PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
melihat fakta-fakta yang ada untuk menuju derajat kepastian atau derajat keyakinan
bahwa sesuatu akan terjadi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan statistik kesehatan?
2. Apa saja tujuan dan manfaat statistik kesehatan?
3. Siapa saja sasaran statistik kesehatan?
4. Apa saja ruang lingkup statistik kesehatan?
5. Bagaimana ukuran-ukuran statistik kesehatan?
6. Apa yang dimaksud dengan teori probabilitas ?
7. Apa saja fungsi probabilitas?
8. Apa saja klasifikasi probabilitas ?
9. Apa yang dimaksud dengan penyajian data?
10. Apa saja klasifikasi dari penyajian data ?
11. Apa saja jenis-jenis cara penyajian data?
12. Apa yang dimaksud dengan distribusi data?
13. Apa saja macam-macam pendistribusian data?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar serta statistic kesehatan,
Konsep Probabilitas, cara penyajian data dan distribusi data.
2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian statistic kesehatan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan dan manfaat statistic kesehatan
3. Mahasiswa mampu menjelaskan sasaran statistic kesehatan
4. Mahasiswa mampu menjelaskan ruang lingkup statistic kesehatan
5. Mahasiswa mampu menjelaskan ukuran-ukuran statistic kesehatan
6. Mahasiswa mampu menjelaskan Pengertian probabilitas
7. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi probabilitas
8. Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi probabilitas
9. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian penyajian data
10. Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi data
11. Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis cara penyajian data
2
12. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian distribusi data
13. Mahasiswa mampu menjelaskan macam-macam pendistribusian data
D. MANFAAT
1. Manfaat Teoritis
Hasil penulisan makalah ini dapat membantu dan mempermudah
mahasiswa dalam memahami dan membentuk kerangka berpikir secara
sistematis tentang Statistik kesehatan, cara penyajian data dan cara
pendistribusian data.
2. Manfaat Praktis
a. Mahasiswa mampu memahami teori dan mengaplikasikan tentang statistic
kesehatan, penyajian data dan distribusi data.
3
BAB II
KONSEP TEORI STATISTIK KESEHATAN
4
Statistik secara garis besar terdiri dari dua hal yaitu descriptive statistik dan inferensial
statistic. Descriptive statistic yaitu penggunaan statistik untuk tujuan menggambarkan
sesuatu yang spesifik saja, tidak memikirkan mengenai kesimpulan. Sedangkan
Inferensial statistic yaitu suatu cara penggambaran suatu kesimpulan dari suatu set
data yang sedang diteliti dan hasilnya dapat dibuat suatu generalisasi. Dalam makalah
ini akan dibahas secara khusus tentang statiska kesehatan. Untuk lebih jelasnya
statistik menurut definisinya dibagi menjadi dua yaitu :
1. Statistik deksritif /deduktif , merupakan metode dan prosedur statistik yang dipakai
hanya berbatas pada pengumpulan, penyajian, dan analisa data dalam bentuk
narasi, tabulasi, atau daigram, serta perhitungan presentase, nilai rata-rata, standar
eviasi dan lain-lain dari data sampel, tanpa perlu adanya peramalan dan
pembuktian statistik terhadap grup data yang lebih luas atau populasi.
2. Statistik interferensial/induktif , merupakan metode dan prosedur statistik yang
dipakai seperti halnya pada statistik deskriptif, juga disertai dengan pembuktian
secara statistik bahwa data sampel yang sedang diteliti ini, apakah betul-betul
berasal dan sudah mewakili ciri-ciri grup data yang lebih luas atau populasi,
dengan cara melakukan estimasi, tes hipotesis dan prediksi terhadap paameter
populasi.
5
6. Sebagai perbandingan tingkat kesehatan masyarakat dengan melihat data yang
telah ada.
7. Menentukan kebutuhan-kebutuhan dalam bidang kesehatan.
8. Sebagai bahan pengawasan,ringkasan data yang berbentuk angka.
9. Sebagai bahan evaluasi keberhasilan program kesehatan.
10. Memberikan gamabaran tentang suatu objek secara lengkap dan ringkas.
6
Dari berbagai data yang diperoleh suatu riwayat timbulnya penyakit dalam suatu
lingkungan dapat diketahui, dari data tersebut akan dapat diketahui bagaimana
cara penyembuhannya dan pencegahannya.
6. Menentukan prioritas masalah kesehatan
Dalam fungsi ini dapat menindak lanjuti suatu analisa situasi dari berbagai
masalah kesehatan yang diidentifikasi yaitu beberapa masalah kesehatan yang
mendesak untuk diatasi.
7
Dipergunakan untuk mengetahui pola konsumsi pangan penduduk, kebutuhan
konsumsi pangan per kapita, distribusi pangan untuk keperluan ekspor, impor,
industri, dan domestik.
5. National Household Health Survey
Dipergunakan untuk mengetahui data dan informasi mengenai status kesehatan
masyarakat meliputi angka kematian, kesakitan, fertilitas, kehamilan, fasilitas
kesehatan, status gizi anak serta wanita hamil, lingkungan hidup dan lain-lain.
6. Epidemic and Communicable Disease Report
Dipergunakan untuk mengetahui beberapa penyakit menular yang bersifat
epidemik, dan sewaktu-waktu dapat menimbulkan wabah penyakit di masyarakat.
7. Hospital Recording System
Dipergunakan untuk mengetahui data terakhir serta informasi mengenai kegiatan,
pelayanan, dan fasilitas rumah sakit pemerintah dan swata di Indonesia.
8. Health Manpower Recording and Reporting System
Dipergunakan untuk mengetahui jumlah data mengenai jumlah tenaga kerja dan
personil kesehatan, jumlah sekolah kesehatan dan muridnya, serta mengenai
kegiatan pelatihan/ kursus kesehatan.
8
melaksanakan kegiatan bidang kesehatan (implementasi) dan membuat suatu
penilaian bidang kesehatan (evaluasi).
5. Demografi
Berfungsi menganalisa statistik dan matematik terhadap jumlah penduduk,
komposisi penduduk, komponen-komponen variasi, dan perubahannya erat
kaitannya dengan masalah kesehatan.
6. Lingkungan
Menjelaskan sifat-sifat statistika suatu sistem dalam kesetimbangan
termodinamika. Fungsi ini bergantung pada suhu dan parameter-parameter lainnya,
seperti volum dan tekanan gas.
7. Gizi
Menjelaskan bagaimana prosentase status gizi di suatu wilayah. Bagaimana
penggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti,
absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat – zat yang
tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan.
Rate yang dihitung dari total populasi di dalam suatu area sebagai denominator
(penyebut) disebut rate crude atau angka kasar (purata kasar). Sedangkan rate yang
dihitung dari kelompok atau segmen tertentu disebut specific rate atau angka spesifik
(purata spesifik)
1. Angka kasar yang sering digunakan dalam kesehatan masyarakat :
a. Crude Birth Rate (Angka Kelahiran Kasar)
Jumlah kelahiran hidup yang dilaporkan selama 1 tahun
______________________________________________ X 1000
Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tersebut
9
b. Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar)
10
b. Perinatal Mortality Rate (Angka Kematian Perinatal)
Umum
a. Age Specific Death Rate (Angka Kematian Berdasarkan Kelompok Umur)
11
BAB III
KONSEP TEORI PROBABILITAS
12
Contoh:
Pelamar pekerjaan terdiri dari 10 orang pria (A) dan 15 orang wanita (B). Jika yang
diterima hanya 1, berapa peluang bahwa ia merupakan wanita?
Jawab: P (A) = 15/10+15 = 3/5
2. Pendekatan subjektif
Nilai probabilitas/peluang adalah tepat/cocok apabila hanya ada satu kemungkinan
kejadian terjadi dalam suatu kejadian ditentukan berdasarkan tingkat kepercayaan
yang bersifat individual (misalnya berdasarkan pengalaman)
3. Pendekatan frekuensi relatif
Nilai probabilitas/peluang ditentukan atas dasar proporsi dari kemungkinan yang
dapat terjadi dalam suatu observasi/percobaan (pengumpulan data). Jika pada data
sebanyak N terdapat a kejadian yang bersifat A, maka probabilitas/peluang akan
terjadi A untuk N data adalah: P (A) = a/N
Contoh:
Dari hasil penelitian diketahui bahwa 5 orang karyawan akan terserang flu pada
musim dingin. Apabila lokakarya diadakan di Puncak, berapa probabilitas terjadi 1
orang sakit flu dari 400 orang karyawan yang ikut serta?
