Anda di halaman 1dari 15

OLEH

AKHMAD RIZANI

POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN


JURUSAN KEPERAWATAN
Hepatitis adalah infeksi sistemik oleh virus disertai
nekrosis dan inflamasi pada sel-sel hati yang
menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia
serta seluler yang khas (Brunner & Suddarth, 2001).
Hepatitis virus akut adalah penyakit infeksi yang
penyebarannya luas, walaupun efek utamanya pada
hati (Price & Willson, 2006).
Hepatitis virus akut adalah penyakit infeksi virus
hepatotropik yang bersifat sistemik & akut (Mansjoer,
dkk, 2000).
 Hepatitis A (Hepatitis Infeksiosa)
- Penyebab : Virus hepatitis A (HAV).
- Cara penularan : - Jalur fekal-oral.
- Sanitasi yang jelek.
- Kontak antar manusia.
- Dibawa oleh air & makanan.
- Inkubasi (hari) : 15-49 hari, rata-rata 30 hari.

 Hepatitis B (Hepatitis Serum)


- Penyebab : Virus Hepatitis B (HBV).
- Cara penularan : - Parenteral atau lewat koncak dengan karier
atau penderita infeksi akut, koncak seksual, & oral-oral.
- Penularan perinatal dari ibu kepada bayinya.
- Inkubasi : 28-160 hari. Rata-rata 70-80 hari.
 Hepatitis C (Hepatitis non- A, non-Ba)
- Penyebab : Virus hepatitis C (HCV).
- Cara penularan : Transfusi darah & produk darah, terkena
darah yang terkontaminasi lewat peralatan atau parafenalia
obat.
- Inkubasi : 15-160 hari (rata-rata 50 hari).
 Hepatitis D
- Penyebab : Virus hepatitis D.
- Cara penularan : Sama seperti HBV, antigen permulaan
HBV diperlukan untuk replikasi ; pola penularan serupa
dengan pola penularan HBV.
- Inkubasi : 21-140 hari. Rata-rata 35 hari.

 Hepatitis E
- Penyebab : virus hepatitis E (HEV).
- Cara penularan : Jalur fekal-oral : kontak antar manusia
dimungkinkan meskipun risikonya rendah.
- Inkubasi : 15-65 hari. Rata-rata 42 hari.
1. Virus hepatitis A (HAV).
2. Virus hepatitis B (HBV).
3. Virus hepatitis C (HCV).
4. Virus hepatitis D (HDV).
5. Virus hepatitis E (HEV).
6. Virus hepatitis G (HGV).
 Terjadi gejala prodromal infeksi viral sistemik seperti
anoreksia, nausea, vomiting, fatigue, malaise, artralgia,
mialgia, nyeri kepala, fotopobia, faringitis, batuk.
Apabila hepar sudah membesar pasien dapat
mengeluh nyeri perut kanan atas.

Demam, dengan suhu sekitar 38-39 °C lebih sering


ditemukan pada hepatitis A. Urine berwarna gelap
(seperti air teh) dan feses berwarna tanah (clay-
colored). Dengan timbulnya gejala kuning/ikterus
maka biasanya gejala prodromal menghilang.
Hepatomegali dapat disertai nyeri tekan. Splenomegali
dapat ditemukan pada 10-20% pasien.
Infeksi virus & reaksi toksik =>Inflamasi pada
hepar (Lobule) =>Pola hepar terganggu
=>Nekrosis & kerusakan sel hepar
 Dapat terjadi komplikasi ringan, misalnya
hepatitis kronis persisten dengan gejala
asimtomatik
 Komplikasi berat dapat terjadi adalah hepatitis
kronis aktif, sirosis hati, karsinoma
hepatoseluler.
 Tes fungsi hati, khususnya Alanin Amino
Transferase (ALT = SGPT), Aspartat Amino
Transferase (AST = SGOT).
Kadar transaminase (SGOT/SGPT) mencapai
puncak pada saat timbulnya ikterus.
Peningkatan kadar SGOT & SGPT yang
menunjukkan adanya kerusakan sel-sel hati
adalah 50-2.000 IU/mL.
 Terjadi peningkatan billirubin total serum
(berkisar antara 5-20 mg/dL).
 Tidak terdapat terapi spesifik untuk hepatitis virus
akut.
 Tirah baring selama fase akut penting dilakukan,
dan
 Diet rendah lemak dan tinggi karbohidrat
umumnya merupakan makanan yang dapat
dimakan oleh penderita. Pemberian makanan
secara intravena mungkin perlu diberikan selama
fase akut bila pasien terus-menerus muntah.
 Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi hingga
gejala mereda dan tes fungsi hati kembali normal.
 Aktivitas/Istirahat
Gejala : Kelemahan, kelelahan, malaise umum.
 Sirkulasi
Tanda : Bradikardia (hiperbillirubinemia berat), ikterik
pada sklera, kulit & membran mukosa
 Eliminasi
Gejala : Urine gelap, diare/konstipasi, feses warna
tanah liat, adanya/berulangnya hemodialisa.
 Makanan/Cairan
Gejala : Hilang nafsu makan (anoreksia), penurunan
berat badan atau meningkat (edema), mual/muntah.
Tanda : Asites.
 Neurosensori
Tanda : Peka rangsang, cenderung tidur, letargi.
 Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Kram abdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan atas,
mialgia, artralgia, sakit kepala, gatal (pruitus).
Tanda : Otot tegang, gelisah.
 Pernafasan
Gejala : Tidak minat/enggan merokok (perokok).
 Keamanan
Gejala : Adanya transfusi darah/produk darah.
Tanda : Demam, urtikaria, lesi makulopapular, eritema tak
beraturan, eksaserbasi jerawat, eritema palmar, splenomegali,
pembesaran nodus servikal posterior.
 Seksualitas
Gejala : Pola hidup/perilaku meningkatkan risiko terpajan.
 Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Terpajan virus, bakteri atau toksin, pembawa (simtomatik
atau asimtomatik), adanya prosedur bedah dengan anestesia
haloten, terpajan pada kimia toksik, perjalanan/imigran, obat
jalanan atau penggunaan alkohol, diabetes, penyakit ginjal,
adanya infeksi seperti flu pada pernafasan atas.
 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
umum; penurunan kekuatan/ketahanan; nyeri.

Intervensi:
- Tingkatkan tirah baring/duduk, berikan lingk tenang
- Ubah posisi dgn sering. Berikn perawtn kulit yg baik.
- Lakukan tugas dengan cepat & sesuai toleransi.
- Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi.
 - Bantu melak latihan rentang gerak sendi pasif/aktif.
- Awasi terulangnya anoreksia & nyeri tekan.
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
gangguan absorpsi & metabolisme pencernaan makanan ; penurunan
peristaltik (refleks viseral), empedu tahanan.
Intervensi:
- Awasi pemasukan diet. Berikan makanan sedikit dalam frekuensi sering
- Berikan perawatan mulut sebelum makan.
- Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.
- Konsul pada ahli diet, untuk memberikan diet sesuai kebutuhan pasien
- Awasi glukosa darah.
- Berikan tambahan makanan/nutrisi dukungan total bila dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai