Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUMFISIKA II

SUHU DAN KALOR

DI SUSUN OLEH :
(KELOMPOK IV )

1. ABD RAHMAN ANRE


2. ANTONIO PANDU
3. ERVIEN FEBRIANTO
4. FANTI NUR RACHMAWATI
5. FEBRI SAPUTRA
6. NOLDI KANETY
7. ROBINSON SIRENDEN

JURUSAN S-1 TEKNIK PERMINYAKAN


KONSENTRASI TEKNIK INDUSTRI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
BALIKPAPAN 2017/2018
BAB I
LANDASAN TEORI
1.1. Dasar Teori
A. Kalor
Kalor adalah bentuk energi panas yang mengalir dari benda yang bersuhu tinggi ke
benda yang bersuhu rendah. Secara umum Kalor dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat
lain dengan 3 cara, yaitu : a) Perpindahan secara Konduksi, Pada perpindahan kalor secara
konduksi, energi termal dipindahkan melalui interaksi antara atom-atom atau molekul
walaupun atom-atom atau molekul tersebut tidak berpindah. Sebagai contoh, sebatang logam
salah satu ujungnya dipanasi sedang ujung yang lain dipegang maka makin lama makin panas
pada hal ujung ini tidak berhubungan langsung dengan Api. Perpindahan panas semacam
inilah yang disebut konduksi; b) Perpindahan secara konveksi, Konveksi adalah perpindahan
kalor yang disertai dengan perpindahan partikel-partikel zat. Perpindahan kalor secara
konveksi dapat terjadi pada zat cair dan gas. perpindahan kalor secara konveksi terjadi karena
adanya perbedaan massa jenis zat. Konveksi air banyak dimanfaatkan dalam pembuatan
sistem aliran air panas di hotel, apartemen, atau perusahaan-perusahaan besar. Dan contoh
konveksi pada gas adalah sistem ventilasi rumah, cerobong asap pabrik, angin laut dan angin
darat; c) Perpindahan secara radiasi, radiasi merupakan Perpindahan kalor yang tidak
memerlukan zat perantara (medium). Contoh perpindahan secara radiasi adalah perpindahan
kalor matahari ke bumi yang tidak memerlukan perantara (Karyono, 2009).

Kondutivitas termal merupakan perhitungan kapasitas hantar panas suatu material atau
disebut dengan indeks hantar panas per unit luas konduksi per gradient temperature dari suatu
material. Konduktivitas termal dapat mempengaruhi kalor, jika koefisien konduktivitas
termal suatu benda besar maka semakin cepat laju perpindahan kalor pada benda tersebut,
sehingga waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan kalor menjadi lebih singkat.
Sebaliknya, jika koefisien konduktivitas suatu benda kecil, maka laju perpindahan kalor juga
lambat, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan kalor memerlukan waktu yang
lebih lama (Handayani, 2009).
Berdasarkan konduktivitasnya kalor dibedakan menjadi 2, yaitu : a) konduktor,
merupakan benda – benda yang mudah dan cepat menghantarkan panas. contoh benda yang
bersifat konduktor adalah logam dan besi; b) isolator, merupakan benda –benda yang tidak
mudah dan lambat menghantarkan panas. Contohnya adalah plastik, kayu, dan kain
(Nugroho, 2012).

Pada umumnya kalor dibedakan menjadi 2, yaitu : a) kalor jenis, adalah banyaknya kalor
yang diserap atau diperlukan oleh 1 gram zat untuk menaikan suhu sebesar 1oC. kalor jenis
juga diartikan sebagai kemampuan suatu benda untuk melepas atau menerima kalor. Masing
– masing benda mempunyai kalor jenis yang berbeda – beda. Satuan kalor jenis adalah
J/kgoC. kalor jenis dapat dirumuskan sebagai berikut :

B. Suhu

Suhu adalah pernyataan tentang perbandingan (derajat) panas suatu zat. Dapat pula
dikatakan sebagai ukuran panas atau dinginnya suatu benda. Sedangkan dalam bidang
termodinamika suhu adalah suatu ukuran kecenderungan bentuk atau sistem untuk
melepaskan tenaga secara spontan. Dalam dunia kesehatan, suhu tubuh adalah perbedaan
antara jumlah panas yang diproduksi oleh panas tubuh dan jumlah panas yang hilang ke
lingkungan luar. Pemeriksaan suhu tubuh termasuk dalam tolak ukur utama untuk
mengetahui keadaan pasien dan diagnosa. Sehingga, kemampuan pengukuran suhu tubuh
sangatlah penting bagi tenaga kesehatan dibidang apapun (Liana, 2012).
Suhu tubuh merupakan keseimbangan antara produksi panas dan kehilangan panas
(MarieB dan Hoehn dalam McCallum: 2012 ). Jika tingkat panas yang dihasilkan setara
dengan tingkat panas yang hilang, suhu tubuh inti akan stabil (Tortora dan Derrickson dalam
McCallum: 2012). Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor
yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia
dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan
mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di
hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu
panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Rata-rata suhu tubuh manusia normal
adalah berkisar antara 36,5 sampai 37,5ºC, akan tetapi pada pagi hari akan berkurang sampai
36 ºC, daripada saat latihan suhu tubuh dapat meningkat sampai mendekati 40 ºC tanpa efek
sakit, karena perubahan tersebut merupakan kondisi fisiologis yang normal. Akan tetapi, suhu
tubuh juga dapat meningkat akibat adanya perbedaan suhu lingkungan dan kelembaban udara
yang relatif tinggi.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh

Tubuh selalu mempertahankan suhu normalnya agar tidak terjadi gangguan pada proses
Homeostasis. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi suhu tubuh (Eliasih: 2012)
1. Usia
Pada bayi dan balita belum terjadi kematangan mekanisme pengaturan suhu sehingga dapat
terjadi perubahan suhu tubuh yang drastis terhadap lingkungan. Pastikan mereka mengenakan
yang cukup dan hindari pajanan terhadap suhu lingkungan. Seorang bayi baru lahir dapat
kehilangan 30 % panas tubuh melalui kepala sehingga dia harus menggunakan tutup kepala
untuk mencegah kehilangan panas. Suhu tubuh bayi lahir berkisar antara 35,5˚C sampai
37,5˚C. Regulasi tubuh baru mencapai kestabilan saat pubertas. Suhu normal akan terus
menerus menurun saat seseorang semakin tua. Para dewasa tua memiliki kisaran suhu tubuh
yang lebih kecil dibandingkan dewasa muda.
2. Olahraga
Semakin berat olahraga maka suhunya akan meningkat 15X sedangkan pada atlet dapat
meningkatkan 20X dari suhu normal. Aktivitas otot membutuhkan lebih banyak darah serta
peningkatan pemecahan karbonhidrat dan lemak. Berbagai bentuk olahraga meningkatkan
metabolisme dan dapat meningkatkan produksi panas sehingga terjadi peningkatan suhu
tubuh. Olahraga berat yang lama seperti jalan jauh dapat meningkatkan suhu tubuh sampai 41
C.
3. Kadar Hormon
Umumnya wanita mengalami fluktuasi suhu tubuh yang lebih besar. Hal ini dikarenakan
adanya variasi hormonal saat siklus menstruasi. Kadar progesteron naik dan turun sesuai
siklus menstruasi. Saat progesterion rendah suhu tubuh dibawah suhu dasar, yaitu sekitar
1/10”nya. Suhu ini bertahan sampai terjadi ovulasi. Saat ovulasi, kadar progesteron yang
memasuki sirkulasi akan meningkat dan menaikan suhu tubuh ke suhu dasar atau suhu yang
lebih tinggi. Variasi suhu ini dapat membantu mendeteksi masa subur seorang wanita.
Perubahan suhu tubuh juga terjadi pada wanita saat menopause. Mereka biasanya mengalami
periode panas tubuh yang intens dan perspirasi selama 30 detik sampai 5 menit. Pada periode
ini terjadi peningkatan suhu tubuh sementara sebanyak 4 C, yang sering disebut hotflases.
Hal ini diakibatkan ketidakstabilan pengaturan fasomor.
4.Irama sircadian
Suhu tubuh yang normal berubah 0,5℃ sampai 1 ℃ selama periode 24 jam. Suhu terendah
berada diantara pukul 1 sampai 4 pagi. Pada siang hari suhu tubuh meningkat dan mencapai
maximum pada pukul 6 sore, lalu menurun kembali sampe pagi hari. Pola suhu ini tidak
mengalami perubahan pada individu yang bekerja di malam hari dan tidur di siang hari.
Dibutuhkan 1 sampai 3 minggu untuk terjadinya pembalikan siklus. Secara umum, irama
suhu sircadian tidak berubah seiring usia.
5. Stres
Stres fisik maupun emosianal meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal dan
syaraf. Perubahan fisiologis ini meningkatkan metabolisme, yang akan meningkatkan
produksi panas. Klien yang gelisah akan memiliki suhu normal yang lebih tinggi.
6. Lingkungan
Lingkungan mempengaruhi suhu tubuh. Tanpa mekanisme kompensasi yang tepat, suhu
tubuh manusia akan berubah mengikuti suhu lingkungan. Suhu lingkungan lebih berpengaruh
terhadap anak-anak dan dewasa tua karena mekanisme regulasi suhu mereka yang kurang
efisien.
7. Perubahan suhu
Perubahan suhu tubuh di luar kisaran normal akan mempengaruhi titik pengaturan
hypotalamus. Perubahan ini berhubungan dengan produksi panas berlebihan, kehilangan
panas berlebihan, produksi panas minimal, kehilangan panas minimal, atau kombinasi hal di
atas. Sifat perubahan akan mempengaruhi jenis masalah klinis yang dialami klien.
8. Asupan Makanan
Makanan dapat meningkatkan 10%-20% metabolisme.

Jenis Pengukuran Suhu Tubuh

Pada dasarnya, tubuh manusia memiliki suhu tubuh yang bervariasi dan beragam
tergantung dari banyaknya aktivitas yang dilakukan, serta kondisi cuaca dan suhu yang
terjadi pada lingkungan tempat tinggalnya. Hal ini tentunya akan berbeda – beda setiap
manusia.

Tabel 2.1 Tabel Usia Dan Suhu Tubuh Standar

(Dikutip dari makalah suhu tubuh karya Sari Indah)

Suhu tubuh pada manusia ini ternyata dapat mengalami perubahan, baik kenaikan atau
penurunan suhu tubuh dalam satu hari. Secara umum, suhu terendah pada tubuh manusia
terjadi pada pagi hari ketika bangun tidur, dengan kondisi cuaca yang juga bersuhu dingin.
Ketika anda beraktivitas, terutama aktivitas di bawah suhu panas, seperti berjalan di bawah
terik matahari, maka suhu tubuh anda akan mengalam kemungkinan untuk mengalami
peningkatan kurang lebih sebesar 0.6 derajat.
Dalam pengukuran suhu tubuh terdapat empat macam cara yang biasa dugunakan
dalam duni kesehatan untuk mengukur suhu tubuh, yaitu (Liana, 2012):
1. Peroral (sublingual), yaitu mengukur suhu melalui oral(mulut)
2. Peraxila, yaitu mengukur suhu melalui axila(ketiak)
3. Perrektal, yaitu mengukur suhu melalui rektum(dubur)
4. Peroftal, yaitu mengukur suhu melalui telinga
Ke empat macam cara ini dapat digunakan salah satunya saja. Karena pada dasarnya
memiliki tujuan yang sama. Namun, itu tergantung jenis bagian suhu mana yang ingin kita
ketahui. Ada dua macam jenis suhu tubuh yang kita perlukan untuk tujuan pemeriksaan, yaitu
(Liana, 2012):
1. Suhu Inti (Core Temperatur)
Yaitu suhu yang terdapat pada jaringan dalam relatif konstan, seperti kranial, toraks,
rongga abdomen, rongga pelvis, rektum, membran timpani,esophagus,arteri pulmoner, dan
kandung kemih. Suhu ini biasanya dipertahankan relatif konstan (sekitar 37°C). Tempat
pengukuran suhu inti yang paling efektif : rectum, membrane timpani, esophagus, arteri
pulmonel, kandung kemih, rektal. Dalam hal ini, kita harus menggunakan cara pengukuran
suhu melalui rektum
2. Suhu Permukaan (Surface Temperatur)
Yaitu suhu yang terdapat pada kulit, jaringan subkutan, dan lemak. Suhu ini biasanya
dapat berfluktuasi sebesar 20°C sampai 40°C. Tempat pengukuran suhu permukaan yang
paling efektif : kulit, aksila oral. Sehingga, kita bias menggunakan cara pengukuran melalui
oral, aksila, dan telinga.
Alat pengukur suhu adalah termometer. Namun dalam dunia kesehatan, termometer yang
digunakan adalah termometer suhu badan atau klinis, baik yang terbuat dari air raksa (kaca)
maupun digital

