training (penggiringan dengan lembut)
Menggunakan perintah suara yang tenang dan gerakan petugas yang
memperhatikan zona aman ternak
 Flag (penggiringan dengan bendera)
Menggunakan bendera yang dilekatkan pada tongkat yang digerakkan sesuai
keperluan untuk menggiring ternak

Semakin tinggi kadar neutrophil menandakan bahwa tingkat stress pada ternak
semakin tinggi penggiringan ternak dengan metode tradisional menghasilkan tingkat stress
yang tinggi penggiringan ternak dengan metode bendera dapat meminimalkan stress

3. Perjalan
 Petugas mengamati kondisi hewan seperti kepadatan, perubahan perilaku,
kesehatan hewan, kenyamanan hewan, sirkulasi udara, dan kecukupan pakan/air
minum saat istirahat
 Memberikan waktu istirahat minimal 1 jam serta memberikan pakan dan air
minum jika pengangkutan lebih dari 8 jam dalam sehari
 Menangani dan merawat hewan terluka, cedera, sakit selama perjalanan
dengan bantuan petugas medis

Ket : pada saat perjalanan resiko yang dapat terjadi adalah kecelakaan, hewan cedera
/ luka / stress, hewan sakit. Untuk upaya pencegahannya sendiri dapat dilakukan dengan :

 Mengemudikan kendaraan secara hati-hati dan mengutamakan


keselamatan berkendara
 Dilakukan penanganan yang baik selama proses pengangkutan
 Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala

Persentase kepadatan ternak pada saat perjalanan terhadap persentase bruising (


memar pada permukaan karkas yang disebabkan oleh benturan pada bagian tubuh ) :

Praktikum AKK 2022


Kepadatan ternak dibagi menjadi empat:

≤ 370 kg/m

371 - 400 kg/m2

401 - 430 kg/m2

≥ 431 kg/m2

Pengaruh jarak tempuh jalan tidak beraspal terhadap persentase bruising

0 – 10 km, 11 – 30 km, 31 – 69 km

4. Penurunan
 Memastikan fasilitas penurunan hewan aman dan layak digunakan pada
hewan saat penurunan hewan
 Menurunkan hewan dengan hati-hati dan tidak memperlakukan hewan
dengan kasar
 Menyegerakan pembersihan sarana prasarana, pemusnahan kotoran, dan alas
untuk menghindari transmisi penyakit sesuai dengan protokol kesehatan serta menjaga
kesehatan lingkungan. Resiko yang dapat terjadi pada saat penurunan adalah hewan cidera
/ luka / stress dan hewan sakit

Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah resiko saat penurunan
adalah memastikan kenyamanan proses pemuatan dan sebaiknya dilakukan oleh petugas yang
terampil dalam menangani ternak dan masa tunggu proes pemuatan diupayakan maksimal 1
jam

Praktikum AKK 2022


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sejak awal pemuatan di pelabuhan keberangkatan sampai pembongkaran di pelabuhan tujuan,


biasanya tidak tersedia fasilitas tangga khusus dan tempat penyajian pakan dan minum ternak yang
memadai. Akibatnya sapi mengalami stress dan terjadi penurunan berat badan. (Nyak I. dan Yusmichad
Y. 2004)

Sebelum sapi ditransportasikan, sapi mengalami fase istirahat selama 3 hari di kandang
penampungan sementara dan memperoleh pasokan pakan berupa jerami dan air minum secara memadai.
(Irkham, dkk 2019)

Penanganan yang kasar disebut manajemen tradisional (TRAD), yang terdiri dari penggunaan
metode yang biasa dilakukan di peternakan sapi potong: batang dengan logam sengat, peluit dan
teriakan. (Brunel, et al 2018)

Praktikum AKK 2022


BAB III

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil praktikum, diketahui bahwa ada beberapa resiko selama perjalanan seperti
kecelakaan, hewan stress, hewan luka atau cedera, hewan kelelahan. Hal ini sesuai dengan Nyak I. dan
Yusmichad Y. (2004) yang menyatakan bahwa sejak awal pemuatan di pelabuhan keberangkatan
sampai pembongkaran di pelabuhan tujuan, biasanya tidak tersedia fasilitas tangga khusus dan tempat
penyajian pakan dan minum ternak yang memadai. Akibatnya sapi mengalami stress dan terjadi
penurunan berat badan.

Berdasarkan hasil praktikum, diketahui bahwa dalam perjalanan pengangkutan hewan ternak
sapi, disarankan untuk memberikan waktu istirahat minimal 1 jam serta memberikan pakan dan air
minum jika pengangkutan lebih dari 8 jam dalam sehari. Hal ini sesuai dengan Irkham, dkk (2019) yang
menyatakan bahwa pada umumnya, sebelum sapi ditransportasikan, sapi mengalami fase istirahat
selama 3 hari di kandang penampungan sementara dan memperoleh pasokan pakan berupa jerami dan
air minum secara memadai.

Berdasarkan hasil praktikum, sapi digiring dengan 3 metode, salah satunya yaitu metode
traditional (penggiringan dengan kasar) yang menggunakan tongkat dengan penyengat, peluit, dan
teriakan. Hal ini sesuai dengan Brunel, et al (2018) yang menyatakan bahwa penanganan yang kasar
disebut manajemen tradisional (TRAD), yang terdiri dari penggunaan metode yang biasa dilakukan di
peternakan sapi potong: batang dengan logam sengat, peluit dan teriakan.

Praktikum AKK 2022


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

 Pengangkutan ternak ruminansia hampir sama dengan ternak non ruminansia


 Pengangkutan diperhatikan agar ternak merasa nyaman
 Pengaturan ternak dalam bak pengangkutan harus diperhatikan agar ternak merasa
nyaman
 Penataan ternak dalam bak angkut yang salah dapat melanggar kesejahteraan hewan
dalam point rasa nyaman

4.2 Saran

Untuk selanjutnya praktikum dapat dilakukan secara offline dengan turun langsung ke
lapangan.

Praktikum AKK 2022


DAFTAR PUSTAKA

Ilham, Nyak, Yusmichad Yusdja. 2004. SISTEM TRANSPORTASI PERDAGANGAN TERNAK


SAPI DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN DI Indonesia. AKP. (2)1

Widiyono I., Sri W., dan Puji A. 2019. Respons Stres Sapi Bali Jantan pada Proses Pengangkutan dan
Pemuatan ke Atas Kapal Ternak. Jurnal Veteriner. 20(4) : 566-571.

Brunel, H. D. S. S., B. S. L. Dallago, A. M. B. de Almeida, A. Z. de Assis, R. J. de B. Calzada, A. B. B.


de Alvarenga, A. M. Menezes, J. P. Barbosa, P. R. Lopes, F. H. D. Gonzalez, C.
McManus, D. Broom, and F. E. M. Bernal. 2018. Hemato-Biochemical Profile of
Meat Cattle Submitted to Different Types of Pre-Loading Handling and Transport
Times. International Journal of Veterinary Science and Medicine. 6(1): 90-96.

