Anda di halaman 1dari 15

MK; FISIOLOGI NUTRISI UNGGAS

RESPON UNGGAS TERHADAP


CEKAMAN LINGKUNGAN

03/11/2021
Hello!

I GEDE MAHARDHIKA ATMAJA


NIM: I 013 20 2003

PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
Latar 01 Peternakan Daerah Tropis
Stres Panas
Belakang
02 Stres
Fisiologi terganggu

Homeostatis
03 Ternak Berusaha Menjaga Keseimbangan Panas Tubuh
(homeothermis)

Adaftasi Genetik
04 Perubahan Sistem dalam tubuh

Tujuan
Mengetahui pengaruh faktor lingkungan terhadap dinamika fisoloigi dan
performan produksi dari ternak unggas.
PEMBAHASAN
STRES PANAS PADA UNGGAS
Tabel 1. Pengaruh cekaman panas akut pada
Suhu tubuh normal pada ternak unggas berkisar antara 40,5- frekuensi panting, konsumsi pakan dan air minum
41,5oC (Etches et al., 2008). pada unggas

Bila pemeliharaan dilakukan di atas kisaran suhu nyaman,


ternak akan menderita stres karena kesulitan membuang suhu
tubuhnya ke lingkungan (Cooper & Washburn 1998; Austic
2000). Pembuangan panas dari dalam tubuh ternak unggas
dilakukan melalui dua cara, yaitu secara sensible heat loss dan
insensible heat loss (Bird et al., 2003).
Secara fisiologis, suhu lingkungan tinggi mempengaruhi sintesis,
stabilitas dan aktivitas enzim. Perubahan temperatur
mempengaruhi keseimbangan reaksi biokimia, terutama
pembentukan ikatan kimia yang lemah (Noor & Seminar 2009),
sehingga ternak yang dipelihara di atas suhu nyaman akan
mengalami perubahan fisiologis.

Sumber: Tamzil et al.


(2013)
PEMBAHASAN
Fisiologi Unggas Pada Saat Stres
Panas
Melibatkan Perubahan Hormonal Dan Fisiologi
Kelenjar Yang Terlibat:
• Kelenjar Adrenalin➔ Hormon Corticoid Tabel 2
• Kelenjar Thiroid ➔ Hormon Thyroxin
Pada Kondisi Dingin Sekresi Hormon
Pada Kondisi Panas Sekresi Hormon

Pada Kondisi Panas perubahan pada organ2 unggas

Fisiologi darah juga berubah Tabel 3


Tabel 2. Pengaruh suhu lingkungan pada kadar hormon tiroksin

Sumber: 1)Kusnadi & Rahim (2009); 2)Syahruddin et al. (2013)


Tabel 3. Pengaruh stres panas pada jumlah dan deferensiasi leukosit

Sumber: 1)Mashaly et al. (2004); 2)Tamzil et al. (2014); 3)Altan et al. (2000)
PEMBAHASAN
Suhu ➔ Konsumsi

Tropis, 340C
Cekaman Panas, Suhu Ideal
20–240C (Charles, 1981)
02 04
03 Stress
Konsumsi Pakan penimbunan panas
340C adalah 93,6 dan 22,29 dalam tubuh,
Ayam/Unggas g/ekor, ke duanya nyata sehingga ternak
Homeothermis 01 lebih rendah dibandingkan mengalami cekaman
pada suhu lingkungan 210C panas.
yakni 169 dan 61,45 g/ekor
PEMBAHASAN
Suhu ➔ PBB

Tropis, 340C
Cekaman Panas, Suhu Ideal
20–240C (Charles, 1981)
02 04
03 Pertumbuhan
PBB Faktor yang
Suhu 28ºC rataan pertambahan bobot mempengaruh
Ayam/Unggas badannya sebesar 166 g/ekor/minggu, pertumbuhan adalah
Homeothermis 01 sedangkan pada suhu 32ºC rataan galur ayam, dan
pertambahan bobot badannya sebesar faktor lingkungan
148,1 g/ekor/minggu
PEMBAHASAN
Suhu ➔ Konsumsi Air

Tropis, 340C
Cekaman Panas, Suhu Ideal 20–
240C (Charles, 1981), Air mengisi
02 04
tubuh ternak hingga 60-70%. 03 Keseimbangan
Kebutuhan Air air minum
rataan konsumsi air minum pada menyeimbangkan
Ayam/Unggas suhu 28ºC sebesar 3651,4 ml dan kondisi panas dalam
Homeothermis 01 pada suhu 32ºC sebesar 4251,9 ml tubuhnya
Tabel 4. Pengaruh stres panas pada pertambahan bobot badan,
konsumsi pakan dan efisiensi pakan ayam broiler dan petelur

PBB: Pertambahan bobot badan


Sumber: 1) Lu et al. (2007); 2) Mujahid et al. (2005)
Tabel 5. Pengaruh stres panas pada
performans ayam petelur

Sumber: Mashaly et al. (2004)


Suhu ➔ Kecernaan Nutrien
PROTEIN SERAT
Suhu lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan lingkungan juga mempengaruhi
ayam akan menghasilkan kecernaan protein kasar kecernaan serat pakan, suhu yang
yang optimal, namun sebaliknya suhu lingkungan tinggi ayam akan menyimpan
tinggi menyebabkan beban panas dalam tubuh pakanya dalam tembolok untuk
ayam menjadi lebih besar karena suhu lingkungan menghindari penambahan beban
jauh dari suhu nyaman ternak.
panas tubuh saat suhu lingkungan
meningkat di siang hari. Pakan akan
LEMAK dicerna kembali saat kondisi
pencernaan lemak memerlukan garam- lingkungan kembali ke zona
garam empedu yang berfungsi untuk nyaman ayam. Aktivitas enzim
mengemulsikan lemak, sekresi garam pencernaan akan menurun selama
empedu pada kondisi cekaman panas akan cekaman panas (Osma dan Tanios,
berkurang. 1982).
KESIMPULAN
Secara umum produktivitas ternak dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Lingkungan khususnya suhu
sangat berpengaruh terhadap konsumsi ransum, PBB, konsumsi air minum dan kecernaan nutrient pada unggas.
Secara umum suhu yang optimal untuk kebutuhan hidup normal pada ayam broiler berkisar antara 20–240C. suhu
lingkungan yang optimal akan menghasilkan kecernaan protein, serat dan lemak sebagai sumber energi pada ayam
broiler akan menjadi lebih optimal untuk pertumbuhannya sebaliknya, pada kondisi cekaman panas atau dingin ternak
mengalami stress. Stres panas pada unggas (di atas suhu nyaman unggas) akan menyebabkan peningkatan suhu tubuh
yang ditunjukkan oleh peningkatan frekuensi panting dan konsumsi air minum, serta menurunnya konsumsi pakan.
Kondisi fisiologis dan hormonal juga terpengaruh oleh stres panas, ditandai dengan meningkatnya hormon ACTH.
Cekaman panas ternyata juga menyebabkan perubahan metabolisme. Produksi radikal bebas dan SOR cenderung
meningkat. Di samping itu, juga terjadi penurunan konsentrasi elektrolit plasma, terutama Na+, K+ dan Cl-. Perubahan
hormonal yang tercatat adalah peningkatan konsetrasi cortisol dan penurunan thyroxine.Sedangkan pengaruh
cekaman panas terhadap konsentrasi triiodothyronin bersifat tidak konsisten.
SEKIAN
Thank you

Anda mungkin juga menyukai