Skala

Pengertian Skala suhu adalah suhu yang kita ukur dinyatakan dalam suatu skala
pengukuran. Setiap negara menggunakan skala pengukuran suhu yang berbeda-beda, tetapi
hasil pengukuran suhu tetap dinyatakan dalam derajat.Skala pengukuran suhu yang telah
dikenal ada empat, yaitu skala Celcius, skala Kelvin, skala Fahrenheit, dan skala Reamur.
Skala Celcius adalah suatu skala yang didesain supaya titik beku air berada pada 0°dan
titik didih pada 100° ditekanan atmosfik standar.Skala Celcius ini dikemukakan oleh Anders
Celcius, seorang astronom Swedia. Anders Celcius pertama kali mempresentasikan tentang
skala Celcius yang dirumuskannya pada 1742, dalam publikasinya “the origin of the Celsius
temperature scale”. Titik lebur es digunakan sebagai titik tetap bawah dan titik didih air
digunakan sebagai titik tetap atas. Es yang digunakan untuk menetapkan titik tetap bawah
skala Celcius haruslah es murni. Jika es tidak berasal dari air murni, titik leburnya bisa lebih
rendah daripada seharusnya. Skala pengukuran suhu dengan skala Celcius dinyatakan dalam
derajat Celcius yang dilambangkan dengan °C. Skala Celcius merupakan skala pengukuran
yang biasa digunakan di Indonesia.
Skala Kelvin adalah skala suhu dimana 0 absolut, didefinisikan sebagai 0 K, satuan
Kelvin merupakan slah satu dari 7 unit dasar SI(Standar Indonesia).Skala Kelvin
dikemukakan oleh Lord Kelvin, seorang ilmuwan fisika yang berasal dari negara Inggris.
Dengan meneliti energi kinetik suatu partikel yang dihubungkan dengan kenaikan suhu,
Kelvin menemukan bahwa pada suhu -273°C, partikel berhenti bergerak. Akibatnya, tidak
ada lagi suhu yang dapat diukur karena energi kinetik partikel sama dengan nol. Berdasarkan
penemuan ini, Kelvin mengusulkan adanya nol mutlak, yaitu suhu terendah yang mungkin
dapat dimiliki oleh sebuah benda. Pengukuran suhu yang menggunakan skala pengukuran
Kelvin dinyatakan dalam derajat Kelvin dengan lambang K.
Skala Fahrenheit adalah skala suhu yang mempunyai titik beku air adalah 32℉ dan titik
didih air adalah 212℉. Skala Fahrenheit dikemukakan oleh seorang ilmuwan dari Jerman
bernama Gabriel Fahrenheit. Skala pengukuran Fahrenheit dinyatakan dalam derajat
Fahrenheit yang dilambangkan dengan °F. Sama halnya dengan skala Celcius, skala
Fahrenheit juga menggunakan titik lebur es untuk titik tetap bawah dan titik didih air untuk
titik tetap atas. Skala Fahrenheit biasa digunakan di negara Amerika Serikat.
Skala Reamur adalah skala yang mempunyai titik didih air 80° R dengan titik bekunya
0°R. skala reamur dikemukakan oleh René Antoine Ferchault de Réaumur, seorang ilmuwan
dari Prancis, pada 1731. Dengan demikian, 1 °R sama dengan 1,25°C atau K. Termometer
skala Reamur pertama kali dibuat menggunakan cairan alkohol. Dulunya, alat ini banyak
digunakan di negara-negara Eropa, terutama di Jerman dan Prancis. Sekarang, termometer
Reamur telah digantikan oleh termometer. Celcius sehingga termometer Reamur relatif
jarang ditemukan, kecuali di industri permen dan keju.
Skala yang paling sering digunakan saat ini adalah skala celsius dan skala fahrenheit.
Untuk skala celcius lebih sering digunakan dinegara-negara Asia sedangkan untuk skala
fahrenheit paling banyak digunakan di Amerika Serikat. Skala suhu yang cukup penting
dalam bidang sains-skala muthlak/Kelvin (Halliday resniak 1978:705).
Jenis-jenis termometer

1. Termometer Suhu Badan (Termometer Klinis)

Gambar 2.1 Bagan Termometer

Beberapa sifat mutlak yang dibutuhkan oleh sebuah termometer adalah skalanya
mudah dibaca, aman untuk digunakan, mempunyai kepekaan pengukurannya, dan lebar
jangkauan suhu yang mampu diukur.
Termometer klinis biasa digunakan para dokter dan perawat untuk mengukur suhu
tubuh manusia. Skala pada termometer klinis antara 35°C sampai dengan 42°C. Penampang
kepalanya dibuat lebih kecil daripada termometer biasa. Hal ini dimaksudkan agar perubahan
suhu yang kecil pun dapat dilihat dengan jelas. Untuk mengukur suhu badan, termometer
diletakkan di ketiak atau di bawah lidah kurang lebih 2 menit. Termometer klinis bisa
dibedakan menjadi dua, yaitu termometer klinis analog dan termometer klinis digital
(Valentina, 2013).
2. Termometer Klinis Analog

Gambar 2.1 Termometer Air Raksa


Termometer klinis analog adalah termometer yang digunakan untuk mengukur suhu
badan yang banyak dimanfaatkan di bidang kedokteran yang mana nilai suhu ditampilkan
oleh naiknya air raksa dan kita mengetahui nilainya dengan melihat angka yang dicapai oleh
air raksa pada pipa kapiler.
Cara Kerja Termometer Klinis Analog :
Ketika suhu meningkat, alkohol atau air raksa yang berada di dalam wadah akan
memuai sehingga panjang kolom alkohol atau air raksa akan bertambah. Sebaliknya, ketika
suhu menurun, panjang kolom alkohol atau air raksa akan berkurang. Pada bagian luar tabung
kaca terdapat angka-angka yang merupakan skala termometer tersebut. Angka yang
ditunjukkan oleh ujung kolom alkohol atau air raksa merupakan nilai suhu yang diukur
(Rosalina, 2014).

Cara Baca Termometer Klinis Analog :


Mula-mula,periksa terlebih dahulu apakah termometer sudah menunjukkan suhu
dibawah 35°C. Jika belum, termometer kita kibas-kibaskan sehingga menunjukkan suhu
kurang dari 35°C. Selanjutnya, pasang thermometer itu di bawah ketiak atau lipatan tubuh
selama kira-kira 5 menit.Setelah itu,ambil thermometer dari tubuh dan baca pada skala
termometer.Skala yang ditunjukkan termometer menunjukkan suhu tubuh pasien pada
keadaan itu (Valentina, 2013).

3. Termometer Klinis Digital

Gambar 2.1 Termometer Digital


Termometer klinis digital adalah termometer yang digunakan untuk mengukur suhu
badan yang banyak dimanfaatkan di bidang kedokteran yang mana nilai suhunya ditampilkan
dengan langsung dalam bentuk angka yang tertera pada layar kecil termometer.
Cara Kerja Termometer Klinis Digital :
Termometer digital, biasanya menggunakan termokopel sebagai sensornya untuk
membaca perubahan nilai tahanan. Secara sederhana termokopel berupa dua buah kabel dari
jenis logam yg berbeda yang ujungnya, hanya ujungnya saja, disatukan (dilas). Titik
penyatuan ini disebut hot junction. Prinsip kerjanya memanfaatkan karakteristik hubungan
antara tegangan (volt) dengan temperatur. Setiap jenis logam, pada temperatur tertentu
memiliki tegangan tertentu pula.
Cara Baca Termometer Klinis Digital :
Mula-mula pasang termometer pada ketiak, setelah itu tunggu beberapa saat hingga
termometer klinis digital berbunyi. Setelah itu, ambil termometer dari tubuh dan baca angka
yang tertera pada layar termometer.

Cara Mengukur Suhu Tubuh Dengan Menggunakan Termometer

Mengukur suhu tubuh dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu yang paling umum
adalah dengan melakukan pengukuran di ketiak, mulut, dubur, dan telinga. Termometer yang
digunakan,sebaiknya termometer digital (elektronik) untuk memberikan hasil yang tepat dan
akurat.
Pengukuran suhu tubuh yang paling umum dan mudah adalah di ketiak. Hal ini
dikarenakan cara ini lebih aman dan non-invasifselain itu cara ini yang lebih disukai pada
bayi baru lahir dan pasien yang tidak kooperatif. Akan tetapi kelemahannya waktu
pengukuran lamadan memerlukan bantuan perawat untuk mempertahankan posisi klien.
Langkah pengukuran pertama-tama menurunkan suhu termometer dibawah antara
34℃ − 35℃ , kemudian ujung termometer dibersihkan setelah itu diletakkan ujung
termometer di ketiak yang juga telah dibersihkan, dan jepit dengan erat kemudian tahan
termometer 3-5 menit setelah itu hasil pengukuran bisa segera dibaca. Untuk menjaga
kebersihan maka setelah pemakaian sebaiknya dibersihkan dengan tissue dan dicuci dengan
air sabun atau disinfektan kemudian termometer dapat disimpan.
Pengukuran suhu tubuh yang lainnya yaitu dengan menggunakan mulut. Mengukur
suhu tubuh yang paling mudah dan memberikan hasil yang cukup akurat adalah melalui
mulut. Hal ini dikarenakan mudah dijangkau dan tidak membutuhkan perubahan posisi,
nyaman bagi klien, dan memberikan pembacaan suhu permukaan yang akurat
Akan tetapi pengukuran menggunakan mulut ini tidak boleh dilakukan pada klien yang
bernapas lewat mulut, selain itu tidak boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah oral,
trauma oral, riwayat epilepsi, atau gemetar akibat kedinginan. Pada bayi, anak kecil, anak
yang sedang menangis atau pasien konfusi, tidak sadar atau tidak kooperatif hal ini juga tidak
boleh dilakukan dengan menggunakan pengukuran dengan oral(mulut). Adapun kerugian lain
dalam pengukuran menggunakan oral(mulut) adalah mempunyai risiko terpapar cairan tubuh.
Untuk mengukur suhu tubuh ini pertama-tama dilakukan letakan ujung termometer
yang telah dibersihkan pada mulut setelah itumasukkan ujung termometer ke bawah lidah
kemudiantahan termometer dalam mulut minimal 1 menit kemudian keluarkan termometer
dan hasil dapat dibaca. Untuk menjaga kebersihan maka maka setelah pemakaian sebaiknya
dibersihkan dengan tissue dan dicuci dengan air sabun atau disinfektan kemudian termometer
dapat disimpan.
Adapun tempat lain untuk mengukur suhu tubuh adalah di dubur. Pengukuran suhu
tubuh lewat rektal atau dubur terbukti lebih dapat diandalkan bila suhu oral tidak dapat
diperoleh dan menunjukkan suhu inti
Namun pengukuran di tempat ini cukup merepotkan, terutama pada bayi atau anak-
anak. Pengukuran ditempat ini juga tidak boleh dilakukan pada pasien yang mengalami bedah
rektal, kelainan rektal, nyeri pada area rektal, atau cenderung perdarahan. Memerlukan
perubahan posisi dan dapat merupakan sumber rasa malu dan ansietas pasien.Selain itu risiko
terpajan cairan tubuh, memerlukan lubrikasi, dan dikontradiksikan pada bayi baru lahir.
Langkah pengukuran yang perlu dilakukan adalah dengan mengoleskan pelumas
(Aquagel) pada ujung termometer setelah itu posisikan pasien agar posisi badan tengkurap
kemudian mulai memasukkan 1,5-2,5 cm(anak-anak) dan 3,5 cm(dewasa) ujung termometer
ke dalam dubur dengan hati-hati. Tahan posisi tersebut 30-60 detik, diusahakan agar posisi
pasien harus ditahan tidak bergerak, sebab jika bergerak, dapat menyebabkan termometer
masuk lebih dalam dan menyebabkan luka.Pengukuran suhu tubuh di dubur memberikan
hasil yang paling akurat. Sebagai catatan, termometer yang telah digunakan pada dubur
tidak boleh digunakan pada tempat lain, terutama di mulut.
Pengukuran ditempat lainnya yaitu pada membra timpani telinga dikarenakan tempat
ini mudah dicapai dengan perubahan posisi yang dibutuhkan minimal. Selain itu memberi
pembacaan inti yang akurat dengan waktu pengukuran sangat cepat (2-5 detik) dan dapat
dilakukan tanpa membangunkan atau mengganggu klien. Untuk melakukan pengukuran ini
alat bantu dengar harus dikeluarkan sebelum pengukuran juga tidak boleh dilakukan pada
pasien yang mengalami bedah telinga atau membran timpani. Dalam hal ini impaksi serumen
dan otitis media dapat mengganggu pengukuran suhu. Selain itu keakuratan pengukuran pada
bayi baru lahir dan anak-anak dibawah 3 tahun masih diragukan.
Penempatan termometer adalah pada lubang terlinga, masukan ujung probe termometer
secara perlahan-lahan ke dalam saluran telinga yang mengarah ketitik tengah.Teknik yang
benar adalah tergantung pada bagaimana perangkat digunakan. Probe termometer pada
beberapa model harus dimasukkan hanya cukup sampai mencapai segel cahaya, sedangkan
model lainnya memerlukan segel penuh dan putaran dari termometer. Oleh karena itu
penting bahwa perawat dilatih dalam penggunaan yang benar dari termometer timpani di area
klinis.

