Ilmu adalah kunci segala kebaikan dan pengetahuan. Ilmu merupakan sarana
untuk menjalankan apa yang Alloh perintahkan pada kita. Tak sempurna keimanan
dan tak sempurna pula amal kecuali dengan ilmu. Dengan ilmu, Allah disembah,
dengan ilmu, hak Allah ditunaikan, dan dengan ilmu pula, agama-Nya disebarkan.
Hal ini membuat kebutuhan pada ilmu lebih besar dibandingkan kebutuhan
pada makanan dan minuman, sebab keberlangsungan agama dan dunia
bergantung pada ilmu. Manusia lebih memerlukan ilmu daripada makanan dan
minuman. Karena makanan dan minuman hanya dibutuhkan dua atau tiga kali
sehari, sedangkan ilmu diperlukan di setiap waktu.
Sebagian di antara kita mungkin menganggap bahwa hukum menuntut ilmu
agama sekadar sunnah, yang artinya mendapat pahala bagi yang melakukannya
dan tidak berdosa bagi siapa saja yang meninggalkannya.
Padahal, terdapat beberapa kondisi di mana hukum menuntut ilmu agama
adalah wajib atas setiap Muslim (fardhu ‘ain) sehingga berdosalah setiap orang
yang meninggalkannya.
Kewajiban menuntut ilmu agama sebagaimana sabda Rasulullah SAW bersabda
dalam hadist shohih yang berbunyi :
ٍ يرفَ ِع اهلل الَّ ِذيْن َأم ُنوا ِم ْن ُكم و الَّ ِذيْن اُوتُوا ال ِْعلْم َدرج
ات ََ َ ْ َ َْ َْ َ ُ َْ
Artinya:
Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat..." (QS. Al-Mujadilah (58): 11)
Dan Allah berfirman:
آء مل
َ ْع
ل ا ه ِ ِإنَّما ي ْخ َشى اهلل ِمن ِعب
ِ اد
ُ َُ َ ْ َ َ َ
Artinya:
"Dan demikian pula di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa, dan
hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya dan jenisnya. Di
antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya hanyalah para ulama. Sungguh,
Allah Maha Perkasa, Maha Pengampun."