Oleh :
RAFIKA AURALITA
P07120118106
NIM : P07120118106
Mengetahui,
Kepala Ruangan
4. Pathway
O2 ke otak menurun
A. Konsep Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan kebutuhan suhu tubuh
1. Pengkajian
1) Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama
b. Riwayat Penyakit Sekarang
c. Riwayat Penyakit Dahulu
d. Riwayat Penyakit Keluarga
2) Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
a. Keasadaran
b. Tanda Tanda Vital
c. GCS
2. Kepala
3. Mata
4. Hidung
5. Telinga
6. Mulut
7. Leher
8. Dada
9. Jantung
10. Abdomen
11. Genetalia
12. Ekstremits atas dan bawah
13. Kulit
3) Kebutuhan Fisik dan Psikososial
1. Nutrisi
2. Eliminasi
3. Personal hygiene
4. Istirahat dan tidur
5. Aktivitas
6. Psikososial
7. Kebutuhan Spiritual
4) Pemeriksaan Penunjang
2. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermia
Definisi: Suhu tubuh naik diatas rentang normal
Tujuan:
1. Temprature stabil :36,5-37 C
2. Tidak ada kejang
3. Tidak ada perubahan warna kulit
Batasan Karakteristik:
1) Kenaikan suhu tubuh diatas rentang normal
2) Serangan atau konvulsi (kejang)
3) Kulit kemerahan
4) Pertambahan RR
5) Takikardi
6) Kulit teraba panas/ hangat
b. Hipotermia
Definisi : Suhu tubuh berada dibawah kisaran normal
Tujuan: Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-37 oC)
Batasan Karakteristik :
1) Suhu tubuh dibawah kisaran normal
2) Kulit dingin
3) Dasar kuku sianosis
4) Hipertensi
5) Pucat
6) Piloereksi
7) Menggigil
8) Pengisin kapiler lambat
9) Takikardi
c. Ketidakefektifan termoregulasi
Definisi : Fluktuasi suhu diantara hipotermi dan hipertermi
Tujuan :
1. Temprature pasien stabil :36,5-37 C
2. Tidak ada kejang
3. Tidak ada perubahan warna kulit
Batasan Karakteristik :
1. Dasar kuku sianosis
2. Fruktuasi suhu tubuh diatas dan dibawah kisaran normal
3. Kulit kemerahan
4. Hipertensi
5. Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal
6. Peningkatan frekuensi pernafasan
7. Sedikit menggigil
8. Piloereksi
9. Penurunan suhu tubuh dibawah kisaran normal
10. Kulit dingin, kulit hangat
11. Pengisian ulang kapiler yang lambat
12. Takikardi
Faktor yang berhubungan :
1. Fluktuasi suhu lingkungan
2. Penyakit
3. Trauma
4. Usia yang ekstrem
3. Intervensi Keperawatan
1. Hipertermia
Dengan kriteria hasil:
1. Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5- 37,5 oC)
2. Nadi dan RR rentang normal
3. Tidak ada perubahan warna kulit
4. Tidak ada kejang
Intervensi:
NO INTERVENSI RASIONAL
1. Observasi keadaan umum Mengetahui perkembangan keadaan umum dari
pasien pasien
2. Observasi tanda-tanda Mengetahui perubahan tanda-tanda vital pasien
vital pasien
Mencegah terjadinya dehidrasi sewaktu panas
3. Anjurkan pasien untuk
banyak minum Meminimalisir produksi panas yang diproduksi
4. oleh tubuh
Anjurkan pasien untuk
banyak istirahat Membantu mempermudah penguapan panas
5.
Anjurkan pasien untuk Mempercepat dalam penurunan produksi panas
memakai pakaian yang Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
6. tipis dari pasien dan keluarganya
7. Beri kompres hangat di
beberapa bagian tubuh
Beri Health Education ke
pasien dan keluarganya Membantu dalam penurunan panas
mengenai pengertian,
8. penanganan, dan terapi
yang diberikan tentang
penyakitnya
Kolaborasi/ delegatif
dalam pemberian obat
sesuai indikasi, contohnya
: paracetamol
2. Hipotermia
Dengan kriteria hasil:
1. Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-37 oC)
2. Nadi dan RR rentang normal
Intervensi:
INTERVENSI RASIONAL
1. pantau suhu klien setiap 2 Perubahan suhu yang significan membantu dalam
jam pemberian intervensi
3.berikan buli buli panas Memberikan rangsangan panas dari luar untuk
pada kaki membantu mempertahankan suhu tubuh yang
optimal
4.pantau suhu lingkungan Agar tidak terjadi pertukaran antara suhu tubuh
dengan suhu ruangan
3. Ketidakefektifan termoregulasi
Dengan kriteria hasil:
4. Keseimbangan antara produksi panas, panas yang diterima, dan kehilangan panas
5. Temprature stabil :36,5-37 C
6. Tidak ada kejang
7. Tidak ada perubahan warna kulit
Intervensi:
Intervensi Rasional
Hipotermi membuat bayi cenderung pada stress
1. Kaji suhu dengan sering.
Periksa suhu rektal pada dingin, penggunaan simpanan lemak coklat
awalnya, selanjutnya periksa yang tidak dapat diperbaharui bila ada, dan
suhu axila atau gunakan penurunan sensitivitas untuk meningkatkan
termostat dengan dasar terbuka kadar CO2 (hiperkapnia) atau penurunan kadar
dan penyebar hangat. Ulangi O2 (hipoksia.
setiap 15 menit
selama
penghangatan ulang.
Potter & Perry. (2010). Fundamental Keperawatan buku 2 Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika
Rahayu, Sunarsih dan Addi Mardi HArtanto.2016 .Kebutuhan Dasar Manusia II. Jakarta Selatan:
Kementrian KesehatanRepublik Indonesia Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia
Kesehatan.
Hidayat, A. Aziz Alimul.2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Edisi 2 Buku 2.Jakarta:Salemba
Medika