Menuntut ilmu adalah ibadah yang sangat agung lagi mulia. Keutamaan ilmu dan
orang yang menuntut ilmu begitu jelas sebagaimana yang telah disebutkan
dalam al-Quran dan hadits Nabi . Perlu diketahui bahwa ilmu yang mendapat
pujian dalam al-Quran maupun sunnah adalah ilmu tentang agama Allah, ilmu
yang menjelaskan tentang bagaimana beribadah kepada Allah, ilmu tentang
halal dan haram dan lainnya. Adapun selain ilmu agama, maka hukumnya
tergantung pada sejauh mana manfaat ilmu tersebut bagi Islam dan kaum
muslimin.
(( :
:
.))
Artinya: Dari Abu Hurairah
berkata, Rasulullah
bersabda: Barangsiapa
menempuh satu jalan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah mudahkan baginya
jalan menuju surga. (HR. Muslim)
Kosakata:
Menempuh
Mencari
Memudahkan
Surga
Syarah Ringkas:
Hadits ini menjelaskan tentang keutamaan menuntut ilmu dan menempuh jalan
yang menyampaikan kepada ilmu. Menempuh jalan dalam menuntut ilmu
memiliki dua pengertian; pertama, menempuh jalan dengan berjalan kaki atau
dengan kendaraan menuju tempat mempelajari ilmu, baik di masjid, sekolah,
maupun tempat-tempat mempelajari ilmu lainnya. Kedua, menempuh sarana
yang menyampaikan seseorang kepada ilmu sekalipun ia duduk di atas kursi di
rumahnya atau di tempat kerjanya yaitu dengan membaca buku-buku tentang
ilmu agama. Dalam pengertian kedua ini, penuntut ilmu yang tidak keluar rumah
pun tetap memperoleh kemuliaan menuntut ilmu.
Teks Hadits-2:
)) :
:
.((
Artinya: Dari Abu Darda berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda: Dan
sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayapnya untuk penuntut ilmu
sebagai bentuk keridhoaan mereka terhadap apa yang ia lakukan. (HR. Abu
Dawud dan At-Tirmidzi)
Kosakata:
Meletakkan
Sayap-sayapnya
Syarah Ringkas:
Diantara keutamaan menuntut ilmu yang dijelaskan oleh Rasulullah adalah sifat
tawadhu (rendah hati) para malaikat terhadap para penuntut ilmu. Maksud para
malaikat
meletakkan
sayap-sayap
mereka
adalah
penghormatan
mereka
Teks Hadits-3:
.(( (( :
:
Kosakata:
Kebaikan
Memberinya kepahaman
Syarah Ringkas:
Kepahaman dalam urusan agama adalah suatu nikmat dan anugrah yang sangat
besar yang Allah berikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Kepahaman
seseorang terhadap urusan agamanya merupakan salah satu bukti bahwa Allah
menginginkan kebaikan baginya.
Maksud
dari
kepahaman
dalam
haidts
ini
bukan
hanya
terbatas
pada
Pertama : Ikhlas
Seorang penuntut ilmu dalam mencari ilmu hedaknya punya perhatian besar
terhadap keikhlasan niat dan tujuanya dalam mencari ilmu, yaitu hanya untuk
Allah taala. Karena menuntut ilmu adalah ibadah, dan yang namanya ibadah
tidak akan diterima kecuali jika ditujukan hanya untuk Allah taala. Allah taala
berfirman :
]5: [
Dan mereka tidaklah diperintahkan melainkan hanya untuk beribadah kepada
Allah dengan mengikhlaskan amalan mereka. [Al Baiyinah : 5]
Sesungguhnya setiap amalan itu tergantung dengan niatnya dan setiap orang
akan memperolah pahala sesuai dengan apa yang dia niatkan.
Nabi shallallahu alaihiwa sallam juga bersabda dalam suatu hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim :
Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk wajah dan harta kalian, namun yang
Dia lihat adalah hati dan amalan kalian.
Oleh karena itu seseorang yang punya cita-cita yang tinggi dalam mencari dan
memperoleh ilmu hendaknya punya perhatian yang besar terhadap keihklasan
niat. Karena niat yang ikhlas merupakan sebab akan barakahnya ilmu dan amal.
Sebagaimana perkataan sebagian salaf :
Betapa banyak amalan kecil menjadi besar karena niatnya dan betapa banyak
amalan besar menjadi kecil karena niatnya pula.
Maka setiap orang yang telah diberi taufiq oleh Allah untuk bisa berjalan diatas
jalan ilmu hendaknya waspada terhadap niat yang rusak dan selalu berusaha
untuk menjadikan niatnya dalam menuntut ilmu hanya mengharapkan keridhaan
dan wajah Allah taala.
banyak.
sebaliknya
Dan
dengan
mendapatkan kebaikan
kesungguhan
akan
diperoleh
yang
banyak
Maksudnya adalah bahwa bagian besar dan berharga dari ilmu tidak akan diraih
kecuali dengan kesungguhan. Adapun sifat malas dan lemah hanya akan
menghalangi seseorang dari mendapatkan ilmu. Oleh karena itu seorang
]69: [
Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh dijalan Kami nisacaya Kami akan
tunjukkan kepadanya jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah bersama orangorang yang berbuat baik. [Al Ankabut : 69]
]114: [
Dan katakanlah (wahai Nabi Muhammad), ya Rabb tambahkanlah ilmu
kepadaku. [Thaaha : 11]
Telah kita ketahui juga bahwa Nabi kita, Muhammad shallallahu alaihi wa sallam
setiap hari setelah selesai shalat subuh berdoa kepada Allah :
Ya Allah sesungguhnya saya minta kepada Engkau ilmu yang bermanfaat, rizqi
yang baik dan amalan yang diterima.
Maka seorang penuntut ilmu hendaknya selalau beristianah kepada Allah,
meminta pertolongan dan taufiq kepadaNya. Allah taala berfirman :
]21: [
Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian,
niscaya tidak seorang pun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan
mungkar
itu)
selama-lamanya,
tetapi
Allah
membersihkan
siapa
yang
]7: [
Akan tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan
iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran,
kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan
yang lurus. [Al Hujurat : 7]
penuntut ilmu
harus
punya
perhatian
serius
terhadap
perkara
mengamalkan ilmu. Karena tujuan dari menuntut ilmu adalah untuk diamalkan.
Ali radhiyallahu anhu berkata :
Ilmu akan mengajak pemiliknya untuk beramal, jika dia penuhi ajakan tersebut
ilmunya akan tetap ada, namun jika tidak maka ilmunya akan hilang.
Oleh sebab itu seorang penuntut ilmu harus benar-benar berusaha mengamalkan
ilmunya. Adapun jika yang dialakukan hanya mengumpulkan ilmu namun
berpaling
dari
beramal,
maka
ilmunya
akan
menjadi
mencelakannya.
Al Quran bisa menjadi penolong bagimu atau justru bisa mencelakakanmu.
Menjadi penolongmu jika Engkau mengamalkannya, dan mencelakakanmu jika
Engkau tidak mengamalkannya.
( 2)
( 1)
]( [ 3)
Demi
masa.
Sesungguhnya
manusia
itu
benar-benar
berada
dalam
Didalam ayat yang mulia ini, Allah taala bersumpah bahwa manusia semunya
mengalami kerugian, tidak ada seorangpun yang selamat dari kerugian kecuali
orang yang beriman, berilmu, mengamalkan ilmunya, mendakwahkannya
kepada orang lain serta bersabar atas gangguan yang menimpanya.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa kedudukan ilmu dan beramal
dengannya itu bertingkat-tingkat. Sebagaimana dinukil oleh Adz Dzahabi
rahimahullah di Siyaru Alaamin Nubalaa dari Muhammad bin An Nadhr, dia
berkata :
Ilmu yang pertama kali adalah mendengar dan diam, kemudian menghafal,
mengamalkan lalu menyebarkannya.
Orang yang menyebarkan ilmu akan memperoleh pahala yang besar, karena
setiap kali ada orang yang mengambil faedah dari ilmu yang dia sebarkan dan
dakwahkan akan dicatat baginya pahala sebagaimana pahala orang yang
mengamalkan dakwahnya tersebut. Sebagaimana sabda Nabishallallahu alaihi
wa sallam :
Barangsiapa
yang
menyeru
kepada
petunjuk
maka
baginya
pahala
Barangsiapa
yang
menunjukkan
kebaikan
maka
baginya
ada
pahala
pahala
baginya.
Tidak
diragukan
bahwa
ini
menunjukkan
akan
Allah memberikan petunjuk kepada satu orang disebabkan karena kamu, maka
hal itu lebih baik dari pada onta merah (harta yang paling mahal).
Kita meminta kepada Allah, Rabb arsy yang agung, kita meminta dengan
menyebut nama-namanya yang indah dan sifat-sifatnya yang tinggi agar
menganugerahkan kita semua ilmu yang bermanfaat dan amal shalih. Menunjuki
kita kepada jalan-Nya yang lurus, memperbaiki semua keadaan kita dan tidak
membiarkan kita bersandar pada diri kita sendiri meskipun hanya sesaat.
Sumber: Transkrip muhadharah Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al Abbad Al
Badr hafidzahumallah
Hafalkan bait syair berikut:
Saudaraku, engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan enam perkara
Akan aku kabarkan padamu perinciannya dengan jelas
Kecerdasan, kemauan keras, semangat, bekal cukup
Bimbingan ustadz dan waktu yang lama.
(Diwan Syafii hlm. 20)
1. Memuliakan guru
Memuliakan
orang
yang
berilmu
termasuk
perkara
yang
dianjurkan.
Bukanlah termasuk golongan kami, orang yang tidak menghormati orang yang
tua, tidak menyayangi yang muda, dan tidak mengerti hak ulama kami. (HR. Al-
Bazzar 2718, Ahmad 5/323, lafadz milik Al-Bazzar. Dishahihkan oleh al-Albani
dalam Shohih Targhib 1/117)
Imam Nawawi rahimahullah berkata: Hendaklah seorang murid memperhatikan
gurunya dengan pandangan penghormatan. Hendaklah ia meyakini keahlian
gurunya dibandingkan yang lain. Karena hal itu akan menghantarkan seorang
murid untuk banyak mengambil manfaat darinya, dan lebih bisa membekas
dalam hati terhadap apa yang ia dengar dari gurunya tersebut (Al-Majmu 1/84).
2. Mendoakan kebaikan
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
Apabila ada yang berbuat baik kepadamu maka balaslah dengan balasan yang
setimpal. Apabila kamu tidak bisa membalasnya, maka doakanlah dia hingga
engkau memandang telah mencukupi untuk membalas dengan balasan yang
setimpal. (HR. Bukhori dalam al-Adab al-Mufrod no. 216, lihat as-Shohihah 254)
Ibnu
Jamaah
mendoakan
rahimahullah
gurunya
berkata:
sepanjang
Hendaklah
masa.
seorang
Memperhatikan
penuntut
ilmu
anak-anaknya,
kerabatnya dan menunaikan haknya apabila telah wafat (Tadzkirah Sami hal.
91).
4. Mencontoh akhlaknya
Hendaklah seorang penuntut ilmu mencontoh akhlak dan kepribadian guru.
Mencontoh kebiasaan dan ibadahnya. (Tadzkirah Sami hal. 86)
Imam as-Samani rahimahullah menceritakan bahwa majelis Imam Ahmad bin
Hanbal dihadiri lima ribu orang. Lima ratus orang menulis, sedangkan selainnya
hanya ingin melihat dan meniru adab dan akhlak Imam Ahmad. (Siyar
AlamNubala, 11/316)
Sumber: Muslim.Or.Id
Artinya : tidak sempurna iman seseorang, sehingga ia mencintai saudaranya
seperti mencintai dirinya sendiri. (HR. Bukhari)
Juga diterangkan dan dinyatakan dalam hadits yang lain yang bunyinya :
Artinya : perumpamaan dua orang bersaudara adalah seperti kedua belah
tangan, yang satu membasuh yang lain. (HR. Abu Naim)
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
Ayat di atas juga mengandung makna anjuran dan larangan untuk tidak
memberikan bantuan dan tolong menolong dalam hal keburukan, berbuat dosa,
kejelekan, maksiat dan pelanggaran yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Juga diterangkan dalam dalil hadits Nabi tentang perintah tolong menolong yang
artinya :
"Jadilah kamu orang-orang yang mensyafaati orang lain terhadap dirimu, agar
kamu mendapat pahala. (HR. Abu Dawud)
4. Adab Berbicara
Hendaknya berbicara dengan teman sebaya dengan lemah lembut, dengan
muka yang manis, ramah dan suka memberikan kemudahan kepada orang lain.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad :
Artinya : "Sesungguhnya Allah menyukai kepada orang yang suka memberi
kemudahan (kepada orang lain) dan selalu jernih mukanya". (HR. Baihaqi).
"Demi Tuhan yang jiwaku berada di tangan-Nya, kamu tidak akan masuk surga
sehingga kamu beriman, dan kamu tidak (dianggap) beriman sehingga kamu
saling cinta-mencintai. Maukah kamu kutunjukkan sesuatu yang apabila kamu
mengerjakan dengan sungguh-sungguh, maka kamu akan berkasih-kasihan?
Maka mereka menjawab: mau, ya Rasulullah. Sabda beliau : ucapkan salam di
antara sesama kamu". (HR. Muslim).
Setia kawan dan berbuat dengan segala keikhlasan, termasuk di dalamnya
memelihara kehormatan saudara, menyelamatkan jiwanya, dan juga melindungi
harta miliknya dari kejahatan orang lain.
Dalil sabda Nabi Muhammad . yang artinya :
"Barangsiapa yang menolak untuk mengaibkan kehormatan saudaranya, maka
penolakannya itu menjadi pelindung dari api neraka. (HR. Turmidi).
Hal-hal yang sebagaimana tersebut di atas adalah merupakan tata cara atau
adab dalam pergaulan dengan teman sebaya. Untuk memelihara, menjaga dan
mempererat dengan sesama teman sebaya, maka hendaknya kita perlu
berpegang pada petunjuk-petunjuk Allah yang tersirat dalam firmannya dan juga
petunjuk dari Rasul Allah dalam hadits-hadits di atas tentang adab dan tata cara
pergaulan. Dengan demikian dapat tercipta pergaulan hidup sesama teman yang
serasi dan penuh kasih sayang sesuai dengan ajaran Islam.
Sumber: islamiwiki.blogspot.com
Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang
shalihah. (HR. Muslim)
Menjadi wanita muslimah yang beriman kepada Allah tentu tidak mudah,karena
banyak sekali godaan-godan dalam mencapainya. Dikarenakan
balasan yang
Allah janjikan pun tidak terbandingkan dan semua wanita pun menginginkannya.
Godaan-godaan
untuk
menjadi
wanita
shalihah
sering
kali
datang
dan
Zina kedua mata adalah dengan
melihat.
mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan
meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah
dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan
membenarkan atau mengingkari yang demikian. (HR. Muslim)
Sebagai wanita muslimah kita harus yakin bahwa kehormatan kita harus dijaga
dan dirawat, terlebih ketika berkomunikasi atau bergaul dengan lawan jenis agar
tidak ada mudhorot (bahaya) atau bahkan fitnah. Di bawah ini akan kami
ungkapkan adab-adab bergaul dengan lawan jenis. Di antaranya:
ada seorang laki-laki berduaan dengan seorang perempuan maka yang ketiga
sebagai pendampingnya adalah setan.
Dari Umar bin Al Khottob, ia berkhutbah di hadapan manusia di Jabiyah (suatu
perkampungan di Damaskus), lalu ia membawakan sabda Nabi shallallahu alaihi
wa sallam,
Janganlah salah seorang diantara kalian berduaan dengan seorang wanita (yang
bukan mahramnya) karena setan adalah orang ketiganya, maka barangsiap yang
bangga dengan kebaikannya dan sedih dengan keburukannya maka dia adalah
seorang yang mukmin. (HR. Ahmad, sanad hadits ini shahih)
Daripada setan yang menemani kita lebih baik malaikat bukan? Ngaji,membaca
Al Quran dan memahami artinya serta menuntut ilmu agama InsyaAllah
malaikatlah yang akan mendampingi kita.Tentu sebagai wanita yang cerdas, kita
akan lebih memilih untuk didampingi oleh malaikat.
.
- -
Aku
bertanya
kepada
Rasulullah
shallallahu
alaihi
wasallam
mengenai
teman dekat pun kalau dia bukan mahram kita, maka kita wajib menutup aurat
kita dengan sempurna. Maksud sempurna di sini yaitu kita menggunakan jilbab
yang menjulur ke seluruh tubuh kita dan menutupi dada. Kain yang dimaksud
pun adalah kain yang disyariatkan, misal kainnya tidak boleh tipis, tidak boleh
sempit, dan tidak membentuk lekuk tubuh kita. Adapun yang bukan termasuk
aurat dari seorang wanita adalah kedua telapak tangan dan muka atau wajah.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Wanita itu adalah aurat. Jika dia keluar maka setan akan memperindahnya di
mata laki-laki. (HR. Tirmidzi, shahih)
Keempat: Tidak boleh ikhtilat (campur baur antara wanita dan pria)
Ikhtilat itu adalah campur baurnya seorang wanita dengan laki-laki di satu
tempat tanpa ada hijab. Di mana ketika tidak ada hijab atau kain pembatas
masing-masing wanita atau lelaki tersebut bisa melihat lawan jenis dengan
sangat mudah dan sesuka hatinya. Tentu kita sebagai wanita muslimah tidak
mau dijadikan obyek pandangan oleh banyak laki-laki bukan? Oleh karena itu
kita harus menundukkan pandangan,demikian pun yang laki-laki mempunyai
kewajiban yang sama untuk menundukkan pandangannya terhadap wanita yang
bukan mahramnya, karena ini adalah perintah Allah dalam Al Quran dan akan
menjadi berdosa bila kita tidak mentaatinya.
Sumber: remajaislam.com
dengan
murid
wanitanya
di
majelis
taklim,
mereka
saling
berpandangan tersipu lalu berlanjut ke model pacaran yang seperti ini. Wallahul
mustaan.
Orang yang berpacaran model ini pun tidak ubahnya dengan orang pacaran
pada umumnya, mereka sering bertemu, mereka saling berpandangan, saling
merayu,
memberi
perhatian,
sang
wanita
melembutkan
suara,
Mereka
menyangka asalkan tidak khulwah maka tidak mengapa. Padahal jika yang
menemani adalah lelaki, maka haram sebagaimana yang dijelaskan An Nawawi.
Jika yang menemani adalah wanita muslimah lain, maka tetap saja pacaran ini
terlarang karena mengandung hal-hal pada poin 3, 5, 7 dan terkadang 6.
akan cinta, juga solusi bagi dua orang yang sudah terlanjur terjangkit penyakit al
isqy. Nabi shallallahualaihi wa sallam bersabda,
Wahai para pemuda, barangsiapa yang sudah sanggup menikah, maka
menikahlah. Karena itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga
kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu
obat pengekang nafsunya
Bagi yang sudah terlanjur pacaran, segeralah bertaubat, dan segeralah menikah.
Dan kami tidak mengatakan bahwa hendaknya segera menikahi dengan sang
pacar. Karena memilih pasangan yang benar adalah yang dapat mengantarkan
anda kepada ridha Allah, belum tentu syarat itu dimiliki pacar anda yang
sekarang. Carilah pasangan yang shalih dan shalihah. Jika belum mampu
menikah maka segeralah bertaubat dan putuskan hubungan pacaran serta
perbanyaklah berpuasa.
Syaikh Khalid bin Bulihid hafizhahullah menasehatkan pemuda yang terjangkiti
penyakit isyq dengan beberapa hal:
Menjaga shalat dengan khusyu dan penuh tadabbur, serta memperbanyak shalat
sunnah
Memperbanyak doa kepada Allah:
yaa muqallibal quluub, tsabbit qalbii alaa diinik, yaa mushorrifal quluub, shorrif
qalbii ilaa thooatik wa thooati rosuulik
(wahai Dzat yang membolak-balik hati, kokohkan hatiku untuk menjalani agamaMu, wahai Dzat yang mencondongkan hati, condongkanlah hatiku untuk
menaati-Mu dan Rasul-Mu)
karena ketika doa ini sudah dibiasakan dan anda merendahkan diri anda di
hadapan Allah, maka Allah akan mencondongkan hati anda dalam keistiqomahan
menjalankan agama-Nya, sebagaimana firman Allah Taala:
Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian.
Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih (QS. Yusuf:
24)
Menjauhkan diri dari hal-hal yang mengingatkan anda pada sang pacar, baik itu
tempat, surat, mendengarkan suaranya, atau hal-hal lain yang mengembalikan
memori anda sehingga rasa itu timbul kembali. Menjauhkan diri dari itu semua
adalah dengan mengacuhkan semua itu, dan semakin sedikit hal-hal yang
diingat dari sang pacar maka semakin sedikit pengaruh al isyq di hati.
Memperbanyak tilawah Al Quran dan berdzikir. Juga memperbanyak tadabbur
dan tafakkur. Karena jika hati disibukkan untuk mencintai Allah dan mengingat
Allah, ia akan teralihkan cinta kepada makhluk dan dari bergantungnya hati
kepada makhluk.
Lebih banyak memperhatikan keadaan dunia dan keadaan di akhirat kelak, dan
apa-apa yang Allah persiapkan untuk orang yang bersabar. Yaitu para penduduk
surga dan nikmat-nikmat yang mereka dapatkan. Dengan memikirkan hal ini
seorang hamba akan zuhud terhadap dunia dan ia akan menyadari bahwa halhal duniawi itu akan hilang dan berlalu tidak sebagaimana perkara akhirat. Maka
tidak layak kita menyandarkan jiwa dan menggantungkan hati kepada hal-hal
duniawi yang akan sirna itu.
Saya nasehatkan kepada anda untuk bersungguh-sungguh mencari istri yang
shalihah
dalam
beragama,
cantik
rupanya,
bagus
akhlaknya.
Jika
anda
muslim.or.id
menyadur
dari
http://www.saaid.net/Doat/binbulihed/f/072.htm
kepada Allah Taala, (7) dan orang yang bersedekah dengan sedekah kemudian
ia merahasiakannya hingga
tangan
kirinya tidak
mengetahui
apa yang
saudara
tanpa
memperdulikan
persaudaraan,
dan
lain
sebagainya, karena orang yang tidak takut Allah Ta ala itu tidak takut
kepada selain Allah dalam kondisi apa pun.
4. Ia berpegang teguh kepada Al-Quran dan As-Sunnah, jauh dari khurafat,
dan bidah, sebab akibat buruk pelaku bidah itu menimpa temannya, dan
karena pelaku bidah dan penurut hawa nafsu itu harus ditinggalkan dan
diembargo, maka bagaimana mungkin menjadikan keduanya sebagai
saudara, atau sahabat karib? Salah seorang dan orang-orang shalih
menasihati anaknya untuk menyeleksi teman-temannya, "Anakku, jika
engkau ingin bergaul dengan orang-orang, maka bergaullah dengan orang
yang jika engkau mengabdi kepadanya maka ia melindungimu, jika
engkau bergaul dengannya maka ia menghiasimu, dan jika perbekalanmu
dan
jika
ia
melihat
kesalahan
padamu
maka
ia
denganmu
karena
Allah,
tahukah
engkau
apa
hak
yang
bersaudara
harus membantu
ingin
duduk,
saudaranya berbicara.
3. Menjaga lisan dengan
dan
tidak
mendengarkan
membeberkan
dengan
aib
senius
saudaranya
jika
baik
dan
tidak
berusaha
mengetahui
rahasia-rahasia
diri
dengan
nama
yang
paling
dan
ia
lisannya
sukai,
dengan
menyebutkan
dengannya,
tidak
menasihati
berjam-jam
hingga
nama
baiknya.
Imam
Syafii
Rahimahullah
berkata,
dengan
saudaranya
baik,
dan
dengan
menghiasinya.
terang-terangan,
Dan
barangsiapa
sungguh
ia
telah
bertahan
dengannya,
berbuat maksiat,
atau
tetap
ia boleh
mempertahankan
memutus persaudaraan
persaudaraan
dengannya
perjanjiannya,
karena
memutus
ukhuwwah
itu
tidak
boleh
mengkondisikan
saudaranya
menyuruh
dirinya
dirinya,
anak-anak
kandungnya, dan apa saja yang terkait dengannya, sebab seseorang tidak
berbeda dengan saudaranya karena persaudaran telah menyatukan
keduanya. Oleb karena itu, ia harus mendoakan saudaranya baik dalam
keadaan hidup, atau mati, atau tidak ada di tempat, atau berada di
tempat. Rasulullah saw. bersabda,
"Jika seseorang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuannya, maka
malaikat berkata, Engkau juga mendapatkannya." (Diriwayatkan Muslim).
Salah seorang dari orang-orang shalih berkata, "Mana perumpamaan
seorang saudara yang shalih? Jika salah satu keluarga seseorang
meninggal dunia, maka keluarganya pasti membagi-bagi warisannya, dan
mereka menikmati harta peninggalannya. Sedang saudaranya yang shalih,
kepadanya,
mendoakannya
di
kegelapan
malam,
dan