Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Menurut Evans (1998), osmoregulasi adalah pengaturan air dan ion dalam
tubuh dengan sejumlah mekanisme yang dilakukan untuk mengatur perbedaan
osmotik diantara intra sel dan ekstrasel dan diantara ekstrasel dengan lingkungan
secara kolektif. Mekanisme osmoregulasi meliputi volume air, kandungan zat terlarut
dan distribusi zat terlarut. Sedangkan, menurut Soetarto (1986), osmoregulasi adalah
mekanisme mahluk hidup untuk mempertahankan kekonstanan volume air dalam
tubuhnya, dimana jumlah air yang masuk harus sama dengan jumlah air yang keluar.
Osmoregulasi adalah kemampuan organisme untuk mempertahankan keseimbangan
kadar dalam tubuh, didalam zat yang kadar garamnya berbeda. (Kashiko, 2000:389).
Osmoregulasi merupakan suatu fungsi fisiologis yang membutuhkan energi, yang
dikontrol oleh penyerapan selektif ion-ion yang melewati insang dan pada beberapa
bagian tubuh lainnya dikontrol oleh pembuangan yang selektif terhadap garam-garam
(Stickney, 1979 dalam Bestian 1996). Sedangkan menurut Kinne (1964) dalam
Bestian (1996), kemampuan osmoregulasi bervariasi bergantung suhu, musim, umur,
kondisi fisiologis,jenis kelamin dan perbedaan genotip. Mengelola kondisi suhu
lingkungan internal merupakan tantangan besar tubuh hewan. Hewan berhadapan
dengan fluktuasi suhu lingkungan. Pengelolaan itu dengan tujuan untuk tetap berada
pada keadaan yang mendukung kelangsungan hidup makhluk hidup, tak terkecuali
dengan manusia. Keseimbangan suhu tubuh manusia diatur oleh mekanisme
fisiologis dan perilaku. Hubungan antara produksi dan pengeluaran panas diatur
melalui mekanisme neurologis dan kardiovaskular. Temoregulasi (thermoregulation)
adalah proses penjagaan suhu internal hewan dalam kisaran yang dapat ditoleransi.
Termoregulasi sangat penting karena sebagian besar proses kimiawi dan fisiologis
sangat sensitif terhadap perubahan suhu. (Champbel 2008). Dalam mencapai

1
homeostasis, hewan mempertahankan kondisi lingkungan internalnya dalam keadaan
relatif konstan bahkan ketika lingkungan eksternalnya berubah secara signifikan.

Seperti kebanyakan hewan, manusia juga menunjukkan homeostasis untuk


menjaga sejumlah kondisi fisik dan kimia. Tubuh manusia tetap mempertahankan
suhu tubuh relatif konstansekitar 37oC, pH darah dalam kisaran 0,1 dari pH 7,4.
Tubuh manusia juga meregulasi kosentrasi zat terlarut, seperti glukosa dalam darah,
sehingga tidak berfluktuasi lama dari sekitar 90 mg glukosa per 100 mL darah.
Homeostasis pada hewan sangat tergantung pada umpan balik negatif (negative
feedback), yaitu reason mengurangi atau menghambat rangsangan. Seperti pada
manusia saat berolah raga, tubuh akan menghasilkan panas yang meningkatkan suhu
tubuh. Sistem saraf dalam tubuh akan mendeteksi peningkatan suhu dan memicu
pembentukan keringat. Pada saat berkeringat, evaporasi dari kulit akan menurunkan
suhu tubuh tetap pada suhu semula. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia
dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur
dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan
suhu di hipotalamus.

2
1.2 Rumusan Masalah

Adapun masalah yang ingin diajukan penulis pada makalah ini yaitu sebagai berikut:

1) Bagaimana osmoregulasi pada manusia?


2) Bagaimana termoregulasi pada manusia?

1.3.Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui dan memahami osmoregulasi pada manusia


2) Untuk mengetahui dan memahami termoregulasi pada manusia

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Osmoregulasi pada manusia

A. Pengertian Osmoregulasi

Osmoregulasi merupakan proses pengaturan konsentrasi cairan dan


penyeimbangan pemasukan serta pengeluaran cairan tubuh oleh sel atau organisme
hidup. Proses osmoregulasi ini sangat diperlukan karena adanya perbedaan
konsentrasi cairan tubuh dengan lingkungan di sekitarnya. Jika sel menerima terlalu
banyak air maka ia akan menggembung dan pecah. Begitupun sebaliknya, jika terlalu
sedikit air, maka sel akan mengkerut dan mati. Osmoregulasi juga memiliki fungsi
ganda yaitu untuk membuang zat-zat yang tidak diperlukan oleh sel atau organisme
hidup. Osmoregulasi dapat dikatakan sebagai mekanisme pengontrolan keseimbangan
osmotik internal (H2O dan ion dalam tubuh organisme) dan lingkungan eksternal
(Kay, 1998).

Berdasarkan konsentrasi osmotik, suatu cairan dapat dibedakan menjadi


hipoosmotik, isoosmotik dan hiperosmotik. Hipoosmotik adalah cairan yang
konsentrasi osmotiknya lebih rendah dibandingkan lingkungannya. Isoosmotik adalah
cairan yang konsentrasi osmotiknya sama dengan lingkungannya. Hiperosmotik
adalah cairan yang konsentrasi osmotiknya lebih tinggi dibandingkan lingkungannya
(Susilo, 2010). Berdasarkan konsentrasi osmotik, suatu cairan dapat dibedakan
menjadi hipoosmotik, isoosmotik dan hiperosmotik. Hipoosmotik adalah cairan yang
konsentrasi osmotiknya lebih rendah dibandingkan lingkungannya. Isoosmotik adalah
cairan yang konsentrasi osmotiknya sama dengan lingkungannya. Hiperosmotik
adalah cairan yang konsentrasi osmotiknya lebih tinggi dibandingkan lingkungannya
(Susilo, 2010).

4
B. Osmoregulasi pada manusia

Di dalam tubuh manusia, osmoregulasi berlangsung pada sebuah mekanisme


fisiologis yang berkaitan erat dengan sistem ekskresi. Keterkaitan itu digambarkan
dalam skema di bawah ini, sedangkan untuk sistem ekskresi pada manusia bisa
dibaca.

Gambar 2. Osmoregulasi oleh ADH, sumber: biology 9th edition (Campbell, et. al.)

Keterangan:
Jika tubuh kekurangan air, maka ADH akan meningkat, dan volume urin sedikit -->
penghematan air
Jika tubuh cukup air, maka ADH akan menurun, dan volume air normal atau banyak -
->air dikeluarkan

5
Berdasarkan skema di atas, osmoregulasi pada manusia melibatkan tiga sistem
sekaligus, yaitu sistem hormon, peredaran, dan ekskresi. ADH diperlukan dalam
upaya penghematan air pada saat osmolaritas tinggi. Peningkatan jumlah ADH di
dalam darah sekitar ginjal akan merangsang tubulus distal ginjal untuk meningkatkan
penyerapan air, berarti pada saat itu tubuh dalam keadaan kekurangan cairan (bisa
karena kelelahan, dehidrasi, dll), sehingga volume urin yang dihasilkan sangat
sedikit. Begitupun sebaliknya, ketika ADH dalam darah sekitar ginjal dalam jumlah
normal, maka tidak ada yang merangsang ginjal untuk meningkatkan penyerapan air
di tubulus distal, berarti kondisi cairan dalam tubuh normal, sehingga volume urin
yang dihasilkan normal. Namun, jika ADH sangat sedikit (tidak ada), maka tubulus
distal akan mengurangi penyerapan air, bahkan cenderung menambahkan ke dalam
urin, sehingga volume urin meningkat drastis. Jika kondisi ini berlangsung terus
menerus maka bisa diindikasikan sebgaia diabetes insipidus

2.2 Termoregulasi pada manusia

A. Pengertian Termoregulasi

Termoregulasi adalah suatu mekanisme makhluk hidup untuk


mempertahankan suhu internal agar berada di dalam kisaran yang dapat ditolelir
(Campbell, 2004). Menurut Tobin (dalam Gumala, 2015), suhu berpengaruh kepada
tingkat metabolisme. Suhu yang tinggi akan menyebabkan aktivitas molekul-molekul
semakin tinggi karena energi kinetiknya makin besar dan kemungkinan terjadinya
tumbukan antara molekul satu dengan molekul lain semakin besar pula. Menurut
Chang (dalam Gumala, 2015), kenaikan aktivitas metabolisme hanya akan bertambah
seiring dengan kenaikan suhu hingga batas tertentu saja. Hal ini disebabkan
metabolisme di dalam tubuh diatur oleh enzim (salah satunya) yang memiliki suhu
optimum dalam bekerja. Jika suhu lingkungan atau tubuh meningkat atau menurun
drastis, enzim-enzim tersebut dapat terdenaturasi dan kehilangan fungsinya.

6
B. Termoregulasi pada manusia

Pengaturan suhu tubuh, hewan atau manusia harus mengatur panas yang
diterima atau yang hilang ke lingkungan. Mahluk butuh suhu lingkungan yang cocok,
agar metabolisme dalam tubuh berjalan normal. Jika suhu lingkungan terlalu rendah
ia harus mengeluarkan energi lebih besar daripada biasanya berupa panas . Enzim
bekerja dalam suhu optimum. Kalau suhu rendah enzim tak bisa bekerja, berarti
metabolisme terhalang (Gumala, 2015). Tubuh mengambil peran yang sangat aktif
dalam pengaturan suhu, suhu tubuh diatur oleh tingkat dimana panas yang terpencar
adri kulit dan oleh penguapan air. Proses tersebut diregulasi oleh mekanisme umpan
balik saraf yang beroperasi terutama melalui hipotalamus. Hipotalamus tidak hanya
mengandung mekanisme kontrol, tetapi jaga kunci sensor satu, di bawah mekanisme
kontrol ini, berkeringat dimulai hampir tepat suhu kulit bersuhu 37oC dan meningkat
dengan cepat jika suhu kulit meningkat di atas nilai ini. Berkeringat (penguapan
melalui pori-pori di dalam mulut) merupakan regulator suhu umum. Produksi panas
tubuh pada kondisi ini tetap hampir konstan karena suhu kulit meningkat. Jika suhu
kulit turun dibawah normal berbagai respon mulai dilakukan untuk menjaga panas
dalam tubuh dan meningkatkan produksi tanah (Khaw, 2004).Oleh karena itu adanya
praktikum termogulasi tentu sangat membantu mahasiswa biologi dalam mempelajari
hal-hal yang terkait mekanisme pengaturan suhu tubuh.

Termoregulasi adalah suatu mekanisme makhluk hidup untuk


mempertahankan suhu internal agar berada di dalam kisaran yang dapat ditolelir.
Proses yang terjadi pada hewan untuk mengatur suhu tubuhnya agar tetap konstan
dinamis. Mekanisme Termoregulasi terjadi dengan mengatur keseimbangan antara
perolehan panas dengan pelepasan panas. Termoregulasi manusia berpusat pada
hypothalamus anterior terdapat tiga komponen pengatur atau penyusun sistem
pengaturan panas, yaitu termoreseptor, hypothalamus, dan saraf eferen serta
termoregulasi dapat menjaga suhu tubuhnya, pada suhu-suhu tertentu yang konstan

7
biasanya lebih tinggi dibandingkan lingkungan sekitarnya. Mekanisme pengaturan
suhu tubuh merupakan penggabungan fungsi dari organ-organ tubuh yang saling
berhubungan. didalam pengaturan suhu tubuh mamalia terdapat dua jenis sensor
pengatur suhu, yautu sensor panas dan sensor dingin yang berbeda tempat pada
jaringan sekeliling (penerima di luar) dan jaringan inti (penerima di dalam) dari
tubuh.Dari kedua jenis sensor ini, isyarat yang diterima langsung dikirimkan ke
sistem saraf pusat dan kemudian dikirim ke syaraf motorik yang mengatur
pengeluaran panas dan produksi panas untuk dilanjutkan ke jantung, paru-paru dan
seluruh tubuh. Setelah itu terjadi umpan balik, dimana isyarat, diterima kembali oleh
sensor panas dan sensor dingin melalui peredaran darah. Sebagian panas hilang
melalui proses radiasi, berkeringat yang menyejukkan badan. Melalui evaporasi
berfungsi menjaga suhu tubuh agar tetap konstan. dan modifikasi sistim sirkulasi di
bagian kulit. Kontriksi pembuluh darah di bagian kulit dan countercurrent heat
exchange adalah salah satu cara untuk mengurangi kehilangan panas tubuh. Mausia
menggunakan baju merupakan salah satu perilaku unik dalam termoregulasi

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Osmoregulasi adalah proses mengatur konsentrasi cairan dan
menyeimbangkan pemasukan serta pengeluaran cairan tubuh. Proses osmoregulasi
diperlukan karena adanya perbedaan konsentrasi cairan tubuh dengan lingkungan di
sekitarnya. Jika sebuah sel menerima terlalu banyak air maka ia akan meletus, begitu
pula sebaliknya,jika terlalu sedikit air maka sel akan mengerut dan mati.
Osmoregulasi juga berfungsih ganda sebagai sarana untuk membuang zat-zat yang
tidak diperlukan oleh sel dan organisme hidup (Bentley, 2012). Osmoregulasi
sebagian besar didasarkan pada pergerakan terkontrol dari zat zat terlarut antara
cairan internal dan lingkunganya eksternal, serta pergerakan air yang mengikuti
osmosis. Osmoregulasi menyeimbangkan pengambilan dan kehilangan air dan zat
terlarut. Semua hewan terlepas dari filogeni, habita, atau tipe zat buangan yang
dihasilkan menghadapi kebutuhan osmoregulasi yang sama. Lama kelamaan,
pengambilan dan kehilangan air haruslah seimbang. Jika pengambilan air berlebihan
sel sel hewan membengkak dan pecah, jika kehilangan air terlalu banyak, mereka
mengerut dan mati (Bentley, 2002). Osmoregulasi berfungsi untuk mempertahankan
komposisi kandungan kandungan seluler, namun sebagian hewan melakukan ini
secara dengan mengelola komposisi cairan tubuh internal yang merendam sel sel.
Pada serangga dan hewan lain dengan sistem sirkulasi terbuka, cairan ini merupakan
hemolimfe. Pada vertebrata dan hewan hewan lain dengan sistem sirkulasi tertutupsel
sel terendam dalam cairan interstisial yang mengandung campuran zat zat terlarut
yang dikontrol secara tak langsung oleh darah (Cambell, 2012). Termoregulasi adalah
suatu mekanisme makhluk hidup untuk mempertahankan suhu internal agar berada di
dalam kisaran yang dapat ditolelir. Proses yang terjadi pada hewan untuk mengatur
suhu tubuhnya agar tetap konstan dinamis. Mekanisme Termoregulasi terjadi dengan
mengatur keseimbangan antara perolehan panas dengan pelepasan panas.

9
Termoregulasi manusia berpusat pada hypothalamus anterior terdapat tiga komponen
pengatur atau penyusun sistem pengaturan panas, yaitu termoreseptor, hypothalamus,
dan saraf eferen serta termoregulasi dapat menjaga suhu tubuhnya, pada suhu-suhu
tertentu yang konstan biasanya lebih tinggi dibandingkan lingkungan sekitarnya

3.2 Saran
Setelah kita mengetahui sedikit lebih jauh mengenai osmoregulasi dan
termoregulasi itu sendiri dan bagaimana osmoregulasi dan termoregulasi pada
manusia Sehingga dapat diketahui proses yang terjadi didalamnya. Semoga makalah
ini dapat menambah pengetahuan dalam memahami osmoregulasi dan termoregulasi,
masih banyak terdapat kesalahan ataupun kekeliruan dalam pembuatan makalah ini,
kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah

10
DAFTAR PUSTAKA
Cambel, dkk.2012. Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Campbell, N. A., dan J. B. Reece. 2008. Biologi Edisi ke 8 Jilid 1. (diterjemahkan
dari : Biology Eighth Edition, penerjemah : D.T. Wulandari). Penerbit Erlangga.
Jakarta.
Ganong, W.F. 2010. Review of Medical Physiology. 23rd edition. New York: The
McGraw-Hill Companies.Inc
Guyton, Arthur C. Hall, John E. 2006. Textbook of medical physiology, ebook.
Philadelphia,Pennsylvania 1: Elsevier Inc.
P.J. Bentley. 2002. Endocrine and Osmoregulation: Acomprative account in
vertebrate. The university of Jerman.

11
12

Anda mungkin juga menyukai