Anda di halaman 1dari 6

10 Keutamaan Mencari Ilmu

MENCARI ilmu merupakan kewajiban setiap manusia. Tanpa ilmu kita tidak bisa menjalani
hidup ini dengan baik. Orang yang tidak memiliki ilmu biasanya akan di manfaatkan oleh
orang lain. Bahkan, orang yang tak berilmu itu akan dibodohi oleh orang lain. Oleh karena
itu, kita sebagai manusia yang diberi akal dan pikiran carilah ilmu demi kelangsungan hidup
yang lebih baik.

Ilmu memiliki banyak keutamaan, diantaranya:

1. Ilmu adalah amalan yang tidak terputus pahalanya sebagaimana dalam hadits: jika
manusia meninggal maka terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara: shodaqoh jariahnya, ilmu
yang bermanfaat dan anak yang sholeh yang mendoakan kedua orang tuanya, (HR Bukhori
dan Muslim)

2. Menjadi saksi terhadap kebenaran sebagaimana dalam firman Allah SWT: (Allah
menyatakan bahwasanya tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali dia. Yang menegakkan
keadilan. para malaikat dan orang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu,). (QS. Ali
Imran 18)

3. Allah memerintahkan kepada nabinya Muhammad SAW untuk meminta ditambahkan ilmu
sebagaimana dalam firman Allah, ( dan katakanlah: Ya Rabb ku, tambahkanlah kepadaku
ilmu) (QS.Thahaa 114)

4. Allah mengangkat derajat orang yang berilmu. Sebagaimana firman Allah, ( Allah
mengangkat orang beriman dan memiliki ilmu diantara kalian beberapa derajat dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan). (QS. Mujadilah 11)

5. Orang berilmu adalah orang yang takut Allah SWT, sebagaimana dalam firmannya: (.
sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hambanya hanyalah orang-orangyang
berilmu). (QS. Fathir 25).

6. Ilmu adalah anugerah Allah yang sangat besar, sebagaimana firman-Nya: (Allah
menganugerahkan al-hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al-Quran dan As-Sunnah)
kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-
benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang
dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)). ( QS. Al-Baqarah 269)

7. Ilmu merupakan tanda kebaikan Allah kepada seseorang Barang siapa yang Allah
menghendaki kebaikan padanya, maka Allah akan membuat dia paham dalam agama, (HR
Bukhari dan Muslim).

8. Menuntut ilmu merupakan jalan menuju surga, Barang siapa yang menempuh suatu jalan
dalam rangka menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surge,
(HR Muslim)

9. Diperbolehkannya hasad kepada ahli ilmu,Tidak hasad kecuali dalam dua hal, yaitu
terhadap orang yang Allah beri harta dan ia menggunakannya dalam kebenaran dan orang
yang Allah beri hikmah lalu ia mengamalkannya dan mengajarkannya, (HR Bukhari )
10. Malaikat akan membentangkan sayap terhadap penuntut ilmu,Sesungguhnya para
malaikat benar-benar membentangkan sayapnya karena ridho atas apa yang dicarinya, (HR.
Ahmad dan Ibnu majah). [rika/islampos/sumber:daysabakugara]
Keutamaan Menuntut Ilmu
Alhamdulillah, segala puji hanyalah milik Allah. Shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurah untuk Nabi Muhammad, keluarganya, para sahabatnya serta orang-orang yang
mengikuti mereka dengan baik dan benar sampai hari kiamat kelak.

Saudariku muslimah, diantara perkara mulia yang hendaknya menjadi kesibukan kita adalah
menuntut ilmu. Orang yang memiliki ilmu akan dapat membedakan antara petunjuk dan
kesesatan, kebenaran dan kebatilan, sunnah dan bidah. Maka ilmu adalah perkara mulia yang
hendaknya menjadi perhatian setiap muslim, perkara yang harus diutamakan. Karena ilmu itu
lebih didahulukan dari perkataan dan perbuatan.

Al-Hafizh Ibnu Rajab al-Hanbali mengatakan, Ilmu yang bermanfaat adalah mempelajari al-
Quran dan sunnah serta memahami makna kandungan keduanya dengan pemahaman para
sahabat, tabiin dan tabi tabiin. Demikian juga dalam masalah hukum halal dan haram, zuhud
dan masalah hati, dan lain sebagainya. (Fadhlu Ilmi Khalaf, hlm. 26).

Keutamaan-keutamaan ilmu agama banyak sekali, diantaranya:

Ilmu adalah sebab kebaikan di dunia dan akhirat


Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya, Allah akan faqihkan ia dalam agama.
(Muttafaq alaihi).

Ilmu sebagai benteng dari syubhat dan fitnah


Karena dengan ilmu kita dapat menjaga diri dari berbagai syubhat (kerancuan pemikiran)
yang menyerang. Dengan ilmu juga kita dapat membantah argumen orang-orang yang ingin
merusak agama.

Ilmu adalah jalan menuju surga


Dengan ilmu kita bisa beribadah yang benar sehingga akan mengantarkan kita kepada surga
Allah Subhanahu wa Taala. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Barang siapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka akan Allah mudahkan
jalannya menuju surga. (HR. Muslim).

Oleh karenanya, marilah kita bersemangat untuk menuntut ilmu agama dengan segala sarana
yang dimudahkan Allah pada zaman sekarang, baik dengan belajar di pondok pesantren ahlus
sunnah, majlis talim, dan dauroh. Atau bisa juga melalui TV sunnah seperti Rodja TV, radio
sunnah seperti Radio Rodja, Radio Muslim Yogyakarta, atau membaca buku dan majalah
sunnah. Allahu alam.
Pentingnya Menuntut Ilmu

Ilmu merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan ini, setiap waktu manusia
membutuhkan ilmu untuk menjalani hidupnya, sebagaimana perkataan Imam Ahmad Bin Hambal
Manusia sangat berhajat pada ilmu lebih daripada hajat mereka pada makanan dan minuman,
karena manusia berhajat pada makanan dan minuman sehari sekali atau dua kali akan tetapi
manusia berhajat pada ilmu sebanyak bilangan nafasnya. Keutamaan ilmu sangatlah banyak,
bahkan Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam kitabnya Buah Ilmu menguraikan sampai 129 sisi
keutamaan ilmu, diantara keutamaan ilmu yaitu :

1. Setiap Muslim Wajib Menuntut Ilmu


Telah bersabda Rasulullah SAW Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim (HR. Ibnu Majah,
Baihaqi, dll) Hadits Shahih ini menjelaskan dengan tegas kewajiban menuntut ilmu bagi setiap
muslim yang telah baligh. Ilmu yang dimaksud disini ialah ilmu din (ilmu agama), ilmu-ilmu agama
yang wajib dituntut oleh setiap muslim yaitu ilmu aqidah, ibadah, pengetahuan tentang halal dan
haram, akhlak dan hal-hal yang berkaitan dengan apa saja yang dia kerjakan di dunia ini. Ilmu
inilah yang diminta oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dalam doanya.: Ya Allah, aku
memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, dan aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak
bermanfaat. (Diriwayatkan oleh Ibnu Majah No. 3843).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan: Risalah Nabi meliputi dua hal yaitu ilmu yang
bermanfaat dan amal shalih, sebagaimana terdapat dalam firman Allah: Dialah Allah yang telah
mengutus rasul-Nya (dengan membawa) al Huda (petunjuk) dan dienul haq (agama yang benar)
untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukainya (at
Taubah:33). Al Huda pada ayat di atas ialah ilmu yang bermanfaat sedangkan Dienul Haq ialah
amal shalih yang terdiri dari ikhlas karena Allah dan ittiba kepada Rasulullah. Dengan ilmu inilah
bakal tegak dienullah baik secara keyakinan, perkataan maupun perbuatan.
2. Menuntut Ilmu Merupakan Ibadah
Menuntut ilmu adalah ibadah, bahkan merupakan Ibadah yang paling agung dan paling utama,
sehingga Allah menjadikannya sebagai bagian dari jihad fisabilillah, sebagaimana firmanNya
dalam surat At Taubah 122. Rosulullah bersabda Barang siapa keluar dalam rangka thalabul ilmu
(mencari ilmu), maka dia berada dalam sabilillah hingga kembali. (HR. Tirmizi). Imam Ahmad
berkata : Ilmu itu sesuatu yang tiada bandingnya bagi orang yang niatnya benar. Bagaimanakah
benarnya niat itu wahai Abu Abdillah? tanya orang-orang kepada beliau. Maka beliau menjawab
yaitu berniat untuk menghilangkan kebodohan dari dirinya dan orang lain.
3. Ilmu Merupakan Syarat Sahnya Amal
Allah memerintahkan manusia agar mencari ilmu atau berilmu sebelum berkata dan beramal.
Firman Allah: Maka ketahuilah bahwa sesung-guhnya tidak ada Illah selain Allah, dan mohonlah
ampunan bagi dosamu serta bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah
mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu (QS.Muhammad:19). Sehubungan
dengan ini Allah memerintahkan Nabi-Nya dengan dua hal yaitu berilmu lalu beramal, atau berilmu
sebelum beramal. Hal ini dapat kita lihat dari susunan ayat diatas, yaitu : Maka ketahuilah bahwa
sesung-guhnya tidak ada ilah melainkan Allah Ayat ini menunjukkan perintah untuk berilmu.
Selanjutnya perintah ini diikuti perintah beramal, yaitu : Dan mohonlah ampunan bagi dosamu
. Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa urutan ilmu mendahului urutan amal. Ilmu merupakan
syarat keabsahan perkataan dan perbuatan.
Dalam ayat yang lain Allah berfirman : Dan janganlah engkau mengucapkan sesuatu yang engkau
tidak memiliki ilmu tentangnya. (Karena) sesungguhnya pendengaran dan penglihatan dan hati
(akal pikiran) semuanya itu akan ditanya (Al Israa : 36). Dalam tafsirnya Imam Syaukani
mengatakan Sesungguhnya ayat-ayat ini menunjukkan atas tidak bolehnya beramal dengan tanpa
ilmu. Dari sini dapat kita ambil kesimpulan bahwa Islam mewajibkan ilmu terlebih dahulu sebelum
berkata dan berbuat. Inilah pendidikan yang sangat tinggi dalam Islam yang mendasari segala
sesuatunya dengan ilmu.
Allah Subhanahu Wataala juga memerintahkan agar kita bertanya kepada ahli ilmu jika kita tidak
mengetahui, sebaimana firmanNya Tanyalah ahli ilmu jika memang kamu tidak tahu (An Nahl 43
dan Al Anbiyaa 7). Al Imam Ibnul Qoyyim di kitabnya miftahu daaris saaadah menafsirkan
ahludz dzikri dengan ahli ilmu. Dan dari ayat yang mulia ini Allah SWT mewajibkan dua golongan
manusia yaitu Ahli ilmu yang wajib bagi mereka menyebarkan ilmu dan tidak menyembunyikannya
serta orang-orang jahil (bodoh) yang wajib bagi mereka bertanya kepada ahli ilmu bukan kepada
orang-orang yang jahil (bodoh) juga. Sebagaimana sabda Rasulullah Sesungguhnya Allah tidak
mencabut ilmu dengan serta merta dari hamba-Nya, akan tetapi Dia mencabut ilmu dengan
dicabutnya nyawa para ulama, hingga manakala Dia tidak menyisakan satu orang alimpun (dalam
riwayat lain: Hingga manakala tidak tertinggal satu orang alim pun), manusia akan menjadikan
pemimpin-pemimpin dari orang-orang yang bodoh, maka tatkala mereka akan ditanya (tentang
masalah agama), lalu mereka akan ber-fatwa tanpa ilmu, akhirnya mereka sesat dan
menyesatkan. (HR Bukhari dalam al Ilmu 1/234 dan Muslim dalam al-Ilmu 16/223).
4. Ilmu merupakan ciri kebaikan seseorang
Dalam sebuah hadits dari Muawiyah Radhiyallahu anhu, Rosulullah bersabda : Barang siapa yang
Allah kehendaki padanya kebaikan, maka Allah akan pahamkan dia adalam (masalah) din (agama).
(Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Bukhari no.71 dan Muslim no. 1037). Hadits ini menunjukkan
tentang tanda-tanda Allah hendak memberikan kebaikan pada seorang hamba yaitu dengan
memberikan pemahaman dalam masalah agama. Hal itu karena dengan paham tentang masalah
agama, maka dirinya akan menyembah Allah dengan ilmu dan juga akan menyeru orang lain dengan
ilmu juga.
Dalam hadits lain Rasulullah bersabda : Yang terbaik di antara kalian adalah orang yang belajar
Al-Quran dan mengajarkannya (HR. Al-Bukhari no. 5027). Imam Ali berkata nilai seseorang
sesuai dengan apa yang dikuasainya. Imam Syafii mengatakan Apabila engkau menghendaki
dunia hendaklah dengan ilmu, apabila engkau menghendaki akhirat hendaklah dengan ilmu dan
apabila engkau menghendaki keduanya hendaklah dengan ilmu
5. Ilmu yang bermanfaat memiliki pahala yang sangat besar
Rasulullah bersabda : Apabila seorang manusia meninggal maka terputuslah pahala segala
amalannya kecuali dari tiga perkara ; yaitu sadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak
shalih yang mendoakannya [HR. Muslim no. 1631]. Dalam hadits lain Rasulullah bersabda :
Barangsiapa yang menyeru kepada petunjuk, maka ia akan mendapatkan pahala sebanyak pahala
orang yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikitpun dari pahala mereka. Barangsiapa yang
menyeru kepada kesesatan, maka ia akan menanggung dosa sebanyak dosa orang yang
mengikutinya itu tanpa mengurangi sedikitpun dari dosa mereka (HR. Muslim no. 2674)
6. Ilmu akan mengangkat derajat manusia
Allah Subhanahu Wataala berfirman : Allah mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di
antara kamu, sedangkan orang-orang yang diberi ilmu (Allah angkat) beberepa derajat (Al
Mujaadilah 11). Dalam ayat lain Allah berfirman : Katakanlah!apakah sama orang yang mengetahui
dengan orang yang tidak mengetahui (Az Zumar: 9).
7. Ilmu akan memudahkan seseorang masuk surga
Rosulullah bersabda :Barang siap menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah mudahkan
baginya jalan menuju surga. (HR Muslim). Imam Al Bukhari dalam Kitab Shahihnya no. 6412
meriwayatkan bahwa Rosulallah bersabda : Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu,
maka Allah memasukkan orang tersebut pada salah satu jalan menuju surga. Sesungguhnya
malaikat mengatupkan sayapanya karena ridha kepada seluruh penuntut ilmu. Penghuni langit dan
bumi, sampai ikan sekalipun yang ada di dalam air memohonkan ampun untuk seorang alim.
Keutamaan seorang alim dibandingkan seorang ahli ibadah seperti keutamaan cahaya bulan
purnama dibandingkan cahaya bintang-bintang. Para ulama adalah pewaris para nabi, namun
mereka tidak mewariskan dinar maupun dirham. Mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa
yang mengambil ilmu tersebut sungguh ia telah mendapatkan bagian yang banyak dari warisan
tersebut
8. Ilmu akan menghidupkan hati
Ibnu Qoyim mengatakan bahwa sesungguhnya hati itu terancam mendapatkan dua penyakit yaitu
syubhat dan syahwat, jika hati itu menjangkitinya maka hati mati karenanya. Semua penyakit ini
penyebabnya adalah kebodohan dan obatnya adalah ilmu. Di dalam Al Muwaththo karya Imam
Malik disebutkan bahwa Lukman berkata kepada anaknya:Wahai anakku duduklah kamu bersama
para ulama dan dekatilah mereka dengan kedua lututmu (bergaul dengan mereka). Maka
sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta ala menghidupkan hati-hati yang mati dengan cahaya
hikmah sebagaimana menghidupkan (menyuburkan) bumi dengan hujan yang deras (Kitab Al llmu
Fadluhu wa Syarfuhu hal 228)
Oleh karena itu kebutuhan hati manusia terhadap cahaya ilmu merupakan kebutuhan yang
mendesak. Sebagaimana kebutuhan bumi terhadap turunnya hujan tatkala terjadi kekeringan dan
paceklik. Maka ilmu merupakan mutiara yang sangat berharga bagi setiap muslim. Karena dengan
ilmu jiwa jiwa manusia akan hidup dan sebaliknya jiwa-jiwa mereka akan mati apabila tidak
dibekali dengan ilmu.
Sebagian orang-orang yang arif berkata Bukankah orang yang sakit akan mati tatkala tercegah
dari makanan , minuman dan obat-obatan? maka dijawab Tentu saja, Mereka mengatakan
Demikian pula halnya dengan hati jika terhalang dari ilmu dan hikmah maka akan mati.
Maka tepat jika dikatakan bahwa ilmu merupakan makanan dan minuman hati, serta penyembuh
jiwa. karena kehidupan hati bersandar kepada ilmu. Maka apabila ilmu telah sirna dari hati
seseorang berarti hakekatnya dia telah mati. Akan tetapi dia tidak merasakan kematian
tersebut. Orang yang hatinya telah mati ibarat seorang pemabuk yang hilang akalnya (disebabkan
maksiat yang dia lakukan ) (Kitab Al Ilmu Fadluhu wa Syarfuhu hal 144-145).
Sumber :

Anda mungkin juga menyukai