Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kebutuhan Dasar
Manusia
Dosen Pengampu :
Di Susun Oleh :
Kelompok 3
Puji syukur kami ucapkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas
rahmat dan karunianya kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini,
Penyusun menyadari makalah ini masih belum sempurna, baik dari isi
apabila ada kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini.
seperjuangan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................1
A. Latar belakang...................................................................................1
B. Rumusan masalah..............................................................................3
C. Tujuan...............................................................................................3
D. Manfaat.............................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................5
A. Konsep Dasar Kebutuhan Eliminasi..................................................5
1. Pengertian Eliminasi......................................................................4
2. Fisiologi Eliminasi........................................................................5
3. Faktor yang mempengaruhi eliminasi...........................................9
4. Masalah kebutuhan eliminasi........................................................14
5. Karakteristik Urine........................................................................15
6. Karakteristik Feses........................................................................17
7. Tanda dan Gejala...........................................................................18
B. Konsep Asuhan Keperawatan Gangguan Eliminasi..........................20
1. Pengkajian.....................................................................................20
2. Diagnosa keperawatan eliminasi urin dan fekal............................22
3. Intervensi Keperawatan.................................................................22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
urine atau bowel (feses). Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih
bila kandung kemih terisi. Sistem tubuh yang berperan dalam terjadinya
proses eliminasi urine adalah ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra. Proses
ini terjadi dari dua langkah utama yaitu: kandung kemih secara progresif
kemudian mencetuskan langkah kedua yaitu timbul refleks saraf yang disebut
medula spinalis, refleks ini bisa juga dihambat atau ditimbulkan oleh pusat
biasanya miksi setelah bekerja, makan atau bangun tidur. Normal miksi sehari
adalah 5 kali.
Defekasi adalah pengeluaran feses dari anus dan rektum. Hal ini juga
mendorong feses kedalam kolon sigmoid dan rektum, saraf sensoris dalam
1
rektum dirangsang dan individu menjadi sadar terhadap kebutuhan untuk
defekasi.
masalah pada gastrointestinal dan bagian tubuh yang lain. Karena fungsi usus
toilet yang normal. Untuk menangani masalah eliminasi klien, perawat harus
ketidaknyamanan.
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Eliminasi
urin atau bowel (feses). Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila
kandung kemih terisi. Sistem tubuh yang berperan dalam terjadinya proses
eliminasi urine adalah ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Proses ini terjadi
dari dua langkah utama yaitu: Kandung kemih secara progresif terisi sampai
mencetuskan langkah kedua yaitu timbul refleks saraf yang disebut refleks miksi
(refleks berkemih) yang berusaha mengosongkan kandung kemih atau jika ini
Meskipun refleks miksi adalah refleks autonomik medula spinalis, refleks ini bisa
juga dihambat atau ditimbulkan oleh pusat korteks serebri atau batang otak.
Kandung kemih dipersarafi araf saraf sakral (S-2) dan (S-3). Saraf sensori
dari kandung kemih dikirim ke medula spinalis (S-2) sampai (S-4) kemudian
diteruskan ke pusat miksi pada susunan saraf pusat. Pusat miksi mengirim signal
pada kandung kemih untuk berkontraksi. Pada saat destrusor berkontraksi spinter
interna berelaksasi dan spinter eksternal dibawah kontol kesadaran akan berperan,
apakah mau miksi atau ditahan. Pada saat miksi abdominal berkontraksi
tersisa dalam kandung kemih yang diusebut urine residu. Pada eliminasi urine
4
normal sangat tergantung pada individu, biasanya miksi setelah bekerja, makan
Defekasi adalah pengeluaran feses dari anus dan rektum. Hal ini juga
disebut bowel movement. Frekwensi defekasi pada setiap orang sangat bervariasi
dari beberapa kali perhari sampai 2 atau 3 kali perminggu. Banyaknya feses juga
kolon sigmoid dan rektum, saraf sensoris dalam rektum dirangsang dan individu
Eliminasi yang teratur dari sisa-sisa produksi usus penting untuk fungsi
tubuh yang normal. Perubahan pada eliminasi dapat menyebabkan masalah pada
gastrointestinal dan bagian tubuh yang lain. Karena fungsi usus tergantung pada
orang berbeda. Klien sering meminta pertolongan dari perawat untuk memelihara
kebiasaan eliminasi yang normal. Keadaan sakit dapat menghindari mereka sesuai
fisik untuk menggunakan fasilitas toilet yang normal; lingkungan rumah bisa
perawata harus mengerti proses eliminasi yang normal dan faktor-faktor yang
mempengaruhi eliminasi.
2. Fisiologi Eliminasi
a. Eliminasi Urine
1) Ginjal
5
melalui arteri renalis (ginjal) yang merupakan percabangan dari aorta
melalui ginjal. Setiap ginjal berisi 1 juta nefron. Nefron tersusun atas
2) Ureter
3) Kandung kemih
Pada pria, kandung kemih terletak pada rectum bagian posterior dan
pada wanita kandung kemih terletak pada dinding anterior uterus dan
vagina. Bentuk kandung kemih akan berubah saat ia terisi dengan urine.
kemih biasanya rendah, bahkan saat sebagian kandung kemih penuh, suatu
factor yang melindungi kandung kemih dari infeksi. Kandung kemih dapat
4) Uretra
Urine keluar dari kandung kemih melalui uretra dan keluar dari tubuh
sampai 6,5 cm. uretra pada pria memiliki panjang 20 cm. panjang uretra
6
yang pendek pada wanita menjadi factor predisposisi untuk mengalami
infeksi.
5) Kerja kemih
b. Eliminasi Alvi
1) Mulut
2) Esofagus
3) Lambung
7
makanan meninggalkan lambung, makanan diubah menjadi materi semicair
yang disebut kimus. Kimus lebih mudah dicerna dan diabsorpsi daripada
makanan padat.
4) Usus halus
Usus halus memiliki diameter sekitar 2,5 cm dan panjang 6 cm. Kimus
5) Usus besar
diameternya lebih besar dari usus halus. Namun, panjangnya jauh lebih
pendek, yakni 1,5 sampai 1,8 m. usus besar merupakan organ utama dalam
eliminasi fekal.
6) Sekum
Katup ini merupakan lapisan otot sirkular yang mencegah regurgitasi dan
7) Kolon
Walaupun kimus yang berair memasuki kolon, volume air menurun saat
8
8) Rektum
Rectum merupakan bagian akhir pada saluran GI. Dalam kondisi normal,
rektum tidak terisi dengan feses sampai defekasi. Rectum dibangun oleh
sebuah arteri dan lebih dari satu vena. Apabila vena menjadi distensi akibat
membuat proses defekasi terasa nyeri. Apabila masa feses atau gas bergerak
defekasi dimulai.
dan praktik)
a. Eliminasi urine
output urine (jumlah urine). Protein dapat menentukan jumlah urine yang
3) Gaya Hidup
9
4) Stres Psikologis
5) Tingkat Aktivitas
Eliminasi urine membutuhkan tonus otot vesika urinaria yang baik untuk
6) Tingkat Perkembangan
berkemih. Hal tersebut dapat ditemukan pada anak yang lebih memiliki
7) Kondisi Penyakit
melitus.
8) Sosiokultural
adanya kultur pada masyarakat tertentu yang melarang untuk buang air
9) Kebiasaan Seseorang
10
10) Tonus Otot
Tonus otot yang memiliki peran penting dalam membantu proses berkemih
adalah otot kandung kemih, otot abdomen dan pelvis. Ketiganya sangat
11) Pembedahan
urin.
12) Pengobatan
Selain itu tindakan sistoskopi dapat menimbulkan edema lokal pada uretra
b. Eliminasi alvi
11
volume feses. Makanan tertentu pada beberapa orang sulit atau tidak bisa
keteraturan pola defekasi. Individu yang makan pada waktu yang sama
2) Cairan
menjadi lebih kering dari normal, menghasilkan feses yang keras. Ditambah
tertentu termasuk diare kronik, seperti ulcus pada collitis, bisa jadi
4) Kurang aktifitas
12
melambatnya feses menuju rectum dalam waktu lama dan terjadi reabsorpsi
5) Obat-obatan
dosis yang besar dari tranquilizer tertentu dan diikuti dengan prosedur
6) Usia
(berkurangnya tonus otot yang normal) dari otot-otot polos colon yang
(mengering) feses, dan menurunnya tonus dari otot-otot perut yagn juga
13
7) Penyakit-penyakit
Penakit seperti obstruksi usus, paralitik ileus, kecelakaan pada spinal cord
dan tumor. Cedera pada sumsum tulang belakan dan kepala dapat
ketika dia tidak dapat menemukan toilet atau mendapat bantuan. Akibatnya,
klien bisa mengalami konstipasi. Atau seorang klien bisa mengalami fecal
a. Eliminasi urine
1) Retensi urine
2) Disuria
Adanya rasa sakit dan kesulitan dalam berkemih, hal ini sering ditemukan
3) Poliuria
Poliuria merupakan produksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal
4) Inkontinensia urine
5) Urinari suppresi
14
(Alimul , A. Aziz Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia)
b. Eliminasi alvi
1) Konstipasi
2) Impaksi
dapat dikeluarkan.
3) Diare
4) Inkontinensia
5) Flatulen
Adalah penyebab umum abdomen menjadi penuh, terasa nyeri dan kram.
6) Hemoroid
(Potter & Perry Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, proses dan
praktik)
5. Karakteristik urine
15
kecoklatan mengindikasikan adanya
penyakit.
bakteri.
Molekul protein
yang besar
seperti albumin,
Pada kondisi kerusakan ginjal,
fibrinogen, atau
6. Protein molekul tersebut dapat melewati
globulin tidak
saringan masuk ke urine.
dapat disaring
melalui ginjal-
urine.
bawah.
16
glukosa dalam
urine tidak
berarti hanya
bersifat
sementara,
misalnya pada
seseorang yang
makan gula
banyak.
6. Karakteristik feses
Kurangnya kadar
empedu,
perdarahan
saluran cerna
Putih,
Bayi : kuning bagian atas, atau
1. Warna hitam/tar,
Dewasa : coklat perdarahan
atau merah
saluran crna
bagian bawah.
Malabsorpsi
lemak
17
berbentuk absorpsi kurang
Makanan yang
tidak dicerna,
mukosa usus,
air
1) Retensi urine
2) Inkontinensia urine
WC
18
1) Konstipasi
c) Nyeri rektum
2) Impaction
a) Tidak BAB
b) Anoreksia
c) Kembung/kram
d) Nyeri rektum
3) Diare
menahan BAB
4) Inkontinensia Fekal
5) Flatulens
b) Dinding usus meregang dan distended, merasa penuh, nyeri dan kram
6) Hemoroid
19
b) Perdarahan jika dinding pembuluh darah vena meregang
d) Nyeri
1. Pengkajian
Eliminasi Urine
a. Eliminasi urine
1) Kebiasaan berkemih
a) Frekuensi berkemih
c) Disuria
d) Poliuria
e) Urinaria supresi
3) Volume urine
5) Karakteristik urine
menahan sakit
2) Keadaan kulit : kulit kering, mukosa mulut kering, turgor kulit kurang, lidah
20
disebabkan karena pasien menahan nyeri saat berkemih. Kaji adanya edema
4) Genitalia Wanita : Inflamasi, nodul lesi, adanya secret dari meatus, dan
pembesaran skrotum.
5) Output urine dari urinal, kantong urine, drainase ureterostomi, dan sitostomi
d. Pemeriksaan diagnostik
d) pH (normalnya 4,5-8,0)
21
Eliminasi Alvi
a. Eliminasi alvi
2) Karakteristik feses
1) Abdomen: ada atau tidaknya distensi, simetris atau tidak, gerakan peristaltik,
2) Rektum dan anus: ada atau tidaknya tanda inflamasi seperti perubahan warna,
a. Retensi urine berhubungan dengan obstruksi jalan keluar kandung kemih akibat
impaksi feses
3. Intervensi Keperawatan
22
kolaborasi
jam 6 malam
bladder
dokter/fisioterapi
23
Kolaborasi dengan Mengatasi faktor
pengobatan dan
kateterisasi
Konstipasi Tingkatkan asupan Mengurangi feses
dengan minum
BAB
tinggi makanan
mengedan terlalu
kuat
feses
Diare Evaluasi intake Mengetahui
24
Instruksi untuk Mencegah
kooperatif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urine
atau bowel (feses). Masalah eliminasi urine yaitu: retensi, inkotinensia urine,
25
eneuresis, urgency, dysuria, polyuria, urinari suppresi sedangkan masalah eliminasi
fekal yaitu: konstipasi, impaction, diare, inkotinensia fekal, flatulens dan hemoroid.
Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi urine dan fekal yaitu: usia dan
B. Saran
Setelah mengetahui pembahasan mengenai eliminasi urine dan fekal diatas, kami
mengharapkan agar para pembaca lebih mengerti dan memahami mengenai kebutuhan
dasar manusia sehingga dalam pemberian asuhan keperawatan menjadi lebih tepat dan
akurat sesuai dengan tanda dan gejala yang ada. Oleh karena itu, kami meminta kritik
DAFTAR PUSTAKA
Alimul , A. Aziz. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Buku 2. Jakarta : Salemba
Medika.
26
Potter Patricia A. dan Anne Griffin Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Tarwoto dan wartonah. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi
27