Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH PSIKOLOGI BELAJAR PESERTA DIDIK

“Motivasi, Minat, dan Bakat”

Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Studi Qur’an


Dosen Pengampu : Dr. Hj. Robingatin, M.Ag

Oleh
Linda Wulan Riana (20.2030.0014)
Dewi Untarsih (20.3020.00
Nurhayati (20.2030.0010)

PROGRAM PASCA SARJANA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SAMARINDA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seorang anak dikatakan anak luar biasa karena ia berbeda dengan anak-anak

lainnya. Perbedaan terletak pada adanya ciri-ciri yang khas yang menunjukkan pada

keunggulan dirinya. Namun, ‘keunggulan’ tersebut selain menjadi sebuah kekuatan dalam

dirinya sekaligus menjadi ‘kelemahan’. Yang dimaksud sebagai kelemahan di sini adalah

diabaikannya ia sebagai individu yang memiliki hak sama dalam mendapatkan

pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dirinya.

Anak-anak berbakat memiliki potensi yang luar biasa, baik untuk menjadi pribadi

yang positif ataupun yang negatif. Hal ini ditentukan oleh penanganan yang mereka pada

masa tumbuh kembang, baik di dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat di mana dia

tinggal. Mereka adalah bibit yang siap tumbuh, sebagaimana tanaman yang merupakan

bibit unggul tidak serta merta menjadi tumbuhan yang luar biasa, karena akan bergantung

pada keadaan tanah di mana ia ditanam, bagaimana unsur haranya, mineralnya,

bagaimana pemupukan yang ia terima, penyinaran mataharinya dan lain sebagainya.

            Orangtua dan pendidik seyogyanya menyadari pentingnya pengenalan tanda-tanda

anak berbakat, dengan demikian bisa menentukan pendekatan apa yang tepat dan

bagaimana cara menerapkan pada pola didik anak yang bersangkutan.

Untuk mencapai tujuan pendidikan yang sebenarnya tentu diperlukan partisipasi

dari sang pelaku pembelajaran, yaitu siswa. Dan guru pun harus mampu melihat

bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran. Sebagaimana yang kita tahu bahwa

motivasi, minat dan bakat siswa sangat berperan dalam suksesnya proses pembelajaran.

Semakin baik ketiga hal tersebut dimiliki siswa maka semakin efektiflah proses

pembelajaran tersebut.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, pemakalah akan membahas tentang apakah yang dimaksud
dengan motivasi, minat dan bakat siswa dalam proses belajar pada anak usia dini ?

C. Tujuan
Untuk Tujuan adanya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Psikologi Belajar
Anak Usia Dini dan untuk menambah khazanah keilmuan para pembaca, maka dengan
adanya makalah ini kita bisa mengetahui tentang motivasi, minat dan bakat siswa dalam
proses belajar pada anak usia dini.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang
ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu (Djamarah, 2002) 1.
Sedangkan menurut MC. Donald (dalam Hamalik, 1992) motivasi adalah suatu
perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai timbulnya afektif
(perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan2. Dapat dipahami bahwa definisi
motivasi adalah sesuatu yang dapat mendorong terjadinya perubahan energi di dalam
diri individu yang diiringi dengan perasaan dan reaksi untuk melakukan aktivitas
nyata dalam mencapai tujuan tertentu.
Menurut James O.Whittaker (Dalam Djamarah, 2002) belajar adalah proses
dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman 3.
Cronbach (Dalam Djamara, 2002) berpendapat bahwa belajar adalah suatu aktivitas
yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Sedangkan menurut Slameto belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.4 Dengan demikian dapat didefinisikan belajar adalah Serangkaian
kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tinkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut
kognitif, afektif dan psikomotor.
Menurut Sardiman (2008) dalam belajar diperlukan adanya motivasi. Hasil
belajar akan menjadi optimal dan maksimal kalau di dalam diri individu ada motivasi.
Makin tinggi motivasi yang ada dalam diri individu, akan makin berhasil pula proses
belajar individu tersebut.5 Jadi dapat dipahami bahwa motivasi akan senantiasa

1
Syaiful Bahri, Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Citpa, 2002), h. 12-13
2
Oemar, Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung : Sinar Baru : 1992), h. 68
3
Syaiful Bahri, Djamarah…. h. 35
4
Syaiful Bahri, Djamarah…. h. 40
5
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Prestasi Belajar, http://www.artikel. Com/202/Belajar.minat,
motivasi, prestasi belajar. Diakses tanggal 29 April 2021 Pukul 19.10 WITA.
menentukan intensitas usaha belajar bagi setiap individu sehingga hasil belajar
individu akan semakin meningkat dan memuaskan.
Afifudin (dalam Ridwan, 2008) mengatakan bahwa motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak di dalam diri anak yang mampu menimbulkan
kesemangatan atau kegairahan belajar. 6Menurut Clayton Alderfer (dalam Hamdhu,
2011) motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan segala kegiatan
belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik
mungkin7. Sedangkan Winkel (dalam Puspitasari, 2012) mengatakan bahwa motivasi
belajar adalah segala usaha di dalam diri sendiri yang menimbulkan kegiatan belajar,
dan menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar serta memberi arah pada kegiatan
kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki tercapai8. Motivasi belajar
merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual dan berperan dalam hal
menumbuhkan semangat belajar untuk individu. Dapat dipahami bahwa motivasi
belajar adalah sesuatu yang mendorong atau menggerakkan baik dari dalam maupun
dari luar diri individu dalam melakukan aktivitas belajar untuk menguasai materi
pelajaran yang diikutinya yang berkaitan dengan afektif, kognitif dan psikomotor.
2. Teori- Teori Motivasi
Teori kebutuhan menurut Abraham Maslow (1993) maslow menerangkan
bahwa ragam motivasi berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan yang tersusun
secara hirarki, tersusun dari bawah ke atas, dimana pemenuhan kebutuhan tahap yang
paling rendah menjadi prasyarat bagi tercapainya kebutuhan yang lebih tingggi.
(kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan keselamatan, kebutuhan akan cinta da kasih,
kebutuhan akan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri)9. Dapat dipahami bahwa
kebutuhan manusia itu tidak hanya bersifat material tetapi juga bersifat psikologis,
artinya sambil memenuhi kebutuhan secara fisik, individu juga ingin menikmati
kebutuhan rasa aman, merasa dihargai, memerlukan teman dan ingin berkembang,

6
Ridwan, Belajar, Minat, Motivasi, Prestasi Belajar, (2008) http://www.artikel. Com/202/Belajar.minat,
motivasi, prestasi belajar. Diakses pada tanggal 29 April 2021 Pukul 19.30 WITA.
7
Hamdu Gholum dan Lisa Oktaviana, Faktor faktor yang mempengarui motivasi belajar mahasiswa
studi kasus pada perguruan tinggi bunda mulia, (Skripsi, 2011).
8
Dewi Puspitasai, Isriani, Hardini, Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori Konsep, & Implementasi,
(Yogyakarta : Familia, 2012), h. 23.
9
Abraham H, Maslow, Motivasi dan Kepribadian, Teori Motivasi dengan Pedekatan Hirarki
Kebutuhan Manusia (Pustaka Binaman : Pressindo, 1993). H. 75.
kebutuhan-kebutuhan tersebut merupakan sesuatu yang menjadi sumber dapat
mendorong atau menggerakkaan individu untuk melakukan suatu aktivitas tertentu.
Teori dua faktor menurut Herzberg (dalam Yudhawati, 2011). Herzberg
menerangkan bahwa teori ini dikembangkan dengan model dua faktor dari motivasi
yakni : faktor motivasional dan faktor hygiene (pemiliharaan) 10. Yang dimaksud
dengan faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya
intrinsik, yang bersumber dari dalam diri individu, sedangkan yang dimaksud dengan
faktor hegiene (pemiliharaan) adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang
bersumber dari luar diri individu yang menentukan perilakunya dalam kehidupan
sehari-hari. Dapat dipahami bahwa dalam melakukan aktivitas individu digerakkan
atau didorong oleh dua faktor baik yang berasal dari dalam maupun yang berasal dari
luar diri individu.
Teori Hedonisme menurut Aristoppos (dalam Purwanto, 1995). Aristoppos
mengatakan bahwa Hedone yang berarti kesenangan atau kenikmatan (bahasa
yunani), Menurut pandangan hedonisme, manusia pada hakekatnya adalah makhluk
yang mementingkan kehidupan yang penuh kesenangan dan kenikmatan 11. Implikasi
dari teori ini adalah adanya anggapan bahwa semua orang akan cenderung
menghindari hal-hal yang sulit dan menyusahkan atau mengandung resiko berat dan
lebih suka melakukan sesuatu yang mendatangkan kesenangan baginya. Dapat
dipahami bahwa individu dalam melakukan suatu aktivitas didorong atau digerakkan
oleh adanya keinginan untuk mendapatkan kenikmatan atau kesenangan yang
mendapat menguntungkan bagi dirinya.
Teori Harapan Menurut Victor E.Vroom (dalam Yudhawati, 2011). Victor E.
Vroom mengatakan bahwa motivasi merupakan produk kombinasi antara besarnya
keinginan seseorang untuk mendapatkan hadiah tertentu dengan kemungkinan untuk
menyelesaikan tugas-tugas atau prasyarat-prasyarat yang diperlukan untuk
memperoleh hadiah itu, misalnya jika individu menginginkan sesuatu dan harapan
untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong
untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu12. Sebaliknya harapan memperoleh hal
yang diinginkannya itu tipis, motivasinya untuk berupaya akan menjadi rendah. Dapat
dipahami bahwa seberapa besar harapan individu terhadap suatu aktivitas tertentu

10
Ratna, Yudhawati, Teori-teori Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Prestasi Pustaka, 2011). H. 56
11
Ngalim, Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya< 1995). H.103
12
Ratna, Yudhawati,… h. 79
akan menjadi tolak ukur seberapa besar upaya-upaya yang mendorongnya untuk
melakukan aktivitas tersebut.
Teori Motif berprestasi menurut David MC Clelland (dalam Yudhawati,
2011). Clelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau need for
achievement, yang mengatakan bahwa motivasi individu sesuai dengan kebutuhan
akan berprestasi.13 Clelland mengemukakan karakteristik individu yang berperstasi
tinggi memiliki tiga ciri umum : Sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas
dengan derajat kesulitan moderat ; Menyukai situasisituasi dimana kinerja mereka
timbul karena upaya-upaya mereka sendiri, dan bukan karena faktor-faktor lain
seperti kemujuran ; Menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan
mereka, dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah. Dapat dipahami
bahwa intensitas individu dalam melakukan suatu aktivitas, sangat ditentukan oleh
sejauh mana kebutuhan akan berprestasi individu pada aktivitas tersebut.
Teori Atribusi menurut Frits Helder (dalam Azhari, 2004). Helder mengatakan
bahwa motivasi individu ditentukan oleh determinan-determinan lingkungan. Untuk
itu motivasi dari tindakan individu dapat dilacak dari bagaimana individu menafsirkan
atau berusaha mengerti apa yang melatarbelakangi peristiwa-peristiwa yang terjadi
disekitarnya14. Dapat dipahami bahwa diterminan-diterminan lingkungan akan
menjadi sesuatu yang sangat menentukan bagaimana kondisi motivasi individu dalam
melakukan suatu aktivitas tertentu.
3. Macam-macam Motivasi
Pertama, motivasi intrinsik. Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang
menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap
diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Bila individu yang telah
memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka ia secara sadar akan melakukan suatu
kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Dalam aktivitas belajar,
motivasi intrinsik sangat diperlukan, terutama belajar sendiri. Individu yang tidak
memiliki motivasi intrinsik sulit sekali melakukan aktivitas belajar secara terus-
menerus, sedangkan individu yang memiliki motivasi intrinsik selalu ingin maju
dalam belajar. Dapat dipahami bahwa motivasi intrinsik lebih utama dibandingkan
dengan motivasi ekstrinsik.

13
Ratna, Yudhawati,… h. 85
14
Akyas, Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta Selatan : Mizan Publika, 2004), h. 130
Kedua, motivasi ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif
dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan
ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya diluar faktor-faktor situasi
belajar. Artinya anak didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terteletak di
luar hal yang dipelajarinnya. Misalnya, untuk mencapai angka tinggi, gelar,
kehormatan dan lain sebagainya. Dapat dipahami bahwa motivasi ekstrinsik bersifat
ketagihan terhadap reward atau stimulasi positif dari luar diri individu sehingga
kekuatannya sangat tergantung dari kondisi stimulasi tersebut.
4. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar
Motivasi belajar sebagai penggerak yang mendorong aktivitas belajar,
individu melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorong. Motivasi sebagai
dasar penggeraknya yang mendorong individu untuk belajar. individu yang berminat
untuk belajar belum sampai pada tataran motivasi, atau belum menunjukkan aktivitas
nyata. Minat merupakan kecenderungan psikologis yang menyenangi sesuatu objek,
belum sampai melakukan kegiatan. Oleh karena itulah motivasi diakui sebagai dasar
penggerak yang mendorong aktivitas belajar individu, atau dengan kata lain sejauh
mana intensitas aktivitas belajar individu sangat tergantung pada kondisi motivasinya.
Motivasi intrinsik lebih utama dari pada motivasi ekstrinsik. Anak didik yang
malas belajar sangat berpotensi untuk diiberikan motivasi ekstrinsik oleh guru supaya
dia rajin belajar. Namun efek yang tidak diharapkan dari pemberian motivasi
ekstrinsik adalah kecenderungan ketergantungan anak didik terhadap segala sesuatu di
luar dirinya. Selain kurang percaya diri, anak didik juga bermental pengharapan dan
mudah terpengaruh. Oleh karena itu, motivasi intrinsik lebih utama dalam belajar.
Dapat dipahami bahwa motivasi intrinsik lebih kuat dan tahan lama dalam aktivitas
belajar individu.
Motivasi berupa pujian lebih baik dari pada hukuman. Meski hukuman tetap
diberikan dalam memicu semangat belajar anak didik, namun hukuman juga dapat
meninggalkan efek negatif individu yang mendapat hukuman, efek negatif tersebut,
bisa berupa. Rasa cemas, tidak percaya diri, persepsi yang negatif. Lain halnya
penghargaan berupa pujian, karena setiap orang senang dihargai dan tidak suka
dihukum dalam bentuk apapun. Memuji orang lain berarti memberi penghargaan atas
prestasi kerja orang lain. Hal ini akan memberikan semangat atau dorongan kepada
individu untuk meningkatkan prestasi kerjanya.
Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar. Kebutuhan yang
tak bisa dihindari oleh anak didik adalah keinginan untuk menguasi sejumlah ilmu
pengetahuan. Oleh karena itu anak didik belajar. Dalam kehidupan sehari-hari anak
didik membutuhkan pernghargaan, anak didikan akan merasa berguna bila dikagumi
dan dihormati oleh guru atau orang lain. Perhatian, status, martabat, dan sebagainya
merupakan kebutuhan yang wajar bagi anak didik. Semuanya dapat memberikan
motivasi bagi anak didik dalam belajar.
Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar. Anak didik yang
mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan
yang dilakukan. Dia yakin bahwa belajar bukan perbuatan yang sia-sia. Misalnya
setiap ulangan yang diberikan oleh guru, selalu dihadapi dengan tenang dan percaya
diri. (dengan penuh keyakinan akan dapat meyelesaikan tugas yang diberikan oleh
guru). Dapat dipahami bahwa dengan adanya motivasi pada individu dapat
meningkatkan rasa keyakinannya dalam melakukan aktivitas belajar.
Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar. Dari berbagai hasil penelitian
selalu menyimpulkan bahwa motivasi mempengaruhi prestasi belajar. Tinggi
rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya prestasi belajar anak
didik. Anak didik yang menyenangi mata pelajaran tertentu akan dengan senang hati
dan penuh semangat mempelajari mata pelajaran tersebut, hal ini akan dapat
meningkatkan perhatian dan konsentrasinya, sehingga matari pelajaran mudah
diterima dan dipahaminya.
5. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Menggairahkan anak didik. Dalam kegiatan rutin di kelas sehari-hari guru
harus berusaha menghindari hal-hal yang monoton dan membosankan. Ia harus selalu
memberikan kepada anak didik cukup banyak hal-hal yang perlu dipikirkan dan
dilakukan. Guru harus memelihara minat anak didik dalam belajar, yaitu dengan
memberikan kebebasan tertentu untuk berpindah dari satu aspek ke lain aspek lain
pelajaran dalam situasi belajar. Untuk dapat meningkatkan kegairahan anak didik,
guru harus mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai disposisi awal setiap anak
didik. Dapat dipahami dengan menciptakan kondisi yang menggairahkan dan
menyenangkan dalam aktivitas belajar dapat meningkatkan motivasi belajar anak
didik.
Memberikan harapan realistis. Guru harus memilihara harapan-harapan anak
didik yang realistis dan memodifikasi harapan-harapan yang kurang atau tidak
realistis. Untuk itu guru perlu memiliki pengetahuan yang cukup mengenai
keberhasilan atau kegagalan akademis setiap anak didik di masa lalu. Dengan
demikian, guru dapat membedakan antara harapan yang realisitis, pesimis atau terlalu
optimis. Bila anak didik telah banyak mengalami kegagalan, maka harus memberikan
sebanyak mungkin keberhasilan kepada anak didik. Harapan yang diberikan tentu saja
terjangkau dan dengan pertimbangan yang matang. Harapan tidak realistis adalah
kebohongan dan itu yang tidak disenangi oleh anak didik.dapat dipahami dengan
memberikan harapan-harapan yang wajar dan sesuai dengan tingkat kemampuan anak
didik dapat meningkatkan motivasinya dalam belajar.
Memberikan insentif. Bila anak didik mengalami keberhasilan, guru
diharapkan memberikan hadiah kepada anak didik (dapat berupa pujian, angka yang
baik, dll) atas keberhasilannya, sehingga anak didik terdorong untuk melakukan usaha
lebih lanjut guna mencappai tujuan-tujuan pengajaran. Insentif berupa pemberian
hadiah, pujian, dan memberikan angka yang baik diakui keampuhannya untuk
membangkitkan dan meningkat motivasi individu dalam belajar.
Mengarahkan perilaku anak didik. Mengarahkan perilaku anak didik adalah
tugas guru. Disini kepada guru dituntut memberikan respon terhadap anak didik yang
tidak terlibat langsung dalam kegiatan belajar di kelas. Anak didik yang diam, yang
membuat keributan, yang berbicara semaunya, dan sebagainya harus diberikan
teguran secara arif dan bijaksana. Usaha menghentikan perilaku anak didik yang
negatif dengan memberikan gelar yang tidak baik adalah kurang manusiawi.
Jangankan anak didik, guru pasti tidak senang diberi gelar yang tidak baik. Jadi cara
mengarahkan perilaku anak didik adalah dengan memberikan penugasan, bergerak
mendekati, dan memberikan hukuman yang mendidik, menegur dengan sikap lemah
lembut dan dengan perkataan yang ramah dan baik, hal tersebut dapat meningkatkan
motivasi anak didik dalam melakukan suatu aktivitas belajar.
6. Motivasi Belajar dalam Perspektif Islam
Dalam perspektiktif Islam para penganutnya sangat dianjurkan untuk mimiliki
motivasi belajar yang tinggi, sehingga dengan adanya motivasi belajar yang tinggi,
ilmu pengetahuan akan mudah didapat oleh penganutnya. Dalam menuntut ilmu,
Islam tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan, sebagai mana Hadits
Rasulullah SAW : “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim” (HR.
Baihaqi). Dari hadits di atas jelaslah, Islam ingin menekankan kepada umatnya bahwa
memiliki semangat belajar yang tinggi sangat baik dan harus dilakukan. Di hadits
yang lain Rasulullah SAW bersabda : “Apabila manusia telah mati, maka putuslah
pahala amalnya selain dari tiga yaitu : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan
anak yang sholeh yang mendoakan” (HR. Muslim). Dari Hadits ini dapat dipahami
bahwa seorang muslim yang berilmu pengetahuan dan mampu memfaatkan ilmunya
sesuai dengan tuntunan agama Islam, maka dia akan mendapat reward dunia dan
akhirat, dimana di dunia akan mendapat segala kemudahan dalam urusan dunia dan di
akhirat mendapat amal yang mengalir dari orang lain yang telah mendapatkan ilmu
pengetahuan yang bermanfaat darinya. Sebagai seorang muslim yang baik sudah
selayaknya untuk selalu memiliki semangat belajar yang tinggi dan penuh perhatian
dalam menggali dan mencari ilmu pengetahuan yang berkuantitas dan berkualitas
tinggi.
Dalam petunjuk dan ajaran Islam sangat mengutamakan dan memuliakan
orang-orang yang melakukan aktivitas belajar dengan tujuan akan meningkatkan dan
menambah ilmu pengetahuannya sehingga hal di berpertegas di dalam Al qur’an
bahwa orang-orang yang berilmu akan ditinggikan dan dimuliakan beberapa derajat
disisi Allah SWT, Sebagai mana firman Allah dalam al qur’an Surat Al Mujadilah :
11 yang artinya “...Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan”. Dapat dipahami bahwa sebagai orang yang
beragama Islam mesti memiliki semangat dan motivasi yang tinggi untuk selalu
melakukan aktivitas belajar dalam meningkatkan kualitas diri baik itu berhubungan
dengan ilmu agama maupun ilmu umum.
Motivasi belajar merupakan yang sangat diperhatikan dan perlu dalam
pandang Islam. Dalam hal ini meningkatkan ilmu pengetahuan umat atau hamba
Allah sangat dianjurkan dan diperintahkan oleh Rasulullah Muhammad SAW, karena
dengan berilmu pengetahuan Islam akan menjadi kuat dan bermartabat baik di dunia
maupun di akhirat. Sebagai mana Sabbda Rasulullah Muhammad SAW, yang artinya
“Kelebihan orang yang berilmu dari orang yang beribadah (yang bodoh) bagaikan
kelebihan bulan pada malam purnama dan semua bintang-bintang yang lain.”
(Diriwayatkan oleh Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah dari Abu
Darda).
Semangat belajar atau yang dikenal dengan motivasi belajar sudah di kenal
sejak lama dalam Islam hal ini dapat dilihat dalam kisah nabi Musa alaihissalam, para
nabi juga memiliki semangat yang luar biasa dalam belajar atau menuntut ilmu, Nabi
Musa, alaihissalam. Beliau menutut ilmu pada Khidzir alaihissalam, sebagaimana
Allah kisahkan dalam surat al Kahfi ayat 60-82. Dari firman Allah SWT

Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya: “Aku tidak akan berhenti
(berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan
sampai bertahun-tahun”.
Sampai perkataan Khidhzir,
“Bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah
tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya”. (QS Al
Kahfi: 82)

Dapat dipahami dari kisah di atas bahwa para nabi pun menuntut ilmu dan
memiliki motivasi yang tinggi dalam melakukan aktivitas belajar. jangan sampai kita
merasa sombong dan tidak mau menuntut ilmu pada orang yang dibawah kita kalau
memang mereka memiliki ilmu lebih dari pada kita. Dalam kisah ini Nabi Musa lebih
mulia karena beliau termasuk seorang Nabi ulil azmi, sedang Khidir masih
diperselisihkan kenabiaanya, tetapi beliau tetap mau mendatanginya dengan penuh
semangat dan motivasi belajar yang tinggi untuk belajar dan menuntut ilmu.
Pada kisah yang lain para malaikat dan hewan pun memulai orang-orang yang
menuntut ilmu dan berilmu tinggi sebagai hadits Rasulullah SAW, yang Artinya:
“Sesungguhnya para malaikat membentangkan sayapnya kerena ridho dengan orang
yang menuntut ilmu”. Di hadits yang lain Rasulullah bersabda bahwa semua makhluk
dibumi memohon ampun bagi orang-orang yang berilmu, yang artinya. “Segala
makhluk di bumi memohon ampun bagi orang yang mempunyai ilmu, hingga ikan
yang ada di lautan”.

B. Minat
1. Pengertian Minat
Minat menurut Elizabeth B. Hurlock adalah sumber motivasi yang mendorong
orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila bebas memilih. Bila mereka
melihatsesuatu akan menguntungkan, maka berminat. Bila kepuasan berkurang, minat
pun berkurang. Menurut Makmun Khairani, minat adalah gejala psikologis yang
menunjukkkan adanya pengertian subjek terhadap objek yang menjadi sasaran karena
objek tersebut menarik perhatian dan menimbulkan perasaan senang sehingga
cenderung kepada objek tersebut.15
Menurut Hardjana, minat merupakan kecendrungan hati yang tinggi terhadap
sesuatu yang timbul karena kebutuhan yang dirasa atau tidak dirasakan atau keinginan
hal tertentu. Sedangkan menurut Gie, minat artinya sibuk, tertarik, atau terlihat
sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu.16
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka penulis menyimpulkan bahwa
minat adalah dorongan orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan atau
kecenderungan hati, bebas memilih, terhadap sesuatu yang menguntungkan atau
menarik perhatian dan menimbulkan perasaan senang sehingga cenderung kepadanya,
merupakan gejala psikologis.
2. Indikator Minat
Menurut Safari dalam Nuriani, indikator minat ada empat, masing-masing
indikator tersebut adalah: a. Perasaan senang yaitu seorang siswa yang memiliki
perasaan senang atau suka terhadap suatu mata pelajaran, maka siswa tersebut akan
terus mempelajari ilmu yang disenanginya. Tidak ada perasaan terpaksa pada siswa
untuk mempelajari bidang tersebut. b. Ketertarikan siswa yaitu berhubungan dengan
daya gerak yang mendorong untuk cenderung merasa tertarik pada orang, benda,
kegiatan atau bisa berupa pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu
sendiri. c. Perhatian siswa yaitu perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa
terhadap pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari pada
itu. Siswa yang memiliki minat pada objek tertentu, dengan sendirinya akan
memperhatikan objek tersebut. d. Keterlibatan siswa yaitu ketertarikan seseorang akan
suatu objek yang mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan
atau mengerjakan kegiatan dari objek tersebut.17

15
Ahmad Mushlih, Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Pembelajaran untuk Menumbuhkan Minat
Belajar Anak Usia Dini, Al Athfal: Jurnal Kajian Perkembangan Anak, Vol. 1, No. 1, Januari-Juni2018, Jurnal,
ejournal.stainupwr.ac.id, 2018, Diakses pada tanggal 16 April 2021, Pukul 15.00 Wita.
16
Khanza Nabila Firnandi, Membangkitkan Minat Belajar Anak Usia Dini Melalui Media Panggung
Boneka, Vo.4 No.1 (2020), Jurnal, http://proceeding.uim.ac.id/index.php/senias/article/view/558, 2020, Diakses
pada tanggal 16 April 2021, Pukul 15.10 Wita.
17
Dini Khairani Wirsa dan Saridewi, Studi Deskriptif Pengaruh Metode Bercerita Bilingual Terhadap
Minat Belajar Anak Usia, GOLDEN AGE Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini Online ISSN: 2477-
4715 JGA, Vol. 5 (2), Juni 2020 (71-76), Jurnal Ilmiah, DOI: https://doi.org/10.14421/jga.2020.52-04, 2020,
Diakses pada tanggal 17 April 2021, Pukul 19.20 Wita.
Adapun indikator untuk menentukan minat belajar seseorang dapat dilihat pada
lima hal berikut yaitu: a. Rajin dalam belajar. b. Tekun dalam belajar. c. Rajin dalam
mengerjakan tugas. d. Memiliki jadwal belajar, dan e. Disiplin dalam belajar.18
Ciri-ciri minat lainnya adalah a. Tumbuh dengan perkembangan fisik dan
mental seseorang. b. Bergantung pada minat belajar individu. c. Bergantung pada
kesempatan belajar seseorang. d. Terbatas sebab kondisi fisik yang tak
memungkinkan. e. Mendapat pengaruh dari budaya. d. Berkaitan dengan emosional
atau perasaan seseorang. e. Bersifat egosentris, yang berarti individu yang senang pada
suatu hal akan memiliki keinginan memiliki.19
Berdasarkan uraian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa indicator minat
terdiri dari:
a. Perasaan senang yaitu suka terhadap sesuatu yang dipelajari atau dikerjakan
sehingga menjadi rajin maka berkaitan dengan emosional atau perasaan
seseorang.
b. Ketertarikan siswa yaitu dorongan untuk terus melakukan karena tertarik.
c. Perhatian siswa yaitu focus pada hal yang disukai karena tertarik sehingga
tekun.
d. Keterlibatan siswa yaitu melakukan sendiri hal yang disukai sehingga semua
dibuat terjadwal rapi penuh disiplin, juga bergantung pada kesempatan belajar
seseorang dan adanya pengaruh dari budaya.
e. Tumbuh dengan perkembangan fisik dan mental seseorang.
f. Bergantung pada minat belajar individu maka bersifat egosentris, yang berarti
individu yang senang pada suatu hal akan memiliki keinginan memiliki.
3. Fungsi Minat
Minat berfungsi sebagai pendorong keinginan seseorang, penguat hasrat dan
sebagai penggerak dalam berbuat yang berasal dari dalam diri seseorang untuk
melakukan suatu dengan tujuan dan arah tingkah laku sehari-hari. Hal ini diterangkan
oleh Sardiman, yang menyatakan berbagai fungsi minat, sebagai berikut: a.
Mendorong manusia untuk berbuat, yaitu sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi. b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak

18
Andi Achru. P., Pengembangan Minat Belajar Dalam Pembelajaran, Jurnal Idaarah Vol.III No.2
Desember 2019, Jurnal, http://journal.uin-alaudiin.ac.id, 2019, Diakses pada tanggal24 April 2021, Pukul 19.00
Wita.
19
https://www.pelajaran.co.id/2020/18/pengertian-minat-belajar.html, artikel, 2020, Diakses pada tanggal
24 April 2021, Pukul 19.50 Wita
dicapai. c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
serasi guna mencapai tujuan.20
4. Klasifikasi Minat
Klasifikasi minat berdasarkan sifat ada tiga yaitu: a. Minat personal
merupakan minat yang bersifat permanen dan relatif stabil yang mengarah pada minat
khusus mata pelajaran tertentu. Minat personal merupakan suatu bentuk rasa senang
ataupun tidak senang, tertarik tidak tertarik terhadap mata pelajaran tertentu. Minat ini
biasanya tumbuh dengan sendirinya tanpa pengaruh yang besar dari rangsangan
eksternal. b. Minat situasional merupakan minat yang bersifat tidak permanen dan
relatif berganti-ganti,tergantung rangsangan eksternal. Rangsangan tersebut misalnya
dapat berupa metode mengajar guru, penggunaan sumber belajar dan media yang
menarik, suasana kelas, serta dorongan keluarga. Jika minat situsional dapat
dipertahankan sehingga berkelanjutan secara jangka panjang, minat situsional akan
berubah menjadi minat personal atau minat psikologis siswa. Semua ini tergantung
pada dorongan atau rangsangan yang ada. c. Minat psikologikal merupakan minat
yang erat kaitannya dengan adanya interaksi antara minat personal dengan minat
situsional yang terusmenerus dan berkesinambungan. Jika siswa memiliki
pengetahuan yang cukup tentang suatu mata pelajaran, dan memiliki kesempatan
untuk mendalaminya dalam aktivitas yang terstruktur di kelas atau pribadi (di luar
kelas) serta mempunyai penilaian yang tinggi atas mata pelajaran tersebut maka dapat
dinyatakan bahwa siswa tersebut memiliki minat psikologikal.21
Klasifikasi minat berdasarkan sebab-musabab atau alasan timbulnya minat
dibagi tiga, yaitu: a. Minat volunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa
tanpa adanya pengaruh dari luar. b. Minat involunter adalah minat yang timbul dari
dalam diri siswa dengan adanya pengaruh situasi yang diciptakan oleh guru. 3. Minat
nonvolunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa secara paksa atau
dihapuskan.22

Andi Achru. P., Pengembangan Minat Belajar Dalam Pembelajaran, Jurnal Idaarah Vol.III No.2
20

Desember 2019, Jurnal, http://journal.uin-alaudiin.ac.id, 2019, Diakses pada tanggal24 April 2021, Pukul 19.00
Wita.

21
Ubaidillah, Pengembangan Minat Belajar Kognitif Pada Anak Usia Dini, Sekolah Tinggi Agama Islam
Daruttaqwa, Jurnal, https://www.researchgate.net,Diakses pada tanggal 17 April 2021, Pukul 19.00 Wita.
22
Ubaidillah, Pengembangan…, Pukul 19.00 Wita.
Berdasarkan penjelasan di atas diperoleh kesimpulan bahwa klasifikasi minat
dapat di bedakan berdasarkan sifat ada tiga macam sedangkan sebab musabab ada tiga
macam juga. Di mana masing-masing klasifikasi tidak dapat disatukan karena
perbedaan yang mendasar.
5. Aspek Minat
Aspek minat dibagi menjadi tiga, yaitu: aspek kognitif, aspek afektif, dan
aspek psikomotor. Berikut diuraikan satu per satu yaitu :a. Aspek kognitif yaitu minat
pada aspek kognitif berpusat seputar pertanyaan, apakah hal yang diminati akan
menguntungkan? Apakah akan mendatangkan kepuasan? Sesorang melakukan
aktivitas mengharapkan sesuatu yang akan didapat dari proses aktivitas tersebut.
Sehingga seseorang yang memiliki minat akan dapat mengerti dan mendapatkan
banyak manfaat dari aktivitas yang dilakukannya. Jumlah waktu yang dikeluarkan
berbanding lurus dengan kepuasan yang diperoleh dari aktivitas yang dilakukan
membuat aktivitas tersebut akan terus dilakukan. b. Aspek afektif adalah emosi yang
mendalam, konsep yang menampakkan sikap terhadap aktivitas yang diminatinya.
Aspek afektif dikembangkan dari pengalaman pribadi, sikap orang tua, guru, dan
kelompok yang mendukung aktivitas yang diminatinya. Minat akan tinggi karena
adanya kepuasan dan manfaat yang diperoleh serta respons dari lingkungan. c. Aspek
psikomotor yaitu lebih mengorientasikan pada proses tingkah laku atau pelaksanaan,
sebagai tindak lanjut dari nilai yang didapat melalui aspek kognitif dan
diinternalisasikan melalui aspek afektif sehingga mengorganisasi dan diaplikasikan
dalam bentuk nyata melalui aspek psikomotor. Seseorang yang memiliki minat tinggi
terhadap suatu hal akan berusaha mewujudkannya sebagai pengungkapan ekspresi
atau tindakan nyata dari keinginannya. Kriteria minat seseorang digolongkan menjadi
tiga kategori, yaitu: rendah, jika seseorang tidak menginginkan objek tertentu.
Sedang, jika seseorang menginginkan objek minat akan tetapi tidak dalam waktu
segera. Dan tinggi, jika seseorang menginginkan objek minat dalam waktu segera.23
Menurut Refika Maharani dan Sri Maryati Deliana, aspek minat terdiri dari
enam yaitu: a. Penerimaan (Receiving) yaitu seseorang menunjukkan kesadaran untuk
menerima informasi atau stimulus lain. Contoh saya bersedia untuk menerima
informasi yang diberikan dokter. b. Keinginan untuk berpartisipasi (Responding)
yaitu seseorang menunjukkan kesediaan untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan

23
Ubaidillah, Pengembangan Minat Belajar Kognitif Pada Anak Usia Dini, Sekolah Tinggi Agama Islam
Daruttaqwa, Jurnal, https://www.researchgate.net,Diakses pada tanggal 17 April 2021, Pukul 19.00 Wita.
yang diberikan, menerima ide-ide baru dan menunjukkan kepuasan dalam kegiatan
sebagai partisipan. Contoh saya ingin berpartisipasi dalam diskusi kelompok. c.
Penilaian (Valuing) ayitu seseorang dapat menunjukkan kemampuan untuk
memberikan penilaian terhadap sesuatu dan dapat menyesuaikan diri dengan penilaian
itu. Kemampuan ini dinyatakan dalam suatu perkataan atau tindakan. d. Perhatian
(Attention) yaitu seorang mengamati satu atau lebih pada objek yang dianggapnya
menarik, dalam hal ini perhatian seseorang akan objek yang dianggap mampu
menarik perhatian. e. Ketertarikan (Interest) yaitu seseorang memperhatikan objek
yang menarik dengan usaha yang berhubungan dan melakukan tindakan mendekati
objek tersebut, dalam hal ini objek dianggap berhasil bila mampu menarik dan meraih
rasa ketertarikan seseorang yang melihat atau memperhatikannya. f. Keyakinan
(Conviction) yaitu seseorang merasa lebih yakin bahwa hal yang berhubungan dengan
yang diminatinya layak dilakukan dan akan memberikan kepuasan, dalam hal ini
keyakinan akan objek yang dilihat atau ditonton. Pengetahuan adalah hasil tahu
manusia terhadap sesuatu yang didapatkan melalui proses mengamati, persepsi, dan
berkaitan dengan kepercayaan sebagai bagian dari usaha manusia untuk memahami
suatu objek tertentu.24
Berdasarkan uraian di atas diperoleh kesimpulan aspek minat terdiri dari:
a. Aspek kognitif yaitu didalamnyaberisi pertanyaan, informasi tentang aktivitas
tertentu yang diterima seseorang sehingga mengerti tentang aktivitas itu, macam-
macam manfaatnya, kepuasan yang diperoleh sehingga munculah minat.
b. Aspek afektif adalah emosi yang mendalam; konsep yang menampakkan sikap
terhadap aktivitas tertentu; dikembangkan dari pengalaman pribadi, sikap orang
tua, guru, dan kelompok yang mendukung aktivitas; melakukan penilaian
terhadap aktivitas berupa perkataan atau tindakan; memberikan perhatian;
membuat seseorang menjadi tertarik; menumbuhkan keyakinan atas aktivitas
tertentu.
c. Aspek psikomotor yaitu lebih mengorientasikan pada proses tingkah laku atau
pelaksanaan, sebagai tindak lanjut dari nilai yang didapat melalui aspek kognitif
dan diinternalisasikan melalui aspek afektif sehingga mengorganisasi dan
diaplikasikan dalam bentuk nyata melalui aspek psikomotor; adanya keinginan

24
Refika Maharani dan Sri Maryati Deliana, Hubungan Pengetahuan Tentang Pendidikan Anak Usia Dini
Dengan Minat Ibu Menyekolahkan Anak Di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini, Jurnal Psikologi Ilmiah
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/INTUISI, 2012, Diakses pada tanggal 20 April 2021, Pukul 19.00 Wita.
untuk berpartisipasi (responding) dalam memberi dan menerima sesuatu dari
aktivitas yang dilakukan.
6. Faktor Yang Mempengaruhi Minat
Menurut Ahmad Mushlih,faktor yang mempengaruhi minat ada tiga yaitu a.
The Factor Inner Urge, yaitu rangsangan yang datang dari lingkungan atau ruang
lingkup yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan mudah
menimbulkan minat. Misalkan kecenderungan terhadap belajar, dalam hal ini
seseorang mempunyai hasrat ingin tahu terhadap ilmu pengetahuan; b. The Factor of
Social Motive, yaitu minat seseorang terhadap obyek atau sesuatu hal dipengaruhi
oleh faktor dari dalam diri manusia dan oleh motif sosial, misal seseorang berminat
pada prestasi tinggi agar dapat status sosial yang lebih tinggi: c. Emosional Factor,
yaitu faktor perasaan dan emosi mempunyai pengaruh terhadap objek, misalnya
perjalanan suksees yang dipakai individu dalam suatu kegiatan tertentu dapat pula
membangkitkan perasaan senang dan dapat pula menambah semangat atau kuatnya
minat dalam kegiatan tersebut.25
7. Cara Menentukan Minat
Imam Syafi’i menyatakan berfikirlah sebelum menentukan suatu ketetapan,
atur strategi sebelum menyerang dan musyawarahkan terlebih dahulu sebelum
melangkah maju ke depan. Menurut KBBI menentukan berarti membuat menjadi
tentu/pasti, memutuskan, memberi batasan/definisi, memastikan.26
Menurut Carl Safran yang dikutip oleh Dewa Ketut Sukardi dalam buku karya
Makmun Khairani, ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menentukan minat
yaitu: a.Minat yang Diekspresikan/Expressed Interest adalah seseorang dapat
mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata-kata tertentu. Misalnya: seseorang
mungkin mengatakan bahwa dirinya tertarik dalam mengumpulkan mata uang logam,
perangko dan lain-lain. b. Minat yang Diwujudkan/Manifest Interest adalah seseorang
dapat mengungkapkan minat melalui tindakan atau perbuatan, yaitu ikut serta dan
berperan aktif dalam suatu kegiatan. Misalnya: kegiatan olahraga, pramuka, dan
sebagainya. c. Minat yang Dinventariskan/Inventoral Interest adalah seseorang
menilai minatnya agar dapat diukur dengan menjawab terhadap sejumlah pertanyaan

