Anda di halaman 1dari 12

“PERANAN GURU DALAM

PENGEMBANGAN KREATIVITAS

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 6


APIAH 19022067
FADILLA SARI 19022076
NILA SEPTIANI 19022104
POPI HIDAYANA 19022108
A. Pengertian Peranan Guru Yang Dapat Mendukung Dan Menghambat
Pengembangan Kreativitas

Menurut munandar (1992) pengajaran yang diberikan oleh guru di sekolah selama ini hanya berfokus pada
proses berpikir konvergen (kemampuan berpikir untuk menemukan satu kemungkinan jawaban dalam
menyelesaikan suatu masalah) tanpa merangsang proses berpikir divergen (berpikir kreatif – kemampuan
berpikir untuk menemukan beberapa kemungkinan jawaban dari berbagai perspektif secara lancar, fleksibel
dan orisinil dalam menyelesaikan suatu masalah). Bahkan tidak jarang proses berpikir konvergen pada
siswa sudah diarahkan atau ditentukan oleh guru.
Seyogyanya, bakat berpikir kreatif anak perlu diberikan kesempatan untuk berkembang secara optimal,
sesuai dengan tujuan umum pendidikan, yaitu memberikan lingkungan pada siswa dalam mengembangkan
kemampuan dan bakatnya secara optimal, sehingga siswa dapat mengaktualisasikan dirinya. Kemampuan
berpikir kreatif (kreativitas) dapat berkembang secara optimal tergantung pada cara mengajar yang
diterapkan oleh guru (munandar, 1992).
Jika guru dapat mengembangkan kreativitas pada siswanya sehingga siswanya memiliki tingkat kreativitas
yang tinggi, diharapkan siswa tersebut mampu memecahkan segala permasalahan secara efektif dan efisien.
B. Peran Guru Dalam Mengembangkan Kreativitas

Di sekolah, guru memiliki kesempatan yang lebih banyak dalam menstimulasi kreativitas anak.
Guru bertugas untuk menentukan tujuan dan sasaran belajar, membantu pembentukan nilai,
memilih pengalaman belajar, menentukan metode/strategi mengajar, dan menjadi contoh perilaku
untuk ditiru oleh siswanya. Dengan kata lain, guru bertugas dalam mengevaluasi tugas, perilaku
dan sikap siswasiswanya.
Menurut munandar (2009), ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kreativitas
siswa di sekolah, yaitu sikap guru dan falsafah mengajar. Sikap guru yang dapat membantu
mengembangkan kreativitas siswa yaitu dengan mendorong motivasi intrinsik siswa. Jika guru
memberikan kebebasan pada siswa dalam memberikan gagasan, mencari alternatif-alternatif
jawaban dan menyelesaikan suatu masalah, maka motivasi intrinsik pada siswa dapat tumbuh
Dalam upaya mendorong kreativitas siswa, perlu diketahui beberapa falsafah mengajar seperti yang
disebutkan oleh munandar (2009), yaitu :

• Belajar itu penting dan menyenangkan;


• Siswa itu adalah pribadi yang unik sehingga patut untuk disayangi dan dihargai. Selain itu, siswa
bebas dalam menyampaikan dan mendiskusikan semua permasalahan yang dihadapinya secara
terbuka kepada guru ataupun kepada teman sebayanya;
• Siswa dirangsang untuk menjadi pelajar yang aktif bukan pasif dalam menerima pelajaran;
• Hindari suasana tegang dan penuh tekanan saat guru mengajar di kelas;
• Ada perasaan memiliki dan kebanggaan dalam diri siswa selama di kelas;
• Pengalaman belajarsebaiknya mendekati pengalaman dari dunia nyata, serta;
• Guru selalu lebih mengutamakan kerja sama selama di dalam kelas.
Hal-hal yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengembangkan kreativitas siswa, antara lain:

• Pertama, memberikan kesempatan pada siswa untuk memilih topik atau kegiatan apa yang akan
dilakukannya dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
• Kedua, perlu melibatkan siswa dalam memberikan penilaian atas hasil kerjanya.
• Ketiga, guru memberikan hadiah yang bersifat intangible (non materi) seperti kata
penghargaan, senyuman atau anggukan saat siswa berhasil menyelesaikan suatu
• Guru harus mengetahui dan memahami pengertian tentang keberbakatan,
• Selanjutnya guru harus menciptakan lingkungan belajar yang kondusif sesuai dengan
kemampuan anak. Selain itu guru juga hendaknya lebih banyak memberikan tantangan kepada
siswa, guru lebih memperhatikan proses belajar daripada hanya menguasai bahan pengetahuan,
guru lebih baik memberikan umpan balik dan memberikan beberapa alternatif strategi belajar
serta guru harus menciptakan suasana yang dapat membangkitkan self esteem siswa, rasa aman
dan berani mengambil resiko pada siswa.
Berkaitan dengan kurikulum, guru juga perlu memodifikasi kurikulum berdiferensiasi untuk mengembangkan
kreativitas siswa, sebagaimana yang dikemukakan oleh munandar, (1992) bahwa terdapat beberapa asas
kurikulum berdiferensiasi, yaitu:

• Guru dalam menyampaikan materi sebaiknya yang berhubungan dengan isu, atau masalah yang luas,
• Guru sebaiknya memadukan banyak disiplin ilmu dalam satu bidang studi tertentu,
• Guru memberikan pengalaman yang komprehensif dan berkaitan dalam satu bidang studi tertentu,
• Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendalami topik yang dipilihnya sendiri,
• Guru mengembangkan keterampilan belajar mandiri,
• Guru mengembangkan keterampilan berpikir siswa yang kompleks dan abstrak,
• Mengembangkan keterampilan danmetode penelitian,
• Memadukan keterampilan dasar dan keterampilan berpikir kompleks dan abstrak,
• Mendorong siswa untuk menghasilkan gagasan-gagasan baru,
• Mendorong siswa untuk mengembangkan produk yang menggunakan teknik, bahan dan bentuk baru,
• Mendorong siswa untuk mengembangkan pemahaman diri, dan
• Menilai prestasi siswa dengan menggunakan kriteria yang sesuai dan spesifik baik melalui penilaian diri
maupun melalui alat baku
C. Peranan guru yang dapat menghambat kreativitas

Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita dapati perlakuan dan tindakan anak dengan berbagai pola
dan tingkah laku. Sehingga ekspresi kreativitas anak kerap menimbulkan efek kurang berkenan
bagi orang tua. Misalnya orang tua melarang anak merobek-robek kertas karena takut rumah jadi
kotor, atau berteriak saat anak main pasir karena takut anak terkena kuman. Padahal tiap anak
memiliki ekspresi kreativitas yang berbeda, ada yang terlihat suka mencoret-coret, beraktivitas
gerak, berceloteh, melakukan eksperimen, dan sebagainya. Penyikapan orang tua seperti itu berarti
merupakan salah satu contoh dari sekian banyak faktor yang menghambat kreativitas seorang anak.
Cropley dalam adhipura (2001:44), mengemukakan karakteristik guru yang cenderung
menghambat keterampilan berpikir kreatif dan kesediaan atau keberanian anak untuk
mengungkapkan kreativitas mereka :

• Penekanan bahwa guru selalu benar


• Penekanan berlebihan pada hafalan
• Penekanan pada belajar secara mekanis teknik pemecahan masalah
• Penekanan pada evaluasi eksternal
• Penekanan secara ketat untuk menyelesaikan pekerjaan
• Perbedaan secara kaku antara bekerja dan bermain dengan menekankan makna dan manfaat dan
bekerja, sedangkan bermain sekedar untuk rekreasi
Menurut torrance (2001) yang dapat mematikan kreativitas diantaranya:

• Usaha terlalu dini untuk mengeliminasi fantasi;


• Pembatasan terhadap rasa ingin tahu anak;
• Terlalu menekankan peran berdasarkan perbedaan seksual;
• Terlalu banyak melarang;
• Takut dan malu;
• Penekanan yang salah kaprah terhadap keterampilan verbal tertentu; dan
• Memberikan kritik yang bersifat destruktif.
Amabile mengemukakan empat cara yang mematikan kreativitas, yaitu:
• Evaluasi
Rogers (munandar, 2004: 223) menekankan salah satu syarat untuk memupuk kreativitas konstruktif ialah
bahwa pendidik tidak memberikan evaluasi, atau paling tidak menunda pemberian evaluasi sewaktu anak
sedang asyik berkreasi. Bahkan menduga akan dievaluasi pun dapat mengurangi kreativitas anak. Selain itu
kritik atau penilaian sepositif apapun meskipun berupa pujian dapat membuat anak kurang kreatif, jika pujian
itu memusatkan perhatian pada harapan akan dinilai.
• Hadiah
Kebanyakan orang percaya bahwa memberi hadiah akan memperbaiki atau meningkatkan perilaku tersebut.
Ternyata tidak demikian. Pemberian hadiah dapat merusak motivasi intrinsik dan mematikan kreativitas. Anak
senang menerima hadiah dan kadang-kadang melakukan segala sesuatu untuk memperolehnya, dan itu
masalahnya. Hadiah yang terbaik untuk pekerjaan yang baik adalah yang tidak berupa materi, tapi hendaknya
berkaitan erat dengan kegiatannya, misalnya dengan memberikan kesempatan untuk menampilkan dan
mempresentasikan pekerjaannya sendiri, atau bisa juga dengan memberikan pujian yang bisa memotivasi untuk
berkreasi.
• Persaingan (kompetisi)
Kompetisi lebih kompleks daripada pemberian evaluasi atau hadiah secara tersendiri, karena
kompetisi meliputi keduanya. Biasanya persaingan terjadi apabila peserta didik merasa bahwa
pekerjaannya akan dinilai terhadap pekerjaan anak didik lain dan bahwa yang terbaik akan menerima
hadiah. Hal ini terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan sayangnya dapat mematikan kreativitas.

• Lingkungan yang membatasi


Albert einstein yakin bahwa belajar dan kreativitas tidak dapat ditingkatkan dengan paksaan. Sebagai
anak ia mempunyai pengalaman mengikuti sekolah yang sangat menekankan pada disiplin dan
hafalan semata-mata. Ia selalu diberitahu apa yang harus dipelajari, bagaimana mempelajarinya, dan
pada ujian harus dapat mengulanginya dengan tepat, pengalaman yang baginya amat menyakitkan
dan menghilangkan minatnya terhadap ilmu, meskipun hanya untuk sementara.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai