TERMOREGULASI
OLEH :
Moh.Robaitulloh (33412101120)
JURUSAN KESEHATAN
Hari :
Tanggal:
Disahkan oleh :
Kepala puskesmas
B.Minor
1) Akrosianosis
2) Bradikardi ( Normal 120-160 x/menit)
3) Dasar kuku sianotik
4) Hipoglikemia
5) Hipoksia
6) Pengisian kapiler > 3 detik
7) Konsumsi oksigen meningkat
8) Ventilasi menurun
9) Piloereksi
10) Takikardi
11) Vasokontriksi perifer
12) Kutis memorata ( pada neonatus)
1.6 .Penatalaksanaan
6. Penatalaksanaan Medis dan Farmakologi
Menurut potter dan pery (2012) gangguan pada termogulasi adalah kelelahan akibat
panas terjadi bila diaforesis yang banyak kehilangan cairan dan elektrolit secara
berlebihan di sebabkan oleh lingkungan yang terkena panas.
Ibuprofen:
Ibuprofen merupakan obat penurun demam yang juga memiliki efek antiperadangan.
Ibuprofen merupakan pilihan kedua pada demam, bila alergi terhadap parasetamol.
Ibuprofen dapat diberikan ulang dengan jarak antara 6-8 jam dari dosis sebelumnya.
Untuk penurun panas dapat dicapai dengan dosis 5mg/Kg BB. Ibuprofen bekerja
maksimal dalam waktu 1jam dan berlangsung 3-4 jam. Efek penurun demam lebih
cepat dari parasetamol. Ibuprofen memiliki efek samping yaitu mual, muntah, nyeri
perut, diare, perdarahan saluran cerna, rewel, sakit kepala, gaduh, dan gelisah. Pada
dosis berlebih dapat menyebabkan kejang bahkan koma serta gagal ginjal.
7. Penatalaksanaan Keperawatan
1.) Memberikan minuman yang banyak.
2.) Tempatkan dalam ruangan bersuhu normal.
3.)Menggunakan pakaian yang tidak tebal.
4.) Memberikan kompres.
Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan
menggunakan cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada
bagian tubuh yang memerlukan. Kompres meupakan metode untuk menurunkan
suhu tubuh (Ayu, 2015). Ada 2 jenis kompres yaitu kompres hangat dan kompres
dingin. Pada penelitian ini Peneliti menerapkan penggunaan kompres hangat.
Kompres hangat adalah tindakan dengan menggunakan kain atau handuk yang telah
dicelupkan pada air hangat, yang ditempelkan pada bagian tubuh tertentu sehingga
dapat memberikan rasa nyaman dan menurunkan suhu tubuh (Maharani dalam
Wardiyah 2016). Kompres hangat yang diletakkan pada lipatan tubuh dapat
membantu proses evaporasi atau penguapan panas tubuh (Dewi, 2016). Penggunaan
Kompres hangat di lipatan ketiak dan lipatan selangkangan selama 10 – 15 menit
dengan 18 temperature air 30-32oC, akan membantu menurunkan panas dengan cara
panas keluar lewat pori-pori kulit melalui proses penguapan. Pemberian kompres
hangat pada daerah aksila lebih efektif karena pada daerah tersebut lebih banyak
terdapat pembuluh darah yang besar dan banyak terdapat kelenjar keringat apokrin
yang mempunyai banyak vaskuler sehingga akan memperluas daerah yang
mengalami vasodilatasi yang akan memungkinkan percepatan perpindahan panas
dari tubuh ke kulit hingga delapan kali lipat lebih banyak (Ayu, 2015)
1.7 Komplikasi
Menurut Nurarif (2015) komplikasidari demam adalah:
a. Dehidrasi : demam meningkatkan penguapan cairan tubuh
b. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Sering terjadi pada
anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam 24 jam pertama demam dan
umumnya sebentar, tidak berulang. Kejang demam ini juga tidak membahayakan
otak. Menurut Lestari (2016) komplikasi yang dapat terjadi pada anak demam thypoid
yaitu:
a. Perdarahan usus, perporasi usus dan illius paralitik
b. Miokarditis, thrombosis, kegagalan sirkulasi
c. Anemia hemolitik
d. Pneumoni, empyema dan pleuritis
e. Hepatitis, koleolitis
1.8 Path Way (WOC)
Infeksi
virus,bakteri,jamur dan
parasit
Sirkulasi darah
hypotalamus
Mengatur keseimbangan
termoregulasi
Kehilangan cairan
eletrolit
Ketidak efektifan
termoregulasi
Suhu tubuh
hipertermia hipotermia
1.9 Deskripsi WOC/ Patofisiologi
Penyebab demam yaitu sebagai reaksi dari sistem tubuh dalam melawan infeksi
Misal: virus,bakteri,jamur atau parasit sehingga sirkulasi darah tidak berjalan lancar
yg diatur oleh hypotalamus, hypotalamus yaitu kelenjar di otak yg mengontrol
sistem hormon,pembulu darah,syaraf dll. Sehingga ketika hypotalamus kita
bermasalah tubuh kita tidak bisa mengatur keseimbangan termoregulasi dengan
baik,sehingga tubuh kita kekurangan cairan elektrolit. Yg berpengaruh pada suhu
tubuh yaitu hipertermia dan juga hipotermia. Hipertermia adalah kondisi dimana
suhu tubuh meningkat dari suhu normal yaitu 36° sedangkan hipotermia yaitu
penurunan suhu tubuh secara drastis dibawah suhu normal -35°.
1.Akrosianosis
2.Bradikardi
3.Dasar kuku sianotik
4.Hipoglikemia
5.Hipoksia
6.Pengisiaan kapiler >3 detik
7.Konsumsi oksigen meningkat
8.Ventilasi menurun
9.Piloereksi
10.Takikardia
11.Vasokonstriksi perifer
12.Kutis memorata (pada neonatus)
1) Diagnosa
1.Diagnosa termoregulasi
a.Hipertermia b/d dehidrasi, temperatur lingkungan panas, penyakit, ketidak sesuaian
pakaian dengan suhu lingkungan, peningkatan laju metabolisme, respon trauma,
aktivitas berlebihan, penggunaan inkubator.
b.Hipotermia b/d kerusakan hipotalamus, konsumsi alkohol, bb ekstrim, kekuranga
lemak subkutan, terpapar suhu lingkungan rendah, malnutrisi, pemakaian pakaian
tipis, penurunan laju metabolisme, tidak beraktivitas, transfer panas, trauma, proses
penuaan, efek agen farmakologis, kurang terpapar informasi tentang pencegahan
hipotermia
2) Intervensi dan tindakan keperawatan
1.Hipertermia
A.Intervensi utama: Manajemen hipertermia, regulasi temperature
B.Tindakan keperawatan:
a.Observasi
1.Identifikasi penyebab hipertermia
2.Monitor suhu tubuh
3.Monitor kadar elektralit
4.Monitor haluaran urine
5.Monitor komplikasi akibat hipertermia
b.Terapeutik
1.Sediakan lingkungan yang dingin
2.Longgarkan atau lepaskan pakaian
3.Basahi dan kipasi permukaan tubuh
4.Berikan cairan oral
5.Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hiperhidrosis (keringat
berlebih)
6.Lakukan pendinginan eksternal
7.Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
8.Berikan oksigen, jika perlu.
c.Edukasi
1.Anjurkan tirah baring
d.Kolaborasi
1.Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu.
2.Hiportermia
A.Intervensi utama: Manajemen hipotermia:terapi paparan panas
B.Tindakan keperawatan:
a.Observasi
1.Monitor suhu tubuh
2.Identifikasi penyebab hipotermia
3.Monitor tanda dan gejala akibat hipotermia
b.Terapeutik
1.Sediakan lingkungan yang hangat
2.Ganti pakaian atau linen yang basah
3.Lakukan penghangatan pasif
4.Lakukan penghangatan aktif eksternal
5.Lakukan penghangatan aktif internal
c. Edukasi
1.Anjurkan makan atau minum hangat.
3) Evaluasi
(1) Luaran utama : termoregulasi
(2) Definisi : pengaturan suhu tubuh agar tetap berada pada rentang normal
(3) Ekspektasi : membaik
(4) Rentang waktu: 1x 8 Jam
(5) Kriteria hasil hipertermia:
a. Kejang:menurun
b. Suhu tubuh:membaik
c. Suhu kulit:membaik
d. Tekanan darah:membaik
DAFTAR PUSTAKA
PPNI (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan indikator diagnostik,
Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta :DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil K
eperawatan , Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI
Marie B.A Hoehn dalam Mecallum,2018. Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan
Dewasa) Teori dan contoh askep. Nuha Medika:Yogyakarta