Jawab: P (A) = 5/400 = P (A) = 1/80
Probabilitas disajikan dengan symbol P, sehingga P(A) menyatakan probabilitas
bahwa kejadian A akan terjadi dalam observasi atau percobaan tunggal, dengan 0
≤ P(A) ≤ 1.
Dalam suatu observasi/percobaan kemungkinan kejadian ada 2, yaitu “terjadi
(P(A)) atau “tidak terjadi” (P(A)’), maka jumlah probabilitas totalnya adalah P(A)
+ P(A)’ =1
13
Jawaban :
P(1)=P(2)=P(3)=P(4)=P(5)
P(2 atau 5) = P(2)+P(5)
= 1/5 + 1/5
= 0,4
2. Kejadian yang tidak saling eksklusif
Yaitu kondisi diman jika kejadian yang satu sudah terjadi maka kejadian yang
lain masih mungkin terjadi. Terdapat sebagian dari dua event yang bergabung
Rumus :P(A atau B) = P(A) + P(B) – P(AB)
Contoh:
Jika kita akan merekrut tenaga kesehatan dan mengadakan seleksi terhadap 4
orang pelamar yang terdiri dari dokter laki-laki, dokter wanita, laki-laki bukan
dokter, dan wanita bukan dokter. Berapa besarpeluang tenaga yang akan kita
rekrut adalah wanita atau dokter?
Jawaban :
Peluang wanita = 2/4
Peluang laki-laki = 2/4
Peluang dokter = 2/4
Peluang dokter wanita = ¼
Peluang dokter laki-laki = ¼
P(wanita atau dokter) = P(wanita) + P(dokter) – P(wanita dokter)
= 2/4 + 2/4 – ¼
= 0,75
3. Kejadian independen dan dependen yang terdiri dari : event, marginal, event
gabungan, dan event bersyarat.
a) Peluang Independen
Suatu event disebut independen => terjadinya satu event tidak berpengaruh
terhadap event lain.
1) Event Marginal
Terjadinya satu event yg stabil tidak terpengaruh banyaknya trial yang
dilakukan.
Contoh:
14
Peluang dilahirkannya bayi laki-laki adalah 0,5 dan demikian pula
peluang dilahirkannya bayi perempuan adalah 0,5.
2) Event Bersyarat
Jika suatu event terjadi setelah event lain . P(A/B) = P(B)
Contoh :
Berapa besar peluang terjadinya kelahiran keduaa dalah bayi perempuan,
jika pada kelahiran pertama dilahirkan bayi perempuan?
Jawaban :
P(P1/P2) = P(P2) = 0,5
b) Peluang dependen
Jika terjadinya suatu eventbergantung pada event yang lain.
1) Event Bersyarat P(B/A) = P(B/A) / P(A)
Contoh :
Di sebuah RS anak,terdapat 10 pasien anak yangmenderita penyakit ginjal,
terdiri dari 6 anak laki-laki,dimana 2 diantaranya menderita penyakit
Sindroma Nefrotik (NS) dan 4 anak lainnya menderita Glomerulonefritis
(GN). Sisanya sebanyak 4 pasienanak perempuan, terdiri dari 1 anak
menderita NS,dan 3 anak menderita GN.Jika ingin diambil 1 anak laki-
laki sebagai sampel,berapa peluang anak tersebut menderita NS danberapa
peluang anak tersebut menderita GN?
Jawaban :
Peluang untuk setiap anak sebesar 1/10
Susunannya sebagai berikut :
2 anak laki-laki menderita NS, 4 anak laki-laki menderita GN, 1 anak
perempuan menderita NS, 3 anak perempuan menderita GN
P(GN/L) = P(GNA.L) / P(L)= 4/6 = 2/3
P(NS/L) = P(NS.L) / P(L)= 2/6 = 1/3
P(GN/P) = P(GN.P) / P(P)= ¾
P(NS/P) = P(NS.P) / P(P)= ¼
Jadi, Peluang untuk L dgn GA sebesar 0,67, dan untukNS sebesar 0,33.
Peluang P dgn GA sebesar 0,75 danuntuk NS sebesar 0,25
2) Event GabunganP(B/A) = P(B/A) x P(A)
3) Event MarginalP(B/A) = P(B/A) + P(A)
15
Berdasarkan soal sebelumnya, besarnya event marginal yang dependen
adalah sebesar semua peluang event gabungan, dituliskan sebagai berikut:
P(L) = P(GN.L) + P(NS.L)
Maka besarnya peluang untuk terambil anak laki-lakiadalah :
= 4/10 + 2/10= 6/10= 0,6
E. PERMUTASI
Permutasi : peluang yang terjadi pada sejumlah individu yang disusun dengan
memperhatikan bentuk susunan atau urutan.
Contoh:
Dalam suatu kelas, terdapat 4 orang yang akan dipilih 3 orang untuk menjadi ketua,
sekretaris, dan bendahara. Banyak cara untuk memilih 3 orang tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut. Misal, keempat orang kandidat itu adalah A, B, C, dan D.
Posisi ketua dapat dipilih dengan 4 cara, posisi sekretaris dapat dipilih dengan 3 cara,
dan posisi bendahara dapat dipilih dengan 2 cara.
Jadi banyak cara yang dilakukan untuk memilih 3 orang pengurus kelas dari 4 orang
kandidat adalah 4 × 3 × 2 = 24 cara.
Permutasi Lengkap
Permutasi lengkap = n!
Permutasi Sebagian NPn = N! / (N-n)
Contoh:
Bila di sebuah RS setiap hari terdapat 5 orang yang membutuhkan tindakan operasi,
tetapi kemampuan untuk melakukan operasi hanya 3 orang secara berurutan. Berapa
permutasinya?
5P3 = 5! / (5-3)!
= (5 x 4 x 3 x 2 x 1) / (2 x 1)
= 60 permutasi
F. KOMBINASI
Kombinasi adalah kumpulan individu tanpa memeperhatikan susunan dan urutannya.
1. Kombinasi Lengkap
Bila suatu kelompok terdiri dari N individu an setiap kali diambil n, makal
kombinasi yang dihasilkan dinamakan kombinasi lengkap.
16
2. Kombinasi Sebagian
N!
Nkn = (N−n)!x n!
Contoh :
Untuk mengikuti suatu perlombaan ilmiah. AKL akan membawa 3 orang
mahasiswa dari 12 mahasiswa yang bersedia untuk ikut dalam perlombaan
tersebut. Tentukan kombinasi dari soal tersebut!
Jawaban:
N!
Nkn = (N−n)!x
n!
12!
12k3 = (12−3)!x 3!
17
BAB IV
PENYAJIAN DATA
B. DATA
Data adalah kumpulan hasil pengamatan atau pengukuran terhadap sifat atau
karkteristik yang di teliti. Data merupakan konsep jamak dari datum yang berarti suatu
himpunan angka yang berasal dari hasil pengukuran individu. Sedangkan dari
kumpulan data-data disebut agregat. Berikut ini adalah pembagian klasifikasi atau
jenis data:
1. Data menurut tingkat pengolahannya
a. Raw data, merupakan data mentah dan belum diolah.
b. Array data, data yang belum dikelompokkan,tetapi suadah disusun besar
kecilnya.
c. Ungrouped data, merupakan raw data yang belum dikelompokkan.
d. Grouped data, data yang telah dikelompokkan dalam kelas-kelas
tertentu,misalnya tabel distribusi frekuensi.
18
2. Data menurut bentuk angka
a. Data diskrit, data yang bentuk angkanya bulat.
b. Data kontinu, data yang angkanya pecahan atau desimal.
3. Data menurut sifatnya
a. Data kuantitatif, data yang berwujud angka.
b. Data kualitatif, data yang tiadak berwujud angka.
4. Data menurut sumbernya
a. Data primer, data yang didapat langsung dari individu atau masyarakat.
b. Data sekunder, data yang didapat dari orang lain, organisasi tertentu yang sudah
diolah.
5. Data menurut skala pengukurannya
Data yang diperoleh dari mengukur dengan alat ukur perlu dinyatakan dalam
ukuran skala.
skala untuk data untuk kualitatif adalah skala nominal dan ordinal, sedangkan untuk
data kuantitatif adalah skala interval dan rasio.
a. Skala nominal, mempunyai beberapa kategori, antarkategori tidak dapat
diketahui tingkat perbedaannya. Contohnya seperti: jenis kelamin (laki-
laki,perempuan),golongan pekerjaan (pegawai negeri, ABRI, swasta, buruh).
b. Skala ordinal, mempunyai beberapa kategori, antarkategori dapat diketahui
tingkat perbedaanya, namun tidak dapat diketahui besarnya tingkat perbedaan.
Contohnya seperti: tingkat pendididkan: tidak sekolah, SD, SMP, SMA,
perguruan tinggi.
c. Skala interval, mempunyai beberapa kategori, antarbeberapa kategori dapat
dibedakan, dan besarnya perbedaan, namun tidak dapat diketahui tingkat
kelipatannya, tidak mengakui nol absolut. Contoh: nol derajat celcius ada
suhunya, sebab perhitungan suhu sampai dengan minus. Tingkat pengetahuan,
nilai A=80, nilai B=40, hal ini tidak berarti A dua kali lebih pandai dari B.
d. Skala rasio, mempunyai beberapa kategori, antarkategori diketahui tingkat
perbedaannya, tingkat kelipatannya, dan mengakui adanya titik nol absolut.
Contoh: usia berat badan, tinggi badan, penghasilan. Usia A=20 tahun, usia
B=10 tahun, berarti usia A dua kali usia B, berat badan A=20 kg, B=40kg, berarti
berat badan Asetengah kali berat badan B.
19
C. JENIS JENIS CARA PENYAJIAN DATA
1. Penyajian Data Dalam Bentuk Tulisan (Textular Presentation)
Penyajian secara teks/ tulisan adalah penyajian data hasil penelitian dalam bentuk
kalimat. Misalnya, penyebaran penyakit malaria di daerah pedesaan pantai lebih
tinggi bila dibandingkan dengan penduduk pedesaan pedalaman. Peyajian data
dalam bentuk tulisan merupakan gambaran umum tentang kesimpulan tentang hasil
pengamatan. Dalam bidang kesehatan, penyajian dalam bentuk teks hanya
digunakan untuk memberi informasi.
Penyajian dalam bentuk tulisan banyak digunakan dalam bidang sosial, ekonomi,
psikologi dan berperan sebagai laporan hasil penelitian kualitatif. Misalnya, untuk
mengetahui persepsi masyarakat tentang suatu produk yang telah dipasarkan atau
penerimaan, pendapat serta kepercayaan masyarakat terhadap suatu program
pemerintah atau program pelayanan pada manyarakat atau keberadaan petugas
kesehatan yang terdapat didaerah.
Contoh
Seorang direktur sebuah rumah sakit memberikan informasi tentang kondisi rumah
sakit yang dipimpinnya. “Penderita yang menjalani rawat inap dirumah sakit ini
jumlahnya meningkat dari tahun ketahun hingga tidak tertampung dan sebagian
besar terdapat dibagian penyakit dalam.Dengan semakin banyak penderita yang
menjalani rawat inap menunjukkan bahwa pelayanan yang kita berikan sudah
cukup memadai.Yang masih harus kita tingkatkan adalah penambahan gedung dan
sarana ynag dibutuhkan seperti tempat tidur,terutam dibagian penyakit dalam”.
2. Penyajian dalam bentuk table
Berikut ini merupakan bentuk penyajian data secara sistematik dalam bentuk data
numerik, tersusun dalam baris dan kolom. Tabel diperlukan untuk data yang sudah
diklasifikasikan, misalnya klasifikasi menurut umur, jenis kelamin, pekerjaan, dll.
a. Berdasarkan jumlah variable klasifikasi, table di bagi menjadi:
1) Tabel satu jalan : Table yang hanya memiliki satu variable klasifikasi. Misal
: table distribusi frekuensi ibu balita berdasarkan pekerjaan wilayah kerja
Puskesmas digambarkan sebagai berikut.
20
No. Pekerjaan Frekuensi Persentase
1 Ibu RT 28 53,8
2 PNS 8 15,4
3 Pegawai Swasta 5 9,6
4 Wirasasta 11 21,2
Jumlah 52 100,0
2) Tabel dua jalan atau tabulasi silang atau cross tab: Table yang memiliki dua
variable klasifikasi (1 kolom, 1 baris) Misalnya : Tabel hubungan antara
jumlah anggota keluarga dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas
Yogyakarta digambarkan sebagai berikut :
Jumlah Anggota Status Gizi Balita
Keluarga Baik Kurang buruk n %
≤ 4 orang 16 5 0 21 50.0
< 4 orang 12 8 1 21 50.0
Jumlah 28 13 1 41 100.0
3) Tabel tiga jalan: Table yang memiliki tiga variabel klasifikasi (2 kolom, 1
baris). Misal Tabel hubungan antara Pola Asuh dan jumlah anggota keluarga
dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Yogyakarta
digambarkan sebagai berikut :
Variabel Status Gizi Balita Total
Baik Kurang Buruk n %
Ayah dan ibu 20 10 2 32 64,0
Pola asuh Ayah/ibu/orang
8 5 5 18 36,0
lain
Jumlah 28 15 7 50 100,0
Jumlah
≤ 4 orang 23 12 0 28 56,0
anggota
< 4 orang 13 8 1 22 44,0
keluarga
jumlah 46 13 1 50 100,0
4) Tabel induk atau table umum (master table) : Semua variable yang akan
dianalisis dan diukur disajikan dalam satu table. Fungsinya adalah sebagai
petunjuk ada tidaknya hubungan antara variabel yang diteliti.
No. Karateristik Frekuensi Persentase (%)
1 Umur
18 – 25 tahun 2 3,2
26 – 35 tahun 14 22,6
36 – 45 tahun 20 32,3
21
˃ 46 tahun 26 41,9
Jumlah 62 100,0
2 Jenis kelamin
Laki – laki 40 64,5
Perempuan 22 35,5
Jumlah 62 100,0
3 Tingkat pendidikan:
SMA/SLTA 36 58,0
D3 5 8,1
SI 15 24,2
S2 6 9,7
Jumlah 62 100,0
4 Lama bekerja
1 – 5 tahun 5 8,0
5 – 10 tahun 20 32,3
˃ 10 tahun 37 59,7
Jumlah 62 100,0
3. Penyajian Data dalam Bentuk Gambar
Selain dapat disajikan ke dalam bentuk tabel, data-data angka juga dapat disajikan
ke dalam bentuk grafik dan diagram. Penyajian data ke dalam grafik biasanya
dipandang lebih menarik karena data-data itu tersaji dalam bentuk visual (gambar).
Cara lain untuk menyajikan data agar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas,
ialah dengan jalan melukiskannya dalam bentuk diagram. Diagram, dalam
fungsinya dapatlah disamakan dengan sebuah potret yang dapat memberikan
gambaran serta uraian-uraian daripada tempat atau obyek dari mana gambar itu
diambil.
Macam-macam Penyajian Data dalam Bentuk grafik:
1. Grafik Histogram
Grafik ini juga disebut Bar diagram, yaitu grafik yang berbentuk segi empat.
Dasar pembuatan grafik ini menggunakan titik tengah. Dari suatu data yang
diperoleh dapat disusun dalam tabel distribusi frekuensi dan disajikan dalam
bentuk diagram yang disebut histogram. Jika pada diagram batang, gambar
batang-batangnya terpisah maka pada histogram gambar batang-batangnya
berimpit. Contoh : Dari tabel berikut, sajikan dalam bentuk histogram !
22
2. Grafik Poligon
Poligon merupakan grafik distribusi dari distribusi frekuensi bergolong suatu
variabel. Tampilan poligon berupa garis-garis patah yang diperoleh dengan cara
menghubungkan puncak dari masing-masing nilai tengah kelas. Jadi absisnya
adalah nilai tengah dari masing-masing kelas. Apabila pada titik-titik tengah
dari histogram dihubungkan dengan garis dan batang-batangnya dihapus, maka
akan diperoleh poligon frekuensi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal
berikut ini. Contoh soal: Hasil pengukuran berat badan terhadap 100 siswa
SMA X digambarkan dalam distribusi bergolong seperti di bawah ini. Sajikan
data tersebut dalam histogram dan poligon frekuensi !
3. Grafik Ogive
Dari distribusi frekuensi kumulatif dapat dibuat grafik garis yang disebut
poligon frekuensi kumulatif. Jika poligon frekuensi kumulatif dihaluskan,
diperoleh kurva yang disebut kurva ogive. Untuk lebih jelasnya, perhatikan
contoh soal berikut ini.
Contoh : Hasil tes ulangan Matematika terhadap 40 siswa kelas XI IPA
digambarkan dalam tabel di bawah.
23
Hasil Ulangan Frekuensi
65-67 2
68-70 5
71-73 13
74-76 14
77-79 4
80-82 2
40
Penyelesaian
Daftar frekuensi kumulatif kurng dari dan lebih dari adalah sebagai berikut
Hasil Frekuensi Hasil Frekuensi
Ulangan kumulatif ≤ Ulangan kumulatif ≥
≤ 67,5 2 ≥ 64,5 40
≤ 70,5 7 ≥ 67,5 38
≤ 73,5 20 ≥ 70,5 33
≤ 76,5 34 ≥ 73,5 20
≤ 79,5 38 ≥ 76,5 6
≤ 82,5 40 ≥ 79,5 2
Daftar frekuensi kumulatif kurang dari dan lebih dari dapat disajikan dalam
bidang Cartesius. Tepi atas (67,5; 70,5; …; 82,5) atau tepi bawah (64,5; 67,5;
…; 79,5) diletakkan pada sumbu X sedangkan frekuensi kumulatif kurang dari
atau frekuensi kumulatif lebih dari diletakkan pada sumbu Y. Apabila titik-titik
yang diperlukan dihubungkan, maka terbentuk kurva yang disebut ogive. Ada
dua macam ogive, yaitu ogive naik dan ogive turun. Ogive naik apabila grafik
disusun berdasarkan distribusi frekuensi kumulatif kurang dari. Sedangkan
ogive turun apabila berdasarkan distribusi frekuensi kumulatif lebih dari. Ogive
naik dan ogive turun data di atas adalah sebagai berikut.
24
Macam-Macam Penyajian Data dalam Bentuk Diagram
1. Diagram Batang
Diagram yang berbentuk persegi panjang dengan skala atau ukuran sesuai
data yang bersangkutan. Setiap batang memiliki jarak yang sama, disusun
secara tegak atau mendatar Diagram batang sangat cocok untuk menyajikan
data yang berbentuk kategori dan atribut, serta data tahunan yang tahunnya
tidak terlalu banyak. Untuk mnggambar diagram batang diperlukan sumbu
tegak dan sumbu datar yang berpotong tegak lurus. Sumbu tegak maupun
sumbu datar dibagi menjadi beberapa skala bagian yang sama. Pada bagian
bawah sumbu datar dituliskan atribut atau waktu dan pada sumbu tegak
dituliskan kuantum atau nilai data.
Contoh diagram batang :
2. Diagram garis
Diagram garis di gunakan untuk menyajikan data yang menunjukkan
perkembangan suatu data dari waktu ke waktu.
25
Contoh :
Hasil panen padi nasional Indonesia senantiasa berubah dari tahun ke tahun.
Hasil panen dari tahun 2005 – 2010 di sajikan dalam diagram berikut.
3. Diagram lingkaran
Diagram lingkarang di gunakan untuk menunjukkan perbandingan antar
item data dengan cara membagi lingkaran dalam juring-juring lingkaran
dengan sudut pusat yang sesuai dengan perbandingan tersebut.
Contoh:
Daftar jumlah siswa kelas X Rpl 1 yang mengambil pelajaran
ekstrakurikuller musik adalah 9 orang, tari 5 orang, Futsal 6 orang, basket 8
orang dan ekstrakurikuller lainnya 12 orang.
Jumlah seluruh siswa = 9 + 5 + 6 + 8 + 12 = 40
Perbandingan dan persentase untuk masing-masing pelajaran adalah sebagai
berikut.
Musik : 9/40 = 22,5 % ; Tari : 5/40 = 12,5% ; Futsal: 6/40 = 15%; Basket
8/40 = 20%; dan lain-lain 12/40 = 30%.
26
Gambar : diagram lingkaran menunjukkan perbandingan dan persentase
data satu dan yang lainnya
27
BAB V
DISTRIBUSI DATA
28
Distribusi peluang tersebut dapat disusun dalam bentuk tabel dan grafik frekuensi
distribusi seperti berikut.
Dari tabel diatas dapat disusun frekuensi distribusi probabilitas sebagai berikut:
Fp Fl probabilitas
0 2 0,25
1 1 0,5
2 0 0,25
P = Probabilitas
q = 1-p
n =Bayaknya perstiwa
r = Jumlah sukses
Ciri-ciri percobaan binomial :
1) Percobaan terdiri dari n ulangan
2) Setiap hasil ulangan dapat digolongkan sebagai sukses (S) atau gagal (G)
3) Probabilitas sukses (p) untuk setiap ulangan adalah sama
4) Setiap ulangan harus bersifat independen.
b. Distribusi Hipergeometrik
Ciri-ciri percobaan Hipergeometrik :
1) Sampel acak berukuran n diambil dari populasi berukuran N
2) Dari populasi berukuran N benda, sebanyak k benda diberi label “sukses”,
dan N-k benda diberi label “gagal”.
30
c. Distribusi Poisson
Merupakan distribusi probabilitas dgn variabel randomdiskrit. Distribusi ini
digunakan pada n yang kecil.
Ciri-ciri percobaan Poisson :
1) Banyaknya hasil percobaan yang terjadi dalam suatu selang waktu tertentu,
tidak tergantung pada banyaknya hasil percobaan yang terjadi pada selang
waktu lain yang terpisah.
2) Probabilitas terjadinya suatu hasil percobaan selama selang waktu yang
singkat, sebanding dengan panjang selang waktu tersebut, dan tidak
tergantung pada banyaknya hasil percobaan yang terjadi di luar selang
waktu tersebut.
3) Probabilitas lebih dari satu hasil percobaan akan terjadi dalam selang waktu
yang singkat, dapat diabaikan.
5. Distribusi Normal
Ciri-Cirinya :
a. Kurva mempunyai puncak tunggal
b. Kurvanya berbentuk lonceng
c. Rata-rata terletak di tengah distribusi dan distribusinya simtris di sekitar garis
tegak lurus yang ditarik melalui rata-rata
d. Kedua ekor kurva memanjang tak berbatas dan pernah memotong sumbu
horizontal.
31
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari berbagai ulasan di atas, dapat kami simpulkan bahwa statiska kesehatan
erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan saat mengalami kegagalan atau
keberhasilan program guna untuk menganalisa perbandingan dan menganalisa
kecenderungannya. Analisa perbandingan tersebut dapat dilihat antar waktu dan
tempat. Mempunyai tujuan dalam menjawab masalah yang ada dalam masyarakat
dengan membuktikan suatu dugaan yang belum terjadi dengan penelitian.
Statistika kesehatan merupakan salah satu wadah untuk dapat memonitoring
suatu kemajuan status kesehatan di suatu wilayah tertentu, mengevaluasi program
kesehatan masyarakat tersebut serta dapat menentukan prioritas masalah kesehatan
masyarakat tersebut.
B. SARAN
Dalam statistika kesehatan ini data yang telah diterima dari suatu penelitian
harus di uji dengan teliti tentang keakuratannya. Karena jika terjadi suatu kesalahan
dalam penelitian tersebut akan didapat suatu hasil yang tidak sesuai dengan tujuan
awal.
Kami juga sebagai penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, kedepannya kami akan lebih dalam memberi contoh studi kasus dan lebih
detail dalam menjelaskan tentang statistik kesehatan dengan sumber-sumber yang
lebih banyak lagi.
32
DAFTAR PUSTAKA
33