Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN

DENGAN GASTRITIS

OLEH
AKHMAD RIZANI

POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN


JURUSAN KEPERAWATAN
KONSEP DASAR
GASTRITIS
PENGERTIAN
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung
(Mansjoer Arif, 1999, hal: 492)
Gastritis adalah inflamasi pada dinding gaster
terutama pada lapisan mukosa gaster (Sujono Hadi,
1999, hal: 181).
Gastritis adalah peradangan lokal atau penyebaran
pada mukosa lambung dan berkembang dipenuhi
bakteri (Charlene. J, 2001, hal: 138).
JENIS GASTRITIS
• GASTRITIS AKUT

Salah satu bentuk gastritis akut yang sering


dijumpai di klinik ialah gastritis akut erosif.
Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan
mukosa lambung yang akut dengan
kerusakan-kerusakan erosif.
• GASTRITIS KRONIS

Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian


permukaan mukosa lambung yang menahun
(Soeparman, 1999, hal: 101).

Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian


permukaan mukosa lambung yang
berkepanjangan yang disebabkan baik oleh ulkus
lambung jinak maupun ganas atau oleh bakteri
helicobacter pylori (Brunner dan Suddart, 2000,
hal: 188).
PENYEBAB
Penyebab gastritis adalah obat analgetik anti inflamasi
terutama aspirin; bahan kimia, misalnya lisol; merokok;
alkohol; stres fisis yang disebabkan oleh luka bakar,
sepsis, trauma, pembedahan, gagal pernafasan, gagal
ginjal, kerusakan susunan saraf pusat; refluk usus
lambung (Inayah, 2004, hal: 58).
Gastritis juga dapat disebabkan oleh obat-obatan
terutama aspirin dan obat anti inflamasi non steroid
(AINS), juga dapat disebabkan oleh gangguan
mikrosirkulasi mukosa lambung seperti trauma, luka
bakar dan sepsis (Mansjoer, Arif, 1999, hal: 492).
TANDA GEJALA
• Sindrom dispepsia berupa nyeri epigastrium, mual,
kembung dan muntah merupakan salah satu keluhan
yang sering muncul. Ditemukan juga perdarahan
saluran cerna berupa hematemesis dan melena,
kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca
perdarahan.
• Biasanya jika dilakukan anamnesa lebih dalam,
terdapat riwayat penggunaan obat-obatan atau bahan
kimia tertentu. Pasien dengan gastritis juga disertai
dengan pusing, kelemahan dan rasa tidak nyaman pada
abdomen (Mansjoer, Arif, 1999, hal: 492-493).
PATOFISIOLOGI
• GASTRITIS AKUT
Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena
stres, zat kimia misalnya obat-obatan dan
alkohol, makanan yang pedas, panas maupun
asam. Pada para yang mengalami stres akan
terjadi perangsangan saraf simpatis (Nervus
vagus) yang akan meningkatkan produksi
asam klorida (HCl) di dalam lambung.
Zat kimia maupun makanan yang merangsang
akan menyebabkan sel epitel kolumner, yang
berfungsi untuk menghasilkan mukus,
mengurangi produksinya. Sedangkan mukus itu
fungsinya untuk memproteksi mukosa lambung
agar tidak ikut tercerna. Respon mukosa lambung
karena penurunan sekresi mukus bervariasi
diantaranya vasodilatasi sel mukosa gaster.
Lapisan mukosa gaster terdapat sel yang
memproduksi HCl (terutama daerah fundus) dan
pembuluh darah. Vasodilatasi mukosa gaster akan
menyebabkan produksi HCl meningkat.
• GASTRITIS KRONIS
Helicobacter pylori merupakan bakteri gram
negatif. Organisme ini menyerang sel permukaan
gaster, memperberat timbulnya desquamasi sel
dan muncullah respon radang kronis pada gaster
yaitu: destruksi kelenjar dan metaplasia. Karena
sel desquamosa lebih kuat maka elastisitasnya
juga berkurang. Pada saat mencerna makanan,
lambung melakukan gerakan peristaltik tetapi
karena sel penggantinya tidak elastis maka akan
timbul kekakuan yang pada akhirnya
menimbulkan rasa nyeri dan perdarahan. (Price,
Sylvia dan Wilson, Lorraine, 1999: 162).
KOMPLIKASI
• Perdarahan saluran cerna bagian atas.
• Ulkus peptikum, perforasi dan anemia
karena gangguan absorbsi vitamin
(Mansjoer, Arief 1999, hal: 493).
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• EGD (Esofagogastriduodenoskopi) = tes diagnostik kunci untuk
perdarahan GI atas, dilakukan untuk melihat sisi perdarahan /
derajat ulkus jaringan / cedera.
• Minum barium dengan foto rontgen = dilakukan untuk
membedakan diagnosa penyebab / sisi lesi.
• Analisa gaster = untuk menentukan adanya darah, mengkaji
aktivitas sekretori mukosa gaster
• Angiografi = vaskularisasi GI dapat dilihat bila endoskopi tidak dapat
disimpulkan atau tidak dapat dilakukan. Menunjukkan sirkulasi
kolatera dan kemungkinan isi perdarahan.
• Amilase serum = meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah
diduga gastritis (Doengoes, 1999, hal: 456).
PENATALAKSANAAN
GASTRITIS AKUT
• Instruksikan pasien untuk menghindari alkohol.
• Bila pasien mampu makan melalui mulut diet mengandung gizi
dianjurkan.
• Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral.
• Bila perdarahan terjadi, lakukan penatalaksanaan untuk hemoragi
saluran gastrointestinal
• Untuk menetralisir asam gunakan antasida umum.
• Untuk menetralisir alkali gunakan jus lemon encer atau cuka encer.
• Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat
gangren atau perforasi.
GASTRITIS KRONIS
• Dapat diatasi dengan memodifikasi diet
pasien, diet makan lunak diberikan sedikit tapi
lebih sering.
• Mengurangi stress
• H. Pylori diatasi dengan antiobiotik (seperti
tetraciklin, amoxillin)
PENGKAJIAN
• Aktivitas / Istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan
Tanda : takikardia, takipnea / hiperventilasi
(respons terhadap aktivitas)

• Sirkulasi
Gejala : - hipotensi
Tanda : kelemahan / nadi perifer lemah,
pengisian kapiler lambar / perlahan
(vasokonstriksi), warna kulit : pucat, sianosis
• Integritas ego
Gejala : faktor stress akut atau kronis
Tanda : tanda ansietas, misal : gelisah, pucat, berkeringat,
perhatian menyempit, gemetar

• Eliminasi
Gejala : riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya ,
perubahan pola defekasi / karakteristik feses.
Tanda : nyeri tekan abdomen, distensi
Bunyi usus : sering hiperaktif selama perdarahan, hipoaktif
setelah perdarahan. Karakteristik feses : diare, darah warna
gelap, kecoklatan atau kadang-kadang merah cerah,
berbusa, bau busuk (steatorea). Konstipasi dapat terjadi
(perubahan diet, haluaran urine : menurun, pekat.
• Makanan / Cairan
Gejala : Anoreksia, mual, muntah
Tanda ; Masalah menelan : cegukan, nyeri ulu
hati, sendawa bau asam, mual /muntah,
membran mukosa kering, penurunan produksi
mukosa, turgor kulit buruk (perdarahan kronis).

• Neurosensasi
Gejala : rasa berdenyut, pusing / sakit kepala
.status mental : tingkat kesadaran dapat
terganggu, rentang dari agak cenderung tidur,
disorientasi / bingung, sampai pingsan dan koma
(tergantung pada volume sirkulasi / oksigenasi).
• Nyeri / Kenyamanan
Gejala : nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa
terbakar, perih, nyeri hebat tiba-tiba dapat disertai
perforasi. Rasa ketidaknyamanan / distres samar-samar
setelah makan banyak
dan hilang dengan makan (gastritis akut). Nyeri epigastrum
kiri sampai tengah / atau menyebar ke punggung terjadi 1-2
jam setelah makan dan hilang dengan antasida (ulkus
gaster). Nyeri epigastrum kiri sampai / atau menyebar ke
punggung terjadi kurang lebih 4 jam setelah makan bila
lambung kosong dan hilang dengan makanan atau antasida
(ulkus duodenal). Tak ada nyeri (varises esofegeal atau
gastritis).
Tanda : wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit,
pucat, berkeringat, perhatian menyempit.
• Keamanan
Gejala : alergi terhadap obat /sensitif
Tanda : peningkatan suhu, kemerahan

• Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : adanya penggunaan obat resep /
dijual bebas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Kekurangan volume cairan (kehilangan aktif) berhubungan dengan perdarahan,
mual, muntah dan anoreksia.
Intervensi
- Catat karakteristik muntah dan / atau drainase
- Awasi tanda vital
- Awasi masukan dan haluaran dihubungkan dengan perubahan berat badan.
- Pertahankan tirah baring, mencegah muntah dan tegangan.
- Tinggikan kepala tempat tidur selama pemberian antasida
* Kolaborasi
- Berikan cairan/darah sesuai indikasi
- Berikan obat sesuai indikasi:
• Risiko tinggi kerusakan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovolemia

Intervensi
- Selidiki perubahan tingkat kesadaran, keluhan pusing / sakit kepala

- Selidiki keluhan nyeri dada

- Kaji kulit terhadap dingin, pucat, berkeringat, pengisian kapiler lambat dan nadi
perifer lemah.

- Catat haluaran dan berat jenis urine

- Catat laporan nyeri abdomen, khususnya tiba-tiba, nyeri hebat atau nyeri
menyebar .

- Observasi kulit untuk pucat, kemerahan, pijat dengan minyak

* Kolaborasi
- Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi

- Berikan cairan IV sesuai indikasi


• Ansietas / ketakutan berhubungan dengan perubahan
status kesehatan, ancaman kematian, nyeri.
Intervensi
- Awasi respons fisiologi misal: takipnea, palpitasi,
pusing, sakit kepala, sensasi kesemutan.
- Dorong pnyataan takut & ansietas, berikn umpan balik.
- Berikan informasi akurat
- Berikan lingkungan tenang untuk istirahat
- Dorong orang terekat tinggal dengan pasien
- Tunjukkan teknik relaksasi
• Nyeri (akut / kronis) berhubungan dengan luka bakar kimia pada mukosa
gaster, rongga oral, iritasi lambung.
Intervensi
- Catat keluhan nyeri, termasuk lokasi, lamanya, intensitas (skala 0-10)
- Kaji ulang faktor yang meningkatkan atau menurunkan nyeri
- Berikan makanan sedikit tapi sering sesuai indikasi untuk pasien
- Bantu latihan rentang gerak aktif / pasif
- Berikan perawatan oral sering dan tindakan kenyamanan, misal: pijatan
punggung, perubahan posisi
* Kolaborasi
- Berikan obat sesuai indikasi, misal:
Antasida
Rasional: menurunkan keasaman gaster dengan absorbsi atau dengan
menetralisir kimia.
Antikolinergik (misal : belladonna, atropin)
Rasional: diberikan pada waktu tidur untuk menurunkan motilitas gaster,
menekan produksi asam, memperlambat pengosongan gaster, dan
menghilangkan nyeri nokturnal.

Anda mungkin juga menyukai