Anda di halaman 1dari 11

Filsafat Pendidikan

Pancasila
Kelompok 9
1. Apiah (19022067)
2. Bahta Meiza Nurfitri (19022069)
3. Desnita Riana Safitri (19022073)
4. Zahra Yuniati (19022055)
5. Zulhandini Alfadia (19022057)
A. Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila
1.Dasar Pikiran dan Rasional

a.Pancasila Sebagai Filsafat Hidup Bangsa


Pancasila adalah jiwa dari seluruh rakyat Indonesia, pandangan bangsa Indonesia dan dasar negara. Oleh karena
itu kita perlu memahami, menghayati dan mengamalkan pancasila dalam segi kehidupan. Tanpa upaya itu,
pancasila hanya akan menjadi rangkaian kata- kata indah dan rumusan yang beku dan mati serta tidak
mempunyai arti bagi kehidupan bangsa kita. Pancasila yang dimaksud disini adalah pancasila yang dirumuskan
dalam pembukaan UUD 1945 yang terdiri 5 sila dan penjabarannya sebanyak 36 butir yang masing-masing
tidak dapat dipahami secara terpisah melainkan satu kesatuan(Jalaludin dan Abdullah Idi,2011:167)

b.Pancasila sebagai filsafat Pendidikan nasional


Sistem pendidikan yang dialami pada masa sekarang merupakan hasil perkembangan pendidikan yang tumbuh
dalam sejarah pengalaman bangsa dimasa lalu. Pendidikan tidak berdiri sendiri, tapi selalu dipengaruhi oleh
kekuatan-kekuatan politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan(Jalaludin dan Abdullah Idi, 2011:168-169). Dengan
demikian jelaslah bahwa tidak mungkin sistem pendidikan nasional dijiwai dan didasari oleh system filsafat
pendidikan yang lain selain pancasila, hal ini tercermin dalam tujuan pendidikan nasional yang termuat dalam
UU No.2 Tahun 1989 tentang system pendidikan nasional.
2.Hubungan Filsafat Pendidikan Pancasila Dengan Pendidikan dan Masyarakat
Manusia pribadi atau masyarakat memiliki keyakinan dan kepercayaan yang tercermin dalam tujuan (cita-
cita) dan hasrat luhur atau kehendak berdasarkan cita dan karsa memilih dan menerapkan aktifitas / fungsi
kehidupan atau usaha mendidik dirinya. Pendidikan merupakan fungsi manusia dan masyarakat untuk
mengembangkan dan meningkatkan dirinya, martabat dan kepribadiannya.
Hubungan masyarakat dengan pendidikan itu sebagai hubungan fungsional berarti:
a) Bahwa masyarakat atau Negara secara sadar dan mandiri cita karsa atau tujuan dan keinginan luhur akan dicapai
melalui kebijakan, lembaga dan strategi tertentu.
b) Pendidikan suatu lembaga, perwujudannya secara nasional adalah system pendidikan nasional yang bersumber dan
ditentukan oleh cita karsa manusia menurut keyakinan dan pandangan hidup dan filsafat Negara sebagai sumber
nilai cita dan kepribadian nasionalnya.
B. Urgensi Filsafat Pendidikan Pancasila Dalam Sistem Pendidikan Nasional
1. Sistematika filsafat pendidikan Pancasila
sistematika mencakup ontologi, epistemologi dan axiologi itu adalah organisasi dan batang tubuh filsafat
a. Bidang Ontologi Pancasila
Pokok-pokok ontologi Pancasila terutama :
• Asas dan sumber apa (eksisitensi) kesemestaan ialah Tuhan Yang Maha Esa.
• Ada alam semesta (Makro kosmos), sebagai ada tidak terbatas.
• Adanya subjek pribadi manusia, individual, nasional dan umat manusia
• Eksistensi tata budaya, sebagai perwujudan martabat dan potensi manusia
yang unggul (makhluk utama).
• Eksistensi subyek manusia mandiri selalu dengan motivasi luhur untuk melaksanakan potensi-potensi martabatnya (rohani jasmani)
demi keyakinan dan cita-citanya (bermoral luhur dan berprestasi)
• Eksistensi unik pribadi manusia ialah kemampuannya untuk menyadari eksisitensi diri sendiri sesama manusia dan alam.
• Wujud pengalaman, penghayatan dan jangkauan potensi manusia atas antar hubungan eksistensi yang fungsional antara realitas alam
semesta, subyek Manusia, dengan nilai-nilai sosio-budaya dan eksistensi negara bangsa didalam keseluruhan itu manusia akan merasa
menjadi bagian utuh yang tak Terpisahkan.
• Subyek manusia dalam eksistensinya sadar bahwa eksistensinya berada dalam Kebersamaan sejajar dan horizontal secara
interdependensi yakni dengan sesama manusia.
• Kesadaran eksistensi manusia sesama manusia di samping adanya kesadaran Saling ketergantungan sosial (simpati dan jasa), ekonomi,
pisikologis (cinta) Juga kesadaran kewajiban saling pengertian dan hormat menghormati.
b.Epistemologi
Prinsip-prinsip epistemologi pancasila terutama :
• Pribadi manusia adalah subyek yang secara potensial dan aktif berkesadaran tahu atas eksistensi diri (subyek), eksistensi dunia
(lingkungan, obyek); potensi-potensi manusia yang utuh itu meliputi: pancaindera, pikir, karsa, rasa, cipta, karya dan budi nurani.
• Proses terbentuknya pengetahuan manusia adalah hasil kerjasama atau produk hubungan fungsional subyek dengan lingkungannya; jadi
potensi dasar dengan faktor kondisi lingkungan yang memadai akan membentuk pengetahuan.
• Sumber pengetahuan sebenarnya adalah alam semesta; baik wujud alam ( realitas) maupun sifat dan hukum yang inherent di dalamnya
(hukum alam).
• Proses pembentukan pengetahuan melalui lembaga pendidikan (sekolah formal, pendidikan pada umumnya) secara teknis edukatif lebih
sederhana.
• Pengertahuan manusia, baik jenis maupun tingkatnya dapat dibedakan Secara berjenjang sebagai berikut. (1) tingkat pengetahuan indera,
(2) Ilmiah, (3) filosofis, (4) religius. Meskipun jenis dan tingkatan tersebut Membedakan sumber, potensi-potensi yang menangkap
masing-masing jenis tingkatan, namun di dalam pribadi manusia terjadi pengelaman atau kesadaran yang terpadu sebagai pengetahuan
subyek yang bersangkutan
• Ilmu pengetahuan baik sebagai perbedaharaan dan prestasi manusia Individual maupun sebagai karya dan budaya umat manusia
merupakan pula kualitas dan derajat atau martabat kepribadian dan kemanusiaan terutama dalam pengalaman atau dayagunanya di dalam
kehidupan.
• Kesadaran dan pengetahuan manusia tentang alam semesta raya dan Metafisika adalah dunia pengetahuan ilmiah dan dunia filosofis
bahkan Relligius secara terpadu.
• Konstruksi pengalaman dan pengetahuan manusia keseluruhan ini yang Secara hierarchies mancakup, merupakan pengetahuan yang lebih
daripada Hanya empiris, rasional dan religius saja; melainakn keutuhan,kesadaraan yang kaya (bervariasi jenis, bentuk, sifat, dan
tingkatannya).
• Martabat kepribadian manusia karena sifat dan potensinya yang unik dan Superior.
c.Axiologi Pancasila
Dasar-dasar axiologi pancasila
• Bahwa Tuhan YME adalah maha sumber nilai semesta yang menciptakan nilai dalam makna dan wujud: (1) nilai hukum alam, yang
mengikat dan mengatur alam semesta dan isinya secara obyektif dan mutlak, tanpa terikat ruang dan waktu, bersifat obyektif universal.
(2) nilai hukum moral yang mengikat manusia secara psikologis spritual, obyektif dan mutlak menurut ruang dan waktu, namun tetap
universal.
• Subyek manusia dapat membedakan secara hakiki maha sumber dan sumber nilai dalam perwujudan: Tuhan Yang Maha Esa dan
AgamaNya sebagai maha sumber nilai kemestaan; alam semesta dengan hukum alamnya sebagai sumber nilai dalam makna sumber
kehidupan kehidupan, sumber keindahan bagi makhluk-makhluk hidup termasuk manusia; Bangsa dan sosio-budaya; Negara dan
system kenegeraan; dan kebudayaan.
• Nilai dalam kesadaran manusia dan dalam realitas alam semesta.
• Manusia dengan potensi martabatnya menduduki fungsi ganda dalam hubungan nilai.
• Martabat kepribadian manusia yang secara potensialitas integritas dari hakekat manusia sebagai makhluk individu, makhluk sosial
dan makhluk Susila, adalah subyek nilai.
• Mengingat maha sumber nilai adalah Tuhan Yang Maha Esa dan subyek manusia dengan potensi martabatnya yang luhur yakni budi
nurani, manusia secara potensial mampu menghayati dalam makna beriman Kepada Tuhan Yang Maha Esa Menurut agama dan
kepercayaannya Masing-masing.
• Manusia sebagai subyek nilai memikul kewajiban dan tanggung jawab atas bagaimana mendayagunakan nilai, mewariskan dan
melestarikan nilai dalam kehidupan kebudayaan dan kemanusiaan.
• Eksistensi fungsional manusia ialah subyek dan kesadarannya.
• Seluruh kesadaran manusia tentang nilai tercermin dalam kepribadian dan tindakannya, amal, kebajikannya.
2. Pancasila Sebagai Sumber dan Dasar Moral
Makna konsekuensi pancasila sebagai sumber dan dasar moral baik formal maupun fungsional:
a. Pancasila adalah dasar Negara atau filsafat Negara RI
b. Pancasila adalah norma dasar dan norma tertinggi didalam Negara RI
c. Pancasila adalah Idiologi Negara, Idiologi Nasional Indonesia
d. Pancasila adalah identitas dan karakteristik bangsa Indonesia atau kepribadian nasional, yang perwujudannya
secara melembaga sebagai system Negara pancasila.
e. Pancasila adalah jiwa dan kepribadian bangsa, pandangan hidup (keyakinan bangsa) yang menjiwai. System
kenegaraan dan kemasyarakatan Indonesia. Karena itu pancasila adalah system filsafat Indonesia yang potensial
dan fungsional yang normative dan ideal.
f. Pancasila sebagai sumber dan dasar model diangkat dan religus sosio kebudayaan dan nilai dasar masyarakat
Indonesia, nilai dasar merupakan perwujudan kepribadian bangsa. Nilai pancasila keyakinan atau pandangan
hidup bangsa tangh benar, baik dan unggul. Nilai-nilai Dasar sosio-budaya Indonesia meliputi:
• Kesadaran ketuhanan dan kesadaran keagamaan secara sederhana dan potensial
• Kesadaran kekeluargaan, yang berwujud cinta keluarga sebagai dasar dan kondrat terbentuknya masyarakat
dan berkesenambungannya generasi.
3. Tujuan Pendidikan Pancasila

Pendidikan Pancasila sebagai bagian dari pendidikan nasional bertujuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Secara spesifik,
tujuan Pendidikan Pancasila yaitu :
a. Memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi bangsa melalui revitalisasi nilai-nilai Pancasila sebagai norma dasar
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
b. Memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar Pancasila kepada mahasiswa sebagai warga negara Republik
Indonesia, serta membimbing untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
c. Mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi terhadap berbagai persoalan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara melalui sistem pemikiran yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD NKRI Tahun 1945.
d. Membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, kecintaan pada tanah air dan
kesatuan bangsa, serta penguatan masyarakat madani yang demokratis, berkeadilan, dan bermartabat berlandaskan Pancasila, untuk
mampu berinteraksi dengan dinamika internal dan eksternal masyarakat bangsa Indonesia.
4. Sistem Pendidikan Nasional Pancasila
a. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila pertama Pancasila ini menjiwai sila-sila yang lainnya. Di dalam sistem pendidikan nasional dijelaskan
bahwa pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap
terhadap tuntutan perubahan zaman.
b. Sila kedua, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Manusia yang ada di bumi ini memiliki harkat dan matabat yang sama yang diperlakukan sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila dan fitrahnya sebagai hamba Allah ( Darmoharjo, 1988:40).
c. Sila ketiga, Persatuan Indoenesia
Sila ketiga Pancsila ini tidak membatasi golongan tertentu untuk memperoleh pendidikan. Semua golongan harus
dapat menerima pendidikan yang baik , hingga setinggi-tingginya sampai dengan batasan kemampuan berfikir yang
dimilikinya sebagaimana terjamin dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1.
d. Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan /Perwakilan
Sila keempat mencerminkan semangat demokrasi yang selalu hadir dan mewarnai kehidupan masyarakat di Indonesia.
e.Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Tujuan negara salah satunya adalah untuk mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia sebagaimana termaksud dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945. Keadilan yang hendak diwujudkan
meliputi keadilan dalam bidang materila dan spiritual. Dalam sistem pendidikan nasional maka maksud adil dalam arti
yang luas mencakup seluruh aspek pendidikan yang ada.
Sekian Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai