Oleh
Kelompok 8
Nabila Adawiyyah Swasana 11419020
Azizah Nur Fitriani Ikhfar 11420007
Zahira Amalia 11420010
Ahmad Auni Adyla 11420024
Charisma Diah Putri 11420034
2021/2022
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Psychrometric
2.2 Pengaplikasian Psikometrik pada Livestock Housing
2.3 Analisis Permasalahan
2.4 Solusi Permasalahan Terkait Suhu dan Kelembaban
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1. Menentukan suhu terbaik pada sapi perah (Fries-Holland) pada kondisi sub-
tropis
2. Menentukan kelembaban terbaik pada sapi perah (Fries-Holland) pada kondisi
sub-tropis
3. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi heat stress pada sapi perah (Fries-
Holland)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Psychrometric
3.1 Kesimpulan
Kesimpulannya adalah bahwa Sapi FH memberikan penampilan produksi terbaik bila
ditempatkan di suhu lingkungan 18,3oC dan kelembaban 55%. Sedangkan faktor yang
berpengaruh pada produktifitas hewan ternak adalah faktor lingkungan berupa iklim mikro
yang membuat potensi genetik seekor ternak tidak dapat ditampilkan secara optimal.
3.2 Saran
Sebaiknya makalah ini dapat dikembangkan lebih luas lagi dengan melakukan sebuah
penelitian, bukan hanya referensi dari jurnal saja. Agar ilmu yang sudah didapat dapat
diaplikasikan dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Amin, F.A. Hartono, M., Suharyati, S. 2017. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Calving
Interval Sapi Perah Pada Peternakan Rakyat di Beberapa Kabupaten/Kota Provinsi
Lampung. Jurnal Penelitian Peternakan Indonesia, 1(1), 33-36
Bhatia, A. (2012). Principles of Evaporative Cooling System. Philadelphia Online Course.
Churng Faung Lee, 2002. Feeding Management and Strategies for Lactating Dairy Cows
under Heat Stress. International Training on Strategies for Reducing Heat Stress in
Dairy Cattle. Taiwan Livestock Research Institute (TLRI-COA) August 26-31,
2002, Tainan, Taiwan, ROC.
Collier, R. J. (2014). Thermal biology of domestic animals. Cornell University
DeVoe, K.R. (2017). Climate dependent heat stress mitigation medeling for dairy cattle
housing [Graduate Thesis and Dissertations, Iowa State University]. Iowa State
University Repository. https://lib.dr.iastate.edu/etd/15511
Gustiani, E. (2009). Pengendalian cemaran mikroba pada bahan pangan asal ternak (daging
dan susu) mulai dari peternakan sampai dihidangkan. Jurnal Litbang Pertanian,
Vol. 28(3); 96-100.
Hansen, P. J. (2007). Exploitation of genetic and physiological determinants of
embryonic resistance to elevated temperature to improve embryonic survival in
dairy cattle during heat stress. Theriogenology, 68S, S242–S249.
Indriani, Ap, Muktiani A, Pangestu E. 2013. Konsumsi dan Produksi Protein Susu Sapi
Perah Laktasi yang Diberi Suplemen Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza) dan
Seng Proteinat (Feed Intake and Milk Protein Production Of Dairy Cow Fed
Temulawak (Curcuma Xanthorrizha) and Zn Proteinate As Supplementation).
Anim. Agric. Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, P 128 –135.
Kashif, M., Niaz, H., Sultan, M., Miyazaki, T., Feng, Y., Usman, M., Shahzad, M., Niaz,
Y., Waqas, M. M., & Ali, I. (2020). Study on Desiccant and Evaporative Cooling
Systems for Livestock Themal Comfort : Theory and Experiments. Energies,
13(11) : 1-18.
Liang Chou Hsia, 2002. How to Release Heat Stress from Dairy Cattle. International
Training on Strategies for Reducing Heat Stress in Dairy Cattle. Taiwan Livestock
Research Institute (TLRI-COA) August 26-31, 2002, Tainan, Taiwan, ROC.
Mader, T. L., M. S. Davis, and T. Brown-Brandl. (2006). Environmental factors
influencing heat stress in feedlot cattle. J. Anim. Sci., 84, 712–719
Novianti, J., Purwanto, B. P., & Atabany, A. (2017). Respon Fisiologis dan Produksi Susu
Sapi Perah FH pada Pemberian Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) dengan
Ukuran Pemotongan yang Berbeda. Jurnal Ilmu Produksi Dan Teknologi Hasil
Peternakan, 1(3), 138-146.
Nuriyasa, I. M. (2017). Diktat Kuliah Lingkungan dan Produktivitas Ternak. Universitas
Udayana
S. Dikmen, P.J. Hansen. (2009). Is the temperature-humidity index the best indicator of
heat stress in lactating dairy cows in a subtropical environment?, Journal of Dairy
Science, 92(1) : 109-116.
Sudono, A., F. Rosdiana dan S. Budi. (2003). Beternak Sapi Perah. PT. Agromedia
Pustaka, Jakarta.
Sugiarto, Y. (2012). Pengeringan Lanjutan. Universitas Brawijaya Press.
Suherman, D., Purwanto, Manalu, W., Permana. (2013) . Model Penentuan Suhu Kritis
Pada Sapi Perah Berdasarkan Kemampuan Produksi Dan Manajemen Pakan.
Jurnal Sain Peternakan Indonesia . 8(2), 121-138.
Syarif, E. K., & Harianto, B. (2011). Buku Pintar Beternak & Bisnis Sapi Perah.
AgroMedia.
Tomi, B. (2021). Pengaruh Kecepatan Putaran Kipas Udara Balik Terhadap Karakteristik
Mesin Pendingin Udara Ruangan dengan Energi Motor Bakar. [Skripsi,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta]. Repository Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. https://repository.usd.ac.id/39215/
Velasco NB, Arguzon JA, Briones JI. 2002. Reducing heat stress in dairy cattle:
Phlippines.International Training on Strategies for Reducing Heat Stress in Dairy
Cattle.Taiwan Livestock Research Institute (TLRI-COA) August 26-31, 2002,
Tainan, Taiwan, ROC.
Widodo, S., dan Syamsuri, H. (2008). Sistem Refrigerasi dan Tata Udara. Pendidikan
Nasional.
Yani, A. Purwanto, B.P. 2006. Pengaruh Iklim Mikro terhadap Respons Fisiologis Sapi
PeranakanFries Holland dan Modifikasi Lingkungan untuk Meningkatkan
Produktivitasnya. Media Peternakan, 29(1) : 35-46.
LAMPIRAN