25
Ahmad Mushlih, Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Pembelajaran untuk Menumbuhkan Minat
Belajar Anak Usia Dini, Al Athfal, Vol. 1, No. 1, Januari-Juni 2018, Jurnal Ilmiah, 2018, Diakses pada tanggal 16
April 2021, Pukul 15.00 Wita.
26
Ebta Setiawan, KBBI Online, https://jagokata.com/arti-kata/menentukan.html., kamus, 2012, Diakses
pada tanggal 24 April 2021, Pukul 19.10 Wita.
tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu. Pertanyaan-
pertanyaan untuk mengukur minat seseorang disusun dengan menggunakan angket.27
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa cara menentukan
minat dapat dilakukan dengan:
a. Berfikir sebelum menentukan suatu ketetapan, atur strategi dan
bermusyawarah.
b. Minat yang diekspresikan/Expressed Interest adalah seseorang dapat
mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata-kata tertentu. Misalnya:
seseorang mungkin mengatakan bahwa dirinya tertarik dalam mengumpulkan
mata uang logam, perangko dan lain-lain.
c. Minat yang diwujudkan/Manifest Interest adalah seseorang dapat
mengungkapkan minat melalui tindakan atau perbuatan, yaitu ikut serta dan
berperan aktif dalam suatu kegiatan. Misalnya: kegiatan olahraga, pramuka,
dan sebagainya.
d. Minat yang dinventariskan/Inventoral Interest adalah seseorang menilai
minatnya agar dapat diukur dengan menjawab terhadap sejumlah pertanyaan
tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu. Pertanyaan-
pertanyaan untuk mengukur minat seseorang disusun dengan menggunakan
angket.
8. Cara Membangkitkan Minat
Menurut KBBI kata membangkitkan adalah kata kerja yang berarti
membangunkan, menghidupkan kembali, mengangkat dan menaikkan. 28 Menurut
Djamarah, ada beberapa macam cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk
membangkitkan minat siswa yaitu: a. Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada
diri anak didik, sehingga dia rela belajar tanpa paksaan. b. Menghubungkan bahan
pelajaran yang diberikan dengan persoalan pengalaman yang dimiliki anak didik,
sehingga anak didik mudah menerima bahan pelajaran. c. Memberikan kesempatan
kepada anak didik untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dengan cara
menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif. d. Menggunakan berbagai
macam bentuk dan teknik mengajar dalam konteks perbedaan individual anak didik.

27
Ahmad Mushlih, Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Pembelajaran untuk Menumbuhkan Minat
Belajar Anak Usia Dini, Al Athfal, Vol. 1, No. 1, Januari-Juni, 2018. Jurnal Ilmiah, 2018, Diakses pada tanggal 16
April 2021, Pukul 15.00 Wita .
28
Ebta Setiawan, KBBI Online, https://jagokata.com/arti-kata/menentukan.html., kamus, 2012, Diakses
pada tanggal 24 April 2021, Pukul 19.10 Wita.
Berkaitan dengan pendapat di atas guru perlu membangkitkan minat belajar siswa
agar dapat bergairah untuk menerima pelajaran, menyadarkan siswa agar terlibat
langsung dalam pembelajaran, belajar dengan menyenangkan dan dapat menggunakan
berbagai metode, strategi, teknik dan pendekatan pembelajaran yang menyenangkan.29
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa cara
membangkitkan minat dapat dilakukan dengan:
a. Kerja atau dilakukan karena bangkit berarti bangun, mengangkat,
menghidupkan kembali.
b. Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri anak didik, sehingga dia
rela belajar tanpa paksaan.
c. Menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalan
pengalaman yang dimiliki anak didik, sehingga anak didik mudah menerima
bahan pelajaran.
d. Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mendapatkan hasil belajar
yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan
kondusif.
e. Menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar dalam konteks
perbedaan individual anak didik.
9. Minat Belajar AUD Dalam Pembelajaran
Setelah mengetahui penjelasan tentang minat, belajar dan minat belajar
selanjutnya akan dihubungkan dengan pembelajaran pada AUD. Minat diketahui
sebagai rasa suka, tertarik, ingin melakukan berulang-ulang, focus, rajin, tekun,
menimbulkan kepuasan, dan bangga.Walapun pada awalnya minat berasal dari dalam
diri tetapi hal itu tidak serta merta berarti hal-hal diluar diri tidak
mempengaruhi.Maka timbullah factor-faktor yang mempengaruhinya. Seperti
informasi dari luar tentang sekolah ramah anak yang ada di sekitaran tempat tinggal
atau tempat kerja orangtua.
Berdasarkan hal itu orangtua yang memiliki anak usia dini, mengajak anaknya
observasi ke sekolah, melihat dari sudut pandang orangtua dan dari anak sendiri.
Orangtua mendengar infonya menjadi tertarik lalu focus mencari tahu sehingga
menimbulkan rasa puas dan bangga telah menemukan sekolah sesuai dengan harapan.

29
Naeklan Simbolon, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Peserta Didik, Fakultas Ilmu
Pendidikan, Jurnal, https://jurnal.unimed.ac.id., 2013,Diakses pada tanggal 17 April 2021, Pukul 19.10 Wita.
Untuk memastikan yang suka dan puas adalah kedua belah pihak yaitu
orangtua dan anak maka orangtua membawa anaknya untuk observasi. Anak melihat
sekolahnya, masuk ke dalam ruang-ruang yang ada di dalamnya, bertemu guru dan
teman sebaya yang bersekolah di sana terlebih dahulu mulai eksplore. Mulai bermain
dengan mainan yang ada, menunjuk-nunjuk dan bertanya-tanya, menjawab
pertanyaan yang diajukan. Dari sini dapat ditarik kesimpulan awal bahw anak pun
tertarik dengan sekolah pilihan orangtua. Selanjutnya manajemen sekolah akan
menyelesaikan urusan administrasi. Maka informasi tentang sekolah adalah hal-hal di
luar diri.
Setelah berminat, anak akan menjalani proses bermain yang mengandung nilai
edukasi dalam setiap kegiatan anak di sekolah. Dari datang sampai pulang. Ada
banyak kegiatan main yang dilakukan berulang-ulang, setiap hari sehingga menjadi
pembiasaan bagi anak, yang pada akhirnya akan menjadi karakter positif anak yang
dibangun bersama.
Contoh, anak datang disambut dengan ramah oleh guru. Saling mengucapkan
salam, tersenyum, salim pada orangtua dan guru. Artinya orangtua dan guru sedang
menanamkan sikap atau adab dalam menuntut ilmu. Sesuai dengan kurikulum yang
mengedepankan sikap sebelum pengetahuan dan keterampilan.
Anak meletakkan benda-benda di tempatnya seperti alas kaki, tas dan botol
minum. Anak bermain bersama teman. Berbagi mainan. Main bergantian. Bermain
dengan suka cita. Artinya kepada anak dikembangkan enam aspek perkembangan
yaitu amor, kognitif, fisik motoric, bahasa, social emosional, seni.
Masuk ke dalam proses belajar, dimana diketahui belajar adalah proses
perubahan tingkah laku dari belum tahu menjadi tahu, belum bisa menjadi bisa,
menjadi terampil, dll. Dalam prosesnya anak-anak diajak berfikir HOTS (High Order
Thingking Skills) dengan mengajukan banyak gambar dan benda-benda kongkrit
sebagai observasi, mengajukan pertanyaam-pertanyaan sesuai usia, mengumpulkan
informasi tentang apa yang sedang di bahas, menalar dan mengkomunikasikan hal-hal
yang diperoleh. Hal ini dinamakan pendekatan saintifik. Artinya kepada anak telah
ditanamkan pengetahuan dan keterampilan untuk bekal pada tingkat pendidikan
selanjutnya seperti di Sekolah Dasar (SD).
Hasilnya adalah terdapat perubahan tingkah laku anak yang signiffikan.
Contoh anak terbiasa mengucapkan salam, bersikap ramah, penuh rasa ingin tahu
tentang sesuatu, dan mandiri atau memiliki kemampuan life skills. Tiga karakter yang
dikembangkan yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan terpenuhi sehingga berawal
dari minat lalu belajar menghasilkan karakter positif.

C. Bakat
1. Pengertian Bakat
Menurut Guilford, bakat terkait dengan tiga dimensi pokok, yaitu persptual,
psikomotor, dan intelektual.30Menurut Iskandar Junaidi bakat adalah kegiatan yang
disenangi oleh anak secara terus menerus disertai minat yang kuat dalam hal positif
dan berguna.Bakat merupakan potensi bawaan yang dengan sengaja diberikan oleh
Tuhan kepada seseorang untuk dikembangkan agar bakat tersebut agar lebih
bermanfaat bagi kehidupannya.Bakat adalah potensi dasar yang ada pada setiap orang,
selain dari potensi hidup dan akal.Bakat ada yang ditujukan dalam bentuk
kemampuan diri.31Seseorang yang berbakat musik misalnya, dengan latihan yang
sama dengan orang lain yang tidak berbakat musik, akan lebih cepat menguasai
keterampilan tersebut. Untuk bisa terealisasi bakat harus ditunjang dengan minat,
latihan, pengetahuan, pengalaman agar bakat tersebut dapat teraktualisasi dengan
baik.  
Ada beberapa definisi bakat yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya
adalah: 
a. Bingham menjelaskan bakat adalah suatu kondisi atau serangkaian
karakteristik atau kemampuan seseorang yang dengan suatu latihan khusus
memungkinkannya mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan
khusus, misalnya kemampuan berbahasa, kemampuan bermain musik  dan
lain-lain.
b. Crow dalam bukunya General Psychology sebagaimana dikutup oleh
Nurkancana, mengatakan bahwa : Bakat adalah suatu kualitas yang Nampak
pada tingkah laku manusia pada suat lapangan keahlian tertentu seperti music,
seni mengarang, kecakapan dalam matematika, keahlian dalam bidang mesin,
atau keahlian-keahlian lainnya.