Cara Mengukur Suhu Tubuh Dengan Menggunakan Termometer Analog

Termometer air raksa merupakan jenis termometer yang paling mudah ditemui dinegara
ini walaupun nanti kedepannya termometer jenis ini akan tergantikan dengan termometer
jenis digital yang lebih mudah dipakai dan lebih akurat. Termometer ini harganya cukup
murah dan bisa didapatkan disetiap apotik dan toko obat disekitar. Untuk menggunakan
termometer jenis ini pertama harus dilakukan perendaman termometer pada air dingin
beberapa waktu sebelum melakukan pengukuran, hal ini dilakukan agar air raksa yang
tadinya menunjukkan suhu ruangan dapat segera turun. Untuk mempercepat turunnya suhu
maka dapat mengocok-ngocok termometer dengan cara memegang termometer pada ujung
yang tidak berwarna silver(ujung kaca) dan kemudian ayun-ayunkan kebawah untuk
mempercepat turunnya suhu pada termometer. Setelah suhunya turun maka dapat dilakukan
pengukuran suhu dengan cara meletakkan ujung termometer yang berwarna silver pada
ketiak dan himpit termometer tersebut selama 3 menit. Pengukuran juga bisa dilakukan
dengan meletakkan ujung termometer yang berwarna silver pada bagian bawah lidah selama
3 menit. Jika melakukan hal ini maka harus dipastikan bahwa termometer harus selalu bersih
maka setelah pemakaian harus dibersihkan dengan air sabun atau disinfektan. Pada beberapa
kasus khusus dimana pengukuran dengan kedua cara diatas dirasa tidak optimal maka juga
bisa memberikan semacam pelumas khusus diujung termometer dan dimasukkan sedikit
ujungnya kedalam dubur sekitar 3 menit. Setelah 3 menit kemudian segera angkat
termometer ke arah cahaya dan lihat ada berapa angkat yang ditunjukkan pada air raksa di
termometer. Ada beberapa versi mengenai pengukuran suhu tubuh normal manusia. Menurut
departemen RI, suhu tubuh normal adalah 36℃ − 47,5℃. Sedangkan menurut WHO, suhu
tubuh normal 37,2℃ − 37,5℃ . Lebih jelasnya jika suhu tubuh yang diukur diatas 37℃
maka bisa dipastikan bahwa pasien tersebut demam. Setelah menggunakan termometer
analog tersebut, maka pastikan untuk membersihkannya dengan alkohol, disinfektan atau
pada air yang mengalir menggunakan sabun yang tidak terlalu keras. Dengan menggunakan
lap keringkan termometer tersebut kemudian simpan pada wadah yang telah disediakan. Hal
ini menjaga agar termometer yang digunakan tetap bersih dan steril untuk penggunaan
selanjutnya.(Chandra Medika:2015)

Cara Mengukur Suhu Tubuh Dengan Menggunakan Termometer Digital

Penggunaan termometer digital sangatlah mudah untuk digunakan. Pertama-tama harus


membaca petunjuk paduan pemakaian yang ada diberikan. Akan tetapi apabila buku paduan
sudah hilang, maka yang harus diketahui bahwa kebanyakan termometer digital
mengeluarkan bunyi ”bip” yang menunjukkan bahwa pengukuran sudah selesai. Untuk itu
sangat penting mengetahui termometer apa yang digunakan. Untuk menggunakan termometer
digital harus menyalakan tombol on off terlebih dahulu kemudian memastikan bahwa angka
yang ditunjukkan adalah 0 atau tidak muncul suhu sama sekali.
Pada umumnya sama pengukuran dengan air raksa pada mulut, ketiak, dubur, dan
membran timpani. Jika termometer sudah mengeluarkan suara “bip” atau petunjuk yang lain
sesuai dengan petunjuk termometer yang digunakan pada buku paduan maka segera mungkin
untuk mengangkat termometer untuk membaca suhu tubuh yang tertera pada layar. Setelah
menggunakan termometer analog tersebut, maka pastikan untuk membersihkannya dengan
alkohol, disinfektan atau pada air yang mengalir menggunakan sabun yang tidak terlalu keras.
Dengan menggunakan lap keringkan termometer tersebut kemudian simpan pada wadah yang
telah disediakan. Hal ini menjaga agar termometer yang digunakan tetap bersih dan steril
untuk penggunaan selanjutnya.(Chandra Medika:2015)

Perbandingan Cara Pengukuran Suhu Tubuh Menggunakan Termometer Digital dan


Termometer Analog

Termometer digital lebih mudah dan cepat untuk digunakan. Termometer digital akan
memberikan sinyal bunyi ketika termometer telah siap untuk dilakukan pengukuran suhu.
Selain itu, hasil dari pengukuran tersebut lebih mudah dibaca, dibandingkan dengan skala
baca yang ada pada termometer air raksa.Termometer digital tidak seperti termometer air
raksa yang dapat menumpahkan air raksa dan pecahan beling ketika jatuh/ pecah, sehingga
penggunaan termometer digital lebih aman. Selain itu termometer air raksa memiliki
kemungkinan pecah yang lebih besar, hal ini dikarenakan diperlukan pengguncangan untuk
menyesuaikan pengukuran sebelum termometer dipakai.
Hasil pengukurannya lebih lama dibandingkan dengan termometer digital Tidak ada
alarm penanda jika pengukuran suhu selesai Tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu
yang rendah, Selain itu air raksa merupakan zat yang berbahaya, sehingga kalau jatuh dan
pecah ditakutkan membahayakan.
Pada termometer digital pembacaan pengukuran suhu selesai dengan mengeluarkan
suara alarm (dengan bunyi “bip”) jika terjadi demam, ditandai dengan suhu lebih dari 37,5˚ C
sedangkan pada termometer air raksa tidak terdapat alarm sehingga lebih merepotkan.
Dengan termometer digital jika kita melakukan pengukuran suhu anak kita pada malam hari
dengan penerangan lampu yang kurang, pembacaan suhunya cukup jelas dibaca karena angka
tertulis jelas, besar, mudah dibaca, dan ada cahaya di latar belakang akan tetapi berbeda
dengan termometer air raksa yang pembacaannya perlu ketelitian karena latar belakang
berupa garis-garis sehingga menyulitkan pembacaan.

Tabel 3.4 Perbedaan Selisih Suhu Pada Termometer Analog dan Termometer Digital

(sumber :nursingbegin.com/regulasi-suhu-tubuh/)

Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pengukuran Suhu Tubuh

Pemeriksaan suhu tubuh melalui rectal, aksila, dan oral menilai keseimbangan tubuh
dapat membantu menentukan diagnosis suatu penyakit. Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam pengukuran suhu tubuh adalah termometer harus dalam keadaan nol suhunya. Dalam
penggunaan termometer untuk tiap tempat pengukuran harus pisah. Cara menurunkan suhu
harus dilakukan hati-hati jangan sampai thermometer jatuh dan pecah. Sebelum melakukan
pengukuran harus dijelaskan dengan benar tentang tempat dan tujuan pengukuran suhu.
Fungsi thermometer harus menghadap keluar untuk arah yang dibaca. Dan yang terakhir
pembacaan thermometer harus ditempat yang cukup cahaya
Dalam pengukuran suhu tubuh, terkadang terjadi kesalahan-kesalahan dalam
prosedurnya. Kesalahan-kesalahan tersebut adalah kesalahan pembacaan skala (kesalahan
paralaks) kesalahan ini terjadi akibat salah dalam mengidentifikasi skala atau pun dalam
membaca skala pada termometer sehingga pencatatan hasil pengukuran menjadi tidak benar.
Untuk meminimalkan kesalahan ini, diperlukan ketelitian dalam melihat skala termometer
dan jika perlu dilakukan pengulangan pengukuran suhu tubuh. Kesalahan prosedur
merupakan kesalahan yang misalnya adalah termometer tidak diguncang terlebih dahulu
sebelum dipakai sehingga indikator (air raksa) tidak berada pada kondisi 0°C saat dipakai.
Dalam hal ini, sebelum melakukan pengukuran suhu tubuh, harus diperiksa terlebih dahulu
apakah indikator termometer sudah dalam keadaan nol atau belum. Selanjutnya kesalahan
pemakaian jenis termometer, kesalahan ini fatal, sebab kesalahan ini terjadi akibat salah
dalam memilih jenis termometer dan bagian tubuh yang akan diukur suhunya.(Chandra
Medika:2015)

1.2.Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum fisika dengan materi suhu dan kalor adalah sebagai berikut :
1. Mengamati adanya perpindahan kalor pada benda secara konveksi ( Percobaan I )
2. Mengamati adanya perpindahan kalor pada logam secara konduksi ( Percobaan II )
3. Mengamati pemuaian gas akibat penguapan suhu ( Percobaan III )
BAB II
METODE DAN BAHAN

2.1. Waktu dan Tempat


Praktikum Fisika dengan materi suhu dan kalor dilaksanakan pada hari Sabtu, 12 Mei
2018 pukul 13.00 – 16.00 WITA. Bertempat di Kamar kos Antonio.

2.2. Alat dan Bahan


Alat:
1. Dua botol aqua kosong dengan ukuran sama
2. Sendok logam
3. Korek gas
4. Botol kaca
Bahan :
1. Air panas dan air dingin
2. Pewarna makanan
3. Lilin
4. Balon

2.3. Cara Kerja


PERCOBAAN I

1. Isi dua botol aqua dengan air dingin dan panas.


2. Tambahkan pewarna makanan ke dalam botol yang berisi air panas untuk
membedakannya.
3. Pasangkan kedua botol tersebut .
4. Amati perubahan warnanya.
5. Botol yang berisi air dingin warnanya akan berubah mengikuti warna air panas.
PERCOBAAN II

1. Tetesi ujung sendok logam dengan lelehan lilin.


2. Panaskan dengan korek ujung sendok yang lainnya.
3. Tunggu beberapa menit sampai panasnya merambat.
4. Amati pada lelehan lilin yang di teteskan pada ujung sendok tadi.
5. Lilin akan meleleh akibat panas yang merambat.

PERCOBAAN III
1. Nyalakan lilin.
2. Isi botol kaca dengan air panas.
3. Taruh balon pada ujung botol.
4. Tempatkan botol yang berisi air panas di atas lilin.
5. Amati perubahan yang terjadi pada balon.
BAB III
PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan Percobaan I

Berdasarkan percobaan I air dingin dan air panas yang di gabungkan, di ketahui
bahwa kalor itu dapat merambat dari suhu tinggi ke suhu yang rendah. Hal itu di ketahui saat
air panas yang di beri pewarna makanan merah sedangkan air dingin tanpa pewarna. Dan saat
di gabungkan dengan posisi air bersuhu rendah (air dingin ) di atas dan air bersuhu tinggi (air
panas) di bawah , maka air panas akan naik sehingga warna bercampur . begitu pula
sebaliknya, saat air bersuhu rendah (air dingin ) di bawah dan air bersuhu tinggi (air panas) di
atas, maka air panas akakn turun dari suhu tinggi ke suhu rendah sehingga warna bercampur .
dan dapat di ambil kesimpulan bahwa suhu tinggi menyesuaikan suhu lingkungan .

5.2 Pembahasan Percobaan II

Berdasarkan percobaan II yaitu memanaskan sendok logam, di ketahui bahwa kalor


itu dapat merambat secara konduksi yaitu perpindahan panas tanpa perantara yang di
buktikan dengan saat ujung sendok di panaskan maka panas akan merambat ke ujung yang
lainnya.

5.3 Pembahasan Percobaan III

Berdasarkan percobaan III yaitu memompa balon dengan uap air . Dengan
memasukkan air panas ke dalam botol kaca dan menutup ujung botol dengan balon . Dan
setelah di tunggu beberapa menit ternyata balon bisa terisi gas . Itu di sebabkan karena
penguapan suhu panas yang akhirnya berubah gas yang dapat mengisi balon.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan

Dari percobaan tersebut dapat di simpulkan bahwa suhu dan kalor dapat merubah
wujud zat , memuai , dan merambat . Konduksi adalah perpindahan kalor atau panas yang
memerlukan perantara, dimana zat perantarannya tidak ikut berpindah. Pada saat praktikum
dengan membakar ujung sendok logam maka ujung sendok logam yang tidak dibakar ikut
terasa panas karena adanya perantara yaitu besi itu sendiri pada bagian tengahnya sehingga
dapat disimpulkan bahwa perpindahan kalor pada saat pengamatan adalah perpindahan kalor
secara konduksi. Konveksi adalah perpindahan kalor atau panas yang memerlukan perantara
dan di ikuti zat perantara yang berpindah. Pada saat praktikum dengan air panas dan air
dingin yang di gabungkan maka air panas akan berpindah ke air dingin .

4.2. Saran

Setelah mengikuti kegiatan praktikum fisika dengan materi suhu dan kalor ini kami
berharap praktikan dapat mengetahui proses perpindahan kalor dan faktor – faktor yang
mempengaruhi cepat lambatnya perpindahan kalor.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai