Anda di halaman 1dari 9

MATERI HADITS PENDIDIKAN

ANJURAN MENUNTUT ILMU

HADITS RIYADHUS SHOLIHIN NO. 1375

‫ من يرد هللا‬: ‫ قال رسول هللا صلي هللا عليه و سلم‬:‫و عن معاوية رضي هللا عنه قال‬

)‫به خيرا يفقهه في الدين (متفق عليه‬

Mari sejenak kita kaji beberapa faidah dari sebuah hadits yang agung tentang

keutamaan ilmu. Diriwayatkan dalam shahihain, dari sahabat Mu’awiyah radhiyallahu

‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

‫َمنْ يُ ِر ِد هللاُ بِ ِه َخ ْي ًرا يُفَقِّ ْههُ فِي الدِّي ِن‬

“ Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, maka Allah akan memberikan

kefaqihan (pemahaman) agama baginya. “ (Muttafaqun ‘alaihi)

Hadits ini hendaknya kita renungkan baik-baik karena ini merupakan hadits yang

penting dan agung. Dalam hadits ini terdapat motivasi untuk mempelajari ilmu agama dan

penyebutan keutamaan bagi orang yang Allah beri taufik untuk menempuh jalan dalam

rangka menuntut ilmu. Beberapa faidah penting dari hadits ini di antaranya : 

1. Faidah Pertama 

Bahwasanya segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah. Tidak ada satu kejadian

pun kecuali pasti dikehendaki oleh Allah. Setiap karunia, nikmat, dan pemberian yang

diperoleh hamba semuanya berasal dari Allah. Allah Ta’ala berfirman :

ُ‫ت َوِإلَ ْي ِه ُأنِيب‬


ُ ‫َو َما تَوْ فِيقِي ِإالَّ بِاهّلل ِ َعلَ ْي ِه ت ََو َّك ْل‬

“ Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada

Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali. “ (Huud:88)


Ini adalah landasan pokok akidah yang penting yang wajib diimani, bahwasanya segala

sesuatu terjadi atas kehendak Allah. Tidaklah engkau mendapat ilmu dan amal kecuali

karena Allah memberikan taufik kepadamu dan memberi anugerah nikmat kepadamu

dengannya. Dialah yang mengajarkan hamba tentang ilmu yang tidak diketahui

sebelumnya. Dialah yang memberikan taufik kepada hamba untuk beramal dengan ilmu

yang telah dipelajari. Semua terjadi atas kehendak-Nya. Allah Ta’ala berfirman :

َ‫ َعلَّ َم ْالقُرْ آن‬ ‫الرَّحْ َم ُن‬

“ Allah Yang Maha Penyayang, Yang telah mengajarkan Al Qur’an. “ (Ar Rahman : 1-2)

Ilmu dan setiap nikmat adalah merupakan anugerah dari Allah Ta’ala. Oleh karena itu

wajib bagi setiap penuntut ilmu untuk menghadirkan keyakinan yang benar dalam

masalah ini dan dalam setiap masalah dalam agama ini, bahkan juga dalam setiap

kemaslahatan yang didapat oleh hamba baik berupa perkara dunia maupun akhirat.

2. Faidah Kedua

Hadits ini menunjukkan tentang tentang pentingnya tawakal kepada Allah dan

meminta pertolongan hanya kepada-Nya. Rasul shallallahu ‘alaiahi wa sallam bersabda :

ْ ‫ص َعلَى َما يَ ْنفَ ُعكَ َوا‬


ِ ‫ست َِعنْ بِاهَّلل‬ ْ ‫اح ِر‬
ْ

“Semangatlah dalam hal yang bermanfaat untukmu, minta tolonglah kepada Allah, dan

jangan malas (patah semangat).” (HR. Muslim)

Orang yang menuntut ilmu membutuhkan pertolongan dari Allah dalam

keberhasilannya menuntut ilmu. Demikian pula dia butuh pertolongan Allah untuk

mengamalkan ilmu yang sudah dipelajari. Dia juga butuh pertolongan untuk tetap teguh

dalam mempelajari ilmu dan mengamalkannya. Rasul shallalllahu ‘alaihi wa

sallam pernah bersabda kepada Mu’adz radhiyallahu ‘anhu :


ُ ‫ اللَّ ُه َّم َأ ِعنِّي َعلَى ِذ ْك ِر َك َو‬:‫صالَ ٍة َأنْ تَقُو َل‬
ْ ‫ش ْك ِركَ َو ُح‬
‫ ِن‬77‫س‬ ُ ‫ِإنِّي ُأل ِح ُّبكَ يَا ُم َع‬
َ ‫ الَ تَ َدعَنَّ ُدبُ َر ُك ِّل‬،‫اذ‬

َ‫ِعبَا َدتِك‬

“ Demi Allah, aku sungguh mencintaimu. Aku wasiatkan padamu, janganlah engkau lupa

untuk mengucapkan pada akhir shalat (sebelum salam):

ُ ‫اللَّ ُه َّم َأ ِعنِّى َعلَى ِذ ْك ِر َك َو‬


ْ ‫ش ْك ِركَ َو ُح‬
‫س ِن ِعبَا َدتِ َك‬

[Ya Allah, tolonglah aku agar selalu berdzikir/mengingat-Mu, bersyukur pada-Mu, dan

memperbagus ibadah pada-Mu].” (HR. Abu Daud dan Ahmad, shahih)

Maka seorang penuntut ilmu senantiasa butuh pertolongan Allah untuk bisa

menuntut ilmu, mengamalkan apa yang sudah diilmui, dan agar tetap tegar di atas jalan

ilmu adan amal. Dia juga butuh pertolongan Allah agar selamat dari berbagai pemikiran

menyimpang yang banyak terjadi ketika seseorang meniti jalan ilmu dalam rangka menuju

Allah. 

3. Faidah Ketiga 

Pentingnya doa dalam kehidupan penuntut ilmu dan pentingnya senantiasa

meminta pertolongan Allah Ta’ala karena seluruh urusan berada di tangan-Nya.

Kebutuhan hamba terhadap doa adalah kebutuhan yang sangat penting. Seorang tabi’in

pernah berkata :

 ،‫ير‬77‫ير كث‬77‫ الخ‬-‫ير‬77‫بر خ‬77‫ وال‬، ‫ير‬77‫يام خ‬77‫ والص‬، ‫ير‬77‫الصالة خ‬- ‫تأملت الخير فرأيت الخير كثير‬ 

‫ فأيقنت أن الدعاء مفتاح كل خير‬، ‫ووجدت أن ذلك كله بيد هللا‬

“ Aku merenungkan tentang kebaikan dan aku berpandangan bahwa kebaikan itu

sangatlah banyak. Shalat adalah kebaikan, puasa adalah kebaikan, berbakti kepada

orangtua juga adalah kebaikan. Kebaikan sangat banyak jumlahnya. Aku mendapati

bahwasanya seluruhnya berada di tangan Allah, sehingga aku yakin bahwasanya doa

adalah kunci dari setiap kebaikan. “


Oleh karena itu selayaknya bagi hamba untuk memperbanyak doa kepada

Allah Ta’ala, di antaranya doa agar Allah memberi ilmu yang bermanfaat baginya. Di

antara petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana terdapat dalam hadits

Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, bahwasnya Nabi berdoa setiap pagi setelah selesai

shalat subuh dengan ucapan : 

َ ‫ َو ِر ْزقًا‬،‫سَألُكَ ِع ْل ًما نَافِ ًعا‬


‫ َو َع َماًل ُمتَقَبَّاًل‬، ‫طيِّبًا‬ ْ ‫الل ُه َّم ِإنِّي َأ‬

“ Ya Allah, aku mohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezekiyang thayyib, dan aman

yang diterima.“ (H.R Ibnu Majah, shahih)

Tiga perkara yang terkumpul dalam doa ini di awal setiap pagi merupakan tujuan

yang diharapkan oleh setiap muslim di sepanjang harinya. Nabi mengawali dengan ilmu

sebelum perkara lainnya dalam doa ini memberi faidah bahwa ilmu adalah merupakan

perkara awal yang dibutuhkan setiap muslim. Maka termasuk kerugian yang besar adalah

seorang yang melewati harinya tanpa mendapatkan ilmu syar’i sedikitpun. 

Doa dalam hadits ini juga memberi faidah bahwa menuntut ilmu adalah tujuan

harian bagi seseorang. Ini adalah faidah yang agung. Dalam mencari ilmu sejatinya tidak

ada istilah liburan musim panas, liburan musim semi, maupun libur lainnya. Menuntut

ilmu adalah tujuan harian yang menemani setiap hari-hari seorang muslim.

4. Faidah keempat 

Kemudahan langkah seorang dalam menuntut ilmu dan kelapangan dadanya

dalam menempuhnya serta penerimaan jiwanya dalam mempelajari dan memahami agama

Allah merupakan tanda-tanda kebaikan baginya, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa

sallam bersabda 

‫َمنْ يُ ِر ِد هللاُ بِ ِه َخ ْي ًرا يُفَقِّ ْههُ فِي الدِّي ِن‬

“ Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya maka Allah akan memberikan

kefaqihan (pemahaman) agama baginya. “ (Muttafaqun ‘alaihi)


Jika seorang hamba merasakan lapang jiwanya untuk mencintai ilmu maka itu

adalah tanda kebaikan. Jika dia senang ketika mendengar ada majelis ilmu maka itu adalah

tanda kebaikan. Jika disebutkan kepadanya ada majelis ilmu dia bergembira serta

bersegera menghampirinya maka itu adalah tanda kebaikan. Jika diinformasikan

kepadanya kitab bermanfaat yang ditulis oleh para ulama dan dia segera mencarinya maka

itu adalah tanda kebaikan. Jika seseorang lapang jiwanya untuk mencintai ilmu dan

bersemangat untuk mempelajarinya maka itu semua merupakan tanda-tanda kebaikan

baginya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

‫َمنْ يُ ِر ِد هللاُ بِ ِه َخ ْي ًرا يُفَقِّ ْههُ فِي الدِّي ِن‬

“ Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya maka Allah akan memberikan

kefaqihan (pemahaman) agama baginya. “ (Muttafaqun ‘alaihi)

5. Faidah Kelima

Berlaku pula kebalikan dari hal-hal di atas. Berpalingnya seorang hmaba –

wal’iyadzu billah– dari ilmu dan kebenciannya terhadap majelis ilmu serta sempit dadanya

dari majelis ilmu maka ini ini bukanlah merupakan tanda kebaikan dan tanda taufik dari

Allah kepada dirinya. Jika seorang hamba melihat dirinya asing dari majelis ilmu dan

berusaha meninggalkannya serta tidak memiliki keinginan untuk mendapatkannya maka

ini bukanlah tanda-tanda taufik dan bukan pula ciri Allah menghendaki kebaikan bagi

hamba tersebut, karena Nabi shalllallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

‫َمنْ يُ ِر ِد هللاُ بِ ِه َخ ْي ًرا يُفَقِّ ْههُ فِي الدِّي ِن‬

“ Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya maka Allah akan memberikan

kefaqihan (pemahaman) agama baginya. “ (Muttafaqun ‘alaihi)

6. Faidah Keenam
Sabda Nabi (‫ن‬
ِ ‫الدِّي‬ ‫)يُفَقِّ ْههُ فِي‬ mencakup kefaqihan terhadap seluruh ilmu syar’i
yang meliputi pokok-pokok agama dan cabang-cabangnya. Yang banyak dipahami

manusia bahwa seorang fakih hanyalah yang paham perkara hukum saja seperti hukum

shalat, puasa, dan haji, sehingga jika dikatakan kitab fiqih maka yang dimaksudkan adalah

kitab tentang hukum-hukum. Adapun yang dimaksud dalam hadits ini maka faqih yang

dimaksud mencakup seluruh perkara agama. Yang termasuk dalam ucapan (‫فِي‬ ُ‫يُفَقِّ ْهه‬

‫)الدِّي ِن‬ pertama kali adalah perkara akidah, karena akidah adalah bagian dari pemahamam
fikih yang paling agung dalam agama ini. Aqidah adalah perkara agama yang paling

agung dan mulia sehingga disebut juga sebagai fiqih akbar. Kesimpulannya dalam sabda

nabi (‫ن‬
ِ ‫الدِّي‬ ‫)يُفَقِّ ْههُ ِفي‬ tidak hanya khusus dalam hukum-hukum fiqih ibadah saja, bahkan
yang tercakup di dalamnya pertama kali adalah masalah akidah. 

Hal ini sebagaimana dijelaskan juga dalam hadits Jibril yang terkenal, di mana

Nabi pernah ditanya tentang makna iman, islam, dan ihsan. Nabi kemudian menjelaskan

secara lengkap makna iman, islam, dan ihsan. Kemudian di akhir hadits Nabi bersabda :

)‫(فَِإنَّهُ ِج ْب ِري ُل َأتَا ُك ْم يُ َعلِّ ُم ُك ْم ِدينَ ُك ْم‬

“ Itu adalah Jibril yang datang kepada kalian untuk mengajarkan agama kalian. “

Sabda Nabi di akhir hadits ini menjelaskan bahwa yang dimaksud agama Islam

adalah mencakup bagian islam dengan berbagai amalnya, bagian iman dengan berbagai

keyakinannya, dan juga ihsan dengan kebagusan dalam ibadah dan ketaatannya keapada

Allah dengan melakukan hal-hal yang diridhoi-Nya berupa amal shalih dan ucapan yang

baik.

7. Faidah Ketujuh 
Pentingnya memiliki kefaqihan (pemahaman) dalam agama. Ilmu tidak hanya

sekadar menghafal ayat atau hadits, akan tetapi butuh pemahaman yang benar

terhadapnya. Oleh karena itu Allah Ta’ala berfirman :

‫ب َأ ْقفَالُهَا‬
ٍ ‫َأفَاَل يَتَ َدبَّرُونَ ْالقُرْ آنَ َأ ْم َعلَى قُلُو‬
“Maka apakah mereka tidak mentadabburi Al Qur’an ataukah hati mereka

terkunci?” (Muhammad : 24)

ِ ‫َأفَلَ ْم يَ َّدبَّرُوا ْالقَوْ َل َأ ْم َجاءهُم َّما لَ ْم يَْأ‬


َ‫ت آبَاءهُ ُم اَأْل َّولِين‬

“Maka apakah mereka tidak mentadabburi perkataan (Kami), atau apakah telah datang

kepada mereka apa yang tidak pernah datang kepada nenek moyang mereka dahulu? “

(Al Mukminun : 68)

ِ ‫ك لِّيَ َّدبَّرُوا آيَاتِ ِه َولِيَتَ َذ َّك َر ُأوْ لُوا اَأْل ْلبَا‬


‫ب‬ ْ ‫ِكتَابٌ َأ‬
ٌ ‫نزَلنَاهُ ِإلَ ْيكَ ُمبَا َر‬

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya

mereka mentadabburi ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang

mempunyai fikiran. “  (Shad : 29)

Kepahaman terhadap agama adalah pujian bagi hamba apabila dia diberi taufik

oleh Allah untuk mendapatkannya. Manusia berbeda-beda dalam memiliki pemahaman

terhadap agama Allah. Oleh karena itu bisa jadi seseorang memiliki ilmu akan tetapi

kurang pemahamannnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

‫ب َحا ِم ِل فِ ْق ٍه ِإلَى َمنْ ُه َو َأ ْفقَهُ ِم ْنه‬


َّ ‫ َو ُر‬،‫س بِفَقِي ٍه‬
َ ‫ب َحا ِم ِل فِ ْق ٍه لَ ْي‬
َّ ‫ُر‬
“ Betapa banyak orang yang memiliki ilmu agama namun tidak memahami apa yang

dimilikinya. Dan betapa banyak orang yang memiliki ilmu agama menyampaikan kepada

orang yang lebih paham darinya “

Terkadang seorang penuntut ilmu bisa menyebutkan kepada seorang alim sebuah

hadits yang tidak diketahui oleh sang alim, namun sang alim bisa mengambil faidah-faidah
yang tidak ada di benak orang yang telah menghafal hadits tersebut. Maka hadits ini

menunjukkan pentingnya memiliki pemahaman makna yang benar terhadap hadits-hadits

Rasul. Bahkan kefaqihan terhadap ilmu seharusnya membuahkan amal dan taat, bukan

pula hanya sekedar mengetahui dan memahami namun tanpa amal.

Hendaknya seseorang memahami agama dengan pemahaman yang benar sehingga

membuahkan amal. Bahkan semestinya juga berbuah dakwah dan memberikan peringatan

kepada orang lain, sebagaimana terdapat dalam firman-Nya :

‫ِّين‬ ْ ‰ُ‫ةٌ لِّيَتَفَقَّه‬‰ َ‫ ٍة ِّم ْنهُ ْم طَآِئف‬‰ َ‫ ِّل فِرْ ق‬‰‫ َر ِمن ُك‬‰ َ‫وْ الَ نَف‬‰‰َ‫ُوا َكآفَّةً فَل‬
ِ ‫د‬‰ ‫وا فِي ال‬‰ ْ ‫ر‬‰ ِ‫ونَ لِيَنف‬‰‰ُ‫انَ ْال ُمْؤ ِمن‬‰‰‫ا َك‬‰‰‫َو َم‬

ْ ‫ُوا قَوْ َمهُ ْم ِإ َذا َر َجع‬


َ‫ُوا ِإلَ ْي ِه ْم لَ َعلَّهُ ْم يَحْ َذرُون‬ ْ ‫َولِيُن ِذر‬

“ Tidak sepatutnya bagi seluruh kaum mukminin pergi semuanya (ke medan perang).

Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk

memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada

kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga

dirinya. “ (At Taubah : 22)

Maka dalam hal ini ada kaitan antara pemahaman dan pemberian peringatan atau

berdakwah. Berdakwah adalah bagian dari tingkatan beramal seseorang, di mana

sebelumnya dia telah memahami terlebih dahulu. Dia belajar sehingga memahami,

kemudian mengamalkan, dan kemudian mendakwahkan. Ini adalah tahapan dalam ilmu

dan cara dalam mendekatkan diri kepada Allah.

Penutup

Kesimpulannya hadits ini adalah hadits yang agung tentang permasalahan ilmu,

khususnya bab tentang pemahaman terhadap agama Allah. Di antara kandungan yang
terpenting dari hadits ini adalah bahwa ilmu merupakan sarana untuk mecapai tujuan

mendekatkan diri kepada Allah, karena seseorang tidak akan bisa mendapat kebaikan kecuali

dengan memahami ilmu dengan makna yang sudah dijelaskan di atas. Seseorang mempelajari

ilmu untuk memahami agama Allah dan berbagai syariat-Nya, kemudian mengamalkan apa

yang sudah diilmui, dan kemudian berdakwah kepada yang lain denga ilmu yang sudah dia

dapatkan. 

Segala taufik di tangan Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Kita memohon

kepada Allah agar memberi taufik kepada kita semua di atas jalan kebaikan, dan

meganugerahi kita rezeki berupa ilmu yang bermanfaat dan amal shalih, serta senantiasa

mengumpulkan kita di atas jalan kebenaran dan petunjuk.

Anda mungkin juga menyukai