Anda di halaman 1dari 36

Prinsip Hidup Bersama

ODHA

Oleh:
Ns.Ernawati,S.Kp,M.Kes
Masalah yang dihadapi Orang yang hidup
dengan HIV/AIDS (ODHA):
• Gangguan psikologis (Finkelstein-Fox, L., Park, C. L., & Kalichman, S.
C. 2019).
36% ODHA mengalami gangguan depresi mayor
16% gangguan kecemasan umum
30% untuk gangguan stres pasca trauma
• Penerimaan status diagnosis HIV
• Pengungkapan status HIV mereka kepada orang lain (Maeri et al. ,
2016).
 hasil positif (misalnya, peningkatan dukungan sosial)
 negatif (misalnya, kekerasan pasangan)
• Masalah kesehatan mental
Adams, C., Zacharia, S., Masters, L., Coffey, C., & Catalan, P. (2016).

 Gangguan depresi
 Kecemasan
 Gangguan kronis alami, bersama dengan penurunan sindrom
kesehatan mental akut, mania, dan gangguan otak organik
• Stigma:
Cap buruk/pandangan negatif pada
seseorang atau kelompok :
- berdasarkan prasangka dan kecurigaan
- berawal dari ketidaktahuan
Ketidaktahuan inilah jika dibiarkan akan
memunculkan sikap diskriminatif
Stigma terhadap ODHA
• Sikap negatif yang diberikan pada ODHA(“Cap Buruk”)

• Mendorong keterpinggiran ODHA dan mereka yang rentan terhadap


infeksi HIV. Mengingat HIV dan AIDS sering dikaitkan dengan seks,
penggunaan narkoba dan kematian, banyak orang yang tidak peduli,
tidak menerima dan takut terhadap penyakit ini.

• Menyebabkan beberapa ODHA dan orang yang rentan terhadap HIV


dan AIDS menjadi kurang dihargai dan merasa malu.
Stigma yg sering muncul terhadap
ODHA:
Terhadap penyakitnya:
Isu tentang penyakit mematikan
Ganas tidak ada obatnya
Penuh penderitaan dan Mengerikan

Terhadap perolehan penyakit


Aktivitas seksual
Narkoba suntik
Homoseks

Stigma pada ODHA berdampak luas pada


penderita, keluarga, teman , perawat atau dokter
pe
Diskriminasi
rla
ku
an
be
rb
pengucilan
ed
a
kekerasan fisik,
psikologis, sosial
Area diskriminasi

• Pelayanan Kesehatan
• Komunitas atau lingkungan
• Keluarga
• Tempat kerja
• Pendidikan
Diskriminasi Pelayanan Kesehatan:
• Ditolak untuk berobat setelah
tahu status HIVnya
• Ditelantarkan
• Disarankan untuk tidak menikah
• Tidak diperkankan untuk memiliki
anak
• Tidak mendapatkan hak asuransi
Diskriminasi Komunitas/Lingkungan:
• Dilarang masuk ke tempat
umum/keagamaan karena status
HIV
• Pemeriksaan HIV menjadi
persyaratan masuk ke suatu
negara
• Dipaksa pindah rumah tinggal
atau diasingkan karena status HIV
• Tidak dilibatkan dalam kegiatan
kemasyarakatan
Diskriminasi dalam keluarga:
• Dilarang tinggal serumah
• Tidak diperkenankan
menggunakan alat makan
bersama
• Ditolak / ditinggalkan oleh
pasangannya
• Tidak mendapatkan
perhatian dan mulai
ditelantarkan
Diskriminasi ditempat kerja:

• Kehilangan pekerjaan
• Tidak mendapatkan
promosi jabatan
• Mutasi ditempat lain
Stigma HIV
 Stigma masyarakat dirasakan perempuan HIV yang menerima
layanan HIV sebagai penghambat akses perawatan dan bahkan
lebih dari separuh perempuan di Amerika Latin dan Cina
menyampaikan hal tersebut sebagai penghambat utama (Doskoch,
2015).
 Stigmatisasi pada orang yang hidup dengan HIV (ODHA) di
Indonesia masih meluas (Chew and Cheong, 2014; Waluyo et al.,
2014)
 Mengakhibatkan penderita tidak mau mengakses fasilitas kesehatan
(Kemppainen et al., 2017; Steward, Koester and Fuller, 2018).
 Sebagian besar ODHA (40-51%) di tujuh negara Asia termasuk
Indonesia terlambat mendapatkan perawatan HIV (Koirala et al.,
2017).
Stigma secara signifikan berkorelasi dengan variabel
psikologis, dukungan sosial, dan kualitas hidup (Mehrnaz,
2018).

Kualitas hidup ODHA sepenuhnya tergantung pada


pengurangan stigma dan penanganannya (Chidrawi,
Greeff, Temane and Ellis, 2015)
Stigma dan Deskriminasi
(www.ke.undp.org)

15
Action to reduce HIV Stigma and
Discrimination

04/23/2021 Konsep seksualitas by Erna-Unimus 16


Kata Kunci Penyelesaian Stigma &
Diskriminasi adalah:

• Pengarusutamaan
informasi yang benar
mengenai HIV/AIDS, dan
dilakukan terus menerus
disetiap area yang ada
stigma
keyakinan, tata nilai,
norma
pengetahuan
per
se
psi

penilaian
Pengurangan stres bermanfaat pada
berbagai indikator kesehatan
• Strategi koping yang berfokus pada makna yang
mengidentifikasi aspek positif dari pengalaman stres
seseorang  misal Positive reappraisal
• Positive Reappraisal meningkatkan promosi kesehatan dan
self-managemet HIV pada aspek emosional, fungsional,
fisiologis, dan perilaku kesehatan.
PERAWATAN/PENDAMPINGAN ODHA BERBASIS RUMAH
Persiapan Merawat ODHA dirumah:
Jika Pasien dan Anggota Keluarga baru mengetahui terinfeksi HIV:
• Sampaikan bahwa untuk ODHA sudah ada obat ARV yang disediakan
oleh pemerintah secara cuma-cuma di layanan kesehatan yang telah
menyediakan layanan perawatan, dukungan dan pengobatan (CST).
• Sampaikan informasi yang benar berkaitan dengan HIV agar ODHA dan
keluarga tidak panik dan dapat menerima kondisinya dengan lebih baik.
• Tunjukan dukungan moral dan spiritual kepada ODHA dan anggota
keluarga lainnya.
• Sampaikan mengenai kesiapan terapi ARV serta efek sampingnya dan
bagaimana ODHA didorong secara rutin untuk melakukan akses
kelayanan kesehatan agar progress kesehatannya dapat diketahu dan
segera diambil tindakan medis jika diperlukan
Persiapan Merawat ODHA dirumah:
Langkah awal bagi pendamping ODHA:
• Kita juga perlu tahu siapa yang dapat kita hubungi untuk
dimintai pertolongan atau informasi dan kapan mereka dapat
dihubungi.
• Buatlah daftar dokter, perawat, dan orang lain yang mungkin
harus cepat dihubungi, serta nomor teleponnya, dan kapan
mereka dapat dihubungi. Tempatkan daftar tersebut dekat
telepon.
• Bangun relasi dengan kelompok organisasi ODHA
diwilayahnya
Persiapan perbekalan & perawatan:
• Ada beberapa bahan dan alat yang diperlukan untuk merawat
ODHA secara baik, dan untuk melindungi orang yang
merawatnya. Ini termasuk sarung tangan lateks sekali pakai,
masker, desinfeksi, dan kertas serbet dapur. Sebaiknya bahan
ini disediakan dulu dalam jumlah yang cukup, dan siapkan
stoknya.
• Obat-obatan yang diperlukan saat ODHA sakit sperti panas,
batuk atau pilek
Kemampuan Menjaga Rahasia Status ODHA:
• Infeksi HIV AIDS masih menimbulkan stigma dan diskriminasi.
Jadi adalah penting kita menjaga kerahasiaan status HIV dari
ODHA.
Mempersiapkan Lingkungan Tempat Tinggal/Kondisi Rumah yang
Kondusif:
Ada beberapa hal sederhana yang dapat kita lakukan untuk membantu Odha
merasa nyaman di rumah:
• Menghormati kemandirian dan kebebasan pribadinya.
• Membiarkan dia mengatur segala sesuatu yang dia bisa. Mintalah izin untuk
masuk ke ruangannya, atau untuk duduk bersamanya, dan sebagainya.
Perkataan “Boleh saya bantu?” membiarkan dia tetap bisa memegang kendali.
• Menanyakan apa yang dapat kita lakukan untuk membuatnya nyaman.
Banyak orang merasa malu untuk meminta bantuan, khususnya bantuan
seperti memakai toilet, mandi, bercukur, makan, dan berpakaian.
• Menjaga rumah tetap bersih dan kelihatan bercahaya dan menyenangkan.
• Menempatkan kamar ODHA dekat kamar mandi.
• Menyediakan tisu, handuk, keranjang sampah, selimut tambahan dan benda-
benda lain yang mungkin diperlukan dekat ODHA, sehingga dia dapat
menjangkaunya sendiri dari tempat tidur atau kursi.
Perawatan Dasar:
• Jika Odha yang kita rawat harus banyak beristirahat di tempat tidur, bantulah
dia untuk sering mengubah posisi tubuhnya.

• Sediakan bantal yang lembut dengan beberapa ukuran untuk mengganjal


tubuhnya. Jika mungkin, Odha harus turun dari tempat tidur sesering mungkin.
Ini membantu mencegah persendian menjadi kaku, luka baring, dan beberapa
macam radang paru.

• Luka baring: Luka baring atau lecet di kulit lainnya dapat menjadi masalah yang
parah bagi ODHA. Ubah posisi tubuhnya di tempat tidur, untuk membantu tetap
sehat, tempatkan bahan yang lembut sekali (busa, atau kasur air). Juga, jaga
seprai agar tetap kering dan tidak kusut, dan pijat punggung dan bagian lainnya
(seperti pinggul, siku, dan pergelangan kaki) yang menekan pada tempat tidur.
Laporkan segera ke dokter atau perawat jika kulit menjadi merah atau luka.
• Olahraga tangan, lengan dan kaki yang sederhana. Ini biasanya
disebut sebagai olahraga “latihan pergerakan.” Olahraga ini
membantu mencegah persendian menjadi kaku, sakit sendi dan
memperlancar peredaran darah. Dokter, perawat, atau ahli fisioterapi
dapat menunjukkan kita bagaimana membantu Odha berolahraga di
tempat tidur.
• Pernapasan: Jika Odha mempunyai masalah pernapasan, mendudukkan dia
dapat membantu. Angkatlah kepala tempat tidur seperti di rumah sakit atau
pakai bantal tambahan atau penahan punggung lembut lain. Jika Odha
mengalami masalah pernapasan yang parah, hubungi dokter.
• Kenyamanan: Menggosok punggung dengan baik akan membantu Odha
merasa santai dan membantu peredaran darah tetap lancar.
Pemberian Dukungan Emosional:
• Ikut sertakan dia sebagai anggota aktif dalam tim perawatan.
Jangan lakukan segalanya untuk dia, atau menentukan semua
keputusan dia. Tidak seorang pun menyukai perasaan tidak
berdaya.
• Menjadi pendengar yang baik.
• Ajaklah dia membantu pekerjaan di rumah jika bisa. Setiap orang
menyukai perasaan berguna. Dia ingin menjadi bagian dari
kelompok, dengan menyumbang apa pun yang dia bisa.
• Undang kawan-kawannya untuk berkunjung.
• Sentuh, Peluk, cium, tepuk, genggam tangannya untuk
memperlihatkan perhatian kita. Beberapa orang tidak menyukai
kedekatan fisik, tetapi jika menyukai, sentuhan merupakan cara
ampuh untuk mengatakan, “Saya peduli”.
Melindungi ODHA dan pendamping terhadap Infeksi:
• Cuci tangan dengan air mengalir baik sebelum atau
menyentuh ODHA, supaya baik ODHA maupun pendamping
tidak sama-sama menularkan infeksi
• Menutup luka, baik luka pada ODHA maupun pendamping,
supaya luka tidak menjadi media penualaran penyakit/virus
HIV
• Menggunakan sarung tangan lateks sekali pakai.
• Menggunakan masker pelindung.
Selama AIDS Bertambah Buruk:
• Makin banyak tidur dan sulit dibangunkan. Cobalah berbicara
dengannya dan lakukan apa saja pada saat dia sedang sadar.
• Menjadi bingung tentang di mana dia, waktu atau tanggal, atau
siapa orang-orang di sekitarnya. Beritahukanlah di mana dia, jam
berapa dan hari apa sekarang, dan siapa orang-orang itu. Jangan
memarahi dia bila dia lupa, beri tahu saja.
• Mulai mengompol atau kehilangan kontrol untuk buang air besar.
Bersihkan dengan memakai sarung tangan, dan pakai bedak bubuk
atau pelembab untuk mencegah kemerahan pada kulit. Kateter
mungkin diperlukan untuk mengeluarkan air seni.
• Mempunyai kulit yang terasa sejuk bila disentuh dan dapat berubah
menjadi lebih gelap pada bagian tubuh yang menyentuh tempat
tidur karena peredaran darahnya menjadi lebih lambat. Tutupi
dengan selimut hangat, tetapi jangan memakai selimut listrik karena
dapat membakar orang yang peredaran darahnya buruk.
Selama AIDS Bertambah Buruk:
• Dapat mengalami kesulitan melihat atau mendengar. Sekali pun
demikian, jangan berbicara pada orang lain seakan-akan Odha
tidak akan mendengar kita. Selalu berbicara dengan Odha atau
orang lain di ruangan seakan-akan dia mendengarkan kita,
walaupun Odha tampaknya di dalam koma.
• Tampak gelisah, menarik-narik selimut/seprai tempat tidur atau
berlagak seolah-olah dia melihat hal-hal yang tidak kita lihat.
Tetaplah bersabar, berbicara dengan lambat, dan tenangkan
Odha. Buat dia nyaman dengan mengingatkan secara lemah
lembut tentang siapa kita dan di mana dia.
• Dapat berhenti makan dan minum. Sesering mungkin
membersihkan mulutnya dengan lap basah. Jaga agar bibirnya
selalu basah dengan memakai pelembab bibir.
Persiapan Akhir:
• Baik ODHA maupun keluarga yang mendampingi harus mempersiapkan
segala sesuatu jika ODHA secara mental dan fisik sudah tidak mampu
melakukan respon dengan baik dan mendekati kematian. Jika masih
dapat merespon dengan baik dengan menanyakan apa yang menjadi
keinginannya, baik mengenai jenis perawatan maupun keinginan akhir
menjelang kematiannya. Ini untuk memberikan rasa nyaman ODHA
dan memastikan keluarga siap untuk memenuhi keinginan ODHA. Disisi
keluarga/pendamping mengupayakan situasi kondisi lingkungan rumah
dan anggota keluarganya memberikan dukungan bagi masa-masa
paliatif ODHA.
• Selain itu memastikan bahwa saat meninggal prosesi pemulasaran
jenazah dipersiapkan dengan baik, jika diperlukan berkoordinasi
langsung dengan layanan kesehatan
Peran Kader HIV/AIDS
(Ernawati, Nursalam, Devy, SR, 2020)
Kemitraan kader Kesehatan HIV/AIDS dengan stakeholder
(Ernawati dkk, 2020)
Alur kerjasama kader, yankes, komunitas,
stakeholder
C O M M U N IT Y
KPA
O R G A N IZ E R

Fa s y a n k e s Fa s y a n k e s
P r im e r
Se ku nd e r
PU SKESM A S
R S K a b /K o ta
KA D ER

M a s y a ra k a t
KELUARGA

PBM :
L S M , O rm a s,
K e lo m p o k O r s o s , R e la w a n
Fa s y a n k e s D u ku n gan
PBR:
T e rs ie r K e lu a r g a O D H A
R S P r o v in s i

33
C O M M U N IT Y
O R G A N IZ E R
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai