Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, memiliki naluri untuk hidup dengan
lainnya. Naluri manusia untuk selalu hidup dengan orang lain disebut gregariousness sehingga
manusia disebut social animal (hewan sosial). Karena sejak dilahirkan manusia sudah
mempunyai dua kecenderungan pokok, yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan manusia
lain di sekelilingnya (masyarakat), dan keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam
sekelilingnya. Kecenderungan manusia untuk hidup bersosial-bermasyarakat sudah ada sejak
lahir.
Masyarakat adalah kelompok manusia yang hidup bersama dan yang menghasilkan
kebudayaan.Dengan demikian, tak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan dan
sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya.Terdapat
hubungan timbal balik antara kebudayaan dengan masyarakat, sebagaiamana ada hubungan
antara kebudayaan, peradaban dan sejarah.Masyarakat itu menghasilkan kebudayaan,
sedangkan kebudayaan itu menentukan corak masyarakat. Jadi antara manusia dan
kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang memiliki hubungan yang sangat erat dan tidak
dapat dipisahkan satu sama lain. Melalui ini, kita akan melihat seberapa eratnya masyarakat
dengan budayanya,dan budaya dengan masyarakatnya,serta seberapa penting dan bagaimana
kebudayaan itu ada di dalam masyarakat.
Selain itu, secara umum ilmu sosial budaya dasar bertujuan untuk mengembangkan
kepribadian manusia dalam masyarakat dan agama, sehingga mampu menghadapi masalah
dalam bermasyarakat.
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang dibekali akal dan nafsu
perlu membekali diri dengan agama supaya menjadi manusia yang lebih baik bagi sesama
manusia berkelompok atau bermasyarakat .
Manusia sebagai makhluk sosial atau bermasyarakat butuh individu atau manusia lain
karna manusia tidak akan mampu hidup sendiri ia butuh orang lain .manusia perlu
bermasyarakat dan saling berhubungan atau berinteraksi satu sama lain dalam kelompok
sosial maupun masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup nya dan untuk berkembang.
Oleh karena itu kami mengangkat judul makalah agama dan masyarakat, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama bagi pemakalah sendiri , serta kami
minta maaf apabila makalah ini belum sempurna.

1
B.   Rumusan Masalah
1. Apa itu kebudayaan ?
2. Apa itu masyarakat ?
3. Bagaimana kehidupan kebudayaan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari ?
4. Bagaimana pentingnya kebudayaan di masyarakat?
5. Apa pengertian agama ?
6. Apa pengertian masyarakat ?
7. Apa hubungan agama dan masyarakat ?

C.  Tujuan pembuatan makalah


Maksud dan tujuan dari perumusan masalah di atas tujuan dari penulisan makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah sosiologi dan juga memberikan tambahan
ilmu pengetahuan dan wawasan baru untuk kami khusus nya dan para pembaca. Untuk
mengetahui sejauh mana hubungan kebudayaan dan masyarakat serta Religi dalam
Kehidupan Masyarakat.
Selain itu pembuatan makalah ini juga bertujuan untuk, yaitu antara lain;
1. Mengetahui apa itu kebudayaan ?
2. Mengetahui apa itu masyarakat ?
3. Mengetahui bagaimana kehidupan kebudayaan dalam kehidupan masyarakat sehari-
hari ?
4. Memaknai arti pentingnya kebudayaan di masyarakat?
5. memahami pengertian agama ?
6. mengetahui dan memahami pengertian masyarakat ?
7. mengetahui hubungan agama dan masyarakat ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Kebudayaan dan Masyarakat


Kata “kebudayaan” berasal dari (bahasa sangsekerta) buddhayah yang merupakan
jamak kata “buddhi” yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang
bersangkutan dengan budi atau akal. Adapun istilah culture yang merupakan istilah bahasa
asing yang sama artinya dengan kebudayaan berasal dari kata latin colore. Artinya mengolah
atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau bertani. Dari asal arti tersebut, yaitu celore
kemudian colture, diartikan sebagai daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan
mengubah alam.
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang
didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan kata lain kebudayaan
mencakup semuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota
masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala suatu yang dipelajari dari pola prilaku yang
normative. Artinya mencakup segala cara berpikir.
Ada suatu kesalahan umum yang terdapat dalam masyarakat yang beranggapan bahwa
ada masyarakat yang memiliki kebudayaan sedangkan yang lain tidak. Secara sosiologis
semua manusia dewasa yang normal pasti memiliki kebudayaan. Kebudayaan bisa diartikan
sebagai keseluruhan tingkah laku dan kepercayaan yang dipelajari yang merupakan ciri
anggota suatu masyarakat tertentu. Kata kunci dari definisi diatas adalah dipelajari, yang
membedakan antara kebudayaan dengan tindak tanduk yang merupakan warisan biologis
manusia.
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup bersama dalam suatu periode
waktu tertentu, mendiami suatu daerah, dan akhirnya mulai mengatur diri mereka sendiri
menjadi suatu unit sosial yang berbeda dari kelompok-kelompok lain. Anggota-angota
masyarakat menganut suatu kebudayaan. Kebudayaan dan masyarakat tidak mungkin hidup
terpisah satu sama lain. Di dalam sekelompok masyarakat akan terdapat suatu kebudayaan.

Definisi kebudayaan menurut para ahli:


·         E.B Taylor

3
Kebudayaan adalah komplikasi (Jalinan) dalam keseluruhan yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keagamaan, hukum, adat istiadat serta lain-lain
kenyataan dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan manusia sebagai anggota masyarakat.
·         Leslie White
Kebudayaan adalah suatu kumpulan gejala-gejala yang terorganisasi yang terdiri dari
tindakan-tindakan (pola perilaku), benda-benda, ide-ide (kepercayaan dan pengetahuan), dan
perasaan-perasaan yang semuanya itu tergantung pada penggunaan simbol-simbol.
·         Koentjoroningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia, yang dibiasakannya
dengan belajar, beserta keseluruhan-keseluruhan dari hasil budi dan karya itu.
·         Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
Kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya masyarakat
menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (Material
Culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta
hasilnya dapat diabadikan untuk keperluan masyarakat.

Dalam pandangan sosiologi, kebudayaan memiliki arti yang lebih luas dari pada itu.
Kebudayaan meliputi semua hasil cipta dan karya manusia baik yang material maupun non-
material.
Kebudayaan material
Adalah hasil cipta, karsa, yang berwujud benda atau barang misalnya, gedung-gedung,
jalan, rumah, alat komunikasi dan sebagainya.
Kebudayaan non-material
Adalah hasil cipta, karsa yang berwujud kebiasaan-kebiasaan, adat istiadat, kesusilaan,
ilmu pengetahuan, keyakinan, agama, dan sebagainya.

B.     Unsur-unsur Kebudayaan


kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun
unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari sesuatu kebulatan yang bersifat dari kesatuan.
Misalnya dalam kebudayaan Indonesia dapat dijumpai unsur besar seperti umpamanya
majelis permusyawaratan rakyat, disamping adanya unsur-unsur kecil seperti, sisir, kancing,
baju, peniti dan lainya yang dijual dipinggir jalan. Berapa orang sarjana yang mencoba

4
merumuskan unsur-unsur pokok kebudayaan tadi. misalnya, Melville J. horskovits
mengajukan 4 unsur pokok kebudayaan, yaitu:
1. Alat-alat teknologi
2. Sistem ekonomi
3. Keluarga
4. Kekuasaan politik

Sedangkan Bronislaw Malinowski mengemukakan unsur-unsur pokok kebudayaan sebagai


berikut:
1. Sistem norma-norma yang memungkinkan kerja sama antara anggota masyarakat di dalam
upaya menguasai alam sekelilingnya
2. Organisasi ekonomi
3. Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan
4. Organisasi kekuatan
Semua unsur tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam unsur-unsur pokok atau besar
kebudayaan yang biasa disebut dengan cultural universal. Unsur tersebut memiliki sifat
universal, yaitu dapat ditemui pada setiap kebudayaan. Tujuh unsur kebudayaan yang
dianggap sebagai cultural universal yaitu:
1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga,
senjata, alat-alat produksi, transpor dan sebagainya)
2. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem
produksi, sistem distribusi, dan sebagainya)
3. Sistem kemasyarakatan (sistem kerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem
perkawinan)
4. Bahasa (lisan maupun tertulis)
5. Kesenian (seni rupa, seni suara,seni gerak dan sebagainya)
6. Sistem pengetahuan
7. Religi (sistem kepercayaan)

C.     Fungsi dan Hakikat Kebudayaan Bagi Masyarakat

Kebudayaan memiliki fungsi yang besar bagi manusia dan masyarakat. Masyarakat
memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi dalam menjalani kehidupannya.

5
Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tersebut sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang
bersumber pada masyarakat itu sendiri. Kemampuan manusia terbatas sehingga kemampuan
kebudayaan yang merupakan hasil ciptaannya juga terbatas di dalam memenuhi segala
kebutuhan. Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang
mempunyai kegunaan utama di dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan dalamnya.
Teknologi pada hakikatnya meliputi paling sedikit tujuh unsur, yaitu:
1. Alat-alat produktif
2. Senjata
3. Wadah
4. Makanan dan minuman
5. Pakaian dan perhiasan
6. Tempat berlindung dan perumahan
7. Alat-alat transport

Kebudayaan mengatur supaya manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya


bertindak, berbuat menentukan sikapnya kalau mereka berhubungan dengan orang lain. Setiap
orang bagaimanapun hidupnya, akan selalu menciptakan kebiasaan bagi dirinya sendiri.
Kebiasaan merupakan suatu perilaku pribadi, yang berarti kebiasaan seseorang itu berbeda
dari kebiasaan orang lain, walaupun mereka hidup dalam satu rumah. Kebiasaan menunjuk
pada suatu gejala bahwa seseorang di dalam tindakan-tindakannya selalu ingin melakukan
hal-hal yang teratur bagi dirinya sendiri.
Khusus untuk mengatur hubungan antar manusia, kebudayaan dinamakan pula
struktur normatif atau menurut Ralph Linton, designs for lifing (garis-garis atau petunjuk
dalam hidup). Yang dapat diartikan bahwa kebudayaan adalah suatu garis-garis pokok tentang
perilaku atau blueprint for behavior, yang menetapkan peraturan-peraturan mengenai apa
yang seharusnya dilakukan, apa yang seharusnya dilarang dan sebagainya.

D.    Sifat Hakikat Kebudayaan


Setiap masyarakat mempunyai kebudayaan yang beragam dan berbeda antara satu
dengan yang lainnya, setiap kebudayaan mempunya sifat hakikat yang berlaku umum bagi
semua kebudayaan di manapun juga. Sifat kebudayaan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia

6
2. Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu tidak
akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
3. Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan tingkah lakunya.
4. Kebudayaan mencakup aturan aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-
tindakan yang diterima dan ditolak, tindalan-tindakan yang dilarang dan tindakan tindakan
yang diizinkan.

Sifat hakikat kebudayaan adalah ciri setiap kebudayaan, tetapi seseorang hendak
memahami apa sifat hakikatnya yang esensial, terlebih dahulu harus memecahkan
pertentangan-pertentangan atau larangan-larangan yang ada di dalamnya, yaitu sebagai
berikut:
1. Di dalam pengalaman manusia, kebudayaan itu bersifat universal. Akan tetapi,
perwujudan kebudayaan mempunya beberapa ciri khusus yang sesuai dengan situasi,
lokasi maupun kondisinya. Sebagamaina diuraikan masyarakat dan kebudayaan itu
merupakan suatu dwitunggal yang tak dapat dipisahkan. Hal itu mengakibatkan setiap
masyarakat manusia mempunyai kebudayaan atau dengan perkataan lain, kebudayaan
bersifat universal atribut dari setiap masyarakat di dunia ini. Perbedaan kedua
kebudayaan tersebut terletak pada perbedaan latar belakangnya. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa sifat universal dari kebudayaan memungkinkan berwujudnya
kebudayaan yang berbeda-beda, tergantung pada pengalaman pendukungnya, yaitu
masyarakat.
Contoh : Apabila seseorang dari masyarakat dengan kebudayaan yang berbeda dan
tertentu berhubungan dengan masyarakat yang menjadi anggota masyarakat yang
berlainan, dia akan sadar bahwa adat istiadat kedua masyarakat tersebut tidak sama.
2. Kebudayaan bersifat stabil di samping juga bersifat dinamis dan setiap kebudayaan
mengalami perubahan-perubahan yang kontinu atau berlanjut. Setiap kebudayaan pasti
mengalami perubahan atau perkembangan-perkembangan. Hanya kebudayaan yang
mati yang bersifat statis. Sering kali suatu perubahan yang terjadi dalam masyarakat
tidak terasa oleh anggota-anggota masyarakat. Dalam mempelajari kebudayaan harus
selalu diperhatikan hubungan antara unsur yang stabil dengan unsur-unsur yang
mengalami perubahan. Sudah tentu pasti terdapat perbedaan derajat pada unsur-unsur
yang berubah tersebut, yang harus disesuaikan dengan kebudayaan bersangkutan.
Unsur-unsur kebendaan seperti teknologi bersifat terbuka untuk suatu proses

7
perubahan, ketimbang unsur rohaniah seperti unsur keluarga, kode moral, sistem
kepercayaan dan lain sebagainya.
Contoh : Bentuk Pulpen, model sepatu, menu makanan, buku tulis, serta segala
macem benda yang dijumpai sehari-hari dalam kehidupan masyarakat. Walaupun yang
ditinjau adalah masyarakat yang seolah-olah tampaknya statis seperti misalnya
kehidupan pada masyarakat-masyarakat asli di pedalaman Indonesia, pasti ada
perubahan.
3. Kebudayaan mengisi serta menentukan jalannya kehidupan manusia, walaupun hal itu
jarang disadari oleh manusia sendiri. Gejala tersebut secara singkat dapat diterangkan
dengan penjelasan bahwa walaupun kebudayaan atribut manusia. Jarang bagi
seseorang untuk mengetahui kebudayaan mereka sampai pada unsur-unsur yang
sekecil-kecilnya, padahal kebudayaan tersebut menentukan arah serta perjalanan
hidupnya.
Contoh: Betapa sulitnya bagi seorang individu untuk menguasai seluruh unsur
kebudayaan yang didukung oleh masyarakat sehingga seolah-olah kebudayaan dapat
dipelajari secara terpisah dari manusia yang menjadi pendukungnya.

Di antara mahluk ciptaan Tuhan yang lain manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan
yang paling sempurna. Manusia menciptakan kebudayaan-kebudayaan yang berbeda-beda
disetiap kalangannya, dan melestarikan kebudayaan tersebut secara turun temurun. Manusia
disebut sebagai mahluk Tuhan yang paling sempurna karena manusia mempunya akal budi
yang diberikan Tuhan agar mampu membedakan mana yang benar dan mana yang tidak
benar, juga mampu untuk berkarya di dunia ini dan secara hakikatnya menjadi seorang
pemimpin. Contoh: Pemimpin keluarga, pemimpin negara, dan lain sebagainya.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sangsakerta yakni berarti “budi atau
akal”. Jadi segala sesuatu yang berhubungan budi pekerti dan akal pikiran manusia. Budaya
adalah suatu yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan kebudayaan yang terdapat dalam masyarakat itu sendiri. Ketika seseorang
berusaha berada dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-
perbedaan tersebut untuk dipelajari.

8
Contoh: Masyarakat Sumatera Barat, khususnya daerah Padang. Masyarakat menggunakan
bahasa daerah yaitu bahasa minang dan dalam keseharian mereka menjunjung tinggi adat dan
kebiasaan untuk bermusyawarah dalam mengambil keputusasn.
Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya
manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi
manusia terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai:
1. Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya.
2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia.
4. Pembeda manusia dan binatang.
5. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berperilaku
dalam pergaulan.
6. Pengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat
dan menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.

E.     Kepribadian dan Kebudayaan


Pengertian masyarakat menunjuk pada sejumlah manusia, sedangkan pengertian
kebudayaan menunjuk pada pola-pola perilaku yang khas dari masyarakat tersebut.
Masyarakat dan kebudayaan sebenarnya merupakan perwujudan atau abstraksi perilaku
manusia. Kepribadian mewujudkan perilaku manusia. Perilaku manusia dapat dibedakan
dengan kepribadian karena merupakan latar belakang perilaku yang ada dalam diri seorang
individu. Kepribadian bukanlah terletak pada jawaban atau tanggapan manusia terhadap
suatu keadaan, akan tetapi justru pada kesiapan dalam memberikan jawaban dan tanggapan.
Jawaban atau tanggapan merupakan perilaku seseorang. Sebagai misal, apabila
seseorang harus menyelesaikan perselisihan yang terjadi antara dua orang. Keinginannya
untuk menyelesaikan suatu perselisihannya, keinginan untuk tidak mengacuhkan ataupun
keingnan mempertajam perselisihan tersebut, merupakan kepribadiannya, sedangakan
tindakannya dalam mewujudakn keinginan tersebut merupakan perilakunya.
Mungkin kepribdian dapat diberi batasan sebagaimana dikatakan Theodore M.
Newcomb, yaitu bahwa kepribadian merupakan organisasi sikap-sikap yang dimiliki
seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku. Kepribadian menunjuk pada organisasi
sikap-sikap seseorang untuk berbuat, mengetahui berfikir, dan merasakan secara khususnya
apabila dia berhubungan dengan orang lain atau menangapi suatu keadan. Karena kepribadian

9
merupakan abstraksi individu dan kelakuannya sebagaimana halnya dengan masyarakat dan
kebudayaan, ketiga aspek tersebut mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi satu
dengan yang lain.
Sebenarnya kepribadian merupakan organisasi faktor-faktor biologis, psiklogis, dan
sosiologis yang mandasai perilaku individu. Kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan,
sikap, dan sifat lain yang khas dimiliki seseorang yang berkembang apabila orang tadi
barhubungan dengan orang lain. Seseorang sosilogi terutama menaruh perhatiannya pada
perujudan perilaku individu yang nyata pada waktu individu tersebut berhubungan dangan
individu-indiviu lainya.
Wujud perilaku tersebut dinamakan juga peranan, yaitu perilaku yang berkisar pada
pola-pola interaksi manusia. Dasar-dasar pokok perilaku seseorang merupakan faktor-faktor
biologis dan psikologis. Walaupun seseorang sosiologi hanya menaruh perhatian khusus pada
kepribadian yang terwujud dalam interaksi, faktor-faktor biologis dan psiklogis juga penting
baginya karena faktor-faktor sosiologi dalam perkembangannya berkisar pada faktor-faktor
biologis dan psikologis.
Faktor-faktor biologis dapat mempengaruhi kepribadian secara langsung. Misalnya,
seseorang yang mempunyai badan yang lemah (secara fisik) dapat mepunyai sifat rendah diri
yang besar. Bebearapa faktor biologis yang penting adalah misalnya sistem saraf, watak
seksual, proses pendewasaan, dan juga kelainan-kelainan biologis. Faktor-faktor psikologis
yang dapat mempengaruhi kepribadian adalah unsure temperamen, kemampuan belajar,
perasaan, keterampilan, keinginan, dan lain sebagainya.
Mungkin bagian tadi dapat digambarkan dengan istilah kebudayaan khusus atau sub-
culture. Untuk membatasi diri pada hal-hal yang penting, uraian di bawah akan dikaitkan pada
tipe-tipe kebudayaan khusus yang nyata mempengaruhi bentuk kepribadian, yakni sebagai
berikut :
1. Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan
Disini dijumpai kepribadian yang saling berbeda antar individu atas masyarakat
tertentu karena mereka tinggal di daerah yang tidak sama dan dengan kebudayaan
yang tidak sama pula.
Contoh: seperti perbedaan melamar mempelai dari daerah minang berbeda dengan daerah
lampung.
2. Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda

10
Perbedaan tampak pada anak kota yang lebih terbuka dalam menerima perubahan
sosial dan lebih menonjolkan diri diantara teman-temanya, sedangkan anak yang
besar di desa lebih percaya pada diri sendiri dan memiliki sikap menilai (sense of
value), dan dalam berkehidupan orang kota lebih individualis, sedangkan orang
pedesaan lebih rukun dan saling berkerja sama.
3. Kebudayaan khusus kelas social
Didalam masyarakat akan ditemui lapisan sosisal, dengan demikian kita mengenal
lapisan sosial rendah, menengah, dan keatas. Himpunan orang-orang yang merasa
dirinya tergolong pada lapisan kelas sosial tertentu dinamakan kelas social. Masing-
masing kelas memiliki perbedaan dari cara berpakaian, etika dalam bergaul, cara
mengisi waktu luang, bahasa yang digunakan, dan lain sebagainya.
4. Kebudayaan khusus atas dasar agama
Perbedaan mazhab pada agama dapat melahirkan kepribadian yang berbeda pada
umatnya. Karena setiap masyarakat yang fanatik dengan kenyakinannya masing-
masing akan cenderung untuk mengabaikan hal-hal yang mungkin lebih benar.
5. Kebudayaan berdasarkan profesip
Perbedaan profesi dapat member pengaruh pada kepribadian seseorang berdasarkan
pada suasana kekeluargaan dan cara-cara mereka bergaul. Perilaku demikan lebih di
mengerti oleh teman satu pekerjaan. Seperti orang-orang dengan didikan militer
lebih erat dengan tugas-tugasnya, keluarganya sudah siap untuk pindah sewaktu-
waktu ataupun untuk ditinggalkan dalam waktu yang lama.

Dari beberapa kenyataan di atas dapat diambil kesimpulan betapa besar pengaruh
budaya pada pembentukan kepribadian, tetapi tidak hanya kebudayaan melainkan juga
organisme biologis seseorang, lingkungan alam, dan sosialnya.
Inti kebudayaan setiap masyarakat adalah sistem nilai yang dianutnya, sistem tersebut
mencakup konsepsi abstrak tentang apa yang dianggap baik dan yang dianggap buruk.
Dengan demikian dapat dibedakan antara nilai positif dan negatf. Karena sistem nilai tersebut
bersifat abstrak maka perlu di ketengahkan beberapa indikator, yaitu:
1. Konsepsi hakikat hidup
2. Konsepsi hakikat karya
3. Konsepsi hakikat waktu
4. Konsepsi hakikat lingkungan alam

11
5. Konsepsi hakikat lingkungan sosial
Ada kemungkinan nilai-nilai tersebut belaku sekaligus di dalam lingkungan hidup
tertentu, yang senantiasa dihubungakan dengan konteks kehidupan tertentu.

F.     Masalah/Problematika Kebudayaan


Kebudayaan yang diciptakan manusia dalam kelompok dan wilayah yang berbeda-
beda menghasilkan keragaman kebudayaan. Tiap persekutuan hidup manusia (masyarakat,
suku, atau bangsa) memiliki kebudayaan sendiri yang berbeda dengan kebudayaan kelompok
lain. Kebudayaan yang dimiliki sekelompok manusia membentuk ciri dan menjadi pembeda
dengan kelompok lain. Dengan demikian, kebudayaan merupakan identitas dari persekutuan
hidup manusia.
Dalam rangka memenuhi hidupnya manusia akan berinteraksi dengan manusia lain,
masyarakat berhubungan dengan masyarakat lain, demikian pula terjadi hubungan antar
persekutuan hidup manusia dari waktu ke waktu dan terus berlangsung sepanjang kehidupan
manusia. Kebudayaan yang ada ikut pula mengalami dinamika seiring dengan dinamika
pergaulan hidup manusia sebagai pemilik kebudayaan.
Berkaitan dengan hal tersebut kita mengenal adanya pewarisan kebudayaan,
perubahan kebudayaan, dan penyebaran kebudayaan. Bahwa dalam rangka pemenuhan
hidupnya manusia akan berinteraksi dengan sesama, masyarakat dengan masyarakat lain yang
terjadi antar persekutuan hidup manusia sepanjang hidup manusia. Berkaitan dengan hal
tersebut kita mengenal adanya tentang kebudayaan yaitu:

1. Pewaris kebudayaan
Pewarisan kebudayaan adalah proses pemindahan, penerusan, pemilikan, dan pemakaian
kebudayaan dari generasi ke generasi secara berkesinambungan. Pewarisan budaya
bersifat vertical artinya budaya diwariskan dari generasi terdahulu kepada generasi
berikutnya untuk digunakan, dan selanjutnya diteruskan kepada generasi yang akan
datang.
Pewarisan kebudayaan dapat dilakukan melalui sosialisasi, ekulturasi, atau pembudayaan
adalah proses mempelajari dan menyesuaikan pikiran dan sikap individu dengan sistem
norma, adat, dan peraturan hidup dalam kebudayaan. Proses ekulturasi di mulai sejak
dini, yaitu masa kanak-kanak, bermulai dari lingkungan keluarga, teman-teman

12
sepermainan, dan masyarakat luas. Sosialisasi atau proses pemasyarakatan adalah
individu menyesuaikan diri dengan individu lain dalam masyarakatnya.
Dalam hal pewarisan budaya bisa muncul masalah antara lain sesuai atau tidaknya
budaya barisan tersebut dengan dinamika masyarakat saat sekarang, penolakan generasi
penerima terhadap warisan budaya tersebut, dan munculnya budaya baru yang tidak lagi
sesuai dengan budaya warisan.
Dalam suatu khusus, ditemukan generasi muda menolak budaya yang hendak diwariskan
oleh generasi pendahulunya. Budaya itu dianggap tidak lagi sesuai dengan kepentingan
hidup generasi tersebut, bahkan dianggap bertolak belakang dengan nilai-nilai budaya
baru yang diterima sekarang ini.

2. Perubahan kebudayaan
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya katidak-
sesuaian di antara unsur-unsur budaya yang saling berbeda sehingga terjadi keadaan yang
fungsinya tidak serasi bagi kehidupan. Perubahan kebudayaan mencakup banyak aspek,
baik bentuk, sifat perubahan, dampak perubahan, dan mekanisme yang dilaluinya.
Perubahan kebudayaan di dalamnya mencakup perkembangan kebudayaan.
Pembangunan dan modernisasi termasuk pula perubahan kebudayaan.
Perubahan kebudayaan yang terjadi bisa memunculkan masalah, antara lain perubahan
akan merugikan manusia jika perubahan itu bersifat regres (kemunduran) bukan progres
(kemajuan). Perubahan bisa berdampak buruk atau menjadi bencana jika dilakukan
melalui revolusi, berlangsung cepat, dan diluar kendali manusia.
3. Penyebaran kebudayaan
Penyebaran kebudayaan atau difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan
dari suatu kelompok ke kelompok lain atau suatu masyarakat ke masyarakat lain.
Kebudayaan kelompok masyarakat di suatu wilayah bisa menyebar ke masyarakat
wilayah lain. Misalnya, kebudayaan dari masyarakat barat masuk dan mempengaruhi
kebudayaan timur. Globalisasi budaya bisa dikatakan pula sebagai penyebaran suatu
kebudayaan secara meluas.

Dalam hal penyebaran kebudayaan, seorang sejarawan Arnold J. Toynbee


merumuskan beberapa dalil tentang radiasi budaya sebagai berikut.

13
1. Aspek atau unsur budaya selalu masuk tidak secara keseluruhan, melainkan
individual. Kebudayaan barat yang masuk ke dunia timur pada abad ke-19 tidak
masuk secara keseluruhan. Dunia timur tidak mengambil budaya barat secara
keseluruhan, tetapi unsur tertentu, yaitu teknologi. Teknologi merupakan unsur yang
paling mudah di serap. Industrialisasi di Negara-negar timur merupakan pengaruh
dari kebudayaan barat.
2. Kekuatan menermbus suatu buda bebanding terbalik dengan nilainya. Makin tinggi
dan dalam aspek budayanya, makin sulit untuk diterima. Contoh religi adalah lapis
dalam dari budaya. Religi orang barat (Kristen) sulit di terima oleh orang timur
dibanding teknologinya. Alasannya, religi merupakan lapisan budaya yang paling
dalam dan tinggi, sedangkan teknologi merupakan lapis luar dari budaya.
3. Jika satu unsure budaya masuk maka akan menarik unsure budaya lain. Unsure
teknologi asing yang diadopsi akan membawa masuk pula nilai budaya asing
melalui orang-orang asing yang bekerja di industri teknologi tersebut.
4. Aspek atau unsur budaya yang ditanah asalnya tidak berbahaya, bisa menjadi
berbahaya bagi masyarakat yang di datangi. Dalam hal ini, Toynbee memberikan
contoh nasionalisme. Nasionalisme sebagai hasil evolusi sosial budaya yang menjadi
sebab tumbuhnya Negara-negara nasional di Eropa abad ke-19 justru memecah
belah system kenegaraan di dunia Timur, seperti kesultanan dan kekhalifahan di
Timur tengah.

Penyebaran kebudayaan bisa menimbulkan masalah. Masyarakat penerima akan


kehilangan nilai-nilai budaya local sebagai akibat kuatnya budaya asing yang masuk. Contoh
globalisasi budaya yang bersumber dari kebudayaan Barat pada era sekarang ini adalah
masuknya nilai-nilai budaya global yang dapat memberi dampak negatif bagi perilaku
sebagian masyarakat Indonesia. Misalnya, pola hidup konsumtif, pragmatis, dan
individualistic. Akibatnya, nilai budaya bangsa seperti rasa kebersamaan dan kekeluargaan
lambat laun bisa hilang dari masyarakat Indonesia.
Pada dasarnya, difusi merupakan bentuk kontak antar kebudayaan. Selain difusi,
kontak kebudayaan dapat pula berupa akulturasi dan asimilasi. Akulturasi berarti pertemuan
antara dua kebudayaan atau lebih yang berbeda. Akulturasi merupakan kontak antar
kebudayaan, namun masing-masing memperlihatkan unsur-unsur budayanya. Asimilasi
berarti peleburan antar kebudayaan yang bertemu. Asimilasi terjadi karna proses yang

14
berlangsung lama dan intensif antara mereka yang berlainan latar belakang ras, suku, bangsa,
dan kebudayaan. Pada umumnya, asimilasi menghasilkan kebudayaan baru.

Beberapa Problematika Antara lain:


1. Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sitem kepercayaan.
Keterkaitan orang jawa terhadap tanah yang mereka tempati secara turun-temurun di
yakini sebagai pemberi berkah kehidupan. Mereka enggan meninggalakan kampung
halamannya atau beralih pola hidup sebagai petani, padahal hidup mereka umumnya
miskin.
2. Hambatan budaya berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang.
Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang ini
dapat terjadi antara masyarakat dan pelaksanaan pembangunan. Contonhnya:
Program keluarga KB semula di tolak masyarakat, mereka beranggapan banyak anak
banyak rezeki.
3. Hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologis atau kejiwaan. Upaya
untuk mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena bencana alam banyak
mengalami kesulitan. Hal ini di sebabkan karena adanya kekhawatiran penduduk
bahwa di tempat yang baru hidup mereka lebih sengsara di bandingkan dengan
hidup mereka di tempat yang lama.
4. Masyrakat yang tersaing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luas.
Masyarakat daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi dengan masyarakat
luas, karena pengetahuan serba terbatas, seolah-olah tertutup untuk menerima
program pembangunan.

    Problematika Kebudayaan Indonesia


Menelusuri pergulatan kebudayaan di Indonesia, akan ditemukan sebuah fenomena
yang lazim dihadapi yaitu, kerendahdirian masyarakat Indonesia terhadap kebudayaannya
sendiri. Kerendahdirian ini muncul dari hubungan antara kebudayaan Barat dengan
kebudayaan daerah di Indonesia, Barat yang sering diposisikan sebagai pihak superior dan
kebudayaan daerah di Indonesia sebagai pihak inferior.
Rendah diri ini disebabkan oleh penjajahan, kerusakan perilaku masyarakat Indonesia,
dan pencitraan yang kuat dari media tentang keunggulan kebudayaan Barat. Namun, dari
beberapa sebab tersebut, yang terus terjadi hingga saat ini dan yang paling mendasar adalah

15
pencitraan. Dikatakan mendasar karena pada saat penjajahan pun sudah terjadi pencitraan
tersebut
Ungkapan khusus seperti, ilmiah, keren, funky, dan gaul adalah ungkapan yang
menujukkan kondisi rendah diri. Ungkapan-ungkapan tersebut seringkali dilekatkan kepada
kebudayaan Barat, sedangkan kebudayaan daerah di Indonesia, sepertinya jauh dari
ungkapan-ungkapan tersebut. Hal ini memang tidak sepenuhnya bermasalah, karena Barat
memang memiliki keunggulan dalam bidang-bidang tertentu, seperti sains. Namun, penilaian
kebudayaan Barat lebih superior dan kemudian fenomena masyarakat Indonesia
meninggalkan kebudayaan yang sudah lama dihidupi, tentu menjadi suatu masalah.
Kebudayaan daerah di Indonesia ditingglakan hanya karena dicitrakan tidak ilmiah,
keren dan sebagainya. Padahal, mulai disadari bahwa kebudayaan daerah di Indonesia
memiliki keunggulan, mulai dari pandangan tentang alam hingga pranata sosial. Dan juga
masyarakat Barat mulai menyadari kekurangan kebudayaan mereka sendiri yang terlihat lewat
gairah dan ketertarikan kebudayaan Timur sebagai penawar kegelisahan mereka.
Secara singkat dapat dikatakan permasalahan ini muncul karena pencitraan dan harus
juga diselesaikan dengan pencitraan. Sudah saatnya kita melihat bahwa kebudayaan Indonesia
memiliki kesejajaran dengan kebudayaan Barat, hanya saja kebudayaan Indonesia kurang
dicitrakan dan kurang dikenali oleh sebagian masyarakat Indonesia yang hidup mulai masa
70-an. Tentu, usaha untuk mengenali kebudayaan Indonesia adalah tugas yang diemban oleh
setiap warga negara Indonesia.
Pengenalan ini merupakan salah satu modal untuk memiliki dan mengembangkan kebudayaan
Indonesia. Minimnya pengenalan ini, merupakan salah satu faktor yang membuat rendahnya
rasa kepemilikan dan keinginan untuk mengembangkan kebudayaan. Mengembangkan
kebudayaan, adalah hal yang harus dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Jangan tinggalkan
kebudayaan Indonesia karena kekayaannya menunggu untuk dikenali, dikembangkan, hingga
akhirnya dapat hidup mencapai kebesarannya, yang dulu pernah dimiliki.

G. AGAMA

1.    Pengertian Agama


Agama menurut kamus besar bahasa indonesia adalah sistem yang mengatur tata
keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha kuasa serta tata kaidah
yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.

16
Kata “agama” berasal dari bahasa sanksekerta yang berarti tradisi, sedangkan kata lain
untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa latin religio dan berakar
pada kata kerja re-ligare yang berarti mengikat kembali. Maksudnya dengan bereligi
seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan .
Dalam UUD 1945 pasal 29 ayat 1 dan 2 negara kita sangat menjunjung tinggi tentang
masalah agama yang berbunyi : ayat (1) negara berdasar atas ketuhanan Yang Maha Esa, ayat
(2) negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

2.    Pengertian agama menurut para ahli


a. M. Hasbi Alshiddiqy : “tuntunan hidup yang melengkapi segala segi dan suatu
peruangan untuk memperoleh kekayaan dunia dan kesentosaan akhirat .
b. Emile durkheim mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang
terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci .

Manusia memiliki kemampuan terbatas, kesadaran dan pengakuan akan keterbatasannya


menjadiakn keyakinan bahwa ada sesuatu yang luar biasa diluar dirinya sesuatu yang luar
biasa itu tentu berasal dari sumber yang luar biasa juga.
Dan sumber yang luar biasa itu ada bermacam-macam sesuai dengan bahasa manusia sendiri .
misal Tuhan, God, atau menyebut sifat-Nya saja seperti yang maha kuasa, dan lain-lain .
Keyakinan itu membawa manusia untuk mencari kedekatan diri kepada Tuhan dengan cara
menghambakan diri, yaitu :
1. Menerima segala kepastian yang menimpa diri dan sekitarnya dan yakin berasal dari
Tuhan.

2. Menaati segenap ketetapan, aturan, hukum dll yang di yakini berasal dari Tuhan
Dengan demikian diperolth keterangan yang jelas, bahwa agama itu penghambatan
manusia kepada Tuhannya.

3.      Cara beragama


Berdasarkan cara beragamanya :
1. Tradisional, yaitu cara beragama berdasarkan tradisi. Cara ini mengikuti cara
beragamanya nenek moyang, leluhur atau orang-orang dari angkatan sebelumnya. Pada

17
umumnya kuat dalam beragama, sulit menerima hal-hal keagamaan yang baru atau
pembaharuan. Apalagi bertukar agama bahkan tidak ada minat. Dengan demikian
kurang dalam meningkatkan ilmu amal keagamaannya .
2. Formal, yaitu cara beragama berdasarkan formalitas yang berlaku di lingkungan atau
masyarakatnya. Cara ini biasanya mengikuti cara beragama orang yang berkedudukan
tinggi atau punya pengaruh, pada umumnya tidak kuat dalam beragama. Mudah
mengubah cara beragamanya . Mudah bertukar agama jika memasuki lingkungan atau
masyarakat yang lain agamanya.
3. Rasional, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan rasio sebisanya. Untuk itu
mereka selalu berusaha memahami dan menghayati ajaran agama dengan pengetahuan,
ilmu, dan pengamalannya .
4. Metode pendahulu, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan akal dan hati
(perasaan) di bawah wahyu, untuk itu mereka selalu berusaha memahami dan
menghayati ajaran agamanya dengan ilmu, pengamalan dan penyebaran (dakwah).
Merekaselalu mencari ilmu dulu kepada orang yang di anggap ahlinya dalam ilmu
agama yang memegang teguh ajaran asli yang di bawa oleh utusan misalnya Nabi atau
Rasul sebelum mereka mengamalkan, mendakwahkan dan bersabar (berpegang teguh)
dengan itu semua .

4.      Unsur-unsur agama


Menurut leight ,keller dan cahoun, agama terdiri dari beberapa unsur pokok :
a. Kepercayaan agama, yakni suatu prinsip yang di anggap benar tanpa ada keraguan lagi
b. Simbol agama, yakni identitas agama yang di anut umatnya.
c. Praktik keagamaan, yakni hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhan-NYA, dan
hubungan horizontal antar umat manusia atau sosial .
d. Pengalaman keagamaan
e. Umat beragama

5.         Fungsi agama


a. Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok
b. Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia.
c. Merupakan tuntunan tentang prinsip benar atau salah
d. Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan

18
e. Pedoman perasaan keyakinan .
f. Pedoman keberadaan .
g. Pengungkkapan estetika (keindahan)
h. Pedoman rekreasi dan hiburan.
i. Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama .

6.      Agama di Indonesia


Enam agama besar yang paling banyak di anut di indonesia, yaitu agama Islam,
Kristen, Katolik, Hindu Budha dan lain-lain. Sebelumnya pemerintah Indonesia pernah
melarang pemeluk Konghucu melakanakan agamanya secara terbuka. Namun, melalui
keppress No. 6/2000, presiden Abdurrahman Wahid mencabut larangan tersebut.

H. MASYARAKAT
1. Pengertian masyarakat
Masyarakat adalah suatu sistem sosial yang menghasilkan kebudayaan (Soerjono
Soekanto, 1983). Sedangkan agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem
atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan. Dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa “tiap-tiap
penduduk diberikan kebebasan untuk memilih dan mempraktikkan kepercayaannya” dan
“menjamin semuanya akan kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau
kepercayaannya”. Pemerintah, bagaimanapun, secara resmi hanya mengakui enam agama ,
yakni Islam , Protestan , Katolik , Hindu , Buddha dan Konghucu .
Dengan banyaknya agama maupun aliran kepercayaan yang ada di Indonesia, konflik
antar agama sering kali tidak terelakkan. Lebih dari itu, kepemimpinan politis Indonesia
memainkan peranan penting dalam hubungan antar kelompok maupun golongan. Program
transmigrasi secara tidak langsung telah menyebabkan sejumlah konflik di wilayah timur
Indonesia .
Berdasar sejarah, kaum pendatang telah menjadi pendorong utama keanekaragaman
agama dan kultur di dalam negeri dengan pendatang dari India, Tiongkok, Portugal, Arab, dan
Belanda. Bagaimanapun , hal ini sudah berubah sejak beberapa perubahan telah dibuat untuk
menyesuaikan kultur di Indonesia.

2. Pengertian Masyarakat Menurut Para Ahli


Berikut ini adalah pengertian dan definisi tentang masyarakat menurut beberapa ahli :
19
1. Peter l. Berger
Definisi masyarakat adalah suatu keseluruhan kompleks hubungan manusia yang luas
sifatnya. Keseluruhan yang kompleks sendiri berarti bahwa keseluruhan itu terdiri atas
bagian-bagian yang membentuk suatu kesatuan.
2. Karl Marx
Masyarakat ialah keseluruhan hubungan - hubungan ekonomis, baik produksi maupun
konsumsi, yang berasal dari kekuatan-kekuatan produksi ekonomis, yakni teknik dan
karya.
3. Gillin & Gillin
Masyarakat adalah kelompok manusia yang mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan
perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan .
4. Harold j. Laski
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan bekerjasama untuk
mencapai terkabulnya keinginan-keinginan mereka bersama
5. Robert Maciver
Masyarakat adalah suatu sistim hubungan-hubungan yang ditertibkan (society means a
system of ordered relations)
6. Selo Soemardjan
Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan
7. Horton & Hunt
Masyarakat adalah suatu organisasi manusai yang saling berhubungan
8. Mansur Fakih
Masyarakat adalah sesuah sistem yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berkaitan
dan masing-masing bagian secara terus menerus mencari keseimbangan  (equilibrium)
dan harmoni
9. Emile Durkheim
masyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan
anggotanya.
10. Paul b. Horton & c. Hunt
masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama
dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai
kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok /
kumpulan manusia tersebut.

20
3. Unsur Unsur Masyarakat
Golongan Sosial
a. Timbulnya Golongan Sosial
            Sejak manusia hidup bersama dalam masyarakat dan selama dalam masyarakat ada
sesuatu yang dihargai, baik benda ekonomis (kekayaan), kekuasaan, keturunan, ilmu
pengetahuan dsb, maka sesuatu yang dihargai tersebut akan menjadi bibit timbulnya sistem
penggolongan sosial atau pelapisan sosial dalam masyarakat. Masyarakat telah mengenal
sistem pembagian atau penggolongan masyarakat sejak dahulu.  Aristoteles telah menyatakan
bahwa dalam setiap negara selalu terdapat tiga unsur yaitu orang kaya sekali, orang melarat,
dan orang yang berada di tengahnya.
            Golongan sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya sebagai hasil
proses pertumbuhan masyarakat . Faktor penyebabnya antara lain:
kemampuan/kepandaian, umur, jenis kelamin, sifat keaslian, keanggotaan masyarakat dll.
b. Pengertian Golongan Sosial
           Secara teoritis manusia sama derajatnya, tetapi dalam kenyataan hidup di masyarakat
ada penghargaan yang berbeda terhadap sekelompok manusia berdasarkan kelebihan yang
dimiliki seperti: kekayaan, kekuasaan, pendidikan dan keturunan. Adanya penilaian yang
berbeda ini menimbulkan terjadinya pengelompokan masyarakat yang selanjutnya dikenal
dengan nama golongan sosial (istilah sosiologinya: stratifikasi sosial/ pelapisan sosial ) .
Koentjaraningrat mengartikan golongan sosial adalah kesatuan manusia yang ditandai oleh
ciri-ciri tertentu dan memiliki identitas sosial serta idealisme. Ikatan identitas sosial muncul
karena adanya kesadaran identitas sebagai reaksi atas pandangan pihak luar terhadap
golongan sosial tersebut atau dapat pula terjadi karena golongan sosial tersebut terikat oleh
suatu sistem nilai , norma dan adat istiadat tertentu.
            Pitirim A. Sorokin menggunakan istilah pelapisan sosial yaitu pembedaan penduduk
atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat/hierarkhis. Perwujudannya dikenal
dengan adanya kelas sosial tinggi (upper class) contohnya: pejabat, penguasa, dan pengusaha;
kelas sosial menengah (middle class) contohnya: dosen, pegawai negeri, pengusaha kecil dan
menengah ; kelas sosial rendah (lower class) contohnya: buruh, petani, dan pedagang kecil.
c. Dasar-dasar pembentukan Golongan Sosial
            Menurut Soerjono Soekanto, kriteria yang dipergunakan sebagai ukuran dalam
menggolongkan masyarakat ke dalam golongan sosial/pelapisan sosial adalah:
 Ukuran Kekayaan

21
 Unsur kekuasaan atau wewenang
 Ukuran Ilmu Pengetahuan
 Unsur kehormatan (keturunan)

d.    Karakteristik Golongan Sosial


Beberapa karakteristik golongan sosial/pelapisan sosial yang  terjadi di dalam suatu
masyarakat adalah :
 Adanya perbedaan status dan peranan                      
 Adanya pola interaksi yang berbeda
 Adanya distribusi hak dan kewajiban
 Adanya penggolongan yang melibatkan kelompok
 Adanya prestise dan penghargaan
 Adanya penggoongan yang bersifat universal

e.    Pembagian golongan dalam masyarakat


            Berdasarkan karakteristik golongan sosial di atas , maka terdapat beberapa pembagian
golongan sosial sebagai berikut :
1. Sistem Golongan Sosial dalam Masyarakat Pertanian (Agraris) , di dasarkan pada hak
dan pola kepemilikan tanah, terbagi menjadi :
 Golongan Atas : para pemilik tanah pertanian dan pekarang untuk rumah tinggal
(penduduk inti) .
 Golongan Menengah : para pemilik tanah pekarangan dan rumah tapi tidak memiliki
tanah pertanian (kuli gendul) .
 Golongan Bawah : orang yang tidak memiliki rumah atau pekarangan (inding ngisor).
2. Sistem Golongan Sosial pada Masyarakat Feodal, di dasarkan pada hubungan
kekerabatan dengan raja/kepala pemerintahan, terbagi menjadi :
 Golongan Atas : kaum kerabat raja atau bangsawan.
 Golongan Menegah : rakyat biasa (kawula).
3. Sistem Golongan Sosial pada Masa Pemerintahan Kolonial, meliputi
 Golongan Eropa merupakan lapisan atas, terdiri orang Belanda, Eropa, Jepang.
 Golongan Timur Asing tediri keturunan China dan Arab.

22
 Golongan Bumi Putera merupakan lapisan bawah, tediri dari pribumi atau bangsa
Indonesia asli .
4. Sistem Golongan Sosial dalam Masyarakat Industri, meliputi :
 Golongan teratas  terdiri para pengusaha besar atau pemilik modal, direktur,
komisaris.
 Golongan bawah seperti buruh kasar, pekerja setengah terampil, pekerja sektor  
informal (pembantu).

             Berdasarkan bidang ekonomi, penggolongan masyarakat dibedakan menjadi :


1. Penggolongan masyarakat berdasarkan atas kepemilikan harta, yang terdiri tiga
golongan, yaitu :
 Golongan atas yang terdiri orang-orang kaya.
 Golongan menengah terdiri orang-orang yang sudah dapat mencukupi kebutuhan
pokoknya.
 Golongan bawah yang terdiri orang-orang miskin.
Penggolongan masyarakat berdasarkan profesi / mata pencaharian, yang terdiri enam
golongan, yaitu :
a. Golongan elite, yaitu orang-orang kaya, yang punya kedudukan/pekerjaan terpandang.
b. Golongan profesional, yaitu mereka yang bergelar sarjana dan yang berhasil dalam
dunia profesinya.
c. Golongan semi professional, yang terdiri pedagang, teknisi, pegawai kantor.
d. Golongan tenaga trampil, seperti tukang cukur, pekerja pabrik, juru tulis.
e. Tenaga semi terlatih, seperti sopir, pelayan restoran.
f. Tenaga tidak terlatih, seperti pembantu rumah tangga, tukang kebun.

Berdasarkan bidang sosial, penggolongan masyarakat dibedakan berdasarkan status


sosial . Contohnya pembagian kasta di Bali, yang terdiri Brahmana, Ksatria, Waisya yang
ketiganya disebut golongan Triwangsa dan kasta Sudra (kasta ini disebut Jaba dan sebagai
golongan terbesar di Bali) .
Berdasarkan bidang politik, penggolongan masyarakat berdasarkan kekuasaan atau wewenang
seseorang. Semakin tinggi kekuasaan akan menempatkan seseorang pada golongan atas.
Contohnya dalam kemiliteran :
1). Golongan atas terdiri Jenderal, Perwira Tinggi

23
2). Golongan menengah terdiri para Bintara, dan Serda hingga Mayor
3). Golongan bawah terdiri para Prajurit sampai Kopral Kepala
f.    Sifat Sistem Penggolongan Sosial

Klasifikasi dari sifat sistem penggolongan sosial, meliputi tersebut di bawah ini.
1). Sistem lapisan tertutup: sistem yang tidak memungkinkan seseorang pindah ke
golongan/lapisan sosial lain. Contohnya kasta di Bali dan India.
2). Sistem lapisan terbuka: sistem yang memungkinkan seseorang pindah / naik ke golongan
sosial atasnya. Contohnya pedangan kecil yang giat berusaha dengan keras dapat menjadi
pengusaha atau konglomerat.
3). Sistem campuran : sistem kombinasi antara terbuka dan tertutup. Misalnya seorang
bangsawan Solo yang dihormati masyarakat Solo, ketika pindah Jakarta harus menyesuaikan
dengan aturan kelompok masyarakat yang baru dan dia akan diperlakukan sesuai
kedudukannya di tempat yang baru .

1) Kategori Sosial
a.    Pengertian Kategori Sosial.
            Menurut Koentjaraningrat,  kategori sosial adalah kesatuan manusia yang terwujud
karena adanya suatu ciri-ciri obyektif yang dikenakan pada manusia-manusia
tersebut. Dalam kategori sosial tidak terikat oleh unsur adat istiadat, sistem norma, sistem
nilai tertentu, tidak memiliki  identitas, tidak memiliki lokasi, tidak mempunyai organisasi,
dan tidak memiliki pemimpin.

2) Kelompok Sosial
a.    Pengertian Kelompok Sosial
            Kelompok sosial (social group) adalah himpunan/kesatuan-kesatuan manusia yang
hidup bersama, terdapat hubungan timbal balik, saling memengaruhi sehingga timbul suatu
kesadaran untuk saling menolong di antara mereka.
            Kesatuan manusia yang hidup bersama disebut kelompok sosial harus memenuhi
kriteria :
 Adanya kesadaran setiap kelompok bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok
tersebut .
 Terdapat hubungan timbal balik (interaksi) antar anggota kelompok

24
 Memiliki struktur, kaidah, dan pola perilaku tertentu.
 Memiliki suatu sistem dan proses tertentu

 Adanya faktor pengikat yang dimiliki anggota-anggota kelompok, seperti persamaan


nasib, kepentingan tujuan, ideologi politik dll.

b.    Jenis-Jenis Kelompok Sosial


       Jenis-jenis kelompok sosial dalam masyarakat dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1).   Berdasarkan Identifikasi Diri, dikenal adanya in group dan out group.
      In group adalah kelompok sosial yang dijadikan tempat oleh individu untuk
mengidentifikasi dirinya. In group sering dikaitkan dengan istilah “kami atau kita” dan pada
umumnya didasarkan pada faktor simpati dan perasaan dekat dengan anggota kelompoknya. “
Sedangkan Out group adalah kelompok sosial yang oleh individu  diartikan sebagai lawan in
group-nya . Out group sering dihubungkan dengan istilah”mereka” . Sikap out group ditandai
oleh suatu sikap antipati .

2).   Berdasarkan hubungan kedekatan anggota, teridentifikasi adanya kelompok primer


(primary group). Menurut Charles Horton Cooley  kelompok primer/primary group adalah
kelompok sosial yang paling sederhana, anggotanya saling mengenal, serta terdapat kerjasama
yang erat dan bersifat pribadi, interaksi sosial berlangsung secara tatap muka (face to face)
.Contohnya: keluarga, kelompok bermain .

4.    Perkumpulan (Asosiasi)


a.    Pengertian perkumpulan
            Perkumpulan atau asosiasi adalah kesatuan manusia yang dibentuk secara sadar untuk
tujuan-tujuan khusus Terbentuknya perkumpulan dilandasi oleh kesamaan minat tujuan,
kepentingan, pendidikan, keahlian profesi, atau agama. Perkumpulan merupakan suatu
organisasi buatan yang bersifat formal, dengan jumlah anggota relatif terbatas , memiliki
kepentingan-kepentingan tertentu , hubungan antar anggota tidak bersifat pribadi , memiliki
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
b.    Bentuk-bentuk Perkumpulan
Bentuk-bentuk perkumpulan dalam masyarakat dapat dikelompokkan sebagai berikut:

25
 Berdasarkan sifat hubungan anggotanya, terbentuk kelompok sekunder (secondary
group) . Contohnya: negara, bangsa dan suku.
 Berdasarkan sifat organisasi, terbentuk organisasi formal (formal group) yaitu
kesatuan manusia yang tergabung dalam sebuah organisasi yang memiliki peraturan
tegas yang sengaja diciptakan oleh anggotanya untuk mengatur hubungan antar
sesama. Contohnya : perkumpulan mahasiswa, perkumpulan organisasi massa, instansi
pemerintah, dsb.

 I.  Hubungan Agama dalam Masyarakat


Kaitan agama dengan masyarakat dapat mencerminkan tiga tipe , meskipun
tidak menggambarkan sebenarnya secara utuh (Elizabeth K. Nottingham, 1954) :

a. Masyarakat yang terbelakang dan nilai-nilai sakral.


Masyarakat tipe ini kecil, terisolasi dan terbelakang . Anggota masyrakat
menganut agama yang sama. Oleh karenanya keanggotaan mereka dalam masyarakat
dan dalam kelompok keagamaan adalah sama. Agama menyusup ke dalam kelompok
aktivitas yang lain. Sifat-sifatnya :
1. Agama memasukkan pengaruhnya yang sacral ke dalam system nilai masyarakat
secara mutlak.
2. Dalam keadaan lain selain keluarga relatif belum berkemban, agama jelas
menjadi fokus utama bagi pengintegrasian dan persatuan dari masyarakat secara
keseluruhan.
b. Masyarakat praindustri yang sedang berkembang.
Keadaan masyarakatnya tidak terisolasi, ada perkembangan teknologi yang
lebih tinggi dari pada tipe pertama. Agama memberikan arti dan ikatan kepada system
nilai dalam tiap mayarakat ini, tetapi pada saat yang sama lingkungan yang sacral dan
yang sekular itu sedikit-banyaknya masih dapat dibedakan.

26
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pemaparan diatas dapat kita simpulkan bahwa setiap manusia
memiliki kebudayaan yang melekat pada diri mereka yang kita tentu harus hargai karena
setiap perbedaan itulah yang menghasilkan keragaman. Dan dari pemaparan itu jugalah kita
dapat mengetahui makna dan isi dari masyarakat yang menjalani kehidupan sehari-hari
dengan budaya dan realigi.
Masyarakat adalah manusia yang hidup bersama di suatu wilayah tertentu dalam
waktu yang cukup lama yang saling berhubungan dan berinteraksi dan mempunyai kebiasaan,
tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama. Sedangkan interaksi sosial adalah interaksi
sosial adalah suatu hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain
baik itu dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok.
Dan perubahan sosial adalah interaksi sosial adalah suatu hubungan antar sesama
manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan antar individu,
antar kelompok maupun atar individu dan kelompok. Jadi, didalam sebuah masyarakat
terdapat interaksi sosial yang membuat mereka terhubung antara satu dengan yang lainya dan
masyarakat dapat berubah sesuai dengan faktor-faktor lingkungan.
Selain itu, kaitan agama dengan masyarakat tidak dapat disingkirkan karena banyak
dibuktikan oleh pengetahuan agama yang meliputi penulisan sejarah dan figur Nabi dalam
mengubah kehidupan sosial, argumentasi rasional tentang arti dan hakikat kehidupan, tentang
Tuhan dan kesadaran akan maut menimbulkan relegi dan sila Ketuhanan Yang Maha Esa
sampai pada pengalaman agama nya para tasauf.
Bukti di atas sampai pada pendapat bahwa agama merupakan tempat mencari makna
hidup yang final dan ultimate. Kemudian, pada urutannya agama yang diyakininya
merupakan sumber motivasi tindakan individu dalam hubungan sosialnya, dan kembali
kepada konsep hubungan agama dengan masyarakat, di mana pengalaman keagamaan akan
terefleksikan pada tindakan sosial, dan individu dengan masyarakat seharusnyalah tidak
bersifat antagonis.

27
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan–kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis
pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.

B. Saran
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan gambaran dan wawasan
tentang agama dan masyarakat lebih jauh penyusun berharap dengan memahami mengenai
budaya, agama dan masyarakat kita dapat memahami perkembangannya dengan benar .

28
DAFTAR PUSTAKA

https://raulchest.wordpress.com/2009/12/18/kebudayaan-dan-masyarakat/

http://galanganggriawan.blogspot.co.id/2014/10/makalah-kebudayaan-dan-masyarakat.html
Harwantioko Neltje F. Katuuk. Pengantar sosiologi dan ilmu sosial dasar. Penerbit
GunaDarma.
Hermanto.,Winarno. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, jakarta:Penerbit Bumi Aksara.
http://gadogadoinf.blogspot.co.id/2013/06/makalah-agama-dan-masyarakat.html
http: //masyarakat.dalam.kehidupan.html
http://hubungan agamadan masyarakat.html
Damanik Fritz, Hotman.2007 . Sosiologi . klaten : intan pariwara

29

Anda mungkin juga menyukai