Pertama, kita menantikan waktu-waktu mulia seperti hari Arafah, bulan Ramadhan, hari Jumat,
sepertiga terakhir dalam setiap malam, dan waktu sahur.
Kedua, kita memanfaatkan kondisi-kondisi istimewa untuk berdoa seperti saat sujud, saat dua pasukan
berhadap-hadapan siap tempur, ketika turun hujan, dan ketika iqamah shalat dan sesudahnya.
. Ketiga, menghadap kiblat, mengangkat kedua tangan, dan mengusap wajah sesudah berdoa.
Keempat, mengatur volume suara agar tidak terlalu keras tetapi juga tidak terlalu rendah.
Kelima, menghindari kalimat bersajak dalam doa karena dikhawatirkan justru melewati batas dalam
berdoa. Prinsipnya tidak berlebihan dalam penggunaan kata-kata saat berdoa.
Keenam, berdoa dengan penuh ketundukkan, kekhusyukan, dan ketakutan kepada Allah SWT.
Ketujuh, mantap hati dalam berdoa, meyakini pengabulan doa, dan menaruh harapan besar dalam
berdoa. Sufyan bin Uyaynah mengatakan, sadar akan kondisi dirimu jangan sampai menghalangimu
untuk berdoa kepada-Nya. Allah, kata Sufyan, tetap menerima permohonan Iblis yang tidak lain adalah
makhluk-Nya yang paling buruk.
Kesembilan, membuka doa dengan lafal zikir. Kita dianjurkan untuk membuka doa dengan pujian dan
shalawat. Demikian pula ketika mengakhiri doa.
Banyak mendekatkan diri kepada Allah merupakan sarana terbesar untuk mendapatkan cintanya Allah.
Dengan dicintai Allah, doa seseorang akan mudah dikabulkan.
Mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya
Tujuan utamanya bukan hanya sekedar mengajukan permohonan atau pun permintaan saja kepada
Allah SWT., akan tetapi tujuan utamanya adalah menyerahkan segala perkara itu hanya kepada Allah
SWT. serta-rela untuk menerima atas pembagian Allah SWT., tidak merasa kurang atau pun merasa
kecil, serta tidak meminta apa yang bukan menjadi haknya.Dan sesungguhnya Allah SWT.
mengharapkan kepada hamba-Nya dikala berdo’a atau bermunajat itu adalah adab kesopanan atau pun
budi pekerti seorang hamba.
9. Doa istinja