Anda di halaman 1dari 5

NASKAH ROLEPLAY

PENYAKIT HIV/ AIDS & PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas
Dosen Pembimbing: Ns. Agustine Ramie, M.Kep

Disusun Oleh:

Kelompok VIII

Faridah Hayati P07120118064


M. Rijalul Ilmi P07120118092
Nur Maulida P07120118102

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN
PRODI DIPLOMA III JURUSAN KEPERAWATAN
BANJARBARU
2020
ROLEPLAY PROMOSI KESEHATAN
PENYAKIT HIV/ AIDS & PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)

Pemeran (Cast)
1. Faridah Hayati as Moderator
2. M. Rijalul Ilmi as Narasumber
3. Nur Maulida as Teman Sita/ Rika

Disebutkan pada berita detikNews, Jumlah pengidap HIV/ AIDS meningkat setiap tahunnya.
Dengan ini, tenaga kesehatan meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat yang telah terkena
virus HIV hingga berkelanjutan pada AIDS.

Pada suatu desa Koma, tinggallah seorang wanita bernama Sita, ia berasal dari keluarga yang
broken home. Ia mempunyai cerita kelam di masa lalu yang akibatnya berdampak di
kehidupannya sekarang. Keluarga turut bersedih mendengar apa yang dialami oleh Sita. Seluruh
penduduk desa telah mengetahui semua apa yang dialami oleh Sita, ada penduduk yang prihatin
kepada Sita namun ada juga yang menjauhinya.

Di tempat Rika berkuliah….


Saat itu, puskesmas akan diadakan promosi kesehatan, Puskesmas mengundang kumpulan orang-
orang untuk acara penyuluhan promosi kesehatan. Rika tertarik dengan tema acara tersebut, ia
teringat kepada temannya bernama Sita. Saat ini Rika masih sebagai mahasiswa.

Keesokan harinya… acara promosi kesehatan


Narasumber : Assalamualaikum wr.wb
Warga : Waalaikumsalam wr.wb
Narasumber : Selamat pagi semua…
Warga : Pagi pak…
Narasumber : Perkenalkan nama saya Damar, saya sebagai penyuluh untuk acara ini yaitu
bertema kan “STOP AIDS”. Tema ini mengartikan bahwa orang yang sudah terkena virus HIV
tidak menularkan penyakit tersebut kepada orang lain dan ia yang telah terkena virus HIV dapat
menjani terapi secara rutin.

Sambil membagikan leaflet tentang HIV

Narasumber : Baiklah, selanjutnya saya akan membahas tentang terapi virus HIV, mungkin
semua yang ada disini masih belum paham tentang virus ini

30 menit berjalan diiringi dengan penjelasan oleh penyuluh puskesmas

Narasumber : Sampai sini penjelasan saya, selanjutnya jika ada yang ingin bertanya
dipersilahkan.

Rika pun mengangkat tangannya

Narasumber : iya silahkan


Rika : Assalamualaikum wr.wb
Seluruh : Waalaikumsalam wr.wb
Rika : Perkenalkan bapak, nama saya Rika. Saya berasal dari desa Koma, saat ini saya
masih berkuliah disini dan mahasiswa semester IV. Saya ingin bercerita tentang teman saya
sekaligus bertanya
Narasumber : Iya dipersilahkan mba
Rika : Saat ini umur teman saya 21 tahun, ia terkena HIV sejak umur 17 tahun. Ia
berasal dari keluarga broken home, sebab itulah ia terkena pergaulan bebas. Saya bukan teman
akrabnya, saya hanya teman sekelasnya sekaligus tetangganya. Tidak lama etelah perceraian
ayah dan ibunya, ia mulai berteman dengan orang-orang yang menurut saya buruk. Ia dan teman-
temannya mengonsumsi obat-obat terlarang serta juga melakukan suntik narkoba secara
bergantian. Saya mengetahui berita tersebut dari bibinya yang merawat. Ia divonis terserang HIV
akibat pergaulannya, ia pun mulai merasa sedih atas apa yang menimpanya. Orangtua saya
menyuruh saya untuk berteman dengannya karena kasihan terhadap apa yang menimpanya. Saya
bukan orang kesehatan, jadi saya khawatir. Pertanyaan saya disini adalah Bagaimana cara saya
berteman dengan orang yang terkena virus HIV? Apakah saya tidak tertular apabila berteman
dengan orang yang mempunyai penyakit tersebut? Apa yang perlu saya siapkan agar saya tidak
tertular?
Mungkin cukup itu yang saya sampaikan, saya harap jawaban bapak bisa bermanfaat untuk saya,
terimakasih
Narasumber : Baiklah mba rika, terima kasih atas karena telah berbagi pengalaman cerita pada
teman yang terkena HIV, untuk saat ini apakah temannya sudah menjalani pengobatan?
Rika : Iya pak
Narasumber : Dimasa awal seseorang divonis memiliki virus HIV dalam tubuhnya, mereka
akan mendapatkan tantangan yang berat. Mulai dari tubuh yang melemah hingga penolakan dari
keluarga trdekat. Pengucilan dari keluarga dan teman-teman terdekat bisa membuat semakin
tidak percaya diri. Orang tua mba Rika sudah benar agar mba Rika menemani teman mba,
supaya teman mba merasa bahwa ia masih memiliki seseorang yang peduli dengan dirinya.
Pertanyaan mba Rika menandakan bahwa mba berusaha berteman dengannya, namun disisi lain
mba takut tertular dengan penyakitnya. Disini saya akan memberikan tips-tips agar menjadikan
ODHA atau penderita HIV/ AIDS sebagai teman tanpa kita ikut tertular.
1. Hargai teman ODHA yang sudah percaya kepada kamu, jangan rusak kepercayaannya
dengan menyebarkan privasi kesehatan mereka ke orang lain
2. Tawarkan bantuan, misalnya menemaninya terapi atau membantu membelikan obat. Jika
teman kamu masih memerlukan waktu sendiri, biarkan saja dulu. Tunggu waktu yang tepat
untuk kembali menawarkan bantuan
3. Yakinkan ia, tunjukan dukungan kamu lewat perkataan dan perbuatan agar ODHA merasa
diterima.
4. Cari informasi tentang HIV/ AIDS, pelajari tentang pengobatan dan treatment yang
sekiranya bisa mereka lakukan
5. Ingatkan untuk meminum obat, saat ini pengobatan yang dirutinksn untuk ODHA adalah
meminum obat antiretroviral (ARV) seperti yang saya jelaskan sebelumnya
6. Jangan pernah diskriminasi, hargai ia sebagai manusia
7. Jadilah teman curhat tanpa menghakimi karena ODHA membutuhkan teman curhat untuk
mendengarkan keluh kesahnya. Namun, jangan paksa ia apabila ia tidak mau bercerita sama
sekali
8. Hindari menyinggung perasaan mereka, karena di masa-masa sulit ODHA bisa sangat
sensitive
9. Dan yang terakhir adalah ajak ODHA dalam kegiatan positif, karena mayoritas ODHA akan
takut untuk bersosialisasi di masyarakat. Temani mereka dan yakinkan bahwa ODHA masih
bagian dari masyarakat, namun kembali lagi, jangan dipaksa apabila ia tidak mau ikut
berpartisipasi, lakukan semua sesuai persetujuan ODHA sendiri.
Bagaimana Rika, apakah tips dari saya bisa diterima?
Rika : Sangat bermanfaat pak, terimakasih atas tips jawabannya. Sangat membantu
sekali bagi saya dan teman saya.
Narasumber : Alhamdulillah, terima kasih

Beberapa menit kemudian, acara promosi kesehatan pun berakhir. Rika mulai lebih berani
berteman dengan penderita ODHA, karena sebagaimana mestinya kita tidak mendiskriminasi
pada orang yang berbeda karena kita sama-sama manusia yang selalu membutuhkan bantuan
kepada siapapun. Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.

Itulah promosi kesehatan tentang orang yang berteman dengan penderita ODHA atau HIV/
AIDS. Terdapat beberapa tips yang bisa kita jalankan di kehidupan sehari-hari kepada penderita
tersebut. tetap jaga kesehatan dan hindari pergaulan bebas yang membawa kita ke tindakan yang
buruk aga tidak berdampak untuk ke masa depan yang akan datang. Mari turunkan nilai
persentase pada penderita HIV/ AIDS di Indonesia dengan melalui peringatan AIDS sedunia
dalam momen STOP Penularan HIV yang selalu diperingati pada tanggal 1 Desember.

Anda mungkin juga menyukai