30
Phil. H. Yanuar Kiram, Menelusuri dan Menguak nilai-nilai Luhur Olahraga,Pengantar Sosiologi
Olah Raga, (Jawa Timur, KENCANA, 2019), hlm 163
31
Bukik Setiawan, Andrie Firdaus, Bakat Bukan Takdir, (Tanggerang : Lentera Hati Group) 2016, hal,
21
c. Stamboel Muanandir dan MunandarMendefinisikan, bakat adalah kemampuan
alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan, yang relative bisa
bersifat umum.
d. Suzuki mempunyai pandangan yang menarik tentang bakat. Ia beranggapan
kata sejak lahir digunakan secara ceroboh didalam pernyataan sejak
lahir ketika kita mengatakan anak mempunyai bakat sejak lahir sebenarnya
telah berusia lima atau enam tahun. Ketika kita melihat bayi yang baru lahir
tentu kita tidak akan pernah bisa memastikan apakah bayi tersebut nantinya
jadi pemain bola yang baik, pemain musik ataukah menjadi seorang
sastrawan.32
2. Jenis Bakat
Bakat merupakan kemamouan atau potensi yang perlu dikembangkan atau
dilatih sehingga mencapai kecakapan, pengetahuan, dan ketrampilan khusus. Jenis
bakat meliputi :
a. Kemampuan dibidang khusus. Misalnya, bakat musik, melukis, dan
sebagainya.
b. Bakat khusus yang dibutuhkan sebagai perantara untuk merealisasikan
kemampuan khusus. Misalnya, bakat melihat ruang (dimensi) dibutuhkan
untuk merealisasikan kemampuan dibidang teknik arsitek.
c. Bakat alam adalah bakat yang sudah ada sejak kita dilahirkan. Dan perlahan,
bakat ini mulai kelihatan ketika usia kita beranjak bersar biasanya terjadi
karena anak bisa melakukan suatu hal dengan sangat cepat, tentunya dengan
proses latihan.
d. Bakat turunan adalah bakat dari turunam orang tua atau keluarga
e. Bakat kebiasaan ini timbul karena kebiasaan yang dilakukan terus menerus.
Tanpa disadari anak telah mengasah kemampuan yang mungkin terpendam.
3. Ciri-Ciri Anak Berbakat
Tanda bakat yang mungkin sudah nampak sejak dini pada anak, namun
apabila ciri ini muncul di usia 2 tahun jangan terburu-buru menyimpulkan bakatnya
karena akan lebih tepat dilakukan ketika berusia 4 sampai 5 tahun. Tanda yang
dimaksud ialah :33
a. Terampil menggunkan kata-kata.

32
Muhammad Uyun, Idi Warsah, Pesikologi Pendidikan, (Yogyakarta : Budi Utama), 2021, Hlm, 149
33
Reni Akbar, Hawardi, Menguatkan Bakat Anak, (Jakarta-Grasindo, 2010), hlm 37
b. Mahir menggunakan angka.
c. Mempunyai ingatan yang kuat.
d. Mempunyai logika dan keterampilan analitis yang kuat.
e. Mampuberpikir abstrak.
f. Mahir dengan ruang.
g. Mempunyai keterampilan mekanis.
h. Pintar bersosialisasi.
i. Pandai memahami perasaan manusia.
4. Perubahan Bakat
Bakat anak-anak berkembang dari permainan khayal pada tahun-tahun
pertama dari umurnya, menjadi permainan berkelompok dan kemudian kepada
melakukan sesuatu dengan memperhatikan apa yang terjadi diluar rumah. Tahap
sebelum baligh ditandai dengan tumbuhnya rasa ingin tahu dan menanyakan berbagai
masalah yang terdapat dalam lingkungannya. Bakat itu tumbuh secara berurutan, satu
demi satu dengan cepat pada umur 15 tahun bakat anak mulai menetap namun
perubahan tetap berjalan akan tetapi perubahan tersebut sebagian besar berkenaan
dengan aspek perlengkapannya bukan pada inti bakat.
5. Cara Mengenal Bakat
Salah satu cara mengenal bakat adalah melihat perilaku dan kecenderungn
dalam melakukan kegiatan. Kegiatan tersebut sangat menarik perhatian anak bahkan
ia tetap saja melakukannya walau sudah diminta berhenti. Inilah bakat bawaan yang
digerakkan dan dipengaruhi oleh hormin dan jaringan saraf.Cara lainnya dengan
memperhatikan kegiatan yang dipilih untuk mengisi waktu luang karena kegiatan
tersebut berkaitan dengan potensi dan bakat yang masih tersembuyi. Jika sudah
senang, secara otomatis seseorang bisa tekun dan menikmati pekerjaannya sehingga
profesionalitas akan datang dengan sendirinya dan semangat meningkatkan
kemampuan yang bergelora.
Ada beberapa cara mudah menemukan bakat :
a. Mengatasi reaksi spontan saat menyikapi kejadian.
b. Mengukur besarnya niat dan keinginan dalam melakukan kegiatan.
c. Kecepatan belajar dan penguasaan atas bidang tertentu.
d. Mengamati perasaan anda saat melakukan sebuah kegiatan.
e. Menikmati sebuah kegiatan.
f. Keinginan mendalami sebuah kegiatan.
6. Perbedaan Bakat
Perbedaan bakat juga terjadi pada anak laki-laki dan perempuan karena
perbedaannya signifikan dalam perkembangan intelektualitas dasar saperti, persepsi,
daya ingat, belajar dan sebagainya. 34Perbedaan juga terjadi pada masa kecil anak
perempun lebih menonjol daripada anak laki-laki.Disini posisi anak laki-laki berada
jauh pada perkembangan anak perempuan tetapi seiring berjalannya waktu, semakin
anak perempuan tumbuh menjadi dewasa semakin menurun perkembangan
intelektualnya.Sebaliknya anak laki-laki mengalami perkembangan pesat.Perbedaan
pada masa remaja, antara ank laki-laki dan perempuan sama-sama mengalami
perkembangan yang baik hanya saja dalam bidang sains dan matematika anak laki-
laki jauh lebih unggul. Perkembangan otak mempengaruhi pemilihan bakat diamana
anak perempuan berbakat akanmemilih karir yang berbeda dengan anak perempuan
tidak berbakat, namun anak laki-laki bebakat maupun tidak memiliki pilihan karir
yang sama.35
7. Tes Bakat
Merupakan tes yang dirancaang untuk mngukur kemampuan potensial
seseorang dalam satu jenis aktivitas khusus dan dlam rentan tertentu.Tes bakat
meliputi tes kemampuan khusus, tes perbedaan individual, tes terpisah, dan tes
kekuatan kemampuan.Pelaksanaan tes bakat sangat penting sebagai informasi awal
untuk mengenal bakat anak.Kebiasaan dan kesenangan sehari-hari yang dijalani anak
lebih menentukan karena sifatnya faktual, objektif, dan empiris.
8. Hal-Hal yang Mempengaruhi Bakat
Semua kegiatan positif sangaat besar pengaruhnya terhadap lahirnya bakat
anak. Sehingga, pada usia dini anak lebih baik diajakmelakukan semua kegiatan
semampunya sampai ia menemukan bidang yang menjadi minat dan bakatnya.
Dalam website Universitas Bina Nusantara dijelaskan hal-hal yang
mempengaruhi bakat, antara lain :
a. Pengaruh unsur genetic
b. Struktur tubuh
c. Latihan
9. Cara mengembangkan Bakat

34
https://core.ac.uk
35
Jamal Ma’mur Asmani, Kiat Mengembangkan Bakat Anak Di Sekolah, (Yogyakarta, 2012) hlm 18
Cara mengembangkan bakat harus didukung oleh lingkungannya.Namun,
membentuk lingkungan adalah tugas keluarga, sekolah, dan masyarakat. Membentuk
lingkungan membutuhkan kerja keras, waktu yang panjang,dan kreativitas. Tapi,
bakat yang sudah diberikan Tuhan harus disyukuri dengan mengembangkannya
secara maksimal agar mampu memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat.Jangan
sampai membuat anak merasa rendah diri, takut, dan pesimis. Mengembangkan bakat
dilakukan dengan keberanian, latihan, dukungan lingkungan, dan memahami
hambatan dan mengatasinya.36
10. Menyalurkan Bakat
Bakat harus disalurkan ditempat yang tepat, agar mereka bisa berkembang dan
memiliki potensi unggul, selain itu bisa dengan memasukkan anak ke sanggar atau
lembaga kursus, mengikuti ajang pencarian bakat jangan pernah memendam bakat
karena bakat harus diasah dan dieksplor lalu jangan pernah takut atau minder
menunjukkan bakat. Teruslah menggali bakat dengan memperbanyak latihan,
bertanya, dan tidak malu menunjukkannya.37

