من يرد هللا: قال رسول هللا صلي هللا عليه و سلم:و عن معاوية رضي هللا عنه قال
Mari sejenak kita kaji beberapa faidah dari sebuah hadits yang agung tentang
“ Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, maka Allah akan memberikan
Hadits ini hendaknya kita renungkan baik-baik karena ini merupakan hadits yang
penting dan agung. Dalam hadits ini terdapat motivasi untuk mempelajari ilmu agama dan
penyebutan keutamaan bagi orang yang Allah beri taufik untuk menempuh jalan dalam
rangka menuntut ilmu. Beberapa faidah penting dari hadits ini di antaranya :
1. Faidah Pertama
Bahwasanya segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah. Tidak ada satu kejadian
pun kecuali pasti dikehendaki oleh Allah. Setiap karunia, nikmat, dan pemberian yang
“ Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada
sesuatu terjadi atas kehendak Allah. Tidaklah engkau mendapat ilmu dan amal kecuali
karena Allah memberikan taufik kepadamu dan memberi anugerah nikmat kepadamu
dengannya. Dialah yang mengajarkan hamba tentang ilmu yang tidak diketahui
sebelumnya. Dialah yang memberikan taufik kepada hamba untuk beramal dengan ilmu
“ Allah Yang Maha Penyayang, Yang telah mengajarkan Al Qur’an. “ (Ar Rahman : 1-2)
Ilmu dan setiap nikmat adalah merupakan anugerah dari Allah Ta’ala. Oleh karena itu
wajib bagi setiap penuntut ilmu untuk menghadirkan keyakinan yang benar dalam
masalah ini dan dalam setiap masalah dalam agama ini, bahkan juga dalam setiap
kemaslahatan yang didapat oleh hamba baik berupa perkara dunia maupun akhirat.
2. Faidah Kedua
Hadits ini menunjukkan tentang tentang pentingnya tawakal kepada Allah dan
“Semangatlah dalam hal yang bermanfaat untukmu, minta tolonglah kepada Allah, dan
keberhasilannya menuntut ilmu. Demikian pula dia butuh pertolongan Allah untuk
mengamalkan ilmu yang sudah dipelajari. Dia juga butuh pertolongan untuk tetap teguh
َِعبَا َدتِك
“ Demi Allah, aku sungguh mencintaimu. Aku wasiatkan padamu, janganlah engkau lupa
[Ya Allah, tolonglah aku agar selalu berdzikir/mengingat-Mu, bersyukur pada-Mu, dan
Maka seorang penuntut ilmu senantiasa butuh pertolongan Allah untuk bisa
menuntut ilmu, mengamalkan apa yang sudah diilmui, dan agar tetap tegar di atas jalan
ilmu adan amal. Dia juga butuh pertolongan Allah agar selamat dari berbagai pemikiran
menyimpang yang banyak terjadi ketika seseorang meniti jalan ilmu dalam rangka menuju
Allah.
3. Faidah Ketiga
Kebutuhan hamba terhadap doa adalah kebutuhan yang sangat penting. Seorang tabi’in
pernah berkata :
،ير77ير كث77 الخ-ير77بر خ77 وال، ير77يام خ77 والص، ير77الصالة خ- تأملت الخير فرأيت الخير كثير
“ Aku merenungkan tentang kebaikan dan aku berpandangan bahwa kebaikan itu
sangatlah banyak. Shalat adalah kebaikan, puasa adalah kebaikan, berbakti kepada
orangtua juga adalah kebaikan. Kebaikan sangat banyak jumlahnya. Aku mendapati
bahwasanya seluruhnya berada di tangan Allah, sehingga aku yakin bahwasanya doa
Allah Ta’ala, di antaranya doa agar Allah memberi ilmu yang bermanfaat baginya. Di
Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, bahwasnya Nabi berdoa setiap pagi setelah selesai
“ Ya Allah, aku mohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezekiyang thayyib, dan aman
Tiga perkara yang terkumpul dalam doa ini di awal setiap pagi merupakan tujuan
yang diharapkan oleh setiap muslim di sepanjang harinya. Nabi mengawali dengan ilmu
sebelum perkara lainnya dalam doa ini memberi faidah bahwa ilmu adalah merupakan
perkara awal yang dibutuhkan setiap muslim. Maka termasuk kerugian yang besar adalah
Doa dalam hadits ini juga memberi faidah bahwa menuntut ilmu adalah tujuan
harian bagi seseorang. Ini adalah faidah yang agung. Dalam mencari ilmu sejatinya tidak
ada istilah liburan musim panas, liburan musim semi, maupun libur lainnya. Menuntut
ilmu adalah tujuan harian yang menemani setiap hari-hari seorang muslim.
4. Faidah keempat
dalam menempuhnya serta penerimaan jiwanya dalam mempelajari dan memahami agama
sallam bersabda
“ Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya maka Allah akan memberikan
adalah tanda kebaikan. Jika dia senang ketika mendengar ada majelis ilmu maka itu adalah
tanda kebaikan. Jika disebutkan kepadanya ada majelis ilmu dia bergembira serta
kepadanya kitab bermanfaat yang ditulis oleh para ulama dan dia segera mencarinya maka
itu adalah tanda kebaikan. Jika seseorang lapang jiwanya untuk mencintai ilmu dan
“ Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya maka Allah akan memberikan
5. Faidah Kelima
wal’iyadzu billah– dari ilmu dan kebenciannya terhadap majelis ilmu serta sempit dadanya
dari majelis ilmu maka ini ini bukanlah merupakan tanda kebaikan dan tanda taufik dari
Allah kepada dirinya. Jika seorang hamba melihat dirinya asing dari majelis ilmu dan
ini bukanlah tanda-tanda taufik dan bukan pula ciri Allah menghendaki kebaikan bagi
“ Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya maka Allah akan memberikan
6. Faidah Keenam
Sabda Nabi (ن
ِ الدِّي )يُفَقِّ ْههُ فِي mencakup kefaqihan terhadap seluruh ilmu syar’i
yang meliputi pokok-pokok agama dan cabang-cabangnya. Yang banyak dipahami
manusia bahwa seorang fakih hanyalah yang paham perkara hukum saja seperti hukum
shalat, puasa, dan haji, sehingga jika dikatakan kitab fiqih maka yang dimaksudkan adalah
kitab tentang hukum-hukum. Adapun yang dimaksud dalam hadits ini maka faqih yang
dimaksud mencakup seluruh perkara agama. Yang termasuk dalam ucapan (فِي ُيُفَقِّ ْهه
)الدِّي ِن pertama kali adalah perkara akidah, karena akidah adalah bagian dari pemahamam
fikih yang paling agung dalam agama ini. Aqidah adalah perkara agama yang paling
agung dan mulia sehingga disebut juga sebagai fiqih akbar. Kesimpulannya dalam sabda
nabi (ن
ِ الدِّي )يُفَقِّ ْههُ ِفي tidak hanya khusus dalam hukum-hukum fiqih ibadah saja, bahkan
yang tercakup di dalamnya pertama kali adalah masalah akidah.
Hal ini sebagaimana dijelaskan juga dalam hadits Jibril yang terkenal, di mana
Nabi pernah ditanya tentang makna iman, islam, dan ihsan. Nabi kemudian menjelaskan
secara lengkap makna iman, islam, dan ihsan. Kemudian di akhir hadits Nabi bersabda :
“ Itu adalah Jibril yang datang kepada kalian untuk mengajarkan agama kalian. “
Sabda Nabi di akhir hadits ini menjelaskan bahwa yang dimaksud agama Islam
adalah mencakup bagian islam dengan berbagai amalnya, bagian iman dengan berbagai
keyakinannya, dan juga ihsan dengan kebagusan dalam ibadah dan ketaatannya keapada
Allah dengan melakukan hal-hal yang diridhoi-Nya berupa amal shalih dan ucapan yang
baik.
7. Faidah Ketujuh
Pentingnya memiliki kefaqihan (pemahaman) dalam agama. Ilmu tidak hanya
sekadar menghafal ayat atau hadits, akan tetapi butuh pemahaman yang benar
ب َأ ْقفَالُهَا
ٍ َأفَاَل يَتَ َدبَّرُونَ ْالقُرْ آنَ َأ ْم َعلَى قُلُو
“Maka apakah mereka tidak mentadabburi Al Qur’an ataukah hati mereka
terkunci?” (Muhammad : 24)
“Maka apakah mereka tidak mentadabburi perkataan (Kami), atau apakah telah datang
kepada mereka apa yang tidak pernah datang kepada nenek moyang mereka dahulu? “
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya
Kepahaman terhadap agama adalah pujian bagi hamba apabila dia diberi taufik
terhadap agama Allah. Oleh karena itu bisa jadi seseorang memiliki ilmu akan tetapi
dimilikinya. Dan betapa banyak orang yang memiliki ilmu agama menyampaikan kepada
Terkadang seorang penuntut ilmu bisa menyebutkan kepada seorang alim sebuah
hadits yang tidak diketahui oleh sang alim, namun sang alim bisa mengambil faidah-faidah
yang tidak ada di benak orang yang telah menghafal hadits tersebut. Maka hadits ini
Rasul. Bahkan kefaqihan terhadap ilmu seharusnya membuahkan amal dan taat, bukan
membuahkan amal. Bahkan semestinya juga berbuah dakwah dan memberikan peringatan
ِّين ْ ‰ُةٌ لِّيَتَفَقَّه‰ َ ٍة ِّم ْنهُ ْم طَآِئف‰ َ ِّل فِرْ ق‰ َر ِمن ُك‰ َوْ الَ نَف‰‰َُوا َكآفَّةً فَل
ِ د‰ وا فِي ال‰ ْ ر‰ ِونَ لِيَنف‰‰ُانَ ْال ُمْؤ ِمن‰‰ا َك‰‰َو َم
“ Tidak sepatutnya bagi seluruh kaum mukminin pergi semuanya (ke medan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk
memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada
kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga
Maka dalam hal ini ada kaitan antara pemahaman dan pemberian peringatan atau
sebelumnya dia telah memahami terlebih dahulu. Dia belajar sehingga memahami,
kemudian mengamalkan, dan kemudian mendakwahkan. Ini adalah tahapan dalam ilmu
Penutup
Kesimpulannya hadits ini adalah hadits yang agung tentang permasalahan ilmu,
khususnya bab tentang pemahaman terhadap agama Allah. Di antara kandungan yang
terpenting dari hadits ini adalah bahwa ilmu merupakan sarana untuk mecapai tujuan
mendekatkan diri kepada Allah, karena seseorang tidak akan bisa mendapat kebaikan kecuali
dengan memahami ilmu dengan makna yang sudah dijelaskan di atas. Seseorang mempelajari
ilmu untuk memahami agama Allah dan berbagai syariat-Nya, kemudian mengamalkan apa
yang sudah diilmui, dan kemudian berdakwah kepada yang lain denga ilmu yang sudah dia
dapatkan.
Segala taufik di tangan Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Kita memohon
kepada Allah agar memberi taufik kepada kita semua di atas jalan kebaikan, dan
meganugerahi kita rezeki berupa ilmu yang bermanfaat dan amal shalih, serta senantiasa