Anda di halaman 1dari 9

Riyadhus Shalihin

BAB TAQWA
Hadist No. 71 – Antara Doa & Usaha
Hadist No. 71 – Antara Doa & Usaha
َ ‫صلّى هللاُ َعلَ ْي ِه و َسلَّم َك‬
‫ان يَقُو ُل‬ َ ‫ي‬ َّ ِ‫ َع ْن ا ْب ِن َم ْسعُو ٍد رضي هَّللا عنه أَ َّن النَّب‬:
‫وال ِغنَى رواه مسلم‬ ْ ‫عفاف‬ َ ‫ك ْالهُ َدى َوالتُّقَى َو ْال‬ َ ُ‫ اللَّهُ َّم إِنِّي أَسْأَل‬.

Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu bahwasanya Nabi shalallahu alaihi wasalam
(dalam doanya) bersabda: Allahumma inni as-alukal-huda wat-tuqaa wal-’afaafa
wal-ghinaa
“Ya Allah, sesungguhnya saya memohonkan padaMu akan petunjuk, ketaqwaan,
menahan diri dari apa-apa yang tidak diperkenankan serta kekayaan hati.”
(HR. Muslim)
4 hal yang diminta dalam doa ini adalah:
 Al Hudaa, yaitu petunjuk yang sempurna dari Allah untuk menjalani jalan yang lurus

 At Tuqaa, yaitu ketaqwaan yang menyeluruh dalam semua hal, dalam menjalankan perintah

agama dan menjauhi yang dilarang dalam agama

 Al ‘Afaaf, yaitu keterjagaan dari melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama dan hal-hal yang

tidak halal, sehingga hati dan jiwa kita menjadi shalih.

 Al Ghina, yaitu kekayaan hati, sehingga tidak merasa bergantung dan terlalu mengharapkan apa

yang ada di tangan manusia, melainkan bergantung dan berharap pada apa yang ada di tangan
Allah
Antara Doa & Usaha
 Doa Mencerminkan Obsesi

Doa yang singkat ini adalah doa yang mengumpulkan hal-hal yang bisa meraih banyak kebaikan agama
dan kebaikan dunia bagi seseorang. Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di juga menjabarkan
bagaimana dahsyatnya doa ini, beliau berkata: “Doa ini merupakan diantara doa yang paling padat
dan paling bermanfaat. Karena di dalamnya terkandung permintaan kebaikan agama dan kebaikan
dunia. Sebab, yang dimaksud al hudaa adalah ilmu yang bermanfaat, at tuqaa adalah amal shalih dan
meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Dengan dua hal ini, terwujudlah
kebaikan agama. Karena hakikat agama adalah ilmu yang bermanfaat dan pemahaman yang benar,
dan inilah al hudaa, serta menegakkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, dan inilah at tuqaa.
Antara Doa & Usaha
 Doa Menyadarkan Keterbatasan Manusia Tanpa Bantuan Allah SWT

Do’a adalah sebab utama agar seseorang bisa meraih impian dan harapannya. Sehingga janganlah
merasa putus asa dalam berdo’a. Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata,

“Do’a adalah sebab terkuat bagi seseorang agar bisa selamat dari hal yang tidak ia sukai dan sebab
utama meraih hal yang diinginkan. Akan tetapi pengaruh do’a pada setiap orang berbeda-beda. Ada
yang do’anya berpengaruh begitu lemah karena sebab dirinya sendiri. Boleh jadi do’a itu adalah do’a
yang tidak Allah sukai karena melampaui batas. Boleh jadi do’a tersebut berpengaruh lemah karena hati
hamba tersebut yang lemah dan tidak menghadirkan hatinya kala berdo’a. … Boleh jadi pula karena
adanya penghalang terkabulnya do’a dalam dirinya seperti makan makanan haram, noda dosa dalam
hatinya, hati yang selalu lalai, nafsu syahwat yang menggejolak dan hati yang penuh kesia-siaan.”
”Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia
akan memberikan jalan keluar, dan memberinya rizki
dari arah yang tidak disangka. Dan barangsiapa
yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan
mencukupkan (keperluan)nya.”
(QS. Ath Thalaaq [65] : 2-3)
Antara Doa & Usaha
 Kaitan Antara Hidayah, Ketaqwaan, Sifat Iffah, dan Perasaan Cukup

Permintaan al ‘afaaf dan al ghina mengandung ketercukupan diri dari makhluk dan


tidak bergantungnya hati kepada mereka. Lalu merasa cukup dengan Allah dan rizki
dari Allah, serta qana’ah dengan apa yang diberikan Allah, dan meminta segala
kecukupan yang bisa membuat hati seorang hamba tenang. Dengan semua ini,
sempurnalah kebahagiaan dunia dan kelapangan hati. Inilah kehidupan
yang thayyibah. Barangsiapa yang diberi rizki oleh Allah berupa al hudaa, at tuqaa,
al ‘afaaf dan al ghinaa ia telah mendapatkan dua kebahagian dan ia mendapatkan
semua yang hal diinginkan serta terhindar dari semua hal yang tidak
disukai. Wallahu a’lam”
Antara Doa & Usaha
 Upaya Meraih Isi Doa
Dari Umar bin Al Khoththob radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ً ‫ق الطَّي َْر تَ ْغ ُدو ِخ َماصاً َوتَرُو ُح بِطَانا‬ َ ُ‫لَ ْو أَنَّ ُك ْم تَتَ َو َّكل‬
َّ ‫ون َعلَى هَّللا ِ َح‬
ُ ‫ق تَ َو ُّكلِ ِه لَ َر َزقَ ُك ْم َك َما يَرْ ُز‬
“Seandainya kalian betul-betul bertawakkal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian
rizki sebagaimana burung mendapatkan rizki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam
keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang.”
Al Munawi mengatakan, ”Burung itu pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali
ketika sore dalam keadaan kenyang. Namun, usaha (sebab) itu bukanlah yang memberi rizki,
yang memberi rizki adalah Allah Ta’ala. Hal ini menunjukkan bahwa tawakkal tidak harus
meninggalkan usaha. Tawakkal haruslah dengan melakukan berbagai usaha yang akan
membawa pada hasil yang diinginkan. Karena burung saja mendapatkan rizki dengan usaha.
Sehingga hal ini menuntunkan pada kita untuk mencari rizki.”
 mudah-mudahkan kita diberi hidayah oleh Allah untuk dapat mengamalkan
doa ini dalam keseharian kita. Terutama dibaca di waktu-waktu yang mustajab
seperti ketika sepertiga malam yang akhir, di antara adzan dan iqamah,
diwaktu bersujud atau sebelum salam dalam shalat, ketika hujan dan waktu-
waktu mustajab lainnya. Semoga kita diantara para hamba yang mendapatkan
kebahagiaan dunia dan kelapangan hati.

Anda mungkin juga menyukai