Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ANATOMI DAN FISOLOGI


SUHU TUBUH

OLEH

NAMA : FRANSISKUS OKTAFIANUS


NIM : 14.01.283

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI


MAKASSAR
2014
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pada dasarnya makhluk hidup memerlukan energi untuk


bertahan hidup dan melakukan segala aktivitasnya sehari-hari. Energi
ini diperoleh dari makanan yang kita makan. Meskipun makanan
harus selalu cukup untuk mensuplai kebutuhan metabolisme tubuh
dan tidak cukup menimbulan obesitas, juga karena berbagai makanan
mengandung berbagai protein, kabohidrat dan lemak. Dimana semua
zat ini harus dierhatikan kesetimbangan antara jenis makanan
sehingga semua system metabolisme dapat disuplai dengan bahan
yang dibutuhkan.

Energi yang dibutuhkan dari setiap gram karbohidrat waktu


dioksidasi menjadi karbondioksida dan air adalahh 4,1 kalori dan
dikelluarkan dari lemak adalah 9,3 kalori. Energi yang dikeluarkan
dari metabolisme protein rata-rata diet waktu setiap gram dioksidasi
menjadi karbondioksida , air dan urea adalah 4,35 kalori.

Orang dewasa yang diseterakann olehh farmakope umumnya


berdasarkan usia dan bobot badan. Orang dewasa umumya dianggap
mempunyai bobot badan 70 kg.. wanit dengan perawakan yang kecil
dan massa tubuh yang mengandung lebi banyak lemak, umumnya
lebih rendah bobot badannya dari pada pria. Pendapat mutakhir
menganjurkan dosis obat dihitung berdasarkan lua permukaan tubuh.

Pada sebagian besar bagian dunia lain jumlah energi yang


berasal dari karbohidrat jauh lebih besar dari yang berasal dari protein
dan lemak 20-30 gram setiap hari. Oleh karena itu, semua sel haru
terus menerus membentuk protein yang dihancurkan maka suplai
protein diutuhkan dala diet untuk tujuan ini.
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Teori Umum


Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh,
dan ekskresi adalah elemen-elemen dari homeostasis. Dalam
termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah dingin dan hewan
berdarah panas atau biasa disebut dengan menggunakan istilah
ektoterm dan endoterm yang berhubungan dengan sumber panas
utama tubuh hewan. Ektoterm adalah hewan yang panas tubuhnya
berasal dari lingkungan (menyerap panas lingkungan). Suhu tubuh
hewan ektoterm cenderung berfluktuasi, tergantung pada suhu
lingkungan. Hewan dalam kelompok ini adalah anggota invertebrata,
ikan, amphibia, dan reptilia. Sedangkan endoterm adalah hewan yang
panas tubuhnya berasal dari hasil metabolisme. Termoregulasi
merupakan proses homeostasis untuk menjaga agar suhu tubuh suatu
hewan  tetap dalam keadaan stabil atau steady state, dengan cara
mengontrol dan mengatur keseimbangan antara banyaknya energi
(panas) yang diproduksi (termogenesis) dengan energi (panas) yang
dilepaskan (termolisis). (Suripto, 2010).
Suhu tubuh hewan ini lebih konstan. Endoterm umum dijumpai
pada kelompok burung (Aves), dan mamalia. Pengaruh suhu pada
lingkungan, hewan dibagi menjadi dua golongan, yaitu poikiloterm dan
homoiterm. Poikiloterm suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan.
Suhu tubuh bagian dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhu
tubuh luar. Hewan seperti ini juga disebut hewan berdarah dingin. Dan
hewan homoiterm sering disebut hewan berdarah panas. Suhu inti
adalah suhu didalam bagian tengah tubuh (organ-organ abdomen dan
toraks, susunan saraf pusat, dan otot rangka) yang secara
homeostatis dipertahankan pada suhu sekitar 37,8 oC. (Sherwood,
2001).
Suhu oral rata-rata adalah 370C (98,60F), dengan rentang normal
36,1 sampai 37, 0C (97-990F). Suhu rektum rata-rata sekitar 0,60C
(10F) lebih tinggi, yaitu 37,6 0C (99,70F), berkisar dari 36,1 sampai
37,80C (97-1000F). ukuran tersebut bukan merupakan petunjuk
absolute suhu inti internal, yang rata-rata sekitar 37,8 0C (1000F).
Walaupun suhu inti dipertahankan relatif konstan, terdapat beberapa
faktor yang sedikit dapat mengubahnya, antara lain :
1. Sebagian besar suhu inti manusia dalam keadaan normal
bervariasi sekitar 10C (1,80F) selama siang hari, dengan tingkat
terendah terjadi di pagi hari sebelum bangun (jam 6-7 pagi) dan titik
tertinggi terjadi di sore hari (jam 5-7 sore). Variasi ini disebabkan
oleh irama biologis inheren atau “jam biologis”.
2. Suhu inti wanita juga mengalami irama bulanan dalam kaitannya
dengan daur haid. Suhu inti rata-rata 0,5 0C (0,90F) lebih tinggi
selama separuh terakhir siklus dari saat ovulasi ke haid.
3. Suhu inti meningkat selama olahraga karena peningkatan luar
biasa produksi panas oleh otot-otot yang berkontraksi. Selama
olahraga berat, suhu inti dapat meningkat sampai setinggi 40 0C
(1040F).
4. Karena mekanisme pengatur suhu tidak 100% efektif, suhu inti
dapat sedikit berubah-ubah jika tubuh terpajan ke suhu yang
ekstrim.
Dengan demikian, suhu inti dapat bervariasi antara sekitar 35,6 0C
sampai 400C (960F-1040F), tetapi biasanya menyimpang kurang dari
beberapa derajat. Nilai yang relatif konstan ini dimungkinkan oleh
adanya berbagai mekanisme termoregulatorik yang dikoordinasikan
oleh hipotalamus.
Hipotalamus berfungsi sebagai thermostat tubuh. Hipotalamus
sebagai pusat intergrasi termoregulasi tubuh, menerima informasi
aferen mengenai suhu di berbagai bagian tubuh dan memulai
penyesuaian-penyesuaian terkoordinasi yang sangat rumit dalam
mekanisme penambahan atau pengurangan panas sesuai dengan
keperluan untuk mengkoreksi setiap penyimpangan suhu inti dari
“patokan normal”. Hipotalamus mampu berespons terhadap
perubahan suhu darah sekecil 0,01 0C. tingkat respons hipotalamus
terhadap penyimpangan suhu tubuh disesuaikan secara sangat
cermat, sehingga panas yang dihasilkan atau dikeluarkan sangat
sesuai dengan kebutuhan untuk memulihkan suhu ke normal (isnaeni,
2006).
Untuk membuat penyesuaian-penyesuaian hingga terjadi
keseimbangan antara mekanisme pengurangan panas dan
mekanisme penambahan serta konservasi panas, hipotalamus harus
secara terus menerus mandapat informasi mengenai suhu kulit dan
suhu inti melalui reseptor-reseptor khusus yang peka suhu yang
disebut termoreseptor. Termoreseptor perifer memantau suhu kulit di
seluruh tubuh dan menyalurkan informasi mengenai perubahan suhu
permukaan ke hipotalamus. Suhu inti dipantau oleh termoreseptor
sentral, yang terletak di hipotalamus itu sendiri serta di tempat lain di
susunan saraf pusat dan organ-organ abdomen (Isnaeni, 2006).
Makhluk hidup harus mampu beradaptasi terhadap perubahan
suhu. Suhu tidak hanya penting dalam sekresi langsung dimana
hewan berusaha untuk menghindari terlalu panas atau terlalu dingin,
akan tetapi secara evolusi suhu juga berperan dalam perkembangan
sistem hidup. Misalnya peningkatan suhu yang hanya beberapa
derajat akan tetapi menyebabkan peningkatan laju reaksi kimia yang
sangat besar, biasanya laju reaksi kimia akan meningkat dua kali lipat
setiap kenaikan temperature sebesar 10 O C sel setelah
mengembangkan suatu mekanisme untuk mengatasi hal ini yang
mungkin dicapai melaui mekanisme evolusi ataupun metabolic
(Pearce, 2005 ).
Namun mkahluk hidup juga memiliki keterbatasan pada suhu
sekitar 1-20 C air didalam sel akan membeku. Zat-zat lain yang ada
dalam sel akan menjadi pekat sehingga tidak memungkinkan untuk
berfungsi dengan baik dan kehidupan akan terhenti (pada beberapa
kasus, paling tidak hingga sel dipanaskan kembali) batas tertinggi
pada suhu akan menyebabkan ikatan hidrogen yang menjadi pengikat
protein mulai lepas sehingga protein akan juga mengalami denaturasi
(Syaifuddin, 2010).
Berat badan digunakan untuk menghitung dosis yang dinyatakan
dalam mg/kg. Akan tetapi, perhitungan dosis anak dari dosis dewasa
berdasarkan berat badan saja. Seringkali menghasilkan dosis anak
yang terlalu kecil karena anak mempunyai laju metabolisme yang
lebih tinggi sehingga per kg berat badannya seringkali membutuhkan
dosis yang lebih tinggi dari pada orang yang dewasa (kecuali pada
neonatus). (Koes Irianto, 2013).
Luas permukaan tubuh lebih tepat untuk menghitung dosis anak
karena banyak fenomena fisik lebih erat hubungannya dengan luas
permukaan tubuh. Berdasarkan luas permukaan tubuh ini, besarnya
dosis anak sebagai persentase dari dosis dewasa (Ganong, 2002 )
Penyakit- penyakit yang berhubungan dengan suhu :

a. Heat rash
merupakan gejala awal dari yang berpotensi menimbulkan penyakit
akibat tekanan panas. Penyakit ini berkaitan dengan panas, kondisi
lembab dimana keringat tidak mampu menguap dari kulit dan
pakaian. Penyakit ini mungkin terjadi pada sebgaian kecil area kulit
atau bagian tubuh. Meskipun telah diobati pada area yang sakit
produksi keringat tidak akan kembali normal untuk 4 sampai 6
minggu.
b. Heat syncope
Heat syncope adalah ganggunan induksi panas yang lebih serius.
Ciri dari gangguan ini adalah pening dan pingsan akibat berada
dalam lingkungan panas pada waktu yang cukup lama.
c. Heat cramps
Gejala dari penyakit in adalah rasa nyeri dan kejang pada
kaki,tangan dan abdomen dan banyak mengeluarkan keringat. Hal
ini disebabkan karena ketidakseimbangan cairan dan garam
natrium selama melakukan kerja fisik yang berat dalam lingkungan
yang panas.
d. Heat Exhaustion (Heat perforation)
Diakibatkan oleh berkurangnya cairan tubuh atau volume darah.
Kondisi ini terjadi jika jumlah air yang dikeluarkan seperti keringat
melebihi dari air yang diminum selama terkena panas. Gejalanya
adalah keringat sangat banyak, kulit pucat, lemah,
pening,mual,pernapasan pendek dan cepat,pusing, dan dapat
pingsan,suhu tubuhnya antara 37°C-40°C. Biasanya terjadi oleh
karena cuaca yang sangat panas,terutama mereka yang belum
beraklimatisasi terhadap udara panas.
e. Heat Stroke
Heat stroke adalah penyakit gangguan panas yang mengancam
nyawa yang terkait dengan pekerjaan pada kondisi sangat panas
dan lembab. Penyakit ini dapat menyebabkan koma dan kematian.
Gejala dari penyakit ini adalah detak jantung cepat, suhu tubuh
tinggi 40o C atau lebih, panas, kulit kering dan tampak kebiruan
atau kemerahan, Tidak ada keringat di tubuh korban, pening,
menggigil, muak, pusing, kebingungan mental dan pingsan.
a. Miliaria adalah gangguan umum dari kelenjar keringat eccrine
yang sering terjadi dalam kondisi hawa panas yang tinggi.
Miliaria disebabkan oleh penyumbatan saluran keringat, yang
menyebabkan kebocoran eccrine keringat ke dalam epidermis
atau dermis. Klasifikasi Miliaria ada 3 jenis menurut tingkat di
mana terjadinya penyumbatan saluran keringat yaitu:
- Miliaria Crystallina adalah obstruksi duktus yang paling
dangkal, terjadi di stratum corneum. Gejala klinis: bentuk ini
menghasilkan papul kecil, rapuh, jelas vesikula.
- Miliaria rubra adalah penyumbatan di dalam epidermis.
Gejala klinis: sangat gatal, dan papula erythematous.
- Miliaria profunda adalah obstruksi duktus terjadi pada
dermal-epidermal junction. Retensi keringat ke papiler
dermis dan menghasilkan papula asimtomatik papula
berwarna. (Albina, 2012)
Mekanisme Demam

Terjadinya demam disebabkan oleh pelepasan zat pirogen dari


dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang baik oleh
pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau
merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang berdasarkan suatu
infeksi. Pirogen eksogen ini berasal dari obat-obatan dan
hormonal, misalnya progesteron. Pirogen eksogen bekerja pada
fagosit untuk menghasilkan IL-1. Suatu polipeptida yang dikenal
sebagai endogen. IL-1 mempunyai efek yang luas dalam tubuh.
Zat ini memasuki otak dan bekerja langsung pada area
hipotalamus. Didalam hipotalamus zat ini merangsang
pelepasanan asam arakhidonat serta mengakibatkan peningkatan
sintesis PGE-2 yang langsung dapat menyebabkan suatu demam.
DAFTAR PUSTAKA

Ganong, William F. 2002. Fisiologi Kedokteran. EGC; Jakarta

Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. PT. Rineka Cipta; Bandung

Laurale, Sherwood. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem.

EGC; Jakarta

Pearce, Evelyn C. 2005. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.


Jakarta; Gramedia Pustaka  Utama.
Suripto. 2010. Fisiologi Hewan. ITB.; Bandung

Syaifuddin. 2010. Atlas Berwarna Tiga Bahasa Anatomi Tubuh


Manusia. Salemba Medika; Jakarta
Irianto, Koes. 2013. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk
Mahasiswa. Alfa Beta; Bandung
MAKALAH
ANATOMI DAN FISOLOGI
LUAS PERMUKAAN TUBUH

OLEH

NAMA : FRANSISKUS OKTAFIANUS


NIM : 14.01.283

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI


MAKASSAR
2014
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Panas diproduksi di dalam tubuh melalui metabolisme yang
merupakan reaksi kimia pada semua sel tubuh. Makanan
merupakan sumber bahan bakar yang utama bagi metabolisme.
Termoreguasi membutuhkan fungsi normal dari proses produksi
panas. Reaksi kimia seluler membutuhkan energi untuk
membentuk Adenosin trifosfat (ATP). Jumlah energi yang
digunakan untuk metabolisme adalah laju metabolic. Aktivitas yang
memerlukan tambahan reaksi kimia meningkatkan laju metabolic.
Bila metabolisme meningkat, panas tambahan akan diproduksi
lebih sedikit. Produksi panas terjadi selama istirahat, gerakan otot
dan termogenesis tanpa mengigil. Keseimbangan tubuh diregulasi
oleh mekanisme fisiologis dan  perilaku. Agar suhu tubuh tetap
konstan dan berada dalam batas normal, hubungan antara
produksi panas dan pengeluaran panas harus dipertahankan.
Hubungan diregulasi melalui mekanisme neurologis dan
kardiovaskuler

Anda mungkin juga menyukai