PENDAHULUAN
Etologi berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti kebiasaan dan logos
yang berarti ilmu atau pengetahuan. Ethos bisa pula berarti etis atau etika dan juga
dapat berarti karakter. Jadi secara etimologi etologi berarti ilmu yang mempelajari
tentang kebiasaan atau karakter. Namun etologi lebih dahulu dikenalkan sebagai ilmu
prilaku hewan. Etologi adalah suatu cabang ilmu zoology yang mempelajari prilaku
atau tingkah laku hewan, mekanisme, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Teori Etologi merupakan sebuah studi yang mengenai tingkah laku lebih
khususnya tingkah laku hewan. Etologi menekankan landasan biologis, dan
evolusioner perkembangan. Penamaan (imprinting) dan periode penting (critical
period) merupakan konsep kunci.
1
terstruktur untuk memperoleh ilmu. Metodelogi penelitian dapat dilakukan dengan
dua cara, yakni metode kuantitatif dan metode kualitatif.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Etologi berasal dari bahasa yunani yaitu ethos yang berarti kebiasaan dan
logos yang berarti ilmu atau pengetahuan. Ethos bisa pula berarti etis atau etika dapat
juga berarti karakter. Jadi secara etimologi, etologi berarti ilmu yang mempelajari
tentang kebiasaan atau karakter. Namun etologi lebih dahulu dikenalkan sebagai ilmu
perilaku hewan.
Etologi adalah suatu cabang ilmu zoology yang mempelajari perilaku atau
tingkah laku hewan, mekanisme, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Ilmu
yang mempelajari perilaku atau karakter hewan tersebut digunakan di dalam
pendekatan ilmu psikologi perkembangan. Teori ini mencoba menjelaskan perilaku
manusia. Sehingga di dalam ilmu psikologi, etologi berarti ilmu yang mempelajari
perilaku manusia di dalam pengaturan yang alami. Semua perilaku manusia adalah
bentuk reaksi dari apa yang terjadi di lingkungan alaminya. Teori Etologi memahami
bahwa perilaku manusia mempunyai relevansi dengan perilaku binatang. Sifat-sifat
yang menonjol dari setiap binatang diantaranya adalah sifat mempertahankan
wilayahnya, bertindak agresif, dan perasaan ingin menguasai sesuatu. Sifat-sifat ini
ditemukan pula pada diri manusia. Karena hal tersebut, maka para etolog memandang
bahwa insting merupakan sifat dasar hewan dan aspek penting dalam memahami
perilaku manusia
3
seekor anak angsa yang baru lahirsepertinya dilahirkan dengan insting untuk
mengikuti ibunya.
Di sisi lain, anak angsa di kelompok kedua yang langsung melihat Lorenz
ketika merekamenetas, mengikutinya kemanapun ia pergi, seolah ia adalah ibu
mereka. Lorenz menandaianak angsa tersebut dan menempatkan kedua kelompok
kedalam sebuah kotak.Ibu angsa dan“Ibu” Lorenz berdiri berdampingan saat kotak
tersebut diangkat. Tiap kelompok anak angsa langsung melihat kearah “ibunya”.
Lorenz menyebut proses ini imprinting: pembelajaran yang cepat dan alami periode
kritis yang terbatas yang menghasilkan kelekatan pada benda bergerak pertama yang
terlihat
4
mungkin dapat optimal. Penamaan (imprinting) dan periode penting (critical period)
merupakan konsep kunci. Teori ini di tegakkan berdasarkan penelitian yang cermat
terhadap perilaku binatang dalam keadaan nyata.
Pandangan etologi dari Lorenz dan ahli ilmu hewan Eropa lain membuat
psikologi perkembangan Amerika mengetahui pentingnya dasar biologis dari
perilaku. Meskipun demikian, penelitian dan pemaknaan teori etologi masih
kekurangan bahan-bahan yang akan meningkatkan teori tersebut hingga ke tingkat
sejajar dengan lain. Secara khusus, hanya sedikit atau bahkan tidak ada dalam
pandangan etologi klasik yang membahas mengenai karakteristik hubungan sosial
sepanjang rentang kehidupan manusia, sesuatu yang harus dijelaskan oleh teori
perkembangan manapun. Teori etolog klasik lemah dalam mensimulasikan studi
dengan manusia.
5
yang memunculkan perilaku tertentu secara optimal. Para Etolog adalah para
pengamat perilaku yang teliti, dan mereka yakin bahwa laboratorium bukanlah setting
yang baik untuk mengamati perilaku. Mereka mengamati perilaku secara teliti dalam
lingkungan alamiahnya seperti : di rumah, taman bermain, tetangga, sekolah, rumah
sakit dan lain-lain.
Etologi lahir sebagai suatu pandangan penting karena pekerjaan para pakar ilmu
hewanEropa, khususnya Konrad Lorenz (1903-1989). Etologi (ethology)menekankan
bahwaperilaku sangat dipengaruhi oleh biologi, terkait dengan evolusi dan ditandai
oleh periode yang penting atau peka.
6
Pengamatan memperlihatkan bahwa anak angsa mampu berperilaku demikian
segera setelahditetaskan. Lorenz membuktikan bahwa tidak benar anggapan bahwa
perilaku semacam itudiprogramkan pada binatang. Pada seperangkat percobaan yang
luar biasa., Lorenzmemisahkan telur- telur seekor angsa ke dalam dua kelompok.
Satu kelompok ia kenbalikankepada angsa untuk dierami olehnya; kelompok yang
lain ditetaskan dalam suatu inkubator.Anak-anak angsa dalam kelompok pertama
berbuat seperti yang diramalkan, mereka mengikutiinduk mereka segera setelah
mereka menetas. Akan tetapi, anak-anak angsa dalam inkubatoryang melihat Lorenz
ketika mereka pertama kali menetas, mengikutinya ke mana saja, seolaholah ia adalah
induk mereka. Lorenz menandai anak-anak angsa dan kemudian menempatkankedua
kelompok di bawah suatu kotak diangkat. Masing-masing kelompok anak angsa
pergilangsung ke”induk”-nya (lihat Gambar 2.2). Lorenz menyebut proses ini
imprinting.konsep etologi untuk belajar dengan cepat dan alamiah dalam suatu
periode waktu yang kritis yangmelibatkan kedekatan dengan obyek yang dilihat
bergerak pertama kali.
Secara khusus, hanya sedikit atau tidak ada dalam pandangan etologis
klasiktentang relasi sosial sepanjang siklus kehidupan manusia, sesuatu yang harus
dijelaskan olehsetiap teori perkembangan utama. Juga, konsep periode penting
7
(critical period ), suatu periodetertentu yang sangat dini dalam perkembangan yang
memunculkan perilaku tertentu secaraoptimal, tampaknya terlalu dilebih-lebihkan.
Seperti para behavioris, para etologis adalah para pengamat perilaku yang teliti. Tidak
seperti para behavioris, para etologis yakin bahwa laboratorium bukanlah setting yang
baik untukmengamati perilaku secara teliti dalam lingkungan alamiahnya, dirumah,
taman bermain,tetangga, sekolah, rumah sakit, dan lain-lain.
Teori etologi dapat berkembang karena adanya peran para tokoh etologi.
Berikutdijabarkan tokoh-tokoh teori etologi modern:
Seorang etolog dan ornitolog Belanda yang berbagi penghargaan nobel dalam
fisiologi atau kedokteran pada tahun 1973 bersama Karl von Frisch dan Konrad
Lorenz atas penemuan mereka di bidang biologi. Tinbergen terkenal dengan empat
pertanyaan yang dipercayainya yang harus ditanyakan berkenaan dengan berbagai
perilaku binatang. Selain itu, dengan metodenya ia menerapkannya untuk menangani
gejala autisme pada anak.Kerjasama Lorenz dan Tinbergen, mengemukakan bahwa
etologi selalu memperhatikan empat jenis penjelasan setiap perilaku:
8
Fungsi: Bagaimana perilaku berpengaruh kuat pada kesempatan hewan untuk
kelangsungan hidup dan reproduksi?
Penyebab: Apakah stimuli yang mendapatkan tanggapan itu, dan bagaimana
telah diubah oleh pembelajaran terkini?
Pengembangan: Bagaimana perilaku berubah dengan umur, dan apakah
pengalaman awal yang perlu untuk perilaku dapat diperlihatkan?
Sejarah evolusioner: Bagaimana perilaku jika dibandingkan dengan perilaku
bersama dalam spesies yang terkait, dan bagaimana mungkin telah timbul
melalui proses filogeni?
Para etolog mencatat bahwa stimuli yang membebaskan pola aksi tertentu
umumnya menonjolkan kemunculan atau perilaku lain pada anggota spesies mereka
sendiri, dan mereka dapat menunjukkan bagaimana bentuk penting komunikasi
hewan dapat ditengahi dengan pola aksi tertentu yang sedikit sederhana.
9
3. JohnBowlby(1907-1990)
Seorang psikiater dan psikoanalis, terkenal karena minatnya dalam
perkembangan anak. Bowlby lahir di London. Teori Bowlby (Teori Kelekatan)
dipengaruhi oleh teori evolusi dalam observasinya pada perilaku hewan. Menurut
teori Etologi (Berndt, 1992) tingkah laku sangat lekat pada anak sehingga diprogram
secara evolusioner dan instinktif. Sebenarnya tingkah laku kelekatan tidak hanya
ditujukan pada anak namun juga pada ibu. Ibu dan anak secara biologis dipersiapkan
untuk saling merespon perilaku. Bowlby (Hetherington dan Parke,1999) percaya
bahwa perilaku awal sudah diprogam secara biologis. Reaksi bayi berupa tangisan,
senyuman, isapan akan mendatangkan reaksi ibu dan perlindungan atas kebutuhan
bayi. Proses ini akan meningkatkan hubungan ibu dan anak. Sebaliknya bayi juga
dipersiapkan untuk merespon tanda, suara dan perhatian yang diberikan ibu. Hasil
dari respon biologis yang terprogram ini adalah anak dan ibu akan mengembangkan
hubungan kelekatan yang saling menguntungkan (mutuality attachment).
10
spesies burung, penelitian ini telah menunjukkan bahwa burung yang
perkembangannya diasuh oleh orang tua atau induk lain, pada saat dewasa nantinya
dia akan mencoba kawin dengan anggota spesies induk yang mengasuhnya (foster-
spesies).
Tingkah laku lain yang ditunjukkan oleh hewan selain imprinting juga dapat
diamati. Misalnya saja adalah perilaku hewan-hewan yang membutuhkan bermain
dalam hidupnya. Dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari, kucing suka bermain-
main dengan obyek yang bisa bergerak-gerak yang membuatnya sangat menarik.
Sama halnya dengan manusia pada saat masa anak-anak, mereka suka bermain.
Fase pertama merespon kepada seseorang. Fase ini akan terjadi pada bayi
lahir sampai berusia 3 bulan. Fokus hanya terhadap orang-orang yang dikenalnya.
Fase ini terjadi pada bayi berusia 3 sampai 6 bulan.
Hal ini terjadi karena adanya intensitas aktivitas antara bayi dan orang-orang
yang sering berinteraksi dengannya, sehingga bayi mulai dapat membedakanantara
orang yang dikenal dan yang tidak.Kelekatan yang intens dan pencarian kedekatan
yang aktif terhadap orang-orangsekitarnya. Fase ini terjadi saat bayi berusia 6 bulan
sampai 3 tahun. Menunjukkan tingkah laku persahabatan. Pada fase ini anak
mulai menunjukkan sikap kelekatan dan ketertarikan terhadap eman sebayanya dan
orang-orang yang baru ditemuinya. Fase ini terjadi pada usia 3 tahunsampai akhir
masa kanak-kanak. Kelekatan seorang anak mengikuti arah yang serupa
dengan proses pencetakan (imprinting ) pada hewan.
11
keinginan mereka sendiri melainkan hanya melakukan respon sosiallangsung kepada
orang-orang. Namun, sejak usia 3 bulan mereka mulai mempersempitkemelekatan
mereka hanya kepada beberapa orang, dan akhirnya pada satu orang saja.
BAB III
PENUTUP
12
3.1 Kesimpulan
Etologi adalah suatu cabang ilmu zoology yang mempelajari perilaku atau tingkah
laku hewan, mekanisme, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Ilmu yang
mempelajari perilaku atau karakter hewan tersebut digunakan di dalam pendekatan
ilmu psikologi perkembangan. Teori ini mencoba menjelaskan perilaku manusia.
Sehingga di dalam ilmu psikologi, etologi berarti ilmu yang mempelajari perilaku
manusia di dalam pengaturan yang alami.
3.2 Saran
kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya, baik isi, format
dan pengetikannya. Oleh sebab itu, kami sangat senang apabila Pihak terkait untuk
memberi saran agar lebih baik kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
13
Jerume R. Rovertz.(2006). Filsafat Ilmu. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Soetriono, Hanafie Rita.(2007). Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian. C.V Andi
Offset. Yogyakarta.
14