Praktikum AKK 2022


LAMPIRAN

Jurnal nasional

Jurnal internasional

Praktikum AKK 2022


PRAKTIKUM 4A

Handling Dan Penyembelihan

Ternak Non Ruminansia

Praktikum AKK 2022


BAB I

MATERI DAN METODE

Rumah potong unggas adalah kompleks bangunan dengan rancang bangun dan konstruksi
khusus yag memenuhi syarat teknis dan higienis tertentu serta digunakan sebagai tempat memotong
unggas bagi konsumsi masyarakat umum. Jenis unggas yang dipotong adalah setiap jenis burung yang
diternakkan dan dimanfaatkan untuk pangan, termasuk ayam, bebek, kalkun, angsa, burung dara dan
burung puyuh. Tujuannya untuk mendapatkan karkas unggas yang segar. Selain karkas unggas
dihasilkan juga hasil samping seperti jeroan.
 Syarat lokasi Rumah Potong Unggas
 Tidak bertentangan dengan Rancangan Umum Tata Ruang (RUTR), Rencanan Detail Tata
Ruang (RDTR) setempat dan atau Rencana bagian Wilayah Kota (RBWK).
 Tidak berada di bagian kota yang padat penduduknya, tidak menimbulkan gangguan atau
pencemaran lingkungan.
 Tidak berada dekat industri logam/kimia, tidak berada di daerah banjir, bebas dari asap,
bau, debu dan kontaminan lainnya.
 Mempunyai lahan yang cukup luas untuk pengembangan.

 Tata ruang bangunan Rumah Potong Unggas (RPU)


 Besar ruangan harus disesuaikan dengan kapasitas pemotongan
 Ruangan kotor dan ruangan bersih dipisahkan secara fisik
 Daerah penyembelihan dan pengeluaran darah harus didesain agar darah dapat
tertampung
 Dinding tempat proses penyembelihan dan pemotongan karkas harus
terbuat dari bahan yang kedap air, tidak mudah korosif, mudah dibersihkan
 Langit-langit terbuat dari bahan yang kedap air, tidak mudah mengelupas, kuat,
mudah dibersihkan
 Kontruksi bangunan harus dirancang sedemikian rupa sehingga mencegah
masuknya tikus atau rodensia, serangga dan burung untuk masuk
 Ventilasi udara untuk memperlancar pertukaran udara di dalam bangunan harus baik dan
berfungsi
Penanganan produk ayam merupakan faktor penting dalam memperoleh hasil optimal. Produk
yang berkualitas baik mempunyai harga jual yang tinggi sehingga dapat memberikan keuntungan dan
pendapatan yang maksimal. Penyembelihan ayam merupakan usaha pembunuhan ayam dengan cara
memotong saluran nafas dan saluran makanan serta urat nadi utama yang terdapat pada leher ayam.

Penanganan produk ayam hidup secara sederhana ;

1. Penangkapan : dilakukan secara hati – hati dan menghindari penangkapan


dengan satu sayap

Praktikum AKK 2022


2. Penimbangan : dilakukan secara berkelompok dengan hati – hati dan tidak
menimbulkan rasa kasar pada ayam
3. Pengangkutan : unggas yang dikirim dalam keadaan sehaat sesuai
persetujuan surat dokter hewan, alat angkut memenuhi syarat dan memiliki sirkulasi
udara lancer pada saat pengangkutan

Persiapan dan penyembelihan ayam secara sederhana :


1. Penerimaan ayam hidup : ayam yang baru sampai diistirahatkan
selama beberapa jam sampai tiba proses penyembelihan
2. Penyembelihan : dilakukan dengan sekali sayat untuk memotong
ketiga saluran yaitu saluran pernafasan, makan, dan dua urat lehernya ( pembuluh
darah di kanan dan kiri leher )
3. Pengeluaran darah : ayam dibiarkan meneteskan darah minimal 4
menit agar darah keluar secara sempurna

Penanganan produk daging ayam secara tradisional

1. Pencelupan air panas : pencelupan unggas kedalam air hangat untuk


mempermudah pencabutan bulu
2. Pencabutan bulu : pencabutan bulu kasar sampai halus dilakukan
dengan menggunakan tangan dan disempurnakan proses pining
3. Pengeluaran organ dalam ( evisceraction ) : Organ dalam
dikeluarkan, kemudian dilakukan pemisahan organ dalam yaitu hati dan empedu,
rempela dan jantung.
4. Pemotongan karkas ( castling ): Pemotongan bagian-bagian karkas
(paha atas, paha bawah, dada, punggung, sayap, fillet)
5. Pengemasan : untuk melindungi karkas terhadap kerusakan yang
terlalu cepat, baik kerusakan fisik, perubahan kimiawi,maupun kontaminasi
mikroorganisme
6. Pendinginan dan penyimpanan produk : Teknik pendinginan karkas
ayam yang baik yaitu dengan suhu 4-5°C selama 15-20 menit dan dalam waktu kurang dari 8
jam setelah penyembelihan sehingga kondisi fisik, kimia dan mikrobiologi karkas ayam
tetap baik

Penanganan produk ayam secara modern

1. Penangkapan : dilakukan secara hati – hati dan menghindari


penangkapan dengan satu sayap
2. Penimbangan : dilakukan secara berkelompok dengan hati – hati dan
tidak menimbulkan rasa kasar pada ayam
3. Pengangkutan : unggas yang dikirim dalam keadaan sehaat sesuai
persetujuan surat dokter hewan, alat angkut memenuhi syarat dan memiliki sirkulasi

Praktikum AKK 2022


udara lancer pada saat pengangkutan

Persiapan dan penyembeliham secara modern :

1. Penerimaan ayam hidup : Ayam hidup yang baru sampai diistirahatkan


dahulu untuk menurunkan stress perjalanan dan suhu.
2. Pemeriksaan kesehatan dan kualitas ayam hidup : Pemeriksaan
kesehatan dilakukan secara visual seperti mata tidak layu dan berair serta gerakan lincah
yang menandakan ayam sehat. Pemerikasaan kualitas seperti patah tulang, memar,
keropeng, kutil, dll.
3. Penggantungan di shackle : Ayam digantung satu persatu
pada shackle untuk memudahkan penyembelihan
4. Pemingsanan ( stunning ) : Ayam yang telah digantung pada
shackle akan melewati bak stunning berisi air yang diberi arus listrik
5. Penyembelihan : Dilakukan dengan menyayat 3 saluran
(saluran makan, nafas, dan pembuluh darah) menggunakan pisau tajam
dalam satu kali sayatan.
6. Penirisan darah : Ayam dibiarkan meneteskan darah minimal
selama 4 menit agar darah keluar secara sempurna

Penanganan produk daging ayam secara modern :

1. Perebusan : ayam dicelupkan pada suhu air panas dengan


suhu 60 – 65 derajat celcius untuk membantu proses pencabutan bulu
2. Pencabutan bulu : Ayam yang telah melewati mesin ini akan
bersih dari bulu paku dan halus
3. Pemotongan kaki dan kepala : Ceker dipotong sesuai sendi
nya menggunakan leg cutter. Setelah itu ayam akan dipotong kepala pada
pangkal leher oleh operator
4. Pengeluaran jeroan : Bagian bawah perut ayam disayat
terlebih dahulu kemudian jeroan seperti usus, hati, ampela, jantung dikeluarkan
oleh operator.
5. Pencucian dingin pada mesin drum chiller / screw chille :
Fungsi proses ini untuk membersihkan daging ayam dan menurunkan suhu
setelah melalui proses perebusan
6. Penimbangan karkas : Karkas ditimbang berat nya untuk
menentukan yield atau rendemen dari berat ayam hidup
7. Pemisahan berdasar ukuran dan grade : karkas
dipisahkan dan dikelompokkan menurut ukuran dan gradenya
8. Cut up : Cut up dilakukan dengan memotong atau membagi
karkas ayam tersebut menjadi beberapa bagian
9. Boneless : pemisahan daging dari tulang
10. Pengemasan : Produk karkas, boneless, dan cut up dikemas
menggunakan kemasan plastik yang aman dengan berat sesuai standar atau
permintaan konsumen.
11. Penyimpanan segar : Berfungsi untuk menjaga rantai dingin
nya agar mikroba tidak meningkat saat produk sebelum dibekukan atau dikirim
segar ke customer

Praktikum AKK 2022


12. Pembekuan : Pembekuan pada daging ayam harus dilakukan
dengan cepat dan tepat agar sel tidak rusak dan kualitas tetap terjaga
13. Penyimpanan beku : Ayam yang sudah beku disimpan di
gudang beku atau sering disebut dengan Cold Storage
14. Distribusi : Untuk produk segar pada suhu 0-5°C harus
dikirim menggunakan container box yang sudah ditambahkan es dan
mobil berpendingin (refer truck).

Praktikum AKK 2022


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Daging ayam merupakan hasil dari ternak unggas yang berperan utama dalam memenuhi persediaan
pangan (Putra, 2012). Tingginya angka permintaan pasar terhadap daging ayam berbanding lurus dengan
meningkatnya produksi daging ayam (Anjani Marisa Kartikasari, Iwan Sahrial Hamid, 2019). (Amirah, dkk
2022)

Sudah diketahui bahwa manajemen pakan dan produksi memiliki dampak khusus pada kualitas
daging unggas. Karena perubahan kebutuhan konsumen dan teknologi terbaru, beberapa aspek telah menjadi
lebih menarik. Penggunaan daging unggas dalam makanan fungsional meningkatkan nilai gizi untuk
konsumsi manusia. Namun, harus diingat bahwa memperkaya daging unggas dengan nutrisi berharga dapat
meningkatkan masalah keamanan karena oksidasi diri dan penurunan kualitas daging. (Yu O Lupenko 2022)

Praktikum AKK 2022


BAB III

PEMBAHASAN

Menurut jurnal yang saya amati dikatakan bahwa Daging ayam merupakan hasil dari ternak
unggas yang berperan utama dalam memenuhi persediaan pangan tingginya angka permintaan pasar
terhadap daging ayam berbanding lurus dengan meningkatnya produksi daging ayam Amirah, dkk
(2022). Sebanding dengan materi penanganan produk ayam bahwasannya Produk yang berkualitas baik
mempunyai harga jual yang lebih tinggi sehingga dapat memberikan keuntungan dan pendapatan yang
lebih maksimal juga.

Menurut jurnal yang saya amati dikatakan bahwa Sudah diketahui bahwa manajemen pakan dan
produksi memiliki dampak khusus pada kualitas daging unggas. Karena perubahan kebutuhan konsumen
dan teknologi terbaru, beberapa aspek telah menjadi lebih menarik. Penggunaan daging unggas dalam
makanan fungsional meningkatkan nilai gizi untuk konsumsi manusia. Namun, harus diingat bahwa
memperkaya daging unggas dengan nutrisi berharga dapat meningkatkan masalah keamanan karena
oksidasi diri dan penurunan kualitas daging Yu O Lupenko (2022). Hal ini sebanding dengan materi
penanganan ternak unggas yang mempengaruhi kualitas dari daging ayam tersebut.

Praktikum AKK 2022


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

 Penanganan pasca sembelih harus segera dilakukan untuk kemudian dipasarkan


 Handling produksi daging unggas masih memerlukan beberapa perbaikan untuk
mengurangi situasi stres untuk unggas dan dengan demikian meningkatkan kualitas
daging bagi konsumen.

4.2 Saran

Sebaiknya praktikum dilakukan secara offline dan praktikan mempratikkan secara langsung
tata cara sembelih

Praktikum AKK 2022


DAFTAR PUSTAKA

irah, A., Sahputri, J., Zubir, Z. and Khairunnisa, C., 2022. Deteksi Tingkat Cemaran Bakteri
Staphylococcus Aureus pada Daging Ayam Broiler yang Dijual di Pasar Tradisional Kota
Lhokseumawe. COMSERVA Indonesian Jurnal of Community Services and Development,
1(12), pp.1074-1084.

Lupenko, Y.O., Kopytets, N.H., Voloshyn, V.M., Varchenko, O.M. and Tkachenko, K.O., 2022.
Quality of poultry meat as a basis of export potential of the meat products. In IOP
Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 949, No. 1, p. 012020). IOP
Publishing.

LAMPIRAN

Praktikum AKK 2022


Jurnal nasional

Jurnal internasional

Praktikum AKK 2022


PRAKTIKUM 4B

Handling Dan Penyembelihan

Ternak Ruminansia

Praktikum AKK 2022


BAB I

MATERI DAN METODE

Aspek penting pemotongan hewan


Tujuannya adalah untuk produk asuh, dengan aspek aspek penting berikut, yakni:
1. Pemilihan hewan, syarat sah, sehat, sesuai ketentuan peraturan
• Sehat jika ada Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) / Serifikat Veteriner
• Jika untuk qurban maka harus masuk dalam syarat sah bagi hewan qurban
• Sesuai peraturan, larangan betina produktif, tidak bunting

2. Sarana prasarana
• Rumah potong hewan. RPH dikatakan sebagai RPH modern jika telah menerapkan standard
GOOD SLAUGHTERING PRACTICE (GSP) secara menyeluruh dan memiliki fasilitas yang
memadai, serta minimal memiliki sertifikasi NKV. GSP merupakan pedoman tertulis (dokumen)
prosedur produksi pemotongan ternak yang baik, higienis, halal.
• Alat potong
• Air
• Tempat penampungan & penyembelihan
• Sanitasi
• Tiang Penggantung

3. Penanganan daging, handling daging pasca pemotongan


4. Kesejahteraan hewan, implementasi pada proses pemotongan
5. Kesehatan daging

• Antemortem :
 Maksimum 24 jam sebelum pemotongan
 Didukung dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) / Sertivikat Veteriner lainnya
Prinsip Ante-mortem dilakukan dengan cara pengamtan (inspeksi) dan (palpasi)

• Posmortem :
Adalah pemeriksaan kesehatan pada organ (jeroan) dan karkas daging setelah hewan disembelih.
Pemerikaan ini dilakukkan setelah organ (jeroan) di keluarkan.
Tujuan :
 Mendeteksi & eliminasi kelainan pada daging & jeroan.
 Meneguhkan hasil pemeriksaan antemortem
 Menghasilkan daging & jeroan yang aman

Praktikum AKK 2022


Pemeriksaan suhu Dilakukan dengan memegang pangkal ekor dan termometer di masukkan ke dalam anus.
Suhu normal hewan sapi/kerbau/domba/kambing berkisar 38,0-39,5⁰. Jika suhu lebih dari 39,5⁰ ternak didak
direkomendasikan di potong dan dilaporkan kepada Dinas yang membidangi fungsi kesehatan hewan. Perobohan
ternak dengan cara burley & reef/rope squeeze. Bila tidak memungkinkan merebahkan sapi dengan metode
Burley/Rope Squeeze (bila sapi cenderung agresif), disarankan penyembelihannya di RPH-R terdekat yang
memiliki sarana pengendali hewan (restraining box).

Hal penting jika ditemukan ternak sakit :

1. Catat data pemeriksaaan bila ditemukan kelainan

2. Jika ditemukan kelainan/sakit beri tanda khusus dan pisahkan untuk pemeriksaan lanjutan

3. Jika terjadi keraguan proses pemotongan di tunda

4. Jika ada kasus sepsis, keracunan, atau penyakit menular ternak segera dipisahkan tidak di sembelih

A. Keputusan :

• Hewan sehat dan layak di potong


• Hewan ditolak untuk dipotong

B. Persyaratan peralatan pemotongan :

• Berbahan food grade


• Mudah dibersihkan & dirawat
• Kuat & ergonomis
• Aman digunakan (tidak beracun & berbahaya)
• Tidak mudah berkarat

C. Macam – macam APD yakni

• Helm
• Ear plug
• Buff masker
• Seragam
• Apron khusus
• Sarung tangan kain (didalam)
• Sarung tangan karet (melapisi kain)
• Sarung tangan stainless
• Rantai sarung pisau
• Pisau

Praktikum AKK 2022


• Sarung pisau
• Kristal asah
• Sepatu boot

D. Macam – macam pisau :


• Slaughter knive
• Skinning knive
• Bonning knive
• Carving knive
• Slicing knive
• Butcher knive
• Visceral knive

E. Penggunaan stunning :
• Pneumatic Stunning Gun, alat pemingsanan menggunakan pukulan knocker akibat
daya dorong tekanan angin.
• Captive Bolt Stunner (Mushroom Head), alat pemingsanan dengan knocker
menghantam karena daya ledak peluru hampa.

F. Pasca pemotongan :
• Pemotongan kepala & kaki
• Skinning
• Pembelahan dada
• Evicerasi (pemeriksaan postmortem)
• Pembelahan & penimbangan karkas

Praktikum AKK 2022


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tahap pemeriksaan antemortem,yaitu pemeriksaan antemortem dilakukan oleh dokter hewan atau
petugas yangditunjuk di bawah pengawasan dokter hewan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, sapi
yang dinyatakan sakit atau diduga sakit dan tidak boleh dipotong atau ditunda pemotongannya harus segera
dipisahkan dan ditempatkan pada kandang isolasi untuk pemeriksaan lebih lanjut., jika ditemukan penyakit
menular atau zoonosis, maka dokter hewan harus segera mengambil tindakan sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.( Muhami dan Haifan, 2019)

Peningkatan dapat dilakukan melalui penerapan penahan kepala di kotak pemingsanan,


menggunakan stunner pneumatik baut penahan tembus baru dan melalui pelatihan personel.
(Gallo dan Huertas, 2016)

Praktikum AKK 2022


BAB III

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil praktikum, sebelum dilakukan penyembelihan, dilakukan pemeriksaan


antemortem terlebih dahulu untuk memastikan hewan dalam keadaan sehat. Hal ini sesuai dengan
Muhami dan Haifan (2019) yang menyatakan bahwa tahap pemeriksaan antemortem, yaitu pemeriksaan
antemortem dilakukan oleh dokter hewan atau petugas yang ditunjuk di bawah pengawasan dokter
hewan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, sapi yang dinyatakan sakit atau diduga sakit dan tidak
boleh dipotong atau ditunda pemotongannya harus segera dipisahkan dan ditempatkan pada kandang
isolasi untuk pemeriksaan lebih lanjut, jika ditemukan penyakit menular atau zoonosis, maka dokter
hewan harus segera mengambil tindakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan diketahui bahwa metode stunning harus
memperhatikan kaliber peluru dan tekanan yang diberikan harus tepat. Hal ini sesuai dengan pendapat
Gallo dan Huertas (2016) yang menyatakan bahwa peningkatan dapat dilakukan melalui penerapan
penahan kepala di kotak pemingsanan, menggunakan stunner pneumatik baut penahan tembus baru dan
melalui pelatihan personel.

Praktikum AKK 2022


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

 Ternak disembelih sesuai syariat agama


 Diputus 3 saluran utama pada leher
 Membaca bismillah sebelum eksekusi
 Menggunakan pisau tajam agar tidak menyiksa ternak

4.2 Saran

Untuk kedepannya praktikkan lebih memahami materi dan dilakukan secara offline agar
dapat dipahami serta memegang obyek praktikum dengan jelaas

Praktikum AKK 2022


DAFTAR PUSTAKA

Muhami, dan M. Haifan. 2019. Evaluasi Kinerja Rumah Potong Hewan (RPH) Bayur, Kota Tangerang.
Jurnal IPTEK. 3(2): 200-208.
Gallo, C. B. and S. M. Huertas. 2016. Main Animal Welfare Problems in Ruminant Livestock
During Preslaughter Operations: a South American View. Animal.
10(2): 357-364.

Praktikum AKK 2022


LAMPIRAN

Praktikum AKK 2022


Praktikum AKK 2022

Anda mungkin juga menyukai