BAB III
KESIMPULAN

36
https://www.slideshare.net
37
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta : Kencana ), 2011, hlm 64
Motivasi memiliki peranan penting dalam usaha pencapaian aktivitas belajar yang
optimal, terutama motivasi intrinsik namun dapat dipahami bahwa motivasi belajar pada
setiap individu ada kalanya meningkat dan ada pula kalanya menurun. Bakat dapat diartikan
sebagi kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau
dilatih. Sedangkan minat adalah gejala psikis yang muncul dalam diri seseorang dan
direalisasikan dengan perasaan senang dan menimbulkan perhatian yang khusus terhadap
sasaran, sehingga seseorang cenderung berupaya untuk mencapai sasaran tersebut.
Dalam pandang Islam bahwa motivasi, minat dan bakat belajar merupakan sesuatu hal
yang sangat dianjurkan dan penting dalam mencapai ilmu pengetahuan umatnya. Hal ini
terbukti dengan banyaknya dalil-dalil yang mendukung untuk tercapainya peningkatan
motivasi belajar dalam bentuk reward yang bersumber dari Al qur’an dan Hadits, serta
terdapat adanya kisah para nabi yang menerangkan bahwa mereka memiliki motivasi belajar
yang tinggi untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.
Dalam proses pembelajaran antara motivasi, bakat dan minat berperan dalam
mensukseskan tercapainya tujuan pembelajaran bagi siswa. dengan adanya ketiga hal
tersebut, proses pembelajaran akan dapat efektif. dan dipastikan proses belajar mengajar akan
berjalan dengan baik dan hasil belajar juga optimal.

DAFTAR PUSTAKA
Achru P., Andi. Pengembangan Minat Belajar Dalam Pembelajaran, Jurnal Idaarah Vol.III
No.2 Desember 2019, Jurnal, http://journal.uin-alaudiin.ac.id, 2019, Diakses pada
tanggal24 April 2021, Pukul 19.00 Wita.

Akbar, Reni, Hawardi. (2010). Menguatkan Bakat Anak, (Jakarta-Grasindo).

Azhari Akyas (2004). Psikologi Umum dan perkembangan, Mizan Publika, Jakarta Selatan.
Bukik Setiawan, Andrie Firdaus. (2016). Bakat Bukan Takdir, (Tanggerang : Lentera Hati
Group).

Chaplin J.P. (2002). Kamus lengkap Psikologi, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Djamarah Syaiful bahri (2002). Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Hamalik Oemar. (2007). Proses Belajar Mengajar.Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hamalik Oemar (1992). Psikologi Belajar dan Mengajar, Sinar Baru, Bandung.

Hamdu Gholum dan Lisa Oktaviana. (2011), Faktor faktor yang mempengarui motivasi
belajar mahasiswa studi kasus pada perguruan tinggi bunda mulia.

Hatta Ahmad (2009). Tafsir Qur’an Perkata, Magfirah Pustaka, Jakarta

Hayati, I., & Sujadi, E. (2018). Perbedaan Keterampilan Belajar Antara Siswa IPA dan IPS.
Tarbawi : Jurnal Ilmu Pendidikan, 14(1), 1-10. doi:10.32939/tarbawi.v14i1.250
Hefniy, Siti Safiah, Alat Permainan Edukasi Dalam Meningkatkan Minat Belajar PAI Pada
Anak Usia Dini, Vol. 2 No. 1 (2020), p. 109-122, Jurnal Ilmiah,
http://jurnal.permapendis.org/index.php/managere/index, 2020, Diakses pad tanggal 16
April 2021, Pukul 15.20 Wita.

Jahja, Yudrik. (2011). Psikologi Perkembangan, (Jakarta :Kencana).

Khairani Wirsa, Dini. dan Saridewi, Studi Deskriptif Pengaruh Metode Bercerita Bilingual
Terhadap Minat Belajar Anak Usia, GOLDEN AGE Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang
Anak Usia Dini Online ISSN: 2477-4715 JGA, Vol. 5 (2), Juni 2020 (71-76), Jurnal
Ilmiah, DOI: https://doi.org/10.14421/jga.2020.52-04, 2020, Diakses pada tanggal 17
April 2021, Pukul 19.20 Wita.
Maharani. Refika dan Sri Maryati Deliana, Hubungan Pengetahuan Tentang Pendidikan Anak
Usia Dini Dengan Minat Ibu Menyekolahkan Anak Di Lembaga Pendidikan Anak Usia
Dini, Jurnal Psikologi Ilmiah http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/INTUISI, 2012,
Diakses pada tanggal 20 April 2021, Pukul 19.00 Wita.

Maslow, Abraham H (1993). Motivasi dan Kepribadian, Teori Motivasi dengan Pedekatan
Hirarki Kebutuhan Manusia, Pustaka Binaman, Pressindo.
Ma’mur Asmani, Jamal. (2012). Kiat Mengembangkan Bakat Anak Di Sekolah,
(Yogyakarta).
Muchlisin, Isi Kandungan Surah An-Najm ayar 39-42, https://webmuslimah.com/isi-
kandungan-surat-an-najm-ayat-39-42, 2021, Diakses pada tanggal 20 April 2021, Pukul
19.20 Wita.

Mushlih,Ahmad. Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Pembelajaran untuk


Menumbuhkan Minat Belajar Anak Usia Dini, Al Athfal: Jurnal Kajian Perkembangan
Anak, Vol. 1, No. 1, Januari-Juni 2018, Jurnal, ejournal.stainupwr.ac.id, 2018, Diakses
pada tanggal 16 April 2021, Pukul 15.00 Wita.

Nabila Firnandi, Khanza. Membangkitkan Minat Belajar Anak Usia Dini Melalui Media
Panggung Boneka, Vo.4 No.1 (2020), Jurnal,
http://proceeding.uim.ac.id/index.php/senias/article/view/558, 2020, Diakses pada
tanggal 16 April 2021, Pukul 15.10 Wita.

Phil. H. Yanuar Kiram. (2019). Menelusuri dan Menguak nilai-nilai Luhur


Olahraga,Pengantar Sosiologi Olah Raga, (Jawa Timur, KENCANA).

Purwanto Ngalim (1995), Psikologi Pendidikan, Rosdakarya Offset, Bandung.

Puspitasari Dewi dan Hardini, Isriani 2012. Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep,
& Implementasi). Yogyakarta: Familia.

Ridwan. (2008). Belajar, Minat, Motivasi, Prestasi Belajar. http://www.artikel.


Com/202/Belajar.minat, motivasi, prestasi belajar.

Sardiman. (2008). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Setiawan. Ebta, KBBI Online, https://jagokata.com/arti-kata/menentukan.html., kamus,
2012, Diakses pada tanggal 24 April 2021, Pukul 19.10 Wita.

Simbolon. Naeklan, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Peserta Didik,


Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurnal, https://jurnal.unimed.ac.id., 2013,Diakses pada
tanggal 17 April 2021, Pukul 19.10 Wita.
Sujadi, E. (2017). Penerapan Pendidikan Karakter Cerdas Format Kelompok Untuk
Meningkatkan Nilai Kejujuran Mahasiswa Bimbingan Konseling Islam (BKI) Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci. Tarbawi : Jurnal Ilmu Pendidikan, 13(1), 97-
108

Sujadi, E., & Wahab, M. (2018). Strategi Coping Korban Bullying. Tarbawi : Jurnal Ilmu
Pendidikan, 13(2), 21-32.
Ubaidillah, Pengembangan Minat Belajar Kognitif Pada Anak Usia Dini, Sekolah Tinggi
Agama Islam Daruttaqwa, Jurnal, https://www.researchgate.net,Diakses pada tanggal
17 April 2021, Pukul 19.00 Wita.

Uyun, Muhammad, Idi Warsah. (2021). Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta : Budi Utama).

Yudhawati Ratna (2011), Teori-teori Dasar Psikologi Penidikan, (Prestasi Pustaka, Jakarta).

Anda mungkin juga menyukai